September 2010

Berbagi Informasi, Merajut Komunikasi

Menabur Peduli
Menuai Mandiri
ISSN: 1907-1469
 Penerbit
FOKUS Edisi September 2010 PT PLN (Persero)

Susunan Redaksi

03
Pembina:
Gardu - Sekretaris Perusahaan
Komitmen GCG - Ario Subijoko

04
Pemimpin Redaksi:
Teroka Bambang Dwiyanto
Pemberdayaan Tingkatkan
Kesejahteraan
Redaktur Pelaksana:
G. Wisnu Yulianto

07 Mengubah Sampah Jadi Bernilai

Tambah Redaksi:

19 • “Crane” Pembawa Sial

• Juara Umum di Dua
- Denny Wachjono

09
- Ida Wardani
Garda Kementrian - Ahmad Hidayat
KiAr

28
- Anita Widyastuti
Info Listrik Gratis dalam Kepalan Lima Pegawai PLN Diganjar - Tutang Wien
Tangan Penghargaan dari Presiden

10 Akhir Damai IPP yang Ter-

katung
29 • Listrik di Ambon Bakal Tambah
Manise
Redaksi Foto:
- Agus Trimukti
- Irwanto Sumadi
• PLN Kelola Listrik di 12 Bandara

12 Dahlan: Deklarasi untuk Lecut

Motivasi
Sekretaris Redaksi:
Novita Ida Yanti

20 Inovasi

14
ASIKO Administrasi:
Ingin Curhat? Ke ECC Saja! Bikin “KO” Isolator Kotor Luciana Nallley
Alamat Redaksi:

22
PT PLN (Persero) Gedung Utama Lt. 2
Sosok Jl. Trunojoyo Blok M I/135

15
Telp. (021) 7261122, 7251234
Pengabdian “3 in 1” Anak
Kabar Sulawesi Selatan
Ext. 4126, Faks. (021) 7227059
e-mail: novita@pln.co.id
Kritik, Jangan Dibikin Panik!

24
Konsultan Media:
Horison
16
www.dinamikakomunika.com
Berguru Hemat Energi Risiko Dihujat Isi diluar tanggung jawab percetakan
Pada Sapi ISSN: 1907-1469

17
• Ada “Keong Racun” dalam
Raker PLN WKB
• “Mr. Whistleblower” di PLN
26 Mozaik
Besarnya Potensi ZakaPLN

18
Adu Nyali di “Amazing
Media Gathering”
27 Gaya
Christine Hakim
Dongkrak Citra Indonesia

Pong Harjatmo
Kentongan Protes

30 Lensa

Komitmen GCG
Lewat Pemberitahuan Direksi
PT PLN (Persero) Nomor: 017.Pt/
DIR/2010 tanggal 19 Agustus 2010
tentang Pemberian Bingkisan/Hadiah
Pada Hari Raya Keagamaan, manaje-
men telah meminta kepada seluruh
stakeholder/rekanan/mitra kerja un-
tuk tidak mengirim parsel/bingkisan/
hadiah dalam bentuk apa pun kepada
pejabat/karyawan PLN, baik dalam
rangka hari raya keagamaan maupun
hari-hari lainnya. Pemberitahuan Di-
reksi tersebut juga dirilis di beberapa
media cetak nasional seperti Kompas,
Media Indonesia, Koran Tempo, Bisnis
Indonesia dan lain-lain akhir Agustus
lalu dengan judul “Komitmen Imple-
mentasi Tata Kelola Perusahaan yang
Baik”.
Ternyata hal ini telah menjadi trend
di seluruh BUMN dengan mengumum-
kan hal serupa di media massa. Me-
nyaksikan hal tersebut, saya merasa
ada sebuah gerakan dan komitmen
yang sama dari insan BUMN untuk
mengimplementasikan tata kelola per-
usahaan yang baik, di antaranya de-
ngan tidak menerima pemberian dari
mitra kerja. Dalam terminologi umum,
pemberian hadiah tersebut dikenal
dengan sebutan gratifikasi.
Gratifikasi dalam sistem hukum di
Indonesia dapat dilihat dalam UU No.
20 Tahun 2001 tentang Perubahan UU
Nomor 31 tahun 1999 tentang Pem-
berantasan Tindak Pidana Korupsi
yang mendefinisikan gratifikasi se-
bagai pemberian dalam arti luas,
yakni meliputi pemberian uang, ba-
rang, rabat atau diskon, komisi, pin-
jaman tanpa bunga, tiket perjalan-
an, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma,
dan fasilitas lainnya. Penyelenggara
negara memang dilarang menerima
gratifikasi.
Bagaimana menyikapi hal ini?
Saya kira sangat gamblang. Marilah
kita tanamkan dalam diri kita untuk ti-
dak menerima pemberian apa pun dari
mitra kerja kita. Sebagaimana pernah
disampaikan salah satu direksi saat
3
Gardu
rapat kerja PLN awal tahun ini. “Cu-
kuplah kita hidup dengan gaji kita,”
kata Nur Pamudji, Direktur Energi
Primer kala itu. Dan syukurlah, per-
usahaan telah memberikan kita peng-
hasilan yang memadai.
Pembaca yang budiman, ini adalah
edisi kedua majalah kita terbit dengan
tampilan baru. Tampilan yang mudah-
mudahan lebih segar dan variatif di
mata Anda. Namun, semua tak akan
ada artinya tanpa partisipasi Anda.
Karena itu, pengasuh sangat berteri-
ma kasih atas umpan balik yang telah
Anda sampaikan. Semua itu memoti-
vasi kami untuk tampil lebih inovatif
lagi.
Partisipasi Anda dengan mengirim-
kan tulisan dan foto juga sangat kami
tunggu. Hal itu akan menambah varia-
tif isi majalah. Ada banyak sekali ide,
wacana, momentum, dan event yang
layak muat di majalah kita. Semua ada
di sekeliling Anda. Majalah ini milik
kita. Ayo kita rawat bersama. (*)
teroka

Di tengah perjuangan keras melistriki seluruh Nusantara,

PLN tak lupa pada komitmen dan semangatnya untuk
mengembangkan kepekaan perusahaan pada persoalan sosial.
Program CSR (Corporate Social Responsibilty) menjadi andalan
PLN untuk mengasah dan mengembangkan kepedulian
sosialnya pada persoalan sosial, ekonomi, dan lingkungan
masyarakat luas. Pemberdayaan masyarakat yang lebih mandiri
menjadi sasaran bidiknya.

Rabu, 26 Mei 2010, boleh jadi
merupakan hari yang paling menye-
nangkan bagi sekitar 760 petani di
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung. Maklum, hari itu untuk kali
pertama mereka berhasil memanen
kopi. Dan, hasilnya lumayan mence-
ngangkan. Tak kurang dari 50 ton biji
kopi berhasil diangkut pada panen
perdana itu.
Pemberdayaan masyarakat petani
melalui penanaman 140 ribu pohon
kopi di DAS (Daerah Aliran Sungai)
Citarum hulu ini merupakan salah satu
wujud program CSR PLN bersama PT
Indonesia Power. Program yang dirin-
tis tiga tahun silam itu jelas memberi-
kan keuntungan ganda. Selain meme-
rangi kemiskinan dengan meningkat-
nya ekonomi masyarakat petani, pro-
gram ini juga memperbaiki kelestarian
lingkungan, sehingga ketersediaan air
bagi PLTA yang terdapat pada DAS
Citarum menjadi lebih terjamin.
Manajer Senior CSR PLN Kantor
Pusat, Siswanto, mengatakan, se-
benarnya CSR di PLN terdiri atas dua
kegiatan. Pertama, Program Kemi-
traan yang dimulai sejak 1993. Kedua,
Program Partisipasi Pemberdayaan
Lingkungan (P3L) yang dimulai tahun
2002. Namun sejak 2005, jenis pro-
gram yang diutamakan adalah pem-
berdayaan masyarakat (community
empowering) untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat, khususnya di
sekitar instalasi ketenagalistrikan.
Menurut Siswanto, sudah ba-
nyak jenis kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang berhasil dilakukan,
baik oleh unit-unit PLN di seluruh In- kopi di daerah Plengan (Pangalengan)
donesia maupun PLN Kantor Pusat yang terletak pada DAS Citarum hulu
sendiri. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu contoh kegiatan
petani melalui kegiatan penanaman yang dinilai berhasil.

4

Petani setempat sebelumnya
melakukan pertanian hortikultura de-
ngan menggunakan pestisida, se-
hingga menimbukan erosi dan pence-
maran. Akibatnya, sedimentasi pada
waduk meningkat dan akhirnya menu-
runkan umur waduk, juga menurunkan
kapasitas produksi energi PLTA Sa-
guling dan PLTA Cirata yang berada
pada DAS Citarum.
Melalui program penghijauan ber-
basis pengembangan sistem agrofo-
restri multi strata memakai tanaman
kopi, dampak positif mulai terasa bagi
lingkungan dan PLN di daerah ini. “Ke-
lestarian lingkungan menjadi terjaga,
sehingga menjamin ketersediaan air
bagi PLTA yang berada di DAS Cita-
rum tersebut,” tutur Siswanto.
Lalu apa keuntungan program ini
bagi para petani? Sebelumnya, usaha
tani yang dikembangkan penduduk
setempat adalah pengusahaan horti-
kultura secara intensif. Namun karena
kebanyakan hanya menguasai la-
han sempit, penghasilan mereka dari
5
usaha tani jauh dari memadai. Mereka
tetap berkubang dalam kemiskinan,
meski pekerjaan itu mereka geluti se-
jak tahun 1960.
“Sekarang, sistem agroforestri
telah memberikan keuntungan bagi
petani. Selain modal terbesar untuk
pembangunannya dibantu sepenuh-
nya oleh PLN, sebagian besar hasil
usaha itu juga diberikan kepada pe-
tani, tepatnya sebesar 70 persen,” ujar
Siswanto.
Program pemberdayaan masyara-
kat ala Plengan telah diakui banyak
pihak sebagai sebuah model terbaik
program CSR di Indonesia. Bahkan
berhasil meraih penghargaan “Metro
TV MDGs Award” yang diselenggara-
kan Indonesian Global Compact Net-
work (IGCN) beberapa waktu lalu. Ber-
dasarkan butir-butir kategori penghar-
gaan itu, kegiatan CSR di Plengan ini
sangat menyentuh, terutama dalam
hal penanggulangan kemiskinan dan
melestarikan lingkungan hidup.
Siswanto mengungkapkan, lem-
baga-lembaga pemerintah seperti
Kementrian Dalam Negeri tertarik de-
ngan program dan hasil yang sudah di-
capai, sehingga Plengan dipilih seba-
gai salah satu lokasi contoh program
penguatan pemerintahan desa. Bebe-
rapa Lembaga Swadaya Masyarakat
dari dalam maupun luar negeri seper-
ti Friend of Earth dari Jepang), juga
sudah mengadakan kunjungan studi
banding ke lokasi.
Memandirikan Masyarakat
Di samping pelestarian alam, pem-
bangunan Desa Mandiri Energi (DME)
menjadi program unggulan CSR PLN.
Selain oleh unit-unit PLN, Kantor Pu-
sat juga telah menggelar program ini
di sejumlah lokasi yang tersebar di de-
sa-desa terpencil di Indonesia. Model

DME yang dikembangkan berbasis
energi terbarukan atau energi alter-
natif lainnya. PLN membangun pem-
bangkit, masyarakat setempat yang
mengelola dan mengoperasikannya.
Satu contoh program DME yang
dikembangkan PLN Pusat bersama
PLN Wilayah NTB adalah pembangun-
an PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga
Surya) skala kecil di sembilan dusun
di Kabupaten Lombok Utara, Lombok
Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur,
Kabupaten Dompu, dan Bima. Sekitar
1.800 kepala keluarga di sembilan du-
sun yang belum terjamah aliran listrik,
kini bisa menikmati terang benderang-
nya lampu listrik berkat PLTS yang
dikelola mandiri masyarakat setempat.
PLN Kantor Pusat juga tengah
mengembangkan DME berbasis mik-
rohidro di sekitar Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak. “Di kawasan
itu sedang dibangun 10 unit PLTMH
(Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hid-
ro) yang masing-masing berkapasitas
6 kW, dan enam unit di antaranya su-
dah beroperasi,” ujar Siswanto.
PLN mengembangkan pula DME
berbasis biogas sebagaimana di-
lakukan PLN Distribusi Jawa Barat
dan Banten (DJBB). Menurut Hendra
Saleh dari Tim PKBL (Program Ke-
mitraan dan Bina Lingkungan) PLN
DJBB, sudah belasan DME diba-
ngun PLN DJBB. Kelompok masyara-
kat yang pertama kali dibina adalah
warga Desa Haurngombong, Keca-
matan Pamulihan, Sumedang. Desa
kecil berpenduduk 1.543 jiwa ini telah
mandiri memenuhi kebutuhan energi
listriknya berkat kotoran sapi yang di-
proses menjadi biogas.
Gas itu digunakan pula sebagai
pengganti minyak tanah dan elpiji un-
tuk memasak. Masyarakat pun tak lagi
merambah hutan guna mencari kayu
bakar. “Yang lebih penting, gas itu
digunakan untuk menggerakkan ge-
nerator, sehingga menghasilkan listrik
yang berfungsi menggantikan listrik
PLN,” ujar Hendra.
Atas keberhasilan itu, tahun ini
6
PLN DJBB menetapkan beberapa ka-
wasan DME lainnya, antara lain Desa
Cihurang (Kec. Kertamukti-Kab. Ga-
rut), Desa Agrabinta (Kec. Agrabinta–
Kab. Cianjur), dan Desa Cidaun (Kec.
Cidaun-Kab. Cianjur). Masyarakat di
ketiga desa itu juga umumnya meme-
lihara ternak sapi, kerbau, dan domba.
Karena belum terjangkau jaringan lis-
trik, PLN DDJB menjadikannya DME
dengan memanfaatkan kotoran ternak
untuk dijadikan biogas.
Menurut Hendra, kegiatan CSR
PLN DDJB memang lebih ditekankan
pada program pemberdayaan ma-
syarakat melalui pembentukan DME.
Tujuannya, selain untuk memenuhi
kebutuhan energi warga setempat
secara mandiri, juga demi meningkat-
kan perekonomian dan kesejahteraan
mereka.
Diakui Supardi, warga Desa Haur-
ngombong, keberadaan DME sangat
membantu masyarakat desanya. Dulu,
desa ini termasuk kategori daerah
tertinggal. Sekarang, kehidupan ma-
syarakatnya berubah sering mengge-
liatnya kegiatan ekonomi.
Bagi PLN, program DME memberi
penghematan lumayan signifikan. Ini
lantaran biaya pembuatan biogas jauh
lebih murah ketimbang pembangu-
nan jaringan listrik. “Contohnya, biaya
pembuatan biogas di Desa Cihurang
hanya Rp 64 juta, sedangkan untuk
membangun jaringan listrik dibutuhkan
Rp 720 juta,” tutur Hendra yang ikut
mempelopori pemanfaatan energi al-
ternatif di Nusa Penida, Bali.
Program CSR PLN melalui pem-
bentukan DME maupun bentuk pem-
berdayaan masyarakat lain memang
menebarkan banyak manfaat. Di
samping menjadi solusi penyediaan
listrik bagi warga daerah terpencil,
PLN pun berperan meningkatkan per-
ekonomian masyarakat yang dibina-
nya.
Oleh karena itu, “Model pember-
dayaan masyarakat akan menjadi pro-
gram prioritas CSR PLN ke depan,”
tegas Siswanto. Pemberdayaan, -bu-
kan pemerdayaan-, memang harus
dikedepankan guna meningkatkan ke-
sejahteraan semua kalangan. (*)
 teroka

Ina tak menyangka kalau sampah yang tiap hari num-

puk di rumahnya bisa disulap jadi gas, listrik, dan pupuk
sekaligus. Setelah ada pengolahan sampah di komplek
perumahannya, ibu rumah tangga ini merasa senang.
Dia bisa berhemat, karena tak perlu lagi membeli elpiji.
Jalan-jalan di seputar komplek rumahnya yang semula
gelap di malam hari, kini bermandikan cahaya lampu.
Tanaman peliharaannya juga subur nan asri.

