Diajukan Kepada :
Madrasah Tsanawiyah Bustanul Ulum Lumajang Untuk Memenuhi
Persyaratan Mengikuti Ujian Madrasah/ Ujian Akhir Nahdlatul Ulama’
Tahun Ajaran 2021-2022
Pembimbing : H. BAHRI, MA
Disusun Oleh :
Maisaroh
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan biografi ulama’ ini.
Shalawat serta salam saya haturkan kepada baginda agung nabiyyuna Muhammad
SAW karena telah menunjukkan kepada kita semua jalan petunjuk kebenaran.
Penulisan biografi ulama’ ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan mengikuti ujian madrasah/ ujian akhir nahdlatul ulama’ tahun ajaran
2021-2022.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan campur tangan dan bimbingan dari
berbagai pihak, khususnya guru pembimbing mulai dari masa awal sekolah
hingga pada tahap akhir masa sekolah untuk penyusunan biografi ulama’ ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Berkenaan
dengan hal itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan
serta dukungan penuhnya baik berupa materi, nasehat, dan do’a yang tulus,
beserta keluarga yang senantiasa memberikan restu dan doa’nya.
2. KH. Muhammad Hasanuddin, MB wajami’i ahli baytihi, selaku pengasuh
(khadimul ma’had) Pondok Pesantren Bustanul Ulum Banyuputih Kidul-
Jatiroto-Lumajang, karena beliau yang senantiasa mentransfer ilmu
dengan sabar, berdo’a dan peduli akan kebutuhan para santri di Pesantren
maupun diluar Pesantren untuk keselamatan di akhirat.
3. Kepala Sekolah MTs Bustanul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang
dan juga seluruh guru MTs Bustanul Ulum yang senantiasa menemani
kami dalam pembelajaran mulai awal masuk sekolah hingga lulus.
4. Segenap dewan asatidz, mulai dari pengurus hingga dewan pengajar
Pondok Pesantren Bustanul Ulum, serta semua guru saya yang telah
mengajarkan saya ilmu agama dan cara belajar kitab kuning di pesantren.
5. Guru Tugas dari Sidogiri (GT Roviqi Hasbiallah) dan Guru Bantu dari
Miftahul Ulum (GB Mochammad Abdul Kodir) yang selalu menemani,
mendukung, memotivasi dan mengarahkan kami dalam belajar setahun
terakhir ini.
6. Semua teman-teman seangkatan kami baik di bangku sekolah maupun
madrasah diniyah dan pesantren, sahabat saya dan semua santri di Pondok
Pesantren Bustanul Ulum maupun di rumah karena merekalah yang
mengisi hari-hariku sehingga tetap ceria dan semangat dalam belajar dan
menimba ilmu.
Akhir kata dari saya, harapan semoga Allah SWT berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu serta diberi keselamatan
fiddini waddunya wal-akhirat. Untuk tugas akhir saya dengan judul : “Biografi
KH. HASYIM MUZADI”, semoga membawa manfa’at dan berkah bagi saya
khususnya, dan untuk orang banyak (publik) pada umumnya.
Maisaroh
BIOGRAFI KH. HASYIM MUZADI
Lahir
Adik kandung salah seorang tokoh sepuh NU K.H. Muhith Muzadi ini
lahir di Tuban, 8 Agustus 1944. Tercatat dua kali ia menjabat ketua umum PBNU,
yaitu periode 1999-2004 dan 2004-2009. Ia juga pengasuh Pondok Pesantren Al-
Pendidikan
pesantren salaf, yakni di Pesantren Senori (Jawa Timur) dan kemudian Pesantren
Lasem (Jawa Tengah) meskipun tidak lama. Tahun 1964 ia mengikuti kuliah di
IAIN Malang hingga selesai tahun 1969. Selama puluhan tahun pengabdiannya,
Kiprah di NU
(di samping beberapa organisasi lain yang sealiran) ini banyak melahirkan dan
memunculkan tokoh-tokoh besar yang tidak hanya menjadi tokoh kaum muslimin
untuk NU sejak muda hingga kini adalah K.H. Dr. Hasyim Muzadi. Perjalanan
pengabdiannya di NU adalah perjalanan cukup panjang, mulai dari menjadi ketua
Pemuda Ansor (GP Ansor) Jawa Timur periode 1983-1987. Pada periode hampir
tahun 1966 ia pernah memimpin Cabang PMII Malang. Hal inilah yang menjadi
menjadi ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, yang kemudian menjadi tangga
menjadi daya tarik bagi partai politik untuk dijadikan basis dukungan. Hasyim
pun tak mengelak dari kenyataan tersebut. Ia pernah menjadi anggota DPRD
Tingkat I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika itu masih bernaung di bawah
Saat telah menjadi pucuk pimpinan NU, wilayah aktivitas alumnus Pondok
Pesantren Gontor Ponorogo ini tidak hanya meliputi Jawa Timur, namun telah
menasional.
Barat, ia pun tetap aktif dalam berbagai kegiatan di dalam dan luar negeri.
Basis struktural yang kuat itu masih pula ditopang oleh modal kultural
memiliki santri yang tidak sedikit dan memiliki kemampuan intelektual yang tidak
Selain sebagai ulama, Kiai Hasyim juga dikenal sebagai sosok nasionalis,
tragedi runtuhnya gedung WTC di Amerika Serikat, kiai yang dikaruniai enam
orang putra ini tampil dengan memberikan penjelasan kepada dunia internasional
bahwa umat Islam Indonesia adalah umat Islam yang moderat, kultural, dan tidak
dari sekian tokoh umat di Indonesia yang dijadikan referensi oleh dunia Barat
Politik
Di kancah politik, ia juga pernah menjadi anggota DPRD Tingkat II
Malang, Jawa Timur, dan kemudian menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa
Timur 1986-1987.
Kiai Hasyim terjun dalam kegiatan politik praktis sejak Orde Baru masih
ingin menyatukan kaum nasionalis dan agama,” ujarnya ketika berorasi dalam
itu.
Saat itu tak sedikit yang mencibir dan menyayangkan langkahnya terjun ke
politik praktis, termasuk pewaris darah biru kaum nahdliyin, Gus Dur.
cawapres tentu memberikan pengalaman yang tidak sedikit baginya dan tentu
Organisasi
Malang 1965. Ia pun pernah menjadi ketua Cabang PMII Malang 1966, lalu ketua
KAMI Malang 1966, ketua Cabang GP Ansor Malang 1967-1971, wakil ketua
PCNU Malang 1971-1973, ketua DPC PPP Malang 1973-1977, ketua PCNU
Jawa Timur 1988-1992, ketua PWNU Jawa Timur 1992-1999, dan mencapai
puncaknya ketika menjabat ketua umum PBNU periode 1999-2004 dan periode
2004-2009.
mendampingi Menteri Agama Suryadharma Ali, yang menjadi amirul hajj. Saat
Banyak yang menilai, apa yang disampaikannya sangat bagus dan berbobot.
Sejak jauh sebelum menjadi ketua PBNU sampai ketika menjabatnya dan
hingga setelah tidak lagi menjadi ketua PBNU, Kiai Hasyim juga terus mengikuti
terorisme dan radikalisme tidak bisa hanya dilakukan satu institusi, tetapi harus
Pemikiran
Karya
Wafat
`K.H. Hasyim Muzadi wafat pada 16 Maret 2017 di Malang, Jawa Timur