Anda di halaman 1dari 10

FSCEJ 3 (1) (2014)

Food Science and Culinary Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/fsce

STUDI EKSPERIMEN PEMBUATAN ENTING-ENTING DENGAN BAHAN


DASAR KEDELAI SEBAGAI BAHAN PENGGANTI KACANG TANAH

Agtiawati Adhi Ismayasari, Wahyuningsih , Octavianti Paramita 

Jurusan Teknik Jasa Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ Penelitian ini menggunakan kedelai sebagai bahan dasar dalam pembuatan enting-enting. Tujuan
Sejarah Artikel: penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kualitas indrawi, tingkat kesukaan masyarakat serta
Diterima April 2014 kandungan protein dan lemak enting-enting kedelai dengan perbandingan kedelai sangrai dan gula
Disetujui Mei 2014 pasir 2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5 ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Metode penelitian
Dipublikasikan Juni 2014 yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomize
________________ Design). Teknik analisis datanya menggunakan analisis varian klasifikasi tunggal dilanjutkan uji
tukey untuk uji inderawi dan analisis dekriptif prosentase untuk uji kesukaan. Hasil penelitian
Keywords:
menunjukan, tidak ada perbedaan yang signifikan kualitas inderawi enting-enting kedelai dengan
Enting-enting, kedelai,
perbandingan kedelai sangrai dan gula pasir 2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5 dari aspek warna dan aroma,
pengganti kacang tanah.
namun ada perbedaan yang signifikan pada aspek tekstur dan rasa (manis dan gurih). Sampel
____________________
dengan perbandingan kedelai sangrai dan gula pasir 3 : 5 merupakan sampel yang paling disukai
masyarakat. Adapun sampel enting-enting kedelai dengan kandungan protein dan lemak tertinggi
adalah sampel dengan perbandingan kedelai sangrai dan gula pasir 4 : 5 dengan kandungan protein
22,67% dan lemak 16,28%.

Abstract
___________________________________________________________________
This study uses soybeans as raw material in producing of enting - enting. The purpose of this study was to
determine the differences in sensory quality, the level of public’s preferences as well as fat and protein content of
soybean enting – enting with the comparison of roasted soy and sugar are 2 : 5, 3 : 5, and 4 : 5 viewed from the
aspect of color, smell, texture and flavor. The method of study is experiment used with completely randomize
design. Data analysis techniques used single classification analysis of variance then followed by the Tukey test
to test the sensory and descriptive analysis percentage to test the preferences. The research result showed that
there was no significant differences in sensory quality of soybean enting - enting with the comparison of roasted
soybean and sugar 2 : 5, 3 : 5 and 4 : 5 in the aspect of color and smell, but there was significant differences in
texture and flavor aspects (sweet and savory). Samples with ratio 3 : 5 of roasted soybeans and sugar is the
most favorable sample appreciated by the public. The sample of soybean enting – enting which contain the
highest protein and fat content is the sample with ratio 4 : 5 of roasted soybeans and sugar with a protein
content of 22.67 % and 16.28 % fat.
© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6587
Gedung E7 Lantai 2 FT Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: tjp_unnes@yahoo.com

56
PENDAHULUAN anti gizi yang terdapat pada kedelai yang
belum diolah. Disamping itu, tekstur dan
Enting-enting merupakan makanan kulit ari yang sulit dihilangkan merupakan
khas dari daerah jawa tengah yang terbuat kendala dalam pembuatan enting-enting
dari campuran kacang tanah sangrai kedelai.
