Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI KEBIJAKAN JOE BIDEN TERHADAP ISRAEL: ANALISIS ESKALASI

MILITER TERHADAP KOTA YERUSALEM

PROPOSAL TESIS

Pauly Demanda
21/486969/PSA/20000

PROGRAM STUDI MAGISTER KAJIAN BUDAYA TIMUR TENGAH


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tanggal 21 Maret 2016, dalam sebuah pidato di depan kelompok lobi
Israel yaitu AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee), kandidat calon
presiden Partai Republik Donald John Trump berjanji akan memindahkan Kedutaan
Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv menuju Yerusalem.1 Setahun kemudian sejak
janji kampanye tersebut, pada 6 Desember 2017, Presiden Trump mengumumkan
bahwa Yerusalem akan menjadi lokasi baru bagi Kedutaan Besar Amerika Serikat. Di
samping kegembiraan yang disambut oleh masyarakat Israel, hal ini pun tentunya
membawa sebuah kontroversi khususnya di seluruh dunia Arab. Muncul berbagai
spekulasi atas kebijakan Trump dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina yang saat
ini sedang dalam situasi berbahaya, karena dikhawatirkan negara-negara Arab tidak
memiliki kesempatan untuk merundingkan permasalahan ini setelah pemindahan
Kedubes AS ke Yerusalem.2
Setelah empat tahun Donald Trump menjabat dengan kebijakan luar negeri
yang sering kali kontroversial, kini kemenangan Joe Biden dalam pemilu AS akan
mengubah hubungan negara tersebut dengan dunia secara drastis. Sesuai janji Joe
Biden yang akan memperbaiki aliansi Amerika dalam dinamika kerja sama terkait
masalah besar seperti isu perubahan iklim.
Kemenangan Biden bakal menjadi perubahan bagi situasi di Amerika Serikat.
Kebijakan Biden akan sangat menentukan bagaimana Amerika Serikat kedepan.
Tidak hanya itu, kebijakan Amerika Serikat atas Timur Tengah juga tak lepas dari
bagaimana ia memimpin Amerika Serikat. Apalagi Biden sebelumnya pernah menjadi
wakil presiden Barrack Obama. Maka, sedikit banyak ia telah berpengalaman dalam
membaca situasi Timur Tengah dan upaya apa saja yang bakal dilakukannya selama
ia menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.

1
Sarah Begley, “Read Donald Trump’s Speech to AIPAC”, Time, March 21, 2016.
http://time.com/4267058/donald-trump-aipac-speech-transcript/ diakses pada 12 Juli 2022
2
Christine Sixta Rinehart, “President Trump and Jerusalem: The Effects of the Relocation of the American
Embassy on the Israeli-Palestinian Peace Process”. The Journal for Interdisciplinary Middle Eastern
Studies, Vol. 2, (Ariel University Press: 2018). Hal, 26.
Strategi dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat atas Timur Tengah tentu
kedepan akan sangat berbeda. Apalagi hubungan dan kerjasama antara Amerika
Serikat -Israel. Sebelumnya, Donald Trump sangat dekat dengan Perdana Menteri
Israel, Benyamin Netanyahu. Tetapi, akhirnya Trump kalah dalam Pilpres Amerika
Serikat tahun ini. Maka, hubungan kedua negara tersebut juga bakal berbeda, meski
keduanya adalah sekutu abadi.
Di tahun 1980-an, organisasi afinitas Israel salah satunya yaitu AIPAC
melakukan lobi yang memaksa Pemerintahan AS untuk mengeluarkan kebijakan
“move the embassy” sebagai legitimasi klaim Israel atas kota Yerusalem. Saat itu
tengah berlangsung pula proses Perdamaian Oslo di tahun 1990-an yang bertujuan
untuk menegosiasikan status akhir “Yerusalem” dan penentuan batas antar kedua
negara Israel dan Palestina, namun kelompok lobi Israel berusaha untuk mencegah
negosiasi tersebut dengan meloloskan Jerusalem Embassy Act of 1995 yang dirancang
oleh AIPAC dan Zionist Organizations of America (ZOA). 3
Kebijakan yang dikeluarkan oleh Donald J. Trump pada tahun 2017 terkait
pemindahan Kedubes AS menuju Yerusalem tak lepas dari pengaruh besar serta
dukungan kelompok lobi Israel AIPAC, mengingat pemindahan ini telah
direncanakan oleh Trump saat berpidato di hadapan AIPAC tahun 2016 silam.4
Namun bagi masyarakat Palestina, keputusan ini menjadi hal yang tidak dapat
diterima dan dianggap sebagai sebuah bentuk pelanggaran terhadap hukum
internasional. Karena setiap negara berhak menetapkan ibu kota negaranya selama
wilayah tersebut berada dalam wilayah nasional. 5 Menurut Resolusi Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nomor 181 tahun 1947, Yerusalem adalah
wilayah yang harusnya berada di bawah kewenangan internasional dan diberikan
status hukum dan politik yang terpisah (separated body).6

