TINJAUN PUSTAKA
3.1 ILEUS
3.1.1 Definisi
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan
tanda adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan
atau tindakan. Ileus timbul saat udara dan cairan sekresi tidak dapat keluar
kearah distal karena berbagai sebab baik karena faktor intrinsik maupun
ekstrinsik (mechanical obstruction) atau paralisis (non mechanical
obstruction atau pseudo ileus).1
Adhesi peritoneal adalah jaringan fibrous abnormal antara permukaan
peritoneum yang berdampingan dan dapat menyebabkan gangguan gerakan
dan pasase usus.1
3.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi ileus ada bermacam-macam. Berdasarkan sumbatannya
ileus dibagi menjadi total dan parsial; menurut klinisnya akut, subakut dan
kronis; menurut sebabnya ileus obstruksi dan ileus fungsional (paralitik)
dan ileus karena gangguan vaskularisasi. Ileus obstruktif atau disebut juga
ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa
disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan mekanik
yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus
yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada.3,1
Sedangkan ileus paralitik atau adinamik ileus adalah keadaan dimana usus
gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan
isinya akibat kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa
adanya obstruksi mekanik.3
3.1.3Etiologi
Etiologi dari ileus obstruktif di negara maju yang paling sering adalah
adhesi, sedangkan di negara berkembang lebih banyak disebabkan oleh
9,10 hernia strangulata. Penyebab lain yang mungkin adalah karsinoma
kolon, volvulus, dan divertikulitis.2,1
Ada beberapa teori mengenai pembentukan adhesi. Teori paling awal yaitu
teori primitif yang menyebutkan adanya trauma pada peritoneum maka
terjadi penyembuhan sehingga pada akhirnya terbentuk adhesi.2
EN diindikasikan bahkan pada pasien tanpa kekurangan gizi yang jelas, jika
diantisipasi bahwa pasien tidak akan dapat makan selama lebih dari 7 hari
perioperatif. Hal ini juga diindikasikan pada pasien yang tidak dapat
mempertahankan asupan oral di atas 60% dari asupan yang
direkomendasikan selama lebih dari 10 hari. Dalam situasi ini dukungan
nutrisi harus dimulai tanpa penundaan. Penundaan operasi untuk EN pra
operasi direkomendasikan untuk pasien dengan risiko nutrisi yang parah,
ditentukan oleh adanya setidaknya satu dari kriteria berikut: penurunan berat
badan 10-15% dalam 6 bulan, BMI < 18,5 kg/m2 albumin serum < 0.3 g/l
( tanpa bukti disfungsi hati atau ginjal). Secara keseluruhan sangat
disarankan untuk tidak menunggu sampai terjadi kekurangan gizi yang parah
tetapi untuk memulai terapi EN lebih awal, segera setelah resiko gizi
menjadi jelas.11
Asupan oral, termasuk cairan bening, dapat dimulai dalam beberapa jam
setelah operasi pada sebagian besar pasien yang menjalani reseksi usus
besar. Nutrisi oral (makanan normal dan/atau ONS) dapat dimulai segera
setelah operasi dalam banyak kasus. Makanan normal awal atau EN,
termasuk cairan bening pada hari pertama atau kedua pasca operasi, tidak
menyebabkan gangguan penyembuhan anastomosis di usus besar atau
rectum. Dibandingkan dengan operasi terbuka konvensional, asupan oral
dini bahkan lebih baik ditoleransi setelah reseksi kolon laparoskopi, karena
timbulnya peristaltik dan buang air besar lebih awal dengan teknik ini.
Namun, tidak ada perbedaan yang ditemukan antara laparoskopi dan operasi
kolon terbuka konvensional. Jumlah asupan oral awal harus disesuaikan
dengan keadaan fungsi gastrointestinal dan toleransi individu. Asupan oral
yang tidak memadai selama lebih dari 14 hari dikaitkan dengan mortalitas
yang lebih tinggi. Oleh karena itu EN diindikasikan bahkan pada pasien
tanpa kekurangan gizi yang jelas, jika diantisipasi bahwa pasien tidak akan
bisa makan selama lebih dari 7 hari perioperatif. Hal ini juga diindikasikan
pada pasien yang tidak dapat mempertahankan asupan oral di atas 60% dari
asupan yang direkomendasikan selama lebih dari 10 hari. Dalam situasi ini
dukungan nutrisi (melalui rute enteral jika memungkinkan) harus dimulai
tanpa penundaan. Rute enteral harus selalu diutamakan kecuali pada kondisi
obstruksi usus atau ileus, syok parah, dan iskemia usus. Kombinasi dengan
nutrisi parenteral harus dipertimbangkan pada pasien dengan indikasi
dukungan nutrisi dan pada pasien yang kebutuhan energinya tidak dapat
terpenuhi >60% kebutuhan kalori) melalui rute enteral, misalnya pada fistula
GI atas.11
Berikut ini adalah jenis makanan yang disarankan untuk pasien kolostomi dan
cara mengonsumsinya:9