dengan gula pasir yang dipanaskan Menurut Warisno dan Kres
kemudian dicetak. Enting-enting banyak Dahana (2007), pemanasan dan
diminati oleh masyarakat karena rasanya fermentasi merupakan salah satu cara
yang manis dan gurih. Disamping itu, untuk menghilangkan senyawa off flavor
enting-enting dapat disimpan lama tanpa penyebab bau langu dan rasa pahit serta
tambahan bahan pengawet, sehingga senyawa anti gizi pada kedelai. Perlakuan
dapat disajikan dalam berbagai awal dengan cara perebusan merupakan
kesempatan. salah satu upaya peneliti untuk mengatasi
Pada penelitian ini bahan dasar kendala tersebut. Perebusan bertujuan
enting-enting yang pada umumnya untuk melunakkan kedelai serta
menggunakan kacang tanah diganti mempermudah dalam pengelupasan kulit
dengan menggunakan kedelai karena ari. Selain itu, dengan perebusan
kandungan gizi kedelai yang lebih tinggi, diharapkan dapat menghilangkan dan
ketersedian bahan yang mencukupi menginaktifkan senyawa-senyawa yang
dipasaran dan karakteristik yang hampir tidak diinginkan sehingga dihasilkan
sama dengan kacang tanah yaitu jenis enting-enting yang aman untuk
kacang-kacangan. Dibandingkan dengan dikonsumsi dan disukai.
kacang tanah, kedelai memiliki Formula enting-enting juga sangat
kandungan lemak yang rendah, namun berpengaruh terhadap hasil dari enting-
kandungan protein yang tinggi. Dari Tabel enting kedelai yang dibuat. Formula
Komposisi Pangan (2008), didapatkan enting-enting kedelai yang digunakan
bahwa tiap 100 gram berat bagian yang pada penelitian ini mengacu pada formula
dapat dimakan (BDD) kacang tanah enting-enting kacang tanah. Dari formula
mengandung lemak sebesar 42,4% dan tersebut, peneliti mencoba membuat
protein sebesar 16,7%. Disamping itu enting-enting kedelai dengan
kedelai juga memiliki karakteristik yang perbandingan kedelai sangrai dan gula
hampir mirip dengan kacang tanah pasir bervariasi. Hal tersebut, bertujuan
sehingga diharapkan dapat dijadikan untuk mendapatkan kualitas enting-enting
bahan dasar dalam pembuatan enting- kedelai yang optimal. Dari beberapa
enting. percobaan yang telah dilakukan peneliti,
Kedelai sebagai bahan dasar enting- perbandingan kedelai sangrai dan gula
enting pada penelitian ini, merupakan pasir 2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5 menunjukan
bahan makanan yang tidak asing bagi enting-enting kedelai yang cukup baik.
masyarakat dan banyak digunakan dalam Berdasarkan hasil percobaan tersebut
pembuatan berbagai variasi olahan peneliti menggunakan formula enting-
makanan seperti : tempe, tahu dan kecap. enting kedelai dengan perbandingan 2 : 5,
Penggunaan bahan dasar kedelai 3 : 5 dan 4 : 5 sebagai dasar penelitian ini.
sebagai enting-enting memiliki beberapa Berdasarkan pertimbangan tersebut,
kendala. Kendala tersebut diantaranya peneliti tertarik untuk membuktikannya
kandungan senyawa off flavor penyebab dengan melakukan penelitian yang diberi
bau langu dan rasa pahit serta senyawa judul “Studi Eksperimen Pembuatan
2
Enting-enting dengan Bahan Dasar berjumlah 16 orang, dan uji kesukaan
Kedelai sebagai Bahan Pengganti Kacang menggunakan panelis tidak terlatih
Tanah”. dengan jumlah 80 orang. Penilaian
obyektif yaitu dengan penilaian
METODE PENELITIAN kandungan kandungan protein dan lemak.