Setelah sukses membangun Desa anyar ini dilakukan di komplek pe-

Mandiri Energi (DME) di beberapa
pedesaan dengan memanfaatkan ko-
toran ternak sebagai sumber energi,
PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten
(DJBB) kini mengembangkan pengo-
lahan sampah menjadi energi biogas
di komplek perumahan.
Bekerja sama dengan Yayasan
Saung Kadeudeuh Bandung (YSKB)
dan Yayasan Cinta Anak Pertiwi
(YCAP), PLN DJBB berhasil mem-
bina masyarakat untuk membangun
instalasi pengolahan sampah orga-
nik menjadi energi biogas. Program
rumahan Griya Taman Lestari (GTL),
Kecamatan Gudang Tanjungsari,
Sumedang, Jawa Barat.
“Ini perumahan pertama di Indo- Sampah organik jadi
bahan bakar kompor gas
nesia yang memanfaatkan sampah
sebagai sumber energi,” ujar Hendra
Saleh, anggota Tim PKBL (Program
Beroperasinya instalasi pengola-
Kemitraan dan Bina Lingkungan) PLN
han sampah di GTL menjadikan ling-
DJBB. Pengolahan sampah rumah
kungan perumahan yang dihuni seki-
tangga itu tidak hanya mampu mem-
tar 140 kepala keluarga itu lebih sehat
produksi energi biogas sebagai bahan
dan bersih, karena sampah dari setiap
bakar memasak (kompor gas) dan lis-
rumah ditangani dengan cara berwa-
trik, tapi juga dapat menghasilkan pu-
wasan lingkungan.
puk organik berkualitas.
Biogas yang dihasilkan dan disa-

7
lurkan ke rumah-rumah juga memberi
banyak manfaat bagi warga setem-
pat. Untuk keperluan memasak, me-
reka kini tak perlu lagi menggunakan
elpiji yang harganya kian melangit,
sehingga bisa menghemat biaya.
“Dengan menggunakan biogas, warga
juga merasa lebih aman ketimbang
memakai elpiji. Dulu ketika memakai
elpiji, mereka selalu dihantui rasa ta-
kut, apalagi belakangan ini sering ter-
jadi kasus ledakan tabung elpiji,” tutur
Hendra.
Biogas itu dimanfaatkan pula un-
tuk bahan bakar genset penerangan
jalan umum (PJU). Meski sudah ada
jaringan listrik PLN, di perumahan GTL
belum terpasang fasilitas PJU. Setelah
ada instalasi pengolahan sampah,
lebih dari 30 titik lampu PJU berdaya
masing-masing 11 watt terpasang di
sana, sehingga lingkungannya terang-
benderang di malam hari.
“Konsep pengelolaan sampah di
perumahan GTL merupakan solusi
tuntas. Konsep ini tidak saja dapat
mengatasi persoalan sampah, tapi
juga mengatasi masalah elpiji, penye-
diaan listrik, dan pupuk sekaligus,”
ujar Hendra yang sangat concern ter-
hadap pemanfaatan enegi alternatif.
Konsep Biomethagreen
Menurut Muhamad Fatah Wi-
yatna, Dosen Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran, pengelolaan
sampah menjadi energi dan pupuk
organik yang dikembangkan di GTL
adalah konsep “Biomethagreen”. Apa
itu? ”Biomethagreen adalah sebuah
sistem pengelolaaan sampah organik
dengan teknologi tepat guna yang tun-
tas, simpel, praktis, berdaya guna, dan
ramah lingkungan,” ujar penggagas
Biomethagreen ini.
Proses biomethagreen sangat
singkat, sederhana, dan praktis, kare-
na tidak memerlukan pencacahan,
pembalikan, dan pengayakan. Pro-
sesnya juga tanpa penambahan unsur
kimia, ramah lingkungan, dan tuntas,
karena tidak menimbulkan bau dan
tanpa endapan.
Produk hasil biomethagreen antara
lain Biogas Biomethareen. Sampah
atau bahan organik yang dimasukkan
ke dalam biodigester (reaktor pengola-
han sampah) akan dirombak oleh bak-
teri khusus penghasil methan, sehing-
ga menghasilkan gas bio. “Gas bio ini
digunakan sebagai bahan bakar untuk
memasak, pemanas ayam broiler, ser-
ta energi listrik yang sangat aman dan
bermanfaat,” ujar Fatah.
Sementara itu, sludge yang ber-
asal dari biodigester berupa cairan
tanpa endapan (kandungan karbon
rendah) merupakan bahan dasar
pupuk organik berkualitas dan dibu-
tuhkan tanaman. Lantaran tidak me-
ngandung bakteri pathogen penyebab
penyakit pada tanaman, maka pupuk
ini berfungsi ganda sebagai pupuk dan
pestisida organik.
Fatah menuturkan, sebelum YCAP
yang dipimpinnya membangun in-
stalasi pengelolaan sampah di GTL,
mereka melakukan penyuluhan dulu
kepada warga setempat, terutama
menyadarkan mereka untuk memilah
sampah organik dan anorganik.
Setelah warga sepakat dan berkat
dukungan penuh PLN DJBB, diba-
ngunlah rumah instalasi pengolah
sampah. “Pembangunan rumah insta-
lasi berkapasitas produksi 8 m3 biogas
Biomethareen itu cuma menghabiskan
50 juta rupiah,” ujar Fatah.
Kreativitas YCAP tidak berhenti
Sampah anorganik jadi produk kerajinan
8
pada pemanfaatan sampah organik
saja. Sampah anorganik yang dihasil-
kan dari pemilahan sampah kemudian
diubah menjadi bahan kerajinan ta-
ngan.
Di kantor YCAP, hampir setiap hari
berkumpul ibu-ibu PKK yang membuat
tas, dompet, tempat penyimpan ma-
jalah, dan barang kerajinan lain dari
sampah anorganik. Kerajinan tangan
itu dipasarkan ke berbagai tempat dan
memberi penghasilan tambahan bagi
warga setempat.
Sejumlah pejabat dan tokoh Jawa
Barat mengacungkan jempol atas kon-
sep pengolahan sampah di perumahan
GTL. “Konsep ini sangat baik sebagai
alternatif solusi penyelesaian masalah
sampah perkotaan sekaligus menun-
jang pemberdayaan kemandirian ma-
syarakat,” kata Dr. Setiawan W, Dipl.
SE, M.Eng., Kepala BPLHD Jabar.
Prof. Hong Lim Choi dari Seoul
National University, Korea Selatan,
yang sempat melihat langsung insta-
lasi pengolahan sampah itu bahkan
menilainya sebagai sebuah terobosan.
“Its good concept to solve the waste,
gas, and fertilizer problem.”
Yang pasti, keberhasilan konsep
itu mendorong PLN DJBB lebih aktif
membina masyarakat memanfaatkan
energi alternatif melalui program CSR
yang diembannya. (*)

KiAr
Info Listrik Gratis
dalam Kepalan Tangan
Selain merindukan kualitas layanan yang kalau “pet,
byar-nya cepet”, pelanggan PLN juga membutuhkan
sejumlah informasi kelistrikan yang bisa didapat secara
cepat, akurat, dan mudah diakses. Apalagi kalau listrik
lagi “pet”, info soal mengapa terjadi “pet” ini menjadi
begitu penting bagi pelanggan.
Menyadari penting-
nya info akurat soal lis-
trik untuk pelanggan,
PLN Distribusi Jakarta
Raya dan Tangerang
(Disjatang), meluncur-
kan layanan Kartu Ki-Ar
di Hotel Four Season
Jakarta, Senin (9/8).
KiAr sebenarnya lafal-
an Indonesia dari Quick
Response (QR, dibaca
KiAr).
Di sela-sela acara
peluncuran Kartu KiAr, GM PLN Dis-
jatang, Purnomo Willy, mengatakan,
dengan kartu itu pelanggan dapat
memperoleh informasi gangguan dan
layanan pengaduan listrik non stop 24
jam, informasi tagihan, tambah daya,
pasang baru, informasi token listrik
prabayar, catat meter, dan lain-lain.
Layanan KiAr dirancang berbasis
web yang bisa diakses pelanggan le-
wat telepon genggam. Untuk meman-
faatkan layanan ini, pelanggan harus
mendaftar lebih dulu. Caranya, bisa
dengan mengirim pesan singkat: kiar
(spasi) ID Pelanggan lalu dikirim ke
8123.
Cara lainnya dengan mengunduh
(download) lebih dulu aplikasi bar-
code system di http://kiar.plnjaya.co.id,
kemudian bisa langsung foto kode
(barcode) yang tertera dalam kartu
layanan. Bila sudah terdaftar, pelang-
gan akan memperoleh balasan berupa
“KIAR PLN”. Begitu KIAR PLN diteri-
ma di ponsel, maka informasi tinggal
dibuka dan secara otomatis pelanggan
akan mendapat tampilan menu yang
bisa dipilih sesuai kebutuhan masing-
masing.
Kartu segala info ini ternyata juga
bisa menghapus rasa penasaran
pelanggan. Pasalnya, fasilitas ini di-
9
garda
rancang untuk bisa mengirimkan bala-
san ke pelanggan yang menginforma-
sikan status proses penyelesaian dari
keluhan atau pengaduan yang disam-
paikannya.
Untuk menjamin kecepatan respon
keluhan pelanggan, maka semua no-
mor identitas pelanggan yang masuk
ke dalam sistem KiAr secara otomatis
terkirim ke unit yang dituju sesuai de-
ngan nomor ID tersebut. Menariknya,
untuk memperoleh Kartu KiAr, pelang-
gan tak perlu merogoh kocek, sebab
kartu ini bisa diperoleh gratis di gerai-
gerai PLN terdekat.
Mesti Edukasi Pelanggan
Kehadiran layanan Kartu KiAr
ternyata disambut positif Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
Dirut PLN
Dahlan Iskan
mendengarkan
penjelasan tentang
KiAr dari GM
PLN Disjatang,
Purnomo Willy, saat
peluncuran layanan
Kartu Ki-Ar.
Menurut salah satu ketuanya, Daryat-
mo, dari perspektif konsumen, YLKI
menyambut baik usaha PLN memper-
baiki layanan dengan menghadirkan
Kartu KiAr.
Daryatmo juga mengusulkan agar
Kartu KiAr tidak hanya berfungsi se-
bagai salah satu bentuk produk layan-
an, tapi juga harus bisa memberikan
edukasi kepada pelanggan. “Misalnya,
jika daya terpasang pelanggan sebe-
sar 900 VA, maka pelanggan tersebut
dapat diberikan informasi pemakaian
yang sesuai dengan kapasitas daya
terpasangnya,” katanya mencontoh-
kan. (*)
garda

pai tiga tahun mendatang, sehingga

Akhir Damai IPP

kebutuhan listrik yang terus meningkat
akibat pertumbuhan ekonomi dapat di-
penuhi PLN.

yang Terkatung
Lebih jauh Murtaqi menjelaskan,
dalam negosiasi, perubahan-perubah-
an harga IPP ditetapkan berdasarkan
eskalasi investasi yang harus dilaku-
kan IPP, kenaikan biaya operasional
termasuk harga bahan baku, dan kon-
Tiga tahun menggantung terkatung-katung, masalah disi khusus masing-masing pembang-
IPP (Independent Producer Power) alias perusahaan kit yang layak diperhitungkan. ”Per-
pembangkit listrik swasta yang selama ini menjadi bedaan harga yang timbul bisa diper-
tanggungjawabkan secara logis dan
kerikil dalam usaha PLN meningkatkan kapasitas transparan,” katanya. Penghitungan
pasokan listrik akhirnya menemukan ujung. Setelah eskalasi harga didasarkan pada in-
melalui proses verifikasi panjang oleh Badan deks yang dikeluarkan Biro Pusat
Statistik (BPS), sementara perbedaan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), akibat kondisi khusus masing-masing
PLN dan 17 perusahaan pembangkit listrik swasta
yang terkendala itu akhirnya menandatangani Akte
Perdamaian tentang Penyesuaian dan Pembaharuan
Harga Jual Tenaga Listrik.

