Anda di halaman 1dari 22
ANTENA : CYCLOIDA coy INFORMASI ERA BARU OUP NETS Va Vel 2O AN Ugo AMO eO Raa Asay eal eee a NO. 19 TAHUN II 9 - ULAS EDITORIAL 10 - KONTAK PEMBACA 11 - KAJIAN 34-TEKSIKLOPEDIA —: 71 - ANALISA MASALAH 16 - SUNTINGAN MEI 1988 Perlu Dikaji dan Dipikirkan Lebih Mendalam Bagaimana Berlangganan. Kapasitas Giling Harus Ditingkatkan Istilah Kelautan Perlu Terobosan Baru Yang Perl Diketabui pada Mobil Anda, dll 4 - TEKNOKESEHATAN 19 - PENYELAMAN : 30-TEKNOTERAPAN ; 35 - LAPORAN UTAMA. 40 - BOX LAPUT 45 - GALANGAN 49 - WAWANCARA, 52 - TEKNOPERTANIAN 55 - ELEKTRONIKA 64 - TEKNOMILITER Terapi Oksigen Hiperbarik, Andal dan Aman Menyelam Perlu Perhitungan Mencegah Korban Lebih Banyak Belum Banyak Data. Ada Apa di Bawah Laut? — Menghubungkan Daerah Produksi Lewat Laut. — Revolusi Teknologi Kelautan, Mendesak dan Perlu. | Tahap - tahap Pembuatan Sebuah Kapal Industri 'Ship Kits’ Menunjang Armada Perkapalan Cairan untuk Mengembalikan Struktur dan Kualitas Tanah Teknik Menumbuhkan Kwarsa Sintetis Bermacam Bom Perusak. Dulu dan Sekarang 15 - ANTARIKSA. 18 - REKAYASA 23 - POLUSI UDARA. 27 - TELEKOMUNIKASI 32 - BIOTEKNOLOGI 58 - TEKNOKIMIA 61 - KAMI PERKENALKAN: Robot Calon Pekerja di Antariksa ‘Teknologi Baru Melebur Baja Daun pun Akan Layu Tercemar ‘Ada Pemancar Radio FM, Ada Antena Cycloida Ganda Bioteknologi di Indonesia Korosi pada Baja Seng yang Berlapis — Intermasa Pelopor dalam Percetakan — Industri Sandang I, Mesin Lama Semangat Baru, (COVER DEPAN : Kipal-kapl butan PT PAL Indonesia Sort Reda : Indonesia sebags negara epevan meni wityah evan yang sas us, sums mise! pa yng trang damaya bun bana ‘erunkap. Mela Laporas um nemer in, jh Telnoing inn mesh ‘memaparkan burbagal masta yang bean dengeo Kel, ‘aor kal nipun mengals musash et sebugh vember yaaa yang po feral dan Joga hogs mea tensors yang ‘perv aidan dpikan ‘menamikas abaphepperibuatn kapal snetra wpa mengughsp a= sah dal Int dtampiean atk! peal penyeamaen, Penylian dalam amor ini ep vara: dengan rrr in, bik bagel peadutong, lan eta da a-ha in yang menark, Berea ean um dala “selngan’ dan sektoe milter dturankan cra maselah "bor, Prost, dul da lara’. Adray, senoga sl een pada momer nh ‘pat mempertayapengetauan pembaca trial moto kaa ign mena "formas er bry TEKNOLOGIMEI 1988 3 intormasi era baru Penasehat Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie Ir, Hartaro 1. Hasjral Harshap Ir, Radinal Moochtat I, Azwar Anas Pemimpin Unum Dr. Ir. G.M, Tampubolon Pemimpin Usaha I Elfiwadri Chaidir Pemimpin Redakst Prot. Wiranto Arismunandar ‘Redaktur Pelakauna Dre. Kunto Wibisono ‘Amat Midian BSc. 1 amu Wahyono (Koordinatar) ‘Stap Redakst Drs. Cholil Wahab ‘Drs. Susetyo Mulyodrono Ir, Prasetyo Sunaryo Drs, Rosyid Haryadi ‘Tata Rupa Dra, Kharmasiswani R. Hadinato ‘Tata Usaha Drs. A. Tamu Than Dra. Zulmy Savitr Sirkutash Drs. Oscar Yasafat Sjachlani ‘Alamat RedaksV/Fata Usaba/Tklan 5. Majepahit No. 2/1, ‘Teleponi 257473, 357481, 352157 PO Box 26730KT Telex 45802 TINEL -1A, “Jakarta Pusat, Indonesia, Rekening Bank ‘No. 015010-09239 Bank Bumi Daya, Cabang Duta Merlin Jalan Gajah Mada 3 Jakarta