Untuk hasil uji inderawi data yang
Objek penelitian dalam penelitian diperoleh kemudian dianalisis dengan
ini adalah enting-enting kedelai dengan menggunakan Analisis Klasi-fikasi
perbandingan kedelai sangrai dan gula Tunggal, sedangkan untuk uji kesukaan
pasir 2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5. menggunakan analisis des-kriptif
Teknik pengambilan sampel dalam prosentase.
penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel “simple random HASIL PENELITIAN DAN
sampling” yaitu teknik penentuan yang PEMBAHASAN
dalam pengambilan sampelnya dila-kukan
secara acak. 1. Hasil dan Analisis Perbedaan
Variabel bebas dalam penelitian ini Kualitas Enting-Enting Kedelai
adalah, enting-enting kedelai dengan Hasil dan analisis perbedaan
perbandingan kedelai sangrai dan gula kualitas enting-enting kedelai pada
pasir 2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5. penelitian ini dianalisa menggunakan
Variabel terikat dalam penelitian ini analisis klasifikasi varians tunggal dengan
adalah kualitas inderawi enting-enting bantuan SPSS.
kedelai dengan indikator warna, aroma, Tabel 4.3 Hasil uji perbedaan
tekstur dan rasa, tingkat kesukaan kualitas enting-enting kedelai
masyarakat serta kandungan protein dan K
N A
lemak enting-enting kedelai dengan Fhitung Ftabel eteranga
o. spek
perbandingan kedelai sangrai dan gula n
pasir 2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5. Ti
0 3
Variabel kontrol pada penelitian ini 1 W dak ada
,08 ,68
adalah penggunaan bahan-bahan dengan . arna perbedaa
3 2
jenis dan kualitas yang sama, serta n
pengendalian peralatan dan cara Ti
0 3
pembuatan yang semua variabelnya 2 Ar dak ada
,22 ,68
dikondisikan sama. . oma perbedaa
2 2
Eksperimen dalam penelitian ini n
didisain menggunakan Rancangan Acak A
Lengkap (Completely Randomize Design) 3 3
3 Te da
yaitu penerapan percobaan satu faktor ,78 ,68
. kstur perbedaa
dalam rancangan acak lengkap biasanya 7 2
n
digunakan jika kondisi unit percobaan A
yang digunakan relatif homogen. R 4 3
4 da
Metode penilaian yang digunakan asa ,54 ,68
. perbedaa
ada 2, yaitu penilaian subyektif dan manis 8 2
n
penilaian obyektif. Penilaian subyektif 5 R 1 3 A
dilakukan dengan uji inderawi . asa gurih 0,3 ,68 da
menggunakan panelis agak terlatih yang
3
6 2 perbedaa n 4
n
1
L 1 1
6,2
Dari hasil diatas dapat diketahui emak 6,21 6,36
8
bahwa hasil kualitas dari ketiga sampel
enting-enting kedelai hasil eksperimen
Hasi Pengujian kandungan protein
menunjukkan F hitung lebih kecil
dan lemak untuk ketiga sampel enting-
dibandingkan harga F tabel pada aspek
enting kedelai diatas telah memenuhi
warna dan aroma, artinya tidak ada
syarat mutu enting-enting yang digunakan
perbedaan pada pada aspek warna dan
sebagai acuan yang terdapat didalam SNI
aroma enting-aenting kedelai hasil
01-4034-1996, yaitu dengan kandungan
eksperimen, sedangkan pada aspek
lemak di bawah 30% dan kandungan
tekstur, rasa (manis) dan rasa (gurih)
protein diatas 16%.
menunjukkan F hitung lebih besar
Pada ketiga sampel yang ada,
dibandingkan harga F tabel, artinya ada
semakin tinggi komposisi kedelai sangrai
perbedaan yang nyata pada aspek tekstur,
semakin tinggi kandungan protein dan
rasa (manis) dan rasa (gurih) enting-enting
lemaknya. Kandungan protein dan lemak
kedelai hasil eksperimen.
sampel enting-enting kedelai tertinggi
2. Hasil Kandungan Protein dan
yaitu terdapat pada sampel C, yaitu
Lemak
enting-enting kedelai dengan
Hasil uji kandungan protein dan
perbandingan kedelai sangrai dan gula
lemak enting-enting kedelai hasil
pasir 4 : 5, dengan kandungan protein
eksperimen yang dilakukan di
22,64% dan kandungan lemak 16,28%.