Akte perdamaian ditandatangani cara paralel juga akan meminta tim

kedua belah pihak di Jakarta, Se-
lasa (10/8), dengan disaksikan Jaksa
Agung Muda Perdata dan Tata Usaha
Negara (Jamdatun) Kejagung (Kejak-
saan Agung) RI, Sofyan Kemal, serta
Direktur Badan Usaha Jasa Perhubu-
ngan, Pariwisata, Kawasan Industri &
Jasa Lainnya BPKP, Hotman Napitu-
pulu.
Selanjutnya, PLN akan segera
membuat amandemen Power Purcha-
se Agreement (PPA) dengan ke-17
IPP terkendala itu. “Setelah PLN
mendapatkan persetujuan dari Menteri
ESDM, semua perubahan harga atau
term and condition akan dituangkan ke
dalam Amandemen PPA. Saat ini, PLN
dan Pengembang sedang menyiapkan
amandemen tersebut,” kata Direktur
Bisnis dan Manajemen Risiko PLN,
Murtaqi Syamsuddin.
Dijelaskan Murtaqi, sambil
menunggu persetujuan perubahan
harga dari Menteri ESDM, PLN se-
dari Jamdatun untuk melakukan le-
gal review terhadap setiap IPP yang
sudah lolos verifikasi BPKP. Dengan
demikian, IPP yang terkendala juga
mendapatkan klarifikasi hukum atas
penyelesaiannya.
“BPKP sudah menyelesaikan ve-
rifikasi atas 17 IPP dan PLN sudah
mengajukan nama-nama perusahaan
pengembang atau investor tersebut ke
Kementerian ESDM. Menteri ESDM
diharapkan segera memberikan per-
setujuan mengenai perubahan harga
itu,” ujar Murtaqi seraya menambah-
kan, PLN menyelesaikan masalah IPP
terkendala ini sebelum akhir Agustus
2010 seperti yang ditargetkan pe-
merintah.
pembangkit dihitung berdasarkan to-
Menurut Murtaqi, 17 IPP yang di-
lok ukur (benchmark) yang dimiliki.
nyatakan lolos BPKP akan mengha-
silkan listrik sebesar 1.089 MW yang
Proses Penyelesaian
semuanya berlokasi di luar Jawa. Di-
Sementara Hotman Napitupulu
perkirakan, pembangkit dapat berope-
mengatakan, sesuai Peraturan Peme-
rasi secara komersial dalam dua sam-
rintah No. 60/2008, BPKP selaku au-

10
ditor pemerintah memang mempunyai
kewajiban mengawal jalannya proses
GCG (Good Corporate Governance) di
pemerintahan. Tak terkecuali di BUMN
seperti PLN. “BPKP terlibat dalam
mengawal penyesuaian kontrak harga
jual listrik. BPKP melakukan verifikasi
dari sisi finansial, sementara Kejagung
selaku pengacara negara mem-back
up pada aspek legalnya,” ujarnya ten-
tang persoalan PPA bermasalah an-
tara PLN dan IPP yang sudah berlang-
sung sejak tiga tahun lalu.
Kontrak-kontrak IPP ini terkendala
oleh krisis global yang mengakibatkan
naiknya tingkat harga komponen yang
diperlukan IPP seperti baja, batu bara,
dan lain-lain. Kedua, karena adanya
kenaikan suku bunga. Ketiga, kon-
trak IPP dinilai oleh bank tidak bank-
able, sehingga sulit untuk melanjutkan
pelaksanaan operasi pembangunan
pembangkit.
IPP, Kutunggu Segera Kehadiranmu!
Direksi PLN menyambut baik ditandanganinya akte perdamaian an-
tara PLN dengan 17 IPP terkendala. Menurut Direktur Perencanaan dan
Teknologi PLN, Nasri Sebayang, ini adalah langkah penting sekaligus ke-
sempatan baik untuk memicu perkembangan IPP.
“Kami berharap, dalam dua tahun mendatang ke-17 IPP bisa menyele-
saikan pembangunan pembangkitnya,” tegas Nasri yang mewakili Direksi
PLN seraya menambahkan, kehadiran IPP memang sangat diharapkan
mengingat pertumbuhan listrik di Indonesia sangat tinggi, diperkirakan
mencapai rata-rata 9% per tahun sampai 2019 mendatang.
Tujuh belas IPP tersebut seluruhnya berada di luar Pulau Jawa. “Kare-
na kondisi daya listrik di luar Jawa masih pas-pasan, maka keberadaan
mereka sangat dinantikan masyarakat di sana,” ujar Nasri lagi.
Ke-17 IPP terkendala yang diamandemen PPA-nya itu adalah PLTU
Tanjung Pinang (2 x 10 MW), PLTU Tanah Grogot (2 x 7 MW), PLTU Keta-
pang (2 x 7 MW), PLTU Pangkalan Bun (2 x 5,5 MW), PLTU Lampung
Tengah (2 x 6 MW), PLTU Tanjung Balai Karimun (2 x 6 MW), PLTU Kali-
anda (2 x 6 MW), PLTU Pontianak (2 x 25 MW), PLTU Jeneponto (2 x 100
MW), PLTU Gorontalo (2 x 6 MW), PLTU Tembilahan (2 x 5,5 MW), PLTU
Rengat (2 x 5,5 MW), PLTU Molotabu (2 x 10 MW), PLTA Manippi (1 x 10
MW), PLTU Kaltim (2 x 27,5 MW), PLTU Banjarsari (2 x 100 MW), PLTU
Keban Agung (2 x 112,5 MW). (*)

“Akibat keadaan tersebut, se- Permasalahan yang terjadi an-

Murtaqi Syamsuddin tengah
menandatangani Akte Perdamaian
tentang Penyesuaian dan
Pembaharuan Harga Jual Tenaga
Listrik
bagian besar IPP mengalami ham-
batan. IPP yang sedang dalam tahap
pendanaan tidak dapat mencapai fi-
nancial closing. IPP yang pada tahap
konstruksi pun tak dapat melanjutkan
pembangunan. IPP yang telah berope-
rasi juga sulit melanjutkan operasi-
nya,” tutur Hotman.
Semula, pengembang yang bermi-
nat mempembaharui kontrak jual beli
tenaga listrik sebanyak 25 pengem-
bang. Namun sampai 9 Agustus 2010,
baru berhasil diselesaikan verifikasi
untuk 17 pengembang. Tujuh pengem-
bang verifikasinya belum kelar lantar-
an bervariasinya permasalahan yang
dihadapi. Sedangkan satu pengem-
bang lain dananya diambil dari luar
negeri. Sesuai tata cara, loan dari
luar negeri perlu dievaluasi dengan
melakukan semacam penelitian pro-
posal loan oleh Menteri Keuangan, se-
hingga bila kelak terjadi nasionalisasi,
maka risiko-risiko hukumnya tidak di-
bebankan kepada PLN.
tara PLN dan para pengembang listrik
swasta, menurut Hotman, memang
bisa dimasukkan ke dalam akte per-
damaian oleh jaksa selaku pengacara
negara dengan tanpa melampaui tu-
gas dan kewenangannya. Keberadaan
jaksa di tengah permasalahan kepen-
tingan hukum kedua pihak itu justru
didasarkan pada hukum positif yang
berlaku di Indonesia.
“Proses penyelesaian dengan
melakukan pembaharuan dan penye-
suaian harga tenaga listrik antara PLN
dan pengembang ditentukan bebe-
rapa syarat. Di antaranya harus diten-
tukan harga perhitungan sendiri dari
PLN, ada pengajuan nilai harga jual
yang diminta pengembang, dan di-
lanjutkan renegosiasi. Semua proses
itu diakhiri dengan verifikasi yang
dituangkan dalam akte perdamaian,”
jelas Hotman.
Yang pasti, prosesnya berlandas-
kan win-win solution. Semua menang,
semua senang. (*)

11
garda
Dahlan:
Deklarasi
untuk Lecut Motivasi
Niat tulus terkadang tidak selalu diterima mulus. “Gerakan Menuju Indonesia Bebas
Pemadaman Bergilir” yang digagas Dirut PLN Dahlan Iskan dan dideklarasikan Pre-
siden Susilo Bambang Yudhoyono di Kota Mataram, NTB, akhir Juli kemarin, adalah
salah satu contohnya.
Belakangan, pernyataan itu me-
ngundang kontroversi para pemerhati
listrik tanah air. Banyak pihak yang
mempertanyakan apa maksud dari
bebas pemadaman bergilir. Untuk itu,
jajaran direksi mengundang direksi,
pemangku kepentingan lainnya, se-
perti dari YLKI, ICW, dan praktisi listrik
dari beberapa perguruan tinggi terke-
muka di tanah air untuk duduk satu
meja dalam Focus Group Discussion
(FGD) di ruang Paiton PLN Pusat,
Senin (23/8).
Suasana saat
berlangsungnya FGD
Opinion Leader
Dalam kesempatan itu, Dahlan
mengatakan, bebas pemadaman
bergilir bukan berarti bebas pemada-
man. “Pengertian pemadaman bergilir
adalah pemadaman yang dilakukan
karena pasokan listrik tidak cukup,”
katanya.
Di hadapan peserta forum, Dahlan
menegaskan, deklarasi itu semata-
mata untuk menggerakkan internal
PLN. “Tidak akan ada statement yang
lebih kuat dari itu untuk bisa meng-
gerakkan intern agar bekerja penuh
12
motivasi. Mungkin bagi orang yang di
pulau Jawa tidak terasa, tapi bagi yang
di luar pulau Jawa yang biasa meng-
alami pemadaman bergilir terasa luar
biasa dampaknya,” ujar Dahlan.
Bagi internal PLN, sambung Dah-
lan, deklarasi itu telah menimbulkan
percaya diri yang luar biasa. “Di ling-
kungan PLN muncul satu keyakinan
bahwa pekerjaan yang tersulit adalah
membebaskan pemadaman bergilir.
Jika hal itu bisa diatasi, maka peker-
jaan sesulit apapun pasti bisa disele-
saikan, karena pekerjaan yang akan
datang tidak akan lebih sulit dari
memenuhi kebutuhan listrik seluruh
Indonesia. Jadi, saya tidak menye-
sal atas deklarasi itu, karena kami
bisa menggerakkan intern dengan
semangat yang sangat tinggi, dengan
kecerdasan yang sangat tinggi, dan
dengan segala cara untuk membebas-
kan pemadaman bergilir di seluruh In-
donesia,” tuturnya.
Dalam forum yang bertemakan
“Kondisi Kelistrikan Saat Ini” itu, Di-
rektur Bisnis dan Manajemen Resiko

Dahlan Iskan bersama Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi
Murtaqi Syamsuddin, menambahkan,
dengan dideklarasikannya bebas
pemadaman bergilir, banyak tempat
sudah teratasi dari kekurangan paso-
kan daya listrik.
Tak hanya terkait deklarasi pema-
daman bergilir, dalam FGD itu pun
dibahas mengenai gas. Menurut Dah-
lan, PLN bersama Pertamina dan PGN
mempunyai keinginan untuk memba-
ngun receiving terminal LNG, karena
tidak mungkin bisa berharap banyak
terhadap gas domestik. Namun, ketiga
perusahaan ini tidak pernah sepakat,
sehingga pembangunan itu tidak ber-
jalan dan PLN menarik diri dari Joint
Venture tersebut. “PLN tidak peduli
siapa yang memimpin perusahaan ini
yang penting PLN dapat gasnya. Saya
dengan direksi memutuskan untuk
mengadakan gas sendiri,” tambahnya.
Sama halnya dengan statement
bebas pemadaman bergilir, tidak
ada alat untuk memaksa intern yang
sekuat statement itu. Menurut Dahlan,
statement tersebut bisa menggerak-
kan 40 ribu orang yang semuanya
sudah mengetahui harus ada budaya
yang semestinya diubah. “Memang
saya akan jadi korban, pertama korban
dicap bohong, kedua korban omong
besar, dan nanti pilihan terakhir saya
adalah saya harus berhenti. Semua di-
reksi juga sudah siap berhenti kapan
saja. Kami bekerja bukan untuk uang
lagi, tapi untuk rakyat. Kami percaya
bahwa ekonomi Indonesia akan cepat
baik kalau listriknya baik,” urainya.
PLN, kata Dahlan, sudah tidak
peduli lagi berbicara TDL atau me-
ngenai elektrifikasi. “PLN ini hanya
perusahaan, sehingga kalau elektrifi-
kasi mau hebat, APBN-nya harus be-
sar, transmisi harus besar dan itu urus-
an pemerintah. Beberapa waktu ke
belakang PLN mempunyai visi 75/100,
artinya pada hari kemerdekaan RI
yang 75, Indonesia harus sudah ter-
listriki 100 persen. Saya bilang, hapus
visi itu karena itu bukan tugas PLN,
melainkan tugas pemerintah,” ujarnya
menegaskan.
Sebelumnya, Tulus Abadi, Pe-
ngurus Harian YLKI memaparkan be-
berapa keluhan dari masyarakat atas
kinerja PLN. Menurutnya, PLN tidak
menepati janji dari penegasan tidak
ada byar pet, tapi ternyata masih ter-
jadi. Padahal, menurut Tulus, dirinya
telah cukup menjelaskan kepada kon-
sumen secara proporsional. “Byar-pet
itu harus dimaknai apakah karena
perawatan atau karena krisis daya,”
ujarnya.
Hal lain yang menjadi masukan
untuk PLN adalah aspek normatif
yang melingkupi pelayanan PLN yang
sebenarnya semakin kuat, namun
kemampuan PLN bisa jadi menurun
mengingat kondisi-kondisi yang terjadi
belakangan. “Di satu sisi PLN harus
bisa meningkatkan pelayanan optimal
terhadap konsumen, namun kemam-
puan finansial dan kemampuan teknis-
nya semakin menurun kalau tidak ada
antisipasi yang kuat dari intern PLN
maupun pemerintah,” kataya.
Dalam kesempatan itu, Tulus pun
membahas Undang-undang kelis-
trikan, Undang-undang perlindung-
an konsumen, dan Undang-undang
pelayanan publik. “Menyangkut Kepres
104/2003 keputusan TDL itu memakai
keputusan menteri secara normatif
13
masih berlaku atau tidak, karena menu-
rut saya keputusan menteri tidak bisa
mencabut Kepres 104 itu,” tegasnya.
Dalam hal undang-undang listrik
juga, kata Tulus, konsumen berhak
mendapatkan pelayanan yang baik,
berhak mendapatan listrik secara terus
menerus dengan mutu dan keandalan
yang baik, memperoleh tenaga listrik
dengan harga yang wajar. Kemudian
menurut undang-undang konsumen,
termasuk konsumen listrik, konsumen
berhak mendapatkan kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan termasuk
berhak mendapatkan ganti rugi dan
mendapatkan advokasi dan pembelaan.
Lainnya adalah tentang undang-
undang pelayanan publik. “Saya kira
Undang-undang itu akan berlaku efektif
tahun ini, yaitu di bulan Oktober atau
November. Dalam UU pelayanan pub-
lik, mengisyaratkan bahwa setiap ad-
ministrasi pelayanan publik termasuk
PLN, harus punya standar pelayanan,
kemudian standar itu harus dimaklu-
matkan, tidak bisa hanya disimpan di
laci atau lemari, sehingga konsumen
tidak tahu bahwa PLN punya standar
pelayanan,” ujarnya.
Kemudian ketika menyusun standar
pelayanan, PLN harus melibatkan stake-
holder yang lain, sehingga diharapkan
mendapat formula yang lebih objektif
untuk standar pelayanan ini. “Dalam
Undang-undang ini juga, PLN diminta
untuk menggunakan indeks kepuasan
pengguna secara periodik. Bisa dilaku-
kan dengan survei atau semacamnya,
sehingga PLN mendapatkan data ten-
tang indeks kepuasan pengguna,” pa-
par Tulus menjelaskan.
Masalah tingkat mutu pelayanan,
seperti pencatatan meter atau kompen-
sasi dari pemadaman yang berkepan-
jangan, pun menjadi sorotan YLKI.
“Kalau saya petakan dari pengaduan
konsumen secara nasional, yang pa-
ling banyak adalah berhubungan deng-
an byar-pet atau tegangan naik turun,”
ungkap Tulus.
Selain itu, lanjut Tulus, adalah ma-
salah pengelolaan SDM dan bisnis
proses yang melibatkan rekanan kerja
yang cukup mengganggu pelayanan
konsumen. “Pengelolaan SDM sebaik-
nya lebih menjurus pada attitude, bukan
pada skill,” sarannya. (*)
Ingin Curhat?
Ke ECC Saja!
Merasa ditekan oleh atasan? Merasa dirugikan oleh suatu kebijakan
manajemen? Atau punya segudang unek-unek lain yang ingin
ditumpahkan? Ngga perlu khawatir, sebentar lagi manajemen
PLN bakal menyediakan sebuah media tempat Anda bisa “curhat”
sepuas-puasnya!
Ya, bagi pegawai yang ingin
mengekspresikan unek-unek mengenai
masalah kedinasan ataupun pribadi, Di-
rektorat SDM & Umum PLN Kantor Pusat
akan memfasilitasinya deng-an mengim-
plementasikan Employee Care Center
(ECC). Fasilitas ini bakal di-launching
pada peringatan Hari Listrik Nasional, 27
Oktober mendatang.
Apaan sih EEC itu? ECC pada
hakekatnya merupakan media konsultasi
mengenai permasalahan yang dialami
pegawai. Namun, metode konsultasi
pada ECC berbeda dengan konsulta-
si pada umumnya. Begitu dikatakan
Ince Syafruddin Amir, Senior Specialist
Sistem SDM – PLN Kantor Pusat,
Lantas, apa bedanya? Sebelum kon-
sultasi, pegawai akan diberi waktu 30
menit untuk menumpahkan unek-unek
dan emosinya di dalam ruangan kon-
sultasi sendirian. Di situ, pegawai yang
bersangkutan boleh merobek-robek atau
mencoret-coret gambar para pejabat
atau gambar orang lain.
garda
akan memberikan rekomendasi kepa-
da manajemen mengenai tindak lanjut
pengembangan pegawai bersangkutan.
Agar Masalah Tak Tambah
Salah
Pembentukan ECC dilatarbelaka-
ngi kesadaran manajemen PLN tentang
tidak adanya media pengekspresian
emosi secara sehat di PLN selama ini.
Sehingga, sering terjadi ada karyawan
yang merasa bingung atau kecewa atas
suatu kebijakan perusahaan lalu menya-
lurkan kekecewaannya itu ke tempat
yang salah. Misalnya, ke media massa,
atau melalui surat kaleng.
Ince menilai, berkeluh-kesah atau
menyalurkan protes lewat media luar ti-
dak menyelesaikan masalah. Lantaran
mengadu ke pihak luar malahan bisa
membuat masalahnya menjadi tambah
runyam. “Sebab, kekecewaan seorang
pegawai mengenai suatu kebijakan
manajemen bisa terjadi akibat kesalah-
pahaman pegawai itu sendiri. Kesalah-
pahaman seringkali timbul karena keti-
dakmengertian pegawai mengenai kebi-
jakan itu sepenuhnya,” ujarnya.
Bagaimana bila ada pegawai yang
kecewa akibat merasa diperlukan tidak
fair oleh atasannya? Ince menuturkan,
“Dia juga boleh berteriak, memaki,
jika pengaduan pegawai itu dinilai serius,
bahkan meninju sansak yang sudah
maka tim konselor akan merekomenda-
disediakan di dalam ruang konsultasi,”
sikan kepada manajemen apa adanya.
tutur Ince, Ketua ECC. Kemudian, dalam
Jadi, jika dipandang perlu, tim akan
60 menit selanjutnya pegawai didamping
merekomendasikan setiap hasil konse-
tim konselor. Di sesi ini, pegawai boleh
ling. Rekomendasinya bisa saja bahwa
mengajukan perta-nyaan tentang kebi-
pegawai itu tidak tepat dengan posisi-
jakan manajemen dan mengajukan ke-
nya sekarang, atau tidak cocok dengan
beratan atau protes terhadap kebijakan
atasannya, dan sebagainya tergantung
manajemen. Dia pun boleh bekeluh-ke-
permasalahannya.
sah tidak hanya masalah dinas, tapi juga
Yang menarik, pegawai juga bisa
menyangkut masalah pribadi.
mengadukan masalah pribadinya. Mi-
Dalam konsultasi itu, tim konselor
salnya, soal perselingkuhan istri atau
wajib memberikan penjelasan atau in-
suaminya. “Kita juga perlu membantu
formasi yang diperlukan pegawai sepan-
mengatasi masalah pribadi pegawai,
jang tidak dalam kapasitas membocor-
karena jika masalahnya berlarut-larut
kan rahasia perusahaan. “Tim konselor
bisa menurunkan motivasi kerja yang
juga wajib menampung keluh-kesah, ke-
bersangkutan, dan pada gilirannya
beratan atau protes pegawai tersebut,”
akan merugikan perusahaan,” ujar Ince.
ujar Ince.
Pokoknya, ECC bakal membantu me-
Tugas tim konselor tidak sampai di
mecahkan masalah pegawai agar tak
situ. Menurut Ince, tim konselor harus
berkembang tambah salah. (*)
membuat berita acara konsultasi yang
ditandatangani anggota tim terkait.
Bila dipandang perlu, tim konselor juga
14