Pusat sruPr No. 170/SK/MENPENISIUPP/D 1/1986 ‘Tanggal 3 Mei 1986 Diterbtkan Oleh Dharma Yasamas Teknindo Dicetak oleh PLT. Temprint dar angen pera, ‘te Sli foe eng Wg Resi See ‘Saamig np mena wt Sep sah ye mit Deen eg etna an wn, Neth nk ULAS EDITORIAL Perlu Dikaji dan Dipikirkan Lebih Mendalam. Indonesia, negara kepulauan dengan lebih dari tiga belas ri- ‘bu pulau yang terbentang sepan- jang seperdelapan garis Khatuls- twa, sebagian besar wilayahnya adalah faufan. Maka kemanfaatan laut, baik sebagai ‘media lalu lintas maupun seba- sai sumber daya alam, serta pe- ngawasan wilayah yang akan ‘menjadi semakin kompleks, per- 1 dikaji dan dipikirkan lebih da- Jam. Dalam hal ini teknologi ‘elit dapat digunakan secara cefektif Karena kemampuannya ‘meliput daerab yang luas dan esanggupan memberikan infor- ‘asi secara cepat dengan biaya rendah. Perencanaan sistem transportasi di laut tidak bisa lepas dari perenca- ‘naan sistem transportasi yang menyeluruh: darat-laut-udara. Demikian juga dengan eksplorasi sumber daya laut, dapat diatur serasi, Pandangan yang simplistiktentu tidak dapat menghasilkan perencanaan yang baik, karena sistem yang kita bicarakan di sini menyangkut faktor manusia yang berbeda- bbeda pandangan dan tingkah lakunya. Apalagi dalam keadaan krits, Si tem itu harus memperhitungkan entropi, yaitu penyimpangan dari kondi ideal atau ketetapan yang digariskan. Hukum alam mengatakan tidak ‘ada satu sitem pun yang sempurna, maka setiap usaha ditujukan untuk ‘memperkecilentropi itu. Di sini kita diperkenallkan dengan sinergi, yaitu pencegah entropi, dimana setiap unsur yang terlibat bekerja sama dan sa- ling mendukung sehingga mendatangkan keuntungan lebih besar, baik bagi setiap unsur itu sendiri maupun bagi kepentingan nasional. Alangkah indahnya. Wiranto Arismunandar TEKNOLOGUME! 1588 9 eon SEIV CHEMOLUX Prestasi Nyata Cat Pesawat Terbang Dengan Formula Canggih, Kami batigga atas kepercayaan Merpati yang telah miempérgunakan cat produksi— Pain ae Cutt as CRW Mee Re eee crac Di ae Cum cance eae ae muee ret eet gi ween ote Diproduksi Oleh Pabrik Cat, Tinta.& Thinner PT: SUMBER MAKMUR BAHAGIA ‘Tangerang : : 4 t CQ Li QO. O esa = w Li - PELABUHAN, : harbour Daerah tepi laut yang terlindung (dari gelombang laut) menjadi: tambatan kapal den dimenfaatkan untuk bongkar ‘muat berang dan penumpang. PELABUAN ALAM, : natural harbour Polabuhan yang dibentuk socara alami ‘oleh garis pantal tanpa adanya bangun- ‘an tambahan. PELABUHAN BUATAN, : artificial har- bour Polabuhan yang dibentuk dengan me- masang dinding pemecah golombang pada pantal, sehingga kapl-kapal dapat bbongkar muat barang dan penampang dengan cara merapat pada dermaga. PELABUHAN APUNG, : floating har- bour Pelabuhan yang diindungl dinding pe- mecah gelombang yang terdiri ates balok apung yang ditambatken. DERMAGA TIANG PANCANG TER- BUKA, : open jetty Dermaga yang dibuat menjorok ke laut ddan biasanya dibuat togak lurus garis pantal. 