Anda di halaman 1dari 239

RIVALITAS

RIVALITAS
RIVALITAS
Rivalitas AS vs China di Era Biden

Penulis
Prof. Dr. Bambang Cipto, MA

Rancang Cover
Hamdy salad

Tata Letak
Dimaswuids

Cetakan I, Maret 2022

Penerbit
PUSTAKA PELAJAR
(Anggota IKAPI)
Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167
Telp. 0274 381542, Faks. 0274 383083
E-mail: pustakapelajar@yahoo.com

ISBN: 978-623-236-259-8

iv Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


KATA PENGANTAR

B
uku ini merupakan bagian ketiga dari 3 buku karangan
penulis. Yang pertama berjudul Strategi China Merebut
Status Superpower, yang kedua Memudarnya Supremasi
Barat Ditengah Kebangkitan Asia. Buku ketiga ini memaparkan
lebih rinci tentang rivalitas AS vs China di tahun pertama
pemerintahan Joe Biden.
Buku ini terdiri dari enam Bab. Bab Satu akan membahas
strategi AS dibawah Biden dalam menghadapi kebangkitan
China dan bagaimana tanggapan China terhadap upaya Biden
menghalangi kemajuan China. Bab Dua membahas rivalitas AS
vs China dalam bidang teknologi tinggi. Bab ini menjelaskan
bagaimana China berhasil mendominasi kemajuan teknologi
Artificial Inteligence dan 5G dan bagaimana strategi Biden
menghadapi kemajuan China tersebut. Bab Tiga membahas
diplomasi ekonomi China, dalam konteks BRI, di Afrika, Asia
Tenggara, Timur Tengah dan Amerika Latin dan bagaimana
Biden menanggapinya. Bab Empat membahas rivalitas AS vs
China di Laut China Selatan dan tanggapan Biden terhadap
agresifitas China di kawasan tersebut. Bab Lima tentang
rivalitas AS vs China dalam distribusi vaksin global. Bab

Rivalitas AS vs China di Era Biden v


Enam membahas rivalitas militer kedua negara. Bab 7 atau
Bab terakhir membahas rivalitas ideologi antara AS dan China
Buku ini penting untuk dibaca para mahasiswa, dosen,
penulis, wartawan, para pengambil keputusan yang bergerak
dalam bidang hubungan internasional. Semoga buku ini
bermanfaat bagi para pembaca yang tertarik dalam isu-isu
internasional mutakhir khususnya hubungan AS dan China
di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini.

vi Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


DAFTAR ISI

Kata Pengantar — v
Daftar isi — vii
Pendahuluan — 1

Bab 1 Rivalitas Politik Luar Negeri AS vs China — 5


• Politik Luar Negeri Joe Biden — 5
• Memperbaiki Hubungan Transatlantik — 6
• Konperensi Keamanan Munich — 6
• Pertemuan Puncak G7 — 8
• Pertemuan Puncak NATO Brussel 2021 — 11
• Membangun Aliansi Indo Pasifik — 15
• Pembentukan AUKUS — 16
• Memperkuat Kembali Peran QUAD — 18
• Menggaet ASEAN — 20
• Boikot Olimpiade Musim Dingin China — 22
• Tanggapan China Terhadap Aliansi Indo
Pacifik — 24

Bab 2 Rivalitas AS vs China Dalam Bidang Teknologi


Tinggi — 27
• China Terdepan Dalam Pengembangan Teknologi
5G dan 6G — 32

Rivalitas AS vs China di Era Biden vii


• China Mendominasi Pasokan Mineral
Strategis — 37
• Perebutan Supremasi Semiconductor — 40
• China Sukses Rebut Supremasi AI — 44
• Rivalitas di Ruang Angkasa — 49
• Rivalitas Peluru Kendali Hypersonic — 54
• Jalan Sutera Digital — 57
• Kebijakan Biden Dalam Rivalitas High Tech
Dengan China — 60
• China Siap Merebut Supremasi Teknologi
Tinggi — 62

Bab 3 Rivalitas Diplomasi Ekonomi AS vs China — 67


• Proyek BRI di ASEAN — 69
• Proyek BRI di Asia Selatan — 71
• Proyek BRI di Timur Tenga — 73
• Proyek BRI di Afrika — 76
• Pengembangan Ekonomi Digital — 80
• Meluasnya Penggunaan Bahasa Mandarin — 81
• China Dominasi Teknologi 5G di Afrika — 83
• Diplomasi Ekonomi China di Amerika Latin — 88
• Kebijakan Biden Menghadapi Agresifitas Diplomasi
Ekonomi China — 92
• Kebijakan Biden di Afrika — 98
• Kritik Terhadap Kebijakan Biden di Afrika — 100
• Kebijakan Biden di Amerika Latin — 101

Bab 4 Rivalitas AS vs China di Laut China Selatan — 103


• Strategi China di Asia Selatan — 104
• Biden dan Sengketa Laut China Selatan — 105
• Pembentukan AUKUS — 111

viii Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


• Tanggapan Perancis 113
• Tanggapan ASEAN — 115
• Reaksi China Terhadap Pembentukan
AUKUS — 116
• Isu Taiwan Dalam Pertemuan Biden – Xi
Jinping — 121
Bab 5 Rivalitas Diplomasi Vaksin AS vs China — 125
• Diplomasi Vaksin China di Asia Tenggara — 128
• Diplomasi Vaksin China di Afrika — 138
• Diplomasi Vaksin China di Amerika Latin — 142
• Diplomasi Vaksin AS di Asia Tenggara — 145
• Diplomasi Vaksi AS di Afrika — 148
• Diplomasi Vaksin AS di Amerika Latin — 150

Bab 6 Rivalitas MiliterAS vs China — 153


• Menguatnya Pengaruh Global Angkatan Bersenjata
China — 154
• Peningkatan Anggaran Belanja Militer China — 157
• Pengembangan Senjata Nuklir China — 160

Bab 7 Rivalitas Ideologi antara AS dan China — 165


• Pandangan Biden Tentang China — 165
• Sikap China Terhadap AS — 168
• Potensi Ancaman China Terhadap Demokrasi
di Negara Berkembang — 171
Kesimpulan — 175
Daftar Pustaka — 181
Biodata Penulis — 228

Rivalitas AS vs China di Era Biden ix


x Prof. Dr. Bambang Cipto, MA
PENDAHULUAN

T
erpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS menimbulkan
harapan baru bagi masyarakat internasional yang
selama empat tahun menyaksikan dan merasakan
gaya kepemimpinan dan kebijakan Donald Trump yang tidak
menentu sejak Trump memukul genderang perang dagang
dengan China. Bagaimana bentuk hubungan AS dan China
dimasa Biden merupakan isu utama buku ini.
Sebagaimana diharapkan negara-negara Eropa,
Biden menjadikan Eropa sebagai kawasan yang pertama
kali dikunjungi dalam kunjungan kenegaraan Joe Biden.
Kunjungan ini sudah barang tentu benar-benar memenuhi
harapan negara-negara sekutu Amerika, yang sejak Obama
menjalankan kebijakan Pivot to Asia tahun 2011 dilanjutkan
dengan kebijakan Trump yang cenderung sinis terhadap
NATO, merasakan kekecewaan yang besar karena merasa
ditinggalkan Amerika yang selama berpuluh tahun mereka
hormati sebagai pemimpin Barat.
Akan tetapi kehadiran Biden dalam pertemuan puncak
G7 di Inggris dan dilanjutkan pertemuan puncak NATO di

Rivalitas AS vs China di Era Biden 1


Brussel ternyata disertai dengan ajakan Biden untuk bersama-
sama menjadikan China sebagai musuh utama Barat. Eropa
pada prinsipnya mendukung ajakan Biden sekalipun demikian
apakah seluruh negara Eropa akan mendukung sepenuhnya
masih memerlukan waktu untuk membuktikannya. Namun
satu hal jelas bahwa Biden tampaknya akan tetap menjadikan
China sebagai rival utamanya. Dengan demikian dunia saat
ini akan kembali memasuki rivalitas Amerika vs China tahap
kedua sebagai kelanjutan dari perang dagang dilancarkan
Trump tahun 2018. Bukan tidak mungkin perseteruan ini
akan semakin kompleks mengingat China juga semakin kuat
secara ekonomi, militer dan teknologi.
Menurut Oystein Tunsyo dalam bukunya, The Return of
Bipolarity: China, the United States and Geostructural Realism,
hubungan internasional dewasa ini, dimana AS dan China
mendominasi Asia, menyerupai kondisi bipolaritas di era
Perang Dingin. Kondisi ini akan menumbuhkan militerisasi
AS – China di kawasan maritim. Walaupun wilayah lautan
yang luas akan menjadi penghalang akan tetapi minimal
akan menyebabkan perang terbatas antar kedua superpower
tersebut.1 Meskipun demikian kondisi ini tidak akan mudah
mendapatkan dukungan negara-negara di kawasan Asia
Timur hingga Asia Tenggara. Bahkan dalam konteks Laut
China Selatanpun China tidak melanggar ketentuan Code
of Conduct karena memang hingga kini belum sepenuhnya
terwujud.2 Disamping itu, konsep bipolaritas yang terbatas
pada kawasan Asia Pasifik terlalu sempit cakupan geografisnya

1 Yong Deng, “The Return of Bipolarity in World Politics: China,


the United States, and Geostructural Realims, Pacific Affairs, Volume 9,
Iss 2, (June 2019): 334-336
2
Ibid

2 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


mengingat persaingan kedua negara telah meluas hingga ke
Amerika Latin dan Afrika.
Hubungan internasional paska pandemi memang lebih
tepat digambarkan sebagai rivalitas AS vs China dalam mana
masing-masing pihak berusaha mengunggulkan kehebatan
sistem pemerintahannya.3 Di satu pihak Biden menyatakan
bahwa demokrasi-demokrasi Barat sedang berada dalam
persaingan dengan pemerintahan otokrat (otoriter) tentang
sistem mana yang lebih di abad ke 21 dewasa ini. Di pihak
lain Xi Jinping menyatakan bahwa sistem pengendalian oleh
negara secara kolektif jelas lebih unggul dibandingkan dengan
sistem demokrasi Barat yang tidak berfungsi sebagaimana
sering diuangkapkan para pejabat China bahwa “Timur
sedang bangkit dan Barat sedang merosot.4
Menurut John Mearsheimer, seorang pakar ilmu
hubungan internasional yang yakin bahwa negara-negara
besar pada dasarnya berpikir dalam perspektif realis. Tidak
mengherankan jika China yang semakin kuat secara ekonomi,
militer dan teknologi memiliki aspirasi untuk memimpin
dunia. Kecenderungan China sebagai negara besar saat ini
pada akhirnya menumbuhkan rivalitas dengan AS selaku
superpower. Rivalitas kedua negara besar ini menghentikan
era unipolar dalam hubungan internasional ketika AS sejak
berakhirnya Perang Dingin negara yang paling kuat di dunia.5

3
The Economist,“Rivalry between America and China will
shape the post-covid world: The World Ahead 2022,”Proquest, 8
Nopember2021,https://www.proquest.com/pqrl/docview/259781805
5/8C97FCC32CAD40D5PQ/11?accountid=187856
4
Ibid
5
John Mearsheimer, “The Inevitable Rivalry: America, China,
and the Tragedy of Great-Power Politics,” Foreign Affairs; New
York Vol. 100, Iss. 6,  (Nov/Dec 2021): 48-58, https://www.proquest.

Rivalitas AS vs China di Era Biden 3


China saat ini pada dasarnya hanya meniru perilaku
politik luar negeri AS berdasarkan berdasarkan logika realis.
Setelah AS tumbuh menjadi hegemon di kawasan Amerika,
kemudian Amerika bergerak untuk mengalahkan Nazi
Jerman, Jepang dan akhirnya Uni Soviet. Upaya AS untuk
mengalahkan negara-negara ini merupakan satu-satunya cara
untuk dapat memproyeksikan kekuatan AS di seluruh dunia.6
Demikian pula China saat ini yang sedang berusaha
menjadi hegemon di kawasan Asia sehingga langkah-
langkahnya sangat agresif dalam memperluas pengaruhnya
di Asia dan kemudian tentu akan terus berkembang hingga
China menjadi kekuatan global. Ia akan terus berusaha
mengubah tatanan global yang sesuai dengan kepentingan
nasionalnya.7 Bagi Maersheimer semua negara besar baik
demokrasi atau otoriter akan bersaing dengan negara besar
lain. Rivalitas AS vs China saat ini merupakan akibat dari
penerapan logika realis dan itulah yang disebut Mearsheimer
sebagai tragedi politik negara besar.8

com/pqrl/docview/2584579321/8C97FCC32CAD40D5PQ/79?account
id=187856
6
Ibid
7
Ibid
8
Ibid

4 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Bab 1

RIVALITAS POLITIK LUAR


NEGERI AS VS CHINA

T
erpilihnya Joe Biden dalam pemilihan presiden AS
secara otomatis menggantikan Donald Trump yang
selama empat tahun menciptakan kekecewaan di­­
kalangan sekutu-sekutu Amerika baik di Eropa maupun Asia.
Sementara hubungan AS dan China sangat memburuk sejak
Trump menyatakan perang dagang dalam upayanya mem­
balas kerugian ekonomi AS karena besarnya defisit neraca
perdagangan dengan China. Presiden Biden diharapkan akan
memperbaiki citra buruk politik luar negeri AS dibawah
Trump. Akan tetapi politik luar negeri AS dibawah Biden
mau tidak mau harus berhadapan dengan China, sebagai
superpower baru, yang tampak semakin kokoh paska dilanda
krisis pandemi. Hubungan internasional kedepan dengan
sendirinya akan diwarnai dengan rivalitas politik luar negeri
kedua negara tersebut.

Politik Luar Negeri Joe Biden


Politik luar negeri AS dibawah Biden, sebagaimana

Rivalitas AS vs China di Era Biden 5


Obama dan Trump, memfokuskan perhatian AS ke kawasan
Asia Pasifik yang oleh para petinggi AS disebut sebagai
kawasan Indo Pasifik. Arah perkembangan politik luar negeri
AS dibawah Biden secara khusus dapat dibagi kedalam dua
tahapan besar. Tahap pertama adalah memperbaiki hubungan
transatlantik, khususnya hubungan dengan sekutu-sekutu AS
di Eropa. Tahap kedua membangun arsitektur Indo Pasifik
dengan menyusun aliansi pertahanan AKUS, meneguhkan
Quad, dan memulihkan hubungan AS-ASEAN yang mem­
buruk selama Gedung Putih dipimpin Donald Trump

Memperbaiki Hubungan Transatlantik


Berbeda dengan Trump sebelumnya yang cenderung
mengabaikan Eropa dan memandang rendah NATO, Joe
Biden serius mengangkat kembali posisi negara-negara Eropa
sebagai sekutu utama Amerika. Keseriusan Biden ini jelas
terlihat pada langkah-langkah awal yang diambilnya dalam
memperbaiki kerusakan hubungan dengan Eropa yang
diakibatkan oleh kebijakan Trump yang cenderung kurang
ramah terhadap sekutu-sekutunya. Langkah-langkah yang
diambil Biden untuk memperkuat kembali hubungan dengan
Eropa atau hubungan transatlantik adalah dengan melakukan
pertemuan daring dalam Konperensi Keamanan Munich
pada bulan Pebruari 2021, menghadiri Pertemuan Puncak G7
di Inggris dan menghadiri pertemuan NATO di Brussel.

Konperensi Keamanan Munich


Konperensi Keamanan Munich yang diselenggarakan
di Munich, Jerman setiap bulan Pebruari merupakan forum
pertemuan terkemuka didunia yang membahas isu-isu dan

6 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


kebijakan keamanan internasional. Konperensi ini dihadiri
para kepala negara, menteri, diplomat, dan para pakar dari
seluruh dunia. Disinilah para pemimpin negara yang paling
berpengaruh membahas isu-isu internasional yang mendesak
untuk ditangani. Sudah tentu presiden AS merasa perlu untuk
memanfaatkan forum bergengsi ini untuk menyampaikan
kebijakan luar negerinya.
Dalam pidato virtualnya Presiden Biden memanfaatkan
pertemuan pertama dengan sekutu-sekutunya di Eropa
ini untuk meyakinkan mereka bahwa Amerika kembali
memperkuat Uni Eropa dan NATO (America is back) setelah
selama empat tahun terakhir hubungan transatlantik agak
terbengkalai. Biden akan memulihkan kembali luka-luka
pada hubungan transatlantik karena kebijakan Trump yang
memandang remeh Eropa selama menjabat sebagai presiden.1
Menyinggung tentang isu China, Biden mengajak Eropa
untuk bersiap menghadapi persaingan strategis jangka panjang
dan yang akan berlangsung secara ketat. Biden juga mengajak
Eropa untuk menekan China yang melancarkan kebijakan-
kebijakan yang merongrong sistem ekonomi internasional.
Disamping itu kepada para sekutunya di Eropa Biden juga
mengajak untuk menentukan aturan main pengembangan
teknologi mutakhir.2 Biden juga mengingatkan ancaman Rusia

1
Kathryn Watson,” “America is back,” Biden tells Munich Security
Conference,” CBS News, February 9, 2021, https://www.cbsnews.
com/news/biden-addresses-the-munich-security-conference-watch-
live-stream-today-02-19-2021/”America is back,” Biden tells Munich
Security Conference
2
“Remarks by President Biden at the 2021 Virtual Munich
Security Conference,” White House, February 19, 2021, https://www.
whitehouse.gov/briefing-room/speeches-remarks/2021/02/19/remarks-
by-president-biden-at-the-2021-virtual-munich-security-conference/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 7


terhadap masa depan hubungan transatlantik. Walaupun
Rusia berbeda dengan China namun Biden mengajak sekutu-
sekutunya di Eropa untuk bersama-sama menghadapinya
sebagai sebuah ancaman nyata.3
Secara umum setelah mendengarkan pidato Biden,
walaupun secara virtual, media-media negara-negara Eropa
menggambarkan perasaan lega setelah empat tahun lamanya
dilecehkan Donald Trump. Biden benar-benar memberikan
apa yang selama ini sangat diharapkan Eropa. Biden sangat
hati-hati dengan tidak menyebut isu-isu yang sensitif di­
kalangan sekutu-sekutunya di Eropa.4 Meskipun demikian
Angela Merkel berpendapat bahwa hubungan dengan Cina
sangat rumit sehingga perlu kesepakatan bersama dalam
menghadapi Cina.5

Pertemuan Puncak G7
Presiden Biden pada minggu kedua bulan Juni ber­
kunjung ke Inggris untuk menghadiri Pertemuan Puncak G7
yang berlangsung selama 3 hari dari tanggal 11 hingga 13
Juli 2021. Ini merupakan perhelatan tahunan yang diseleng­
garakan negara-negara demokrasi paling kaya didunia.
Pertemuan Puncak tahunan ini merupakan ajang tukar
pendapat para pemimpin puncak negara demokrasi maju dan
paling makmur yang membahas tentang isu-isu global. Per­
temuan Puncak G7 kali ini merupakan pertemuan pertama

3
Ibid
4
David Rising, “Europe applauds Biden’s approach, stresses
cooperation,” APNews, February 20, 2021, https://apnews.com/
article/joe-biden-donald-trump-world-news-europe-foreign-policy-
40fdeec398046bab81d4fd36aec8b470
5
Ibid

8 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


negara anggota dengan suasana yang sangat berbeda diban­
dingkan saat AS masih dibawah Trump yang cenderung
kurang simpatik. Biden datang dengan membawa angin segar
berupa perubahan sikap Amerika yang jauh lebih ramah dan
simpatik dibandingkan presiden AS sebelumnya. Kehadiran
Biden memang menimbulkan banyak harapan baru bagi
anggota G7 yang masih tetap mengharapkan kepemimpinan
AS sebagai pucuk pimpinan blok Barat ditengah situasi
internasional saat ini.
Pertemuan puncak selama tiga hari di Inggris tersebut
menghasilkan beberapa keputusan penting bagi masyarakat
global. Pertama, pertemuan sepakat untuk menyediakan
vaksi bagi negara-negara miskin yang sangat membutuhkan
bantuan vaksin untuk mengatasi pandemi covid-19. Mereka
sepakat untuk menyediakan 1 milyar vaksin, separuh
diantaranya dari Amerika dan Inggris siap menyumbang
100 juta vaksin. Vaksin ini kelak akan disalurkan melalui
mekanisme COVAX yang bekerjasama dengan WHO
dan Gavi.6 Kedua, G7 juga mendesak China agar bersedia
bekerjasama untuk melakukan penyelidikan fase kedua
tentang asal usul pandemi coronavirus global.7 Ketiga, G7
juga sepakat untuk secara kolektif mengusahakan cara untuk
mengatasi krisis lingkungan. Keempat, G7 juga sepakat untuk
terus melakukan konsultasi bersama-sama guna menghadapi
tantangan China yang menerapkan kebijakan yang mereka
anggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi pasar.8

6
“G7 summit: What have the wealthy democracies agreed on?,”
Aljazeera, June 13, 2021, https://www.aljazeera.com/news/2021/6/13/
g7-summit-what-have-the-wealthy-democracies-agreed-on
7
Ibid
8
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 9


Secara khusus G7 sepakat untuk meluncurkan proyek
infra­­struktur bagi negara-negara berkembang. Proyek ini
secara luas dipahami sebagai upaya G7 menghadapi kebang­
kitan China sejauh ini yang menggunakan proyek infrastruktur
BRI untuk melebarkan pengaruhnya ke Asia, Eropa dan
kawasan lain. Seorang pejabat Amerika menyatakan bahwa
proyek Build Back Better World (B3W) ini sesungguhnya
tidak semata-mata untuk melawan proyek BRI China,
akan tetapi hingga saat ini Barat memang belum sempat
menyediakan alternatif lain yang sesuai dengan nilai-nillai
Barat.9 Gedung Putih juga menambahkan bahwa proyek B3W
ini akan menggalang model sektor swasta untuk menghadapi
isu-isu global seperti isu iklim, kesehatan, teknologi digital,
dan kesetaraan gender.10 Meskipun demikian tidak jelas
bagaimana mekanisme kerja proyek Barat ini dan bagaimana
skema pembiayaannya dikemudian hari mengingat kondisi
pandemi yang masih membebani negara-negara Barat saat ini.
Tidak ada kejelasan seberapa banyak sumber daya keuangan
yang tersedia dari anggota G7 untuk menopang B3W.11 Paling
banyak yang mereka bisa lakukan saat ini adalah berkata
kepada dunia bahwa negara-negara demokrasi paling kaya
didunia saat ini mampu memberikan alternatif terhadap
kebangkitan China yang semakin tak terbendung.

9
Steve Holland and Guy Faulconbridge, “G7 rivals China with
grand infrastructure plan,” Reuters, June 13, 2021, https://www.reuters.
com/world/g7-counter-chinas-belt-road-with-infrastructure-project-
senior-us-official-2021-06-12/
10
Ibid
11
Shyam Saran, “At G7, Biden achieved western consensus—more
against Russia than China,” The Print, 16 Juni 2021, https://theprint.in/
opinion/at-g7-biden-achieved-western-consensus-more-against-russia-
than-china/678545/

10 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Dalam Pertemuan Puncak G7 tersebut Biden juga
mengajak G7 untuk mengambil tindakan lebih tegas
terhadap China. Pada dasarnya semua anggota G7 sepakan
bahwa ancaman China semakin kuat dewasa ini. Namun
tidak semua anggota sepakat dengan ajakan Biden untuk
mengambil tindakan tegas dalam menghadapi ancaman
China. Bisa dikatakan bahwa masing-masing anggota G7
berbeda pendapat dalam menanggapi ajakan Biden untuk
lebih tegas dalam menghadapi China.12 Bagi Amerika,
China memang benar-benar merupakan ancaman baik
dalam bidang teknologi paling maju maupun dalam hal
pelanggaran hak asasi manusia. Sementara sebagian negara
Eropa justru memandang China sebagai peluang investasi
dan perdagangan.13
Bagi presiden Emmanuel Macron G7 bukanlah kumpulan
negara yang memusuhi China. Macron justru berpendapat
penting untuk meningkatkan kerjasama dengan China
dalam bidang perubahan iklim, perdagangan dunia dan
kebijakan pembangunan.14 Sementara Merkel kurang sepakat
menganggap China sebagai musuh. Sedangkan Italia juga
mengajak anggota G7 untuk bekerjasama dengan China.15

Pertemuan Puncak NATO Brussel 2021


12
Patsy Widakuswara, “G-7 Split on Biden’s Anti-China Push,”
VOA News, June 12, 2021, https://www.voanews.com/a/usa_g-7-split-
bidens-anti-china-push/6206943.html
13
Claude Forthomme, “G7 Summit Results Disappointing: More
about China than COVID or Climate Change,” 14 June 2021, https://
impakter.com/g7-summit-disappointing-china-covid-climate-change/
14
“Macron says G7 is not a club hostile to China,” CGTN, 14 Juni
2021, https://news.cgtn.com/news/2021-06-14/Macron-says-G7-is-
not-a-club-hostile-to-China-114PJBnY0U0/index.html
15
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 11


Biden terbang ke Brussels seusai pertemuan G7 di Inggris
untuk menghadiri Pertemuan Puncak NATO di markas besar
NATO di Brussel, Belgia. Sebagaimana di Inggris, Biden
membawa angin segar dan melegakan kalangan anggota
NATO yang selama empat tahun berturut-turut merasa
dilecehkan oleh Donald Trump yang menganggap sepi
keberadaan NATO. Biden hadir di Brussel dengan keyakinan
penuh membawa misi utama Amerika adalah kembali berada
ditengah-tengah keluarga NATO. Biden menyatakan bahwa
pasal 5 merupakan pasal yang keramat oleh karena itu setiap
ancaman terhadap anggota NATO harus dilawan bersama
oleh aggota sekutu.16 Dalam pertemuan tersebut Biden sekali
lagi mengajak para anggota NATO untuk bersama-sama
menghadapi ancaman China. Biden bahkan mendesak negara-
negara anggota NATO untuk terus meningkatkan tekanan
terhadap China.17
Para anggota pada umumnya mendukung pernyataan
Biden bahwa Chini merupakan tantangan utama bagi tatangan
global saat ini. Meskipun demikian mayoritas anggota NATO
pada umumnya menghindari penggunaan istilah “lawan”
dalam menyebut China.18
Menurut Markel menyebut China sebagai ancaman terlalu
berlebihan karena China, sebagaimana Rusia merupakan rekan.

16
Shannon Pettypiece and Rebecca Shabad, “Biden kicks off first
NATO summit with focus on China, Russia,” NBC News, 14 June 2021,
https://www.nbcnews.com/politics/white-house/biden-kicks-first-
nato-summit-plans-focus-russia-china-n1270645
17
Ibid
18
Kelly Hayes, “2021 NATO summit: World leaders declare China
a global security challenge,” Fox29, 14 Juni 2021, https://www.fox29.
com/news/biden-attends-2021-nato-summit-with-focus-on-russia-
china

12 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


China memang rekan dagang Jerman yang paling terkemuka.
Oleh karena itu, menurut Merkel, yang dibutuhkan adalah
sikap yang seimbang dalam menghadapi China maupun
Rusia dan pada saat yang bersamaan harus senantiasa siap
menghadapi potensi ancaman mereka.19 Sementara Presiden
Macron mengingatkan agar ancaman China sampai membuat
NATO mengabaikan isu-isu terorisme dan acaman potensial
Rusia. Disamping itu Macron juga mengingat bahwa NATO
tidak boleh bias dalam memperlakukan China.20
Dinamika global dewasa ini tampaknya mempengaruhi
cara berpikir para pemimpin NATO. Dimasa lalu NATO
dibangun dan dipertahankan untuk melindungi Eropa paska
Perang Dunia ke 2 dari ancaman Uni Soviet, yang kemudian
berubah menjadi Rusia hingga saat ini. Namun demikian
perubahan geopolitik dalam beberapa tahun terakhir ini
menimbulkan perubahan persepsi ancaman strategis terhadap
NATO. Persekutuan ini tidak mungkin lagi menjadikan Rusia
sebagai satu-satunya ancaman utama Eropa. Sebaliknya
mereka kini sepakat bahwa China telah berkembang sangat
cepat menjadi tantangan sistemik bagi masa depan NATO.
Bahkan Biden secara khusus menyatakan bahwa Rusia dan
China berpotensi meretakkan hubungan transatlantik.21

Sementara itu Sekretaris Jendral NATO, Jens Stoltenberg,


menyatakan bahwa NATO harus siap menghadapi kehadiran

19
Ibid
20
Ibid
21
Sabine Siebold and Steve Holland, Robin Emmott, “NATO adopts
tough line on China at Biden’s debut summit with alliance,” Reuters, 15
Juni 2021, https://www.reuters.com/world/europe/nato-welcomes-
biden-pivotal-post-trump-summit-2021-06-14/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 13


militer China yang semakin kuat dari kawasan Baltic hingga
Afrika. Dia juga mengingatkan bahwa pengaruh China kini
sedemikian kuat baik dunia maya, di Afrika dan bahkan
dalam investasi di sektor pelabuhan dan jaringan telecom di
negara-negara NATO.22
Sulit dipungkiri bahwa ada perbedaan pendapat
dikalangan negara-negara anggota NATO berkenaan dengan
sikap NATO terhadap China. Perbedaan ini terjadi karena
desakan Biden untuk menjadikan China sebagai musuh
bersama yang harus dihadapi dengan cara yang lebih tegas.
Akan tetapi pertimbangan geopolitik dan geoekonomi
membuat perbedaan itu menguat. Perbedaan ini tercermin
dari padangan anggota NATO khususnya Presiden Emmanuel
Marcon dan Kanselir Angela Merkel. Macron menyatakan
bahwa Pakta Pertahanan Atlantik tidak perlu memfokuskan
perhatiannya pada isu China. Macron mengingatkan bahwa
NATO dibentuk untuk melindungi Eropa dan Amerika dari
ancaman Uni Soviet komunis dimasa lalu. Macron lebih
sepakat membangun pasukan Eropa daripada mengurusi
China yang hanya akan menghabiskan enerji.23 Sedangkan
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengingatkan agar
berhati-hati jangan sampai NATO terjebak kedalam Perang
Dingin baru denga China yang jelas tak banyak gunanya.
Bahkan Merkel juga mengingatkan agar jangan terlalu
melebih-lebihkan peningkatan pengaruh global China.
Namun baik Boris Johnson maupun Merkel sepakat untuk

22
Ibid
23
“NATO says China is a threat. But do all its members agree?,
TRTWorld, 16 June 2021, https://www.trtworld.com/magazine/nato-
says-china-is-a-threat-but-do-all-its-members-agree-47577

14 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


mengawasi aktifitas China.24

Membangun Aliansi Indo Pasifik


Paska pemulihan kembali hubungan transatlantik Biden
mulai memfokuskan politik luar negeri AS ke kawasan Indo
Pasifik. Sebagai mantan wakil presiden di era Obama, Biden
memahami betul dinamika kawasan Indo Pasifik sehingga
dia tampak lebih siap dan lebih matang dalam merumuskan
prioritas politik luar negeri AS. Oleh karena itu, Biden tidak
ragu-ragu dalam memutuskan apa yang harus lebih dahulu
dilakukan setelah memulihkan hubungan transatlantik. Biden
segera mengarahkan enerjinya untuk membangun arsitektur
Indo Pasifik sebagai prioritas politik luar negeri AS dimasa
kini dan dimasa datang.
Paska pertemuan G7 dan NATO Biden mulai memfokus­
kan upayanya untuk menggalang dukungan di Indo Pacifik.
Kawasan Indo Pasifik adalah nama lain dari Asia Pasifik.
Disebut Indo Pasifik karena kawasan ini membentang dari
pantai barat India hingga pantai barat Amerika.25 Kebangkitan
ekonomi, politik, militer dan teknologi China yang nyaris tak
terbendung membuat kawasan Indo Pasifik sebagai medan
laga baru bagi AS. Secara implisit tampak bahwa kawasan
Eropa dan Timur Tengah tidak lagi menarik bagi para
pengambil keputusan di Washington. Dan sebenarnya sejak
Obama mencanangkan kebijakan Pivot to Asia dunia sudah
melihat bahwa AS memang mulai meninggalkan sekutu-
sekutunya di Eropa dan memilih kawasan Indo Pasifik
24
Ibid
25
Wada Haruko, “The Indo-Pacific Concept,” RSIS, 16 Maret 2020,
https://www.rsis.edu.sg/wp-content/uploads/2020/03/WP326.
pdf

Rivalitas AS vs China di Era Biden 15


sebagai prioritas politik luar negeri AS. Akan tetapi tidak
mudah meninggalkan Eropa yang selama puluhan tahun
telah menjadi sekutu utama AS. Oleh karena itu Biden tampak
hati-hati dalam usahanya membangun medan laga baru
di Indo Pasifik. Hal itu terlihat pada langkah-langkah yang
diambilnya dalam membangun aliansi baru di Indo Pasifik.

Pembentukan AUKUS
Langkah pertama yang diambil Biden setelah berbulan-
bulan berusaha menggalang dukungan negara-negara sekutu
adalah dengan membentuk AUKUS yang merupakan pakta
keamanan yang beranggotakan AS, Inggris dan Australia.26
Pemilihan Inggris sebagai salah satu anggota aliansi ini
menunjukkan adanya kedekatan tradisional antara AS dan
Inggris yang tetap kuat. Inggris tampaknya dipandang
jauh lebih mendukung AS dalam upaya Biden menggalang
dukungan dalam menghadapi China. Sementara Australia
merupakan negara yang tampaknya siap menjalankan misi
khusus mengawasi agresivitas China di Laut China Selatan.
Pertimbangan bukan tidak mungkin menjadi alasan kuat
mengapa AUKUS memutuskan untuk membangun kapal
selam bertenaga nuklir yang akan dibantu pembangunannya
oleh AS.27 Bantuan AS ini akan menjadikan Australia negara
ke tujuh yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir setelah
AS, Inggris, Perancis, China, India dan Rusia.28
Pembentukan AUKUS memungkinkan Australia mem­

26
“Aukus: UK, US and Australia launch pact to counter
China,” BBC, 16 September 2021, https://www.bbc.com/news/
world-58564837
27
Ibid
28
Ibid

16 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


bangun delapan kapal selam bertenaga nuklir. Sudah barang
tentu kesepakatan ini tidak hanya menggoncangkan Asia tapi
juga Eropa.29 Pembentukan aliansi keamanan ini tampaknya
tidak dikonsultasikan terlebih dahulu dengan seluruh anggota
NATO. Persis seperti yang dilakukan Biden ketika menarik
pasukan AS dari Afghanistan dalam mana NATO hanya
tahu lewat media masa.30 Hal itu tampak jelas saat Perancis
menunjukkan keterkejutan luar biasa karena Australia tiba-
tiba membatalkan rencana pembelian kapal selam Perancis
bernilai milyaran dolar AS, yang sudah terlebih dahulu
disepakati.31 Terlebih lagi Perancis bukan negara asing bagi
kawasan Indo Pasifik karena Perancis merupakan satu-
satunya negara Eropa yang memilih dua wilayah di kawasan
tersebut, yakni, Pulau Reunion di Lautan Hindia dan New
Caledonia dai lautan Paasifik. Perancis bahkan memiliki
7000 personil militer di beberapa basis militernya di kawasan
tersebut.32

AUKUS pada dasarnya merupakan aliansi Anglo Saxon


yang merupakan upaya AS menggalang dukung guna meng­
hadapi China. Pakta pertahanan secara tidak langsung juga
menunjukan adanya kerentanan kekuatan angkatan laut AS
29
“AUKUS and the Winds of Change in Indo Pacific,” 28 September
2021, https://www.wilsoncenter.org/blog-post/aukus-and-winds-
change-indo-pacific
30
Jack Detsch, ”Why Can’t We Be Friend,” Foreign Policy, 28
Desember 2021, https://foreignpolicy.com/2021/12/28/biden-allies-
aukus-nato-quad/
31
Miya Tanaka, “FOCUS: Biden’s Indo-Pacific shift under scrutiny
as AUKUS alliance is formed,” Kyodo News, 26 September 2021, https://
english.kyodonews.net/news/20­21/09/9d37dd939d9d-focus-bidens-
indo-pacific-shift-under-scrutiny-as-aukus-alliance-is-formed.html
32
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 17


dihadapan angkatan laut China yang semakin berjaya. Dunia
mengakui bahwa hanya dalam waktu 40 tahun angkatan
laut China berkembang sangat cepat dari pasukan penjaga
pantai di tahun 1980an menjadi angkatan laut yang terbesar
di dunia pada tahun 2020. Proyek pengembangan kapal China
jauh melampaui AS. Sehingga tanpa ada upaya strategis dari
kubu Barat dapat dikatakan pada tahun 2035 China akan
benar-benar mendominasi Indo Pasifik. Paling tidak AUKUS
merupakan bukti bahwa AS benar-benar ingin mengekang
kemajuan Tentara Pembebasan Rakyat China di kawasan
Indo Pacifik.33 Dibandingkan dengan Trump, komitmen Biden
untuk memainkan peran strategis di Indo Pasifik jauh lebih
tegas dan meyakinkan bagi negara-negara Asia dan dunia
pada umumnya.