3
Grant F. Smith, “The Israel Lobby‟s Role in US Recognition of Jerusalem as Israel‟s Capital.”, Mint Press
News. https://www.mintpressnews.com/the-israel-lobbys-role-in-the-ushttps://www.mintpressnews.com/
the-israel-lobbys-role-in-the-us-recognizing-jerusalem-as-israels-capital/235355/recognizing-
jerusalem-as-israels-capital/235355/ diakses pada 12 Juli 2022
4
Sarah Begley, “Read Donald Trump’s Speech to AIPAC”, Time, March 21, 2016.
http://time.com/4267058/donald-trump-aipac-speech-transcript/ diakses pada 12 Juli 2022
5
Hani Albasos. “Sovereignty over Jerusalem”. Journal of Conflictology. Vol 4, Issue 2. (Universitat Oberta de
Catalunya, 2013). Hal. 27.
6
“Resolution 181(II). Future government of Palestine”, United Nations-General Assembly, 1947.
https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/7F0AF2BD897689B785256C330061D253 diakses pada12 Juli
2022
Duet Joe Biden-Kamala Harris adalah kekuatan besar dalam mengemban
tugas besar memimpin Amerika Serikat kedepan. Biden yang telah berumur 77 tahun
dan satu-satunya presiden Amerika Serikat yang menjabat di usia demikian. Tetapi,
hal itu bukan menjadi masalah besar, asal perubahan nyata yang lebih baik akan
terjadi bagi rakyat Amerika Serikat dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat atas
negara-negara lainnya.
Selain itu, kemenangan Biden-Kamala juga menjadi torehan dalam sejarah
Pilpres Amerika Serikat. Sebab, Kamala adalah satu-satunya wakil presiden
perempuan yang menjabat. Sebelumnya, Hillary Clinton yang berkontestasi dengen
Trump di Pilpres 2016. Tetapi, akhirnya ia harus kalah untuk menjadi presiden
Amerika Serikat. Artinya, Pilpres Amerika Serikat tahun ini menjadi tonggak sejarah
selama perhelatan Pilpres Amerika Serikat sebelumnya. Kamala Harris sebagai
perempuan keturunan Jamaika-India juga merupakan salah satu kelompok hitam di
Amerika Serikat yang akhirnya menjadi wakil presiden Amerika Serikat menemani
Biden memimpin rakyat Amerika Serikat. Kemenangan Biden-Kamala merupakan
kemenangan rakyat Amerika Serikat. Meski, pendukung Trump juga masih sangat
banyak dan mendukung Trump kembali menjabat sebagai presiden. Tetapi, perolehan
suara dalam electoral vote menunjukkan hasilnya, bahwa Biden-Kamala adalah
pilihan mayoritas rakyat Amerika Serikat.
Kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan sangat memengaruhi bagaimana
situasi hubungan dan kerjasama antarnegara. Khususnya bagi negara-negara Timur
Tengah. Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat tentu akan
membawa dampak terhadap Israel dan kawasan Timur Tengah. Kemenangan Joe
Biden sebagai Presiden Amerika Serikat akan memaksa Israel membuka dialog baru
tentang pendekatan terhadap solusi Palestina. Tidak hanya itu, kesepakatan Abraham
atau Abraham Accord yang telah dibangun oleh Trump sebelumnya. Apakah akan
berlanjut di masa kepemimpinan Biden? Lalu, apa strategi dan kebijakan Biden dalam
merespons isu normalisasi Arab-Israel? Apakah hubungan dan kerjasama antara
Amerika Serikat -Israel akan terus berjalan baik di masa Biden? Sebab, di masa
kepemimpinan Trump, Amerika Serikat sangat dekat dengan Israel, melalui Perdana
Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