00K, : dock Kolam tertutup yang dijadikan sebagai ‘tempat pembuatan ataupun perballan kepal G@ANJAL DOK, : docking dock DOK APUNG, : floating dock Konstruks! baja terapung yang dapat dbenamkan, dimana kapal dapat me- masukinya kemudian konstruksinya dapat dlapungkan lagi guna peroaikan apalnya DOK MAJEMUK, : self docking dock Dok apung, yang tersusun oleh baglan- ‘bagian dan tlaptiap agian dapat dtang- kat di ates yang lain guna perbalkan, PONTON, : pontoon Kapsl, umumnya dengan dasar yang blasanya dipergunakan untuk mengang- kutInstalasi, bahar-behan atau bagian dari jombatan terapung. JEMBATAN PONTON, : pontoon bridge Jembatan permanen atau sementare yang terapung dlantara ponton, di- angker pada dasar sungel KRAN APUNG, : floating crane Kran yang dipergunakan atau ditsmpat- kan di atas ponton. PIPA APUNG, : floating pipeline Dahan gallen (lumpur) yang beresal deri kapel keruk. PUSAT LISTRIK TENAGA PASANG ‘SURUT : tidal power station Pusat listrik tenaga alr yang meman- faatkan tinggl muka air aut pada waktu ppasang naik dan paseng eur, dimana air laut pada waktu pasang nalk di- ‘tampung dalam basin (cekungan,paluh) yang terpisah deri laut. 34 TEKNULOGIME! 1988 LAPORAN UTAMA BELUM BANYAK DATA ADA APA DI BAWAH LAUT ? ilayah Indonesia, jika digabungkan antara darat, laut wilayah dan perairan nusantara W serta Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kentinen, maka semuanya berjumlah kurang lebih: 8 juta km persegi. Wilayah daratnya saja 1,9 juta km persegi, dan wila- yah laut dengan wawasan nusantara ada 5 juta km persegi. Menurut DR. Hasjim Djalal, Ke- ala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Luar Negeri, tidak semua wilayah laut ‘adalah wilayah nasional, Kecuall laut wilayah dan peraitan nusantara, Pada daerah ZEE dan landas kontinen, indonesia hanya mempunyai wewenang atas kekayaan alamnya, tidak alas daerahnya, Dalam konsep sebagai negara nusantara maka peranan laut se- makin lama bertamban penting, baik dalam rangke_pengambilan dan pemantaatan kekayaan alam, engamanan ruangan dan ling: kungan, serta peneitian. Hal ini tidak berart wilayah laut lebih pen- ting dari wilayah darat. Dengan proses waktu cukup panjang, In- donesia telah ~memperjuangkan konsep wawasan nusantara ini, balk di negeri sendiri maupun di forum-forum internasional. Lewat jalur kebijaksanaan Pemerintah, kita Kekayaan di bawah lout, me- rupakan modal Indonesia yang masih menunggu ke- mampuan teknologi untuk menggarapnya (Atas). Dr. Hasjim Djalal, Kepala Badan Utbang Deplu Ru (kanan atas) 36 TEKNOLOGI/MEI 1968 kenal dengan munculnya Dekiarasi Juanda tahun 1957 yang menyata- kan seluruh perairan yang berada di antara dan sekitar pulau-pulau Indonesia adalah wilayah Indone- sia, yang sekarang menjadi’ per- airan nusantara. Konsep ini ke- mudian menjadi UU-No. 4/1960. Tentang landas kontinen yang kekayaan alamnya dianggap se- agai kekayaan alam indonesia, d- keluarkan juga Pengumuman Pe- merintah: 17 Pebruari 1969 yang kemudian menjadi UU. No. 1/1973. Ke forum internasional, pertama kali dibawa ke konperensi hukum faut tahun 1958, tapi tidak men- dapat dukungan, kecuali dari Philip- pina, dan Yugoslavia. Karena tidak mau di vote, maka ditarik kembali untuk menunggu dan melinat per- kembangan selanjutnya. Pada kon- perensi PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) tahun 1960, masalah ini tidak dibawa lagi karena dianggap belum matang. ‘Sementara dunia internasional baru mempergunjingkan masalah perlunya diadakan konperensi hukum laut interasional melalui PBB pada tahun 1967/68 dengan permasalahan yang terdiri dari: ba- ‘as landas kontinen yang diterapkan pada konvensi tahun 1958 di- ‘anggap tidak relevan lagi karena perkembangan teknologi. bawah faut sudah begitu majunya dalam hel pencarian kekayaan bawah laut MINERAL BAWAH LAUT ada apa:gerangan di bawah iasar laut kita, sehingga orang s2- ling berlomba menciptakan tekno- (ogi untuk mendapatkan Kekayaan alam di sana. Sementara banyak orang mempertanyakan siapa yang memiiki Kekayaan alam itu. Pene- lian sungguh-sunggul teradap isi kandungan bawah dan dasar laut sampai sekarang ini belum ada. Tapi, setidak-tidaknya, kita ketahui bahwa di sana terdapat nodules, ‘semacam bungkalan sebesar ke- plan tangan berwama hitam yang kaya akan nikel, berisitembaga, ko- balt, manganese serta segala macam mineral yang dibutuhkan industri. Aturan tentang kewenangan belum ada ketika itu, sementara sng sudah berlomba mencipta- ken teknologi untuk mencari ke- kayaan laut. Adalan satu bukti bahwa teknologi berkembang dan. ‘melaiy leblh cepat daripada hukum, Alasan lain diadakannya konperen sihukum laut, karena pada konpe- rensi tahun 58 dan 60 tidak berhasil menerapkan lebar laut wilayah sualu negara, sementara sudah banyak negara di dunia yang mengumumian lebar lauinya 12 mil, termasuk Indonesia sendiri, Dengan pengumuman ini sekitar 100 selat ai dunia yang tadinya ber- status lautan bebas keriudian men- jadi laut wilayah. Termasuk negara yang paling berkepentingan dalam hal ini ada- lah Amerika Serikat karena berarti tidak ada lagi pelayaran bebas di selat-selat itu. Dalam kesempatan konperensi hukum laut itu, Indone- sia_mengetengahkan eksistensi negaranya sebagai negara kepu- lauan atau negara nusantara yang juga menuntut harus dibicarakan. Inj satu kesempatan baik setelah pada kesempatan-kesempatan sebelumnya tidak mendapatkan peluang. Lain lagi usul negara- negara yang sifatnya kontinental, misalnya Afrika. AFRIKA MELAHIRKAN ZEE "Dari Afrika lah sebenarnya mun- cul konsep ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif),”" ungkap Hasjim Djalal. ‘Sementara negare-negara Amerika Latin sudah lama menuntut laut wi layahnya selebar 200 mil. Jawaban ‘Afrika, tuntutan itu ketertaluan, dan Jalen tengahnya, batasan 200 mil bi ‘ea diberlakukan, tapi bukan eebagal wilayah, melainkan zone. Teknologi bawah laut adalah vital buat Indo- nesia sebagai negara maritim. Ba- nyak negara yang sudan meng- gunaken under water detecting evice (alet pendeteksi bawah laut), misalnya, serientara indonesia be- um sejauh itu Untuk mengetshui apa yang ada di bawan laut, kita memeriukan penelitian, tetapi teknologi pene ‘an kekayaan alam bawah laut kita masih miskin. Jumiah kapal pene! tian pun masih terbatas, demikian juga penggunaan remote sensing Gari udara untuk penelitian (aut "Bahkan untuk penelitian pemeta- an seluruh perairan di indonesia