Memperkuat Kembali Peran QUAD


Biden dalam kenyataan jauh lebih bersemangat dalam
usahanya menghalangi kemajuan China dengan memperkuat
kembali QUAD. Dalam waktu satu minggu setelah AUKUS
dibentuk Biden kembali menggalang dukungan sekutu-
sekutunya di Indo Pasifik dalam skema QUAD. Menurut juru
bicara Gedung Putih, Jen Psaki, pemerintahan Biden Harris
akan memprioritaskan Quad untuk menghadapi kemajuan
China.34 Untuk itu Biden mengundang anggota QUAD untuk
bertemu secara tatap maka di Washington. Pertemuan itu

33
Yogesh Joshi, “AUKUS: Arms, Allies and the Geoplitics of Indo
Pacific,” ISAS, 6 Oktober 2021, https://www.isas.nus.edu.sg/papers/
aukus-arms-allies-and-the-geopolitics-of-the-indo-pacific/
34
“Biden to host ‘Quad’ leaders for summit to counter China,” DW,
14 September 2021, https://www.dw.com/en/biden-to-host-quad-
leaders-for-summit-to-counter-china/a-59171903

18 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


tidak hanya akan membahas upaya menghadapi BRI China
namun juga membahas isu covid-19, krisis iklim, kerjasama
teknologi, serta memajukan Indo Pasifik yang bebas dan
terbuka.35
Dalam pertemuan tersebut semua anggota sepakat untuk
mendorong dan memajukan kawasan Indo Pasifik yang bebas
dan terbuka serta tidak gentar menghadapi tekanan. Mereka
juga sepakat mendorong kepastian hukum, kebebasan
navigasi dan penerbangan, penyelesaian masalah secara
damai, nilai-nilai demokrasi, dan integritas wilayah negara-
negara.36 Mereka juga sepakat mendorong kemampuan
ekonomi dan lingkungan hidup negara-negara kepulauan
kecil di lautan Pasifik.37 Terhadap Korea Utara mereka
mendesak agar terlibat dalam diplomasi pengembangan
senjata nuklir dan peluru kendali balistik.38 Mereka sepakat
untuk bekerjasama untuk mengembangkan vaksin, enerji
bersih dan ruang angkasa, serta menyelenggarakan pertemuan
tahunan.39 Yang tidak kalah penting adalah pengumuman
Biden untuk menyediakan beasiswa bagi mahasiswa negara-
negara anggota untuk menempuh pendidikan dalam bidang
sains, teknologi, teknik dan matematik (STEM) di universitas-
universitas AS.40 Pemberian beasiswa ini tampaknya berkaitan
dengan menurunnya animo mahasiswa asing untuk belajar di

35
Ibid
36
“Quad leaders press for ‘free’ Indo-Pacific amid China
tensions,” Al Jazeera, 24 September 2021, https://www.aljazeera.com/
news/2021/9/24/quad-announces-cooperative-initiatives-in-first-in-
person-summit
37
Ibid
38
Ibid
39
Ibid
40
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 19


AS sejak pandemik covid melanda AS dua tahun terakhir.
Meskipun demikian pertemuan QUAD ini mengan­
dung kelemahan karena Biden tidak konsisten dalam mem­
pertahankan nilai-nilai demokrasi yang dia dengungkan
bahwa QUAD merupakan benteng demokrasi melawan
eks­pansi dan dominasi China di kawasan Indo Pasifik.41
Demokrasi India yang sedang merosot, antara lain, karena
tindakan keji pemerintah Modi terhadap minoritas Islam,
menimbulkan kritik dikangan pengamat karena Biden
menjadikan India sebagai sekutu demokrasi.42

Biden Menggaet ASEAN


Upaya Biden menggalang dukungan negara-negara Indo
Pasifik tanpa melibatkan ASEAN dinilai para pengamat tidak
cukup. Alasan utamanya adalah karena pada tahun 2030
ASEAN akan menjadi kekuatan ekonomi keempat di dunia
setelah AS, China, dan India.43 Data menunjukkan bahwa
ASEAN tiap tahun mengimpor banyak produk AS terutama
mesin-mesin bertenaga listrik, pesawat terbang, bahan-bahan
mineral, peralatan optik dan medis. Tahun lalu nilai import
ASEAN dari AS tidak kurang dari 350 milyar dolar AS.
sementara ekspor AS ke ASEAN menghidupi ratusan ribu
41
Beatriz Pascual Macías Washington, “Biden seeks to
consolidate Quad as bulwark of democracy against China,” EFE,
25 September 2021, https://www.efe.com/efe/english/world/
biden-seeks-to-consolidate-quad-as-bulwark-of-democracy-against-
china/50000262-4637987
42
Debashish Roy Chowdhury, “How Long Will Joe Biden Pretend
Narendra Modi’s India Is a Democratic Ally, 15 Pebruari 2021, https://
time.com/5939510/joe-biden-india-democracy/
43
Bart Edes, “Biden needs to go ‘all in’ in ASEAN,” The Hill, 15
Desember 2020, https://thehill.com/opinion/inter­national/530228-
biden-needs-to-go-all-in-on-asean

20 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


buruh AS dan akan bertambah sesuai dengan meningkatnya
jumlah kelas menengah ASEAN.44 Sementara itu banyak
investasi AS diperkirakan akan beralih ke ASEAN dari China
ditengah semakin sengitnya ketegangan hubungan AS China
saat ini.45 Sehingga mengabaikan ASEAN sebagaimana dilaku­
kan Donald Trump selama 4 tahun pemerintahannya jelas
akan merugikan Biden. Sehingga sudah selayaknya Biden
mengajak serta ASEAN. Walapun harus dipahami bahwa
ASEAN selama ini berpegang teguh pada prinsip sentralitas
ASEAN dalam berhubungan dengan negara-negara besar di
dunia.46
Sebagai bagian tak terpisakan dari rencana besar Biden
dalam mengembangan kerjsama di Indo Pasifik, Biden pun
menyempatkan diri hadir dalam pertemuan virtual yang
diselenggarakan ASEAN. Dalam pertemuan tersebut Biden
menghargai prinsip diplomasi ASEAN. Namun Biden juga
berharap agar negara-negara ASEAN menghargai nilai-nilai
dasar Indo Pasifik yang bebas dan terbuka.47
Dalam pertemuan puncak AS-ASEAN tersebut, Trump
hanya hadir pada tahun 2017, Biden berusaha meneguhkan
kembali hubungan AS – ASEAN yang sempat memburuk
selama empat tahun pemerintahan Donald Trump. Biden,
oleh karena itu, mengumumkan akan menyediakan 102 juta

44
Ibid
45
Ibid
46
Kentaro Iwamoto, “ASEAN defends its Indo-Pacific ‘centrality’
between Quad and China,” Nikkei, 22 Juni 2021, https://asia.nikkei.com/
Spotlight/Asia-Insight/ASEAN-defends-its-Indo-Pacific-centrality-
between-Quad-and-China
47
“Remarks by President Biden at the Annual US Asean Summit,”
US Mission, 26 Oktober 2021, https://asean.usmission.gov/remarks-by-
president-biden-at-the-annual-u-s-asean-summit/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 21


dolar AS untuk mendukung kerjasama strategis dengan
ASEAN.48 Biden menyebutkan bahwa hubungan AS-ASEAN
sangat vital bagi 1 milyar penduduk AS dan ASEAN. Namun
para pemimpin ASEAN sesungguhnya berharap Biden akan
membicarakan rencana kerjasama dalam bidang pertahanan,
investasi dan pembangunan infrastruktur. Aspek-aspek
inilah yang cukup memprihatikan kalangan ASEAN ketika
kawasan ini kini semakin dekat dengan China.49 Untuk
memperkuat hubungan dengan ASEAN Biden mengundang
para pemimpin ASEAN dalam sebuah pertemuan tatap muka
di Washington. Pertemuan yang direncakan pada minggu
ketiga bulan Januari 2022 tersebut tidak akan mengundang
Myanmar paska kudeta militer awal Pebruari 2021.50

Boikot Olimpiade Musim Dingin China


Menjelang pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin di
China tahun 2022 Biden juga menyatakan AS tidak akan
mengirim pejabat dalam perhelatan internasional tersebut.

48
Anita Powell and Patsy Widakuswara, “Biden Expands
US-ASEAN Strategic Partnership,” VOA News, 26 Oktober 2021,
https://www.voanews.com/a/biden-expands-us-asean-strategic-
partnership/6286550.html
49
“Biden joins U.S.-ASEAN summit, announces up to $102m in
funding,” Nikkei, 27 Oktober, 2021, https://asia.nikkei.com/Politics/
International-relations/Biden-joins-U.S.-ASEAN-summit-announces-
up-to-102m-in-funding
50
“U.S. mulls summit with ASEAN leaders in Washington in
Jan.: sources,” Kyodo News, 28 Nopember 2021, https://english.
kyodonews.net/news/2021/11/10564a079b95-us-mulls-summit-with-
asean-leaders-in-washington-in-jan-sources.html?phrase=Abe%20
approval&words=

22 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Boikot diplomasi yang dilancarkan Biden terhadap China ini
merupakan cara untuk mengingatkan China atas pelanggaran
hak asasi manusia yang masih berlangsung. Para penasehat
Biden menyatakan bahwa China terlibat dalam tindakan
genosida orang-orang Uyghur di Xinjiang.51 Kelompok-
kelompok Hak Asasi Manusia bahkan telah berusaha agar
Gedung Putih juga memboikot para Atlet AS. Tapi Komisi
Olimpiade AS menolak usulan tersebut. Bahkan Komisi
Olimpiade Internasional hanya menyatakan bahwa mereka
menghormati kebijakan pemerintah AS tersebut.52
Pemerintah AS tidak akan melarang para atlitnya
untuk ikut serta dalam Olimpiade Musim Dingin di China.
Menurut sekretaris pers Gedung Putih, Jen Spaki, pemerintah
AS tidak berhak melarang para atlit untuk pergi ke China
karena mereka memang telah dilatih untuk kegiatan ini.53
Menteri Perdagangan, Gina Raimondo, juga menyatakan
bahwa pemerintah AS tidak akan memaksa perusahaan-
perusahaan AS menarik sponsornya dalam Olimpiade Musim
Dingin mendatang dan tidak pula mendorong mereka untuk
mengkritik pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan
China.54 Boikot diplomasi yang dilancarkan AS ini segera

51
Deirdre ShesgreenTom Schad,” Citing ‘ongoing genocide,’
Biden announces diplomatic boycott of 2022 Beijing Olympics,”
USA Today, 6 Desember 2021, https://www.usatoday.com/story/
news/politics/2021/12/06/2022-winter-olympics-biden-announces-
diplomatic-boycott-beijing/8837884002/
52
Ibid
53
“US diplomats to boycott 2022 Beijing Winter Olympics,”
BBC, 7 Desember 2021, https://www.bbc.com/news/world-us-
canada-59556613
54
Isabel Van Brugen, “Biden Admin Won’t Tell Companies What to
Do Over China Olympics Boycott, Newsweek, 10 Desember 2021, https://
www.newsweek.com/biden-administration-china-beijing-olympics-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 23


diikuti Australia, Inggris dan Canada. Ketiga negara ini juga
tetap mengirimkan atlitnya walaupun tidak diantarkan oleh
para pejabatnya masing-masing.55 Kebijakan boikot yang
dilancarkan Biden terhdap China semakin mempertajam
rivalitas kedua negara.

Tanggapan China Terhadap Aliansi Indo Pasifik


Dinamika politik di kawasan Indo Pasifik, yang terus
berkembang sejak Biden menggelar latihan militer bersama
dengan, sekutu-sekutunya di Asia dan Eropa, pembentukan
aliansi pertahanan (AUKUS) dan penguatan kembali Quad
tidak pernah lepas dari perhatian China. Memperhatikan
semakin kuatnya upaya AS dan sekutunya dalam mencegah
kebangkitan China membuat Xi Jinping memutuskan untuk
mengimbangi Barat melalui kerjasama militer dengan Rusia.
Pada bulan Oktober 2021 China bersama dengan Rusia
melakukan patroli laut gabungan di perairan internasional
Jepang.56 Armada kapal China-Rusia tersebut terdiri dari 10
kapal, masing-negara negara lima kapal, berupa kapal perusak,
fregat, corvet dan kapal pendukung.57 Latihan gabungan ini

boycott-gina-raimondo-sponsorship-companies-1658122
55
Robert Huis and Simon C. Darniel, “Beijing Olympics: Canada,
the U.K. and others join Biden’s diplomatic boycott, but it’s not enough,”
The Conversation, 10 Desember 2021, https://theconversation.com/
beijing-olympics-canada-the-u-k-and-others-join-bidens-diplomatic-
boycott-but-its-not-enough-173399
56
Dzirhan Mahadzir, “Russia, China Wrap Up Drills Off Japan,
Pledge More Joint Exercises,” USNI, 25 Oktober 2021, https://news.
usni.org/2021/10/25/russia-china-wrap-up-drills-off-japan-pledge-
more-joint-exercises
57
Bred Lendon, “Why Russian and Chinese warships teaming up
to circle Japan is a big deal,” CNN, 25 Oktober 2021, https://edition.
cnn.com/2021/10/25/asia/china-russia-naval-flotilla-circles-japan-intl-
hnk-ml/index.html

24 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


tampaknya merupakan tanggapan mereka terhadap latihan
gabungan angkatan laun Jepang, Inggris dan AS pada musim
panas 2021 sebelumnya. Latihan gabungan China-Rusia
merupakan bukti bahwa China tidak sendirian di kawasan
Indo Pasifik tapi ada Rusia disampingnya sebagaimana
dinyatakan oleh Alessio Patalano, seorang pakar perang dan
strategi dari King’s College di London.58
Berkenaan dengan rencana AS menyelenggarakan
Summit for Democracy, kedua negara mengkritik rencana
tersebut sebagai langkah yang memecah belah dunia karena
tidak mengundang Rusia dan China.59 Kedua negara juga
sepakat menentang tatanan global yang dipimpin AS.60 Kedua
negara terus berusaha mengembangkan kerjasama satu sama
lain untuk mempererat persahabatan mereka termasuk,
antara lain, pembukaan kerjasama dalam mengelola pusat
cuaca angkasa luar bulan Desember 2021.61 Rusia juga
mengusahakan dukungan China terhadap upayanya mem­
pertahankan sebagian wilayah Ukraina yang direbutnya pada
tahun 2013. Sebaliknya China juga mengharapkan dukungan
senjata, enerji dan dukungan Rusia dalam meng­ hadapi
tekanan-tekanan Barat. 62

Menanggapi permintaan dukungan dari Rusia tersebut


Xi Jinping menyatakan akan mendukung usaha-usaha Rusia
menghadapi tekanan internasional dalam kasus Ukraina.63
58
Ibid
59
Ralp Jennings,”Chinan Deepens Informal Alliance With Rusia,”
VOA News, 3 Desember 2021, https://www.voanews.com/a/china-
deepens-informal-alliance-with-russia/6338773.html
60
Ibid
61
Ibid
62
Ibid
63
Amber Wang, “Xi Jinping pledges Chinese support for Russia as

Rivalitas AS vs China di Era Biden 25


China menentang upaya internasional untuk memisahkan
China dari Rusia dan menyerukan kerjasama lebih lanjut
untuk melindungi kepentingan keamanan mereka. Putin juga
mendukung posisi Beijing dalam kasus Taiwan.64 Putin juga
menyatakan akan hadir dalam Olimpiade China sekalipun AS
dan beberapa negara Barat memboikot Olimpiade tersebut.65
Meningkatnya kerjasama antara China dan Rusia
ditengah tekanan-tekanan Barat merupakan bukti bahwa
upaya menjegal kemajuan China oleh Biden bukanlah
persoalan sederhana. Perkembangan ini tampaknya akan
semakin membutuhkan perhatian dan enerji politik yang
lebih besar dari pihak Barat dibawah kepemimpinan Biden.

pressure mounts on Vladimir Putin over Ukraine,” South China Morning


Post, 15 Desember 2021, https://www.scmp.com/news/china/
diplomacy/article/3159858/chinese-president-xi-jinping-pledges-
support-russia-pressure
64
Ibid
65
Anton Troianovski and Steven Myers,”Putin and Xi Show
United Front Amid Rising Tensions With U.S.,” The New York Times, 15
Desember 2021, https://www.nytimes.com/2021/12/15/world/asia/
china-russia-summit-xi-putin.html

26 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Bab 2

RIVALITAS AS VS CHINA
DALAM BIDANG TEKNOLOGI
TINGGI

R
ivalitas AS vs China dalam sektor teknologi tinggi
tampaknya tidak akan berhenti dengan terpilihnya
Joseph Biden yang menggantikan Donald Trump,
sang menabuh genderang perang dagang dengan China.
Dalam bulan-bulan terakhir pemerintahan Donald Trump, Xi
Jinping bahkan mendorong China untuk terus meningkatkan
kemandirian teknologi China. Strategi yang ditempuh Beijing
tampaknya jauh lebih serius dibanding apa yang dilakukan
AS dalam persaingan perebutan supremasi teknologi global
saat ini. AS dimasa Donald Trump terbatas pada bagaimana
memotong kemajuan China dalam penguasaan teknologi.
Sementara China justru berpikir jauh kedepan dengan berusaha
menemukan alternatif lain untuk menghindari tekanan-
tekanan AS dalam pengembangan teknologi. Perbedaan cara
berpikir ini membuat China memiliki peluang untuk terus
mengembangkan teknologi tanpa sepenuhnya tergantung

Rivalitas AS vs China di Era Biden 27


pada AS.1 Apalagi menurut OECD pemerintah China telah
menginvestasikan 300 milyar dolar AS untuk membangun
industri chip dalam negeri dengan harapan pada tahun 2025
China akan mampu memenuhi 70% kebutuhan chip dengan
produksi dalam negeri.2 Kebijakan ini diperkirakan akan
menghindarkan China dari tekanan-tekanan AS terhadap
China dalam usahanya mendorong kemandirian teknologi
tinggi.
Baik Amerika maupun China sesungguhnya berusaha
keras untuk terus meningkatkan kemajuan dalam bidang
teknologi tinggi. Tahun 2021 China kembali menegaskan
ambisinya untuk merebut supremasi dalam sektor teknologi
tinggi. Dalam bahasa China ada istilah “ganchao” yang berarti
“mengejar atau melampaui.” Dalam bahasa Xi Jinping China
akan berusaha keras melampaui pesaing-pesaingnya dalam
penguasaan teknologi tinggi agar supaya China menjadi
negara besar yang mandiri.3
Dewasa ini China merupakan salah satu negara peng­
guna internet terbanyak dengan jumlah pengguna internet
sebanyak 900 juta orang. Satu dari tiga unicorn (perusahaan
startup yang valasinya 1 milyar dolar AS) didunia saat ini
adalah orang China. Dewasa ini sistem pembayaran berbasis
digital di China senilai dengan 50% sistem pembayaran digital
global. Negeri ini juga merupakan pasar AI terbesar kedua
setelah Amerika. Negara ini juga berencana menggelontorkan
1
Will Knight, “One Big Challenge for Biden? China’s Push for
Tech Supremacy,” Wired, 11 September 2020, https://www.wired.com/
story/big-challenge-biden-china-push-tech-supremacy/
2
Ibid
3
Daniel Allien, “China’s Long March to Tech Supremacy,” Emag,
September 6, 2021, https://emag.directindustry.com/china-long-
march-to-tech-supremacy/

28 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


investasi sebanyak 400 milyar dolar AS untuk mengembangkan
jaringan teknologi 5G. Untuk memompa pengembangan sains
dan teknologi China juga mengalokasikan 300 milyar dolar
AS dan anggaran riset dan pengembangan atau setara dengan
20% anggaran riset dan pengembangan global.4 Jumlah
alumni orang China dari jurusan sains dan teknologi pada
tahun 2014 berjumlah 1,65 juta sementara Amerika hanya
mencapai 742.000 orang.5
Sementara itu menurut salah seorang pakar ekonomi
terkemuka dari University of California, San Diego, Prof.
Barry Naughton, China memiliki ambisi yang jauh lebih besar
dari yang yang pernah dilakukan, Jepang, Korea Selatan,
bahkan Amerika Serikat. Ambisi tersebut adalah mendorong
ekonomi melalui revolusi teknologi. China berambisi menjadi
kekuatan ekonomi terbesar di dunia yang dengan sendirinya
akan mengubah China menjadi negara superpower.6
Persaingan kedua negara dalam memperebutkan superioritas
teknologi juga ditopang oleh keyakinan kedua negara pada
ideologi masing-masing. Amerika sangat mendukung ga­
gasan kebebasan berbicara dan demokrasi sebagai soko guru
kemakmuran ekonomi. Sementara China lebih percaya pada
pemerintahan berbasis partai tunggal yang akan menghasilkan

4
“Why china will become a tech superpower by 2050,” Focus,
January 22, 2021, https://focus.cbbc.org/chinas-tech-landscape/#.
YVQReppBzIU
5
“Why China is an Innovation Superpower Country,” Intercafe,
February 21, 2021, https://intercafe.ipb.ac.id/why-china-is-an-
innovation-superpower-country/
6
“Xi now wants to make China a tech superpower to end its
dependence on West,” The Print, 2 March 2021, https://theprint.in/
world/xi-now-wants-to-make-china-a-tech-superpower-to-end-its-
dependence-on-west/614164/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 29


pertumbuhan ekonomi.7
Fokus pada upaya merebut kemandirian dan keunggulan
dalam penguasaan teknologi tinggi menjadi salah satu utama
dari rencana jangka panjang hingga tahun 2035 sebagai­
mana dibicarakan dalam pertemuan para pemimpin China
dalam Kongres Nasional China atau DPR. Pertemuan ter­
sebut menyatakan bahwa China akan terus meningkatkan
keunggulan dalam bidang ariticial intelligence, quantum
information, integrated circuits, life and health, brain science,
gene technologies and clinical medicine.8
Dalam konteks ini sangat jelas bahwa kedua negara
menyadari sepenuhnya bahwa inovasi teknologi merupakan
sumber kekuatan nasional. Pemerintah AS sadar betul bahwa
kemampuan China menghasilkan produk-produk teknologi
tinggi semakin hari semakin meningkat.9 Itulah sebabnya sejak
pemerintahan Trump Amerika telah melarang perusahaan
teknologi AS menjual produknya pada perusahaan teknologi
China. Bahkan Menteri Luar Negeri Pompeo mengingatkan
perusahaan di Silicon Valley untuk menjaga jarak dengan
perusahaan China agar tidak memperkuat kemampuan
teknologi China.10 Sementara Biden yang cenderung pro
multilateralisme justru menggalang dukungan negara-negara

7
Ibid
8
Ananth Krishnan, “China targets 6% growth, five year plan for
tech supremacy,” The Hindu, March 5, 2021, https://www.thehindu.
com/news/international/china-targets-6-growth-five-year-plan-for-
tech-supremacy/article33997611.ece
9
Yunus Erbas, “China-U.S. Tech war: New Hegemony,” Behorizon,
25 June 2021, https://behorizon.org/china-u-s-tech-war-new-
hegemony/
10
Ibid

30 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


sekutu untuk membantu menekan China.11
Kedua pihak tampaknya akan terus berusaha melemah­
kan pihak lain dalam rivalitas teknologi tersebut. Tahun 2019
China berhasil melampaui Amerika dalam hal pengajian hak
paten global. China mengajukan sekitar 60.000 paten atau 1000
paten lebih banyak dari yang diajukan Amerika dan sebagian
besar berasal dari kota Shenzhen.12
Dalam rangka persaingan perebutan supremasi teknologi
dengan AS, pemerintah China mendorong perusahaan-
perusahaan China untuk (1) meningkatkan investasi keluar
negeri dalam sektor-sektor strategis seperti artificial intelligen­
ce dan 5G. (2) mendorong perusahaan-perusahaan China
untuk membuka pusat penelitian dan pengembangan di luar
negeri bekerjasama dengan perusahaan asing yang bersedia.13
Sementara itu dalam rangka memperkuat upaya untuk
membendung peningkatan kemampuan teknologi tinggi
China, pemerintah Biden pada awal Juli 2021 memasukkan
23 perusahaan teknologi China kedalam daftar hitam per­
dagangan. Terhadap perusahaan yang namanya tercatum
dalam daftar hitam tersebut perusahaan Amerika dilarang
menjual produk-produknya.14

11
Ibid
12
Matt Henry and Matthew Carney, “China and the US are locked
in a superpower tech war to ‘win the 21st century’, ABC, 8 July 2021,
https://www.abc.net.au/news/2021-07-08/trump-facebook-twitter-
china-us-superpower-tech-war/100273812
13
Orange Wang, “US-China tech war: Beijing calls on Chinese
firms to ‘seize overseas opportunities’ in race for self-reliance,” Yahoo.
news, 26 July 2021, https://sg.news.yahoo.com/us-china-tech-war-
beijing-113850768.html
14
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 31


China Di Garis Depan Dalam Pengembangan Teknologi 5G dan
6G
Huawei adalah sebuah perusaahaan China yang berbasis
di kota Shenzhen yang terletak di propinsi Guangdong,
China. Kota ini sangat dikenal sebagai silicon valley-nya
China karena banyaknya perusahaan high-tech yang tumbuh
dan berkembang di kota ini. Salah satunya adalah Huawei
yang didirikan tahun 1987. Perusahaan berhasil merintis
pengembangan teknologi 5G yang memiliki kecepatan sangat
tinggi. Jauh lebih cepat dari teknologi 4G yang masih banyak
digunakan di Indonesia dan diseluruh dunia. Keberhasilan
Huawei mengembangkan teknologi 5G menimbulkan mala­
petaka bagi perusahaan tersebut. Penyebabnya adalah karena
teknologi 5G yang sangat cepat dalam mengirimkan data
secara digital menimbulkan kecemasan di kalangan negara-
negara Barat yang belum sepenuhnya mengembangkan
teknologi tersebut. Amerika menuduh bahwa teknologi 5G
buatan Huawai mengandung komponen yang bisa digunakan
pemerintah China untuk memantau para penggunanya.
Pertimbangan inilah yang menjadi alasan Donald Trump
melarang perusahaan Huawai di Amerika dan bahkan
mendorong negara sekutu Barat untuk tidak menggunakan
teknologi buatan Huawei.15 Sekalipun demikian larangan
penggunaan teknologi Huawei yang diprakarsai Amerika ini
sebenarnya bersifat jangka pendek. Persoalan yang lebih pelik
adalah apakah dimasa depan akan muncul perusahaan global

15
Cassell Bryan-Low, Colin Packham, David Lague, Steve Stecklow,
and Jack Stubbs, “Hobbling Huawei: Inside the U.S. war on China’s tech
giant,” Reuters, 21 May 2021, https://www.reuters.com/investigates/
special-report/huawei-usa-campaign/

32 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


yang mampu bersaing dengan Huawei.16
China memang memiliki impian yang ambisius dalam
urusan teknologi tinggi. Tahun 2049 China berharap akan
menjadi superpower atau negara adidaya dalam bidang sains
dan teknologi. Untuk itulah China melakukan investasi besar-
besaran dalam pembangunan infrastruktur digital sedemikian
rupa sehingga tidak mudah membayangkan adakah negara
lain yang mampu menyangi langkah besar yang diambil
China saat ini.17 Perbedaan China dengan Barat adalah bahwa
di Barat perusahaan pada umumnya berusaha menjadi paling
kuat dikalangan perusahaan lainnya. Sebaliknya, China
dengan bantuan penuh dari pemerintah berusaha keras
untuk menjadi pemenang dalam perebutan posisi terkuat
dalam bidang teknologi 5G di tingkat global.18 China sangat
berambisi untuk memenangkan posisi terkuat dalam teknologi
5G karena teknologi ini berpotensi untuk mengembangkan
artificial intelligence, robotics, internet of things atau yang
dikenal sebagai teknologi masa depan.19 Lebih dari itu
semua, teknologi 5G itu mendorong pertumbuhan ekonomi
sedemikian kuat sehingga akan mengantarkan negara yang
menguasai teknologi 5G lebih cepat dan mudah menuju
revolusi industri ke empat.20
16
Doug Brake, “A U.S. National Strategy for 5G and Future
Wireless Innovation,” ITIF, April 27, 2020, https://itif.org/
publications/2020/04/27/us-national-strategy-5g-and-future-wireless-
innovation
17
Erik Wernberg Tougaard,” A Step Ahead – How China Is
Accelerating 5G Dominance,” china-experience.com 18 June 2020, https://
www.china-experience.com/china-experience-insights/a-step-ahead-
how-china-is-accelerating-5g-dominance
18
Ibid
19
Ibid
20
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 33


Langkah-langkah besar yang diambil Huawei sudah
barang tentu menimbulkan ketakutan dikalangan pengambil
keputusan di negara-negara Barat. Pemerintah Amerika
secara khusus menyatakan bahwa teknologi Huawei dapat
dimanfaatkan pemerintah China untuk melakukan spionase,
sabotase dan tindakan lainnya.21 Beberapa perusahaan
Amerika juga menuduh Huawei mencuri rahasia perdagangan
perusahaan Amerika.22 Dukungan pemerintah China ter­
hadap Huawei memang luar biasa karena pada tahun 2018
pemerintah Beijing telah menggelontorkan subsidi dalam
bentuk hibah sebanyak $222 juta dolar AS.23 Dukungan penuh
dari pemerintah China inilah yang membuat Huawei lebih
mudah bersaing dengan perusahaan-perusahaan pesaingnya
di tingkat global.
Sebagai sebuah produk komersial di kawasan Asia
Pasifik saat ini 5G buatan Huawei bersaing ketat dengan 5G
dari Korea Selatan dan Jepang. Meskipun demikian produk
Huawei tetap paling kompetitif karena subsidi pemerintah
yang besar dan didukung oleh rendahnya gaji buruh
China membuat harga Huawei lebih murah dan kwalitas
tinggi.24 Harga yang murah membuat Huawei sulit dilawan
Jepang. Amerika bahkan terlambat dalam pengembangan
5G dibanding tiga negara Asia diatas. Sementara Huawei
melakukan kerja pararel dalam pengembangan 5G dan 6G

21
Lindzay Maizland and Andrewa Chatzky, “Huawei: China’s
Controversial Tech Giant,” CFR, 6 August 2020, https://www.cfr.org/
backgrounder/huawei-chinas-controversial-tech-giant
22
Ibid
23
Ibid
24
“Battle for 5G+ and 6G supremacy begins in the Trans-Pacific,”
Verdict, 26 February 2021, https://www.verdict.co.uk/5g-5g-6g-trans-
pacific/

34 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


sekaligus.25 Untuk mendukung pengembangan 6G Beijing
bahkan telah meluncurkan satelit 6G pertama di dunia bulan
Nopember 2020.26
Dalam usahanya menjadi yang terkuat dalam produksi
teknologi tinggi China kembali menggebrak ketika pada
bulan Juni 2021 dengan meluncurkan sebuah white paper.
Didalam white paper pemerintah China didukung oleh
perusahaan telekomunikasi terkemuka menjelaskan pedoman
tentang rencana pengembangan teknologi 6G ditengah
persaingan ketat dengan Amerika. Rencana besar tersebut
merupakan pedoman rinci bagi kalangan industri yang
akan terjun kedalam perencanaan dan pengembangan 6G
yang diperkirakan akan mulai diluncurkan pada tahun 2030
mendatang.27 Teknologi 6G ini jika berhasil diwujudkan kelak
akan merupakan teknologi dengan kecepatan berlipat-lipat
dibandingkan dengan kecepatan internet saat ini. Bahkan
menurut Profesor Branka Vucetic dari University of Sydney
menyatakan bahwa kehebatan 6G adalah kita bagai hidup
dalam dunia fiksi ilmiah.
Rivalitas Amerika dan China dalam pengembangan
teknologi 6G tampaknya semakin mengeras dari hari ke hari.
Hal tersebut terlihat pada pengajuan hak paten yang terus
berkembang diantara kedua negara. China dilaporkan telah
mengajukan hak paten 6G global sebanyak 40,3% sementara

25
Ibid
26
Tim Childers, “China Has Launched the World’s First 6G
Satellite. We Don’t Even Know What 6G Is Yet,” Populer Mechanics,
20 November 2020, https://www.popularmechanics.com/space/
satellites/a34739258/china-launches-first-6g-satellite/
27
Li Xuanmin, “China aims to commercialize 6G by 2030: white
paper,” Global Times, 6 June 2021, https://www.globaltimes.cn/
page/202106/1225478.shtml

Rivalitas AS vs China di Era Biden 35


Amerika 35,2% diikuti oleh Jepang 9,9%, Eropa 8,9%, Korea
Selatan 4,2%.28 Laporan tersebut jelas menunjukkan bahwa
China masih memimpin dalam persaingan 6G global saat ini.
Bahkan mayoritas pengajuan paten berkait dengan teknologi
infrastruktur seluler dan banyak paten yang diajukan oleh
Huawei.29 Pendiri Huawei memang menyatakan kepada
para karyawanya agar terus bekerja keras untuk mencapai
keunggulan. Sementara pemilik Huawei sendiri menyatakan
bahwa perusahaannya akan terus berusaha untuk
mendominasi hak paten teknologi 6G.30
Amerika dan sekutunya tidak tinggal diam melihat
agresifitas China dalam mengembangkan teknologi 6G.
Amerika, Eropa, Jepang dan Korea Selatan mengembangkan
kerjasama untuk membangun teknologi 6G. Sementara itu
perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka di Amerika juga
membangun sebuah jaringan kerjasama untuk membangun
teknologi 6G sebagai bentuk dukungan untuk memperkuat
posisi Amerika sebagai superpower teknologi tinggi ditengah
tantangan kebangkitan teknologi tinggi China yang terus
semakin kuat pengaruhnya di dunia internasional.31
Rivalitas AS vs China dalam perebutan dominasi
teknologi 6G tampaknya akan terus berlangsung dalam
sepuluh hingga 15 tahun mendatang. Keberhasilan salah satu

28
Juan Pedro Thomas, “China accounts for over 40% of 6G patents:
report,” rcrwireless.com, September 23, 2021, https://www.rcrwireless.
com/20210923/wireless/china-accounts-over-40-6g-patents-report
29
Ibid
30
Dashveenjit Kaur, “Huawei leads China to dominate 6G race
against US & Japan,” techwireasia.com, 21 September 2021, https://
techwireasia.com/2021/09/huawei-is-charged-to-have-china-at-the-
forefront-of-the-6g-race-against-us-japan/
31
Thomas, op cit

36 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


pihak merebut posisi tertinggi mungkin merupakan akhir
dari persaingan sengit antara kedua negara besar tersebut.