laboratorium Chemix Pratama, Bantul,
3. Hasil Uji Kesukaan
Jokjakarta yang dilakukan dengan 2 kali
Hasil uji kesukaan enting-enting
pengulangan sebagai berikut.
kedelai yang dilakukan oleh 80 panelis
Tabel 4.9 Hasil kandungan protein
tidak terlatih adalah sebagai berikut
dan lemak enting-enting kedelai
Tabel 4.10 Hasil uji kesukaan
K U U
A M enting-enting kedelai.
ode
N langa langa
nalis ean Persent
o Sam n 1 n 2 Sa Krit
a (%) ase
pel (%) (%) mpel eria
(%)
P 1
1 1 2: cuk
rotei 5,0 57,94
1 5,02 5,03 5 up suka
n 3
. A 3: cuk
L 9 9 9 64,31
5 up suka
emak ,69 ,38 ,54
4: cuk
P 2 55,56
2 2 5 up suka
rotei 1,3
1,39 1,34
2 n 7
B Berdasarkan hasil uji kesukaan dari
. 1
L 1 1 panelis tidak terlatih kemudian di analisis
2,9
emak 2,92 2,97 serta dibandingkan dengan tabel kriteria
4
persentase diketahui bahwa ketiga sampel
3 P 2 2 2
C enting-enting kedelai hasil eksperimen
. rotei 2,65 2,63 2,6
memiliki kriteria yang sama yaitu cukup
4
suka. Enting-enting kedelai dengan gula pasir, kedelai sangrai juga ikut
sampel yang disukai masyarakat dengan berpengaruh terhadap enting-enting
nilai presentase tertinggi adalah enting- kedelai. Kedelai sangrai yang berwarna
enting kedelai dengan perban-dingan coklat kekuningan dipengaruhi oleh reaksi
kedelai sangrai dan gula pasir 3 : 5 yang maillard. Reaksi Maillard adalah reaksi
memiliki rerata skor 64,31. antara karbohidrat khususnya gula
4. Pembahasan uji inderawi pereduksi dengan gugus amina primer.
Berdasarkan hasil analisis hasilnya berupa produk berwarna cokelat
perbedaan kualitas enting-enting kedelai (Anonim, 2010).
ditinjau dari aspek warna, aroma, tekstur, Perbandingan kedelai sangrai dan
rasa manis dan rasa gurih menunjukan gula pasir yang berbeda semestinya akan
ada perbedaan yang signifikan kualitas berpengaruh terhadap gradiasi warna
indrawi enting-enting kedelai dengan enting-enting yang dihasilkan karena
perbandingan kedelai sangrai dan gula perbandingan bahan yang digunakan
pasir 2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5 dilihat dari aspek berbeda. Semakin banyak jumlah kedelai
tekstur, rasa manis dan rasa gurih. sangrai yang digunakan maka warnanya
Sedangkan pada aspek warna dan aroma akan semakin pucat menyesuaikan warna
tidak ada perbedaan yang signifikan. kedelai sangrai yang digunakan. Namun
Pembahasan terhadap kualitas inderawi hal tersebut berbeda dengan hasil uji
enting-enting kedelai dengan indrawi. Berdasarkan hasil uji inderawi
perbandingan kedelai sangrai dan gula menunjukan tidak ada perbedaan yang
pasir 2 : 5, 3 : 5 dan 4 : 5 ditinjau dari signifikan antar sampel enting-enting
masing-masing aspek dapat dilihat dari kedelai A, B, dan C ditinjau dari aspek
uraian dibawah ini. warna. Hal tersebut disebabkan oleh
Pemanasan gula merupakan hal jumlah selisih perbandingan antar sampel
yang sangat berpengaruh terhadap warna enting-enting kedelai tidak terlalu
enting-enting kedelai. Menurut saripah signifikan dan warna enting-enting kedelai
(1981 : 63) Reaksi gula terhadap ketiga sampel yang lebih didominasi oleh
pemanasan akan menimbulkan warna karamelisasi gula sehingga warna
karamelisasi. Saat gula pasir dipanaskan yang dihasilkan kelihatan hampir sama.