K r i t i k
Jangan Dibikin Panik!
Kritik dan saran, apalagi yang positif, adalah hal lumrah.
Jangan jadikan kritik dan saran itu sebagai jalan untuk
memperlemah motivasi. Jangan juga kritik dan saran men-
jadikan kita malah panik dan merasa tidak nyaman.
Eddy D. Erningpraja tengah memaparkan materi
Demikian dikatakan Direktur SDM
dan Administrasi PLN, Eddy D. Er-
ningpraja, ketika bertemu muka de-
ngan jajaran manajemen dan pegawai
di lingkungan PLN Wilayah Kaliman-
tan Timur (WKT) pada pekan pertama
Agustus lalu. ”Anggaplah kritik dan sa-
ran itu sebagai suatu anugrah bahwa
masih ada orang yang peduli terhadap
PLN. Ini tantangan buat pegawai PLN
dan harus menjadi cambuk buat kita
untuk memberikan yang terbaik,” ka-
tanya menambahkan.
”Bangga Melayani” yang telah dite-
gaskan sebagai komitmen PLN WKT,
jelas Eddy lebih lanjut, hendaknya
menjadi cambuk bagi seluruh pegawai
PLN WKT untuk menjadikan PLN per-
usahaan besar, setidaknya di Wilayah
Kalimantan Timur. Untuk mewujud-
kannya, diperlukan upaya keras untuk
terus menerus menempa diri dengan
tambahan pengetahuan dan keteram-
pilan. Dibutuhkan kemampuan untuk
bisa merepresentasikan kompetensi
diri secara maksimal, sehingga ma-
syarakat merasa bahwa PLN seka-
rang sudah berbeda dan bisa diajak
berkomunikasi secara santun, runtut,
dan informatif.
Pada kesempatan itu, Eddy juga
menjelaskan mengenai sistem ma-
najemen kinerja. Diakuinya, meskipun
sistem manajemen kinerja sudah dila-
kukan secara online, tapi hasilnya be-
lum menggembirakan. ”Pegawai PLN
terlalu bangga sama dirinya, terlalu
tinggi menganggap dirinya hebat. Hal
ini bisa dilihat dari nilai kinerjanya yang
sangat tinggi, bahkan ada yang sam-
15
kabar
pai 500. Budaya ini harus diubah. Jika
memang bagus, coba buat target yang
jelas atas apa yang dilakukan, kemu-
dian di akhir semester dibandingkan
dengan pencapaian kita,” ujarnya.
Eddy berharap, pada semester
dua tahun 2011, semua pegawai PLN
sudah menggunakan SMUK Online.
Saat ini, SMUK Online terus dibenahi
agar mudah diisi. Diharapkan dengan
menggunakan SMUK Online, pegawai
PLN berlomba-lomba mendapatkan
hasil paling baik, juga bisa memilih di-
rektori pelatihan yang dibutuhkan.
Mulai sekarang, apabila hendak
ikut pelatihan, pre-testnya dilakukan
sebelum berangkat. Jika belum lulus
50 persen, pegawai yang bersang-
kutan tidak akan dipanggil pelatihan.
Ini karena PLN mesti mengeluarkan
biaya untuk setiap pelatihan apa pun
yang diikuti pegawai, sehingga tidak
boleh sia-sia.
”Perusahaan memberi kemudahan
melalui portal Knowledge Manage-
ment. Referensi buku pengetahuan
akan di up-load di portal tersebut, se-
hingga tidak ada lagi alasan bahwa
tidak bisa belajar sebelum mengikuti
pelatihan. Setiap training yang diikuti
pasti ada OJT-nya. Selain itu, per-
usahaan juga memberikan kesempa-
tan bagi pegawai untuk mengikuti pen-
didikan beasiswa di dalam maupun
luar negeri. Kesempatan untuk belajar
dalam Surat Keputusan Direksi adalah
wajib. Tidak ada istilahnya seorang
pemimpin menghambat bawahannya
untuk mengikuti program tersebut,” te-
gas Eddy.
Eddy juga menyempatkan diri
mengunjungi beberapa Kantor Unit
Pelayanan, di antaranya PLN Ca-
bang Balikpapan dan loket pelayanan
Rayon Selatan. Di sana, Eddy sempat
mengajak dialog pelanggan prabayar
yang sedang membeli token listrik.
GM PLN WKT, Dody Budiawan,
menjelaskan, pihaknya sedang meng-
upayakan agar pelanggan prabayar
bisa membeli token listrik melalui SMS
atau fasilitas ATM bank, sehingga tidak
perlu mendatangi kantor PLN. (*)
kabar
Berguru Hemat Energi
Pada Sapi
Sebagian pelanggan PLN di kawasan Kemandoran, biogas kotoran sapi dapat dimanfaat-
kan sekitar 3-4 kepala keluarga,” ujar
Kebayoran Lama-Jakarta Selatan, Jumat (13/8) pagi itu
Adang menambahkan.
sempat dibuat kaget. Pasalnya, hari itu setidaknya ada Menteri ESDM mengungkapkan,
tujuh pelanggan PLN golongan bisnis dan industri di potensi pemanfaatan biogas di Indo-
kawasan tersebut yang disambangi Menteri Energi dan nesia dapat dilakukan hingga menca-
Sumber Daya Mineral (ESDM), Darwin Zahedy Saleh. pai satu juta unit. “Sebanyak 300 unit
di antaranya akan dibangun di Desa
Haurngombong,” tambah Darwin.
Berdasarkan studi yang dilakukan
PLN dan Kementrian ESDM, penggu-
naan biogas sebagai sumber energi
sangat menguntungkan masyarakat,
lantaran bisa menghemat pengeluaran
rumah tangga dalam hal keperluan ba-
han bakar buat memasak. Hitung saja,
dalam kondisi normal, dua ekor sapi
perah bisa menghasilkan 4,14 meter
kubik biogas per hari. Ini setara de-
ngan 1,90 kg elpiji  atau 2,56 liter mi-
nyak tanah. Jika dikonversi ke angka
nominal, nilainya tidak kurang dari Rp
Menteri ESDM tengah mengunjungi tempat 15.000/hari. Selain itu, limbah biogas
pemanfaatan biogas di Desa Mandiri masih dapat dimanfaatkan untuk kom-
Energi (DME) Haurngombong, Kecamatan
Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa pos dan budi daya ternak cacing. 
Barat Di samping ramah lingkungan,
pemanfaatan biogas juga tidak akan
Dalam kunjungan lapangannya, kawasan Kemandoran, Kamis (19/8), menjadikan udara kotor. Pasalnya,
Menteri ESDM didampingi Direktur Menteri ESDM juga mendatangi tem- karbon dalam biogas merupakan kar-
Bisnis dan Manajemen Resiko (BMR) pat pemanfaatan biogas di Desa bon yang diambil dari atmosfir oleh
PLN, Murtaqi Syamsuddin. Tujuan- Mandiri Energi (DME) Haurngombong, fotosintesis tanaman, sehingga bila
nya antara lain ingin melihat langsung Kecamatan Pamulihan, Kabupaten dilepaskan lagi ke atmosfir tidak akan
sekaligus menjaring informasi yang Sumedang, Jawa Barat. Desa ini meru- menambah jumlah karbon di sana. Ini
lebih akurat dari pelanggan terkait pakan satu kawasan percontohan pro- berlawanan dengan bahan bakar fosil.
dampak kenaikan TDL 2010 yang gram Corporate Social Responsibility Biogas pun tidak menghasilkan
mulai diberlakukan awal Juli lalu, (CSR) PLN agar masyarakat memiliki limbah yang mencemari lingkungan,
serta menyerap berbagai keluhan kemandirian energi. karena gas metana dalam biogas bisa
dan pertanyaan dari pelanggan, baik Menurut Kepala Desa Haurngom- terbakar sempurna. Sebaliknya, gas
mengenai tarif listrik maupun layanan bong, Adang SP, dari potensi sapi yang metana dalam bahan bakar fosil tidak
kelistrikan lainnya. Pelaku bisnis yang dapat menghasilkan energi biogas di bisa terbakar sempurna dan bakal
disambanginya adalah mereka yang desanya, ternyata yang dimanfaatkan membahayakan lingkungan. Jadi,
bergerak di sektor retail seperti mini- baru sekitar 40 persen saja. Jumlah penggunaan biogas bisa mencegah
market, industri rumahan, dan industri itu dapat dimanfaatkan untuk mem- risiko terjadinya global warming yang
garmen. bangkitkan 130 instalasi listrik. “Satu dikhawatirkan masyarakat dunia bela-
Sepekan setelah menyambangi instalasi listrik yang dibangkitkan dari kangan ini. (*)