sampai pada peta yang kecil pun masih diragukan.”” Untuk ZEE, sampai_ sekarang Indonesia belum memilki data ke- kayaan alam. Kalau Ditjen Perikan- ‘an memperkirakan bahwa Ikan di ZEE Indonesia baru dimanfaatkan 1,7 persen, Hasjim Djalal mengata- kan; "jangankan di sana, di sini sala (wilayah pantal) kita masih belum tahu banyak.” Padahal orang lain sudah mampu mengambil kekaya- an alam pada kedalaman di bawah ‘5000 meter. Dalam membandingkan program enelitian bidang kelautan ai Indo- nesia dengan negara lain, Djalal menggambarkan, pernah ditawari ‘sebuah universitas di luar negeri TEKNOLOGIME! 1988 37 Dari kiri ke kanan: Pem- buatan cangkang rangka ka- pal di PT. PAL Indon Kegietan pembuatan pi bagian ujung depan kapal. Salah satu penggunaan tek- nolog! tinggi, yaitu fabrikasi yang dilakukan mesin pemo- tong dengan Numerical Control. Dipl. Ing. Suleman Wiriadidjaje, Direktur Tek- nologi PT. PAL Indonesia. yang sudah memilki 400 mata ku- liah knusus bidang under water technology, sedangkan ai Indone- sia masalahnya masih pada tahap- an mencari universitas yang mengajarkan hukum laut. Untuk ‘menangani masalah-masalah yang bberhubungan dengan kelautan, di Indonesia sudah lama dibentuk Pankorwilnas (Panitia Kordinasi Masaiah Wilayah Nasional) yang sekarang kegiatannya tidak seaktif dulu. PANKORWILNAS Hasjim Djalal mengimbau, di ‘samping terhadap ketidak-aktifan Pankorwilnas, juga karena maselan penelitian erat hubungannya de- gan pengamanan dan keamanan, maka harus ada aturan jelas sam- pai di mana aspek-aspek penelitian tidak berpengaruh terhadap aspek pengamanan dan keamanan. An- tara riset dan security harus seja- lan. Melihat kondisi sekarang, Djalal mengatekan, kadang masih ada yang mengatakan kondisinya be- lum mapan. Jika ada pihak yang hendak melakukan penelitian, ada ‘orang lain: yang mengalakan tidak ‘aman, atau bahkan mengkhawatir- 38 TEKNOLOGI/MEI 1988 kan sebagai tindak subverstt. Di antara fasilitas yang dibutuh- kan dalam pengembangan industri kelautan adalah kapal. Salah satu perusahaan perkapalan di Indone- sia adalah PT. PAL Indonesia, se- bueh badan industri strategis yang memproduksi kapal-kapal perang dan niaga. Direktur Teknologi PT. PAL, Dipl. Ing. Suleman Wiriadi- diaja, mengatakan, sebagai Negara Maritim, Indonesia mempunyal ke- sempatan untuk meningkatkan in- dustrikelautan, "Kalau tidak, berarti meninggalkan kesempatan yang sangat balk." Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau sekttar 17.508 buan. Inijelas memeriukan alat apung, balk dalam bentuk kapal pencarrikan atau jenis kapal laut lainnya yang digunaken untuk transportasi, atau. industri lepas pantai Industri perkapalan di Indonesia yang menurut Suleman mempunyai jumiah lebin dari 100, tetapi hanya kurang lebih 45 saja yang modern, Bagaimaria kapasitas mereka. Me- rnurut Suleman, untuk memenuhi kebutuhan kapal di Indonesia se- benamnya sudah terdapat program, yang paling tidak, membicarakan: kapal apa dan berapa jumiahnya. Program itu sudah ada, tinggal ke- Inginan pihak Pemerintah, karena ini menyangkut dana dan investasi ‘Semenjak dijadikannya PAL indo- nesia