akan terjadi karamelisasi dimana gula Meskipun dari hasil yang ada terdapat
pasir akan meleleh pada suhu kurang lebih sedikit perbedaan yang tidak begitu
160°C menjadi larutan yang jernih dan signifikan.
kemudian perlahan-lahan berubah Sampel A merupakan sampel
menjadi larutan yang berwarna coklat. dengan nilai hasil uji inderawi tertinggi
Pada suhu 170°C karamelisasi terbentuk jika dilihat dari aspek warna. Hal tersebut
yang berwarna coklat dan mempunyai dikarenakan sampel A memiliki jumlah
aroma khas. Proses tersebut disebut perbandingan kedelai sangrai paling
“nonenzimatis browning” (Winarno, sedikit dibanding kedua sampel yang lain.
1992). Warna yang dihasilkan dari sampel A
Proses pemanasan gula yang terlalu didominasi warna coklat kekuningan yang
lama membuat warna enting-enting dipengaruhi oleh warna hasil gula pasir
menjadi semakin coklat sedangkan proses yang dipanaskan.
pemanasan yang kurang sempurna Aroma enting-enting pada
membuat enting-enting berwarna coklat umumnya adalah beraroma harum khas
pucat dan tidak mengkilap. Disamping bahan dasar yang digunakan yaitu
5
beraroma khas kacang tanah sangrai dan Tekstur dalam enting-enting yang baik
perpaduan aroma khas dari gula pasir adalah getas yaitu mudah hancur ketika
yang dipanaskan. Kriteria penilaian digigit namun tidak rapuh. Penggunaan
enting-enting kedelai yang memiliki gula pasir sebagai bahan dalam
aroma yang baik pada penelitian ini pembuatan enting-enting adalah salah satu
adalah memiliki aroma khas dari bahan hal yang berpengaruh terhadap tekstur
dasar yang digunakan yaitu kedelai enting-enting. Sifat gula pasir pada
sangrai. Yang dimaksud aroma khas pembuatan enting-enting hampir sama
kedelai pada penelitian ini adalah aroma dengan sifat gula pada pembuatan hard
khas kedelai tanpa bau langu. Bau langu candy. Menurut Sularjo (2010), salah satu
kedelai pada penelitian ini dihilangkan faktor penting dalam pembuatan permen
dengan cara perebusan sebelum disangrai. adalah penambahan gula pasir (sukrosa),
Menurut koswara, bau langu pada kedelai bila gula pasir yang ditambahkan terlalu
disebabkan oleh enzim lipogenase, dimana sedikit maka permen yang dihasilkan
enzim ini dapat dihilangkan dengan kurang manis dan terlalu lunak,
adanya proses pemanasan diatas 100 ℃. sebaliknya bila ditambahkan terlalu
Proses pemanasan dapat dilakukan banyak maka permen yang dihasilkan
dengan cara merebus kedelai sebelum terlalu manis dan keras. Hal ini berlaku
diolah. hampir sama dalam pembuatan enting-
Aroma khas kedelai pada enting- enting dimana penambahan gula pasir
enting kedelai pada penelitian ini tidak (sukrosa) yang terlalu sedikit membuat
begitu nampak ketika dinilai enting-enting kurang manis dan mudah
menggunakan indera penciuman karena hancur, sebaliknya bila ditambahkan
lebih didominasi oleh aroma karamelisasi terlalu banyak maka enting-enting yang
gula, namun akan terasa ketika dihasilkan terlalu manis dan keras.
menggunakan indera perasa. Berdasarkan Disamping gula pasir, kedelai sangrai juga
hasil eksperimen menunjukan tidak ada mempengaruhi tekstur enting-enting.