China Mendominasi Suplai Mineral Strategis


Mineral strategis atau rare earth elements (REE)
merupakan mineral sangat penting dalam memproduksi
alat-alat teknologi tinggi. Mineral ini diperlukan oleh
ratusan produk teknologi tinggi, antara lain, adalah telepon
seluler, hard disk komputer, peralatan listrik, televisi, sistem
kendali persenjataan, radar, dll. Semula China, Amerika
dan Australia dan beberapa negara kecil di Asia, Afrika,
dan Amerika juga memproduksi sebagian mineral strategis
ini. akan tetapi semenjak tahun 2011 China memproduksi
97% mineral strategis dunia.32 Sukses China mendominasi
produksi mineral strategis diawali dengan dukungan penuh
dari pemerintah China. Kebijakan industri mineral China
sangat menentukan dalam pengembangan keahlian dan
produksi mineral strategis. Budaya politik China membuat
bantua dan subsidi pemerintah tidak terpisahkan dari proses
produksi industri strategis. Sebaliknya, sistem kapitalisme
Amerika menghalangi negara untuk intervensi urusan
ekonomi. Sehingga pemerintah AS mengurangi campur
tangan dalam produksi mineral strategis, pemerintah China
tetap mempertahankannya bahkan semakin kuat mendorong
industri mineral strategis hingga mencapai produksi hingga
97% produksi dunia.33

32
“What are rare earth elements, and why are they important?”
American Geosiences, https://www.americangeosciences.org/
critical-issues/faq/what-are-rare-earth-elements-and-why-are-they-
important
33
Nicholas L. Hunnewell, “China’s Control of Rare Earth Metals,”

Rivalitas AS vs China di Era Biden 37


Dalam mengadapi kemajuan China dalam sektor mineral
strategis ini Joe Biden menyelenggarakan pertemuan virtual
dengan beberapa raksasa teknologi Amerika, antara lain, At
& T, Intel, General Motors.34 Pertemuan ini penting karena
menurut Jane Nakano dari Centre for Strategic and International
Studies, persoalan dasar yang dihadapi Amerika dalam
pengembangan mineral strategis adalah sulitnya mengatasi
faktor lingkungan dan politik. Proses penambangan dan
proses pembuatan yang sangat sulit biasanya menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup. Di China persoalan ini mudah
diselesaikan sedangkan di Amerika menjadi sulit mencapai
kompromi dengan publik.35
Mineral strategis ini (REE) sangat penting bukan hanya
dalam produk tilpon seluler namun juga dalam pembuatan
pesawat jet F-35 dan kapal selam kelas Virginia. Disamping
itu kemajuan teknologi ramah lingkungan juga semakin
memerlukan mineral strategis ini. Sayang sekali bahwa
seluruh rantai pasok mineral strategis saat ini dimonopoli
oleh China.36 Sebuah kajian mutakhir menunjukkan bahwa
Amerika tidak hanya tergantung pada China dalam urusan
NBR, August 13, 2019, https://www.nbr.org/publication/chinas-
control-of-rare-earth-metals/
34
Lauren Feiner and Thomas Franck, “White House set to host
Google, Intel CEOs to discuss computer chip supply chain,” CNBC,
April 9, 2021, https://www.cnbc.com/2021/04/09/white-house-set-to-
host-google-intel-ceos-to-discuss-computer-chip-supply-chain.html
35
Samantha Subin, “The new U.S. plan to rival China and end
cornering of market in rare earth metals,” CNBC, April 17, 2021,
https://www.cnbc.com/2021/04/17/the-new-us-plan-to-rival-chinas-
dominance-in-rare-earth-metals.html
36
Ryan Sheah and Yogesh Joshi, “China’s Rare Earth Dominance:
Exploring Australia-India Partnership,” ISAS, 25 May 2021, https://
www.isas.nus.edu.sg/papers/chinas-rare-earth-dominance-exploring-
australia-india-partnership/

38 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


suplai REE namun juga tergantung pada banyak lain yang
tak dimiliki Amerika sendiri. Kajian yang dilakukan oleh
U.S. Geological Survey dan diterbitkan oleh Voice of America
menyatakan bahwa Amerika saat ini tergantung pada China
untuk mendapatkan 21 dari 35 mineral strategis yang sangat
menentukan bagi keamanan ekonomi dan keamanan nasional.37
Walaupun Uni Eropa, Inggris, dan Australia memiliki jumlah
mineral strategis yang berbeda dengan Amerika akan tetapi
China merupakan pemasok utama dari mineral-mineral
strategis tersebut. Ini menunjukkan bahwa China bukan
hanya dominan dalam selaku pemasok REE namun juga
dominan sebagai pemasuk mineral strategis lain yang sangat
dibutuhkan negara-negara Barat untuk menopang kemajuan
ekonomi dan keamanan nasional mereka.
Persoalan yang lebih serius adalah China benar-benar
siap menjadi pemain dominan dalam rantai pasok mineral
strategis. Saat ini di China ada 39 perguruan tinggi yang
memiliki program studi mineral dan pertambangan baik
tingkat sarjana maupun pasca-sarjana. Sementara di Amerika
tinggal beberapa program studi yang fokus pada bidang
tersebut.38 Sangat menyolok betapa China tidak hanya
mendominasi rantai pasok mineral strategis namun juga
sangat kuat dalam pengembangan tenaga ahli yang sangat
terlatih. Kemajuan China tidak diragukan lagi merupakan

37
John Xie, “Studies Reveal China’s Dominant Position in High-Tech
Minerals,” VOA News, May 30, 2021, https://www.voanews.com/a/
east-asia-pacific_voa-news-china_studies-reveal-chinas-dominant-
position-high-tech-minerals/6206341.html
38
Stew Magnuson, “China Maintains Dominance in Rare Earth
Production,” National Defense Magazine, September 8, 2021, https://
www.nationaldefensemagazine.org/articles/2021/9/8/china-
maintains-dominance-in-rare-earth-production

Rivalitas AS vs China di Era Biden 39


bukti bahwa ia merupakan pemain dominan dalam rantai
pasok mineral strategis. Posisi ini sangat strategis karena
jika China memutuskan menghentikan suplai mineral
strategis ke negara-negara Barat sangat serius dampaknya
bagi sistem pertahanan Barat. China pernah membuktikan
posisinya ini saat berseteru dengan Jepang tahun 2010 dan
China memutuskan pasokan mineral strategis ke Jepang
yang membuat Jepang kalang kabut. Ini sebuah sinyal bahwa
kerjasama dengan China merupakan sebuah kebutuhan bagi
negara-negara Barat dan dunia saat ini.

Perebutan Supremasi Semiconductor


Industri semiconductor merupakan bidang lain juga
merupakan lahan rivalitas teknologi tinggi antara Amerika
dan China. Semiconductor merupakan komponen vital dalam
pembuatan alat-alat elektronik. Bahkan semiconductor atau
integrated chips merupakan pusat dari peralatan elektronik.
Walaupun “chips” ini ukuranya lebih kecil dari perangko
dan lebih tipis dari rambut manusia dan terdiri dari 40 juta
komponen, namun dampaknya bagi kehidupan lebih besar
daripada revolusi industri.39 Selama beberapa dekade Amerika
merupakan pemimpin pasar chips dengan menguasai 48%
pasar chips dunia. Sementara Taiwan merupakan negara yang
terjepit ditengah perang teknologi antara Amerika dan China
karena Taiwan merupakan pemasok chips bagi Amerika
maupun China.40 Namun larangan yang diberlakukan oleh

39
“Semiconductors and the U.S.-China Innovation Race,” Foreign
Policy, February 16, 2021, https://foreignpolicy.com/2021/02/16/
semiconductors-us-china-taiwan-technology-innovation-
competition/
40
Ibid

40 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


pemerintah Amerika (Departemen Perdagangan AS) bagi
perusahaan Amerika untuk memasok Huawai pada bulan
Mei 2020 membuat Taiwan menghentikan pemasokan chips
ke Huawei.41
Walaupun China juga telah berhasil membuat chips
buatan sendiri akan tetapi dari segi teknologi masih tertinggal
jauh dari Taiwan. Sebagai perbandingan Taiwan saat ini
berproses memproduksi chips dengan ukuran 3 nano meter
dan berencana untuk memproduksi chips dengan ukuran 2
nano meter pada tahun 2025. Sementara China sendiri baru
mampu memproduksi chips dengan ukuran 14 nano meter
atau tertinggal dua generasi dibelakang teknologi Amerika
dan Taiwan.42 Akan tetapi upaya Trump maupun Biden untuk
menghalangi perusahaan Amerika agar tidak memasok chips
ke China membuat pemerintah Beijing berusaha keras untuk
dapat membebaskan diri dari ketergantungan dari AS dan
Asia Timur. Jika ini terus berlanjut maka bukan tidak mungkin
justru akan mendorong China meningkatkan produksi chips
domestik.43
Jika dibandingan antara kesiapan Amerika dan China
dalam persaingan perebutan pasar chips global maka
Amerika masih berada di atas angin. Paling tidak Amerika
lebih maju sepuluh tahun dibandingkan dengan China.
Meskipun demikian China dikenal memiliki perusahaan yang
memiliki kemampuan tinggi dalam mengejar ketertinggalan

41
Ibid
42
Amar Diwakar, “’Chips War’: US, China and the battle for
superconductor supremacy,” TRT World, 16 March 2021, https://
www.trtworld.com/magazine/chip-wars-us-china-and-the-battle-for-
semiconductor-supremacy-45052
43
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 41


dari Amerika. Hal karena pemerintah China selalu siap
mendukung perusahaan China dalam persaingan jangka
panjang. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan Amerika pada
umumnya cenderung mengejar keuntungan jangka pendek.44
Disamping itu disebabkan mahalnya biaya yang harus
ditanggung maka Amerika memilih melakukan outsourcing
ke negara-negara Asia untuk menekan biaya produksi.
Sedangkan China terus meningkatkan alokasi dananya
untuk memacu produsi chips dalam negeri sedemikian rupa
sehingga membuat posisinya tidak bisa dipandang enteng.
Amerika tampaknya tidak bisa berdiam diri melihat usaha
keras yang dilakukan China untuk bersaing ketat dalam pasar
chips global.45
Sebetulnya sudah sejak lama pemerintah berusaha untuk
merebut supremasi global dalam industri chips. Berbagai
kebijakan untuk memperkuat industri chips dalam negeri.
Salah satu kemajuan yang dilakukan pemerintah China pada
bulan Maret 2021 adalah dengan memberikan pengurangan
pajak bagi perusahaan yang bergerak dalam produks chips.
Disamping itu, pemerintah Beijing juga menggelontorkan
dana sebanyak 30, 7 milyar dolar AS. Kebijakan ini mendorong
sektor sewasta untuk mendukung program pengembangan

44
Sebastian Ko, “The US-China Battle for Superconductor
Supremacy: A Case Study on Technology Competition,” Fiscalnote.
Executive Institute, March 31, 2021, https://executiveinstitute.fiscalnote.
com/resources/us-china-battle-for-semiconductor-supremacy-case-
study-on-technology-competition/
45
Amy Borret, “US-China tensions over chips will decide global
technology leadership,” Technomonitor, 26 April 2021, https://
techmonitor.ai/policy/geopolitics/us-china-tensions-over-chips-
decide-global-technology-leadership

42 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


industri semiconductor.46 Apalagi perusahaan dalam negeri
China hanya mampu memenuhi 30% kebutuhan chips China
akibatnya China dikenal sebagai konsumen chips terbesar di
dunia.47 Status China ini membuat banyak industri chips di
Amerika memprotes kebijakan larangan ekspor chips ke China
yang terlalu keras karena akibatnya merugikan pendapatan
industri Amerika.48
Perebutan dominasi industri chips ini semakin memanas
karena menurut sebuah studi menyatakan keuntungan yang
akan diperoleh dari bisnis chips ini diperkirakan adalah $70
milyar.49 Sudah barang tentu baik China maupun AS akan
berusaha keras untuk dapat mendominasi bisnis chips.
Padahal pasar kedua negara tinggal 18% dari pasar chips
global karena TSCM (Taiwan) dan Samsung sesungguhnya
menguasai 82% pasar chips global.50
Dalam kenyataan pangsa pasar China sebenarnya hanya
5% dibanding negara-negara lain. Namun Beijing yang
sangat berambisi untuk menguasai pasar chips dunia, sejalan
dengan semangat Made In China 2025, menggelontorkan
dana sebesar $160 milyar dolar AS untuk pembangunan
pabrik-pabrik chips. Beijing merencanakan agar pada tahun
2030 China mampu memenuhi 80% kebutuhan chips dalam

46
Lavender AU, “China is scrambling for semiconductor
supremacy,” Wired, 29 April 2021, https://www.wired.co.uk/article/
china-microchip-autonomy-huawei
47
Ibid
48
Ibid
49
Rikin Patel, “The race for semiconductor supremacy,” Pktfinance.
June 18, 2021, https://www.pktfinance.com/post/the-race-for-
semiconductor-supremacy
50
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 43


negeri.51 Sudah tentu Beijing harus bekerjan ekstra keras
melampui Taiwan Superconductor Manufacturing Company
(TSCM) dan Samsung yang merupakan juara pembuat chips
sejagat karena mampu membuat chips lebih kecil dari virus.52
Itulah sebabnya China beberapa kali menerbangkan pesawat
di perairan Taiwan yang mengundang reaksi balik dari AS
selaku pendukung pemerintahan demokrasi Taiwan.
Menghadapi agresifitas Beijing ini Washington juga
melakukan langkah-langkah pengamanan untuk memperkuat
industri chips di Amerika yang selama ini menggantungkan
pasukan dari TSCM. Bulan Juni Senat Amerika telah
menyetujui the U.S. Innovation and Competition Act yang
mengusulkan anggaran $52 milyar untuk memperkuat riset,
disain, dan produksi chips dalam negeri.53 Namun kubu
Demokrat di House hingga pertengahan Oktober belum
menunjukkan dukungan penuh terhadap rancangan Senat
yang dikuasai kubu Republiken. Walhasil masih diperlukan
waktu untuk tiba waktunya Amerika benar-benar siap
menghadapi China yang semakin agresif dalam mendukung
industri chips dalam negeri.

China Sukses Merebut Supremasi AI


Rencana China untuk mengembangkan teknologi
Artificial Intelligence secara resmi diluncurkan pada tahun
2015 saat Xi Jinping meluncurkan Made In China 2025.
Rencana pembangunan 10 tahun ini dimaksudkan agar China

51
Emel Akan, Semiconductors Key to US Supremacy in High-Tech
War,” The Epoch Times, 15 July 2021, https://www.theepochtimes.com/
semiconductors-key-to-us-supremacy-in-high-tech-war_3900030.html
52
Ibid
53
Ibid

44 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


mampu menduduki posisi dominan dalam beberapa sektor
teknologi tinggi, termasuk diantaranya Artificial Intelligence
pada tahun 2025. Dokumen rencana pengembangan teknologi
tinggi yang diluncurkan China mendorong Trump bergerak
cepat dalam usahanya menghalangi kemajuan China
dalam bidang teknologi tinggi dengan berbagai kebijakan
per­
dagangan yang tidak sepenuhnya merugikan China.
Namun reaksi Trump sesungguhnya mencerminkan adanya
kekhawatiran di pihak Amerika bahwa kemajuan China
dalam bidang teknologi tampaknya tidak mudah dibendung.
Sesuatu yang sudah tentu dibaca para pengambil keputusan
di Amerika sebagai sinyal yang sangat berbahaya bagi masa
depan Amerika sebagai superpower.
Namun menurut Kai-Fu Lee China memang akan
berhasil mengalahkan Amerika dalam sektor AI karena para
pengusaha dan peneliti China merupakan pekerja keras dan
agresif. Mereka sanggup bekerja dari jam 09.00 pagi sampai
jam 09.00 malam selama 6 hari berturut-turut.54 Budaya
kerja keras tersebut terbukti sangat bermanfaat dalam
pengembangan riset AI di China. Saat ini jumlah publikasi AI
oleh para peneliti China sudah melampaui jumlah publikasi
peneliti Amerika. Para peneliti China juga sudah lebih
banyak menghasilkan hak paten dibanding peneliti Amerika.
Sedangkan perusahaan yang bergerak dalam teknologi AI
juga berada pada posisi terbanyak kedua sesudah Amerika.
Pada umumnya perusahaan AI China aktif pada pembuatan

54
Calum Chace, “Thucydides And The Dragon: Artificial Intelligence
And Sino-US Rivalry,” Forbes, June 30, 2020, https://www.forbes.com/
sites/calumchace/2020/06/30/thucydides-and-the-dragon-artificial-
intelligence-and-sino-us-rivalry/?sh=1d9c7c594fc1

Rivalitas AS vs China di Era Biden 45


alat pengenalan suara maupun mengenalan wajah.55
Kemajuan China dalam bidang AI memang mencengang­
kan karena hanya dalam waktu 20 tahun China mampu
melangkah lebih cepat dari Amerika yang telah jauh
lebih lama mengembangkan AI. Menurut para pengamat
kehebatan China ini dimungkinkan karena adanya konsep
“siklus mengejar ketertinggalan.” Menurut konsep ini
dalam kondisi tertentu, perubahan teknologi, kondisi
pasar, dan lingkungan kebijakan dapat membuat pemain
baru dan pemain lama tiba pada posisi yang kurang lebih
sama. Kesempatan ini dapat digunakan pemain baru untuk
mendahului pemain lama sebagaimana Samsung dengan
teknologi android mengalahkan Nokia.56 China diuntungkan
oleh jumlah penduduk yang sangat banyak (1,4 milyar)
memberinya kemudahan-kemudahan untuk menghasilkan
dan menggunakan big data. Disamping itu upaya selama
beberapa dekade dalam memajukan teknologi membuahkan
hasil berupa jumlah ilmuwan dan insinyur komputer dalam
jumlah sangat banyak.57 Penelitian AI berkembang pesat
dalam waktu singkat banyak ditopang oleh sifat rakyat China
yang cenderung cinta tanah air dan tidak kehilangan privasi
saat dijadikan objek penelitian. Sebuah keadaan yang tidak
mudah diperoleh para peneliti AI di negara-negara Barat yang
rakyatnya sangat menjunjung tinggi privasi sehingga tidak
mudah dijadikan objek penelitian. Kelebihan-kelebihan yang
dimiliki China inilah yang membuatnya mampu melakukan

55
Daitian Li, Tony W. Tong, Yangao Xiao, “Is China Emerging as
the Global Leader in AI?” Harvard Business Review, February 18, 2021,
https://hbr.org/2021/02/is-china-emerging-as-the-global-leader-in-ai
56
Ibid
57
Ibid

46 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


langkah-langkah besar dalam pengembangan teknologi
AI dalam waktu yang jauh lebih singkat untuk kemudian
melakukan lompatan katak melampaui Amerika. Sementara
itu Stanford University melaporkan bahwa dalam hal sitasi
karya akademik tentang AI China (20,7%) telah melampaui
Amerika (19,8). China juga memiliki 2000 pakar AI yang
tersebar di berbagai perguruan tinggi terkemuka di China.58
Seorang mantan staf Pentagon dan juga pakar
software komputer, Nicolas Chaillan, menyatakan bahwa
sesungguhnya China telah berhasil menyusul Barat dalam
perlombaan AI global. Penyebab utamanya adalah karena
pihak militer AS terlalu lambat dalam melakukan transformasi
digital, sedangkan para pemain swasta enggan bekerjasama
dengan pemerintah sedangkan para tokohnya terlalu lama
terlibat dalam perdebatan etika sehingga membuat proses
inovasi terhambat.59 Chaillan juga menyatakan bahwa jika
Amerika tidak segera bertindak maka dalam waktu 15 tahun
akan kehilangan kesempatan untuk mengalahkan China.60
Namun pernyataan Chaillan yang bernada pesimis ini ditolak
pakar pemasaran, Duncan Jones, yang menyatakan bahwa
pertempuran belum selesai dan terlalu awal untuk menyebut
siapa pemenang dan pecundang yang sesungguhnya pada
saat ini. Bukan tidak mungkin China juga akan mengalami

58
Akira Oikawa and Yuta Shimono, “China overtakes US in AI
research,” Nikkei, August 10, 2021, https://asia.nikkei.com/Spotlight/
Datawatch/China-overtakes-US-in-AI-research
59
Eric Johansson, “Has China overtaken the West in AI? Former
Pentagon software chief says yes,” Verdict, October 11, 2021, https://
www.verdict.co.uk/pentagon-officers-says-china-is-overtaking-the-us-
on-ai-o/
60
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 47


kemunduran dimasa depan.61 Sementara itu pernyataan
salah seorang pendiri Google, Erich Schmidt, sangat jelas
mengkhawatirkan kemajuan China. Dia menyatakan bahwa
dalam waku satu dekade kedepan China akan berkembang
menjadi superpower AI.62
Sementara itu pemerintah Beijing terus mengambil
langkah-langkah strategis guna mendukung ambisinya
memimpin teknologi AI global. Langkah tersebut adalah
publikasi sebuah dokumen yang berisi “Kode Etik” tentang
artificial intelligence. Kode Etik ini secara khusus menyatakan
bahwa manusia harus memiliki peranan penuh dalam proses
pengambilan keputusan. Dokumen ini merupakan pedoman
penelitian dan pengembangan AI sedemikian rupa sehingga
manusia bertanggung-jawab atas efek buruk yang ditimbulkan
dari penerapan AI. Penelitian dan pengembangan AI harus
berorientasi pada peningkatan kesejahteraan manusia dan
membantu orang-orang yang kurang beruntung.63 Publikasi
dokumen ini tampaknya untuk menetralisir sikap Barat yang
cenderung menuduh China melanggar hak asasi manusia
secara terbuka dalam penelitian dan pengembangan AI di
negara yang memang otoriter. Namun sekaligus menjadi
bagian dari promosi AI model China yang manusiawi paling
tidak didukung dengan Kode Etik AI tersebut.

61
Ibid
62
Jan van der Made, “Rocky re-start for US-China relations as
superpowers swap punches,” rfi, 19 Maret 2021, https://www.rfi.fr/
en/international/20210319-rocky-re-start-for-us-china-relations-as-
superpowers-swap-punches
63
Elles Hauweling, “China’s new AI rulebook: Humans must remain
in control,” Verdict, October 4, 2021, https://www.verdict.co.uk/china-
ai-rulebook/

48 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Rivalitas AS China di Ruang Angkasa
Sejak Neil Amstrong menginjakkan kakinya di bulan
tahun 1969 Amerika berdiri tegak raksasa tak terkalahkan
dalam eksplorasi angkasa luar hingga beberapa puluh tahun
kemudian. Akhir-akhir ini beberapa negara mulai bergerak
maju dalam eksplorasi angkasa luar pada saat Amerika
mulai kehilangan semangat mempertahankan posisinya yang
belum terkalahkan. Namun China tampaknya serius dalam
upayanya melakukan eksplorasi angkasa luar. Terbukti dalam
beberapa tahun terakhir China juga sudah mulai memainkan
peran penting dalam eksplorasi angkasa luar.
Pada awal Januari 2019 program eksplorasi bulan
pemerintah China berhasil mendaratkan sebuah robot angkasa
luar di bulan. Pada bulan Desember kembali China membuat
terobosan lagi ketika pesawat ruang angkasa berhasil mendarat
di bumi membawa sampel dari bulan. Kemajuan pesat yang
dialami China ini membakar semangat Donald Trump karena
sudah beberapa lama Amerika tidak mengirimkan astronout
ke bulan. Trump segera mengumumkan bahwa Amerika akan
kembali melakukan misi eksplorasi angkasa luar tahun 2024
bahkan Amerika juga akan membangun “Pasukan Angkasa
Luar” untuk memperkuat pasukan militernya.64
Rivalitas AS China jelas akan meluas hingga ke angkasa
luar mengingat agresifitas China selama ini dalam membangun
teknologi tingginya. Padahal rivalitas eksplorasi angkasa luar
akan semakin sengit mengingat potensi yang dimiliki bulan
sangat menarik perhatian penduduk bumi.Potensi persaingan

64
Anner Marie Slaughter and Emily Lawrence, Aspistrategist,
February 1, 2021, “The US and China must cooperate in space,” https://
www.aspistrategist.org.au/the-us-and-china-must-cooperate-in-space/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 49


itu dimungkinkan karena penambangan di bulan tampaknya
semakin tak terelakkan. Pertama, es di permukaan bulan
dapat diubah menjadi hidrogen, oksigen, dan bahan bakar
roket. Sudah tentu negara-negara yang memiliki program
eksplorasi angkasa luar sangat membutuhkannya. Kedua,
permukaan bulan mengandung banyak sekali mineral langka
(Rare Earth Elements) yang digunakan dalam pembuatan
tilpon seluler, bateri dan peralatan militer. Dengan demikian
mineral langka di bulan dapat dimanfaatkan Barat untuk
mengurangi ketergantungan mereka pada China yang selama
ini mendomininasi industri mineral strategis tersebut.65
Pada titik inilah baik AS maupun China harus memahami
bahwa eksplorasi angkasa luar, khususnya eksplorasi bulan
berpotensi menjadi sumber konflik baru bagi kedua negara,
terlebih lagi jika China tidak dilibatkan dalam pembicaraan
multilateral. Agresifitas China dalam perebutan supremasih
teknologi merupakan pelajaran bahwa Barat mustahil
mengisolasi China karena pada akhirnya China pasti akan
menemukan jalanya sendiri.
Kemajuan program angkasa luar China memang
mengejutan. Pada bulan April 2021 China berhasil mengor­
bitkan Chinese Space Station, Tianhe. Keberhasilan ini mem­
buktikan bahwa sekalipun AS menolak keterlibatan China
dalam kerjasama eksplorasi ruang angkasa akan tetapi China
sangat bersemangat untuk terus maju dalam eksplorasi
angkasa luar dan mengorbitkan sendiri Stasiun Angkasa
Luarnya.66 Bahkan pada bulan Mei 2021 China kembali
65
Ibid
66
Shawn Yuan, “Space: The new frontier for US-China rivalry,” Al
Jazeera, 13 May 2021, https://www.aljazeera.com/news/2021/5/13/
space-the-newest-frontier-for-resurgent-chinese-pride

50 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


membuat terobosan dengan berhasil mendaratkan pesawat
pendaratan “Zurong” di planet Mars atau sering dikenal
sebagai the Red Planet.67 Ini merupakan langkah besar bagi
China karena merupakan negara ketiga sesudah Amerika dan
Rusia yang berhasil mendarat di planet Mars. China bahkan
lebih hebat dari NASA yang memerlukan waktu beberapa
dekade untuk berhasil sedangkan China hanya sekali mencoba
langsung berhasil mendarat di planet Mars.68
Menurut Dean Cheng, seorang peneliti di the Heritage
Foundation, ruang angkasa mengandung makna militer,
sehingga negara yang mampu mendarat di planet Mars
merupakan bukti bahwa China merupakan pusat ilmu
pengetahuan global.69 Bill Nelson, pemimpin NASA yang
baru menyatakan selamat atas kemajuan program eksplorasi
angkasa luarnya namun juga menyatakan bahwa China
merupakan pesaing yang sangat agresif.70 Lebih lanjut,
keberhasilan China tersebut juga menyulut kontroversi apakah
China memang telah berhasil mengambil alih superioritas
Amerika dalam missi angkasa luar. Para pejabat NASA pada
umumnya prihatin karena program ruang angkasa AS kini
sedang mengalami kemandegan. Biaya program eksplorasi

67
“China successfully lands Zhurong rover on Mars,” Physicsworld,
17 May 2021, https://physicsworld.com/a/china-successfully-lands-
zhurong-rover-on-mars
68
Semriti Malapaty, “China has landed its first rover on Mars —
here’s what happens next,” Nature, 15 May 2021, https://www.nature.
com/articles/d41586-021-01301-7
69
Jonathan Amos, “China lands its Zhurong rover on Mars,”
BBC, 15 May 2021, https://www.bbc.com/news/science-envi­
ronment-57122914
70
Chelsea Gohd,”China is gaining ground in space. Should the US
be concerned? Space.com, June 1, 2021, https://www.space.com/china-
space-advances-us-concerns

Rivalitas AS vs China di Era Biden 51


angkasa luar yang sangat mahal menyebabkan program-
program NASA mengalami kemandegan padahal negara-
negara lain terus berkembang seperti China.71
Bulan Juni 2021 China kembali menggetarkan negara-
negara yang memiliki program angkasa luar ketika negara
tersebut berhasil mendaratkan 3 astronoutnya ke Stasion
Angkasa Luar China, Tianhe. Ketiga astronout tersebut akan
melakukan misi angkasa luar berawak selama tiga bulan untuk
melakukan beberapa percobaan dan pemeliharaan.72 Mereka
berada di Station Angkasa Luar China yang sebenarnya masih
dalam proses pembangunan dan baru akan selesai dibangun
pada akhir tahun 2022. Dewasa ini hanya International Space
Station milik Amerika, Rusia, Eropa, Jepang dan Canada yang
beroperasi penuh, namun kerjasama tersebut akan berhenti
pada tahun 2024.73
Bulan September 2021 ketiga astronout China tersebut,
dengan menumpang pesawat ruang angkasa Shenzou 12,
kembali mendarat di gurun Gobi setelah menyelesaikan
misi angkasa luar selama tiga bulan diatas Stasiun Ruang
Angkasa China.74 Pada pertengahan Oktober 2021 China
71
Andrew Chatzky, Anshu Siripurapu, and Steven J. Markovich,
“Space Exploration and U.S. Competitiveness,” Council on Foreign
Relations, September 21, 2021, https://www.cfr.org/backgrounder/
space-exploration-and-us-competitiveness
72
Mike Wall, “China launches 3 astronauts to new space station,”
Space.com, June 17, 2021, https://www.space.com/china-launches-
astronauts-space-station-tianhe-shenzhou-12
73
CNN, “ANALYSIS: US-China rivalry is extending from Earth into
space,” 9news, June 21, 2021, https://www.9news.com.au/national/us-
china-rivalry-is-extending-from-earth-into-space/53a5a58d-0eea-439a-
acfd-76655cc2fb3c
74
Mike Wall, “Chinese astronauts land after historic 3-month
mission to new space station,” Space.com, September 17, 2021, https://
www.space.com/shenzhou-12-astronaut-mission-lands-safely

52 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


kembali mengirimkan 3 astronaut, satu diantaranya wanita,
ke Pesawat Ruang Angkasa China untuk melakukan berbagai
percobaan di angkasa luar sekaligus mempersiapkan
perluasan Stasiun Angkasa Luar tersebut. Misi angkasa luar
berawak ini akan berlangsung selama enam bulan, dua kali
lebih lama dibanding misi sebelumnya.75
Peluncuran roket Shenzhou 13 ini memiliki misi yang
lebih ambisius dibandingkan dengan Shenzhou 12. Salah
satu misi tersebut adalah mempersiapkan kehadiran China
di angkasa luar secara permanen sebagai bagian dari strategi
pengembangan kekuatan ekonomi dan militernya. Misi
kedua berhubungan dengan persiapan pembuatan stasiun
ruang angkasa selebar satu kilometer yang diharapkan akan
memperbesar daya tampung stasiun bersangkutan. Misi
ketiga merupakan penegasan adanya penggabungan misi
sipil dan militer karena ketiga astronout tersebut merupakan
para perwira yang masih aktif dan berpangkat kolonel hingga
mayor jendral. Pendek kata, China sangat berambisi untuk
menjadi pemimpin dalam program angkasa luar.76
Keinginan untuk merebut kepemimpinan ruang
angkasa dari Amerika ini cukup menimbulkan kekhawatiran
dikalangan pengambil keputusan AS. Laporan dari komunitas
intelijen AS menyatakan bahwa China sedang berusaha
untuk menjadikan angkasa luar sebagai bagian dari sistem
persenjataan agar mampu melumpuhkan sateli AS dan
75
“China launches 3 astronauts on 6-month space station mission,”
Phsy.org, October 15, 2021, https://phys.org/news/2021-10-china-
astronauts-month-space-station.html
76
Namrata Goswami, “China’s Shenzhou 13 Mission and Its Long-
Term Impact,” The Diplomat, October 20, 2021, https://thediplomat.
com/2021/10/chinas-shenzhou-13-mission-and-its-long-term-
impact/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 53


sekutu-sekutunya.77 Sementara itu sebuah laporan dari sebuah
lembaga swadaya masyarakat Secure World Foundation
menyatakan bahwa memang sedang mengembangkan ke­
mampuan militernya di angkasa luar. Meskipun demikian
tidak terlalu jelas apakah China akan menggunakan senjatanya
untuk menghadapi konflik dimasa depan atau hanya sebagai
strategi untuk mencegah konflik dengan AS yang juga agresif
dalam hal persenjatan angkasa luar.78

Rivalitas Peluru Kendali Hypersonic


Hal yang lebih mengejutkan Amerika adalah berita
bahwa China telah meluncurkan roket Long March
yang dilengkapi dengan kendaraan peluncur hypersonic
yang memiliki kemampuan terbang lima kali lebih cepat
dari kecepatan suara yang sulit dilacak dan ditangkal.79
Pemerintah China, melalui juru bicara Kementerian Luar
Negeri China, membantah laporan tersebut dan menyatakan
bahwa percobaan tersebut merupakan pengecekan teknologi
pesawat angkasa luar yang digunakan lagi untuk menghemat
biaya operasional program angkasa luar.80 Para pejabat
militer dan ahli hukum AS menyatakan bahwa AS harus

77
Joe Gould, ”China aims to weaponize space, says intel community
report,” Defense News, April 15, 2021, https://www.defensenews.com/
congress/2021/04/14/china-aims-to-weaponize-space-says-intel-
community-report/
78
Mandy Mayfield, “China’s Ambitious Space Programs Raise
Red Flags,” National Defense, July 2, 2021, https://www.national­
defensemagazine.org/articles/2021/7/2/chinas-ambitious-space-
programs-raise-red-flags
79
Mike Wall, “China successfully tested hypersonic weapon in
August: report,” Space.com, October 19, 2021, https://www.space.com/
china-hypersonic-weapon-test-august
80
Ibid

54 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


bekerja lebih keras dalam pengembangan teknologi militer.
Sementara Brigadir Jendral Christopher Niemi dari Angkatan
Udara AS menyatakan bahwa Amerika harus lebih baik
lagi dalam memperkirakan kekuatan China dimasa depan.81
Persoalannya lebih rumit, demikian menurut Steve Ganyard
seorang pensiunan kolonel Angkatan Laut AS, karena saat ini
Amerika tidak memiliki teknologi untuk melacaknya apalagi
untuk menghancurkannya.82 Dia menambahkan bahwa China
kini mampu melancarkan serangan nuklir darimanapun tanpa
memberi tahu lebih dulu. Kita semakin ketinggalan dengan
sistem persenjataan China.83 Jelas bahwa perkembangan
teknologi ruang angkasa China ini menimbulkan pro dan
kontra dikalangan ahli dan praktisi pertahanan keamanan AS.
Sementara itu menurut mantan Wakil Kepala Staf
Gabungan, Admiral James Sandy, percobaan yang dilakukan
China itu mengejutkan Amerika karena menunjukkan
kemampuan China mengembangkan persenjataan hypersonic
jarak jauh yang mampu menyebabkan kerusakan besar tanpa
Amerika mampu melakukan sesuatu untuk mencegahnya.84
Sementara itu agggota Kongres AS, Jason Crow, membenarkan
kebijakan Biden menarik pasukan dari Afghanistan ka­
rena saat ini kini telah muncul ancaman yang lebih berat

81
Ibid
82
Luis Marinez, “China’s reported hypersonic weapon test raises
security concerns,” ABC News, 19 October 2021, https://abcnews.
go.com/Politics/chinas-reported-hypersonic-weapon-test-raises-
security-concerns/story?id=80653383
83
Ibid
84
Ramy Inocencio, “China’s reported hypersonic missile test “an
important surprise” for U.S.” CBS News, October 19, 2021, https://www.
cbsnews.com/news/china-hypersonic-missile-test-called-important-
surprise-for-us/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 55


ditengah anggaran militer yang terbatas. Tugas Amerika
saat ini adalah bagaimana mempersiapkan diri menghadapi
ancaman tersebut.85 Menarik untuk dicatat bahwa ditengah
kegemparan percobaan peluru kendali hypersonic China,
Pentagon justru melaporkan bahwa percobaan peluncuran
peluru kendali hypersonic Amerika mengalami kegagalan
karena roket yang digunakan untuk meluncurkan hypersonic
mengalami gangguan sehingga gagal meluncurkan peluru
kendali hypersonic.86
Perkembangan diatas menunjukkan adanya tanda-
tanda bahwa kedua negara tampaknya akan semakin terjebak
kedalam perlombaan senjata. Walaupun Rusia merupakan
negara ketiga yang juga aktif mengembangkan teknologi
hypersonic akan tetapi tampaknya China lebih berpeluang
mengembangkan teknologi hypersonic yang lebih maju dari
kedua negara. Jika dimasa Perang Dingin baik Amerika
maupun Rusia bersaing untuk memperbanyak kepemilikan
senjata nuklir maka pada saat ini terlihat perbedaan kualitas
rivalitas AS dan China. Dewasa ini baik AS maupun China
tampaknya lebih terlibat dalam persaingan kecanggihan
teknologi persenjataan dibandingkan dengan era Perang
Dingin yang lebih menekankan persaingan kepemilikan
senjata nuklir. Dewasa ini baik AS maupun China bersaing
untuk mendapatkan sistem persenjataan yang lebih canggih

