Anda di halaman 1dari 28
PABRIK Sai) INDUSTRI STRATEGIS : SWDAH SAMPAIL TAHAPAN MANA ? . > Na i ee ee GELOMBANG KEJUT ili EPUB PEMBAKARAN SAMPAH eo eta alate Se Saker) WW ay ma Ue NO: 17 TAHUN 1 — TeKn0logi wanes 1se8 x 35 76 4 TEKNOKESEHATAN : Menembak Batu Ginjel dengan Gelombang Kejut 11 SEMINAR: Masih Banyak Yang Harus Ditata 15 PETROKIMIA : Liku-liku Ammonium Sulfat (2A) 19 KOMUNIKASI_; Visiophone 20 ELEKTRONIKA : Difusi Boron guna Pembuatan Base Transistor 23 INFORMATIKA : Metodologi Proses Belajar pada Artificial Intelligence 28 TEKNOPENGOLAHAN : Pembuatan Poliester dan Aplikasinya 30 ENERGI : Pembakaran Sampah sebagai Sumber Energi 35 LAPUT : Industri Strategis Sudah Sampai Tahap Mana ? 40 DINAMIT : Fungsi Bahan Peledak pada Industri : Pabrik Senjata Masa Kini 49 TEKNOPERTANIAN : Reaksi Pupuk Urea di Tanah Bergambut 59 REKAYASA : Pabrik Serba Bisa (Flexible Manufacturing System) 66 ASTRONOMI : Gerhana Matahari Total dan Korona 67 ANTARIKSA : Menambang Bahan Superkonduktor di Bulan 9 ULAS EDITORIAL : Tak Boleh Lumpuh dan Tak Boleh Dilumpuhkan 10 KONTAK PEMBACA : PLTM dan KKN, Informasi OTEC, Senjata FNC 34 TEKSIKLOPEDIA * Bahan Peledak 73 KAJIAN TEKNOLOGI . Alat Pengolahan Air Minum 76 SUNTINGAN : Memburu Penjahat dengan Leoih Mudah 45 TEKNOMILITER 55 Pembangunan Jaringan Digital Pelayanan Terpadu 56 Unsur Kalsium Plus Mengabalkan Penguapan pada Aki 58 Pameran Hannover ’88 62 Cat Pesawat Terbang Buatan Indonesia Cover depan: Proses Pembuatan Baja Kawa di Krakatau Steel. Cilegon, Jawa Barat —————————— ‘Seat Reda Sis chonom dunia aval abun 1988 mash ela ug menuakkan Janda-anda memboik.Keadnan drab air pun mash mempeibatnkan. Upaya mena eboxanerobosan baru gura mesa agrpereonomia pat tp aan menyonasont ‘9 nga Iodas nani, fru iakokan, Unt ite damping dprukan ikem bea eb rotund ane raphan dapat men ulang punggng sistem peindsean ana a. ‘rates ang ade, mampu menoutung opiye menylapean kon igellaedas pa Be bagi pendapas din anggpan d rang, dlenghap dengan geben pel beberaps Indust sete a puta dake Sauna na Bere ake tntang penance Yate gna ipa arpa shar spat menambaintormas bal pesca. Serena eran sien an, ‘lel peodukeng staspun bebas tap damian dalam ei, ‘Mar Kt songsany masa epan. Yang cereh dengan kerja kas aur dapat apa tujuan ber- ‘ama, mayoral maken dan sabre yang mera, Semon, TEKNOLOG! MARET 1988 3 Penssehat Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie Dr. Ir. Suyono Sosrodarsono, Ir. Hartarto Ir. Hasjrul Harahap Pemimpin Umum Dr. Ir. GM. Tampubolon Pemimpin Usaha ir, Elfiwadri Chaidir Pemimpin Redaksi Prof. Wiranto Arismunandar Redaktur Pelaksane Drs. Kunto Wibisono ‘Amat Midjan BSc, Ir, Ismu Wahyono Stal Redalesi Drs. Cholik Wahab Drs. Susetyo Mulyodrorio Ir, Prasetyo Sunaryo Dis. Rosyid Haryadi Tatarupa Dra, Kharmasiswani R. Hadinoto Hustrator Eki Thadan Tata Usaha Drs, A. Tamudii Tidan Dra. Zulmi Savitry Dra, Ragil Suripti Sirk Bambang Setyo Sjachlani ‘Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan 31. Majapahit No. 28/1, ‘Telepon 357473, 357481, 252157 PO Box 2673/JKT Telex 45802 TINEL - 1A Jakarta Pusat, Indonesia Rekening Bank No. 015010 - 09239, Bank Bumi Daya, Cabang Duta Merlin Jalan Gajah Mada 3 Jakarta Pusat sruPP ‘No. 170/SK/MENPEN/SIUPP/D.1/1986 Tanggal 3 Mei 1986 Diterbickan oleh PT. Dharma Yasamas Teknindo Dicetak ofeh PT. Saksama Inne tanesungnwab pret