16

“Mr. Whistleblower” di PLN
Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) membangun Sistem Whistle-
blower atau semacam “penyingkap
aib” di tujuh Kementrian dan satu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ketujuh Kementrian itu adalah Kemen-
trian Dalam Negeri, Pekerjaan Umum,
Pertanian, Kehutanan, Kesehatan,
Pendidikan Nasional, dan Keuangan.
PLN menjadi satu-satunya BUMN
yang dipilih KPK untuk dijadikan per-
contohan penerapan sistem penying-
kap aib atas dugaan adanya penyim-
pangan atau korupsi itu. PLN dipi-
lih karena dinilai memiliki kerentanan
tinggi terhadap penyimpangan.
Dengan sistem ini, karyawan di tu-
juh Kementrian dan satu BUMN tadi
bisa melaporkan dugaan penyimpang-
an atau korupsi di instansi masing-
masing kepada KPK tanpa takut ter-
bongkar identitasnya. Demikian ditulis
Ada “Keong Racun” dalam Raker PLN WKB
Ada yang berbeda dari rapat ker-
ja (Raker) semester II – 2010 PLN
Wilayah Kalimantan Barat (WKB),
Sabtu-Minggu (7-8/8). Raker yang
diselenggarakan di Pantai Pasir Pan-
jang, Singkawang, itu benar-benar
berbeda dengan raker-raker sebe-
lumnya. Raker yang mengusung tema
“Dengan Optimisme Kita Capai Kinerja
Terbaik” itu tak hanya saling melapor-
kan kondisi terkini unit-unit, tapi juga
diisi kegiatan outbond dan pendala-
man Code of Conduct (CoC).
koran Kompas, edisi 26 Agustus 2010.
“Sistem whistleblower diterapkan KPK
sejak setahun terakhir. Kami menjamin
pelapor dirahasiakan indentitasnya.
Kami juga menjamin tak ada fitnah,”
kata Wakil Ketua KPK, Haryono Umar
Diharapkan, ke depan sistem ini bisa
diimplementasikan ke semua instansi
pemerintah.
Sistem pengaduan ini dibangun
melalui jaringan internet. Untuk me-
laporkannya, karyawan di instansi
yang menjadi percontohan tinggal
membuka sistus internet http:\\kws.
kpk.go.id. “Kalau seseorang di ke-
delapan instansi tersebut membuat
laporan, maka akan langsung masuk
ke pusat data KPK,” kata Eko Marjono,
Direktur Pengaduan Masyarakat KPK.
Diberlakukannya Sistem Whistle-
blower di lingkungan PLN menjadi
wujud komitmen PLN untuk berubah
Setelah raker dibuka GM PLN
WKB, peserta diajak untuk bergembira
dengan melakukan game metamor-
phose yang mengutamakan kemam-
puan individu atau keberuntungan
dari individu itu sendiri. Permainan ini
cukup praktis, dimana setiap peserta
yang berdiri mencari pasangan yang
berada di dekatnya untuk beradu pin-
suit. Siapa yang menang, maka akan
berubah menjadi ayam dari posisi
semula menjadi telor, kemudian dari
ayam menjadi monyet, dan finalnya
17
kabar
menjadi perusahaan yang bersih
dengan menerapkan prinsip-prinsip
tata kelola perusahaan yang baik dan
benar. (*)
menjadi manusia.
Selanjutnya, GM memberi kesem-
patan kepada Manajer Bidang untuk
menyampaikan laporan. Menjelang
istirahat, para peserta diajak mengikuti
permainan kelompok yang unik. Tawa
lepas dan gelak tawa kembali memba-
hana. Acara dilanjutkan dengan dis-
kusi kelompok antarbidang dan diba-
has dalam pleno. Hari pertama raker
ditutup dengan acara api unggun. Be-
berapa peserta berjoget riang setelah
panitia memutarkan musik yang seka-
rang lagi booming, yaitu Keong Racun.
Di hari kedua, peserta raker diajak
untuk memahami CoC dengan mo-
tivator CoC dari PLN Distribusi Bali,
Yogaster. Sebelum dimulai peserta
mengikuti senam pagi yang khusus
dilatih oleh olahragawan Voli tingkat
Nasional dari Bali. Setelah materi CoC
usai, acara kembali dilanjutkan dengan
kegiatan outbond. Acara raker yang
benar-benar fresh itu diakhiri dengan
pembagian penghargaan kepada para
peserta terbaik dan pembacaan komit-
men empat pilar CoC PLN WKB yang
diikuti oleh seluruh peserta raker.
 kabar

Peserta terlihat kompak melawan

derasnya Sungai Pekalen dalam
kegiatan arung jeram yang
diselenggarakan PLN Distribusi Jawa
Timur saat “menjamu” 40-an wartawan
dalam Amazing Media Gathering

Desa Condong, Probolinggo, menjadi saksi bisu PLN Distri- baru menggantikan Mahmud yang
menjadi anggota DPRD Kota Suraba-
busi Jawa Timur (Disjatim) “menggarap” 40-an wartawan.
ya
Jangan salah paham dulu. Ini adalah gelaran acara media Selepas acara yang membutuhkan
gathering alias kumpul-kumpul wartawan (jurnalis) yang keseriusan itu, esoknya para wartawan
dikemas dengan sebutan Amazing Media Gathering (AMG). melepas kepenatan dengan mengikuti
fun game dan uji nyali melawan de-
rasnya Sungai Pekalen lewat kegiatan
Namun ini bukan asal acara ngum- timur pulau Jawa. Dua topik hangat rafting atau arung jeram. Meski sua-
pul wartawan biasa. AMG yang dige- diangkat sebagai bahan pembicaraan. sananya santai, kedua kegiatan itu tak
lar pada pekan pertama Agustus lalu, Pertama, soal Sistem Kelistrikan di lepas dari unsur edukasi.
Sabtu-Minggu (7-8/8), di Hotel Bumi Jawa Timur dengan narasumber juru Di acara fun game misalnya, dige-
Permai, Desa Condong-Probolinggo bicara PLN Disjatim, Agus Widayan- lar beberapa permainan yang menguji
itu dimaksudkan untuk memberikan to. Topik berikutnya, Kebijakan TDL kerja sama dan solidaritas peserta.
bekal informasi dan pemahaman ten- 2010 yang dibawakan Deputi Manajer Sedangkan di rafting, bukan cuma
tang proses bisnis PLN serta kondisi Pemasaran PLN Disjatim, Sugeng Ri- butuh nyali dan adrenalin berlebih,
terkini masalah kelistrikan kepada yono. tapi juga memerlukan koordinasi dan
para pemburu berita, terutama jurnalis Diharapkan, dengan pemaparan kerja sama tim yang solid. Jika tidak,
yang tergabung dalam Kelompok Kerja informasi kelistrikan dalam suasana perahu karet yang mereka tumpangi
(Pokja) Wartawan Unit PLN Disjatim. yang jauh berbeda ketimbang biasa- bakal langsung terjungkal ke dalam air
Ini penting, sebab tour of duty di ka- nya, para wartawan yang biasa me- berbuih deras.
langan jurnalis yang bertugas di Pokja liput masalah kelistrikan dapat lebih “Acara ini sangat baik untuk mem-
Wartawan Unit PLN Disjatim begitu memahami persoalan tentang hal itu. bina keakraban dan kerja sama, se-
tinggi, sehingga mereka perlu dibekali Dampaknya, mereka pun mampu me- hingga bisa saling mendukung dalam
informasi cukup soal kelistrikan. nyebarkan informasi ke publik dengan aktivitas pekerjaan sehari-hari kelak.
Selama dua hari itu, di tengah lebih akurat lewat tulisannya. Semoga acara seperti ini bisa diada-
suasana cair, santai, namun serius, Pada kesempatan yang sama, kan tiap tahun,” kata M. Zainudin Qo-
sekitar 40-an wartawan media cetak, juga dilakukan pemilihan Ketua Pokja dir. Jadi, sekali menggelar acara, dua
elektronik maupun online lokal dan na- Wartawan Unit PLN Disjatim yang target terbidik. Info kelistrikan tersebar,
sional disuguhi berbagai informasi up baru. M. Zainudin Qodir dari Radar keakraban dengan para jurnalis pun
to date tentang kelistrikan di wilayah Surabaya terpilih sebagai Ketua Pokja mengakar. (*)

18

Crane Pembawa Sial
Selasa (3/8) pagi, tak ada tanda-tan-
da listrik di ibu kota bakalan bikin “geger”
banyak orang. Tapi sekitar pukul 08.18
WIB, tiba-tiba aliran listrik di Kebon Sirih,
Budi Kemuliaan, Muara Karang, Ceng-
kareng dan sebagian Tangerang padam.
Kejadian ini kontan menjadi informasi
“seksi” bagi media massa. Pasalnya, be-
berapa minggu sebelumnya aliran listrik
di Jakarta ketiban apes akibat meledak-
nya trafo arus di GI Muara Karang, se-
hingga membuat pasokan listrik di seba-
gian besar wilayah Jakarta ikut ngadat.
Ternyata, kejadian itu diakibatkan
crane milik Mitsubishi Heavy Industry,
kontraktor Jepang yang tengah melak-
sanakan pekerjaan penambahan kapasi-
tas (repowering) di Pembangkitan Muara
Karang menghantam kabel penghubung
antara GI Muara Karang lama dan GI
Muara Karang baru. Akibatnya, tidak
kabar
kurang dari 600 MW alir-an listrik untuk
Jakarta menguap tak bisa disalurkan.
Menjelang siang, sebagian derah
yang padam telah normal kembali. Dan
menjelang pukul 17.00 WIB, seluruh
wilayah Jakarta sudah bebas dari pema-
daman.
Kejadian ini, merugikan PLN dan
sebagian warga Jakarta terkena imbas-
nya. “Hal termahal adalah terganggunya
masyarakat akibat listrik padam itu tidak
bisa diganti dengan uang,” jelas Dirut
PLN, Dahlan Iskan, kepada pers.
PLN sendiri telah mengajukan ke-
beratan sekaligus meminta Mitsubishi
menyampaikan permintaan maaf secara
terbuka kepada warga Jakarta atas ter-
jadinya peristiwa tersebut. Ini agar ma-
syarakat mengetahui bahwa listrik pa-
dam bukan akibat kesalahan PLN. (*)

Juara Umum di Dua Kementrian

Sssttt…diam-diam PLN menyim-
pan banyak atlet berprestasi. Mereka
tak hanya piawai di gelanggang olah
raga, tapi juga mampu menyuguhkan
prestasi yang meyakinkan.
Di Pekan Olah Raga dan Seni
(Porseni) Kementrian ESDM 2010 mi-
salnya, atlet-atlet PLN berhasil menya-
PLN Menerima
piala juara umum
Porseni ESDM
bet 18 medali emas, 4 medali perak,
dan 2 medali perunggu dari 8 cabang
olah raga yang dipertandingkan. De-
ngan hasil ini, PLN kembali menguku-
hkan diri sebagai Juara Umum setelah
pada tahun 2009 lalu juga berhasil me-
nyabet penghargaan serupa.
Pada Porseni ESDM yang ber-
langsung pertengahan Juli hingga
pekan pertama Agustus 2010 itu, se-
lain mempertandingkan 8 cabang olah
raga, juga melombakan 4 cabang
seni, yakni Vocal Group, Paduan Sua-
ra, Live Music, dan Fotografi. Porseni
di lingkungan Kementrian ESDM ini
merupakan agenda rutin tahunan un-
tuk mempererat tali silaturahmi dan
saling berbagi antarsesama pelaku
sektor ESDM.
Keberhasilan atlet PLN di ajang
Porseni ESDM ternyata berimbas di
ajang pekan olah raga lainnya. Kali
ini di lingkungan Kementrian BUMN
dalam POR BUMN 2010. Di pekan
olah raga antarBUMN itu, PLN kembali
mencatatkan diri sebagai Juara Umum
setelah berhasil mengoleksi 3 medali
emas dari cabang olah raga bola voli
putri serta tenis meja putri dan putra,
juga 2 medali perak dari cabang bulu
tangkis putra dan tenis lapangan. Se-
lamat PLN. (*)