85
Patrick Tucker, “China’s Hypersonic Test Raises Questions About
US Missile Defense, Deterrence,” Defense One, October 19, 2021, https://
www.defenseone.com/technology/2021/10/chinas-hypersonic-test-
shows-us-needs-new-thinking-missile-defense-military-lawmakers-
say/186208/
86
“US hypersonic missile test fails after China’s ‘surprise’,
Tribune, October 22, 2021, https://tribune.com.pk/story/2325919/us-
hypersonic-missile-test-fails-after-chinas-surprise

56 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


sebagaimana terlihat pada rivalitas peluru kendali hypersonic.
Bukan jumlah senjata nuklir yang mereka perebutkan
akan tetapi tingkat kecanggihan teknologi persenjataan.87
Dengan kata lain, teknologi yang sangat maju saat ini lebih
menentukan dalam perlombaan senjata dibandingkan dengan
besarnya PDB suatu negara.88

Jalan Sutera Digital


Digital Silk Road atau Jalan Sutera Digital (JSD) adalah
bagian tak terpisahkan dari BRI. JSD bertujuan untuk mem­
perkuat proyek-proyek BRI dinegara-negara yang aktif
dalam BRI. Secara khusus JSD ini akan lebih fokus pada
pengembangan infrastruktur teknologi, pusat data dan smart
cities.89 Pemerintah China akan membantu proyek pem­­
bangunan infrastruktur telekomunikasi dan juga mem­bantu
perusahaan-perusahaan China dalam subsidi agar mampu
bersaing dengan perusahaan telekomunikasi Barat di negara-
negara peserta BRI.90
Investasi teknologi 5G sudah mulai berjalan paling
tidak sejak 2019 di negara-negara berkembang yang mem­
butuhkannya. Bulan April 2019 pemerintah Kamboja bekerja
sama dengan Huawei untuk membangun jaringan 5G. Bulan

87
Jeremy Cliffe, “What the race for hypersonic technology says
about the US-China arms rivalry,” New Statesman, October 23, 2021,
https://www.newstatesman.com/world/asia/china/2021/10/what-
the-race-for-hypersonic-technology-says-about-the-us-china-arms-
rivalry
88
Ibid
89
Andrew Kitson dan Kenny Liew, “China Doubles Down on Its
Digital Silk Road,” CSIS, 14 Nopember 2021, https://reconasia.csis.org/
china-doubles-down-its-digital-silk-road/
90
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 57


Juni 2019 Rusia juga bekerjasama dengan Huawei un­tuk
membangun jaringan 5G. Bulan Agustus 2019 pemerintah
Serbia juga mengumumkan bahwa Huawei akan membantu
pembangunan jaringan 5G.91 Disamping itu pemerintah China
juga membantu pengembangan jaringan serat optik antara
Pakistan dan China. Huawei juga membantu mem­ biayai
jaringan kabel bawah laut antara Pakistan dan Afrika Timur.92
Pengembangan dalam bidang data center juga sudah
berkembang sejak 2017. China Telecom Global bekerjasama
dengan Daily Tcch dan Global Switch berencana membangun
data center di Hong Kong 2017. Sementara data center di
Singapura diluncurkan bulan Maret 2019. Sementara itu
Tencen dan Alibaba membantu investasi Grab dan Go Jek di
Asia Tenggara.93
Pemerintah China membantu upaya negara dalam
pembangunan smart cities. Sebagai misal bulan April 2019
pemerintah China memberikan pinjaman sebanyak 172 juta
dolar AS kepada Kenya untuk membangun smart city yang
dikenal sebagai Konza Technology City. Huawei diberi
kepercayaan untuk menjalankan proyek tersebut. Kepada
Pakistan pemerintah China juga memberikan pinjaman
sebanyak 124 juta dolar AS untuk membangun sistem
pengawasan di Islamabad. Proyek ini juga akan diselenggarakan
oleh Huawei. Di Serbia Huawei juga mendapat kepercayaan
untuk membangun sistem pengawasan di ibu kota, Belgrado.94
International Institute of Stratgic Studies (IISS) menya­
takan, berdasarkan penelitian yang mereka lakukan, bahwa
91
Ibid
92
Ibid
93
Ibid
94
Ibid

58 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


tidak kurang dari 16 negara yang telah menandatangani
kerjasama dengan pemerintah China untuk bekerjasama
dalam pengembangan JSD.95 Di Indonesia Huawei membantu
pengembangan jaringan kabel serat optik ribuan kilometer.
Huawei juga membeli dan menjual peralatan teknologi
dengan Korea Selatan. Sementara itu Uni Emirat Arab membeli
kamera pengawas dan alat pengenalan wajah dari Huawei
untuk mengawasi warganya sendiri. Di Polandia Huawei
memberikan pelatihan dan pendidikan serta beasiswa kepada
mahasiswa untuk berkunjung ke kantor pusat Huawei di
Shenzhen. Huawei bahkan melebarkan sayapnya hingga ke
Israel.96
Sementara itu seorang pakar CSIS, Jonathan E. Hilman,
menyatakan bahwa sementara AS lebih banyak mengekspor
teknologi internet ke negara-negara kaya, China justru
lebih banyak membantu kebutuhan internet negara-negara
berpenghasilan rendah. Rusia, Kenya, Iraq, Afghanistan,
Meksiko merupakan beberapa negara yang sangat diun­
tungkan dengan adanya proyek JSD.97 Raksasa teknologi
kamera pengawasan (survelillance) China, Hikvision dan
Dahua, sangat populer didunia. Mereka merupakan pemasok
bagi 40% kebutuhan kamera pengawasan di dunia. Teknologi
pengawasan China ini telah digunakan oleh lebih dari 80

95
Patric Tucker, “How China’s Digital Silk Road Is Leading
Countries Away from the United States
a IISS report finds,” Defense One, 22 Pebruari 2021, https://www.
defenseone.com/technology/2021/02/how-chinas-digital-silk-road-
leading-countries-away-united-states/172219/
96
Ibid
97
Jonathan E. Hilman, “Mapping Chinese Digital Silk Road,” CSIS,
19 Oktober 2021, https://reconasia.csis.org/mapping-chinas-digital-
silk-road/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 59


negara kecuali Australia dan Antartika.98 China juga berhasil
memasarkan Sistem Satelit Navigasi, BeiDou, yang banyak
digunakan didunia. BeiDou dikenal lebih akurat dari sistem
GPS buatan AS. BeiDou bermanfaat untuk kendaraan, alat-
alat pertanian, dan tilpun. Bahkan di China digunakan untuk
keperluan pengendalian peluru kendali, jet tempur maupun
kapal laut. Pada dasasrnya dunia mulai tergantung pada jasa
BeiDou.99 Hingga akhir tahun 2020 paling tidak ada 165 negara
yang telah menggunakan jasa BeiDou.100 Kemajuan China
dalam membangun Jalan Sutera Digital merupakan tantangan
besar dan serius bagi negara-negara Barat. China sudah tentu
dapat menjadikan Jalan Sutera Digital ini sebagai salah satu
senjata untuk memenangkan rivalitas dalam sektor teknologi
tinggi salama tidak ada tanggapan sebanding dari AS.

Kebijakan Biden Dalam Rivalitas High Tech Dengan China


Dalam tiga bulan pertama pemerintahannya, Joe Biden
jelas menyatakan bahwa AS harus mampu mengalahkan China
dalam berbagai sektor khususnya sektor teknologi tinggi.101
Kebijakan Biden pada dasarnya merupakan gabungan antara
mempertahankan kebijakan Trump yang membatasi ekspor
teknologi AS ke perusahaan-perusahaan China dan mengajak

98
Ibid
99
Ibid
100
Toru Tsuna Shima, “In 165 countries, China’s Beidou eclipses
American GPS,” Nikkei, 25 Nopember 2020, https://asia.nikkei.com/
Spotlight/Century-of-Data/In-165-countries-China-s-Beidou-eclipses-
American-GPS
101
Arjun Kharpal, “First 100 days: Biden keeps Trump-era sanctions
in tech battle with China, looks to friends for help,” CNBC, 28 April
2021, https://www.cnbc.com/2021/04/29/biden-100-days-china-tech-
battle-sees-sanctions-remain-alliances-made.html

60 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


para sekutu untuk bekerjasama mengembangkan teknologi
tinggi, seperti superconductor serta memperkuat kemajuan
teknologi dalam negeri.102
Dalam konteks ini pemerintah AS akan mengalokasikan
dana penelitian sebanyak 100 milyar dolar AS untuk
lima tahun mendatang guna memperkuat sektor artificial
intelligence, semiconductor, robotik, dan teknologi komuni­
kasi canggih lainnya.103 Untuk memperkuat kebijakan
domestik diatas Biden juga mengajak Japan dan Korea
Selatan, yang merupakan pemasok utama semiconductors
dunia, untuk bekerjasama dalam industri semiconductor.104
Meskipun demikian hubungan ekonomi Korea Selatan dan
Jepang dengan China berpotensi menghalangi upaya Biden
mengajak kedua negara dalam aliansi teknologi tinggi guna
melawan China.
Biden juga mengajak Uni Eropa untuk bersama-sama
menghadapi kemajuan China. Kedua belah pihak sepakat
untuk membangun kerjasama dalam bidang teknologi.105
Meskipun demikian tidak mudah mencapai kesepakatan
tentang bagaimana menyatukan pendapat untuk melawan
China. Negara-negara Eropa pada dasarnya tidak ingin
terlibat langsung dalam pertentangan pendapat secara
terbuka dengan China karena pada umumnya memiliki
kepentingan bisnis dengan China.106 Itulah sebabnya dalam

102
Ibid
103
Ibid
104
Ibid
105
Mark Scott and Jacopo Barigazzi, “US and Europe to forge tech
alliance amid China’s rise,” Politico, 9 Juni 2021, https://www.politico.
eu/article/eu-us-trade-tech-council-joe-biden-china/
106
Janosch Delcker, “Wary of China, US and EU forge alliance on
technology,” DW, 28 September 2021, https://www.dw.com/en/wary-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 61


pernyataan bersama kedua pihak tidak terdapat kata China
satupun kecuali beberapa sifat yang jika diteliti lebih lanjut
dapat mengarah pada China.107 Pernyataan bersama AS Uni
Eropa ini merupakan sarana bagi kedua belah pihak untuk
meningkatkan kerjasama dalam bidang teknologi dan per­
dagangan.
Sementara itu Kongres AS juga berusaha mendukung
upaya Joe Biden dalam menghadapi perang teknologi dengan
China. Bulan Juni 2021 Senat AS menyetujui rancangan undang-
undang untuk memperkuat AS dalam rivalitas teknologi
dengan China.108 Sudah tentu berita ini sangat ditunggu
Joe Biden selaku Presiden AS. Akan tetapi sampai dengan
bulan Nopember 2021 pihak House belum menunjukkan
sikap tegas untuk mendukung rancangan undang-undang
yang telah disetujui Senat tersebut. Sudah barang tentu ini
merupakan persoalan khas AS dalam mana pihak Kongres
AS, yang berpikir dalam logika demokrasi liberal, tidak selalu
mendukung penuh arah kebijakan Presiden AS.

China Siap Merebut Supremasi Teknologi Tinggi


Rivalitas teknologi tinggi antara AS dan China saat ini
sudah menempatkan China pada posisi yang mendekati

of-china-us-and-eu-forge-alliance-on-technology/a-59326165
107
Tyson Barker, “With all eyes on the Indo-Pacific, a burgeoning
tech alliance is taking shape in the Euro-Atlantic, Techcrunch, 15
Nopember 2021, https://techcrunch.com/2021/11/14/with-all-eyes-
on-the-indo-pacific-a-burgeoning-tech-alliance-is-taking-shape-in-the-
euro-atlantic/
108
“US Senate passes sweeping Bill to address China tech threat,”
Channel News Asia, 9 Juni 2021, https://www.channelnewsasia.
com/world/us-senate-passes-bill-china-tech-threat-biden-strike-
force-1844341

62 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


keunggulan AS. Prediksi dari kalangan ilmuwan dan praktisi
teknologi mulai memperkirakan bahwa dalam waktu yang
tidak lama China akan mampu mengungguli AS dalam
bidang teknologi tinggi. Sebuah laporan yang dibuat oleh
Belfer Center, Harvard University, menyatakan bahwa China
telah menggantikan AS sebagai produsen teknologi tinggi
terkemuka di dunia. Sepanjang tahun 2020, saat pandemik
masih bergejolak, China mampu menghasilkan 250 juta
komputer, 25 juta mobil, 1,5 milyar telepon genggam.109
Laporan ini mengingatkan AS bahwa China saat ini
sangat kuat dalam teknologi Artificial Intelligence, 5G,
quantum computing, semiconductor dan enerji hijau. Mantan
CEO Google, Eric Schemit, mengingatkan bahwa dalam
sektor articial intelligence China saat ini merupakan pesaing
AS dalam arti sebenar-benarnya. Sebagai misal, dalam hal
teknologi penterjemahan suara (bahasa asing) perusahaan-
perusahaan China telah mengalahkan perusahaan-perusahaan
AS. iFlytek dari China saat ini digunakan oleh 700 juta orang
atau dua kali lebih banyak dari Siri produk Apple. We Chat
Pay digunakan oleh 900 juta warga China sementara Apple
Pay hanya 44 juta pengguna di AS. Kartu kredit saat ini masih
digunakan oleh dua pertiga warga AS sementara 90 penduduk
perkotaan China telah menggunakan e-payments. China juga
enam kali lebih banyak dari AS dalam paten publikasi dalam
sektor deep learning.110
China pada akhir tahun 2020 merupakan pasar teknologi

109
“China could beat US in AI, 5G, quantum computing: Harvard
report,” 8 Desember 2021, https://www.theweek.in/news/sci-
tech/2021/12/08/china-could-beat-us-in-ai-5g-quantum-computing-
harvard-report.html
110
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 63


5G terbesar didunia dengan 87% koneksi 5G. Di China ada 150
juta pengguna 5G sementara AS hanya 6 juta. China memiliki
700.000 stasiun 5G sedangkan AS hanya memiliki 50.000
stasiun 5G. Teknologi 5G China memiliki kecepatan 300 Mbps
sementara AS hanya 60 Mbps. Disamping itu China juga
telah memiliki sistem pabrik cerdas (smart factory systems)
dan operasi jarak jauh dengan teknologi 5G yang pertama di
dunia.111
Dalam sektor quantum computing pun kini China sudah
mulai sejajar dengan AS. Tahun 2019 Google dikenal dunia
telah mencapai supremasi quantum. Dalam waktu hanya
setahun University of Science and Technology China berhasil
mencapai supremasi quantum dengan kccepatan 10 juta kali
lebih cepat dari Google dalam percobaan perhitungan fisika
tertentu. Berdasarkan kemajuan pesat informasi quantum
ini diperkirakan dalam 3 tahun kedepan AS tidak akan lagi
bisa mendengarkan komunikasi yang dilakukan pemerintah
dan militer China. Perkembangan ini sudah tentu akan
mempersulit AS dalam mengikuti perkembangan rahasia
dikalangan pejabat sipil dan militer China.112
Dalam sepuluh tahun kedepan China akan menjadi
produsen semiconductor terbesar didunia.113 Sementara itu
dalam hal pengembangan teknologi hijau China juga telah
mengalahkan keunggulan AS. Saat ini China merupakan
pemasok 79% kebutuhan panel surya global. Sementara AS
yang ditahun 2000 merupakan pemasok 30% kebutuhan
dunia kini surut menjadi hanya 1%.114
111
Ibid
112
Ibid
113
Ibid
114
Ibid

64 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Tampaknya memang tidak mudah bagi AS untuk
menghentikan kemajuan teknologi tinggi China saat karena
China juga mengalokasikan dana hampir 2 triliun dolar AS
untuk mendominasi teknologi Aritificial Intelligence, robotik,
6G, dan teknologi tinggi lainya pada tahun 2035. Bahkan
anggaran riset dan pengembangan China tahun 2021 (621,5
milar dolar AS) melampaui anggaran riset dan pengembangan
AS tahun 2021 (598,7 milyar dolar AS), sementara Jepang,
India dan Australia jauh dibawah China.115 Walaupun jika
anggaran AS, Jepang, Australia, India digabung jumlahnya
melampaui anggaran China akan tetapi keempat negara Quad
tersebut juga memiliki prioritas masing-masing sehingga
tidak otomatis menentukan kekuatan anggaran riset dan
pengembangan Quad. Dengan demikian rivalitas AS vs
China dalam bidang teknologi tinggi tampaknya akan tetap
berlangsung dalam beberapa tahun mendatang.116
Kemajuan yang luar biasa dalam bidang teknologi ini
merupakan lampu merah bagi AS yang selama puluhan tahun
mendominasi penguasaan sains dan teknologi. Kemajuan-
kemajuan luar biasa China dalam bidang teknologi tinggi
ini sudah tentu merupakan pekerjaan rumah utama bagi Joe
Biden bila ia ingin mempertahankan supremasi AS dalam
bidang teknologi tinggi. Tanpa adanya tanggapan yang
kuat dari pihak AS maka dalam sepuluh tahun mendatang,

115
Stew Magnuson, “The Quad: Creating A Defense Tech Alliance
to Stand Against China,” National Defense Magazine, 7 Desember 2021,
https://www.nationaldefensemagazine.org/articles/2021/12/7/
creating-a-defense-tech-alliance-to-stand-against-china
116
Matt Henry and Matthew Carney, “China and the US are locked
in a superpower tech war to ‘win the 21st century’,” ABC, 8 Juli 2021,
https://www.abc.net.au/news/2021-07-08/trump-facebook-twitter-
china-us-superpower-tech-war/100273812

Rivalitas AS vs China di Era Biden 65


sebagaimana diprediksi Harvard, China akan mengalahkan
AS dalam bidang teknologi tinggi. Dan kekalahan dalam
bidang vital ini sudah tentu juga akan mengurangi keunggulan
ekonomi dan militer AS

66 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Bab 3

RIVALITAS DIPLOMASI
EKONOMI CHINA VS AS

R
ivalitas AS dan China dalam diplomasi ekonomi
tampaknya akan terus berlanjut semenjak perang
dagang tahun 2018 yang dilancarkan Donald Trump.
Sebagaimana dikatakan Biden bahwa dia tidak akan segera
menarik kembali kebijakan tarif yang dilancarkan Trump
karena AS harus tetap mempertahankan pengaruhnya
terhadap China.1 Pernyataan ini jelas menunjukkan bahwa
Biden sulit menghindarkan diri dari perang dagang. Dalam
kenyataan persaingan sengit dalam sektor perdagangan kedua
negara memang sulit dihindarkan. Apalagi kemampuan
ekonomi China saat ini membuat Amerika sebagai negara
adidaya merasa tertantang untuk melawan kekuatan global
ekonomi China yang terus menguat. Hal ini diperkuat prediksi
ekonomi global oleh IMF yang menyatakan bahwa ekonomi
China akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi global
1
James Mc. Bride, “After Trump What Will Biden do on Trade?,”
Council of Foreign Relations, 13 Januari 2021, https://www.cfr.org/in-
brief/after-trump-what-will-biden-do-trade

Rivalitas AS vs China di Era Biden 67


paska-pandemi, AS dan India berada pada posisi kedua dan
ketiga, sementara Jepang dan Jerman pada posisi ke empat
dan ke lima.2
China menjadikan proyek-proyek BRI sebagai ujung
tombak diplomasi di berbagai belahan dunia. Kebijakan global
yang diluncurkan sejak 2013 ini belum menemui tandingannya
hingga akhir tahun 2021. Hingga bulan September 2021 nilai
seluruh proyek BRI di berbagai belahan dunia telah melampaui
4 triliun dolar AS.3 Sementara itu hingga bulan Desember 2021
sekitar 142 negara telah menandatangai MOU dengan China
untuk menjadi bagian dari BRI.4
Baru pada tahun 2021 negara-negara Barat dibawah
kepemimpinan Joe Biden berusaha menyusun strategi yang
mirip BRI China yang dikenalkan ke Pertemuan Puncak G7
berupa Build Back Better World (B3W). Namun hingga kini
masih belum terlalu jelas detail dan komitmen anggaranya.
Sehingga sepenuhnya tidak bisa dibandingkan dengan
BRI. Model diplomasi ekonomi yang diluncurkan China
memang unik dan menakjubkan karena menarik perhatian
mayoritas negara-negara berkembang yang belum pernah
mendapatkan tawaran sejenis dari Barat yang sudah lebih

2
Alex Tanzil, “China’s growth set to drive global economy in
post-pandemic years,” business-standard,com, April 7, 2021, https://
www.business-standard.com/article/international/china-s-growth-
set-to-drive-global-economy-in-post-pandemic-years-121040700186_1.
html
3
“China Belt and Road Projects Value Now Exceeds US$4 Trillion,”
Silk Road Briefing, 16 September 2021, https://www.silkroadbriefing.
com/news/2020/11/25/china-belt-and-road-projects-value-now-
exceeds-us4-trillion/
4
Christoph Nedopil, ““Countries of the Belt and Road Initiative”;
Shanghai, Green Finance & Development Center, FISF Fudan University,
www.greenfdc.org

68 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


dahulu menancapkan pengaruhnya dalam bidang ekonomi.
Namun BRI membuat negara berkembang terbuka matanya
adanya sebuah alternatif pembangunan negara yang jauh
lebih menarik dan kongkrit. Sehingga sekalipun Barat
membujuk negara-negara berkembang agar jangan terjebak
kedalam jebakan hutang China, namun himbauan ini terasa
berbau politik yang sangat kuat. Sehingga tidak semua negara
berkembang memperhatikan upaya Barat menelikung BRI.

Proyek BRI di ASEAN


Negara-negara ASEAN merupakan negara tetangga
China sehingga termasuk kawasan yang mendapat perhatian
khusus dari China. Diantara negara-negara ASEAN Indonesia
tergolong beruntung karena paling banyak menerima bantuan
proyek BRI dari China sebanyak 172,11 milyar dolar AS.
Berikutnya adalah Vietnam (151,68 milyar dolar AS), Kamboja
(103,96 milyar dolar AS), Malaysia (98,46 milyar dolar AS),
Singapura (70,9 milyar dolar AS), Laos (47,7 milyar dolar AS),
Brunei (35,9 milyar dolar AS), Myanmar (27,24 milyar dolar
AS), Thailand (24,11 milyar dolar AS), Philipina (9,4 milyar
dolar AS).5
Pandemi covid-19 dan rivalitas AS-China mengubah
posisi ASEAN sebagai rekanan dagang China terbesar
menggantikan posisi Eropa yang pada 2019 merupakan
rekanan dagang China terbesar.6 ASEAN bukan hanya
5
“Belt and Road Initiative in South and Southeast Asia: A Mixed
Bag,” 10 Maret 2021, https://www.newsilkroadnetwork.com/zh/
news-cn/166-belt-and-road-initiative-in-south-and-southeast-asia-a-
mixed-bag
6
Kaho Yu, ““The Belt and Road Initiative in Southeast Asia after
COVID-19: China’s Energy and Infrastructure Investments in Myanmar,”
ISEAS, 6 April 2021, https://www.iseas.edu.sg/articles-commentaries/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 69


rekanan dagang terbesar China namun juga kawasan yang
paling banyak menerima investasi BRI (36%) dibandingkan
dengan kawasan lain diseluruh dunia.7 Ada tidak kurang dari
53 proyek BRI diseluruh negara ASEAN pada saat ini.8
Kedekatan China dan ASEAN semakin diperkokoh
dengan diselenggarakannya pertemuan virtual antara Xi
Jinping dan para pemimpin ASEAN pada Nopember 2021.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan pada 22 Nopember
2021 tersebut kedua belah sepakat meningkatkan kerjasama
menjadi comprehensive strategic partnership. Xi Jinping mene­
gaskan bahwa China akan memprioritaskan ASEAN dalam
diplomasi dengan negara tetangganya, mendukung persatuan
ASEAN, mendukung sentralitas ASEAN dalam arsitektur
regional, dan mendukung ASEAN untuk memain­kan peran
lebih besar dalam diplomasi regional dan internasional.9
Untuk mendukung upaya kesehatan negara-negara
ASEAN China akan menyumbangkan 150 juta dosis vaksin.
Disamping itu, China juga berjanji akan memberikan bantuan
sebanyak 1,5 milyar dolar AS untuk menangani pandemi dan
mendorong pemulihan ekonomi ASEAN.10 China juga siap

iseas-perspective/2021-39-the-belt-and-road-initiative-in-southeast-
asia-after-covid-19-chinas-energy-and-infrastructure-investments-in-
myanmar-by-kaho-yu/
7
Ibid
8
Albert Francis Park, Angela Tritto, Dini Sejko, “The Belt and Road
Initiative in ASEAN – Overview,” Institute For Emerging Market Studies,
12 Oktober 2021, https://iems.ust.hk/publications/reports/uob-bri-
overview
9
“China, ASEAN form comprehensive strategic partnership as
Xi chairs summit,” 22 Nopember 2021, http://english.www.gov.cn/
news/topnews/202111/22/content_WS619b8df5c6d0df57f98e54c6.
html
10
Ibid

70 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


membeli produk-produk pertanian ASEAN senila 150 milyar
dolar AS dalam lima tahun kedepan. Xi Jinping juga mengajak
negara-negara ASEAN untuk memperdalam kerjasama
dalam bidang pertahanan, counter terrorism, kerjasama
dalam bidang maritim, melawan kejahatan internasional, dan
manajemen bencana.11

Proyek BRI di Asia Selatan


Asia Selatan merupakan kawasan lain di Asia yang
secara khusus juga mendapat perhatian dari China. Salah
satu proyek BRI terkemuka di Asia Selatan adalah proyek
China Pakistan Economic Corridor (CEPEC). Proyek raksasa
ini menghubungkan pelabuhan Gwardar di Pakistan selatan,
yang berada di laut Arab atau Timur Tengah dengan Xinjiang
sebuah propinsi di bagian barat China. Proyek ini terdiri dari
jalan raya, jalan kereta api dan jalu pipa minyak sepanjang
3000 km.12 Diharapkan dengan dijalankannya proyek raksasa
ini akan menciptakan 30.000 pekerjaan di Pakistan dan dalam
15 tahun kedepan akan menambah 800.000 pekerjaan lain di
Pakistan.13
Proyek terkemuka kedua di Asia Selatan adalah
Bangladesh China India Myanmar Corridor (BCIMC) yang
diharapkan akan menghubungkan kawasan China Barat Daya
dengan India timur laut melewati Bangladesh dan Myanmar.14
Walaupun China telah mengajukan prakarsa ini sejak 2009,

11
Ibid
12
“BRI and South Asia – Achieving Global Connectivity,” SAT
Times, 1 Juli 2021, https://www.satimes.tv/bri-and-south-asia-
achieving-global-connectivity/
13
Ibid
14
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 71


akan tetapi kecurigaan India terhadap maksud dan tujuaan
BCIMC yang dikhawatirkan akan mengisolasi India, membuat
proyek tersebut akhirnya dihentikan kelanjutannya pada 2019.
Proyek ketiga adalah Trans-Himalayan Economic Corridor
berupa jaringan kereta api yang akan menghubungkan
China dan Nepal.15 Hingga kini pembicaraan proyek tersebut
masih terus berlangsung bahkan melibatkan Pakistan dan
Afghanistan. Namun masih belum jelas rencana realisasi dari
proyek tersebut karena belum adanya kesepakatan tentang
sumber pembiayaannya.
Proyek BRI keempat di Asia Selatan adalah pembangunan
pelabuhan Hambantota di Sri Lanka. Semua proyek yang
dibantu China ini dikritik media Barat sebagai diplomasi
perangkap hutang China. Sri Lanka terlibat hutang dengan
China dan karena tidak sanggup terpaksa menyerahkan
80 saham Hambantota kepada China. Sementara pihak
pemerintah Sri Lanka hanya mendapatkan 20%. Sri Lanka
terikat oleh perjanjian sewa pelabuhan selama 99 tahun.16
Namun apa kampanye negatif yang dilancarkan Barat ternyata
tidak terbukti. Dalam waktu satu tahun setelah penyerahan
Hambantota kepada China tahun 2017, pelabuhan tersebut
menunjukkan kinerja positip dengan kenaikan volume
pekerjaan hingga 136%.17 Bahkan hingga awal 2021 aktifitas
terus meningkat dalam mana mobil-mobil dari India, Korea,
Jepang dan China masuk ke Hambantota sebelum diteruskan
15
Ibid
16
Saikiran Kannan, “Exclusive: Revival of Hambantota port in
Sri Lanka may strengthen China’s position in Indian Ocean, India
Today, 19 Maret 2021, https://www.indiatoday.in/world/story/
revival-hambantota-port-sri-lanka-strengthen-china-position-indian-
ocean-1781171-2021-03-19
17
Ibid

72 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


ke Timur Tengah, Afrika Selatan dan Amerika Selatan.18
Bahkan pemerintah Sri Lanka telah menandatangani perjanjian
pembangunan fasilitas LNG di pelabuhan Hambantota senilai
97,2 juta dolar AS. Sedangkan China juga akan membangun
sebuah pabrik ban disekitar pelabuhan Hambantota dengan
nilai investasi 300 juta dolar AS akan mulai beroperasi tiga
tahun kedepan.19
Susah dipungkiri bahwa apa yang dilakukan China
dengan proyek BRI di Asia Selatan sangat membantu
pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut. Bahwa
mereka harus berhutang pada China memang merupakan
suatu kenyataan. Akan tetapi bahwa mereka kini memiliki
infrastruktur moderen dengan bantuan BRI juga suatu hal
yang tidak pernah mereka peroleh dari negara-negara Barat
yang sangat tidak suka dengan proyek-proyek BRI.

Proyek BRI di Timur Tengah


China memandang Timur Tengah sebagai kawasan
strategis yang menghubungkan Eropa, Afrika dan Asia.
Timur Tengah juga merupakan sumber minyak dan gas alam
yang sangat diperlukan China dalam proses pembangunan
ekonominya. Lebih dari separuh kebutuhan minyaknya
dan sekitar 20% kebutuhan gas alam China diimport dari
kawasan tersebut. Itulah sebabnya China terus meningkatkan
kepentingan ekonomi, strategis dan diplomasinya dengan
kawasan tersebut.20

18
Ibid
19
Ibid
20
Mehwish Kayan, “BRI project thriving in Middle East,” Modern
Diplomacy, 15 April 2021, https://moderndiplomacy.eu/2021/04/05/
bri-project-thriving-in-middle-east/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 73


Beberapa negara di Timur Tengah merupakan negara-
negara sangat penting bagi China dan membuat proyek BRI
sangat berkembang di kawasan ini. Saat ini China merupakan
rekanan dagang terbesar Kerajaan Arab Saudi. Uni Emirat
Arab merupakan tujuan investasi China kedua terbesar di
Timur Tengah. Sementara Iran merupakan pemasok minyak
lain bagi China dan berfungi mengurangi ketergantungan
pada Arab Saudi. Mesir menjadi bagian dari negara penting
bagi China karena terusan Suez merupakan jalur utama
perdagangan China ke Eropa.21
Secara khusus sejak Digital Silk Road dikembangkan
sebagai bagian tak terpisahkan dari BRI negara-negara
Arab sangat berminat untuk bergabung. Mereka sangat
berharap untuk dapat mengembangkan jaringan teknologi
informasi mutakhir.22 Lima raksasa teknologi internet China
menyambut hangat tantangan tersebut. Tencent, Alibaba,
Baidu, Xiaomi, dan Didi adalah kelima raksasa teknologi
internet China yang sangat bersemangat untuk terjun ke
pasar Timur Tengah.23 Sejak 2017 Alibaba telah merancang
sebuah “Kota Tekhnologi” dengan investasi senilai 600
juta dolar AS. Kota itu dirancang untuk memfasilitasi 3000
perusahaan yang bergerak dalam bidang robotik, artificial
intelligence, dan aplikasi mobile di dekat pelabuhan Jebel Ali,
Dubai, Uni Emirat Arab. Langkah awal Ali Baba ini segera
diikuti raksasa teknologi China lainnya.24 Proyek teknologi

21
Ibid
22
“The Middle East’s Role in China’s Digital Silk Road, “ The Mena
Catalysts, 7 Juli 2021, https://themenacatalysts.com/the-middle-easts-
role-in-chinas-digital-silk-road/
23
Ibid
24
Ibid

74 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


China sangat cepat mencapai popularitas di kawasan Tmur
Tengah karena harga yang lebih murah dibandingkan dengan
produk-produk Barat. Perkembangan ini membuat BRI di
Timur Tengah tidak hanya bergerak dalam proyek-proyek
fisik namun juga proyek-proyek digital.25
Berikut adalah beberapa proyek digital di Timur Tengah
yang dibantu oleh perusahaan-perusahaan teknologi China.
Di Arab Saudi saat ini Huawei sedang bekerjasama dengan
Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi untuk
mengembangkan infrastruktur digital untuk mengelola para
jamaah haji dan umrah dan juga mengelola urusan kamar
hotel di Mekah dan Madinah. Di Dubai saat ini Huawei sedang
membangun Modular Data Center Complex di pelabuhan
Internasional dan bekerjasama dengan Dubai Electricity and
Water Authority untuk membangun infrastruktur fiber optic
dan video surveillance.26
Di Uni Emirat Arab Huawei juga sedang membangun
Pusat Data Timur Tengah dan Afrika sedangkan di Abu
Dhabi sedang membangun Pusat Data Pemulihan Bencana
Kota.27 Di Mesir China membangun distrik bisnis yang berada
di calon ibu kota baru. Sementara di Israel China membantu
pengembangan smart city dan membangun teknologi kamera
pengawasan.28
Terkait dengan peringatan AS atas bahaya penggunaan
Huawei, kebanyakan para pejabat di Timur Tengah

25
Ibid
26
Dale Aluf, “China’s interests in The Middle East: from barrels to
bytes,” Asia Times, 15 Oktober 2021, https://asiatimes.com/2021/10/
chinas-interest-in-the-middle-east-from-barrels-to-bytes/
27
Ibid
28
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 75


tampaknya tidak terlalu khawatir bahwa teknologi akan
merugikan negara-negara Timur Tengah. Mereka bahkan
cenderung menerima teknologi China. Bahkan menurut
Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi, Abdullah A.
Alswaha, mereka justru bangga bekerjasama dengan China
dan yakin akan membantu mereka menuju ekonomi berbasis
teknologi.29 China sendiri tampaknya cenderung membatasi
diri pada bidang ekonomi dan diplomasi dan membiarkan AS
tetap mendominasi sektor keamanan dan strategis lainnya.30

Proyek BRI di Afrika


China saat ini merupakan investor terbesar, rekanan
dagang terbesar dan penyedia layanan digital terkemuka
di Afrika.31 China mulai memainkan peran strategis di
Afrika sejak mengungguli AS sebagai investor terbesar
di Afrika sekitar tahun 2013.32 Menurut Shirley ada be­
berapa alasan mengapa China bersemangat untuk terus
mening­katkan investasinya ke Afrika. Pertama, tahun 2050
diperkirakan penduduk Afrika akan berjumlah sekitar 2,5
juta orang ditengah penduduk China akan akan semakin
berkurang. Dengan jumlah penduduk yang sedemikian
besar diperkirakan jumlah penduduk usia muda di Afrika
29
Ibid
30
Zainab Zaheer, “China’s Footprint in the Middle East,” China
Focus, 24 Nopember 2021, https://www.chinausfocus.com/foreign-
policy/chinas-footprint-in-the-middle-east
31
Shirley Ze You,”China-Africa Initiative,” The London School of
Economics and Political Science, https://www.lse.ac.uk/africa/china-
africa-initiative/china-africa-initiative
32
Shirley Ze Yu,” Why substantial Chinese FDI is flowing into
Africa,” London School of Economics and Political Science, April 2, 2021,
https://blogs.lse.ac.uk/africaatlse/2021/04/02/why-substantial-
chinese-fdi-is-flowing-into-africa-foreign-direct-investment/

76 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


akan berlipat jumlahnya dan merupakan pasar besar di masa
depan. Kedua, meningkatnya tingkat kemakmuran China
berpengaruh pada tingkat penghasilan yang tinggi demikian
pula buruh China. Berdasarkan perkembangan dalam negeri
China akan lebih menguntungkan melakukan investasi
di Afrika dengan upah buruh yang masih rendah. Ketiga,
meningkatnya jumlah kelas menengah China tahun 2030 dari
400 juta menjadi 800 juta membutuhkan impor produk-produk
pertanian yang semakin tinggi. Perang dagang dengan AS
membuat China menjadikan Afrika sebagai pengganti sumber
import produk pertanian. Keempat, Afrika dengan penduduk
kelas menengah berjumlah tidak kurang dari 350 juta orang
membuat permintaan akan pengembangan kota cerdas, enerji,
konsumsi, pendidikan, hiburan, keuangan dan kesehatan akan
meningkat pesat. Perkembangan demografis ini sudah barang
tentu merupakan pasar empuk bagi perusahaan-perusahaan
China yang selama ini sukses mengeduk keuntungan dari
pasar domestik yang serupa.33
Dalam sepuluh tahun terakhir China masih tetap dikenal
sebagai investor terbesar di Afrika. Investor kedua adalah AS
diikuti oleh Perancis dan Turki.34 China melakukan investasi
aantara lain melalui proyek-proyek BRI. Walaupun proyek
China ini sering disebut Barat sebagai proyek yang hanya
menciptakan perangkap hutang (debt trap) bagi negara yang
meminjam hutang China. Namun sebetulnya pernyataan
itu tidak seluruhnya benar. Sebagaimana dikatakan Judd

33
Ibid
34
Victor Oluwole, “Here are the top 15 investors in Africa in the
last decade – report,” Business Insider, June 22, 2021, https://africa.
businessinsider.com/local/markets/here-are-the-top-15-investors-in-
africa-in-the-last-decade-report/62532rh

Rivalitas AS vs China di Era Biden 77


Devermont, Ketua Program Africa, Center for Strategic and
International Studies dalam sebuah dengar pendapat di
Kongres AS. Kontribusi China dalam proyek pembangunan
Afrika merupakan bagian sentral dari strategi pembangunan
di negara-negara tersebut. Proyek-proyek infrastruktur yang
dibangun China di Afrika berhasil membangun jalan raya,
jalan kereta api, dan pelabuhan yang memang benar-benar
dibutuhkan negara-negara Afrika. Pada saat yang bersamaan
tidak banyak negara-negara Barat yang tidak berhasil
mewujudkan impian Afrika tersebut.35
Nigera, negara terpadat penduduknya dan terbesar
ekonominya di Afrika merupakan peneriman proyek BRI
paling banyak di benua tersebut. China telah membantu
Nigeria dalam membangun jaringan kereta api dan pelabuhan
udara. Proyek-proyek yang dibangun China sudah tentu
memaksa Nigeri untuk berhutang pada China. Akan tetapi
dengan adanya pembangunan proyek bersekala besar
mendukung terbentuknya ribuan lapangan kerja baru bagi
warga Nigeria.36 Tidak dapat dipungkiri bahwa proyek-proyek
BRI menumbuhkan sektor industri lain yang bermanfaat
bagi Nigeria. Secara umum kehadiran proyek-proyek rakasa
yang dibangun China berhasil menumbuhkan citra positif
negeri panda di Nigeria. Sesuatu yang sudah barang tentu
diharapkan China sebagai bagian dari soft-power diplomasi
yang dilancarkan China dengan memanfaatkan proyek-

35
Pearl Risberg, “ The Give and Take of BRI, CSIS, 2021, https://
www.csis.org/give-and-take-bri-africa
36
Krystal Lee and Toheep Amuda, “BRI Initiative in Africa,”
Arbitration Blog, March 22, 2021, http://arbitrationblog.practicallaw.
com/bri-initiative-in-africa/

78 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


proyek BRI.37
Kenya adalah negara kedua di Afrika setelah Nigeria
yang menerima bantuan sangat banyak dalam kontek
BRI. Proyek terkemuka di Kenya adalah jalan kereta api
dari kota pelabuhan, Mombasa, ke ibukota Nairobi. Inilah
proyek terbesar di Kenya sejak negara tersebut menyatakan
kemerdekaannya pada 1963.38 Proyek jalan kereta sepanjang
470 km tersebut tidak hanya menjadi kebanggan bangsa
Kenya namun juga membantu mengembangkan konektifitas
komersial dan perdagangan di kawasan Afrika Timur.
Sementara itu perusahaan China yang mengembangkan
bisnisnya di Kenya juga membatu meningkatkan lapangan
kerja di Kenya.39 Perusahaan-perusahaan China lebih banyak
mempekerjakan penduduk Kenya dibandingkan dengan
perusahaan asing non-China. Para investor China juga
menyediakan beasiswa bagi para pelajar Kenya.40 Kenya juga
terkesan dengan cara kerja orang-orang China yang cepat
dan efisien. Pembangunan jaringan kereta api cepat di Kenya
memotong waktu perjalanan kereta dari 12 jam menjadi 4 jam
sehingga mendorong pertumbuhan dan perkembangan bisnis
di Kenya.41 Kenya menganggap tuduhan Barat tentang debt

37
Nwachukwu Egbunike, “Belt and Road Initiative projects ramp
up Nigeria’s favourable perception of China,” Global Voices, June 7,
2021, https://globalvoices.org/2021/06/07/belt-and-road-initiative-
projects-ramp-up-nigerias-favourable-perception-of-china/
38
Ibid
39
“Kenya remains a key ally to China’s BRI implementation
in Africa,” trademarkea, 2020, https://www.trademarkea.com/
news/kenya-remains-a-key-ally-to-chinas-bri-implementation-in-
africa/
40
Candice S. Newcomb, “The Impacts of Chinese Investment on the
Kenyan Economy,” A Theses, 2020, Chapman University.
41
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 79


trap terlalu mengada-ada. Dalam kenyataan negara-negara
Barat kesulitan menyediakan dana untuk pembangunan
infrastruktur yang sangat dibutuhkan Kenya. Sementara pada
saat bersamaan China mampu menyediakan pinjaman untuk
membiayai proyek-proyek infrastruktur di Kenya.