Redaksi menerina sumbangan tulstn dalam bentok fikel Stay features clenghapt | f.0 nang TelnologRedalsi bertak menyunting anne rrerobah ari, Bagi nastah gone dimoat akan dite ‘nolan cea Hetentuan yang Beab Naskah yang ‘idakcimust” hanya kemblan apabie diseaat rang untuk Daya pegemtalansecubuorya Tak Boleh Lumpuh dan Tak Boleh Dilumpuhkan Kriteria pengelompokan in- dustri strategis tak terlepas dari rujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Tetapi bagai- manapun, kelompok ini ha- ruslah mencerminkan keku- atan, ketegaran, dan kedi- namisan. Selain itu, ia tak boleh lumpuh dan tak boleh dilumpuhkan. Dalam keada- an kritispun harus tetap di- milikinya potensi untuk ber- kembang, baik secara bersa- ma-sama ataupun sendiri- sendiri. Kondisi dan sikap |____ ini merupakan syarat utama Bees yang harus ada pada setiap unsur industri yang bersang- LAZ» BAHAN PELEDAK INDUSTRI, industrial explosive Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang digun: kan untuk kepentingan pembangunan dan proses produksi : dan bersifat komersil. Sebagai contoh, untuk kegietan per- ‘tambangan dipergunakan bahan peledak dengan campuran. amonium nitrat 37%, kalium nitrat 34%, dan nitro benzena 29%. BAHAN PELEDAK MILITER, military explosive ~ Bahan peledak militer adalah jenis bahan peledak yang dipergunakan untuk kepentingan militer dalam rangka per- f tahanan dan keamanan, sebagai contoh : bom, ranjau, mor- tir, dan lain-tain. z DETONATOR, detonator ‘Adalah suatu alat atau perlengkapan yang digunakan untuk meledakkan bahan peledak. a KECEPATAN RAMBAT LEDAKAN, velocity of detonation Kecepatan rambat ledakan adalah kecepatan perambatan gelombang ledakan melalui suatu kolom bahan peledak. Tk aro Kecepetay eta etan math basa oy 7 hancur bahen peledak tereebut, sehingge cocok untuk memecahkan logam, batu-batu keras, dan lain- SUMBU LEDAK, detonating fuse A ‘Adalah sumbu yang terdiri dari isian PETN yang dibungkus 3 dengan bahan-bahan tekstil dan behan-bahan tahan air dengan membentuk silinder panjang. Sumbu ledak mem- 3 punyai kecepatan ledakan antara 6000 - 7000 in/detik. t g a RADAR, radio detection and ranging Radar, adalah suatu pesawat atau peralatan untuk menen- ‘tuken adanya benda, jarak, kecepatan, dan arah yang ditem- puh benda serta kedudukannya terhadap pengamat, dengan ‘gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dan diterima kembali setelah memantulkan. | a 34 TEKNOLOGI MARET 1988 LAPURAN UTAMA i Indonesia saat ini terdapat 6 industri strategis, ditambah dengan Perusahaan- Perusahaan Milik Negara yang dengan Kepres (keputusan presiden) ditetapkan sebagai industri yang bersifat strategis. Kedelapan industri strategis tersebut, adalah : PT. Industri Kereta Api (INKA), PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INT), PT. Krakatau Steel, PT. Nurtanio (sekarang IPTN = Industri Pesawat Terbang Nusantara), PT. PAL Indonesia, PT. Pindad, yang semuanya berbentuk sebagai perusahaan perseroan, kemudian Perusahaan Umum (Perum) DAHANA, dan Unit Produksi pada LEN = Lembaga Elektroteknika Nasional - (LIPI). TARNOR>! maret 1988 35 Di IPTN, helikopter NBEL-412 ini direncana- kan dapat. dilengkapi dengan sistem persenja- tan: roket,_mitraiur (atas bawah) 1% TEKNOLOGI MARET 1988 Dilihat dari sudut sistem industri, maka mereka berasal dari industri penerbangan, in- dustri maritim dan