sebagai pusat pengembang- ‘an dan pembuatan kapal perang ddan kapal niaga, demikian juga un- tuk pusat pemeliharaan dan per- baikan sehingga PAL dijadikan se- bbagai pusat keunggulan dalam bi- dang industri martin untuk men- jembatani alih teknologi baik yang dialinkan ke dalam sendiri maupun ke industr-industri semacam lain- nya, telah mencerminkan adanya keinginan tersebut CARAKA JAYA. Salah satu contoh program yang ‘sedang dilaksanakan adalah proyek Caraka Jaya yang dibuat untuk mengganti kapal-Kapal yang sudan berusia lebih dari 25 tahun, etau sudah waktunya untuk diganti atau dibesituakan (srerapped), dengan sistem paket Komplit,Istilah sistem paket kompiit dalam pembuatan kapal laut akan berdampak kondis! terus bergantung pada luar neger ‘Mungkin lebih tepat kalau cara ini dilakukan Karena keterpaksaan, ‘mengingat lingkungan industri yang belum mendukung. Sehingga royek ini termasuk sangat t lambat Karena banyak hambetan- nya, Proses program ini dilakukan semenjak 1982 dan dimulai tahun 1984 dengan rencana untuk mem- uat 60 buah kapal. Seharusnya tahun 1988 sudah bisa selesai 6-8 buah kapal dalam program ini, tapi dalam bulan Maret saja masih da- lam masalah penandatanganan LC dari Bank Indonesia INTERDEPT MALAH MENGHAMBAT Pendesainan kapal dalam proyek ini berjalan melalui banyak peru- oahan, salah satunya Karena pe- nanganan secara interdept. Con- tohnya, semula dirancang dengan kecepatan 15 knots sesuai permin- ‘aan Ditjen Perhubungan Laut, tapi kemudian dirubah menjadi hanya 12 knots untuk mengurangi biaya bahan bakar. Desain deck pas- senger yang semula ada juga di- hilangkan, demikian juga dalam hal desain semi container dirubah menjadi hanya sebagai general cargo. Proses perubahan ini ber- langsung cukup lama Untuk bahan bakunya, besi baie, tidak semuanya bisa dipasok dari Sp Krakatau Steel, satu-satunya indus ‘1 besi baja di indonesia, melainkan iii ini masin harus impor sebagian dari Jepang. Impor besi baja juga di- lakukan bukan saja untuk membuat kapal, melainkan dalam pelaksana- an program pengembangan fasil tas yang sekarang sedang berlang- sung. Dengan pengembangan ini maka kapasitas pun diharapkan dapat meningkat. KECENDERUNGAN SETELAH KRISIS Melinat industri perkapalan di dunia, Suleman mengatakan, se- karang muncul kecenderungan baru, berallhnya pusat industri per- kapalan yang dulunya sampai de- gan tahun 60-an dikuasai negara- negara Eropa. Tahun 1958, misal- nya, di Jerman dibuat sebuah kapal terbesar berbobot 60.000 ton. Tap 10 tahun kemudian kehadiran Je- Pang dalam industri perkapalan mampu mengalahkan seluruh in- dustriperkapalan yang ada di Eropa. Korea Selatan pun muncul dalam industri perkapalan dengan harga lebin murah dan jumiah be- sar, RRC kemudian tampil untuk menyaingi Korea Selatan. Dalam kondisi seperti ini maka terladiiah krisis daiam industri per- kapalan di dunia, karena kapasitas dan tonnase tertalu. banyak se- hingga harga pun jatuh. Oua tahun falu, Jepang melakukan restrukturi- ‘sasi untuk mengurangi jumiah in- dustri galangannya, demikian juga ‘yang dilakukan Korea Selatan. ‘Ada harapan baru buat industri