Pengembangan Ekonomi Digital


Kerjasama ekonomi China dan Afrika membuka pintu
lebih luas bagi pengembangan ekonomi digital. Sebagai benua
dengan 300 juta kelas menengah, usia rata-rata 20 tahun,
dengan setengah milyar penduduk yang terhubung dengan
tilpun seluler, kini Afrika merupakan pasar smartphone yang
paling cepat berkembang di dunia saat ini.42 Besarnya potensi
generasi muda yang melek digital dan potensi pertanian yang
besar plus tumbuhnya potensi sektor industri merupakan
lingkungan yang bagus untuk pengembangan kewiraswastaan
digital. Yang diperlukan Afrika adalah sebuah ekosistem dan
infrastruktur digital yang kuat dan bisa diandalkan. Pada titik
inilah China mampu memainkan peran strategis bagi Afrika.43
Saat ini China sedang membangun dua proyek
kabel bawah laut di Afrika. Kabal bawah laut merupakan
sistem pengiriman data internasional yang mencakup 95%
pengiriman data dan jauh lebih banyak dibanding pengi­
riman data melalui satelit. Dibawah bendera Huawei Marine
Network China sedang mengerjakan proyek PEACE atau
Pakistan and East Africa Connecting Europe. Proyek ini

42
Shirley Ze Yu, “Three reasons why Africa’s digital future is deeply
intertwined with China,” LSE, March 1, 2021, https://blogs.lse.ac.uk/
africaatlse/2021/03/01/three-reasons-why-africas-digital-future-is-
deeply-intertwined-with-china/
43
Ibid

80 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


merupakan jaringan kabel bawah laut sepanjang 15.000 km
yang menghubungkan Pakistan, Djibouti, Kenya, Sychelles,
Afrika Selatan dan Marseille, Perancis.44
Proyek yang kedua 2Africa yang kelak akan menjadi
jaringan kabel bawah laut terpanjang didunia. Proyek ini
dikerjakan oleh sebuah konsorsium yang terdiri dari China
Mobile International, Djibouti Telecom, Facebook, MTN
GlobalConnect, Orange, Saudi Telecom Company (STC),
Telecom Egypt, Vodafone and WIOCC (West Indian Ocean
Cable Company).45 Proyek jaringan kabel bawah laut ini terus
dikembangkan dan sejak bulan September 2021 jaringan ini
diperlukan hingga kelak akan mampu menghubungkan
kawasan Afrika, Eropa dan Asia sebagaimana diumumkan
facebook.46 Sudah barang tentu dua jaringan kabel bawah laut
ini menopang kemajuan perekonomian negara-negara Afrika
serta sudah barang tentu mereka yang terjun kedalamnya.

Meluasnya Penggunaan Bahasa Mandirin


Meluasnya penggunaan bahasa Mandarin di negara-
negara Afrika dewasa ini merupakan cermin meningkatnya
pengaruh China bukan hanya dalam bidang ekonomi dan
teknologi tapi juga dalam penggunaan bahasa Mandarin.

44
Brian Gicheru Kinyua, “How China is Winning the Subsea
Internet Cable Competition in Africa,” Maritime Executive, March 22,
2021, https://www.maritime-executive.com/editorials/how-china-is-
winning-the-subsea-internet-cable-competition-in-africa
45
Ibid
46
Andrew Hutchinson, “Facebook Announces Expansion of 2Africa
Subsea Cable Project to Connect the Next Billion Users,” Social Media
Today, September 28, 2021, https://www.socialmediatoday.com/news/
facebook-announces-expansion-of-2africa-subsea-cable-project-to-
connect-the/607328/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 81


Secara bertahap negara-negara Afrika mulai membuka
pelajaran bahasa Mandarin di sekolah-sekolah sejak semakin
banyaknya perusahaan-perusahaan China yang melakukan
operasinya di sebagian besar negara-negara Afrika. Bahasa
Mandirin kini dapat disaksikan di sekolah-sekolah yang
terpencil jauh dari kota-kota besar Afrika. Sebuah SD yang
terletak ribuan kilometer dari Nairobi. Di sekolah ini terdengar
anak-anak melagukan lagu kebangsaan China dengan
menggunakan bahasa Mandarin.47 Meluasnya penggunaan
bahasa Mandiri sejalan dengan meningkatnya proyek-proyek
pembangunan yang mendapatkan bantuan dari pemerintah
China. Proyek-proyek pembangunan jalan raya, dam, stadium
dan gedung-gedung pencakar langit yang melibatkan banyak
pekerja China menghadirkan kebutuhan para penterjemah
bahasa Mandarin. Kebutuhan ini dan keinginan anak-anak
muda China bepergian, melanjutkan studi dan berbisnis
di China merupakan alasan mengapa pengajaran bahasa
Mandarin terus berkembang di Afrika.48
Pada Januari 2020 pemerintah Kenya mengumumkan
secara resmi bahwa bahasa Mandarin akan dimasukkan
kedalam kurikulum sekolah dasar. Keputusan pemerintah
Kenya ini bukan hal baru di kawasan Afrika karena sebe­
lumnya Tanzania, Rwanda, Uganda, Zimbabwe, dan Afrika
Selatan telah lebih dahulu melakukan hal yang sama.49

47
Aanu Adeoye and Idris Mukhtar, “China’s influence in Africa
grows as more young people learn to speak Mandarin,” CNN, April
11, 2019, https://edition.cnn.com/travel/article/mandarin-language-
courses-africa-intl/index.html
48
Ibid
49
Susie Berya, “Is Mandarin Chinese the language of East
Africa’s future?” Global Voice, July 23, 2021, https://globalvoices.
org/2019/07/23/is-mandarin-chinese-the-language-of-east-africas-

82 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


China juga mengembangkan Confucious Institute dan
Confucious Classroom. Saat ini diseluruh Afrika telah berdiri
51 Confucious Institute. Para pemimpin negara-negara di
Afrika berpendapat bahwa pengembangan bahasa China
dan budaya China di Afrika diperlukan untuk meningkatkan
daya saing generasi muda Afrika serta mendukung kerjasama
bisnis dengan China.50 Menarik untuk dicatat bahwa pada saat
negara-negara maju membatasi aktifitas Confucious Institute
karena alasan politik, negara-negara Afrika, sebaliknya, tidak
menganggap lembaga-lembaga kebudayaan China ini sebagai
ancaman bagi keamanan mereka.51 negara-negara Afrika
yang memfasilitasi pendirian lembaga China pada umumnya
berpendapat bahwa bahasa Mandarin justu memperteguh
kerjasama ekonomi dengan China.52

China Dominasi Teknologi 5G Afrika


Sejak Donald Trump melarang negara-negara sekutu
AS menggunakan teknologi 5G buatan Huawei beberapa
negara Barat dan Asia mulai melarang penggunaan teknologi
Huawei khususnya teknologi 5G. Sekalipun demikian
bukan semua negara didunia mengikuti himbauan Trump
dan menolak 5G buatan Huawei. Beberapa anggota NATO
tidak peduli dengan himbauan Trump dan mereka memilih
menggunakan teknologi 5G buatan Huawei. Negara-negara

future/
50
Ibid
51
Ibid
52
“Chinese Mandarin in African Schools – Neo-Colonialism or
Developmental Relationship?” Future Africa Forum, January 20, 2020,
http://futureafricaforum.org/2020/01/20/chinese-mandarinin-
african-schools-neo-colonialism-or-developmental-relation­
ship/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 83


tersebut adalah Hongaria, Inslandia, Belanda, Turki. Arab
Saudi dan Uni Emirat Arab yang merupakan negara sahabat
AS pun memilih menggunakan teknologi 5G Huawei.53 Di
Afrika, Afrika Selatan merupakan negara yang pertama
menggunakan teknologi 5G Huawei.54 Kenya adalah negara
lain di Afrika yang menganggap peringatan AS bahwa
teknologi 5G Huawei membahayakan keselatan negara dan
pribadi sebagai peringatan yang terlalu bermuatan politis
tanpa disertai bukti yang nyata.55 Kenya memang negara
kedua di Afrika yang meluncurkan penggunaan teknologi 5G
buatan Huawei.56 Teknologi 5G Huawei yang relatif murah
dan mudah didapatkan membuat negara lain di Afrika
segera memilihnya. Nigeria, Gabon, dan Uganda adalah
negara Afrika lain yang memilih teknologi Huawei untuk
membangun jaringan 5G mereka.57
Ditengah tekanan diplomatik besar-besaran yang
dilancarkan AS terhadap Huawei bukan berarti Huawei
kehilangan kesempatan dalam mengembangkan teknologinya.

53
David Sacks,”China’s Huawei is Winning the 5G Race. Here
is What the United States Should Do to Respond,” Council on Foreign
Relations, March 29, 2021, https://www.cfr.org/blog/china-huawei-
5g
54
Ibid
55
“Kenya dismisses US in Chinese 5G spy claims,” Business Daily
Africa, March 29, 2021, https://www.businessdailyafrica.com/bd/
economy/kenya-dismisses-us-chinese-5g-spy-claims-333999
56
Carlos Mureithi,”Kenya becomes the second African country
to roll out 5G,” Quartz, July 12, 2021, https://qz.com/africa/1990724/
kenya-becomes-the-second-african-country-to-launch-5g/
57
Luke Argue, “Big Investment Or Big Brother: How China’s 5G
Dominance In Africa Will Enable Chinese Monitoring Of African Internet
Traffic,” The Dark Wire, June 24, 2021, https://thedarkwire.com/big-
investment-or-big-brother-how-chinas-5g-dominance-in-africa-will-
enable-chinese-monitoring-of-african-internet-traffic/

84 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Sebuah operator telkom terbesar di Perancis, Orange, justru
memutuskan untuk bekerjasama dengan Huawei dalam
mengembangkan teknologi 5G di Afrika. Ini menunjukkan
bahwa kualitas teknologi Huawei memang sangat bagus dan
dapat dipercaya.58
Bulan Juni 2021 Senegal memutuskan untuk membangun
sebuah Pusat Data Nasional Digital. Proyek ini akan dibantu
China dan akan menggunakan teknologi Huawei untuk
pembangunannya.59 Sebelumnya, China juga telah membantu
membangun proyek infrastruktur berbasis teknologi dan
e-government. Sehingga Senegal tidak ada keraguan dalam
bekerjasama dengan China dalam pembangunan infrastruktur
teknologi. Justru China membantu Senegal dalam hal
pendanaan walaupun berupa hutang luar negeri.60
Di Burkina Faso sebuah proyek jaringan serta optik
sepanjang 800 km dilengkapi dengan 900 kamera pengawas.
Proyek yang disebut sebagai Smart Project ini membutuhkan
dana sebanyak 60 juta Euro yang dananya berupa pinjaman
dari Bank Exim China. Proyek ini diharapkan untuk
meningkatkan sistem keamanan dengan menggunakan sistem
pengawasan digital. Huawei menjadi pilihan pemerintah
Burkina Faso harganya lebih murah dibandingkan sistem
yang ditawarkan Nokia, Alcatel, Erricson maupun Samsung.61

58
“French Orange to rollout Huawei 5G gear in Africa,” Global Times,
June 30, 2021, https://www.globaltimes.cn/page/202106/1227508.
shtml
59
Melissa Govender, ”The West looks on as Africa opts for China’s
Digital Silk Road programme,” Business Live, July 18, 2021, https://
www.businesslive.co.za/bd/opinion/2021-07-18-the-west-looks-on-as-
africa-opts-for-chinas-digital-silk-road-programme
60
Ibid
61
“Chinese tech, ignored by the West is taking over Africa’s

Rivalitas AS vs China di Era Biden 85


Sukses China dalam mendominasi teknologi 5G di
Afrika ini disebabkan oleh beberapa hal. Menurut Cobus
van Staden, seorang peneliti Afrika-China di South African
Institute of International Affairs, Johanesburg, Afrika Selatan,
keberhasilan China disebabkan oleh beberapa hal. Pertama,
pemerintah-pemerintah Afrika saat ini sangat membutuhkan
konektfitas digital disemua tingkat mulai dari jaringan
hingga handset. Kedua, perusahaan-perusahaan China pada
umumnya memiliki akses ke bank-bank besar milik peme­
rintah China sehingga sangat mudah untuk membangun
jaringan telekomunikasi yang membutuhkan biaya sangat
besar. Ketiga, perusahaan-perusahaan China tidak memiliki
pesaing yang tangguh di pasar Afrika yang biasanya diabaikan
oleh Barat62
Menurut Iginio Gagliardone, seorang pakar China di
University of Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan,
sukses Huawei di Afrika disebabkan oleh dua hal. Pertama,
perusahaan-perusahaan China memiliki hubungan yang dekat
dengan bank-bank pemerintah China sehingga mereka dapat
menawarkan harga yang lebih murah dari pesaing-pesaing
lainnya. Kedua, bank-bank tersebut biasanya menentukan
bahwa perusahaan China, dalam hal ini Huawei, yang akan
mensuplai teknologinya. Sehingga teknologi Huawei dengan
sendirinya menjadi pemain utama dalam proyek-proyek
telekomunikasi di Afrika yang dibiayai dengan pinjaman
cyberspace,” rfi, July 22, 2021, https://www.rfi.fr/en/science-and-
technology/20210722-chinese-tech-ignored-by-the-west-is-taking-over-
africa-s-cyberspace
62
Jie Xie, “Analysts: China Expanding Influence in Africa Via
Telecom Network Deals,” VOA News, August 14, 2021, https://
www.voanews.com/a/economy-business_analysts-china-expanding-
influence-africa-telecom-network-deals/6209516.html

86 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


dari China. Disamping itu perusahaan-perusahaan China
pada umumnya dekat dengan pemerintah daerah dan pandai
memenuhi keinginan mereka.63 Tradisi budaya China inilah
yang menjadi kunci keberhasilan Huawei di Afrika. Hal
itu pula yang membuat negara-negara Afrika cenderung
memilih Huawei untuk membangun jaringan teknologi 5G
karena mereka pulalah yang membangun jaringan teknologi
3G dan 4G sebelumnya. Sehingga negara-negara Afrika pada
umumnya sudah lebih dahulu mengenal Huawei dibanding
perusahaan-perusahaan Barat.
China tidak berhenti dalam usahanya mendominasi
infrastruktur digital di seluruh Afrika yang bakal memberi
keuntungan ekonomi bagi negerinya. Pada akhir bulan
Agustus 2021 Wakil Menteri Luar Negeri China, Deng Li,
mengajukan sebuah proposal tentang China-Afrika Patnership
Plan on Digital Inovation. Proposal ini diajukan dalam China-
Africa Internet Development and Cooperation Forum di
Beijing pada 24 Agustus 2021.64 Proposal ini sudah tentu akan
semakin memperteguh dominasi Huawei pada infrastruktur
telekomunikasi Afrika yang hingga kini belum menghadapi
pesaing besar yang mampu menandingi China di Afrika.
China patut melakukan hal ini karena selama 12 tahun
berturut-turut merupakan rekanan dagang terbesar Afrika.
Hingga bulan Juli 2021 perdagangan kedua negara mencapai
angka $139.1 milar dolar AS atau naik sekitar 40%. Sementara
investasi langsung di berbagai sektor mencapai angka $2.07

63
Ibid
64
“China will work with Africa to formulate and implement a
China-Africa Partnership Plan on Digital Innovation,” Ministry of Foreign
Affairs, August 27, 2021, https://www.mfa.gov.cn/ce/cgauchm/eng/
sghd_1/t1902526.htm

Rivalitas AS vs China di Era Biden 87


milyar dolar AS, lebih banyak dari investasi langsung sebelum
covid-19.65 Prestasi China ini sudah tentu mendukung
sepenuhnya upayanya mendominasi teknologi 5G di Afrika.
Yang jelas kemajuan China di Afrika yang tampak tak ter­
bendung ini sudah tentu menjadi keprihatinan Joe Biden.

Diplomasi Ekonomi China di Amerika Latin


Sekalipun Amerika Latin merupakan kawasan yang
secara geografis relatif dekat dengan AS tapi bukan merupa­
kan halangan bagi China untuk menanam dan melebarkan
pengaruhnya ke kawasan tersebut. Selama dua puluh tahun
terakhir China telah berkembang menjadi tujuan ekspor
utama negara-negara Amerika Latin. Sebaliknya China juga
merupakan salah satu investor terkemuka dalam proyek
pengembangan pusat-pusat tenaga listrik, pertambangan
dan infrastruktur transportasi. Bahkan serangan covid-19
sepanjang 2020 tidak banyak mengurangi aktifitas ekonomi
China dikawasan tersebut.66 Kampanye negatif yang
dilancarkan AS tentang bahaya jebakan hutang China tak
banyak berpengaruh karena mayoritas pemerintah dan warga
Amerika Latin cenderung bisa menerima China dengan
segenap konsekwensinya.67
Nilai perdagangan China dengan kawasasan tersebut
selama dua puluh tahun terakhir meningkat 18 kali lipat

65
“Foreign Ministry Spokesperson Wang Wenbin’s Regular Press
Conference on September 8, 2021,” Ministry of Foreign Affairs, September
8, 2021, https://www.mfa.gov.cn/ce/ceba//eng/fyrth/t1905597.
htm
66
Margaret Myers, “China’s Quite Play for Latin America,”
Noemamag, 14 January 2021, https://www.noemamag.com/chinas-
quiet-play-for-latin-america/
67
Ibid

88 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


hingga mencapai angka sebanyak $314 milyar dolar AS.
sementara perusahaan-perusahaan China telah memainkan
peran strategis dalam pengelolaan tambang minyak, sektor
pertambangan lain, pelabuhan, telekomunikasi, dan pusat
tenaga listrik.68
Walaupun Amerika Latin bukan merupakan prioritas
dalam kebijakan BRI China namun 5 tahun sejak proyek BRI
diumumkan Panama menjadi negara pertama proyek BRI
tahun 2017. Sejak itu 18 dari 33 negara Amerika Latin dan
Caribia menjadi bagian dari BRI. Mereka pada umumnya
tidak menganggap hutang dari China akan menjadi perang­
kap. Sebaliknya, menganggap hutang dari China akan
mempermudah akses pada pasar China yang sangat luas.
Disamping itu, walaupun tidak menjadi anggota BRI beberapa
negara justru telah mengembangkan kerjasama yang luas
dengan China seperti Argentina dan Brazil.69 Secara perlahan-
lahan China memasuki bisnis persenjataan ke kawasan yang
pada awalnya merupakan lahan bagi kontraktor senjata AS.
Kini China menjual artileri gerak sendiri, kendaraan lapis
baja, peluncur roket, helikopter, pesawat tempur ke berbagai
negara di Amerika Latin dan Caribia.70 Secara tidak langsung
China mulai menggeser posisi AS sebagai penyalur utama
senjata Amerika Latin karena kemampuan China menawarkan

68
Dr. R. Evan Ellis, “Why China’s Advance in Latin America
Matters,’’ National Defense Magazine, 27 Januari 2021, https://www.
nationaldefensemagazine.org/articles/2021/1/27/viewpoint-why-
chinas-advance-in-latin-america-matters
69
Dan Southerland, “Arms, Iron Ore and Electricity Boost Chinese
Influence in Latin America,” Radio Free Asia, , 25 Juni 2021, https://www.
rfa.org/english/commentaries/china-latinamerica-06252021173944.
html
70
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 89


harga yang lebih murah tanpa disertai persyaratan yang
rumit.71 China tidak membedakan negara pembeli apakah
berhaluan demokrasi atau otoriter. Pembeli adalah raja dan
China melayani siapapun pembeli yang sepakat dengan harga
murah yang ditawarkan.
Fokus pada kerjasama ekonomi merupakan perhatian
utama kebijakan luar negeri China di Amerika Latin. Dalam
menjalankan kebijakan tersebut China tidak mempedulikan
urusan dalam negeri negara bersangkutan. Sehingga sangat
mudah dan tanpa beban bagi China untuk memberikan
pinjaman dalam jumlah besar pada negara-negara paling
otoriter sekalipun.72 Bagi China, kawasan Amerika Latin
merupakan kawasan yang lebih makmur dibandingkan
dengan Afrika. Kondisi menjadikan produk-produk manu­
faktur buatan China juga disukai bangsa-bangsa di Amerika
Latin.73
Kerjasama lebih erat dengan partai-partai di Amerika
Latin dimungkinkan karena ideologi partai China bersifat
agnostik (tidak mengenal Tuhan). Sifat ini mempermudah
China menjalin hubungan dengan ideologi partai yang
ada di kawasan tersebut. Mereka bahkan mengembangkan
International Liaison Departmnet (ILD). Sejak 2002 hingga
2017 ILD telah menyelenggarakan 300 pertemuan dengan 74
partai politik di 26 negara Amerika Latin. Inilah salah satu
kelebihan China yang dimanfaatkan semaksimal mungkin
untuk menggalang dukungan dan memperkuat pengaruhnya

71
Ibid
72
Ryan C. Berg and Thiago de Aragao, “Is Latin America Important
to China’s Foreign Policy?” CSIS, 9 September 2021, https://www.csis.
org/analysis/latin-america-important-chinas-foreign-policy
73
Ibid

90 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


di Amerika Latin.74
Pengaruh China di kawasan yang semula lebih dikenal
sebagai “kebun belakang” AS kini semakin menguat dengan
bertambahnya negara yang membuka kerjasama strategis
dengan China. Rencana China membeli sebuah pulau di
seberang El Salvador untuk dibangun pelabuhan laut dalam
dan zona manufaktur sempat dikritik keras oleh AS dan
sempat terhenti. Namun dengan berbagai cara kini proyek
tersebut akhirnya berjalan kembali.
Menanggapi perkembangan di El Salvador ini Kepala
Komanda Selatan AS, Admiral Craig Faller, menyatakan
bahwa pengaruh China telah menyebar luas di Amerika
Latin dan Karibia dan semakin mengkhawatirkan. China
telah memberikan pinjaman dan investasi untuk membangun
dan memperbaiki puluhan dermaga kapal dan pelabuhan
di berbagai negara di Amerika Latin dan Karibia. Jaringan
pelabuhan ini kelak akan sangat membantu kekuatan maritim
China diluar kebutuhannya sendiri karena tersebar di
Amerika Latin.75
Faller juga menyatakan bahwa China juga menjual
teknologi ke negara-negara otoriter seperti Venezuela dan
Cuba yang kemudian dimanfaatkan untuk mengendalikan
protes-protes warga dengan cara yang efisien. Penggunaan
teknologi China untuk mengontrol masa ini membuat kedua
negara otoriter tersebut semakin kuat. Sebaliknya dengan

74
Ibid
75
Ken Dilanian, Joel Seidman and Gabriel Sanchez, “A project in
El Salvador shows how China is exerting growing power in America’s
backyard,” NBC News, 4 September 2021, https://www.nbcnews.
com/politics/national-security/project-el-salvador-shows-how-china-
exerting-growing-power-america-n1278464

Rivalitas AS vs China di Era Biden 91


bantuan teknologi untuk menguasai massa tersebut China
semakin memperkokoh posisinya di Amerika Latin dengan
cara-cara yang tak dimiliki pemerintah AS. Sehingga para
pengamat menyatakan bahwa sebenarnya China telah
memenangkan rivalitas di Amerika Latin.76

Kebijakan Biden Menghadapi Agresifitas Diplomasi Ekonomi


China
Membaiknya kondisi ekonomi China paska pandemi
tidak berpengaruh terhadap sikap awal presiden terpilih Joe
Biden. Sejak awal Gedung Putih telah mengisyaratkan bahwa
tidak akan ada perubahan pada kebijakan AS terhadap China
sebagaimana disampaikan juru bicara Gedung Putih, Jen
Psaki. Presiden Biden berniat menghentikan penyalahguaan
ekonomi yang dilakukan pemerintah China. Bidan akan
meminta Beijing bertanggung-jawab atas praktek-praktek
ekonomi yang tidak jujur dan ilegal.77
Lebih jauh dapat dikatakan bahwa pemerintahan Biden
pada dasarnya mengakui bahwa praktek perdagangan China
yang bersifat memaksakan kehendak dan tidak jujur telah
merugikan kaum buruh Amerika dan secara menyeluruh
mengancam keamanan nasional AS. Pemerintah Biden akan
terus mendorong China agar menjalankan kebijakan yang
menguntungkan kaum buruh AS dan menghormati nilai-
nilai AS.78 Disamping itu, sekalipun China berharap menjadi
76
Ibid
77
Joe McDonald and Paul Wiseman AP, “Under Biden, China
faces renewed trade pressure,” ABC News, January 26, 2021, https://
abcnews.go.com/Business/wireStory/biden-china-faces-renewed-
trade-pressure-75482096
78
Mervin Piesse, “The US – China Trade Relationship During
the Biden Administration,” futuredirections.org.au, March 18, 2021,

92 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


bangsa terkemuka di dunia namun hal itu tidak akan terjadi
saat saya menjabat sebagai presiden.79
Perang tarif yang dipaksakan Trump sebenarnya
didasarkan pada asumsi ekonomi yang keliru. Pemerintahan
Trump menaikkan tarif dengan asumsi defisit perdagangan
dengan China akan berkurang. Dalam kenyataan dua tahun
setelah perang tarif dicanangkan defisit neraka perdagangan
dengan China tidak juga berkurang.80 Bahkan sebenarnya
justru Amerika lebih banyak dirugikan. Pertumbuhan
ekonomi melambat, investasi tidak berkembang, banyak
petani yang bangkrut, tidak kurang 300.000 lapangan kerja
hilang.81 Defisit neraca perdagangan AS bukan hanya dengan
China dengan lebih dari 100 negara. Jadi bukan karena praktek
perdagangan China yang tidak jujur, sebagaimana selalu
dijadikan alasan para elit AS, tapi karena belanja pribadi dan
publik jauh melampaui pendapatan.82
Kenyataan ini membuat kelompok-kelompok kepen­
tingan bisnis mendesak Biden untuk segera membuka kembali

https://www.futuredirections.org.au/publication/the-us-china-trade-
relationship-during-the-biden-administration/
79
Audie Cornish and Maureen Pao, “Commerce Secretary Gina
Raimondo: U.S. Devising Strategy To Push Back On China,” npr.
org, March 25, 2021, https://www.npr.org/2021/03/25/981361174/
commerce-secretary-gina-raimondo-u-s-devising-strategy-to-push-
back-on-china
80
Yan Liang, “Commentary: Why hasn’t US President Joe Biden
ended the tariff war with China?” channelnewsasia.com, July 6, 2021,
https://www.channelnewsasia.com/commentary/us-china-trade-war-
deficit-economy-jobs-goods-phase-one-tech-1989371
81
Ryan Hass and Abraham Denmark, “More pain than gain: How the
US-China trade war hurt America,” brookings.edu, August 7, 2021, https://
www.brookings.edu/1blog/order-from-chaos/2020/08/07/more-
pain-than-gain-how-the-us-china-trade-war-hurt-america/
82
Liang, op cit,

Rivalitas AS vs China di Era Biden 93


pembicaraan perdagangan dengan Beijing. Mereka termasuk
kelompok-kelompok terkemuka di AS seperti US Chamber
of Commerce, The Business Round Table, The National
Retail Federation, the American Farm Bureau Federation dan
the Semiconductor Industry Association Dalam surat yang
ditujukan kepada Biden tersebut disebutkan bahwa perang
tarif justru menghambat pertumbuhan ekonomi AS.83
Para pakar ekonomi AS sendiri menganggap memperta­­­­
hanakan perang tarif justru merugikan Amerika baik para
pengusaha maupun konsumen. Seorang pakar ekonomi
dari National Bureau of Economic Research, misalnya,
menga­ takan bahwa konsumen barang impor di AS harus
menanggung beban yang berat karena mahalnya barang
impor. Sedangkan mantan Wakil Direktur Dewan Ekonomi
Nasional, Kelly Ann Shaw, menyatakan bahwa memang
mudah mengkritik kelemahan kebijakan kenaikan tarif Trump
tersebut namun saat ini tidak mudah menemukan alternatif
lain yang lebih baik.84 William Reinsch dari CSIS menanyakan
apakah pemerintah AS akan meningkatkan akses pasar bagi
para pengusaha AS di China.85 Gary Shapiro, CEO Asosiasi
83
Bob Davis, “Lobby groups for U.S. business urge Biden
adminis­­­­tra­tion to reopen China trade talks,” marketwatch.com,
August 6, 2021, https://www.marketwatch.com/story/lobbyists-
for-u-s-business-urge-biden-administration-to-reopen-china-trade-
talks-11628258289
84
Asma Khalid, “Biden campaigned against the trade war with
China, but ending it is complicated,” npr.org, October 2, 2021, https://
www.npr.org/2021/10/02/1042279005/biden-campaigned-against-
the-trade-war-with-china-but-ending-it-is-complicated
84 Ellyn Ferguson, “Biden administration keeps tariffs as Tai lays
out China trade strategy,” rollcall.com, October 4, 2021, https://www.
rollcall.com/2021/10/04/biden-administration-keeps-tariffs-as-tai-
lays-out-china-trade-strategy/
85
Ellyn Ferguson, “Biden administration keeps tariffs as Tai lays

94 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Tekhnologi Konsumen, juga berharap agar pemerintahan
Biden mengakhiri perang tarif yang telah merugikan pebisnis
dan konsumen AS.86 Harapan dari kalangan pebisnis dan
pengamat ekonomi AS ini sudah seharusnya didengar oleh
pemerintah Biden yang sedang berkuasa.
Pada masa kampanye Biden mengkritik kebijakan
perang dagang yang dilancarkan Trump karena cenderung
merugikan Amerika. Namun sangat disayangkan bahwa
hingga bulan Oktober 2021 pemerintah Biden sama sekali
tidak menunjukkan sinyal adanya keinginan untuk mereda­
kan perang dagang dengan China. Pemerintah Biden hanya
mengulang-ulang pernyataan bahwa pemerintah meng­
utamakan dan akan mempertahankan kepentingan AS.
Bahwa bersama dengan para sekutu pemerintah AS akan
memaksa China untuk mengikuti aturan main internasional.87
Pemerintah Biden juga mengkritik kebijakan subsidi yang
diberikan pemerintah China kepada industri domestiknya
yang tidak sejalan dengan budaya kapitalisme Amerika.
Usaha pemerintah AS dengan cara mengkritik China dalam
hal ini tidak banyak membawa hasil.88 Ironis bahwa ditengah
perang dagang yang tujuannya, antara lain, untuk mengurangi
ekspor China ke AS, justru ekspor China ke AS meningkat
selama pandemi berlangsung. China berhasil mengekspor

out China trade strategy,” rollcall.com, October 4, 2021, https://www.