perbedaan yang signifikan antar sampel Sebelum dicampur dengan gula yang
enting-enting kedelai pada aspek aroma. dipanaskan kedelai terlebih dahulu
Hal tersebut karena jumlah perbandingan direbus kemudian disangrai. Menurut
kedelai sangrai yang digunakan pada Warisno dan Dahana (2010), perebusan
ketiga sampel yang ada tidak begitu merupakan salah satu cara untuk
signifikan. melunakan biji kedelai sebelum dilakukan
Sampel C merupakan sampel proses pengolahan lebih lanjut. Proses
dengan nilai hasil uji inderawi tertinggi perebusan sebelum disangrai membuat
jika dilihat dari aspek aroma. Hal tersebut kedelai sangrai lebih renyah setelah
dikarenakan sampel C memiliki jumlah disangrai, sehingga enting-enting yang
perbandingan kedelai sangrai paling dihasilkan memiliki tekstur getas.
banyak dibanding kedua sampel yang lain. Berdasarkan hasil eksperimen
Aroma yang dihasilkan dari sampel C terdapat perbedaan yang signifikan antar
memiliki aroma khas kedelai cukup nyata sampel enting-enting kedelai dari aspek
karena aroma yang dihasilkan lebih tekstur. Hal tersebut karena jumlah
didominasi oleh karamelisasi gula pasir. perbandingan antara kedelai sangrai dan
Tekstur merupakan sensasi tekanan gula pasir yang berbeda mempengaruhi
yang dapat diamati dengan mulut ataupun tekstur enting-enting kedelai hasil
perabaan dengan jari (Kartika, 1988:10). eksperimen. Pemakaian jumlah kedelai
6
sangrai yang sedikit pada enting-enting banyak perbandingan kedelai sangrai yang
membuat jarak bahan isian atau kedelai digunakan makan akan mengurangi rasa
sangrai menjadi renggang serta disela- manis enting-enting kedelai yang ada.
selanya diisi oleh gula yang lebih tebal Disamping rasa manis, rasa lain
sehingga teksturnya lebih keras. Berbeda yang pada umumnya terdapat pada
dengan kedelai yang jumlah perbandingan enting-enting adalah rasa gurih. Adapun
kedelainya lebih banyak, kedelainya rasa gurih yang ditimbulkan pada enting-
tersusun rapat dan gula hanya sedikit enting pada umumnya didapatkan dari
merekatkan kedelai sehingga kedelai lebih rasa gurih dari kacang tanah, dimana pada
mudah hancur dan rapuh. Tekstur kedelai eksperimen ini kacang tanah diganti
juga dipengaruhi ketebalan enting-enting dengan kedelai. Rasa gurih pada enting-
yang dibuat. Semakin tipis enting-enting enting dihasilkan dari bahan dasar kedelai
maka teksturnya akan semakin getas yang dipakai. Menurut Koswara, Pada
meskipun jumlah kedelai sangrai yang umumnya kedelai yang belum diolah
diberikan sedikit. Namun pemakaian memiliki rasa pahit yang disebabkan oleh
jumlah kedelai sangrai yang telalu banyak Saponin A namun rasa pahit itu dapat
dan ketebalan yang sangat tipis membuat dihilangkan dengan cara perebusan dan
teksturnya rapuh. pengupasan kulit ari. Sedangkan dari hasil
Enting-enting kedelai dengan nilai analisis varian klasifikasi tunggal yang
tertinggi terdapat pada sampel C karena dibantu dengan SPSS 16 pada aspek gurih
jumlah pengguaan kedelai sangrai yang menunjukan ada perbedaan, dimana
digunakan tidak membuat teksturnya perbedaan tersebut terdapat pada sampel
tidak terlalu keras ataupun terlalu rapuh. A – B dan C – A. Hal ini dikarenakan
Rasa enting-enting kedelai dengan jumlah perbandingan kedelai sangrai yang
kriteria terbaik pada eksperimen ini adalah diberikan mempengaruhi tingkat rasa
memiliki rasa manis dan gurih. Rasa gurih enting-enting kedelai, dimana tiap
manis dan gurih pada enting-enting sampel memiliki jumlah perbandingan
dipengaruhi oleh jumlah perbandingan bahan yang berbeda.