Bahkan, isu yang lebih berbahaya bagi Israel adalah kemungkinan ada
perubahan sikap Amerika Serikat terhadap Iran. Seperti diketahui, bahwa tercapainya
kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) pada 2015 adalah saat Joe Biden menjabat Wakil
Presiden Amerika Serikat pada era Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Itu
artinya kemungkinan kesepakatan nuklir Iran- Amerika Serikat akan kembali dirajut
di masa kepemimpinan Biden.
Selanjutnya, dampak kemenangan Joe Biden dalam Pemilu Amerika Serikat
juga dapat merugikan Partai Likud yang sangat dekat dengan Presiden Trump dan
menguntungkan partai Biru-Putih pimpinan Benny Gantz. Selain itu, kemenangan
Biden tampaknya bisa berdampak pada situasi politik domestik Israel. Ada
kemungkinan terkait politik domestik Israel yang bakal dilakukan di masa
kepemimpinannya.
Pemerintah persatuan nasional Israel terus berlanjut dan Benyamin Netanyahu
akan terus menjabat sebagai perdana menteri. Sehingga, sampai pada giliran Benny
Gantz menjabat perdana menteri yang dijabat secara bergiliran antara Netanyahu dan
Gantz.Kedua, pemerintah persatuan nasional bakal dibubarkan dan digelar pemilu
dini di Israel. Partai Biru-Putih pimpinan Benny Gantz berharap mendapat suara lebih
baik dalam pemilu dini nanti dengan memanfaatkan Joe Biden sebagai presiden baru
Amerika Serikat

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini berdasarkan dari latar belakang yang sudah
penulis bahas adalah sebagai berikut:

1. Apa yang mendasari peranan kepemimpinan Joe Biden pada ancaman kelompok
militer Israel di Jerusalem ?

2. Bagaimanakah wujud peranan kepemimpinan Joe Biden pada Eskalasi ancaman


kelompok militer Israel di Jerusalem sebagai ibukota Israel oleh Amerika Serikat?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan dengan tujuan:
a. Untuk memahami dan menjelaskan peranan kepemimpinan Joe Biden pada
ancaman kelompok militer Israel di Jerusalem
b. Untuk memahami dan menjelaskan kepemimpinan Joe Biden pada Eskalasi
ancaman kelompok militer Israel di Jerusalem sebagai ibukota Israel oleh
Amerika Serikat

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Fakultas Ilmu Budaya

1) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan ide untuk


nantinya dapat diaplikasikan demi kebaikan bangsa dan Negara.
2) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan referensi
bagi pelajar Kajian Budaya Timur Tengah untuk memahami peranan
kepemimpinan Joe Biden pada ancaman kelompok militer Israel di
Jerusalem
3) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
penambahan daftar pustaka dan referensi mengenai Politik Budaya yang
terjadi di wilayah Jerussalem untuk penelitian selanjutnya, khususnya di
program studi Kajian Budaya Timur Tengah.

b. Bagi Masyarakat

Menambah pemahaman dan wawasan bagi masyarakat mengenai politik


budaya yang terjadi di Jerussalem oleh Joe Biden.

2. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan


pengembangan bahan pustaka bagi peneliti berikutnya yang memiliki minat
yang sama dengan menggunakan pisau analisis Eskalasi Militer khususnya
dalam menggali dan menganalisis tentang kepemimpinan Joe Biden pada
Eskalasi ancaman kelompok militer Israel di Jerusalem sebagai ibukota
Israel oleh Amerika Serikat ataupun studi kasus lainnya.
1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam tulisan ini, penulis menggunakan konsep peran dalam menggambarkan


kepemimpinan Joe Biden pada ancaman kelompok militer Israel di
Jerusalem .Dimana peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang berisikan patokan
prikelakuan pada kedudukan-kedudukan tertentu di dalam masyarakat, kedudukan
mana dapat dipunyai oleh pribadi atau kelompok.Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia peran merupakan perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan dalam masyarakat.7

Menurut Soerjono Soekanto, peran adalah aspek dinamis kedudukan (status)


yang memiliki aspek-aspek sebagai berikut:8

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat


seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
masyarakat.

2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.

Berdasarkan tiga aspek peranan oleh Soerjono Soekanto diatas, dalam hubungan
internasional, peranan yang dalam arti ini merupakan perilaku suatu negara atau individu
yang memiliki suatu kedudukan yang dimana kedudukan tersebut tidak dimiliki oleh
negara yang lain yang berada didalam suatu kawasan, dan potensi apa yang dimilikinya
tersebut hanya dapat dilakukan oleh negara itu sendiri. Serta peranan yang dilakukan oleh
negara tersebut akan memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada negara-negara disekitarnya.

Dalam hal ini Joe Biden merupakan pemimpin yang memiliki pengaruh besar di
kawasan Israel terutama di kota Jerussalem, sehingga kebijakan apapun yang dikeluarkan
Joe Biden terkait ancaman kelompok militer Israel di Jerusalem, akan mempengaruhi
kemanan wilayah dan negara yang yang mengalami konflik.
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Peran. http://kbbi.co.id/arti-kata/peranan. Diakses pada 12 Juli 2022
8
Soerjono Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :Raja Grafindo Persada. Hlm. 243
Pengertian lain menurut Soejono Soekanto, peranan dalam pengertian sosiologi
adalah perilaku atau tugas yang diharapkan dilaksanakan seseorang berdasarkan
kedudukan atau status yang dimilikinya.9 Dari pengertian ini, suatu negara yang memiliki
suatu kedudukan didalam suatu kawasan memiliki sebuah tugas untuk mencapai harapan
yang tidak dapat dicapai oleh negara lainnya.

Terkait penelitian ini, penulis menggunakan konsep peranan untuk


menggambarkan bagaimana bentuk peranan kebijakan Joe Biden, yang peranannya
tersebut tidak dimiliki ataupun dapat dilakukan oleh pemimpin lain didalam kawasan
Timur Tengah bahkan di Duni, salah satunya yaitu ancaman kelompok militer Israel di
Jerusalem untuk mejadikan Israel negara yang merdeka, berdaulat dan menjadikan
Jerussalem sebagai Ibu Kota negara.

Faktor sejarah perkembangan ideologi agama juga menjadi peran tersendiri bagi
wilayah Jerussalem yang didalamnya mayoritas negara-negara yang menganut ajaran
Islam, Kristen dan Yahudi, tentunya mengharapkan bahwa Jerussalem yang notabenenya
merupakan negara asal muasal ketiga negara samawi tersebut dapat menjadi negara
pemersatu dan penggerak di kawasan Timur Tengah.

Dalam menjalankan suatu peranan didalam suatu kelompok atau kawasan,


tentunya ada pelaku atau aktor yang melaksanakannya.Konsep kedua yang digunakan
penulis dalam tulisan ini ialah aktor utama.Jika diartikan secara per kata atau secara
etimologi, “aktor” merupakan orang yang berperan, yang dimana peran yang
dilakukannya itu memberikan pengaruh kepada individu lain atau sasaran daripada
peranan yang dilakukan aktor tersebut. Sedangkan “utama” berarti pusat atau inti dari
pada orang yang berperan, sehingga dapat disimpulkan bahwa aktor utama adalah orang
atau individu yang memiliki peran dan melakukan peranan utama kepada individu lain
dan dirasakan oleh individu

tersebut.