rollcall.com/2021/10/04/biden-administration-keeps-tariffs-as-tai-
lays-out-china-trade-strategy/
86
Ibid
87
Ana Swanson and Keith Bradsher, “U.S. Signals No Thaw in
Trade Relations With China,” The New York Times, October 4, 2021,
https://www.nytimes.com/2021/10/04/business/economy/us-china-
trade.html
88
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 95


peralatan, mainan, mebel dan produk-produk lain selama
Amerika melakukan lock down.89 Menurut Kantor Perwakilan
Perdagangan AS (Office of the U.S. Trade Representative)
sepanjang tahun 2020, saat lock down berlangsung, ekspor
China ke AS bernilai $434,7 milyar sedangkan ekspor AS
ke China hanya $124,5 milyar. Artinya sekalipun AS me­
maksakan perang dagang dengan menaikkan tarif untuk
barang impor dari China namun dalam kenyataan AS tetap
mengalami defisit neraca perdagangan sebanyak $310.3
milyar sepanjang tahun 2020.90 Sehingga jelas sebagaimana
pendapat para pengusaha dan pengamat ekonomi AS bahwa
perang dagang memang justru menghambat pertumbuhan
perekonomian AS. Akan tetapi tampaknya Biden akan tetap
pada pendiriannya dalam mempertahankan kepentingan
rakyat AS. Dia menyatakan tidak akan mengobarkan perang
dingin dengan China. Namun ia ingin agar China sadar bahwa
dia tidak akan mundur dan mengubah pandanganya tentang
China.91 Pada waktu bersamaan beberapa Senator AS juga
menyuarakan keprihatinan mereka terhadap dampak negatif
yang diakibatkan oleh kenaikan tarif atas barang-barang
impor dari China. Mereka berharap Biden menurunkan tarif
yang mengakibatkan terpukulnya beberapa industri di AS.
Mereka menyatakan bahwa perubahan terhadap sangsi yang
dijatuhkan ke China agar tidak justru merugikan industri

89
Ibid
90
“The People’s Republic of China,” https://ustr.gov/countries-
regions/china-mongolia-taiwan/peoples-republic-china
91
Josh Lederman, Dan De Luce, Mike Memoli, ”Biden carries Trump’s
hard line toward Beijing to coming summits,” nbc.news, October 24,
2021, https://www.nbcnews.com/politics/white-house/biden-carries-
trump-s-hard-line-toward-beijing-coming-summits-n1282229

96 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Amerika.92
Pada awal Oktober 2021 keluhan dari berbagai kelompok
di AS mulai diperhatikan Biden. Secara khusus Biden sangat
memperhatikan nasehat para pakar ekonomi yang secara
konsisten menyatakan bahwa pengenaan tarif terhadap
barang impor dari China pada dasarnya merugikan Amerika.
Padangan para pakar ekonomi inilah yang dijadikan pedoman
bagi Biden untuk merencanakan peredaan ketegangan
hubungan perdagangan dengan China.93 Biden memang
kemudian menepati janjinya dan mengijinkan Gedung Putih
untuk membuka kesempatan perusahaan-perusahaan AS
untuk mengajukan pengurangan tarif atas 500 komoditi impor
dari China.94
Langkah awal yang dilakukan AS ini diharapkan akan
memuluskan jalan menuju kerjasama yang lebih baik dengan
China menjelang pertemuan virtual antara Joe Biden dan
Xi Jinping pertengahan bulan Nopember 2021. Untuk itu Xi
Jinping menyampaikan kesediaannya untuk bekerjasama
dengan AS.95 Pertemuan yang direncanakan tanggal 15
November 2021 merupakan kelanjutan dari pertemuan Jack

92
Gavin Bade,” White House debates to delay Biden’s plan
for tariffs on key Chinese industries,” Politico, October 29, 2021,
https://www.politico.com/news/2021/10/29/white-house-tariffs-
china-517727
93
Rick Newman, “Biden’s plans to cool Trump’s trade war with
China,” yahoo.com, October 6, 2021, https://finance.yahoo.com/
news/bidens-plans-to-cool-trumps-trade-war-with-china-192404668.
html
94
Bade, op cit
95
Evelyn Cheng, “Xi says China is ready to work with U.S. on
condition of ‘mutual respect’, CNBC, November 10, 2021, https://www.
cnbc.com/2021/11/10/biden-meeting-looms-chinas-xi-ready-to-work-
conditionally-with-us.html

Rivalitas AS vs China di Era Biden 97


Sullivan dan Yang Jiechi di Swiss setelah Beijing menerbangkan
puluhan jet ke Taiwan.96

Kebijakan Biden di Afrika


Kebijakan luar negeri Biden terhadap negara-negara
Afrika mulai terlihat pada hari pertama ia menjabat sebagai
presiden. Presiden dengan penuh rasa percaya diri mencabut
Muslim Ban atau larangan bagi warga negara dari negara-
negara muslim untuk mengunjungi AS. Diantara negara-
negara muslim tersebut adalah Libya, Somalia, Eritria, Nigeria,
Sudan dan Tanzania yang kesemuanya merupakan negara-
negara Afrika.97 Sinyal positip yang dikirimkan Biden ke
beberapa negara Afrika ini menunjukkkan adannya padangan
yang lebih simpatik dibandingkan Trump yang cenderung
mengabaikan bahkan memandang rendah Afrika. Sementara
itu dalam pertemuan virtual dengan para pemimpin Afrika
Biden juga menyampaikan masa depan hubungan dengan
Afrika khususnya dalam bidang perdagangan dan investasi
demi memajukan perdamaian dan keamanan.98 Disamping itu
Biden juga berjanji akan membantu Afrika mengatasi pandemi
covid-19 serta membantu Afrika menyelesaikan konflik yang
berkembang di benua tersebut.99

96
David Culver, Yong Xiong, and Nectar Gun, “Xi says China is
ready to work with US as Biden meeting planned for next week, source
says,” CNN, November 11, 2021, https://edition.cnn.com/2021/11/10/
china/xi-biden-china-us-virtual-meeting-intl-hnk/index.html
97
Patsy Widakuswara, “Biden Signals New Tone on US-Africa
Relations,” VOA News, February 6, 2021, https://www.voanews.
com/a/africa_biden-signals-new-tone-us-africa-relations/6201689.
html
98
Ibid
99
Ibid

98 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Sebagai bagian dari upayanya untuk mengangkat
derajat bangsa-bangsa Afrika, yang diabaikan oleh Donald
Trump, Biden mendukung penuh pengangkatan Dr. Ngozi
Okonjo Iweala, perempuan Nigeria, sebagai Direktur WTO.
Biden juga memilih Linda Thomas Greenfield sebagai Dubes
AS di PBB.100 Kebijakan pada awal pemerintahan Biden ini
diharapkan akan diperluas ke sektor-sektor lain mengingat
pengaruh China sedemikian besar di Afrika pada umumnya.
Pada bulan Juli 2021 pemerintah Biden mengumumkan
tindak lanjut dari janji Biden pada awal pemerintahan
mengenai rencana memperbaiki hubungan dengan Afrika.
Dalam pengumuman ini Biden meluncurkan kampanye
bersama untuk meningkatkan komitmen AS dalam memaju­
kan perdagangan dan investasi di Afrika. Pemerintah
Amerika akan membawa para pengusaha dan investor Afrika
yang tinggal di AS untuk membantu perekonomian Afrika.
Fokus utama adalah mendukung peranan wanita dan para
pengusaha UMKM diseluruh Afrika.101
Bagi Biden Afrika benar-benar merupakan tantangan
karena pengaruh China sudah sedemikian kuat dengan
banyaknya pinjaman yang diberikan kepada negara-negara
Afrika untuk pembangunan infrastruktur. Hingga September
2019 tidak kurang dari 40 dari 55 negara Afrika yang
bekerjasama dengan proyek BRI China dengan berbagai jenis

100
Aubrey Hruby, “Priorities for US-Africa commercial policy in
the Biden Administration,” The Atlantic Council, 19 April 2021, https://
www.atlanticcouncil.org/in-depth-research-reports/report/priorities-
for-us-africa-commercial-policy-in-the-biden-administration/
101
Adva Saldinger, “Biden administration launches reboot of
Prosper Africa initiative,” Devex, 29 Juli 2021, https://www.devex.
com/news/biden-administration-launches-reboot-of-prosper-africa-
initiative-100490

Rivalitas AS vs China di Era Biden 99


bentuk kerjasama.102 Hingga awal tahun 2021 hanya segelintir
negara Afrika yang tidak ikut atau menghentikan kerjasama
proyek dengan China.103 Namun sebagian besar negara-negara
Afrika masih tetap mendukung proyek BRI. Nigeria, misalnya,
tetap semangat mendukung proyek bantuan China mendapat
pinjaman dalam jumlah besar untuk membangun jalan raya,
jalan kereta api, jalur pipa gas. Dengan banyaknya hutang
yang didapat dari China Nigeria menolak semua kritikan
Barat terhadap potensi negatif dari ketergantungan hutang
dengan China.104 Menanggapi kritik AS terhadap bantuan
China Menteri Luar Negeri Nigeria, Geofrey Onyeama,
menyatakan bahwa ia menghargai bantuan China dalam
membangun proyek-proyek padat model dan infrastruktur di
Nigeria.105

Kritik Terhadap Kebijakan Biden di Afrika


Walaupun pada awal masa jabatannya sebagai presiden
Joe Biden tampak memberikan harapan yang baik bagi
masa depan Afrika namun hingga menjelang akhir tahun
2021 belum terlalu banyak kebijakan luar negeri AS yang

102
Linda Calabrese, “Making the Belt and Road Initiative work for
Africa,” ODI, October 15, 2021, https://odi.org/en/insights/making-
the-belt-and-road-initiative-work-for-africa/
103
David Sacks, “Countries in China’s Belt and Road Initiative:
Who’s In And Who’s Out, Council on Foreign Relations, 24 Maret 2021,
https://www.cfr.org/blog/countries-chinas-belt-and-road-initiative-
whos-and-whos-out
104
John Hudson, “Blinken lays out U.S. policy toward Africa and
deliberately avoids mentioning China,” Washington Post, 19 Nopember
2021, https://www.washingtonpost.com/national-security/us-africa-
policy-biden-administration/2021/11/19/cc11c95c-4933-11ec-95dc-
5f2a96e00fa3_story.html
105
Ibid

100 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


mendukung pernyataan awal Biden diatas. Beberapa pakar
Afrika di AS berusaha mengkritisi kelemahan dari kebijakan
Biden di Afrika.
Cameron Hudson seorang pakar Africa dari the
Atlantic Council mengkritik kebijakan AS di Afrika bahwa
tidak cukup bagi AS untuk sekedar berkotbah tentang
keburukan China namun dalam kenyataan bantuan yang
diberikan kepada Afrika terlalu sedikit dan tidak menentu.106
Sementara pakar lain menyatakan bahwa pandangan luar
negeri dari kedua partai terkemuka AS belum sepenuhnya
menunjukkan prioritas terhadap Afrika.107 Jika mereka gagal
mengembangkan hubungan AS-Afrika maka mereka akan
kehilangan kesem­ patan yang baik untuk ikut serta dalam
pembangunn kawasan yang sangat cepat berkembang.108

Kebijakan Biden di Amerika Latin


Dalam menanggapi kemajuan China di Amerika Latin
Biden menyatakan akan serius menghadapi China.109 Untuk
itu, Biden mengutus wakil penasehat keamanan nasional untuk
urusan ekonomi internasional, Daleep Singh, ke Colum­bia,
Ekuador, dan Panama untuk berbicara dengan para pe­jabat
tinggi, para pemimpin bisnis, para aktifis sosial untuk mem­

106
Ibid
107
Jordan Link, “5 Things U.S. Policymakers Must Understand About
China-Africa Relations,” American Progress, 5 Oktober 2021, https://www.
americanprogress.org/article/5-things-u-s-policymakers-must-understand-
china-africa-relations/
108
Ibid
109
Tim Padget, “Biden Wants To Stand Up To China. That Will Mean
Standing Taller In Latin America,” WLRN, 2 September 2021, https://
www.wlrn.org/commentary/2021-09-02/biden-wants-to-stand-up-to-
china-that-will-mean-standing-taller-in-latin-america

Rivalitas AS vs China di Era Biden 101


bahas rencana pembangunan infrastruktur. Gedung Putih
ingin membantu membangun infrastruktur dengan standar
lingkungan dan buruh yang tinggi dibandingkan dengan apa
yang sudah dilakukan China di Amerika Latin.110 Negara-
negara berkembang di Amerika Latin akan membutuhkan
tidak kurang dari 40 triliun dolar AS untuk memenuhi
kebutuhan infrastrukur mereka. Pemerintah AS akan terlebih
dahulu mengumpulkan pendapat dari para pemimpin negara
berkembang termasuk Amerika Latin sebelum menentukan
proyek unggulan pada awal tahun 2022 kelak.111 Proyek-
proyek yang akan dibiayai oleh pemerintah AS, antara lain,
adalah pelabuhan, jalan raya dan jalan kereta api. Proyek ini
pada dasarnya merupakan bagian dari rencana besar Barat
dalam apa yang dikenal sebagai Build Back Better World (B3W)
yang disepakati dalam pertemuan G7 sebelumnya. Proyek ini
akan diluncurkan secara formal pada awal tahun 2022.112 B3W
merupakan upaya Biden dan negara-negara Barat menyaingi
keberhasil China dalam mengembangan proyek-proyek BRI
di berbagai belahan dunia.

110
Jennifer JacobsBloomberg, “Biden mulls US rival to China’s Belt
& Road in Latin America,” Al Jazeera, 27 September 2021, https://www.
aljazeera.com/economy/2021/9/27/biden-mulls-us-rival-to-chinas-
belt-road-in-latin-america
111
Ibid
112
Ibid

102 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Bab 4

RIVALITAS AS VS CHINA
DI LAUT CHINA SELATAN

L
aut China Selatan (LCS) merupakan kawasan rivalitas
AS vs China yang terus berkembang hingga kini.
Kedua pihak belum menunjukkan tanda-tanda akan
mengakhiriya bahkan cenderung berusaha meningkatkan
intensitas rivalitas tersebut. Rivalitas tersebut disebabkan
oleh klaim China atas kawasan Laut China Selatan yang
menimbulkan pertikaian dengan negara-negara yang ber­
tetangga dengan kawasan Laut China Selatan. Disamping
klaim China atas kawasan Laut China Selatan, China juga
secara terbuka melakukan pembangunan di beberapa pulau
bahkan meningkatkan aktfitas militer dikawasan tersebut
yang mengundang campur tangan negara-negara diluar
kawasan tersebut.
Laut China Selatan menjadi pusat persengketaan an­
tara negara di kawasan tersebut karena kawasan tersebut
kaya dengan sumber daya alam yang sebagian besar belum
ditambang. Terdapat tidak kurang dari 11 milyar barrel
minyak, 190 triliun kaki gas alam, 40% gas alam cair glonal,

Rivalitas AS vs China di Era Biden 103


termasuk 12% perikanan terkandung di kawasan tersebut.
Dan sekitar 30% perdagangan dunia juga melewati perairan
tersebut yang nilainya tidak kurang dari 3 hingga 5 triliun
dolar.1 Tidak mengherankan jika China mengklaim hampir
90% dari seluruh kawasan tersebut sebagai bagian tak
terpisahkan dari wilayahnya.

Strategi China Di China Selatan


Laut China Selatan telah diklaim China sejak sebelum
dan sesudah Perang Dunia Kedua (1945). China menyatakan
bahwa secara historis kawasan itu memang merupakan
perairan dimana sejak abad kedua sebelum masehi kapal-
kapal China telah melayari kawasan tersebut.2 Itulah sebabnya
sejak 1947 China telah mempublikasikan kawasan sembilan
garis putus yang mencakup 90% kawasan Laut China Selatan.
Untuk mewujudkan tujuan itu sejak 1988 China mengambil
alih sebuah pulau karang, yang dikenal sebagai Fiery Cross
Reef, salah satu pulau karang yang ada di Kepulauan Spratly.
Saat ini kepulauan karang tersebut telah berubah menjadi
basis militer dilengkapi dengan landas pacu sepanjang 10.000
kaki dan sistem pertahanan peluru kendali, sistem radar dan
200 prajurit bersenjata. Basis militer ini dibangun sejak 2013
hingga 2016. Ada lima basis militer lain, yakni, Cuarteron
Reef, Mischief Reef, Subi Reef, Gaven Reef, Hughes Reef.3

1
Akshob Giridharadas, “The South China Sea Reveals China’s
Grand Strategy,” National Interest, July 1, 2021, https://nationalinterest.
org/blog/buzz/south-china-sea-reveals-china%E2%80%99s-grand-
strategy-188968
2
Oriana Skylar Mastro,”How China is bending the rules in the South
China Sea, Lowy Institute, February 17, 2021, https://www.lowyinstitute.org/
the-interpreter/how-china-bending-rules-south-china-sea
3
Giridharadas, opcit

104 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Untuk semakin memperkuat klaimnya China pada tahun
2015 menyatakan bahwa kawasan diatas Laut China Selatan
merupakan bagian dari zona identifikasi udara.4 Departemen
Pertahanan AS bahkan menyatakan bahwa China telah
melengkapi sistem pertahanan di Laut China Selatan dengan
sistem peluru kendali anti-kapal yang sering juga dikenal
sebagai pembunuh kapal induk.5 Dibawah Xi Jinping
China tampak semakin agresif sedemikian rupa sehingga
kekuatan politik, ekonomi dan militernya akan digunakan
untuk menekan negara-negara lain agar bersedia menerima
klaim China atas Laut China Selatan tanpa harus melalui
peperangan.6

Biden dan Sengketa Laut China Selatan


Berbeda dengan pendahulunya, khususnya Donald
Trump, Biden cenderung menggalang dukungan negara-
negara sekutunya dalam menghadapi persengketaan di Laut
China Selatan. Dalam menghadapi agresifitas China di Laut
China Selatan Biden berusaha membangun langkah bersama
dengan sekutunya di Eropa dan Asia. Biden memandang front
bersama inilah jalan satu-satunya untuk mengadapi Beijing
di kawasan tersebut.7 Biden mengajak sekutu-sekutunya
untuk membujuk China untuk bersama-sama membangun

4
Ibid
5
Ibid
6
Oriana Skylar Mastro, “What are Chinese leaders saying about
the South China Sea?” Lowy Institute, February 24, 2021, https://www.
lowyinstitute.org/the-interpreter/what-are-china-s-leaders-saying-
about-south-china-sea
7
Chen Zinan, “Biden’s New Approach to South China Sea,” China-
US Focus, May 8, 2021, https://www.chinausfocus.com/peace-security/
bidens-new-approach-to-south-china-sea

Rivalitas AS vs China di Era Biden 105


lingkungan yang kompetitif dan damai. Kebijakan Biden
secara tidak langsung juga mencerminkan ketakutan dan
ketidakmampun AS dalam menghadapi sepak terjang China
dalam mempertahankan hak-hak maritimnya.8
Selama ini Amerika memang tidak banyak membuat
pernyataan resmi tentang kegiatan China di kawasan tersebut.
Akan tetapi pada tahun terakhir pemerintahan Trump
Amerika tampak berubah lebih tegas dalam menanggapi
aktifitas China di Laut China Selatan. Menteri Luar Negeri
Mike Pompeo secara tegas menyatakan bahwa China tidak
mempunya alasan hukum untuk memaksakan kehendaknya
terhadap kawasan tersebut.9 Dunia tidak akan membiarkan
China memperlakukan Laut China Selatan sebagai kawasan
maritimnya. Sebaliknya China menanggapi pernyataan
Pompeo tersebut dengan menyatakan bahwa Amerika terlalu
membesar-besarkan masalah di kawasan terebut dan mencoba
menyebarkan perselisihan antara China dan negara-negara
sekitar. Tuduhan-tuduhan tersebut sama sekali tidak dapat
dibenarkan dan China tegas menolak tuduhan tersebut.10
Bahkan pada bulan Agustus 2020 China meluncurkan
4 peluru kendali balistik jarak sedang dari daratan China ke
kawasan antara pulau Hainan dan pulau Paracel. Peluncuran
peluru kendali itu dilakukan ditengah latihan militer yang
dilakukan China di kawasan Laut China Selatan.11 Pentagon

8
Ibid
9
“South China Sea dispute: China’s pursuit of resources ‘unlawful’,
says US,” bbc.com, July 14, 2021, https://www.bbc.com/news/world-
us-canada-53397673
10
Ibid
11
Carla Babb, “China Launches 4 Missiles into South China Sea,”
VOA News, August 27, 2020, https://www.voanews.com/a/usa_china-
launches-4-missiles-south-china-sea/6195069.html

106 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


menanggapi pelatihan militer China tersebut dengan menya­
takan bahwa tindakan itu bertentangan dengan janji China
untuk tidak melakukan militerisasi kawasan tersebut. Namun
Pentagon juga mendesak negara-negara di kawasan tersebut
agar tidak melakukan aktifitas militer yang dapat mengancam
kebebasan navigasi dan memperkeruh pertikaian di Laut
China Selatan.12 Menanggapi pernyataan Pentagon tersebut
Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian,
menyatakan bahwa Amerika terus-menerus memprovokasi
ketegangan dan merongrong kedaulatan dan keamanan
China ditengah hubungan diplomatik kedua negara yang
semakin buruk saat ini.13
Pada awal tahun 2021 China merencanakan untuk
membangun anjungan penambangan minyak laut dalam
di kawasan sengketa. Tindakan ini menunjukkan betapa
meningkatnya kebutuhan minyak China untuk menopang
pembangunan ekonominya. Namun pada saat yang sama
juga menunjukkan bahwa China ingin menyampaikan pesan
bahwa negara tersebut benar-benar serius mendukung
klaimnya atas 90% lebih kawasan Laut China Selatan.14 Pada
bulan Maret 2021 pemerintah China juga mempersiapkan
sebuah undang-undang maritim baru untuk memperkuat
klaimnya di kawasan Laut China Selatan. Undang-undang
ini tampaknya diharapkan untuk mendukung kebijakan
China dalam menghadapi persoalan-persoalan hukum yang

12
Ibid
13
Ibid
14
Ralp Jennings, “Why China Plans to Place Its Super Offshore Oil
Rig in a Disputed Sea,” VOA News, January 25, 2021, https://www.
voanews.com/a/east-asia-pacific_why-china-plans-place-its-super-
offshore-oil-rig-disputed-sea/6201166.html

Rivalitas AS vs China di Era Biden 107


berpotensi muncul dari kalangan negara-negara yang merasa
dirugikan oleh klaim China diatas.15
Pada awal bulan Juli 2021 Tentara Pembebasan Rakyat
China (PLA) menghalau sebuah kapal perang AS yang
memasuki perairan dekat dengan kepulauan Paracel.
Komando Medan Selatan PLA membela tindakahn tersebut
dengan menyatakan bahwa the USS Benfold memasuki
perairan Paracels tanpa ijin pemerintah China dan oleh
karenanya melanggar kedaulatan China serta merongrong
stabilitas Laut China Selatan. Mereka mendesak agar AS
menghentikan tindakan-tindakan provokatif tersebut.16
Armada Ke Tujuh AS menanggapi pernyataan China tersebut
dengan menyatakan bahwa USS Benfold menjalankan
kebebasan navigasi di kawasan kepulauan Paracels dan
menyalahkan tuduhan-tuduhan China. Mereka menyatakan
bahwa Amerika akan terus melakukan penerbangan dan
pelayaran dimanapun selama undang-undang internasional
mengijinkan sebagaimana dilakukan USS Benfold. Mereka
tidak takut dengan pernyatan-pernyataan pemerintah China.17
Pada akhir Juli juru bicara Kementerian Pertahanan
China, Wu Qian, kembali membuat pernyataan bahwa China
menentang keras setiap peningkatan kehadiran militer asing
di Laut China Selatan yang bertujuan untuk melakukan

15
Ralp Jennings, “Maritime Law Expected to Give Beijing an Edge
in South China Sea Legal Disputes, VOA News, March 15, 2021, https://
www.voanews.com/a/east-asia-pacific_voa-news-china_maritime-
law-expected-give-beijing-edge-south-china-sea-legal/6203313.
html
16
“China military ‘drove away’ US warship in South China Sea,”
Aljazeera, July 12, 2021, https://www.aljazeera.com/news/2021/7/12/
china-military-drove-away-us-warship-in-south-china-sea
17
Ibid

108 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


provokasi. China menghargai kebebasan navigasi tapi
menentang provokasi militer.18 Sementara itu juru bicara
Kementerian Pertahanan Inggris menanggapi berita di media
masa China tersebut dengan menyatakan bahwa kapal induk
HMS Queen Elizabeth tidak melanggar undang-undang
internasional karena memang ada latihan militer bersama
dengan negara lain di kawasan tersebut.19
Masuknya kapal perusak Amerika, USS Benfold dan
kapal induk Inggris, HMS Queen Elizzabeth ke kawasan
perairan Paracels tidak hanya mengusik ketenangan China
yang merasa kedaulatannya yang melebar hingga ke Laut
China Selatan terganggu oleh kehadiran dua kapal asing
tersebut. Bulan Agustus China pun melancarkan latihan
militer selama tiga hari. Kementerian Pertahanan China
mengingatkan bahwa kapal-kapal sipil dilarang memasuki
zona maritim yang sedang digunakan PLA melakukan
latihan militer.20 Latihan militer ini merupakan upaya China
mengingatkan negara-negara dari luar kawasan Laut China
Selatan yang dianggapnya melakukan tindakan provokatif
dan mengundang kemarahan China.
Akhir bulan Agustus 2021 Amerika juga menggelar
latihan militer bersama dengan mengajak India, Jepang dan
18
“China firmly opposes any country increasing military presence
in South China Sea,” CGTN, 29 July 2021, https://news.cgtn.com/
news/2021-07-29/China-opposes-countries-boosting-military-presence-
in-South-China-Sea-12iqZhnjCXC/index.html.
19
Brad Lendon,” UK’s HMS Queen Elizabeth aircraft carrier
pictured in South China Sea, CNN.Com, July 30, 2021, https://edition.
cnn.com/2021/07/30/asia/south-china-sea-military-activity-hms-
queen-elizabeth-intl-hnk-ml/index.html
20
Riyaz ul Khaliq, “China holds military exercise in South China
Sea, “ aa.com, August 19, 2021, https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/
china-holds-military-exercises-in-south-china-sea/2340071

Rivalitas AS vs China di Era Biden 109


Australia dalam program Malabar 2021. Latihan angkatan laut
gabungan yang dimulai disekitar pulau Guam ini merupakan
bagian penting dari kampanye Amerika untuk menekan
agresifitas China di Laut China Selatan.21 Pada saat yang
bersamaan kapal induk HMS Elizabeth (Inggris), kapal perang
HNMLS Evertsen (Belanda) dan kapal induk pengangkut
helikopter Ise (Jepang) dan kapal serbu USS America berada
di sekitar Okinawa dan teluk Miyako untuk melakukan
latihan militer gabungan.22 Seorang pakar strategis dari
Renmin University, China, Xuo Ziying, menanggapi latihan
gabungan tersebut sebagai sebuah tanda bahwa kekuatan
konvensional AS untuk menggertak China mulai menurun.
Amerika dipandang terlihat cemas melihat kebangkitan
China dan menggalang dukungan negara-negara sekutunya
untuk menggertak China.23
Menanggapi meningkatnya latihan militer gabungan
yang digalang Amerika disekitar Pasifik Barat China semakin
bersemangat untuk mempertahankan klaimnya atas Laut
China Selatan. Mulai awal September 2021 China menuntut
semua kapal yang akan memasuki wilayah perairannya untuk
mendaftarkan kehadiran dan tujuannya.24 Amerika tidak

21
Jamie Saidel,”China launches live fire drills as Australia joins
The Quad allies for Malabar war games,” news.com.au, August 30, 2021,
https://www.news.com.au/technology/innovation/military/china-
launches-livefire-drills-as-australia-joins-the-quad-allies-for-malabar-
war-games/news-story/083117e7d4d7f210e5527bc1a6258e9b
22
Ibid
23
Ibid
24
Jamie Saidel, “China puts its military on ‘alert’ as US carrier
prowls the South China Sea,” news.com.au, September 12, 2021, https://
www.news.com.au/technology/innovation/military/china-puts-its-
military-on-alert-as-us-carrier-prowls-the-south-china-sea/news-story/
b9f42978ac9a85f8d023de81d6a31380

110 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


peduli dengan aturan baru tersebut dan segera mengirimkan
kapal perusak berpeluru kendali USS Benfold untuk berlayar
melewati kepulauan Spratly. China menanggapi provokasi AS
ini dengan menyatakan bahwa manuver tersebut merupakan
bukti tak terbantahkan bahwa Amerikalah yang melakukan
militerisasi Laut China Selatan.25

Pembentukan AUKUS
Dinamika persengketaan Laut China Selatan semakin
panas ketika Amerika, Inggris dan Australia sepakat untuk
membentuk aliansi keamanan trilateral yang disingkat
AUKUS. Aliansi keamanan baru ini sepakat untuk mem­
fasilitasi Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir yang
tampakya untuk mengimbangi agresifitas China. Walaupun
ketiga negara sama sekali tidak menyebut China sebagai
target utama dari aliansi keamanan tersebut.26 Melalui juru
bicara Kementerian Luar Negerinya China mengutuk aliansi
baru tersebut sebagai ancaman yang tidak bertanggung-
jawab. Mereka merusak keamanan dan stabilitas regional,
meningkatkan intensitas perlombaan senjata dan merusak
upaya pencegahan senjata nuklir. Sedangkan juru bicara
Kedutaan Besar China di Washington menyatakan bahwa
ketiga negara berusaha menghidupkan kembali mentalitas
perang dingin.27
John Mearsheimer, seorang pakar ilmu hubungan inter­

25
Ibid
26
“US, UK and Australia agree new Indo-Pacific security
pact,” Al Jazeera, September 22, 2021, https://www.aljazeera.com/
news/2021/9/15/uk-and-us-to-help-australia-acquire-nuclear-
powered-submarines
27
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 111


nasional sebenarnya telah memperkirakan bahwa kelak
akan terjadi rivalitas AS dan China dalam bukunya yang
terbit tahun 2001, The Tragedy of Great Power Politics. Dalam
sebuah wawancara dengan sebuah majalah online Jerman,
Mearsheimer menyatakan bahwa sesungguhnya AS tidak
dapat mentoleransi kemunculan pesaing yang sebaya
dengannya.28 Sekalipun demikian mengingat keberhasilan
China membangun perekonomiannya dan berpotensi akan
menjadi negara yang lebih kaya dari AS sendiri mau tak
mau AS harus berhadapan dengan negara yang mungkin
lebih besar daripada dirinya. Ia memprediksi tidak ada jalan
lain kecuali peperangan laut yang terbatas.29 Sebaliknya,
mantan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, menyatakan
bahwa kemungkinan terjadinya perang dingin antara AS
dan China tidak terlalu besar karena kondisi saat ini berbeda
dengan kondisi Perang Dingin dimasa lalu. Baik AS dan
China tidak menggalang perang proksi sebagaimana terjadi
dimasa lalu. Sedangkan AS dan China saat ini memiliki
kerjasama perdagangan timbal balik yang justru tidak ada
di masa Perang Dingin yang lalu.30 Justru yang lebih penting
bagi negara-negara demokrasi saat ini adalah bagaimana
memahami strategi global China dan bagaimana cara China
mencapainya.31

28
Rodion Ebbighausen, “Mearsheimer: The US won’t tolerate China
as peer competitor,” 23 September 2021, https://www.dw.com/en/
chinas-rise-and-conflict-with-us/a-55026173
29
Ibid
30
William Yung, “Kevin Rudd: ‘We need to understand
China’s global strategy’” dw.com, 24 September 2021, https://www.
dw.com/en/kevin-rudd-we-need-to-understand-chinas-global-
strategy/a-55038251
31
Ibid

112 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Tanggapan Perancis
Keputusan mendirikan AUKUS tiba-tiba memunculkan
persoalan ketika Perancis sangat terkejut dengan aliansi baru
yang menyebutkan adanya program pembangunan kapal
selam bertenaga nuklir yang akan dibantu oleh Amerika.
Perancis sangat kaget karena kehadiran AUKUS membatalkan
perjanjian Australia dan Perancis tentang pembangunan kapal
selam konvensional yang disetujui kedua belah pihak pada
tahun 2016. Perjanjian itu menyatakan bahwa Perancis akan
membangun 12 kapal selam konvensional untuk Australia.
Pada saat itu Australia masih menolak gagasan kapal selam
bertenaga nuklir.32 Padahal pada tahun 2018 Presiden Perancis
Emmanuel Macron lah yang mengusulkan gagasan Poros
Indo-Pasifik yang terdiri dari Perancis, India dan Australia
untuk menghadapi agresifitas China. Apalagi pada saat itu
Presiden Amerika, Donald Trump, cenderung mengikuti
kecenderungan unilateralisme dalam menjalankan politik
luar negerinya.33
Pembatalan kontrak pembangunan kapal selam kon­
vensional oleh Australia disebut Menteri Luar Negeri Perancis
bagaikan “tusukan di punggung” yang mencer­minkan
perilaku antar sesama sekutu yang tidak dapat diterima.
Sedangkan Presiden Perancis Emmanuel Macron segera
memerintahkan untuk menarik kembali Dubes Perancis
di Amerika dan Australia.34 Menteri Pertahanan Perancis,

32
Valerie Niquet and Marianne Peron-Doise, “AUKUS and
Submarines: The Fallout for France,” The Diplomat, September 18, 2021,
https://thediplomat.com/2021/09/aukus-and-submarines-the-fallout-
for-france/
33
Ibid
34
Alex Therrien, “Aukus: France pulls out of UK defence talks amid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 113


Florence Parly, pun segera membatalkan rencana pertemuan
dengan Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace.35
Perancis merasa diabaikan oleh sekutu-sekutu terdekat­
nya di NATO yang sama sekali tidak mengajaknya berbicara
hingga diumumkannya AUKUS yang membuatnya merasa
dipandang rendah sebagai negara yang sangat aktif mendu­
kung gagasan Indo-Pasifik. Menteri Luar Negeri Perancis, Le
Drian, bahkan meragukan masa depan NATO yang mulai
kehilangan rasa saling percaya diantara anggota.36 Lebih
jauh dapat dikatakan bahwa Perancis mungkin tidak akan
lagi membantu Australia dalam kelanjutan perundingan
perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa.37 Bahkan
Macron menyambut dingin ajakan Perdana Menteri Australia,
Morrison, untuk melakukan pembicaraan telepon. Kantor
kepresidenan Perancis, Elysee, menyatakan bahwa Presiden
Macros selalu siap untuk melakukan pembicaraan telepon
tapi saat ini dirasa belum terlalu mendesak untuk melanjutkan
hubungan dengan Canberra.38
Dalam pertemuan G20 di Italia kemarahan Presiden
Perancis, Emmanuel Macron terhadap Perdana Menteri
Austalia, Scott Morrison, masih belum tampak reda. Paling
tidak didepan wartawan Australia Macron menuduh Morrison

row,” bbc.com, 20 September 2021, https://www.bbc.com/news/uk-


58620220
35
Ibid
36
Eglantine Staunton, “AUKUS: France’s strategic outcry,” Lowy
Institute, 24 September 2021, https://www.lowyinstitute.org/the-
interpreter/aukus-france-s-strategic-outcry
37
Ibid
38
Kim Willsherr, “France cool on efforts by Australia to repair
Aukus rift damage,” The Guardian, 29 September 2021, https://www.
theguardian.com/world/2021/sep/29/france-cool-on-efforts-by-
australia-to-repair-damage-from-aukus-rift

114 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


menipunya dengan membatalkan kontrak kapal selam
senilai $90 milyar. Presiden Perancis tersebut menyatakan
bahwa dia menghargai Australia namu sebaiknya Australia
juga melakukan yang sama kepada Perancis.39 Macron juga
tidak menjadwalkan pertemuan dengan Morrison disela-
sela pertemuan G20. Sementara itu Joe Biden memanfaatkan
momen penting ini untuk segera memperbaiki kerusakan
hubungan AS dan Perancis sejak perseteruan karena AUKUS
muncul ke permukaan. Biden menyatakan dia sendiri merasa
kikuk dalam mengumumkan kehadiran AUKUS. Biden
juga menyatakan bahwa dirinya berpikir bahwa Perancis
telah mengetahui rencana Australia menandatangani aliansi
trilateral tersebut. Macron tampaknya memahami penjelasan
Biden yang sudah barang tentu semakin menambah semangat
Morrison untuk terus melanjutkan aliansi keamanan tersebut.40

Tanggapan ASEAN
Munculnya AUKUS di kawasan Indo Pacifik sedikit
banyak menimbulkan pertanyaan dikalangan pemimpin
ASEAN. Sejak berakhirnya Perang Dingin di awal 1990-an
ASEAN telah memainkan peran cukup menonjol di kawasan
Asia. Pertemuan East Asia Summit, ASEAN Regional Forum,
ASEAN Plus Three, dan terakhir RCEP telah memberi kesem­
patan ASEAN untuk mengembangkan kepemimpinan diplo­
masi di kawasan ASEAN dan memberinya kesempatan
untuk melibatkan negara-negara besar dalam berbagai forum

39
Katharine Murphy, “Macron accuses Australian PM of lying
over submarine deal,” The Guardian, October 31, 2021, https://www.
theguardian.com/world/2021/oct/31/macron-accuses-australian-pm-
of-lying-over-submarine-deal
40
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 115


tersebut. RCEP, sebagai misal, telah menempatkan ASEAN
dalam diplomasi ekonomi global yang meningkatkan postur­
nya di tingkat global. Lebih dari, selama ini ASEAN berhasil
membangun kawasan Asia yang stabil, dan relatif aman dar
konflik serta jauh dari persaingan kekuatan militer.
Dengan segenap prestasi diatas sudah barang tentu
ASEAN merasa dipaksa untuk bersaing dengan negara-
negara besar dalam lingkungan baru yang tidak sepenuhnya
kondusif bagi masa depan ASEAN. Kedepan ASEAN mau
tidak mau hanya dapat berkembang ditengah dinamika
persaingan militer AUKUS dan China. Kondisi ini akan
menjadikan ASEAN tidak lebih sebagai penonton di pinggiran
dalam upaya bersama mempertahankan prinsip damai,
bebas, netral plus zona anti-nuklir yang sudah barang tentu
akan semakin sulit dipertahankan.41 Tantangan ini tampaknya
akan menuntut ASEAN mengembangkan model diplomasi
yang lebih tepat dimasa depan. Apalagi sekitar 2030-an
kemungkinan besar kapal selam nuklir buatan Amerika
untuk Austtalia diperkirakan baru akan siap diluncurkan.
Artinya ada waktu cukup buat ASEAN untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan keamanan di Asia.