antara gula pasir dan kedelai sangrai yang Sampel C merupakan sampel
digunakan. Berdasarkan hasil eksperimen enting-enting dengan nilai tertinggi jika
enting-enting kedelai pada aspek rasa dilihat dari aspek rasa gurih. Hal ini
manis menunjukan terdapat perbedaan dikarenakan jumlah perbandingan kedelai
dari sampel enting-enting kedelai hasil sangrai yang digunakan paling banyak
eksperimen. Perbedaan sampel enting- dibanding kedua sampel yang lain.
enting kedelai tersebut, terdapat pada Semakin banyak perbandingan kedelai
sampel C – A. Hal ini disebabkan jumlah yang digunakan maka rasa yang
perbandingan kedelai sangrai dan gula dihasilkan akan semakin gurih.
pasir yang diberikan mempengaruhi 5. Pembahasan uji kandungan
tingkat kemanisan enting-enting kedelai. protein dan lemak
Sampel A merupakan sampel Kandungan protein dan lemak dari
enting-enting dengan nilai tertinggi jika ketiga sampel enting-enting kedelai
dilihat dari aspek rasa manis. Hal ini menunjukan presentase kandungan
dikarenakan perbandingan kedelai yang protein dan lemak yang berbeda, dimana
digunakan lebih sedikit dibandingkan semakin banyak perbandingan kedelai
kedua sampel yang lain sehingga rasa sangrai yang digunakan, maka semakin
yang dihasilkan lebih manis. Semakin bertambah kandungan protein dan lemak
7
yang terkandung didalamnya. Adapun terlalu sedikit membuat aroma khas
enting-enting kedelai dengan kandungan kedelai kurang nyata.
protein dan lemak tertinggi yaitu terdapat Tingkat kesukaan masyarakat pada
pada sampel C, yaitu enting-enting kedelai aspek tekstur dari ketiga sampel enting-
dengan perbandingan kedelai sangrai dan enting kedelai hasil eksperimen, sampel B
gula pasir 4 : 5, dimana kadungan dengan perbandingan kedelai sangrai dan
proteinnya 22,64% dan lemak 16,28%. gula pasir 3 : 5 merupakan sampel yang
6. Pembahasan uji kesukaan paling disukai yang ditandai dengan
Pada aspek warna jika presentase uji kesukaan tingkat tekstur
dibandingkan dari kedua sampel yang lain lebih tinggi dibanding kedua sampel yang
panelis lebih menyukai sampel B yaitu lain. Hal tersebut disebabakan tekstur
enting-enting kedelai dengan enting-enting kedelai sampel B memiliki
perbandingan kedelai sangrai dan gula tekstur getas yang dianggap ideal dan
pasir 3 : 5 dengan presentase uji kesukaan lebih disukai panelis. Perbandingan
aspek warna 72,5%. Sampel B lebih kedelai sangrai yang semakin banyak
disukai karena dianggap memiliki warna membuat teksturnya lebih mudah hacur
yang cukup ideal yaitu coklat kekuningan dan kurang getas dibanding sampel yang
yang lebih menarik panelis dibanding lain, Sebaliknya perbandingan kedelai
kedua sampel yang lain. Warna coklat yang semakin sedikit membuat tekstur
kekuningan ditimbulkan dari bahan yang menjadi keras karena dipengaruhi oleh
digunakan yaitu berasal dari gula pasir perbandingan gula pasir yang semakin
yang dipanaskan dengan campuran banyak, disamping itu ketebalan enting-
kedelai sangrai. Penggunaan enting kedelai juga berpengaruh terhadap
perbandingan kedelai sangrai yang tekstur enting-enting.
semakin sedikit akan membuat warna Rasa enting-enting kedelai terbaik
enting-enting kedelai semakin kecoklatan adalah yang memiliki rasa manis dan
begitu sebaliknya penggunaan kedelai gurih. Pada aspek rasa sampel B adalah
sangrai yang banyak akan membuat sampel yang paling disukai karena rasa
enting-enting kedelai cenderung berwarna yang dihasilkan memiliki rasa yang cukup
pucat. manis dan cukup gurih yang lebih disukai.