19
 inovasi
Bikin “KO” Isolator Kotor
Namanya ASIKO. Tapi Anda jangan salah sangka dengan menebak
bahwa si empunya nama berasal dari negara si Doraemon, Jepang.
Kendati memiliki “rambut” yang berwarna-warni mirip-mirip gaya
rambut harajuku, si ASIKO ini tulen dari Jawa Timur.
Eits, Anda jangan keliru lagi dengan
menyangka bahwa ia seorang wanita
cantik dengan mata sipit khas negeri
matahari terbit. Soalnya, ASIKO bukan-
lah orang, melainkan robot yang dapat
membersihkan polutan pada segala
jenis isolator tumpu yang dioperasikan
secara remote dari bawah, beroperasi
pada sistem jaringan kelistrikan TM se-
cara on-line yang dapat melewati isola-
tor yang sudah dibersihkan, sehingga
diperoleh metode pekerjaan yang mu-
dah, cepat, dan praktis.
ASIKO adalah akronim dari AtaSi
Isolator KOtor. Robot yang dibuat
Maskur Buchori, Heru Setyawan, dan
Anton Sugiharto dari PLN Distribusi
Jawa Timur ini merupakah langkah
nyata insan-insan PLN untuk memper-
baiki kinerja perusahaan.
Tujuannya, pertama, melakukan
pekerjaan pembersihan polutan pada
isolator secara on-line, sehingga kon-
tinyuitas penyaluran aliran daya listrik
tetap terjaga. Kedua, mengurangi ke-
celakaan kerja pada petugas karena
di dalam pekerjaan sebelumnya selalu
ada risiko jatuh atau kecelakaan yang
diakibatkan terkena tegangan listrik,
sehingga dapat mening-katkan faktor
zero accident.
Ketiga, mempermudah pelaksa-
ASIKO
naan pekerjaan dan mempersingkat
waktu karena dikerjakan oleh mesin
yang dikendalikan secara remote dari
bawah ja-ringan dengan waktu yang
relatif singkat saat pemasangan mau-
pun proses penyelesaian pekerjaan.
Keempat, mengurangi jumlah
pelaksana karena semua tugas pem-
bersihan isolator telah digantikan oleh
mesin yang dikendalikan oleh operator
Robot. Kelima, menghilangkan risiko
hubung singkat antara phasa dengan
tanah pada saat pekerjaan pembersi-
han isolator karena perangkat-perang-
kat pada robot tersebut sudah di desain
sedemikian rupa, sehingga jarak aman
serta tidak ada kemungkinan terjadi
short circuit, maka pemadaman dapat
ditiadakan.
Keenam, memperkecil biaya ope-
rasional mengingat biaya pembersihan
isolator saat ini cukup besar yang ter-
diri atas pembayaran gaji pekerja, bia-
ya konsumsi pada pekerja, dan biaya
pembelian peralatan bantu.
Desain Mekanik
Robot ASIKO ini menggunakan
kerangka yang terletak di atas konduk-
tor yang berfungsi sebagai pemberat
pada roda agar selalu menempel pada
konduktor untuk dapat berjalan karena
20
adanya gaya gravitasi. Ia mempunyai
dua buah sayap sebagai keseimbang-
an pada saat berjalan dan dapat dilipat
ke belakang pada salah satu sayapnya
saat melewati isolator untuk meng-
hindari tiang yang ada di depannya.
Pada sayap robot tersebut di-
hubungkan dengan motor dan tuas un-
tuk membersihkan isolator pada phasa
yang lain, sehingga dalam hal ini ketiga
isolator dapat bersih sekaligus. Media
pembersihan isolator tersebut meng-
gunakan sikat dan cairan pembersih
agar proses pekerjaan lebih efisien dan
cepat.
Robot ini dilengkapi dengan sepa-
sang roda pulley yang cukup besar
untuk dapat berjalan dan melewati
isolator yang telah dibersihkan. Bila
terdapat connector, joint sleeve, LTC
yang dimungkinkan ada pada tengah
jaringan SUTM (konstruksi TM.8 dan
TM.1), maka Robot ASIKO dapat me-
lewatinya, sehingga tidak perlu untuk
menaikkan/menurunkan robot pada
saat pengoperasiannya untuk dipindah-
kan menghindari adanya tiang maupun
hambatan lainnya.
Roda penggerak yang beralur “V”
sebagai tempat meletakkan robot ke
konduktor, sehingga roda tersebut
menjadi rel terhadap konduktor, cocok
untuk konduktor yang berdiameter lebih
dari 150 mm².
Robot ini juga dilengkapi pengait
emergency yang terletak pada bagian
bawah konduktor berfungsi untuk pe-
nahan robot agar tetap seimbang pada
saat berjalan dan pengaman agar tidak
jatuh.
Desain Elektrik
Robot ASIKO terdiri atas beberapa
motor yang dirangkai sedemikian rupa
menjadi satu kesatuan sistem, sehing-
ga robot ini dapat berfungsi untuk men-
jalankan robot maju mundur, memutar
gear untuk membersihkan/mencuci iso-
lator, memutar serta melipat sayap ke
belakang untuk menghindari tiang yang
ada di depannya. Keseluruhannya di-
kendalikan oleh remote control sebagai
alat pengoperasian dari bawah.
Radio pemancar yang digunakan
dengan spesifikasi TX/RX 50Mhz itu
sengaja dipilih karena frekuensi terse-
but kosong dan jarang digunakan oleh
umum, jadi penggunaan frekuensi
tersebut dimungkinkan tidak akan ada
orang yang mengganggu. Sedangkan
kontrolnya menggunakan rangkaian tri
state programmable encoder decoder
yang dibuat sedemikian rupa untuk
menggerakkan relay-relay untuk men-
jalankan motor.
Jarak pancaran transmitter dan
receiver-nya mencapai sekitar 500 m,
karena radio pemancarnya menggu-
nakan daya yang cukup besar, sehing-
ga mampu menjangkau jarak paling
jauh antar tiang dan operator remote
control tidak harus berada dekat de-
ngan lokasi, karena kemampuan re-
mote cukup jauh.
Robot Asiko saat mencuci isolator
Dilengkapi dengan rangkaian solar
cell untuk mengisi aki secara langsung
pada saat melakukan pekerjaan, se-
hingga jarak tempuh robot beberapa
meter pun, sumber tenaga tidak akan
pernah habis.
Untuk menghentikan putaran pada
motor selain dengan melepas switch
pada remote control dilengkapi juga de-
ngan microswitch agar motor bergerak
tidak melebihi dari ukuran/gerakan
yang telah ditentukan.
Manfaat Finansial
Dengan menggunakan robot
ASIKO, PLN dapat menghemat seti-
daknya Rp 20,25 juta di tahun pertama
penggunaan dan Rp 34,5 juta untuk
tahun kedua sampai seterusnya. Perhi-
tungannya: biaya pembuatan peralatan
robot ASIKO adalah Rp 14,75 juta dan
biaya penggantian baterei serta peme-
liharaan alat Rp 500 ribu per tahun.
Bahan baku pembuatan ASIKO adalah
plat aluminium, galah isolasi, rangkaian
elektronika, dan alat pendukung lain-
nya.
Jika dibandingkan dengan peker-
jaan menggunakan metode konven-
sional yang dilakukan selama ini, maka
biaya yang dikeluarkan pada tiap tahun
adalah:
• Membayar gaji pegawai. Dalam hal
ini diasumsikan pada pegawai pe-
ringkat 19 dengan gaji per bulan Rp
4,2 juta, berarti dalam 1 hari Rp 140
ribu. Kalau memerlukan minimal 10
orang untuk mengerjakannya, be-
rarti harus mengeluarkan uang Rp
1,4 juta.
• Biaya komsumsi. Biaya yang dike-
luarkan Rp 20 ribu per orang untuk
21
1 kali makan, berarti untuk 10 orang
biaya yang dikeluarkan Rp 200 ribu.
• Pembelian alat bantu. Pembelian
peralatan pembersih isolator untuk
10 orang Rp 150 ribu (@Rp 15.000).
Total seluruh biaya Rp 1,4 juta + Rp
200 ribu + Rp 150 ribu = Rp 1,75
juta per hari. Jika dikerjakan selama
5 hari untuk tiap triwulan, maka bia-
ya yang dikeluarkan tiap tahun 1,75
jt x 5 x 4 = Rp 35 juta.
Manfaat Non-finansial
Dengan Robot ASIKO seorang pe-
kerja hanya perlu menaiki tiang satu
kali, yaitu pada saat meletakkannya
saja. Seterusnya remote yang men-
jalankan untuk seluruh proses peker-
jaan dalam kondisi on-line sampai pe-
kerjaan pembersihan isolator tumpu
selesai sepanjang 1 string (kira-kira 10
tiang).
Untuk tenaga operasional, Ro-
bot ASIKO hanya memerlukan lima
orang untuk menyelesaikan semua je-
nis pekerjaan. Sementara untuk waktu
pengerjaan, Robot ASIKO hanya mem-
butuhkan waktu dua jam untuk me-
nyelesaikan isolator pada 10 tiang (1
string).
Penggunaan Robot ASIKO meng-
gantikan langsung pekerja yang ber-
hubungan terhadap jaringan on-line
dengan mesin, sehingga menciptakan
zero accident. Hal ini tidak berlaku un-
tuk jenis metode yang lain.
Selain melewati isolator yang telah
dibersihkan, robot ini juga mampu me-
lewati beberapa rintangan yaitu LTC,
parallel klem pada jaringan konstruksi
percabangan (TM.8), konstruksi ja-
ringan sudut (TM.2) ataupun TM.1 ter-
dapat jamperan trafo serta joint sleeve
pada sambungan antar konduktor. Ro-
bot ASIKO pun dapat digunakan pada
jaringan distribusi sirkuit tersusun,
karena jarak terdekat antara tobot de-
ngan konduktor lain paling pendek seki-
tar 65 cm.
Karena kepiawaiannya itu, Robot
Asiko menjadi juara I bidang elek-
tro dalam lomba inovasi “Menyiasati
China-ASEAN Free Trade Agreement
(CAFTA) dengan Lomba Inovasi” yang
diselenggarakan Dirjen Hak Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,
pertengahan Mei kemarin. (*)
sosok

Pengabdian “3 in 1”
membengkak hingga dua kali lipat kala
hujan. Maklum, medan yang harus di-
lalui mirip perjalanan reli Paris-Dakar
yang terkenal itu, mulai jalan raya mu-

Anak Sulawesi Selatan

lus, jalan perintis yang hanya dilapisi
aspal tipis, serta beberapa ruas jalan
berpasir, bertanah, dan berkarang,
juga rawa dan tiga penyeberangan
sungai.
Istilah “3 in 1” (Three in One) galibnya dikonotasikan Kabupaten Sarmi pun dapat di-
jangkau menggunakan pelayaran ka-
pada sistem transportasi di beberapa ruas jalan ibu pal perintis antarkota dan antarpulau
kota Jakarta yang mengharuskan satu mobil berisi yang melayani sejumlah rute di Pa-
pua. Waktu tempuhnya 24 jam, karena
minimal tiga penumpang jika hendak melintasi jalan harus singgah di beberapa tempat
terpencil dulu. Bila menggunakan
tertentu itu. Siapa nyana, istilah ini pantas pula dise- angkutan udara, jangan bayangkan
matkan di Kabupaten Sarmi, sebuah daerah terpencil penerbangan komersial dengan pe-
sawat bermesin jet, sebab yang ada
di pesisir pantai utara Provinsi Papua. Kok bisa? hanya pesawat perintis jenis Twin-
Otter berkapasitas 12 penumpang.
Itu pun dengan jadwal penerbangan
Tentu saja, tak ada jalan mulus dan Nomor 21 di Papua sejak tahun 2001
tidak rutin setiap hari dan tergantung
lebar yang dijubeli bermacam kenda- lalu. Bayangkan saja, Kabupaten Sar-
pada kondisi alam Papua yang sering
raan di kawasan yang dulu cuma se- mi bisa ditempuh melalui jalan darat
berubah-ubah.
tingkat kecamatan, namun kemudian sejauh 312 km ke arah barat daya Ja-
Adalah Aris Rantetadung tepatnya
dimekarkan dan ditingkatkan status yapura, ibu kota provinsi Papua.
yang pantas menyandang julukan “3 in
pemerintahannya menjadi kabupaten Jika cuaca normal, perjalanan da-
1” itu. Betapa tidak, Koordinator Pela-
sejalan pemberlakuan Undang-Un- rat menuju Sarmi cuma membutuhkan
yanan Pelanggan PLN Ranting Sarmi
dang Otonomi Khusus (UU Otsus) waktu tempuh sembilan jam, tapi bakal
ini hanya seorang diri mampu menger-
jakan sekaligus tiga inti proses bisnis
PLN, yaitu Pembangkitan, Distribusi,
dan Pelayanan Pelanggan dengan
sama baiknya. Tiga tahun belakangan
melakoni ketiga pekerjaan itu seka-
ligus, Aris bisa dibilang seorang pega-
wai PLN berkemampuan luar biasa.
Apalagi Ranting Sarmi yang berlokasi
jauh dari hiruk pikuk kota besar meru-
pakan unit garda depan PLN yang
terkendala banyak keterbatasan SDM
sampai sarana.
Padahal lumrahnya, seorang
pegawai bekerja pada satu bidang
tertentu sesuai dengan kemampuan-
nya atau memang diwajibkan bekerja
di bidang itu lantaran menjalankan pe-
rintah perusahaan sesuai dengan SK
yang dipegangnya. Tapi menjadi luar
Aris saat melayani pelanggan di loket PLN
biasa ketika seorang pegawai PLN ha-

22
rus bekerja ekstra akibat keterbatasan
SDM di unit kerjanya seperti banyak
terjadi di unit kerja PLN di luar Jawa-
Bali. Dan, Aris Rantetadung salah satu
bukti sahihnya.
Pria asal Tanah Toraja, Sulawesi
Selatan ini resmi menjadi pegawai
tetap PLN tahun 2004 sebagai tenaga
operator Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) Waena di Jayapura.
Namun sesungguhnya sejak 1996,
Aris sudah menyumbangkan tenaga
dan pikirannya melayani pelanggan
PLN sebagai tenaga koperasi yang di-
perbantukan ke Unit Listrik Pedesaan
di Arso, Jayapura. Berkat kemauan
keras dan bekal ilmu yang diperoleh
dari SMK Jurusan Listrik di tanah kela-
hirannya, Aris lolos dalam rekrutmen
khusus tenaga operator pembangkit
yang dilaksanakan PLN Wilayah Pa-
pua tahun 2004.
Dari operator PLTD Waena, Aris
pindah ke PLN Ranting Arso (2005-
2007) dan pindah jalur menjadi staf Darmawan Ul 1
Seksi Pelayanan Pelanggan. Sejak
Oktober 2007, Aris ditugaskan ke PLN perbaiki jaringan listrik di wilayah kerja salah satu tugas mulia di mata Tu-
Ranting Sarmi sebagai Koordinator PLN Ranting Sarmi. han untuk membawa kesejahteraan di
Pelayanan Pelanggan. Tantangan berat bekerja di unit muka bumi.
Ihwal SDM, PLN Ranting Sarmi pelayanan di daerah terpencil yang Perihal perilaku pelanggan, Aris
berkekuatan empat pegawai tetap memiliki berbagai keterbatasan se- dan rekan-rekanya tak mengalami
yang terdiri atas seorang Manajer perti Sarmi, tidak menciutkan nyali Aris kendala berarti. Masyarakat Sarmi
Ranting, serta tiga Koordinator Pem- untuk memberikan pengabdian terbaik yang sebagian besar bermata penca-
bangkit, Distribusi, dan Pelayanan bagi perusahaan. Dia tidak kenal lelah harian sebagai nelayan dan petani,
Pelanggan. Mereka juga dibantu 12 bekerja, termasuk ketika harus pergi ternyata memiliki tingkat kesadaran
tenaga outsourcing dalam melayani ke unit Listrik Desa di pelosok, yang sangat tinggi dalam membayar reke-
1.482 pelanggan di Sarmi Kota serta mesti dijangkau dengan menyeberangi ning listrik. Terbukti, PLN Ranting Sar-
dua unit Listrik Desa di Lisdes Takar sungai dan menyusuri pinggiran pantai mi tiga kali berturut-turut sepanjang
(60 km dari Sarmi Kota dan memi- di tengah ancaman gigitan nyamuk ga- 2007-2009 menyabet prestasi Unit
liki 241 pelanggan) dan Lisdes Betaf nas penyebab malaria. Pelayanan dengan Tunggakan Nol se-
(75 km dari Sarmi Kota dengan 103 Aris bertekad kuat mengatasi ber- PLN Wilayah Papua.
pelanggan). bagai kendala dengan selalu menye- Keberhasilan ini dicapai berkat
Sejatinya, Aris hanya bertang- rahkan hidupnya dalam pertolongan kerja keras, cerdas, dan ikhlas se-
gung jawab atas hal-hal administratif Tuhan Yang Maha Esa. Meski harus luruh pegawai PLN Ranting Sarmi
terkait pelayanan pelanggan, seperti berpisah rumah dengan keluarga, -is- dalam memberikan pelayanan kepada
pelayanan permohonan pasang baru, tri dan kedua anaknya tetap tinggal di pelanggan. Pun lantaran pendekatan
perubahan daya, penjualan rekening Jayapura-, Aris menganggapnya se- persuasif dan komunikatif Aris bersa-
listrik, dan sebagainya. Tapi rasa tang- bagai risiko bekerja di PLN yang harus ma seluruh rekannya kepada pelang-
gung jawab dan semangat kebersa- siap ditempatkan dimana saja sesuai gan maupun Pemerintah Kabupaten
maan melayani pelanggan, membuat kebutuhan perusahaan. Ia bersyukur Sarmi yang mendukung penuh PLN.
Aris juga terlibat aktif sebagai operator keluarganya sangat mendukung pe- Aris dan rekan-rekannya membuk-
pembangkit, termasuk dalam kegiatan kerjaannya. tikan, keterbatasan bukan penghalang
pemeliharaan mesin pembangkit. Bah- Terlebih, bagi Aris, bekerja adalah untuk meraih prestasi membang-
kan, dia pun turut membantu bagian bagian dari ibadah. Dan, bekerja di gakan. (*)
distribusi dalam memelihara dan mem- PLN melayani pelanggan merupakan

23
HORISON

Oleh: Dahlan Iskan

Listrik di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, padam. Heboh. Ribuan

penumpang ngomel, marah, dan menghujat. Terutama menghujat PLN.
Dan juga tentu menghujat saya. Apalagi, mati listrik itu terjadi pada
waktu puncak-puncaknya: menjelang jam penerbangan pertama, di hari
Jumat yang lebih ramai daripada hari apa pun, dan menjelang bulan
puasa ketika banyak orang akan melakukan perjalanan suci berbakti
kepada orang tua, termasuk ke kuburan mereka.