Reaksi China Terhadap Pembentukan AUKUS


Pada awalnya, sebagaimana disebutkan dimuka, China
hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan standar dengan
mengkritik pembentukan AUKUS mencerminkan masih

41
James Chin, “Why is southeast Asia so concerned about AUKUS
and Australia’s plans for nuclear submarines?” The Conversation,
September 20, 2021, https://theconversation.com/why-is-southeast-
asia-so-concerned-about-aukus-and-australias-plans-for-nuclear-
submarines-168260

116 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


adanya mentalitas Perang Dikalangan dalam tiga negara yang
mencetuskan aliansi trilateral di Asia Pasifik. Namun dalam
waktu kurang dari satu bulan China menunjukkan reaksinya
yang lebih agresif. Pada awal bulan Oktober 2021 China
menerbangkan 56 pesawat tempur diatas zona identifikasi
pertahanan udara Taiwan.42 Pakar politik luar negeri China
di Australian National University, Wen-Ti Sung, menyatakan
bisa jadi penerbangan pesawat tempur China dalam jumlah
merupakan reaksi lebih lanjut dari pembentukan AUKUS.
Karena aliansi trilateral ini mau tidak mau akan melibatkan
Australia dalam isu-isu keamanan yang terus meningkat
baik di Teluk Taiwan maupun Laut China Selatan akhir-
akhir ini.43 Disamping itu, China memang telah memastikan
Taiwan harus direbut kembali menjadi bagian tak terpisahkan
dari China. Sehingga dengan penerbangan pesawat tempur
di dekat Taiwan tersebut merupakan sinyal bahwa China
tidak takut dengan AUKUS yang sampai tingkat tertentu
provokatif. AUKUS walaupun secara eksplisit tidak diarahkan
kepada China namun rangkaian diplomasi Biden sebelum
pembentukannya menunjukkan bahwa China memang
merupakan target utama dari AUKUS.
Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa penerbangan
pesawat tempur China tersebut menimbulkan kecemasan

42
“Taiwan ‘on alert’ after record 56 Chinese planes enter
ADIZ,” Aljazeera, 4 October 2021, https://www.aljazeera.com/
news/2021/10/4/china-flies-56-aircraft-near-taiwan-in-latest-record-
incursion
43
Max Walden and Joyce Cheng, “Why China sent a record
number of fighter jets and nuclear-capable bombers into Taiwan’s
identification zone,” abc.net.au, 4 October 2021, https://www.abc.
net.au/news/2021-10-04/china-taiwan-national-day-warplanes-
explainer/100511702

Rivalitas AS vs China di Era Biden 117


dikalangan pimpinan Taiwan. Menteri Luar Negeri Taiwan,
Joseph Wu, menyatakan kekhawatirannya bahwa provokasi
tersebut karena alasan tertentu dapat berubah menjadi
awal peperangan dengan Taiwan.44 Sedangkan Menteri
Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, menyatakan bahwa
situasi ini terburuk dalam 40 tahun terakhir.45 Menanggapi
perkembangan di Taiwan pada awal bulan Oktober tahun
2021 tersebut sekretaris pers Gedung Putih menyatakan
bahwa pemerintah Amerika prihatin dengan tindakan pro­
vokatif pemerintah China yang ditujukan ke Taiwan. Dia
menekankan bahwa komitmen Amerika terhadap Taiwan
sangat kuat dan tak tergoyahkan.46 Juru bicara Kementerian
Luar Negeri China menimpali pernyataan AS tersebut dengan
menyatakan bahwa Taiwan milik China dan AS tidak berhak
membuat pernyataan yang tidak bertanggung-jawab.47
Sementara itu, Amerika dan sekutunya sesungguhnya
juga telah mulai mengimbangi ambisi China di Laut China
Selatan dengan melakukan latihan bersama dengan beberapa
negara sekutu AS. Pada awal Oktober 2021 secara kebetulan
dua kapal induk AS, satu kapal induk Inggris dan satu kapal
perang Jepang dengan dek ukuran besar, kapal perang
Belanda, kapal perang Canada, dan kapal perang Selandia

44
Ramy Inocencio, “Taiwan “very concerned that China is going
to launch a war” to take over, foreign minister says, cbs.news, October
5, 2021, https://www.cbsnews.com/news/taiwan-china-war-us-
warning-record-number-chinese-military-flights/
45
Scott Neuman, “Taiwan says tensions with China are at
their worst in 4 decades, npr, October 6, 2021, https://www.npr.
org/2021/10/06/1043640597/china-taiwan-tensions-us-aircraft-
defense-military
46
Ibid
47
Ibid

118 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Baru yang jumlah kapal seluruhnya terdiri dari 17 kapal
termasuk empal induk melakukan latihan bersama di selatan
Okinawa dan di utara Taiwan.48 Latihan ini merupakan
sebuah show of force kekuatan angkatan laut Barat dibawah
kepemimpinan AS untuk meyakinkan China bahwa Barat
selalu membayangi perilaku agresif China di Laut China
Selatan termasuk kawasan teluk Taiwan.
Sudah barang tentu armada multinasional yang
melakukan latihan militer gabungan di kawasan Laut China
Timur ini plus pembentukan AUKUS membuat China merasa
di kepung oleh kekuatan militer Barat. Tidak mengherankan
jika China kemudian menerbangkan lebih dari seratus
pesawat tempur termasuk bomber di kawasan udara Taiwan.
Dinamika di kawasan Laut China Selatan dan Laut China
Timur merupakan sebuah sinyal kuat bahwa Perang Dingin
kedua sedang dalam tahap pertumbuhan awal. Sudah barang
tentu baik AS maupun China akan menolak pemikiran ini.
Akan tetapi tanggapan China dengan melakukan manuver
udara besar-besaran di kawasan udara Taiwan merupakan
isyarat bahwa China siap menghadapi upaya pengepungan
militer yang dilakukan Barat. Dinamika di kawasan ini
menunjukkan adanya peningkatan ketegangan hubungan
kedua negara.
Untuk meredakan ketegangan tersebut kedua pihak
sepakat memilih Swiss sebagai negara netral untuk melaku­
kan kontak diplomasi. Amerika segera mengirimkan Pena­
sihat Keamanan Nasional, Jack Sullivan untuk bertemu
48
Dzirhan Mahadzir, “U.S., U.K. Aircraft Carriers Drill with
Japanese Big Deck Warship in the Western Pacific, Usni.org, October 4,
2021, https://news.usni.org/2021/10/04/u-s-u-k-aircraft-carriers-drill-
with-japanese-big-deck-warship-in-the-western-pacific

Rivalitas AS vs China di Era Biden 119


dengan anggota Polit Biro Partai Komunis China, Yang
Jiechi. Hasil pertemuan tersebut menunjukkan bahwa kedua
belah pihak saling menyalahkan satu sama lain dan tidak
satupun bersedia untuk berkompromi. Meskipun demikian
mereka sepakat bahwa pertemuan tersebut bertujuan untuk
menghindari konflik militer yang lebih luas.49 Kedua pihak
kembali bertemu di Roma di sela-sela waktu pertemuan G20
pada akhir Oktober 2021. Pertemuan yang dilakukan antara
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dan Menteri Luar
Negeri China, Wang Yi, tidak menghasilkan solusi jangka
panjang yang bermanfaat bagi kedua negara. Disatu pihak
Blinken menetang tindakan provokasi yang dilakukan
China di Taiwan. Di pihak lain, Wang Yi menyatakan bahwa
semua ketegangan di Taiwan disebabkan oleh dukungan AS
terhadap gerakan pro-kemerdekaan di Taiwan.50 Pertemuan
Blinken dan Wang Yi tidak memperlihatkan adanya kemajuan
diplomasi sama sekali. Kedua belah pihak masih saling
menyalahkan satu sama lain. Tak ada pihak yang bersedia
mengalah. China kini justru semakin tampak lebih kuat
posisinya dengan melawan balik setiap tuduhan AS terhadap
China. Sehingga terlihat jelas bahwa kebuntuan diplomasi
Taiwan tampaknya semakin menguat. Kebuntuan ini semakin
luas dengan pembentukan AUKUS yang juga direspon negatif
oleh China.

49
Carla Freeman and Adrew Scobell, “What’s Next for U.S.-China
Relations Amid Rising Tensions Over Taiwan, usip.org, October 9, 2021,
https://www.usip.org/publications/2021/10/whats-next-us-china-
relations-amid-rising-tensions-over-taiwan
50
“Taiwan scrambles jets as Chinese air force enters air defence
zone,” swissinfo.ch, October 31,2021, https://www.swissinfo.ch/
eng/taiwan-scrambles-jets-as-chinese-air-force-enters-air-defence-
zone/47072414

120 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Isu Taiwan Dalam Pertemuan Virtual Joe Biden-Xi Jinping
Isu Taiwan tidak dapat dilepaskan dari meningkatnya
ketegangan di Laut China Selatan karena Taiwan relatif
dekat dengan kawasan tersebut. Sejak China menunjukkan
agresifitasnya dengan menerbangkan belasan pesawat
tempur ke kawasan zona identifikasi pertahanan udara
Taiwan, pemerintah Biden tidak bisa tinggal diam karena
dekatnya hubungan kedua negara. Selama ini AS menerapkan
kebijakan “strategic ambiguity” terhadap Taiwan. Kebijakan
ini memungkinkan AS memberikan dukungan militer kepada
Taiwan. Namun kebijakan tersebut tidak menyebutkan
bahwa AS akan membela Taiwan jika China menyerang
Taiwan.51 Menanggapi manuver udara China diatas Joe Biden
menyatakan bahwa AS memiliki komitmen untuk membela
Taiwan dari serangan China.52
Pernyataan Joe Biden ini ditanggapi oleh Juru Bicara
Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, bahwa
sudah sejak lama China menyatakan bahwa kepulauan
Taiwan adalah bagian dari wilayah China. Wang selanjutnya
menyatakan bahwa dalam urusan kedaulatan dan integritas
wilayah tidak ada ruang untuk berkompromi. Jangan
pernah ada yang meragukan kemampuan rakyat China
dalam mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas
wilayahnya.53

51
“Yes’: Biden says US would defend Taiwan against
China,” Al Jazeera, 22 Oktober 2021, https://www.aljazeera.com/
news/2021/10/22/yes-biden-says-us-would-defend-taiwan-against-
china
52
Ibid
53
“China says ‘no room’ for concessions over Taiwan after Biden
commits to defending island,” France24, 22 Oktober 2021, https://

Rivalitas AS vs China di Era Biden 121


Dalam pertemuan virtual antara Joe Biden dan Xi Jinping,
Xi menyatakan bahwa mendorong kemerdekaan Taiwan sama
saja dengan bermain dengan api. China konsisten menganggap
Taiwan sebagai propinsi yang memisahkan diri dan suatu saat
akan disatukan kembali dengan mainland China. Ketegangan
belakangan ini disebabkan oleh upaya berulang-ulang pihak
berwenang Taiwan agar mendapatkan dukungan AS untuk
memerdekakan diri dan adanya kehendak oknum-oknum AS
yang ingin memanfaatkan Taiwan untuk mengepung China.54
Sebaliknya Biden menyatakan bahwa sangat menentang
usaha-usaha untuk mengubah status Taiwan secara unilateral
atau merongrong perdamaian dan stabilitas selat Taiwan.55
Xi mengingatkan Biden bahwa China siap mengambil
tindakan tegas jika Taiwan melakukan tindakan menuju
kemerdekaan diri. Sebaliknya Biden menanggapi dengan
menyatakan bahwa AS tetap pada kebijakan Satu China
selama tidak ada upaya mengubah status Taiwan.56 Media
China menggambarkan bahwa pembicaraan kedua pemimpin
terbuka, konstruktif, substantif dan bermanfaat. Sementara
seorang pejabat Amerika berkomentar bahwa pembicaraan
tersebut terbuka dan saling menghormati.57
Kedua negara pada dasarnya tidak beranjak dari posisi

www.france24.com/en/americas/20211022-biden-says-yes-us-would-
defend-taiwan-against-china
54
“Biden-Xi talks: China warns US about ‘playing with fire’ on
Taiwan,” BBC, 16 Nopember 2021, https://www.bbc.com/news/
world-asia-china-59301167
55
Ibid
56
Julian Border, “Biden-Xi virtual summit: leaders warn each other
over future of Taiwan,” The Guardian, 16 Nopember 2021, https://www.
theguardian.com/us-news/2021/nov/16/xi-biden-virtual-summit-us-
china-conflict-taiwan-hong-kong
57
Ibid

122 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


masing-masing. China tidak bersedia mencabut pernyataan
bahwa Taiwan adalah propinsi yang memisahkan diri dari
China daratan dan suatu saat akan diambil alih kembali, dan
jika perlu menggunakan kekerasan. Xi Jinping tidak ingin
ada negara yang bermain api dengan Taiwan. Sebaliknya
pemerintah AS tidak akan membiarkan terjadinya perubahan
status Taiwan hingga saat ini. Dan AS siap membela Taiwan
jika Taiwan diserang China. Konperensi virtual bulan
Nopember 2021 lebih merupakan saluran komunikasi kedua
pihak merupakan rival satu sama lain. Komunikasi ini tidak
dapat dilepaskan dari rivalitas kedua negara.
Bagi Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, tak ada masa
depan Taiwan kecuali reunifikasi dengan China daratan.
Disamping itu Taiwan juga tidak memiliki status internasional
kecuali merupakan bagian dari China.58 Wang Yi mendasarkan
sikapnya pada hasil Resolusi PBB nomer 2758 tahun 1971
yang menyatakan bahwa RRC merupakan wakil resmi China
di PBB. Sehingga sebenarnya pernyataan China sangat kuat
karena ditopang oleh Resolusi PBB diatas.59
Sementara itu dalam pertemuan virtual dengan Joe Bide,
Xi Jinping menyatakan bahwa China memiliki kesabaran
menunggu terwujudnya reunifikasi damai. Akan tetapi bila
kelompok-kelompok separatis Taiwan terus-menerus mela­
kukan provokasi pemerintah China tidak memiliki pilihan
lain kecuali mengambil tindakan drastis.60 Perlu diketahui
58
“Taiwan has no future other than reunification with mainland,
no intl status other than being part of China: FM Wang Yi,” Global Times,
30 Oktober 2021, https://www.globaltimes.cn/page/202110/1237669.
shtml
59
Ibid
60
David J. Scheffer, “Does Taiwan Have the Right of Self-Defense,”
Council on Foreign Relations, 23 Nopember 2021, https://www.cfr.org/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 123


bahwa Undang-Undang Anti Pemisahan Wilayah China
tahun 2005 memberi wewenang sangat besar bagi militer
China untuk mengambil alih Taiwan. Sekalipun hingga kini
Xi belum pernah menyatakan adanya landasan hukum yang
kuat dalam memperlakukan Taiwan.61 Sebaliknya, sebuah
undang-undang yang mengatur hubungan AS dan Taiwan
menyatakan bahwa pengambil alihan Taiwan secara paksa
akan merupakan ancaman bagi perdamaian di kawasan
Pasifik Barat. Berdasarkan undang-undang tersebut Presiden
dan Kongres AS dapat mengambil tindakan untuk melawan
ancaman terhadap Taiwan.62
Kedua negara tampaknya memiliki alasan kuat untuk
mempertahankan posisi masing-masing. Isu Taiwan tampak­
nya akan semakin memanas ditengah rivalitas kedua negara
yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Kerjasama AS dengan Jepang dan Australia, pembentukan
AUKUS, merupakan upaya Biden mengantisipasi agresifitas
China di Taiwan. Biden tampaknya akan memaksimalkan
pendekatan multilateralisme dalam upayanya menghadang
kemajuan China yang bagaikan tak terbendung.

article/does-taiwan-have-right-self-defense
61
Ibid
62
Ibid

124 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Bab 5

DIPLOMASI VAKSIN
CHINA VS AS

P
andemi covid-19 dimulai dengan ditemukannya virus
mematikan yang pertama kali meledak di Wuhan,
China, pada Desember 2020 yang kemudian dengan
cepat menyebar ke berbagai negara. Luasnya cakupan
geografi dari penyebaran virus membuat WHO pada bulan
Maret 2020 menyebut gejala virus global ini sebagai pandemi.
Penyebaran virus yang berlangsung ditengah perang dagang
Amerika vs China dimanfaatkan Presiden Trump untuk
mengkambing hitamkan China. Trump dan beberapa pejabat
pemerintah Amerika menyebut pandemi ini sebagai virus
Wuhan atau virus China.1 Trump bahkan menuduh WHO
sebagai “wayang China” karena membiarkan covid-19 menye­
bar keseluruh dunia. Pemerintah China menanggapi tuduhan
politisi Amerika ini dengan meminta Amerika untuk berhenti

1
Mari Webel, “Calling Covid-19 a ‘Chinese virus’ is wrong and
dangerous-the pandemic is global,” The Conversation, March 25, 2020,
https://theconversation.com/calling-covid-19-a-chinese-virus-is-
wrong-and-dangerous-the-pandemic-is-global-134307

Rivalitas AS vs China di Era Biden 125


menyebar berita bohong.2
Sekalipun didunia internasional China mendapatkan
nama buruk sebagai negara asal mulai penyebaran virus
namun pemerintah China berusaha keras untuk membantah
tuduhan tersebut dengan langkah-langkah nyata. Diawali
dengan mengekspor bantuan peralatan kesehatan ke beberapa
negara yang membutuhkan. China tidak ragu mengekspor
masker, baju pelindung diri ke Eropa, Amerika, dan negara-
negara lainnya.3 Begitu sibuknya China mengeksper masker
dan berbagai peralatan medis ke berbagai negara sehingga
menimbulkan istilah diplomasi masker.
Langkah kedua yang dilakukan China adalah menggelar
diplomasi vaksin. Diawali dengan menyelenggarakan
pertemuan online antara Menteri Luar Negeri China, Wang Yi,
dan 25 Menteri Luar Negeri peserta proyek BRI pluas Direktur
Jendral WHO. Dalam kesempatan tersebut pemerintah
China menegaskan untuk mendorong kerjasama global guna
mengatasi pandemi yang sedang menyebar ke seluruh negara
didunia. China meluncurkan kebijakan Health Silk Road
sebagai kelanjutan dari proyek BRI.4 Pada awal tahun 2021
China mulai melakukan uji coba vaksin Sinovac ke beberapa
negara seperti Brasil, Indonesia dan Turki. Keberhasilan uji

2
Coronavirus: China accuses US of spreading conspiracies,”
BBC, March 24, 2020, https://www.bbc.com/news/world-asia-
china-52790634
3
Chad P. Bown, “COVID-19: China’s exports of medical supplies
provide a ray of hope, PIIE, March 26, 2020, https://www.piie.com/
blogs/trade-and-investment-policy-watch/covid-19-chinas-exports-
medical-supplies-provide-ray-hope
4
Lukasz Kobierski, “Belt and Road in the fight against COVID-19,”
Warsawinstitute, 22 June 2020, https://warsawinstitute.org/belt-road-
fight-covid-19/

126 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


coba dikemudian hari dilanjutkan dengan menyumbangkan
puluhan ribu vaksi ke berbagai negara di dunia. Selain
membaginya sebagai bantuan vaksin secara gratis China juga
menjual vaksinnya dalam jumlah lebih banyak baik dengan
pembayaran maupun dalam bentuk pinjaman. Vaksin China
kini tersebar di Asia, Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah
dan Eropa Timur.5
Sampai dengan bulan April 2021 China telah mengirimkan
vaksi ke lebih dari 80 negara. Ada 53 negara yang menerima
bantuan vaksin secara gratis sementara 27 negara yang
tergolong kedalam negara berpenghasilan menengah harus
membayar vaksin China tersebut. diplomasi vaksin China ini
memang diharapkan untuk memperbaiki citra yang buruk
karena ulah beberapa politisi Amerika tahun 2020 yang
menyebut pandemi sebagai virus China.6
Keberhasilan China pada kwartal pertama tahun
2021 disebabkan oleh ketidaksiapan negara-negara maju
membantu negara berkembang karena mengutamakan
keselamatan warga negara-negara Barat sendiri. Kekosongan
vaksin global inilah yang dimanfaatkan China untuk mem­­­
perbaiki citra buruknya dan menunjukkan bahwa China
adalah negara yang bertanggung-jawab walaupun efikasi
vaksin China dikenal lebih rendah dari vaksi buatan negara-
negara Barat.7 Sekalipun harga vaksi China tidak bisa
dikatakan murah akan tetapi paling cukup banyak negara
5
Ivana Karaskova and Veronika Blablova,” The Logic of China’s
Vaccine Diplomacy,” The Diplomat, March 24, 2021, https://thediplomat.
com/2021/03/the-logic-of-chinas-vaccine-diplomacy/
6
Suisheng Zhao, ” Why China’s vaccine diplomacy is winning,”
East Asia Forum, 29 April 2021, https://www.eastasiaforum.
org/2021/04/29/why-chinas-vaccine-diplomacy-is-winning/
7
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 127


yang berhasil mendapatkan sebagian kecil dari kebutuhan
vaksin mereka. Karena menunggu vaksin negara-negara maju
butuh waktu lebih lama dan hanya negara kaya dan makmur
yang sanggup membelinya.8 Langkah besar China ini di
kemudian hari semakin memperkuat intensitas rivalitas AS-
China. Pada pertengahan tahun 2021 AS mulai mengerahkan
kekuatan vaksinya untuk mengimbangi kemajuan diplomasi
vaksi China baik di Asia Tenggara, Afrika, maupun Amerika
Latin. Dan Asia Tenggara secara khusus merupakan medan
pertemuan diplomasi vaksin utama bagi kedua negara.

Diplomasi Vaksin China di Asia Tenggara


Asia Tenggara merupakan kawasan terdekat dengan
China yang sudah tentu mendapat perhatian khusus dari
China karena kedekatan geogafis. Sebagai salah satu rekanan
dagang terkemuka sudah barang tentu China memberi
perhatian serius dalam penyebaran vaksin yang snagat
dibutuhkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia
Diplomasi vaksin China di Indonesia dimulai dengan
kunjungan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, ke Indonesia
selama dua hari pada bulan Januari 2021. Kunjungan ini
menegaskan kerjasama China dan Indonesia dalam rangka
melawan virus covid-19 yang mengancam keselamatan
penduduk Indonesia.9 Indonesia merupakan negara pertama
yang memesan lebih dari 100 juta doses (50 juta sinovac dan
8
“Europe shouldn’t underestimate the global appeal of China’s
vaccine diplomacy,” Merics, May 3, 2021, https://merics.org/en/short-
analysis/europe-shouldnt-underestimate-global-appeal-chinas-vaccine-
diplomacy
9
“Indonesia starts vaccination as China promotes vaccine

128 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


60 juta sinopharm) vaksin dari China. Pemerintah Indonesia
harus mengeluarkan dana tidak kurang dari Rp. 637,3 milyar
untuk mendapatkan vaksin China tersebut.10
Diplomasi vaksin China tampaknya paling berhasil
di Indonesia dibandingkan dengan diplomasi vaksinya di
negara anggota ASEAN lainnya. Paling tidak Indonesia
merupakan negara pembeli vaksin China terbanyak di
ASEAN. Bahkan sesungguhnya Indonesia merupakan
pembeli vaksin China terbanyak di dunia. Posisi China di
Indonesia merupakan langkah strategis yang diambil China
dalam rangka mengisi kekosongan vaksin dari Amerika dan
Eropa. Pada kwartal pertama tahun 2021 Amerika dan Eropa
lebih mengutamakan kebutuhan warganya sendiri dalam
proses vaksinasi. Hal ini menyebabkan kekosongan vaksin
Barat di ASEAN. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan China
untuk memperkuat pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara.
Hingga pertengahan Juli 2021 Indonesia telah menerima lebih
dari 120 juta dosis vaksin buatan China.11
Malaysia
Malaysia adalah negara anggota ASEAN yang juga
menggunakan vaksin China (sinovac) sebagai salah satu
vaksin bagi penduduknya disamping vaksin lain seperti

diplomacy,” Kyodo News, January 13, 2021, https://english.


kyodonews.net/news/2021/01/8c6c2496cc07-update1-indonesia-
starts-vaccination-as-china-promotes-vaccine-diplomacy.html
10 Jason Hung, “Indonesia’s Sinovac rollout sets high stakes for
China’s vaccine diplomacy,” East Asia Forum, 6 February 2021, https://
www.eastasiaforum.org/2021/02/06/indonesias-sinovac-rollout-sets-
high-stakes-for-chinas-vaccine-diplomacy/
11
“China COVID-19 Vaccine Tracker,” Bridge, 12 July 2021, https://
bridgebeijing.com/our-publications/our-publications-1/china-covid-
19-vaccines-tracker/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 129


Pfizer yang diperoleh melalui skema COVAC. Malaysia mulai
penyuntikan warganya dengan vaksin sinovac sekitar satu
bulan setelah Indonesia mulai vaksinasi massal.12 Malaysia
dikenal agak lambat dalam melakukan vaksinasi massal.
Sulitnya mengakses vaksin global menjadi salah satu sebab
mengapa negara dengan jumlah penduduk yang tidak
terlalu banyak dibanding Indonesia namun agak terlambat
mendapatkan vaksin. Hingga bulan Juli 2021 jumlah vaksin
China yang diterima Malaysia baru sekitar 3,5 juta dosis.13
Thailand
Pada awal Januari 2021 pemerintah Thailand memutuskan
untuk membeli 2 juta dosis sinovac dari China. Diharapkan
bahwa vaksin China ini akan tiba di Thailand secara bertahap
dari Pebruari hingga akhir April 2021. Dengan pembelian
vaksin China ini diharapkan Thailand akan segera dapat
melakukan imunisasi warganya.14 Sampai dengan minggu
ketiga bulan Mei 2021 tidak kurang dari 6 juta dosis vaksin
sinovac telah tiba di Thailand termasuk 500.000 sinovac
pemberian dari pemerintah China.15
Jumlah vaksin yang masuk ke Thailand masih jauh dari
cukup untuk memenuhi kebutuhan puluhan juta warganya.

“Malaysia starts rollout of China’s Sinovac COVID-19 vaccine,”


12

Xinhuanet, March 18, 2021, http://www.xinhuanet.com/english/2021-


03/18/c_139819775.htm
13
“China COVID-19 Vaccine Tracker,” Bridge, 12 July 2021, https://
bridgebeijing.com/our-publications/our-publications-1/china-covid-
19-vaccines-tracker/
14
V“Thailand to purchase 2m doses of Chinese vaccine,”
The Nation, January 5, 2021, https://www.nationthailand.com/
news/30400712?utm_source=category&utm_medium=internal_
referral
15
“All eyes on China’s Sinovac – Thailand’s vaccine choice for

130 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Untuk mempercepat vaksinisasi bagi warga Thailand sebuah
lembaga riset yang berafiliasi dengan Kerajaan Thailand, The
Chulabhorn Royal Academy, memutuskan untuk mengimpor
1 juta dosis vaksin sinopharm dari China. Pembelian ini
diharapkan akan memberikan pilihan lain bagi publik
Thailand mengingat lambatnya proses vaksin gratis yang
disediakan pemerintah sejak Pebruari 2021.16 Tidak kurang
dari 17.000 perusahaan di Thailand yang telah mendaftar
untuk mendapatkan jatah vaksin sinopharm.17 Mereka
akan menggunakan vaksin ini untuk karyawan masing-
masing perusahaan agar tidak perlu menunggu vaksin dari
pemerintah. Sementara itu pada bulan Juni 2021 Thailand
menerima 500.000 sinovac bantuan dari China dan 2 juta
dosis sinovac yang dibeli dari China.18 Pada pertengahan Juli
2021 pemerintah Thailand menanggapi keresahan rakyatnya
tentang kemanjuran sinovac dengan keputusan yang
menen­ tukan. Kementerian Kesehatan Thailand akhirnya
memutuskan untuk menyuntik kembali bagi yang baru suntik
sinovac sekali atau dua kali dengan vaksin Pfizer.19

emergency,” Thai PBS World, May 22, 2021, https://www.thaipbsworld.


com/all-eyes-on-chinas-sinovac-thailands-vaccine-choice-for-
emergency/
16
Chalida Ekvitthayavechnukul, “ Royal-backed Thai institute to
import Chinese vaccine,” Seattle Times, May 28, 2021, https://www.
seattletimes.com/business/royal-backed-thai-institute-to-import-
chinese-vaccine/
17
“Over 17,000 organizations in Thailand register for China’s
Sinopharm vaccine,” Xinhuanet, June 19, 2021, http://www.xinhuanet.
com/english/asiapacific/2021-06/19/c_1310017098.htm
18
“2 million more Sinovac doses arrive in Thailand,” June 23, 2021,
https://www.bangkokpost.com/thailand/general/2137287/2-million-
more-sinovac-doses-arrive-in-thailand
19
Robert Hart,” Thailand To Mix Sinovac And AstraZeneca Shots

Rivalitas AS vs China di Era Biden 131


Laos
Sebagai salah satu negara tetangga China merupakan
salah satu negara ASEAN yang menghargai vaksin China
ditengah pandemi yang menimpa warga Laos. Pada akhir
bulan Desember 2020 Laos telah menerima 200.000 dosis vaksin
yang akan dipergunakan untuk vaksinasi tenaga kesehatan
sebagai warga yang berada di garis depan dalam perang
melawan virus covid-19 ini.20 Pada awal bulan Pebruari China
kembali mengirimkan Sinopharm ke Laos untuk melawan
virus dinegara tetangga tersebut. Berbeda dengan Vietnam,
Laos cenderung menerima dengan senang hati bantuan
vaksin yang diterimanya dari China.21 Secara keseluruhan
89% vaksin yang diterima Laos berasal dari China.22
Kamboja
Vaksin Sinopharm sebanyak 600.000 dosis tiba di
Kamboja pada Pebruari 2021. Inilah vaksin pertama yang
diterima pemerintah Kamboja dari China. Vaksin sumbangan
pemerintah China in akan digunakan untuk memulai

As Concerns Over Chinese Vaccine Escalate,” Forbes, 12 July, 2021,


https://www.forbes.com/sites/roberthart/2021/07/12/thailand-to-
mix-sinovac-and-astrazeneca-shots-as-concerns-over-chinese-vaccine-
escalate/?sh=4904b7e96f25
20
Phayboune Thanabouasy, “Laos Receives 2,000 Doses of Covid-19
Vaccine from China,” Laotian Times, December 31, 2020, https://
laotiantimes.com/2020/12/31/laos-receives-2000-doses-of-covid-19-
vaccine-from-china/
21
“China-donated COVID-19 vaccine handed over to Laos at official
ceremony,” Global Times, February 9, 2021, https://www.globaltimes.
cn/page/202102/1215370.shtml
22
“China vaccine doses to ASEAN top 120 million, 4.8 times UN
program,” The Jakarta Post, June 21, 2021, https://www.thejakartapost.
com/seasia/2021/06/21/china-vaccine-doses-to-asean-top-120-
million-48-times-un-program.html

132 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


imunisasi warga Kamboja.23 Bantuan vaksin dari China ini
merupakan bagian dari rencana China mendonasikan 1 juta
vaksin ke Kamboja. Antara bulan April hingga bulan Agustus
2021Kamboja akan mendapatkan tidak kurang dari 5,5 juta
dosis vaksin Sinovac.24
Dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak,
sekitar 16 juta, jika dibandingkan dengan penduduk negara-
negara tetangga yang lebih besar, Kamboja dapat dikatakan
negara yang berada di garis depan dalam upaya vaksinasi
warganya. Besarnya kontribusi vaksin China merupakan kunci
sukses Kamboja dalam mempercepat vaksinasi penduduknya.
Dibandingkan dengan negara-negara produsen vaksin
lainnya China benar-benar murah hati terhadap Kamboja.25
Pertimbangan geopolitik dan sedikitnya jumlah penduduk
Kamboja mendorong China untuk mengirimkan vaksin
Sinovac dan Sinopharm dalam jumlah yang cukup banyak.
Philipina
Philipina adalah salah satu negara di Asia Tenggara
yang tidak mudah menerima vaksin produksi China karena
pengalaman buruk dengan penggunaan vaksin China
sebelumnya. Sekitar tahun 2016 vaksin China yang digunakan
23
“Cambodia launches COVID-19 vaccination with shots for PM’s
sons, ministers,” Rappler, February 10, 2021, https://www.rappler.com/
world/asia-pacific/cambodia-launches-covid-19-vaccinations-with-
shots-prime-minister-sons-ministers
24
Voun Dara, “5.5 million doses of Covid vaccine from China due to
arrive in April-August,” Phnompenh Post, April 21, 2021, https://www.
phnompenhpost.com/national/55-million-doses-covid-vaccine-china-
due-arrive-april-august
25
Prak Thul, “How China’s vaccine diplomacy brought bosom
buddy Cambodia even closer,” Reuters, June 8, 2021, https://www.
reuters.com/world/asia-pacific/how-chinas-vaccine-diplomacy-
brought-bosom-buddy-cambodia-even-closer-2021-06-08/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 133


untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah telah
menyebabkan belasan anak meninggal dunia. Pengalaman
pahit ini membuat banyak warga Philipina menunggu
kedatangan vaksi Pfizer dari Amerika.
Namun kedatangan sinovac yang lebih dulu memaksa
pemerintah Philipina memulain proses imunisasi. Beberapa
petinggi bidang kesehatan bersedia untuk disuntik lebih
dahulu untuk membuktikan bahwa sinovac bagus dan tidak
berbahaya bagi warga Philipina.26 Hingga akhir bulan April
2021 Philipina telah menerima 3,5 juta dosis vaksin sinovac
plus 1 juta dosis bantuan pemerintah China.27 Kemudahan
dalam mendapatkan vaksi China membuat Presiden Duterte
semakin bersemangat untuk mendapatkan tambahan vaksi
dari China. Karena sekalipun Philipina juga menerima
bantuan vaksin astra-zeneca melalui jalur COVAC akan tetapi
jumlah yang diterimanya tidak mampu menutup kebutuhan
Philipina.28 Secara keseluruhan sampai dengan pertengahan
bulan Juli 2021 Philipina telah meneriman vaksin China,
baik dalam bentuk donasi atau dengan membeli, sebanyak
7,5 juta vaksin. Sementara vaksin astra-zeneca sebanyak 2,56
dosis, Pfizer 2,47 juta dosis dan Gamaleya 0,18 juta dosis.29