perkagalan, industri transpor- tasi darat, industri telekomunikasi, industri cenergi, industri rekayasa & rancang bangun, in- ddustri alat & mesin pertanian, serta industri per tahanan, Kepada kedelapan industri inilah Pemerintah dan bangsa Indonesia mempercar ‘akan proses terjadinya transformasi industri dan teknologi yang strategis melalui empat tahapan, Pertama, merupakan tahapan penggunaan teknologi yang sudah ada untuk proses nilai ta bah dalam rangka prodtksi barang yang telah ada di pasaran. Kedva, merupakan tahapan in- tegrasi teknologi yang ada ke dalam rancangan dan produksi barang-barang baru. Dalam tahap- ‘an ini juga dikembangkan penguasaan dan keahilian dalam teknik perancangan, khususrya dalam melakukan integresi serta optimasi kon ponen ke dalam sistem baru. Ketiga, merupakan tahapan pengembangan teknologi. Disini dibu ‘tuhkan adanya pemikir pengembangan teknolog! Jdan penciptaan teknologi baru, Sedangkan tahap. keempat adalah program penelitian dan pe ngembangan ilmu-ilmu dasar. Indonesia dalam Rencana Pembangunan Lima Tahunannya menuju pada masyarakat in- dustri. Sedangkan munculnya istlah “strategis” itu sendiri pada sebagian dari industri-industri di Indonesia, sebenarnya, lebih banyak dilihat dori segi politis. Semua industri yang tercantum, sebagai industri strategis di atas, sekarang mengorientasikan sebagian besar kegiatan pro- duksinya untuk keperiuan komersial. Tetapi mereka juga tercatat sebagai industi pendukung kepentingan Hankam (pertahanan dan kea- manan) Secara persentase, maka perbandingan an- tera produksi komersial dan Hankam = 80 : 20. Diartikan sebagai industri strategis dimaksudkan, ‘ronakala situasi negara dalam keadaan darurat sehingga kebutuhan untuk pertahanan dan ke- amanan harus diutamakan, maka perbandingan di atas harus bisa di switch menjadi 20 : 80, dan ni pun pelaksanaannya harus secara cepat. Pada saatnya, itupun seandainya muncul, nisi hankam harus diutamakan. Sekarang, dengan dijadikannya sebagai persero, antara lain dinaksudkan agar operasi komersial mereka bisa lebih leluasa, Sasaran pasar produksi industri striegis, masih disesuaikan dengan pelaksanaan proses pembangunan nasional, yaitu dengan masih mengutamakan pasaran dalam negeri Salsh satu industri strategis di Indonesia adalah IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara). Sekarang, antara 70-80 persen.produksinya adiah komersial, sedangkan selebihnya untuk kepentingan hankam, Hl pivist sistem SENJATA IPTN Di IPTN terdapat divisi sistem senjata yang secara khusts memproduksi peralatan persen- jatoan seperti : roket 2,75 inci yang digunakan oleh Angkatan Udara (AURN, dan torpedo un- tuk Angkatan Laut. Kedua peralatan ini sudah lara menjadi peralatan standar kedua angkatan kita. IPTN sekarang juga mempunyai proyek urs {uk memproduksi helikopter tipe Bell-412 yang akan dilengkapi dengan sistem persenjataan Yang terdiri dar: roket, mitraliur (yang ini masih Me & dalam proses studi). Harapannya, hasil proyek ini dapat diakui(sertifec) oleh Hankam. Pesawat terbang produuksi IPTN lainnya, misalnya : Super Puma, yang sekarang juga dilengkapi dengan CN 235 dalam rencana untuk dapat ditengkapi dengan exocet. Peralitan senapan serbu FNC dan pengujian rmekanik kering senjata FNC yang dilakukan di Pinded. TE(NOLOG! MARET 1988 37 Pembuatan kapal di PT. PAL Indonesia (atas) Damotin dengan ukuran