Sedangkan dalam ilmu hubungan internasional, menurut Mochtar Mas’oed


(1990)10, ia menjelaskan bahwa hubungan internasional merupakan bagian daripada studi

Ibid. hlm. 244


9

Mochtar Mas’oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Indonesia: Pustaka
10

LP3ES
ilmu sosial yang mempelajari tentang interaksi daripada aktor (negara) di dunia dalam
segala aspek hubungan internasional yang meliputi diplomasi politik, ekonomi, social
budaya, pertahanan dan keamanan.Sedangkan kata utama menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia bisa berarti terbaik; nomor satu; lebih baik daripada yang lainnya; atau berarti
terpenting.

Apabila ditarik kesimpulan dari pengertian tersebut, maka arti dari aktor utama
dalam kerangka konsep penelitian ini ialah bagaimana melihat suatu negara yang menjadi
aktor didalam suatu kawasan yang melakukan peranannya dimana perannya tersebut
merupakan yang terpenting (utama) dan lebih baik dari pada aktor atau negara-negara
lainnya yang berada didalam satu kawasan yang sama.

Dengan kerangka konsep aktor utama ini, penulis berusaha untuk meneliti wujud-
wujud daripada bukti nyata kepemimpinan Joe Biden pada Eskalasi ancaman kelompok
militer Israel di Jerusalem sebagai ibukota Israel oleh Amerika Serikat. Sehingga ia
dinilai mampu dan pantas dalam menjadi aktor utama di wilayah Jerussalem, baik
sebagai penjaga stabilitas politik maupun stabilitas keamanan sesuai denga napa yang
direncanakan

1.6 Landasan/Kerangka Teori

1.Konflik Israel Palestina

Konflik ini dimulai setelah perang dunia kedua, ketika masyarakat Israel
(yahudi) berpikir untuk memiliki negara sendiri. Menurut sejarah mereka keluar dari
tanah Israel setelah Perang Salib karena dituduh pro-Kristen oleh tentara Islam, yang
kemudian ditinggali oleh orang-orang Filistin atau Palestine, pikiran berbentuk
zionisme yang didorong oleh genosida oleh Nazi pada perang dunia kedua. Pilihan
letak negara itu tentu saja adalah tanah leluhur mereka yang pada saat itu merupakan
tanah jajahan Inggris karena secara leluhur mereka memilikinya tapi juga secara
religius beberapa tempat keagamaan Yahudi ada disana.

Meskipun tidak secara terbuka, negara-negara barat setuju dan mendukung


alasannya karena sebelum orang Palestina tinggal disana, tanah itu adalah milik Israel.
sebaliknya negara-negara Arab berargumen bahwa adalah karena Jerman yang
melakukan genosida maka tanah Jerman lah yang harus disisihkan untuk dijadikan
negara Yahudi. Dibalik semua intrik politik dan keuntungan dan kerugian politik,
strategis, dan sebagainya. Inggris secara sukarela mundur dari negara dan
memberikan siapa saja untuk mengklaimnya. berhubung Isreal lebih siap maka
mereka lebih dahulu memproklamirkan negara.

Sebaliknya orang-orang Palestina yang telah tinggal dan besar disana tidak
mau terima mejadi bagian negara Yahudi (Dalam literatur doktrin Islam pemimpin
negara harus seorang Muslim), sehingga bangsa Israel kemudian melihat orang
Palestina sebagai ancaman dalam negeri, begitu juga dengan bangsa Palestina yang
menganggap Israel sebagai penjajah baru.

2.Kota Jerusalem

Kota yang sangat bersejarah Jerusalem adalah sebuah warisan dunia yang
dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1981. Kota ini memiliki penduduk sebesar
724.000 jiwa dan luas 123 km2. Sepanjang sejarahnya, Jerusalem telah dihancurkan
dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan dikuasai/dikuasai ulang 44
kali .Hingga kini masih terjadi perdebatan pendapat tentang asal-muasal nama
Jerusalem yang berada pada ketinggian 2.200 kaki dari permukaan laut, terletak
sekitar 28 mil di sebelah timur Laut Tengah dan 12 mil di sebelah barat Laut Mati 11 .
Temuan arkeologis menunjukkan pada tahun 3000 SM tempat itu sudah ditinggali.
Kota itu diyakini pertama kali dibangun dan didirikan oleh orang-orang
Kanaan.Selama periode Kanaan itu, Jerusalem bernama Urušalim.