24
 Nama PLN yang selama ini sudah
buruk, hancur lebur di Bandara Soe-
karno-Hatta pagi itu. Bahkan, hancur
di mata seluruh bangsa Indonesia. Se-
buah headline surat kabar yang me-
mang biasa mengkritik PLN menulis:
Byar-pet telah memalukan bangsa!
Sungguh masuk akal bila hari itu
tidak ada satu pun orang yang berpikir
bahwa mati lampu di bandara tersebut
bukan kesalahan PLN. Masuk akal
juga kalau tidak ada yang berpikir bah-
wa bisa saja instalasi listrik di dalam
bandara itulah yang mengalami gang-
guan. Bahkan aneh sekali. Mengapa
UPS yang mestinya otomatis me-
ngambil alih daya listrik secara darurat
itu tidak berfungsi?
Begitulah hukum alam. Seorang
koruptor yang istrinya dua dan rumah-
nya mewah akan kelihatan lebih jahat
daripada seorang koruptor yang lebih
besar, tapi istrinya satu dan rumahnya
biasa saja karena berhasil menyimpan
uangnya di luar negeri yang tidak keta-
huan siapa pun.
Ada cerita lainnya: kontraktor Je-
pang, Mitsubishi, mengerjakan pem-
borongan pembaruan pembangkit
listrik di Muara Karang, Jakarta. Alat
beratnya menghantam instalasi listrik
dan membuat sebagian kawasan Ja-
karta padam. Hari itu nama PLN juga
babak belur.
Masyarakat Jakarta sudah trauma.
Bisa-bisa akan berbulan-bulan lagi ter-
jadi pemadaman bergilir. Meski hari
itu listrik bisa dipulihkan dalam waktu
lima jam, nama sudah telanjur hancur.
Orang tahunya PLN itu memang su-
dah parah.
Tidak mungkin Mitsubishi bisa
salah. Pasti PLN yang salah. Apalagi,
pihak Mitsubishi yang semula sudah
setuju untuk meminta maaf secara
terbuka ke publik akhirnya menolak.
Alasannya, kantor pusatnya di Tokyo
tidak setuju.
Saya memaklumi alasan itu karena
begitu perusahaan itu meminta maaf
akan sangat rawan gugatan. Siapa
pun yang menggugat, Mistubishi akan
langsung kalah. Sudah meminta maaf
berarti sudah mengakui berbuat salah.
Di mata Mitsubishi barangkali muncul
logika ini: sekalian saja biar PLN yang
salah.
Di kota Pematang Siantar (Suma-
tera Utara), masyarakat yang baru
saja menikmati hilangnya pemadaman
bergilir bertahun-tahun menghujat
PLN lagi. Kali ini listrik di kota itu me-
mang padam cukup luas. PLN hanya
bisa menerima hujatan itu, meski mati
lampu tersebut sama sekali tidak di-
sangka-sangka.
Hari itu seseorang yang lagi marah
mengamuk membabibuta. Itu terjadi
karena jaringan di rumahnya diputus
akibat ketahuan mencuri listrik. Diam-
diam dia pergi ke suatu tempat yang
vital. Mengamuk dan memutuskan
jaringan penting listrik di sana. Polisi
memang berhasil menangkap orang
tersebut, tapi kekecewaan masyarakat
yang listriknya mati tidak terobati.
Di Sukabumi Selatan (Jawa Barat),
masyarakat juga marah. Hari itu hujan
angin luar biasa hebatnya. Disertai
petir dan halilintar. Jaringan di Suka-
bumi Selatan putus. Pemulihannya
memerlukan waktu lebih dari lima jam.
Setelah diperiksa, ternyata jaringan ini
terlalu panjang tanpa dipasangi LBS di
tengah-tengahnya. Jaringan itu pan-
jangnya 15 kilometer tanpa LBS sama
sekali.
Seharusnya, setidaknya di tiap
3 kilometer dipasangi LBS. Dengan
demikian, kalaupun listrik mati karena
bencana alam, perbaikannya akan
lebih cepat. Tidak harus membutuh-
kan waktu lebih dari lima jam seperti
itu. Bahwa petugas harus memulihkan
jaringan itu sambil mengarungi hujan
badai, itu sudah biasa. Tapi, bahwa ti-
dak ada LBS di tengah-tengah jaring-
an panjang itu memang kesalahan
sistem di PLN.
Setelah kejadian itu, PLN di selu-
ruh Indonesia diminta untuk memerik-
sa di mana saja ada jaringan yang ter-
lalu panjang yang tidak dipasangi LBS.
Rasanya tidak perlu dijelaskan apa itu
LBS karena begitu banyak peralatan
listrik yang memang sulit dijelaskan.
Dan tidak perlu. Yang penting listrik
jangan mati.
Ternyata memang banyak listrik
mati akibat kesalahan sistem PLN
seperti itu. Yang terakhir ini kesalahan
saya juga: Waktu saya ke Istana Bo-
gor Jumat lalu, saya menyempatkan
diri menemui dan berdialog dengan
karyawan PLN di Bogor. Hari sudah
malam. Di luar lagi hujan deras. Saat
itulah radio panggil petugas PLN ber-
suara: Lima tiang listrik di lereng Gu-
25
nung Salak roboh. Saya bertanya, jam
berapa ini. Sekitar jam 22.00.
Saya terus mendengarkan dialog
di pesawat komunikasi itu. Suaranya
agak kurang jelas. Rupanya petugas
di sisi sana lagi di tengah-tengah hu-
jan. Dia sudah berusaha untuk bersua-
ra sekeras mungkin, tapi masih kalah
dengan suara angin ribut. ‘’Jurangnya
dalam sekali,’’ bunyi suara di radio ko-
munikasi itu.
Dari seberang sana terdengar per-
tanyaan apa yang harus diperbuat.
Jiwa saya terbelah. Di satu pihak saya
membayangkan alangkah menderita-
nya masyarakat yang listriknya padam
di lereng Gunung Salak itu. Di lain pi-
hak saya bergulat dengan perasaan:
Akankah saya memaksa petugas itu
memulihkan tiang listrik di bibir ju-
rang yang dalam di tengah kegelapan
malam yang berhujan itu? Akankah
saya harus mengorbankan jiwa me-
reka?
Saya tercenung agak lama.
Kadang sebuah keputusan begitu su-
litnya. Bahwa PLN dan saya dihujat,
baik akibat kesalahan sendiri maupun
bukan, tidak bisa dihindari. Tidak ada
resep yang lebih baik kecuali terus
bekerja keras.
Saya hanya ingat ketika awal- awal
membenahi Jawa Pos pada 1982.
Waktu itu begitu lemahnya Jawa Pos
sehingga orang Surabaya sendiri tidak
tahu di mana alamat Jawa Pos di Ja-
lan Kembang Jepun itu. ‘’Di mana sih
Jawa Pos itu?’’ ta-nya mereka.
‘’Di depan Bank Karman,’’ jawab
saya.
Bank Karman. Begitu kecilnya
bank itu, tapi masih lebih terkenal dari-
pada Jawa Pos. Maka timbul dendam
dalam jiwa saya: saya harus membuat
Jawa Pos setidaknya akan menjadi
lebih terkenal daripada Bank Karman!
Kalau suatu saat ada yang bertanya
di mana itu Bank Karman, akan saya
jawab dengan gagah berani: di depan
Jawa Pos!
Dendam yang sama kini muncul di
jiwa saya. Saya harus membuat PLN
lebih terkenal daripada Bandara Soe-
karno-Hatta. Dengan demikian, kalau
suatu saat ada mati lampu lagi di Ban-
dara Soekarno-Hatta, orang tidak lagi
menghujat PLN.
Mozaik

Besarnya Potensi
Zakat PLN
Berdasarkan kajian Asian Development Bank (ADB),
potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 100 triliun per
tahun. Sementara zakat yang terkumpul oleh Baznas
masih sangat kecil. Pada 2007, dana zakat yang terkumpul
di Baznas mencapai Rp 450 miliar. Tahun 2008 meningkat
menjadi Rp 920 miliar, dan 2009 tumbuh menjadi RP
1,2 triliun. Padahal penduduk Indonesia yang berada di
bawah garis kemiskinan pada Maret 2009 sebesar 32,53
juta jiwa. Mereka sebagian besar adalah umat Islam.

Inilah yang mendorong berdirinya
lembaga-lembaga amil zakat, infaq,
dan sedekah (LAZIS) di berbagai in-
stitusi dan perusahaan, termasuk di
PT PLN (Persero). Saat ini, sebagian
besar pegawai PLN yang muslim su-
dah menyalurkan kewajiban agamanya
melalui LAZIS di lingkungan kerjanya.
Manajemen memfasilitasi administrasi
pemungutan dari penghasilan mereka
tiap bulan. IPZ (Indeks Prestasi Zakat),
yaitu total zakat per tahun dibandingkan
potensi zakatnya, masing-masing unit
rata-rata berkisar 50-60 persen dan terus
meningkat dari tahun ke tahun.
Peningkatan peran LAZIS di unit-unit
PLN antara lain ditunjukkan para peng-
urusnya dengan saling berbagi pengala-
man dan pengetahuan cara pengelolaan
melalui sarasehan. Pada sarasehan
kedua di Wisma PLN Cipayung, Jumat-
Sabtu (6-7/8), 45 unit PLN se-Indonesia
mendiskusikan langkah agar lembaga
nirlaba ini bergerak lebih profesional
tanpa mengabaikan syariat agama, ter-
masuk mengkaji berbagai program ung-
gulan bersifat nasional sebagai program
bersama.
Kiprah LAZIS Unit-Unit PLN
Ihwal LAZIS di PLN, tak bisa dilupak-
an peran LAZIS PLN P3B Jawa Bali (JB)
yang berdiri sejak 2002 dan diakui se-
bagai salah satu perintis serta pengge-
rak berkembangnya LAZIS di lingkung-
an PLN. Di P3B JB, menurut Sarjito, Di-
rektur LAZIS P3B JB, pemotongan dana
LAZ bervariasi tergantung persetujuan
pegawai bersangkutan. Berdasarkan
data 2009, dari 3.146 pegawai muslim
dengan total penghasilan Rp 6,5 miliar
per tahun, baru terserap zakat dari 1.877
pegawai sebesar Rp 3,3 miliar
Tak juga kecil peran LAZIS PLN
Kantor Pusat yang berdiri 11 Septem-
ber 2006 dalam mendorong tumbuhnya
LAZIS di Unit-unit. Terlebih setelah didu-
kung Direksi yang menghimbau berdi-
rinya LAZIS, maka unit-unit PLN lain
di Jawa maupun luar Jawa menyusul
mendirikan lembaga serupa. Pada tahun
2009, jumlah total penghimpunan zakat,
infaq, sedekah, yatim, dan kemanusiaan
di PLN Kantor Pusat mencapai Rp 2,5
miliar.
Ternyata, diam-diam PLN Wilayah
Aceh merintis LAZIS sejak 1998. Pe-
ngumpulan zakat di Kantor Wilayah
Aceh setiap tahun mencapai Rp 800
juta. Sementara LAZIS PLN Disjaya &
Tangerang dalam laporan keuangan-
nya mencatat, dari jumlah pegawai
2.791 orang, -yang muslim 2.615 dan
muzaki 2.039-, berhasil dikumpulkan
dana Rp 3,8 miliar. Sedangkan menu-
rut data 2008 yang dilaporkan ke LAZIS
PLN Pusat, LAZIS PLN Litbang berhasil
mengumpulkan dana zakat sekitar Rp
321 juta dari 134 muzaki (70 % pegawai
muslim) dalam setahun. Kemudian, PLN
Wilayah Kalselteng mengumpulkan Rp
614 juta dari 161 muzaki (100%), PLN
Wilayah Sumut: Rp 161 juta dari 52 mu-
zaki (52%), PLN Jasa Enjiniring: Rp 242
juta dari 67 muzaki (42%), PLN Jasa &
Produksi: Rp 204 juta dari 115 muzaki
(42%), PLN Wilayah Maluku dan Maluku
Utara: Rp 200 juta dari 35 muzaki (47%),
dan PLN Wilayah Babel: Rp 661 juta dari
206 muzaki (74%).
Jadi, zakat yang terkumpul dari ketu-
juh LAZIS Unit PLN ini Rp 2,4 milyar
dari 770 muzaki. Setiap muzaki rata-rata
berzakat Rp 3 juta per tahun. Dengan
demikian, dari 11 satuan unit PLN itu
berhasil dikumpulkan dana zakat sekitar
Rp 12,8 miliar setiap tahun. Itu belum
termasuk dana zakat dari 34 Unit Bisnis
PLN tingkat wilayah lainnya dan bebera-
pa unit satuan operasional di bawahnya,
seperti PLN Region, APJ, UPJ, Cabang,
serta sejumlah Anak Perusahaan.
Berdasarkan data di atas, bila jum-
lah pegawai PLN sekitar 40 ribu pega-
wai dan dengan pengandaian 80 per-
sennya muslim, akan terdapat 32 ribu
muzaki. Kalau setiap muzaki rata-rata
mengeluarkan Rp 3 juta per tahun, maka
potensi dana zakat PLN sebesar Rp
96 milyar per tahun. Satu angka cukup
besar untuk turut serta mengentaskan
kemiskinan di Indonesia. Sekaligus
peluang “menambah kekayaan”, jika me-
nyadari setiap uang yang disedekahkan
akan berlipat balasannya. (*)

26

Dongkrak Citra Indonesia
Akhirnya ada juga bintang Indone-
sia yang melenggang di karpet merah
panggung hiburan Amerika. Adalah
aktris senior Christine Hakim yang
muncul di kota New York, Rabu (11/8),
saat menghadiri peluncuran perdana
film Eat, Pray, Love yang turut dibin-
tanginya bersama Julia Roberts, sang
pemeran utama.
Mengenakan busana khas Bali
berwarna merah dan berkain batik
keemasan, Christine Hakim meleng-
gang di atas karpet merah yang diben-
tangkan di Ziegfield Theater. Sebelum
memasuki gedung pertunjukan film itu,
Christine mengatakan, dirinya hadir
dengan satu tujuan, yaitu membantu
citra positif Indonesia.
Pemeran Wayan Nuriasih di film
tersebut didampingi Dirjen Pemasaran
Kemenbudpar, Sapta Nirwandar. “Tiga
puluh persen film ini lokasinya di In-
donesia. Mudah-mudahan kehadiran
kami ke sini membantu image positif
tentang Indonesia,” katanya seperti di-
GAYA
kutip Antara.
Ditanya bagaimana rasanya ber-
adu akting dengan aktris sekelas Julia
Roberts, Christine menuturkan, dia ti-
dak sempat memikirkan hal itu. “Saya
tak mau terjebak bahwa saya sedang
main dengan Julia Roberts atau bin-
tang Hollywood siapa pun. Yang saya
pikirkan adalah bagaimana saya
mempersiapkan diri agar bisa konsen-
trasi penuh untuk siap bekerja sama
dengan mereka,” kata aktris kawakan
yang mengaku hanya punya waktu
empat hari untuk mempersiapkan pe-
rannya sebagai Wayan Nuriasih itu.
Sementara Sapta Nirwandar me-
ngatakan, keberadaannya di pelun-
curan perdana Eat, Pray, Love meru-
pakan bentuk keinginan pemerintah
Indonesia untuk mendorong industri
film tanah air lebih maju. Dia berharap,
lebih banyak pembuat film Hollywood
memilih daerah di Indonesia untuk lo-
kasi shooting. Jelas, ini demi citra posi- Christine Hakim
tif Indonesia di mata dunia. (*)

taran pengamanannya kurang ketat.