antara 22 mm sid 85 ‘mm, dan berat antara 125 sid 2000 g1 tengah) 4.0%) Shaped Charges 12.0%) Blasting Agent 1.0%) NG Based Explosives (6.0%) Geos (2.0%1 Domatin 4.0%) Penggunaan Bahan Pele- dak di Indonesia Tahun- soho menuratjenisnya) _Peralatan persenjataan, seperti: peluru kendali exocet. Industri lain_yang. termasuk kebutuhan Angkatan Bersenjata (ABRI), adalah industri bahan peledak yang di indonesia dilakukan oleh Dahana. Perusahaan ini didirikan, pada tahun 1966 dengan menggunakan mesin-mesin dari 38 TEXNOLOG! MARET 1988 Itali, Produksi bahan peledak di Dahana, sam. pai sekarang masih 100 persen untuk keperluan industri (komersial), hanya kadang-kadang se- dikit untuk kepentingan Hankam dalam program latihan. Untuk industri batubara (coal mining) dan perforasi pada operasi perminyakan, yang kedua-duanya membutuhkan bahan_peledak khusus, sampai sekarang masih impor. Meskipun ddemikian, teknologi penggunaan bahan peledak telah semuanya dikuasai oleh Dahana. Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia me- miliki pabrik bahan peledak, demikian juga Philipina bahkan memiliki dua buah pabrik. Pabrik dinamit yang bahan bakunya masih men- datangkan dari luar neger ini, kadang mendapat kesulitan dalam“ mendapatkan bahan_baku, Masalahnya, pabrik ini tidak bisa disamakan. dengan pabrik lainnya seperti: pupuk atau semen. Di pabrik bahan peledak (Dahanal, sebagaimana layaknya pabrik dinamit tidak ter- dapat produksi massal dan melakukan penyimm panan (stock) untuk jangka waktu lama. Dengan perkataan lain, apabila industr-induste terten- tu membutuhkan atau terdapat pesanan maka akan menghubungi perjual bahan baku. Industri-industri yang statusnya sebagai penunjang angkatan bersenjata di Indonesia harus dibedakan dengan mereka yang ada di negara-negara Eropa, misalnya, dan Amerika Serikat. Karena, konsumen utama produksi dustri tersebut di Indonesia bukan angkatan bersenjata, yang satu di antaranya karena ketet= batasan dana. Dari alasan tersebut, unekap Ir. Harsono Djuned Pusponegoro, direktur teknologi di IPTN, maka Nurtanio (nama lama IPTN), Pal dan Pindad kemudian dijadikan se bbagai perusahaan perse’o yang mempunyai tus juan profit. MM biversirixasi D1 PINDAD Di Pindad, yang dulunya secara khusus emproduksi perlengkapan kebutuhan angkatan darat, sekarang telah melakukan penganeka- aman produksi dengan persentase sama dengan di atas: 80 persen untuk produksi komersial, 20 persen keperluan hankam. lam rangka penganekaragaman, di antaranya juga diproduksi: generator listrik, vacuurn ci. it breaker, machine tool, rail fastening, air rake, wood gasifier, dan sebagainya. Proses nganekaragaman produksi ini selalu didasar- pada konsepsi keterkaitan produks non militer yang menunjang bidang milter. Untuk industri maritim dan perkapalan, kita punya PT. PAL Indonesia yang memproduksi disamping kapal perang, juga kapal-kapal niaga, tanker, cargo vessel. Lebih dari itu, jasa pe- meliharaan serta engineering umum juga sudah mampu dikuasainya, Pada tahun 1962, pabrik kapal (PAU ini masih berada di bawah naungan TNI Angkatan Laut, sampai pada tahun 1980 ka menjadi PT. PAL indonesia, kemudian menjadi pusat industri kelautan, pembangunan ana dan peralatan produksi, pendidikan tenaga terampil, pengelolaan produksi, serta penyiapan program dan pelaksanaan produks Kegiatannya sekarang menjadi pusat pro: duksi, perbaikan dan pemeliharaan industri perkapalan yang menunjang pertahanan dan keamanan nasional, dan juga sebagai pusat in. dustri yang menunjang industri kelautan nasio- nal, disamping sebagai pusat penelitian dan engembangan industri kelautan nasional itu sendiri. Melihat proses perkembangannya, brik ini-pertama melakukan produksi dengan desain lisensi, yang dilanjutkan dengan desain lisensi dan desain modifikasi. Berikutnya adalah produksi dengan desain sendiri untuk, produk- produk yang sudah ada, hingga akhimnya pada sasaran untuk memproduksi dengan desain sen- diri untuk produk-produk yang belum pemah ada. MD saya. Industri strategis lain yang produksinya bisa dijadikan supply untuk industri strategis atau in dustii lainnya adalah PT. Krakatau Steel yang merupakan satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia, Di atas tanah 3.000 hektar di Cilegon Jawa Barat, Krakatau Steel telah mampu me lengkapi dirinya dengan prasarana seperti pelabuhan, pembangkit listrik, penjernihan air, telekomunikasi, pemukiman, dan sebagainya Krakatau Steel kini telah mampu mengekspor sebagian produknya ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Cina, Timur Tengah, Jan India, serta negare-negara lainnya. Meskipun demikian, Indonesia juga masih impor produk. produk tertentu baja dari negara lain Proses pembuatan ba- tang kawat di Krakatau Steel, Cilegon. (atas) Pembuatan gerbong ke- reta api di PT. INKA, Madiun, belum geluruty nya bisa_menggunakan baja dari dalam negeri, rmeskipun salah satu in- dustr' strategis kita ter dapat pabrik baja. (bawah) (Bersambung ke hal 44) TECNOLOG! MARET 1988 39 FUNGSI DINAMIT BAHAN PELEDAK PADA INDUSTRI ie {ambangan umum seperti: batusara, emas, nikel, nggunaan bahan peledak akhir-akhir ini meng lami peningkatan, misalnya pada industri per batw eranit, batu kapur yang digunakan untuk bahan baku pabrik semien, marmer, timah, dan sebagainya, Untuk pro- yek prasarana juga menggunakan bahen peledak untuk mempereepat pelaksqnaannya, seperti dalam pembuatan jalan raya, waduk, dam, terowongan, demolisi, dan lain-lain, Untuk operasi perminyakan, semenjak tahapan pen- carian sumur baru (seismic prospecting}, pemboran, log- ging, sampai perforasi hingga pemetaan dan pengawasan reservoir, peranan bahan peledak seismic dan shaped charges sangat menonjol. Sedangkan untuk menentukan Keberhasilan operasi diperlukan pengetshuan khusus me- ngenai teknologi bahan peledak yang meliputi sifat-sifat ‘umum, penggunaan serta teknik peledaken. Lebih dari itu, faktor keamanan serta pengawasan lalv lintas bahan pe- Jedak membutubkan penanganan serius Industri bahan peledak telah dimulai dengan ditemu- kan dan dikembangkannya black powder (campuran KNO3, karbon, dan belerang) pada abad XIII, Dalam perkembangannya black powder kemudian ditinggalkan karena adanya beberapa kelemahan : mudah meledak jika terkena api, gesekan, benturan, dan mudah rusak karena kelembaban. Pengembangan bfack powder terhenti sete- ah dijadikan sumbu api (safety fuse) pada tahun 1831 oleh William Bickford. Tahun 1846 telah ditemukan Nétro- glycerine = C,H, (NO,), dan Nitrocellulose = C,H, (NO)),0, oleh Prof Ascanio Sobrero dari University of, Turine (Italia), dan Prof Christian Frederich Schoenbein dari University of Basle, Swiss. Hingga talnun 1867, kedua senyawa di atas belum dikembangkan Alfred Nobel