Mulai sekitar tahun 1600 sampai 1300 SM, kota tersebut berada di bawah
kekuasaan raja Mesir dan diperintah oleh para penguasa Kanaan yang tunduk pada
Firaun. Ada sebuah cerita bahwa orang-orang Kanaan itu adalah keturunan Shem dan
Eber, anak Nabi Nuh. Mereka inilah yang mula pertama mendirikan Jerusalem yang
kemudian dijadikan ibukota Kerajaan Israel setelah direbut oleh Raja Daud. Jerusalem
juga disebut sebagai Kota Daud. Menurut sejarah, kota yang dahulunya bernama
Urušalim itu direbut Raja Daud sekitar tahun 1500 SM. Di kota itulah kemudian
Sulaiman atau Sulaeman, atau Solomon, putra Daud, mendirikan Kenizah Allah.
Inilah Kenizah pertama.

Penggantian nama Jerusalem sering dilakukan sebab sejak semula kota itu
menjadi ajang perebutan, menjadi sumber konflik, merupakan kota yang istimewa,
strategis, sekaligus kota yang memberikan banyak inspirasi. Sejak zaman kuno,
11
Manuel H.Wauran, 1995, Dari Kairo ke Yerusalem, Bandung:Indonesia Publishing House, hlm. 195.
Jerusalem merupakan kota yang sangat strategis dan penting bagi kerajaan di
sekitarnya sehingga mereka berlomba-lomba mendominasi wilayah itu. Menguasai
wilayah itu adalah penting untuk menjamin kebebasan jalur perdagangan ke Asia,
Eropa, dan Afrika. Karena alasan inilah Jerusalem, meskipun disebut sebagai tempat
tinggal atau wilayah yang damai, telah menjadi panggung begitu banyak pertumpahan
darah dan kekerasan dari dahulu kala hingga kini. Penggantian nama itu menjadi salah
satu buktinya.

3. Hukum Internasional

Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur


hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara:

(1) Negara dengan Negara;

(2) Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara atau subjek hukum.

Hukum internasional juga merupakan sistem hukum yang teritegrasi secara


horizontal. Satu Negara atau organisasi internasional berelasi satu sama lain. Negara
merupakan subjek hukum internasional dalam arti klasik dan telah demikian halnya
sejak lahirnya hukum internasional.Sebagai subjek hukum internasional, Negara
memiliki kedaulatan yang diakui oleh hukum internasional. 12

Kedaulatan suatu Negara dimaknai sejauh mana suatu Negara memiliki


kewenangan dalam menjalankan kebijakan dan kegiatan dalam wilayah Negaranya
guna melaksanakan hukum nasionalnya.Hal tersebut menimbulkan suatu hubungan
sebab-akibat atas tindakan suatu Negara dalam menjalankan kewajibannya dengan
hukum internasional. 7 Dalam hubungannya dengan Negara lain suatu Negara
mengikatkan diri dengan Negara lain, suatu Negara mengikatkan dirinya dengan
perjanjian-perjanjian internasional, baik bilateral maupun multilateral.13

12
Mochtar Kusumatdmaja, 2003.Pengantar Hukum Internasional. Bandung: Alumni, hlm. 4.
13
Wagiman, S. Fil. 2012. Hukum Pengungsi Internasional. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 4.
1.7 Metode Penelitian

1. Tipe penelitian

Tipe yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu
penelitian ini akan menjelaskan bagaimana negara Arab Saudi sebagai Aktor Sentral
yang sangat penting dalam kawasan Timur Tengah.

Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya mencakup informasi tentang


fenomena utama yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipan penelitian, dan lokasi
penelitian. Lebih spesifik, cakupan bagian dari tipe penelitian yang digunakan oleh
penulis adalah tipe deskriptif, yaitu penelitian yang menggunakan pola penggambaran
keadaan fakta empiris disertai argumen yang relevan.Kemudian, hasil uraian tersebut
dilanjutkan dengan analisis untuk menarik kesimpulan yang bersifat analitik.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis akanmenggunakan metodeLibrary Research


untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Library Research sendiri merupakan
metode dengan cara mengumpulkan data dari beberapa literatur yang akan digunakan
seperti buku, jurnal, dokumen, surat kabar, situs-situs internet resmi atau laporan yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun data-data tersebut dapat
diperoleh melalui:

a. Perpustakaan Pusat UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

b. Perpustakaan Universitas Darunnajah Jakarta

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan oleh penulis adalah teknik analisis
kualitatif, yaitu menganalisis permasalahan yang diteliti melalui penggambaran
yang berdasar kepada fakta-fakta yang ada kemudian menghubungkan fakta
tersebut dengan fakta lainnya sehingga menghasilkan sebuah argument yang tepat,
sedangkan data kuantitatif berfungsi sebagai pendukung dalam penguatan analisis
kualitatif.
4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang akan digunakan oleh penulis adalah metode
deduktif, yaitu dengan menggambarkan secara umum masalah yang diteliti,
kemudian menarik kesimpulan secara khusus dalam menganalisis data

1.8 Organisasi Penyajian

Agar pembahasan dalam tesis ini tersusun dengan rapi, penulis menyajikan
sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN; Pada bab ini berisikan tentang Latar Belakang,


Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Landasan/Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Organisasi Penyajian.

BAB II STRATEGI KEPEMIMPINAN JOE BIDEN

BAB III STRATEGI KEBIJAKAN JOE BIDEN TERHADAP ISRAEL:


ANALISIS ESKALASI MILITER TERHADAP KOTA YERUSALEM
BAB IV PENUTUP; Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari
pembahasan dan saran terhadap beberapa pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Christine Sixta Rinehart, “President Trump and Jerusalem: The Effects of the Relocation of
the American Embassy on the Israeli-Palestinian Peace Process”. The Journal for
Interdisciplinary Middle Eastern Studies, Vol. 2, (Ariel University Press: 2018)
Etty R. Agus, Beberapa Perkembangan Hukum Internasional Dewasa Ini, Artikel dimuat
dalam Majalah Hukum “Pro Justitisia” No. 18 Tahun 1983
Grant F. Smith, “The Israel Lobby‟s Role in US Recognition of Jerusalem as Israel‟s
Capital.”, Mint Press News. https://www.mintpressnews.com/the-israel-lobbys-role-
in-the-ushttps://www.mintpressnews.com/the-israel-lobbys-role-in-the-us-
recognizing-jerusalem-as-israels-capital/235355/recognizing-jerusalem-as-israels-
capital/235355/
Hani Albasos. “Sovereignty over Jerusalem”. Journal of Conflictology. Vol 4, Issue 2.
(Universitat Oberta de Catalunya, 2013).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Peran.http://kbbi.co.id/arti-kata/peranan.
Manuel H.Wauran, 1995, Dari Kairo ke Yerusalem, Bandung:Indonesia Publishing House
Mochtar Kusumatdmaja, 2003.Pengantar Hukum Internasional. Bandung: Alumni
Mochtar Mas’oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Indonesia:
Pustaka LP3ES
Resolution 181(II). Future government of Palestine United Nations-General Assembly,
1947.https://unispal.un.org/DPA/DPR/unispal.nsf/0/7F0AF2BD897689B785256C330
061D253
Sarah Begley, “Read Donald Trump’s Speech to AIPAC”, Time, March 21, 2016.
http://time.com/4267058/donald-trump-aipac-speech-transcript/
Sarah Begley, “Read Donald Trump’s Speech to AIPAC”, Time, March 21, 2016.
http://time.com/4267058/donald-trump-aipac-speech-transcript/
Soerjono Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :Raja Grafindo Persada.
Wagiman, S. Fil. 2012. Hukum Pengungsi Internasional. Jakarta: Sinar Grafika

Anda mungkin juga menyukai