Anda di halaman 1dari 2

Tradisi Sujud Syukur Awal Tahun Pelajaran 2022-2023 di MTs.

, MA dan Ponpes Matholi’ul Huda Troso


Pecangaan Jepara

Troso, MAMHTROSO.com – Dalam rangka memulai Tahun Pelajaran Baru 2022-2023 Madrasah Aliyah
Matholi’ul Huda Troso Pecangaan Jepara selenggarakan sujud syukur bersama kemarin, Rabu
(20/7/2022). Acara ini sudah 2 tahun ditiadakan karena pandemic covid-19. Namun di tahun pelajaran
ini acara sujud syukur dapat digelar kembali.

Lihat galeri/foto kegiatannya – klik.

Acara sujud syukur ini diikuti oleh setidaknya 1.000-an orang siswa dan dewan guru di Gedung Serba
Guna Matholi’ul Huda Troso. Selain itu, tampak hadir pula sebagian pengurus YPI Matholi’ul Huda Troso.

Kegiatan ini seperti biasa diawali dengan sholat Dhuha berjamaah sebanyak 4 rakaat. Bertidak sebagai
imam sholat adalah Kepala MA Matholi’ul Huda Troso, Ustadza H. Ahmad Harisul Haq, Lc. Seusai sholat,
acara dilanjutkan dengan sujud syukur berjamaah dengan imam yang sama.

Seusai sujud syukur, acara dilanjutkan dengan doa bersama. Serangkaian Acara dimulai dari Istighatsah
yang dipimpin oleh Ustadz H. Ismail, bacaan Tahlil dipimpin oleh Ustadz Ahmad Azhari Nasir, S.H.I.,
M.S.I. dan barokah doa dipimpin oleh Ustadz Noor Ubaidillah, S.Pd.I. Kemudian mauidzoh hasanah
disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Matholi’ul Huda Troso, Ustadz Drs. H. Nur Kholis
Syam’un.

Dalam mauidzoh hasanah ini beliau menyampaikan tentang hakikat makna syukur dan sejarah lahirnya
Yayasan Pendidikan Islam Matholi’ul Huda Troso Pecangaan Jepara. Syukur tidak hanya cukup mengucap
kata Alhamdulillah saja, tetapi harus direalisasikan dalam perilaku yang nyata. Hakikat makna syukur
yang sesungguhnya adalah menggunakan apa yang dianugrahkan oleh Allah dengan sebaik-baiknya.
Contohnya, manusia diberi telinga oleh Allah, maka untuk mensyukurinya gunakan telinga itu
mendengarkan hal-hal yang baik. Diberi mulut oleh Allah, maka syukuri itu dengan berbicara yang baik.

Setelah itu beliau juga menyampaikan sejarah berdirinya Yayasan Pendidikan Islam Matholi’ul Huda
Troso. Usai Indonesia Merdeka Tahun 1945, para tokoh dan sesepuh Desa Troso membentuk
perkumpulan ngaji. Dan Tahun 1947 para tokoh, sesepuh, dan kyai di Troso mendirikan pendidikan
madrasah tingkat dasar. Pertama kali didirikan di kampung Krajan dan dikepalai oleh Bapak Husain,
beliau adalah putra dari Bapak Abdul Hamid suami dari Ibu Khuzaimah binti Nur Ihsan. Dan sebagai
pengurus pertamanya adalah Mbah Abdur Rohman dan Mbah Abdul Hamid. Tetapi karena sistem
politik, ahirnya lembaga pendidikan ini dipindah ke Pecangaan dan menjadi Yayasan Walisongo. Dan
singkat cerita karena hampir semua tokoh yang menggerakkan Yayasan Walisongo adalah orang Troso,
maka akhirnya para tokoh tersebut juga mendirikan Madrasah Tsanawiyah di Troso pertama kali pada
tahun 1996.

ۡ‫صرُوا هّٰللا َ َي ۡنص ُۡر ُكمۡ َو ُي َثب ِّۡت اَ ۡقدَا َم ُكم‬


ُ ‫ا ِۡن َت ۡـن‬
“Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.
Dari ayat tersebut, untuk meneguhkan hati seluruh siswa, Ustadz Drs. H. Nur Kholis Syam’un
mengingatkan agar siswa selalu di jalan yang diridloi Allah. Karena siapapun yang berjuang untuk
kebaikan di jalan Allah, pasti akan mendapatkan kemudahan dan pertolongan dari Allah SWT. Pula.

Usai mauidzoh hasanah, serangkaian acara sujud syukur ini dipungkasi dengan makan bersama
(kepungan). (Syah)

Anda mungkin juga menyukai