kemudian berhasil nengabsorbsikan Nitroglycerine yang sangat peka ke dalam Kieselguhr (Diatomaceous earth) dengan komposisi: Nitroglycerine (15%) + Kieselguhr (25%). Campuran ini dikenal dengan Guhr Dynamite sebagai dinamit pertama di dunia. Hingsa. tahun 1875, Kiesefguhr digantikan dengan senyawa lain yang memiliki performance lebih baik, yaitu: Nitrocellulose sebagai senyawa yang Gelatinous, dikenal dengan nama “Blasting Gallatine”. Adanya kelemahan dalam dinamit, misalnya: mem- buat pekerja merasa pusing dan sangat sensitif itu telah menimbulkan pemikiran para pakar untuk membuat bahan peledak dengan performance mirip dinamit, tetapi lebih ‘man dan tidak mengganggu keschatan. Sekitar tahun 1950, dikembangkan bahan peledak atas dasar air (Water Bas- ed Explésives) dengan bahan baku utama: garam nitrat OSI MaRET 1968 sebagai oksigen donor berbentuk larutan jenuh dalam air, penambahan sensitizer serta additive lainnya yang ak. membedakan jenis water based explosives menjadi: Surry, Waterget dan Emulsion Explosives. Berkembangnya teknologiperminyakan dan gas bumi, sejalan dengan perkembangan teknologi perforasi Untuk itu diperlukan bahan peledak khusus: "shaped charges" yang bekerja dengan prinsip "Munroe effect” Bahan peledak yang pada umumnya mengandung 4 ur sur dasar: Karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen, didefinisikan sebagai bahan (zat) yang berbentuk padat, cait, gas, atau campurannya, yang apabila dikenai aksi seperti: panas, benturan, gesekan, dan sebagainya, akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, dimana sebagian atau seluruhnya berbentuk gas. Perubahan tersebut berlangsung dalam waktu singkat disertai efek panas dan tekanan sangat besar. Sebagai con- toh, bila Nitrogelycerine + Ammonium Nitrate diledak- kan, maka akan terjadi reaksi peledakan yang mengikuti peysamaan di bawalt ini: 2 C3H5 (NO3) + NH4NO3- N24 02 Kadang-kadang ke dalam komposisi dinamit ditam- bahkan senyawa-senyawa lain seperti: sodium, aluminium, kalsium, garam-garam, chlorida yang dimaksudkan memberikan pengaruh-pengaruh tertentu kepada bahan peledak yang dibentuknya. Misalnya, bahan peledak dengan komposisi Nitroglycerine (60%) + Nitrocellulose (0,65%) + Ammonium Nitrate (34%) + Sodium Nitrate 6 CO2+7 H20+4 (28%) dan karbon (11,3%) akan menghasitkan energi peledakan yang besarnya = kurang lebih 1.000 Keal/kg dengan kecepatan perambatan reaksi peledakan (VOD) = 5.000-6.000 m/dt. Bahan peledak yang diperdagangkan kebanyakan jenis “oxygen balanced’, sedangkan melihat persamaan reaksi di atas, jumlah oksigen yang tercapat dalam cant- puran bahan peledak, apabila bereaksi hanya cukup un tuk membentuk wap cair (HO), CO2 dan Nitrogen terlepas sebagai N2 yang bebas. Jika helebihan oksigen akan menghasilkan NO, NOx yang dapat mengganggu per- nafasan, dan kalau kekurangan akan menghasilkan gay beracun CO (Carbon Mono Oksidal. Gas-gas_ yang dikehendaki “fumes” (CO, NO, dar NO2) menjadi parameter penting dalam pekerjaan underground blasting seperti dalam pembuatan terowongan. Sedangkan untuk pembuatan coal nrining, diharuskan menggunakan Permitted explosives” yang telah direkcmendasikan lem baga yang berwajib, karena banyak mengandung gas methan (CH4) yang mudah terbakar OPERAS! PERMINYAKAN Prinsip-prinsip pencarian sumber minyak mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan teknologi, seperti dalan hal penelitian gcologi, scismik, geofisik. Hubungannya dengan penggu- naan bahan peledak, maka operasi seismik membutuhkan bahan peledak yang dapat menghasilkar gelombang cem- bung dengan frekuensi tinggi dan harus mempunyai water resistance yang sempurna. Umumnya operasi ini meng- gunakan bahan peledak jenis Nitrogiycerine based, water based, dan PETN (CSHBN4012). Pendlitian seismik di lakukan dengan menciptakan gelombang kejut buatan dalam tanah. Refleksi sinyal-sinyal ditangkap dan diter- jemahkan menggunakan perangkat seismik menjadi peta seperti pada gambar berikut : la & 1b. Berdasarkan peta tersebut kemudian dilakukan tahapan-tahapan: pemboran sumur, pengukuran dengan wireline logging, dan jika log menunjukkan adanya minyak atau gas maka dilakukan perforasi. Sedangkan untuk efisiens} produksi, beberapa sumur dibor lagi dan dibuat peta reservoir, dan akhirnya dliperlukan pengawasan teliti terhadap reservoir untuk mempertahankan efisiensi BLASTING AGENTS: Senyawa atau campuran bebe Tapa senyawa yang terdiri dari fuel dan o»ydizer yang tidak mudah meledak dengan detonator no. § dalam keadaan terkurung (unconfined) tanpa bantuan primer, umumnya TKNOLOG! MARET 1988 44 tidak tergantung Nitroglycerine. Blasting agents yang sangat luas penggunaannya ialah ANFO (94% ammunium nitrate explosives grade + 6% fuel oil). Meskipun banyak kelemabannya: mudah menyerap air, strength dan VOD nya di bawah dinamit, tetapi harganya sangat murah sehingga dapat meraih kurang lebih 71% pasaran bahan peledak industri di Indonesia. BLASTING ACCESSORIES : Ini diklasifikasikan men- jadi 2 bagian: yang mengandung bahan peledak dan yang tidak mengandung bahan peledak. Di antara yang mengan- dung bahan peledak: sumbu api (safety fuse), sumbu ledak (detonating cord). Sedang Detonator atau blasting cops merupakan alat bantu meledakkan sumbu ledak, primer, dan beberapa main charge yang cap sensitive. Detonator sendiri dibagi menjadi dua: non electric detonator, dan electric detonator yang terdiri dari instantaneous, delay detonator serta detonator khusus. Sedangkan blasting ac- cessories yang tidak mengandung bahan peledak, antara Jain: blasting machine, OHM meter, Cap Crimper, leak tester, dan shot firing cable, Sebuah BUMN yang memproduksi dan memasarkan bahan peledak di Indonesia, Dahana, di antaranya mem- produksi bahan peledak untuk keperluan open pit blasting (peledakan di tempat terbuka), yaiu: NG based dengan merek Damotin yang memiliki konsistensi dalam beberapa ukuran dan berat yang berbeda-beda. Sedangkan untuk penyelidikan seismik, Dahana). _memproduksi bahan peledak NG based dengan nama Geodin, KETERKAITAN DENGAN INDUSTRI KIMIA. Untuk ‘mendapatkan gambaran antara bahan baku industri kimia yang akan menjadi industri bahan peledak sipil maupun militer maka disini disajikan sebuah flow sheet mengenai keterkaitan industri bahan peledak. TEKNIK PELEDAKAN Pengetahuan tentang bahan ppeledak (explosives), teknik pemboran, (drilling) dan teknik peledakan (blasting technique) sangat menentukan keber- hrasilan pekerjaan peledakan. Peledakan di tempat terbuka biasa dikenal dengan beberapa cara: bench blasting, smooth blasting, trench blasting, atau blasting pipelines trenches, blasting of building and installation, boulder blasting, dan sebagainya. Umumnya metode blasting

Anda mungkin juga menyukai