indonesiacorner.com 2

“Kebetulan atap kura-kura baru saja

selesai dicat, di sana ada tangga dan
tambang untuk saya naik,” ujarnya.
Pria kelahiran Solo, 13 September
1942 ini mengaku, apa yang dilaku-
kannya wujud ekspresi kekecewaan
terhadap kinerja DPR. “Selama ini,
keputusan pemerintah maupun DPR
selalu mengambang, tidak pernah sele-
sai. Mulai kasus Century, gas meledak
sampai absensi anggota dewan yang
bolong-bolong itu,” kata Pong.
Pong Harjatmo Aktor yang telah membintangi lebih

Kentongan Protes
Lama tak terdengar kabarnya, aktor
kawakan era 1980-an Pong Harjatmo
tiba-tiba menggemparkan publik. Bu-
kan lantaran aktingnya di layar perak
atau layar kaca, Pong menjadi buah
bibir akibat dua aksinya yang terbilang
nekat.
Aksi pertama dilakukannya dengan
mencorat-coret atap gedung kura-kura
DPR RI, Jumat (30/7). Coretannya
yang berbunyi “Jujur, Adil, Tegas” ditulis
menggunakan cat merah metalik,
Pong mengaku datang pagi ke DPR
dan leluasa memanjat atap gedung lan-
dari 50 film itu menampik tudingan bah-
wa aksi menulisi fasilitas negara seka-
dar untuk menaikkan popularitasnya
yang mulai pudar. “Jam terbang saya
sudah tinggi. Hingga kini, saya ma-
sih kerja di layar lebar dan FTV,” kata
Pong yang langsung diamankan Pam-
dal DPR dan Kepolisian Sektor Tanah
Abang, lalu diminta menandatangani
surat pernyataan untuk tidak mengu-
langi perbuatannya. (*)

GAYA 27
kabar
Lima Pegawai PLN
Diganjar Penghargaan
dari Presiden
Angin segar berhembus dari kantor Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (17/8). Hari itu, lima
pegawai PLN menerima tanda kehormatan “Satya Lencana Wira
Karya” dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mereka adalah
Sri Budi Santoso, Harlen, Maskur Buchori, Juli Sasmiharto, dan
Tanda kehormatan itu diserahkan
langsung oleh Menteri ESDM Darwin
Zahedy Saleh pada upacara peringatan
HUT RI di halaman kantor Kementerian
ESDM.
Untuk bisa terpilih menerima peng-
hargaan bergengsi itu, prosesnya tak
mudah karena seleksi dan kriterianya
sangat ketat. Selain harus berhasil men-
catatkan prestasi yang teruji, misalnya,
prestasi itu juga mesti diakui di tingkat
nasional yang dibuktikan dengan peng-
hargaan Dharma Karya dari Kantor Ke-
mentrian ESDM.
Sri Budi misalnya. Pria kelahiran
Klaten Jawa Tengah, 47 tahun silam
itu, pada 2007 menerima penghargaan
Iwan Gunawan.
Dharma Karya lewat karyanya yang di-
beri title metode penyeimbangan beban
gardu distribusi. Karyanya ini di 2005
berhasil keluar sebagai Juara Pertama
Lomba Karya Inovasi PLN. Kini, Sri
Budi bertugas sebagai Deputi Manajer
Pengendalian Distribusi di PLN Wilayah
Sulselrabar.
Penghargaan yang sama juga diteri-
ma Harlen di tahun 2008 setelah berhasil
menciptakan metode penggantian Servo
Valve Aktuator Turbine yang diaplikasi-
kan pertama kali di Indonesia/Asia Teng-
gara. Sekarang, Harlen menjabat Ge-
neral Manager PT Indonesia Power Unit
Bisnis Pembangkitan Mrica.
Sementara Maskur Buchori, per-
28
sonel PDKB dari APJ Mojokerto, sampai
dua kali menerima penghargaan itu. Pria
kelahiran Sidoarjo, 7 Mei 1982 ini, pada
2007 menerima penghargaan Dharma
Karya, setelah berhasil menciptakan alat
CROSS ARM SUPPORT (CAS), yaitu
peralatan yang digunakan untuk proses
penggantian arm tie, beugel arm tie, dan
beugel cross arm (acesoris dari cross
arm). Setahun kemudian, penghargaan
yang sama kembali disabetnya setelah
ia berhasil membuat Robot CDJW. Alat
ini digunakan untuk mendukung tugas
tim PDKB dalam melakukan pemelihara-
an preventive, secara online. Bahkan,
karya ini masuk pada “101 Inovasi Paling
Prospektif 2009” dari Menteri Riset dan
Teknologi.
Robolay, karya inovatif Iwan Gu-
nawan, pun diganjar penghargaan Dhar-
ma Karya pada 2007. “Robot cerdik”
buatan urang Bandung berusia 42 tahun
ini, merupakan alat pembersih sampah
benang layangan (Robolay) pada sa-
luran udara tegangan tinggi. Alat yang
dioperasikan/dikontrol secara remote
menggunakan frekwensi radio ini, seka-
ligus dapat memantau kondisi kawat
secara realtime dan dapat didokumen-
tasikan. Kini, Iwan bertugas di Sektor
Priangan.
Kota Dili Timor Timur, rasanya men-
jadi salah satu kota yang tak mungkin di-
lupakan oleh Juli Sasmiharto, meski kota
itu tak lagi milik Indonesia. Pria kelahiran
Magetan, 40 tahun lalu itu, pernah ber-
tugas di kota itu pada saat Dili tengah
“membara” akibat konflik bersenjata.
Pada saat itu di tengah suasana kota
yang tak menentu, Juli turut berusaha
keras mempertahankan/menjaga sta-
bilitas pelayanan pasokan listrik untuk
warga Dilli.
Atas usaha dan pengabdiannya itu,
di tahun 2005 pria yang sekarang ber-
tugas di APJ Madiun sebagai Asisten
Manajer Distribusi ini, menerima peng-
hargaan Dharma Karya. Empat tahun
setelah itu, Juli kembali meraih penghar-
gaan yang sama lewat karya inovasinya
menciptakan perlatan Pole Mounted
Circuit Breaker (PMCB), Circuit Breaker
konstruksi di Tiang SUTM 20 kV. (*)
kabar
Setelah kebutuhan pasokan listrik-
nya terpenuhi dan terbebas dari pema-
daman bergilir yang diakibatkan krisis
daya, kelistrikan di Ambon Maluku dalam
dua tahun ke depan bakalan tambah ma-
nise. Pasalnya, di desa Ujung Batu, Ne-
geri Waai, Kecamatan Salahutu Ambon
segera dibangun PLTU baru berkapasi-
tas 2 x 15 MW.
Tahapan pembangunan konstruksi
pembangkit yang menggunakan batu
bara berkalori rendah itu, telah diawali
dengan penanaman tiang pancang per-
tama (Groundbreaking) di lokasi proyek
PLTU tersebut, Kamis (19/8). Penana-
man tiang pancang dilakukan oleh Gu-
bernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan
Direktur Operasi PLN Indonesia Timur
Vickner Sinaga.
PLTU Maluku ini merupakan bagian
dari proyek 10.000 MW yang dibangun
di atas lahan seluas 22,8 hektar. Proyek
yang diperkirakan menelan biaya USD
27,6 juta dan Rp 241,167 miliar ini, di-
kerjakan oleh konsorsium perusahaan
asing dan nasional, diantaranya PT Sakti
PLN Kelola Listrik di 12 Bandara
Awal Agustus kemarin, bandara in-
ternasional Soekarno-Hatta (Soetta)
Tangerang, Banten, ricuh. Bukan karena
ada ancaman teroris, melainkan suplai
listrik di bandara mengalami gangguan.
Nyaris semua aktivitas yang menunjang
Listrik di Ambon Bakal Tambah Manise
Mas Mulia, Wuhan Kaidi Electric Power.
Co.Ltd dan PT Hilmanindo Signintama.
Sementara itu, konsultan supervisi engi-
neering dilakukan oleh PT Prima Laya-
nan Nasional Engineering.
Proses pengerjaannya diperkira-
kan memakan waktu sekitar dua tahun.
penerbangan lumpuh. Ratusan penggu-
na jasa bandara pun dibuat gusar. Saat
itu, listrik di lingkungan bandara terbesar
di Indonesia itu memang dikelola langs-
ung oleh PT Angkasa Pura II (AP II).
Tak ingin terulang kejadian serupa,
29
Nantinya, untuk mengoperasikan PLTU
ini membutuhkan suplai batubara sebe-
sar 174,499 ton/tahun. Dengan adanya
PLTU Maluku ini, kelistrikan di kota Am-
bon dan kabupaten Maluku Tengah ba-
kalan tambah manise. (*)
PLN proaktif mengulurkan tang-an untuk
mengelola kelistrikan bandara Soetta.
Gayung pun bersambut. Setelah melalui
pembicaraan intensif antara kedua belah
pihak, Dirut PLN Dahlan Iskan dengan
AP II Tri S. Sunoko menandatangani
Nota Kesepahaman (MoU) terkait sistem
pengelolaan listrik di di 12 bandara di
wilayah barat Indonesia yang berada
dilingkungan AP II, termasuk bandara
Soetta. Pe-nandatangan MoU disaksi-
kan Menteri BUMN Mustafa Abubakar di
kantor Kementrian BUMN, Rabu (25/8).
Dalam nota kesepahaman itu dijelas-
kan, PLN menyatakan kesanggupannya
untuk turut terlibat dalam pengelolaan
sistem pasokan ketenagalistrikan yang
andal di bandara yang berada di ling-
kungan AP II dengan pelayanan tertentu
(certain level of services).
Ke depan, kata Dahlan, pasokan
listrik di bandara-bandara yang berada
dilingkungan AP II, khususnya bandara
Soetta, kualitas keandalan listriknya
akan sama dengan Istana Negara. “Se-
lama ini telah teruji pasokan listrik di
Istana Negara sangat terjaga keandalan-
nya tanpa ada gangguan sedikit pun,”
katanya menegaskan. (*)
 Lensa

Dahlan: PLN Siap Beli Listrik dari TPST Bantar Gebang

Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh bersama Direktur Utama PLN Dahlan Is-
kan mengunjungi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang,
Selasa (3/8). Kunjungan kerja ini untuk melihat langsung potensi energi listrik yang
bisa dibangkitkan dari tempat pengolahan sampah ini. PLN sendiri, seperti diungkap
Dirut, siap untuk membeli listrik yang dihasilkan dari TPST Bantar Gebang. (*)

Ary: Terangi Indonesia dengan

Listrik dan Nur Ilahi
Pakar ESQ Ary Ginanjar Agustian dari ESQ
Leadership Centre tampil sebagai pembicara
pada peringatan Isra Mi’raj 1431 H di Kantor PLN
Pusat, Rabu (4/8). Acara yang digelar di plaza
tertutup kantor PLN Pusat itu selain dihadiri oleh
beberapa direksi, juga dipadati oleh pegawai,
mitra kerja, dan masyarakat sekitar. Dalam ce-
ramahnya, Ary Ginanjar mengupas tema hikmah
Isra Mi’raj 1431 H, seperti semarakkan masjid
dengan salat berjamaah. Ary pun mengajak un-
tuk menerangi Indonesia dengan listrik dan Nur
Illahi. (*)

Lampu Hemat Energi untuk Ponpes Gontor

Dalam kunjungan kerjanya ke PLTU Pacitan, Direktur Uta-
ma PLN Dahlan Iskan menyempatkan diri untuk menyambangi
Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Gontor, Jumat (20/8). Di
Ponpes ini, selain turut berbuka puasa bersama, Dahlan juga me-
nyerahkan bantuan program CSR berbentuk program penggan-
tian lampu penerangan di seluruh gedung Ponpes dengan lampu
yang lebih hemat energi. Tampak dalam gambar, secara simbo-
lis Dahlan menyerahkan lampu hemat energi kepada Pimpinan
Ponpes Gontor KH Abdullah Syukri Zarkasih. (*)

30
Lensa

PLN Jalin Kerja Sama dengan 11 Bank

PLN kantor Pusat bersinergi dengan 11 bank nasional, milik pemerintah dan swasta, untuk pengelolaan sistem
keuangan secara cash polling. Hal ini ditandai dengan penandatangan naskah kerja sama oleh Direktur Keuangan PLN
Setio Anggoro Dewo dengan pimpinan 11 bank nasional, di kantor PLN Pusat, Rabu (11/8). Kerja sama ini merupakan
tindak lanjut dari kerja sama sebelumnya berupa pembayaran tagihan listrik secara online terpusat dengan menggunakan
sistem Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST). (*)

Kunjungan Dahlan ke PLTU Pacitan

Dirut PLN Dahlan Iskan dan Direktur BMR Murtaqi Syamsuddin mengadakan kunjungan kerja ke PLTU
Pacitan, Jumat (20/8). PLTU berkapasitas 2 x 315 MW yang merupakan bagian dari proyek 10.000 MW ini,
masih dalam tahap pengerjaan oleh kontraktor dari China. Diperkirakan, pertengahan tahun depan PLTU
Pacitan sudah dapat beroperasi sehingga akan memperkuat sistim pasokan listrik di Jawa Bali. (*)

Laporan Keuangan Semester I

Direktur Keuangan PLN Setio Anggora Dewo didampingi Direktur BMR Murtaqi Syamsuddin, Direktur Operasi Indonesia
Timur Vickner Sinaga, dan Direktur Operasi Jawa Bali I Gusti Ngurah Adnyana memaparkan laporan keuangan perusahaan
pada semester I tahun 2010 di depan sejumlah wartawan keuangan di kantor PLN Pusat, Senin (16/8). Sehari sebelumnya,
laporan keuangan semester I tersebut telah diekspose melalui iklan di beberapa media cetak nasional. (*)

31