Tingkat kesukaan masyarakat pada Rasa manis dan gurih pada enting-enting
aspek aroma dari ketiga sampel enting- dihasilkan dari bahan dasar yang
enting kedelai, sampel B dengan digunakan yaitu gula pasir dan kedelai
perbandingan kedelai sangrai dan gula sangrai. Jumlah perbandingan kedelai
pasir 3 : 5 merupakan sampel yang paling sangrai yang diberikan mempengaruhi
disukai yang ditandai dengan presentase tingkat rasa manis dan rasa gurih enting-
uji kesukaan tingkat aroma lebih tinggi enting kedelai, dimana banyak kedelai
dibanding kedua sampel yang lain. Hal sangrai yang diberikan rasa yang
tersebut disebabakan aroma enting-enting didapatkan akan semakin gurih namun,
kedelai sampel B memiliki aroma khas rasa manisnya akan semakin berkurang.
kedelai yang dianggap ideal dan lebih
menarik panelis. Perbandingan kedelai PENUTUP
yang terlalu banyak menyebabkan aroma
khas kedelai terlalu nyata dan kurang Kesimpulan yang dapat diuraikan
disukai sedangkan perbandingan yang dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

8
1. Ada perbedaan yang signifikan Saripah Hudayana dan Setiasih Daradjat.
kualitas indrawi enting-enting 1981. Dasar – dasar Pengawetan 1.
Departemen Pendidikan dan
kedelai dengan perbandingan
Kebudayaan
kedelai sangrai dan gula pasir 2 :
Sudjana. 1995. Metode Statistika. Bandung :
5, 3 : 5 dan 4 : 5 dilihat dari Tarsito
analisis anava menggunakan Sularjo (2010). Pengaruh Perbandingan Gula
SPSS 16 pada aspek tekstur, rasa Pasir dan Daging Buah Terhadap Kualitas
manis dan rasa gurih. Sedangkan Permen Pepaya.
pada aspek warna dan aroma journal.unwidha.ac.id/index.php/magi
tidak ada perbedaan yang stra/article /download/83/44 (di akses
signifikan. 27 / 6 / 2013)
Suprapti, Lies. 2005. Pembutan Tahu.
2. Tingkat kesukaan ketiga sampel Yogyakarta : Kanisius
enting-enting kedelai dinilai Warisno dan Kres Dahana. 2010. Meraup
cukup suka oleh masyarakat Untung dari Olahan Kedelai. Jakarta: PT.
dengan presentase berturut-turut Argo Media Pustaka
adalah sampel B dengan Winarno, F.G, 1977. Kimia Pangan dan Gizi.
presentasae 64,31% sampel, A Gramedia Pustaka Umum: Jakarta
dengan presentase 57,94% dan
sampel C dengan presentase
55,56%.
3. Berdasarkan uji kandungan
protein dan lemak yang telah
dilakukan terhadap ketiga sampel
enting-enting kedelai menunjukan
bahwa pada sampel C
mengandung 22,64% protein dan
16,28% lemak, sampel B
mengandung 21,7% protein dan
12,94% lemak, serta sampel A
mengandung 15,03% protein dan
9,54% lemak.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). Reaksi Millard.


http://www.makarame.com/2010/11/
reaksi-maillard-maillard-reaction.html
(diakses, 30/ 12/ 2013)
Hardjohutomo, Harsono. 1967. Mustika Rasa.
Jakarta: Departemen Pertanian
Kartika, Bambang, dkk. 1988. Pedoman Uji
Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta:
PAU Pangan dan Gizi Universitas
Gajah Mada
Mahmud, Mien K, dkk. 2008. Tabel Komposisi
Pangan Indonesia. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
9
10

Anda mungkin juga menyukai