perkapalan di Indonesia. Karena negaranegara yang semula men- jadi pusat perhatian industr! per- kapalan dunia, seperti RRC, Je- pang, Korea Selatan, telah menga- lami krisis. Menurut Suleman, kalau untuk membuat badan kapalnya saja, maka di Indonesia lah yang paling murah. “Sebentar lagi mungkin kita bisa ekspor, tapi dengan syarat meningkatkan ka- pasitas lebih dulu, karena sekarang kapasitasnya masih kecl,” ungkap Suleman. Untuk mengetahui yang belum ‘kta nat memertukan peralatan dan Teknologi. Kita merasa_optimis bbahwa yang belum kita that itu ada, karena orang lain pun telah melak- ‘sanakannya. Tetapi untuk mengga- linya dan membawa ke darat atau hingga menjadi salah satu koriod- ti, juga memerlukan proses tidak pendek. Mungkin lebih balk kalau kita seneiri yang lebih dulu menge- tahui apa yang ada di bawah sana, daripada_mengetahuinya iewat hrasil usaha orang lain.) | TEKNOLOGIME! 1988 39 DIREKTUR JENDRAL PERHUBUNGAN LAUT: MENGHUBUNGKAN DAERAH PRODUKSI LEWAT LAUT encari dan menerap- kan teknologi pada sektor_perhubungan laut di Indonesia, harus lebih dulu melihat kondisi yang ada. Pada awal minggu terbentuk- nya kabinet Pembangunan Lima, ketika TEKNOLOGI menemui Direktur Jendral Per- hubungan Laut, J.E. Habibie ‘menyimpulkan, teknologi yang paling tepat untuk diterapkan pada sistem perhubungan laut di Indonesia adalah bukan tek- nologi maju, tetapi juga tidak terbelakang. Untuk sampai pada kesim- pulan yang terlihat sekilas se- memproduksi jumlah besar dalam Dengan demikian, galangan-ga- 7 nial Jangan kapal di Indonesia harus “@KtU yang relat singkat, | diperrakan falta mash sult Indust Baja Batam yang in liperkir ‘tu masih sulit di- Industri Baja yang kini capai, mengingat peralatan pro- menjabat Kepala Departemen dluksi milik galangan umumnya te- EDP, pembuatan ship building kits | Jah tua dan teknologinya masih pada dasarnya disesuaikan dengan konvensional. Kebutuhan galangan-galangan ka- Berdasarkan analisis tersebut, pal di Indonesia, baik galangan | maka PT ELNUSA yang bergerak besar maupun kecil. Dengan me- | di bidang industri perminyakan mesan ship kits, mereka dapat me- TEKNOLOGUME! 1968 4 i anne | Gbr.1, Pelat po: tongan (kits) se- dang dirakit di- galangan (Atas). Gbr.2. Beberapa macam hant stool kits yang dibuat ‘gian bedon kapal banyak yang se- rupa tapi tak sama (Kanan). rakit kapal lebih cepat untuk meng- ganti Kapal-kapal yang discrap- ping. Dengan memesan ship building ‘kits, galangen akan mampu mem- bangun kapal-kapal yang bentuk- nya lebih canggih. Mereka dapat lebih memusatkan pethatian pada proses perakitan (assembling) ka- pal secara keseluruhan. Mereka dapat lebih banyak menghemat biaya bila yang diproduksi adalah kapal-kapal yang tipenya sama (re- Lagi pula, menurut Ir Saragi, karena pembuatan ship kits sudah dikelompokkan menurut bagian- bagian sejak dari pemotongan bahannya, maka arus material untuk dirakit menjadi lebih cepat. A "'Galangan menjadi bersih ¢ari sisa-sisa pelat, dan suara bising mesin berkurang,”” sambung Saragi. PASARAN SEPI. Sayang se- kali, sejak menurunnya harga minyak bumi dunia, pasaran pem- ‘buatan kapal