Di presentasikan oleh:
Selvina Kadepa, S.Ked. / O110840183
Pembimbing :
dr. Frans Sigala, Sp. Rad.
Mesir: PJB baru 15.200 pasien/thn dan 70% : usia remaja hingga dewasa
.
ASD : 13,63 dan 100,18 per 10.000 Kelahiran. Rata-rata di Texas untuk tahun 1992-
2002 adalah 40,12 kasus per 10.000 kelahiran.
Indonesia belum ada angka yang pasti mengenai kejadian PJB. Prevalensi 0,5-0,8
% pada kelahiran hidup.
PJB SIANOTIK
Defek Sinus venosus
Ostium secundum
PJB NON SIANOTIK
Ostium primum
Gambar 7. (A). Foto PA: Kebocoran Septum Atrium (ASD), hemodinamika, belum ada HP, atrium kanan membesar dan atrium kiri
tidak. (B). Foto PA: hilus melebar sekali, berbentuk koma terbalik. Vaskular paru bagian tepi sempit. Tanda hipertensi pulmonal.
(C). Foto lateral: tampak ventrikel kanan yang membesar sekali. Atrium kiri dan ventrikel kiri normal.
(Dikutip dari kepustakaan 1, 16)
CT-scan
Gambar 8. (A). Tiga-dimensi permukaan dari rekonstruksi ASDs seperti yang terlihat dari anterior obliq dan sedikit proyeksi caudal. Penampakan rims memadai ke
cuali pada bagian parsial dari tepi superior. Defek ini diukur dengan diameter 34 mm dan itu adalah diameter yang besar. Ao = aorta, ventrikel RV = kanan.
(B). Gambaran CT axial dari sebuah Amplatzer septum atrium occluder 24 jam setelah penyebaran. Perangkat ini tidak menimpa struktur terdekat yang penting
seperti lapisan mitral anterior atau vena pulmonalis kanan atas. RA = atrium kanan, LA = atrium kiri, Ao= akar aorta, RV = saluran keluar ventrikel kanan
(Dikutip dari kepustakaan 17)
CT-scan
Gambar 9. A. Gambaran CT Aksial ASD sinus venosus dengan anomali vena pulmonalis kanan atas
mengalir ke persimpangan SVC / RA . B. 3-D rekonstruksi dengan diberikan volume pada kasus yang
sama dilihat dari lateralis kanan dan proyeksi caudal. atrium kanan = RA, atrium kiri = LA, LULPV = lobus
atas vena pulmonalis kiri , RIPV = vena pulmonalis inferior kanan, Ao = aorta, LAA = atrium kiri tambahan
, PA = arteri pulmonalis, IVC = vena cava inferior. (Dikutip dari kepustakaan 17)
MRI