343-Article Text-551-2-10-20200301
343-Article Text-551-2-10-20200301
Forum Ekokardiografi
Kardiologi Indonesia
J Kardiol Indones. 2013;34:201-3
ISSN 0126/3773
T
amponade merupakan kondisi klinis meng- 2D dan M mode merupakan baku emas dalam
ancam jiwa dimana fungsi jantung terganggu mendiagnosis adanya efusi pericard.
oleh penekanan dari ruang pericardium, baik
oleh cairan, massa, bekuan darah, ataupun 2. Kolaps ventrikel kanan saat fase diastolik
kombinasi antara ketiganya. Fisiologi tamponade amponade tekanan intraperikardium melebihi
terjadi akibat terganggunya hemodinamik akibat tekanan di intrakardiak, sehingga akan menekan
peningkatan tekanan intra pericardium sehingga RA dan RV, dan menimbulkan kolaps RA pada
mengganggu pengisian ruang jantung. Tamponade fase diastolic akhir, dan RV pada fase diastolik awal,
dapat terjadi akibat adanya volume efusi yang cukup sesuai dengan fase dengan tekanan terendah
besar atau terbentuknya efusi dalam waktu yang dalam ruang-ruang tersebut. Dengan semakin
singkat. Perlu diingat bahwa efusi yang besar dapat tidak beratnya tamponade, kolaps RA akan timbul
menimbulkan tamponade bila terakumulasi bertahap semakin awal pada pase diastolik, dan kolaps RV
sehingga memungkinkan rongga perikard meregang akan bertahan sampai fase diastolic akhir. Kolaps
dan beradaptasi. Harus pula digaris bawahi diagnosis RA merupakan temuan sensitive untuk
tamponade merupakan diagnosis berdasarkan klinis meningkatnya tekanan intraperikard, sedangkan
namun ekokardiografi seringkali dapat mengenali kolaps RV lebih spesifik untuk tamponade.
adanya tamponade dengan lebih dini.
3. Dilatasi IVC tanpa variasi inspirasi
Peningkatan tekanan atrium kanan akan
Gambaran ekokardiografi tamponade menyebabkan dilatasi dari IVC dan hilangnya
variasi inspirasi dan ekspirasi. Hal ini dapat dilihat
2D Echo daripandangan M mode-supxyphoid long axis.
Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 34, No. 3 • Juli - September 2013 201
Jurnal Kardiologi Indonesia
Gambar 1.Gambaran efusi pericardium yang relatif terlokalisasi pada sisi lateral RA dan RV pada pasien
pasca operasi (kiri), dan gambaran efusi pericardium massif dengan ‘swinging heart’ (kanan).
Gambar 2.Tampak kolaps RA pada fase diastolik akhir (kiri, panah kuning), dan kolaps RV
pada efusi yang terlokalisasi (kanan penunjuk segitiga).
Gambar 3. Gambaran IVC pada pasien normal (kiri) dan dilatasi IVC tanpa variasi respirasi pada
pasien dengan tamponade.
202 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 34, No. 3 • Juli - September 2013
Ariani R dkk: Mengenali Tamponade
Daftar Pustaka
1. Maisch B, Seferovic PM, Ristic AD, Erbel R, Rienmüller R,
Adler Y, et al. Guidelines on the Diagnosis and Management of
Pericardial Diseases Executive Summary. Eur Heart J, 2004.25
(7): 587-610.
Gambar 5. Pandangan parasternal short axis M mode yang 2. Jung HO. Pericardial Effusion and Pericardiocentesis: Role of
menggambarkan interdependensi ventrikel yang diperngaruhi Echocardiography. Korean Circulation Journal, 2012. Novem-
respirasi (diambil dari http://www.stanford.edu/group/ccm_ ber; 42(11)725
echocardio/cgi-bin/mediawiki/index.php/Tamponade) 3. Pepi M, Muratori M. Echocardiography in the diagnosis and
management of pericardial diseaseJournal of Cardiovascular
Medicine 2006. 7:533–544
Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 34, No. 3 • Juli - September 2013 203