menjadi sepi. Banyak pemesan yang terpaksa membatal- kan ordernya. Hal seperti ini juga dialami oleh galangan-galangan kapal di luar negeri. Oleh Karena itu, sebagian staf yang abli dalam bangunan kapal ‘dan pembuatan stee! kits di Indus- tri Baja Batam terpaksa dialih tugaskan ke bidang lainnya, Ba- nyak di antara mereka telah ber- pengalaman dan menimba ilmunya di luar negeri (Negeri Belanda) ke- tika perusahaan ini mulai meren- canakan mendatangkan mesin- mesin untuk menyongsong melon- jaknya pasaran industri perkapal- an. Keahlian mereka masih bisa dimanfaatkan untuk ilmu penge- TEKNOLOGUME! 1988 tahuan, atau untuk mengembang- kan bidang lain yang memerlukan pengolahan dengan CAM. ‘Namun demikian, kegiatan di Industri Baja Batam tetap berjalan, karena selain memproduksi ship ‘cits, pabrik itu juga membuat steel kits untuk pesanan barang lainnya seperti tangki-tangki, peralatan pe- labuhan dan lain-lain. "Perusahaan kami sudah di- kenal oleh banyak galangan dan kalangan industri, sehingga kami masih melayani apa yang mercka butuhkan, yaitu potongan rakitan apa saja, baik yang mudah mau- pun yang bentuknya sulit jika di- kkerjakan dengan mesin biasa,”” kata Saragi pula. ALIH TEKNOLOGI. Desain- desain kapal di Indonesia, selama ini kebanyakan dibeli dari luar negeri, antara Iain dari Jepang, Jerman, Belanda, Singapore, dan Korea. Kemajuan teknologi desain kapal sangat ditentukan oleh pengalaman. Di negara-negara maju, tekno- Jogi desain ini banyak mengguna- kkan fasilitas komputer, CAD (Com- ‘puter Aided Design) dan komputer ‘CAM (Computer Aided Manufac- turing). Kedua teknologi itu masih Jangka di Indonesia. Setelah selesai desain, dibuat gambar konstruksinya. Gambar ini mudah dipahami oleh galangan-ga- Tangan kapal. Tetapi untuk me- wujudkannya, mereka umumnya menggunakan teknologi tradisional sehingga makan waktu lama dan kurang presisi. Dengan fasilitas mesin-mesin CAM seperti di Indus- tri Baja Batam, kendala tersebut mudah diatasi. ‘Mesin-mesin tersebut dijalankan dengan bantuan data info yang di- persiapkan oleh komputer. Perarig- kat lunak (software) itu. akan menggerakkan robot-robot bagian mesin untuk menggambar dan me- motong pelat secara otomatis se- suai dengan gambar konstruksinya. Dengan cara yang sama, robot mesin juga akan melengkungkan atau membengkokkan pelat me- nurut data info yang dimasukkan- nya. Data info itu bisa berupa pita berlubang (punched tapes) seperti yang digunakan pada mesin telex. Bidang ini memang masih baru bagi Indonesia. Karena itu, ke- sediaan CONO INDUSTRIE GROEP NV dari Negeri Belanda dalam kerjasama membantu cara pemasangan, penggunaan dan pengelolaan mesin-mesin CAM di Industri Baja Batam, bisa dianggap sebagai alih teknologi bagi Indo- nesia. ‘Namun alih teknologi cangeih itu tidak mudah. ”’Dibutuhkan waktu kerjasama sampai sepuluh tahun, mulai dari tahap penguasa- an penggunaan software, tahap enguasaan penggambaran kons- truksi, sampai tahap pengembang- an dan penguasaan desain kapal sendiri,”” kata Ir Hiras P. Saragi menutup wawancaranya dengan TEKNOLOGI.O/am TEKNOLOGIME! 1368 51

Anda mungkin juga menyukai