SISTEM IMUN
NON SPESIFIK
d r. M u k h l i s u l A m a l
1
Click to edit Master title style
4 4
Click to edit Master title style
Komponen-komponen sistem
imun non-spesilik terdiri atas :
• A. Pertahanan fisis dan
mekanis.
• B. Pertahanan biokimia.
• C. Pertahanan humoral.
• D. Pertahanan selular.
5 5
Click
A. to edit
Pertahanan Master
Fisis title style
dan Mekanis
• Kulit, selaput lendir, silia saluran nafas,
batuk, dan bersin dapat mencegah
berbagai kuman patogen masuk ke dalam
tubuh.
• Kulit merupakan barier pertahanan yang
tidak bisa di tembus karena terdapat
keratinosit dan lapisan epidermis kulit
sehat dan epitel mukosa yang utuh
sehingga tidak dapat ditembus oleh
kebanyakan mikroba yang akan
menginfeksi tubuh
• Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar
dan selaput lendir yang rusak oleh karena
asap rokok akan meningkatkan risiko 6 6
infeksi.
Click to edit Master title style
9 9
Click to edit Master
C. Pertahanan title style
Humoral
1. Komplemen
• Komplemen mengaktifkan
fagosit dan membantu
destruksi bakteri dan parasit
dengan jalan opsonisasi.
• Kejadian-kejadian tersebut
adalah fungsi sistem imun
nonspesitik, tetapi dapat
pula terjadi atas pengaruh
respons imun spesifik.
1010
Click
pertahananto
Langkah-langkah
edit
tubuh Master
humoral titlebeberapa
nonspesifik melalui styleproses
1. Opsonisasi 2. Chemotaxis
• opsonisasi sel-sel bakteri terjadi apabila • Chemotaxis adalah proses daya tarik dan
seluruh sistem komplemen teraktivasi pergerakan makrofag menuju ke sinyal
yang akan meningkatkan permiabilitas kimia.
pembuluh darah.
• Chemotaxis menggunakan sitokin dan
• Opsonisasi adalah proses di mana partikel kemokin untuk menarik makrofag dan
asing yang berasal dari luar tubuh ditandai neutrofil ke lokasi infeksi, memastikan
untuk dilakukan pemusnahan dengan cara bahwa patogen di daerah itu akan
fagositosis. dihancurkan.
• Semua jalur dalam tubuh membutuhkan
• Dengan membawa sel-sel kekebalan ke
antigen untuk memberi sinyal bahwa ada
ancaman yang terdeteksi. suatu daerah dengan patogen yang
diidentifikasi, maka akan memudahkan
• Opsonisasi menandai sel yang terinfeksi sistem imun mengenali patogen sehingga
dan mengidentifikasi patogen yang meningkatkan kemungkinan bahwa
bersirkulasi yang mengekspresikan ancaman akan dihancurkan dan infeksi
antigen yang sama. akan diobati.
1111
Click to edit Master title style
3. Sel Lisis
• Setelah makrofag tertarik di lokasi inflamasi maka makrofag akan
mengalami lisis.
• Lisis adalah pemecahan atau penghancuran membran sel.
• Protein dari sistem komplemen menusuk selaput sel asing,
sehingga menghancurkan integritas patogen.
• Menghancurkan membran sel asing atau patogen, melemahkan
kemampuan mereka untuk berkembang biak, dan membantu
menghentikan penyebaran infeksi.
1212
Click to edit Master title style
2. interferon
• Interferon adalah suatu glikoprotein Sel jaringan
neoplasma.
Click to edit Master title style
3. C-Reectlve’Proteln
(CRP)
• CRP dibentuk tubuh pada
keadaan infeksi.
Perannya ialah sebagai
opsonin dan dapat
mengaktifkan
komplemen.
1414
Click to edit Master
D. Pertahanan Selulartitle style
Fagosit/makrofag dan sel NK berperan datam sistem
imun non-spesifik selular.
1. Fagosit
• Fagosit beredar di seluruh tubuh, mencari potensi
ancaman seperti bakteri dan virus yang berada dalam
tubuh untuk dimakan dan lalu dihancurkan. Fagosit
dapat dianganggap sebagai penjaga keamanan yang
sedang berpatroli di seluruh tubuh.
• Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan
fagositosis, sel utama yang berperan pada
pertahanan non-spesifik adalah sel mononuklear
(monosit [darah] dan makrofag [jaringan]) serta sel
polimorfonuklear seperti neutrofil, eusinofil, basofil
dan cell mast (di jaringan).
• Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman akan
dapat mencegah timbulnya penyakit. Proses
fagositosis terjadi dalam beberapa tingkat sebagai
berikut: kemotaksis, menangkap, membunuh, dan 1515
mencerna.
Click to edit Master title style
To Be Continue on
Saturday
1717