26
Cliff Venson, “Philippines starts COVID vaccinations, courtesy
of China,” Nikkei, 1 March 2021, https://asia.nikkei.com/Spotlight/
Coronavirus/COVID-vaccines/Philippines-starts-COVID-vaccinations-
courtesy-of-China
27
Devina Halim, “Philipines gets 500.000 more vaccine doses
from China,” AA, 29 April 2021, https://www.aa.com.tr/en/
asia-pacific/philippines-gets-500-000-more-vaccine-doses-from-
china/2224411
28
“Philippines seeking more Chinese vaccines, not returning them:
ambassador,” Global Times, 10 May 2021, https://www.globaltimes.cn/
page/202105/1223027.shtml
29
“Number of coronavirus (COVID-19) vaccine doses that arrived

134 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Sedangkan pada pertengahan Juli 2021 jumlah vaksin sinovac
yang diterima Philipina telah mencapai jumlah 12 juta dosis,
satu juta diantaranya merupakan donasi dari pemerintah
China.30
Vietnam
Vietnam merupakan salah satu negara ASEAN yang
sejak awal tidak tampak menunjukkan minat untuk me­
nerima bantuan atau membeli vaksin buatan China. Publik
Vietnam kurang percaya dengan vaksin China karena faktor
Wuhan sebagai sumber virus mematikan. Faktor inilah yang
menumbuhan sentimen anti vaksin China yang sedemikian
kuat dikalangan publik Vietnam.31 Oleh karena itu ketika
negara-negara ASEAN bersemangat menerima vaksin China,
Vietnam memilih vaksin buatan Barat untuk mengimunisasi
warganya.32
Vietnam sangat lambat menanggapi tawaran China
dan baru pada bulan Juni 2021 bersedia menerima donasi
500.000 dosis Sinopharm. Kesediaan Vietnam menerima
bantuan China pun bukan untuk warga Vietnam tapi sekedar
membantu China untuk vaksinasi warga China di Vietnam,

in the Philippines as of June 17, 2021, by brand(in millions),” Statista, June


17, 2021, https://www.statista.com/statistics/1244046/philippines-
coronavirus-covid19-vaccines-by-brand/
30
“China COVID-19 Vaccine Tracker,” Bridge, July 12, 2021, https://
bridgebeijing.com/our-publications/our-publications-1/china-covid-
19-vaccines-tracker/
31
Ani, “Vietnam overlooks Chinese Covid-19 vaccines for
AstraZeneca shots,” Hindustan Times, March 11, 2021, https://www.
hindustantimes.com/world-news/vietnam-overlooks-chinese-covid-
19-vaccines-for-astrazeneca-shots-101615469354355.html
32
“The first batch of COVID-19 vaccine arrives in Vietnam,”
Vietnam Investment Review, February, 24, 2021, https://vir.com.vn/the-
first-batch-of-covid-19-vaccine-arrives-in-vietnam-82826.html

Rivalitas AS vs China di Era Biden 135


warga Vietnam yang akan bekerja di China dan warga
Vietnam yang tinggal di perbatasan Vietnam-China.33 Akan
tetapi Vietnam tetap pada pendiriannya sejak awal bahwa
warga Vietnam akan mendapatkan vaksin dari Barat dan
tidak akan menggunakan vaksin buatan China. Dengan kata
lain, diplomasi vaksin China gagal di Vietnam kecuali hanya
untuk memvaksinasi warga China yang tinggal di Vietnam
dan warga Vietnam yang ditunjuk Kedutaan Besar China di
Vietnam. Mayoritas warga Vietnam tetap menggunakan vaksi
buatan Barat sehingga pemerintah Vietnam berusaha keras
untuk dapat mendatangkan vaksin-vaksi dari Barat seperti
AstraZeneca, Pfizer, Modena dan vaksin dari Rusia.
Singapura
Tidak semua negara di Asia Tenggara bersedia meng­
gunakan vaksin buatan China. Singapura adalah salah satu
negara yang sejak awal telah memilih vaksin buatan Barat
sebagai vaksin utama untuk program imunisasi melawan
virus di negeri Singa tersebut. Singapura adalah negara Asia
pertama yang menerima vaksin Pfizer dan memulai vaksinasi
warganya yang pertama kali di Asia Tenggara pada akhir
tahun 2020.34 Baru pada bulan Maret 2021 Singapura menerima
vaksin Sinovac sebanyak 200.000 dosis dari China yang telah
dipesan sejak akhir tahun 2020.35 Meskipun demikian hingga
33
“Vietnam receives 500,000 Sinopharm COVID-19 vaccine doses
donation from China,” Reuters, June 20, 2021, https://www.reuters.
com/world/asia-pacific/vietnam-receives-500000-sinopharm-covid-19-
vaccine-doses-donation-china-2021-06-20/
34
“Singapore starts Pfizer COVID vaccinations with health
workers,” Nikkei, December 30, 2021, https://asia.nikkei.com/Spotlight/
Coronavirus/Singapore-starts-Pfizer-COVID-vaccinations-with-health-
workers
35
Wong Casandra, ”Singapore received 200,000 Sinovac doses; no

136 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


bulan Mei 2021 Sinovac belum juga terdaftar secara resmi
sebagai vaksin yang dapat digunakan sebagaimana Pfizer dan
Moderna yang sudah banyak digunakan sejak awal program
vaksinasi.
Pemerintah Singapura menunggu otorisasi WHO
sebelum memutuskan penggunaan Sinovac bagi warga
Singapura. Pada saat yang sama berita dari Indonesia bahwa
350 dokter dan tenaga kesehatan yang sudah divaksin Sinovac
terinfeksi dan belasan orang harus dirawat di rumah sakit
membuat pemerintah Singapura belum bersedia memberi
lampu hijau bagi penggunan vaksin Sinovac.36 Baru pada bulan
June 2021 pemerintah Singapura memberi lampu hijau bahwa
Sinovac dapat digunakan setelah WHO setuju penggunaan
Sinovac untuk digunakan.37 Berdasarkan persetujuan WHO
inilah Singapura akhirnya mengijinkan penggunaan vaksin
Sinovac. Sambutan terhadap keputusan ini luar biasa khusus­
nya dikalangan orang-orang yang China yang tinggal di
Singapura. Mereka merasa lebih aman bepergian ke China
jika telah mendapatkan vaksin Sinovac.38

‘coercion’ or ‘external influence’ involved,” Yahoo News Singapore, March


24, 2021, https://sg.news.yahoo.com/singapore-200000-sinovac-doses-
no-coercion-involved-153901856.html
36
“Singapore latest to cast doubt over Chinese Sinovac efficacy.
Here’s why,” Hindustan Times, June 20, 2021, https://www.hindustan­
times.com/world-news/singapore-latest-to-cast-doubt-over-chinese-
sinovac-efficacy-here-s-why-101624198278032.html
37
“WHO validates Sinovac COVID-19 vaccine for emergency
use and issues interim policy recommendations,” WHO, June 1, 2021,
https://www.who.int/news/item/01-06-2021-who-validates-sinovac-
covid-19-vaccine-for-emergency-use-and-issues-interim-policy-
recommendations
38
Chen Lin and Aradhana Aravindan, “Singapore sees first day rush
for Sinovac vaccine,” Nasdaq, June 18, 2021, https://www.nasdaq.com/
articles/singapore-sees-first-day-rush-for-sinovac-vaccine-2021-06-18

Rivalitas AS vs China di Era Biden 137


Keragu-raguan Singapura terhadap kemanjuan Sinovac
tetap tinggi walaupun WHO telah memberikan otorisasi
penggunaan Sinovac. Kemunculan varian Delta mem­ buat
keraguan itu semakin kuat dikalangan pejabat kesehatan
Singapura. Oleh karena itu, pada awal bulan Juli 2021
pemerintah Singapura menyatakan bahwa mereka yang
sudah mendapatkan suntikan Sinovac tidak akan dimasuk­
kan kedalam daftar orang-orang yang telah divaksin. Pada­hal
jumlah yang sudah mendapatkan vaksin Sinovac lebih dari
17.000 orang.39 Namun inilah bentuk tanggung jawab peme­
rintah Singapura terhadap kesehatan warganya. Walaupun
tidak secara resmi menolak Sinovac akan tetapi tetap berhati-
hati sehingga sangat sedikit yang menggunaan vaksin Sinovac.

Diplomasi Vaksin China di Afrika


Sebagaimana dibahas pada bab lain dari buku ini hu­
bungan China dan Afrika sudah cukup lama berkembang.
Bantuan China dalam pembagunan proyek-proyek infra­­
struktur merupakan pondasi dasar hubungan China dan
Afrika. Situasi pandemi yang melanda seluruh dunia sudah
barang tentu membuat Afrika sebagai salah satu kawasan
yang membutuhkan banyak uluran tangan dari negara-negara
yang mampu memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan
negara-negara Afrika.
Sebagai bagian tak terpisahkan dari kerjasama sebelum­
nya pemerintah China mengirimkan dokter-dokter untuk
membantu mengatasi pandemi di negara-negara Afrika.
39
“Singapore excludes Sinovac shots from COVID-19 vaccination
tally,” Nikkei, July 8, 2021, https://asia.nikkei.com/Spotlight/
Coronavirus/COVID-vaccines/Singapore-excludes-Sinovac-shots-
from-COVID-19-vaccination-tally

138 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Peme­rintah China juga mengirimkan banyak kontainer yang
berisi masker, ventilator dan baju pelindung kesehatan yang
sudah barang tentu sangat dibutuhkan di benua ini. Jack Ma
juga mengirimkan banyak bantuan ke Rwanda, Kamerun
dan negara-negara Afrika lainnya.40 Pada bulan Oktober 2020
pemerintah China juga mengundang pada dutabesar dan
diplomat yang mewakili 50 negara Afrika untuk mengunjungi
pabrik Sinopharm. Liu Jingzhen, direktur Sinopharm berjanji
akan memberikan prioritas bagi Afrika setelah proses
pembuatan vaksin selesai.41
Ditengah kebutuhan vaksin yang terus meningkat
negara-negara Afrika harus menerima nasib berada di
barisan belakang dari negara-negara Barat. Mayoritas negara-
negara Barat mengutamakan kebutuhan vaksinasi warganya.
Sehingga vaksin-vaksin buatan Barat pada umumnya lebih
cepat terdistribusi ke negara-negara Barat sendiri. Akibatnya
negara-negara Afrika mengalami kesulitan mendapatkan
akses vaksin yang ada.42 Kondisi kekosongan vaksin Barat
inilah yang dimanfaatkan China untuk membantu kebutuhan
mendesak Afrika. China berharap dengan membantu
kebutuhan vaksin akan memperkuat hubungan yang lama
terjalin dengan Afrika.
40
Martina Schwikowski, “Coronavirus pandemic helps China
expand its influence in Africa,” DW, 25 April 2020, https://www.
dw.com/en/coronavirus-pandemic-helps-china-expand-its-influence-
in-africa/a-53241294
41
Iain Marlow, Faseeh Mangi, and Kari Soo Linberg, “I wont take
it: China struggle to get the world to trust its vaccines,” Japan Times, 29
Desember 2020, https://www.japantimes.co.jp/news/2020/12/29/
asia-pacific/china-coronavirus-vaccines-trust/
42
Silja Frohlich, “Coronavirus vaccines could cement Africa’s
relationship with China, DW, 5 Pebruari 2021, https://www.dw.com/
en/coronavirus-vaccines-could-cement-africas-relationship-with-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 139


Hingga awal bulan Juni 2021 China telah membantu
Afrika dengan setengah juta vaksin dalam bentuk sumbangan
maupun penjualan. Meskipun demikian seorang pejabat
Kementerian Luar Negeri China, Wu Peng, mengatakan
bahwa bantuan yang diberikan pemerintah China tidak akan
cukup memenuhi kebutuhan negara-negara Afrika. Afrika
harus mampu memproduksi sendiri kebutuhan vaksinya.43
Untuk itu pada bulan April 2021 Sinovac telah bekerjama
dengan pemerintah Mesir untuk mendirikan pabrik vaksin.
Dan pada bulan Juli 2021 pemerintah Mesir mengumumkan
telah memproduksi 1 juta vaksin. Mesir berencana untuk
memprpduksi 1 milyar vaksin setiap tahun.44 Di Aljazair
pemerintah China juga membantu mendirikan sebuah
pabrik yang diharapkan akan memproduksi 1 juta dosis
vaksin Sinovac pada Oktober 2021. Demikian pula di Maroko
pemerintah China membantu mendirikan pabrik vaksin yang
diperkirakan akan menghasilkan 5 juta dosis Sinopharm per
bulanya.45
Munculnya varian Omicron menimbulkan masalah besar
bagi negara-negara Afrika yang belum seluruh penduduknya
mendapatkan vaksinasi. Dalam Forum China Africa
Cooperation di Senegal melalui video Xi Jinping berjanji
membantu Afrika dengan 1milyar vaksin. 600 juta diantaranya

china/a-56467728
43
“China’s Distribution of Covid-19 Vaccination in Africa,” Borgen
Project, 3 Juni 2021, https://borgenproject.org/covid-19-vaccinations-
in-africa/
44
Veda Vaidyanathan, “China Is Manufacturing Vaccines in
Africa. The Quad Should Too,” The Diplomat, 5 Oktober 2021, https://
thediplomat.com/2021/10/china-is-manufacturing-vaccines-in-africa-
the-quad-should-too/
45
Ibid

140 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


akan diberikan dalam bentuk sumbangan. Sedangkan sisanya
akan diproduksi bersama antara perusahaan China dan
negara-negara Africa yang telah memiliki pabrik vaksin
batuan China.46
Dalam konperensi video tersebut Xi Jinping juga berjanji
akan memberikan bantuan berupa kredit sebanyak 10 milyar
dolar AS kepada lembaga-lembaga keuangan Afrika dan
akan mendorong perusahaan-perusahaan China untuk
menanamkan investasinya sebanyak 10 milyar dolar AS
dalam tiga tahun mendatang. Beijing juga berjanji membantu
10 milyar dolar AS untuk membantu ekspor negara-negara
Afrika ke China. China juga menambah 10 milyar dolar AS
untuk IMF special drawing right yang dapat dimanfaatkan
negara-negara Afrika.47 Xi Jinping juga menyatakan bahwa
China dan Afrika akan meningkatkan kerjasama dalam
bidang kesehatan, inovasi digital, promosi perdagangan dan
pembangunan hijau.48 China saat ini merupakan rekanan
dagang Afrika terbesar dengan nilai perdagangan sebanyak
200 milyar dolar AS sepanjang tahun 2019.49 Pertemuan
virtual ini merupakan upaya China menghadapi rivalnya,
AS, di Afrika yang seminggu sebelumnya menghadirkan
Antony Blinken, Menlu AS selama tiga hari ke Kenya, Nigeria,

46
“Xi Pledges a Billion More Vaccines for Africa in Wake of
Omicron,” Bloomberg, 30 Nopember 2021, https://www.bloomberg.
com/news/articles/2021-11-29/china-s-xi-pledges-additional-1-billion-
vaccine-doses-to-africa
47
Ibid
48
“China’s Xi promises 1bn COVID-19 vaccine doses to
Africa,” Aljazeera, 29 Nopember 2021, https://www.aljazeera.com/
news/2021/11/29/chinas-xi-promises-1-billion-covid-19-vaccine-
doses-to-africa
49
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 141


dan Senegal. Dalam kunjungan tersebut Blinken menyebut
kehadiran negara asing yang sering menimbulkan masalah.50

Diplomasi Vaksi China di Amerika Latin


Ditengah upaya AS untuk melakukan vaksinasi warganya
sendiri, China bergerak cepat untuk membantu negara-
negara Amerika Latin untuk mendapatkan vaksin yang
mereka butuhkan. Padahal Amerika Latin adalah kawasan
yang sangat dekat dengan AS bahkan sering disebut sebagai
kebun belakang AS. China memang menjanjikan bantuan
vaksin kepada negara-negara Amerika Latin yang bersedia
memutuskan hubungan diplomasi dengan Taiwan. China
memang kemudian mengirimkan bantuan vaksin kepada
negara-negara yang memutuskan hubungan diplomasi
dengan Taiwan.51
Senator Christopher A. Coon (Demokrat-Delaware)
menyatakan bahwa ada sembilan negara Amerika Latin yang
telah membeli vaksin China walaupun tingkat efektifitas
vaksin Sinovac hanya 50%. Bahkan Brazil batal menolak
teknologi Huawei karena dijanjikan akan mendapatkan vaksin
China.52 Para pakar kawasan Amerika Latin mengingatkan
bahwa di lapangan China berhasil membujuk negara-negara
Amerika Latin untuk menggunakan vaksin China ditengah
ketiadaan bantuan vaksin dari AS pada kwartal pertama 2021.

50
Ibid
51
Josh Rogin, “Opinion: The United States can’t ignore China’s
vaccine diplomacy in Latin America,” The Washington Post, 22 April
2021, https://www.washingtonpost.com/opinions/global-opinions/
the-united-states-cant-ignore-chinas-vaccine-diplomacy-in-latin-
america/2021/04/22/64f7f12c-a390-11eb-a774-7b47ceb36ee8_story.
html
52
Ibid

142 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Dalam pandangan publik Amerika Latin, China akan datang
dan menyelamatkan mereka sementara mereka melihat AS
sibuk melakukan vaksinasi terhadap warga AS sendiri.53
Hingga bulan Mei 2021 China telah mengirimkan
lebih dari 165 juta dosis vaksin ke Amerika Latin. Chile, El
Salvador, Brasil dan Uruguay merupakan negara-negara
yang menggantungkan sepenuhnya kepada China untuk
memenuhi kebutuhan vaksin warga mereka.54 Usaha keras
China untuk mengubah narasi China sebagai pusat Covid-19
menjadi negara yang memberikan solusi masalah covid-19
berhasil mendapatkan apresiasi di Amerika Latin dan
Karibia. Walaupun China lebih banyak menjual daripada
menyumbang vaksin ke kawasan tersebut.55 Akan tetapi ini
merupakan keberhasilan diplomasi vaksin China di Amerika
Latin. Keberhasilan diplomasi vaksin China ini dengan
sendirinya mengangkat posisi China di Amerika Latin.56
Besarnya bantuan vaksin yang disalurkan China ke
Amerika Latin secara tidak langsung juga menumbuhkan rasa
terima kasih yang tinggi dikalangan bangsa-bangsa di kawasan
tersebut. Sesuatu yang tidak mereka dapatkan dari Eropa
maupun Amerika. Pada saat yang bersamaan keberhasilan
diplomasi vaksin China juga merupakan tantangan bagi AS
yang tingkat pengaruhnya di kawasan tersebut mulai merosot.57

53
Ibid
54
Ibid
55
Ibid
56
Oliver Stuenkel, “Vaccine Diplomacy Boosts China’s Standing
in Latin America,” Foreign Policy, 11 Juni 2021, https://foreignpolicy.
com/ 2 0 2 1 / 0 6 / 1 1 /v a cc i n e -d i p l o m a cy -b o o s ts -c hina-in-latin-
america/
57
Elena Cossu, “Chinese vaccine diplomacy in Latin America could
change the international order,” The Loop, 8 Juli 2021, https://theloop.

Rivalitas AS vs China di Era Biden 143


Mereka semakin terbuka pada perbedaan narasi ekonomi dan
sosial. Mereka kurang berminat dengan dikotomi baik dan
buruk tapi lebih condong pada pilihan-pilihan yang konkrit.58
Mayoritas vaksin yang digunakan di Amerika Latin
berasal dari China. Sekalipun efektifitasnya tergolong rendah
dibanding vaksin buatan Barat namun karena China sangat
cepat dalam menyalurkan vaksin dan tidak tersedianya pilihan
yang lain negara-negara Amerika Latin terpaksa menerima
vaksin China.59 Begitu besarnya pengaruh diplomasi vaksin
China sehingga dalam pertandingan sepak bola terbesar di
Amerika Latin kata SINOVAC terlihat pada layar iklan yang
besar.60
Amerika Latin merupakan kawasan yang menerima
vaksin China terbanyak kedua sesudah kawasan Asia yang
paling banyak menerima vaksin China. Secara keseluruhan
China mendonasikan 3 juta dosis vaksin ke Amerika Latin.
Tapi China menjual tidak kurang dari 388 juta dosis vaksin
ke kawasan tersebut. Disamping itu, China juga membantu
memberikan bahan aktif untuk memproduksi vaksin China
dan vaksin lain di kawasan tersebut.61

ecpr.eu/chinese-vaccine-diplomacy-in-latin-america-could-change-the-
international-order/
58
Ibid
59
Lucie Keneip,”China’s Vaccine Diplomacy in Latin America,” The
Diplomat, 10 Agustus 2021, https://thediplomat.com/2021/08/chinas-
vaccine-diplomacy-in-latin-america/
60
Ibid
61
“China COVID-19 Vaccine Tracker,” Bridge Beijing, 29 Nopember
2021, https://bridgebeijing.com/our-publications/our-publications-1/
china-covid-19-vaccines-tracker/#China8217s_Vaccines_in_
Asia

144 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Diplomasi Vaksin Amerika Di Asia Tenggara
Amerika dipandang agak terlembat terjun dalam kancah
diplomasi vaksin ketika China telah mengawalinya sejak
akhir 2020. Presiden Biden yang baru dilantik bulan Januari
2021 merupakan salah satu halangan bagi Amerika untuk
dapat bergerak cepat dalam diplomasi vaksin global. Akan
tetapi prioritas utama Biden pada vaksinasi warga Amerika
merupakan alasan yang lebih tepat mengingat Amerika
juga ingin segera mengakhiri penderitaan bangsa Amerika.62
Meskipun demikian sesungguhnya para pemimpin ASEAN
sangat berharap bahwa Presiden Biden akan lebih baik
dibanding mantan Presiden Trump yang dipandang kurang
memperhatikan ASEAN. Paska pelantikan Presiden Amerika
harapan sedemikian tinggi bahwa pemerintahan Biden akan
lebih dekat dengan ASEAN dan akan banyak membantu dalam
menyediakan vaksin yang sangat dibutuhkan masyarakat
Asia Tenggara.63
Akan tetapi harapan negara-negara Asia Tenggara
tampaknya tidak akan segera terpenuhi karena Biden yang
memilih untuk menggunakan jalur multilateral. Sejak bulan
Pebruari 2021 Amerika mengumumkan untuk membantu
pembelian vaksin senilai $4 milyar untuk negara-negara-
negara miskin. Vaksin yang dibiayai negara-negara kaya
ini dikemudian hari dikenal sebagak COVAC yang dikelola

62
Gregory B. Poling, “Vaccine Diplomacy Is Biden’s First Test
in Southeast Asia,” CSIS, January 28, 2021, https://www.csis.org/
analysis/vaccine-diplomacy-bidens-first-test-southeast-asia
63
Takashi Nakano and Kentaro Iwamoto, “ASEAN courts Biden as
China speeds ‘vaccine diplomacy’,” Nikkei, January 22, 2021, https://
asia.nikkei.com/Politics/International-relations/Biden-s-Asia-policy/
ASEAN-courts-Biden-as-China-speeds-vaccine-diplomacy

Rivalitas AS vs China di Era Biden 145


oleh WHO.64 Untuk memperkuat posisinya Amerika bahkan
kemudian menjadi tuan rumah pertemuan COVAC secara
daring pada bulan April 2021. Pertemuan ini meneguhkan
diplomasi vaksin AS secara multilateral.65 Bulan Maret 2021
AS bersama-sama dengan India, Australian dan Jepang,
yang dikenal sebagai kelompok QUAD, juga mencapai kata
sepakat untuk membantu vaksinasi bagi negara-negara Asia
pada akhir 2022. Vaksin ini direncanakan akan diproduksi
di India yang dikenal mampu memproduksi vaksin dalam
jumlah besar.66 Namun hingga bulan Mei belum terlihat tanda-
tanda bahwa Amerika akan segera membantu penyediaan
vaksin secara khusus bagi negara-negara ASEAN. Bahkan
rencana pertemuan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken,
dengan para Menlu ASEAN akhirnya gagal karena alasan
teknis.67 Perkembangan ini membuat negara-negara ASEAN
menerima tawaran vaksin China yang lebih dahulu tersedia
dengan harga yang terjangkau.
Baru pada awal Juni 2021 Presiden Biden mengumumkan
rencananya untuk membantu penyebaran sebanyak 80 juta
dosis vaksin ke berbagai belahan dunia, khususnya negara
64
The United States Announced $4 billion Contribution for a
Global Vaccine Initiative,” U.S. Embassy in Barbados, February 18, 2021,
https://bb.usembassy.gov/the-united-states-announces-a-us4-billion-
contribution-to-a-global-vaccine-initiative/
65
David P Fidler, “Geopolitics drives vaccine access in Asia,” East Asia
Forum, April 13, 2021, https://www.eastasiaforum.org/2021/04/13/
geopolitics-drives-vaccine-access-in-asia/
66
“Covid: US and allies promise one billion jabs for South
East Asia,” BBC March 12, 2021, https://www.bbc.com/news/
world-56381104
67
“ASEAN – US meeting postponed, communication glitc cited as
reason,” The Jakarta Post, May 25, 2021, https://www.thejakartapost.com/
seasia/2021/05/25/asean-us-meeting-postponed-communications-
glitch-cited-as-reason.html

146 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


miskin dan berpenghasilan menengah kebawah. Paket khusus
ini diharapkan pada akhir Juni 2021 telah tersalur sebanyak
25 juta dosis.68 Negara-negara ASEAN termasuk sasaran dari
paket awal ini sehingga semua negara di Asia Tenggara akan
kembali mendapatkan tambahan vaksin Amerika via COVAC.
Indonesia termasuk salah satu negara di ASEAN yang
mendapat perhatian khusus dari diplomasi vaksin global
Amerika. Walaupun sepanjang pemerintahan Trump
Indonesia kurang mendapat perhatian dari Amerika, namun
pemerintahan Biden cukup memberi perhatian terhadap
Indonesia. Paling tidak pada 11 Juli 2021 Amerika mengirimkan
3 juta dosis Moderna untuk Indonesia. Kemudian pada tanggal
15 Juli 2021 Indonesia kembali mendapatkan bantuan 1,5 juta
dosis Moderna. Kedua pengiriman ini dilakukan Amerika
dalam skema COVAC. Secara keseluruhan Indonesia telah
menerima 12,7 juta dosis melalui skema COVAC.69
Malaysia juga mendapatkan sumbangan vaksin Pfizer
yang tiba di Malaysia pada 5 Juli 2021.70 Vietnam juga
mendapatkan 2 juta dosis Moderna melalui skema COVAC.71

68
Zeke Miller, “Biden Announces International COVID-19
Vaccine Sharing Plan,” The Diplomat, June 4, 2021, https://thediplomat.
com/2021/06/biden-announces-international-covid-19-vaccine-
sharing-plan/
69
“Tambahan 1,5 Juta Dosis Vaksin Moderna Yang Disumbangkan
AS Diterima Hari Ini,” US Embassy, 15 Juli 2021, https://id.usembassy.
gov/id/tambahan-15-juta-dosis-vaksin-moderna-yang-disumbangkan-
as-tiba-di-indonesia-hari-ini/
70
“United States Contribute 1 Million Pfizer Vaccine Doses to
Malaysia’s COVID-19 Response,” US Embassy, July 5, 2021, https://
my.usembassy.gov/united-states-contributes-1-million-pfizer-vaccine-
doses-to-malaysias-covid-19-response-050721/
71
“Two Million Doses of Moderna Vaccines Donated by USA
through the COVAX Facility Arrive in Viet Nam,” Unicef, July 9,
2021, https://www.unicef.org/vietnam/press-releases/two-million-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 147


Sementara itu, Amerika membantu 1 juta lebih Johnson
& Johnson untuk Laos.72 Sementara itu pada 8 Juli 2021
pemerintah AS mengirimkan 3 juta dosis vaksin Johnson &
Johnson ke Philipinan. Vaksin ini berbeda dengan vaksin
lain karena hanya memerlukan satu dosis.73 AS kembali
mengirimkan 1,5 juta dosis vaksin Johnson & Johnson ke
Philipina.74

Diplomasi Vaksin AS di Afrika


Afrika adalah benua yang paling akhir mendapatkan
perhatian dunia pada saat negara-negara di benua tersebut
sudah sangat membutuhkan bantuan vaksin. Pada awal
Juni 2021 pemerintah AS mengumumkan akan membantu
mendonasikan vaksin ke negara-negara miskin pada akhir
Juni 2021. Dari rencana pengiriman pertama sebanyak 19 juta
dosis alokasi ke Afrika hanya sekitar 5 juta dosis.75 Rencana

doses-moderna-vaccines-donated-usa-through-covax-facility-arrive-
viet
72
“Over 1 million Covid-19 vaccines donated by United States
through COVAX facility arrive in Laos,” The Star, 18 July 2021, https://
www.thestar.com.my/aseanplus/aseanplus-news/2021/07/18/over-
1-million-covid-19-vaccines-donated-by-united-states-through-covax-
facility-arrive-in-laos
73
Sofia Tomacruz, “PH to receive 3 million J & J vaccine doses
donated by US in July,” Rappler, July 8, 2021, https://www.rappler.
com/nation/philippines-to-receive-johnson-johnson-vaccine-doses-
united-states-july-2021
74
Sofia Tomacruz, “Philipines gets 1.6 more J & J vaccine doses
from US,” Rappler, July 17, 2021, https://www.rappler.com/nation/
philippines-gets-united-states-donated-johnson-johnson-covid-19-
doses-july-17-2021
75
Zeke Miller, “US to swiftly boost global vaccine sharing,
Biden annouces,” AP News, 4 Juni 2021, https://apnews.com/
article/biden-announces-international-covid-vaccine-sharing-plan-
cc4630f1d45b379c573c55a2042026e0

148 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


tersebut baru dapat diwujudkan pada bulan Juli 2021 melalui
skema COVAX dan bekerjasama dengan Uni Afrika. Negara-
negara yang mendapatkan jatah vaksin pada pengiriman
awal adalah Ethiopia, Djobouti dan Burkina Faso. Djibouti
dan Burkino Faso mendapatkan 151.200 dosis vaksin Johnson
& Johnson yang hanya memerlukan satu kali suntikan.
Sedangkan Ethiopia mendapatkan 453.600 dosis vaksin.76
Biden juga mengumumkan akan mengirimkan vaksin
gelombang kedua ke Afrika pada bulan yang sama. Negara-
negara yang akan mendapatkan bantuan vaksin Johnson &
Johnson (sekali suntikan) tersebut adalah Kamerun (303.050
dosis) , Republik Afrika Tengah (302.400 dosis), Gambia
(151.200 dosis), Lesotho (302.400 dosis), Niger (151.200 dosis),
Senegal (151.200 dosis), Zambia (151.200 dosis).77
Presiden Biden berjanji akan mengirimkan 500 juta
dosis Pfizer pada tahun 2022. Rencana pengiriman ini untuk
menggenapi 1,1 milyar dosis yang direncakan untuk Afrika.78
Pada bulan Desember Biden juga akan segera mengirimkan
9 juta dosis vaksin untuk menghadapi varian omicron yang
baru muncul.79 Biden juga berjanji membantu mendirikan
76
Zeke Miller and Mattew Lee, “US send first vaccine doses to
Africa in coming days,” AP News, 17 Juli 2021, https://apnews.com/
article/joe-biden-africa-health-government-and-politics-coronavirus-
pandemic-3ffccebaeed8a57801f977d8fe6c5f6b
77
“Biden to announce US vaccine doses for Cameroon, CAR,
Gambia, Lesotho, Niger, Senegal, Zambia,” The Africa Report, 21 Juli
2021, https://www.theafricareport.com/110178/biden-announces-
us-vaccine-doses-for-car-cameroon-gambia-lesotho-niger-senegal-
zambia/
78
Ahmed Haji, “Africa stands to gain more from Biden’s vaccine
diplomacy,” New Vision, 28 Oktober 2021, https://www.newvision.
co.ug/articledetails/118425
79
Monica Alba and Lauren Egan, “Biden administration
sending 9 million Covid vaccine doses to Africa,” NBC News, 3

Rivalitas AS vs China di Era Biden 149


pabrik vaksin Johnson & Johnson di Afrika Selatan.80

Diplomasi Vaksin AS di Amerika Latin


Sebagaimana di belahan bumi yang lain, vaksinasi di
Amerika Latin juga berjalan sangat lambat. Meningkatnya
kebutuhan vaksinasi telah memaksa warga Amerika Latin yang
mampu untuk pergi ke AS guna mendapatkan suntikan vaksin
yang tersedia melimpah di AS. Gejala ini sempat menimbulkan
turisme vaksin yang dikritik semakin meningkatnya
ketimpangan vaksin global karena negara-negara Barat
menumpuk vaksin dan tidak segera membagikannya ke
negara-negara miskin yang membutuhkannya.81
Dalam nada yang kurang lebih sama tiga Senator AS,
yakni, Senator Marco Rubio, Bob Menendez, dan Tim Kain
mengirim surat kepada Presiden Joe Biden. Dalam surat
tersebut ketiga Senator AS mendesak pemerintah AS agar
segera mengembangkan strategi yang komprehensif untuk
membantu mengatasi krisis vaksinasi di Amerika Latin dan
Karibia. Apalagi sepertiga korban meninggal karena Covid-19
ada di kawasan tersebut.82

Desember 2021, https://www.nbcnews.com/politics/white-house/


white-house-announce-shipment-9-million-covid-19-vaccines-
africa-n1285299
80
Haji, op cit
81
Narayan Ammachchi, “US Under Pressure to Send Vaccines to
Latin America,” Nearshoreamerica, Mei 2021, https://nearshoreamericas.
com/us-vaccines-latin-america-mexico-tourism/
82
“Rubio, Menendez, Kaine Urge President Biden to Prioritize
Surplus COVID-19 Vaccine Access for Latin America and the
Caribbean,” Rubio, 14 Mei 2021, https://www.rubio.senate.gov/public/
index.cfm/2021/5/rubio-menendez-kaine-urge-president-biden-to-
prioritize-surplus-covid-19-vaccine-access-for-latin-america-and-the-
caribbean

150 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Selama lima bulan pertama tahun 2021 para elit AS lebih
banyak mengeluh dan mengkritik kebijakan vaksin China di
berbagai belahan dunia. Tapi mereka gagal dalam memberikan
kepemimpinan global dalam mengatasi krisis vaksinasi global
di negara-negara miskin. Sudah semestinya pemerintahan
Biden segera mengambil tindakan cepat dan tepat untuk
mengatasi krisis vaksinasi di Amerika Latin.83 Mereka harus
segera berhenti mengkritik kelemahan diplomasi China
karena dalam kenyataan pemerintah-pemerintah di Amerika
Latin dan Karibia menerima bantuan vaksin China sekalipun
mereka harus membayar.84 Pemerintah AS harus berhenti
berbicara dan segera mengambil tindakan efektif untuk
membantu menyelamatkan nasib negara-negara di Amerika
Latin dan Karibia.85
Pada awal Juni 2021 akhirnya Presiden Biden mengu­
mumkan bawa pemerintah AS akan segera mendonasikan 6
juta vaksin ke negara-negara di Amerika Latin dan Karibia.86
Pada awal Juli 2021 Gedung Putih mengumumkan bahwa
satu juta dosis vaksin Johnson & Johnson akan dikirim ke
Bolivia, satu juta dosis Pfizer akan dikirim ke Paraguay dan
satu setengah juta dosis Moderna akan dikirim ke Guatemala.87

83
Greek Weeks, “U.S. vaccine diplomacy in Latin America is
failing,” The Global Americans, 27 Mei 2021, https://theglobalamericans.
org/2021/05/u-s-vaccine-diplomacy-failing/
84
Ibid
85
Ibid
86
Narissa Fraser, “US to donate covid19 vaccines to Latin
America, Caribbean,” Newsday, 3 Juni 2021, https://newsday.
co.tt/2021/06/03/us-to-donate-covid19-vaccines-to-latin-america-and-
the-caribbean/
87
Kate Sullivan, “US to send millions of Covid-19 vaccines to Latin
America,” CNN, 7 Juli 2021, https://edition.cnn.com/2021/07/07/
politics/us-latin-america-covid-vaccines/index.html

Rivalitas AS vs China di Era Biden 151


Argentina merupakan negara Amerika Latin yang paling
banyak menerima sumbangan vaksin dari Amerika. Tidak
kurang dari 3,5 juta dosis vaksin Moderna telah dikirim
pemerintah AS sebagai sumbangan untuk Argentina karena
besarnya jumlah kematian akibat Covid-19.88 Pemerintah AS
juga mendonasikan 500.000 dosis Moderna ke negara-negara
di kepulauan Karibia.89 Pada bulan Agustus 2021 pemerintah
AS kembali mendonasikan 830.000 dosis vaksin Pfizer ke enam
negara Karibia. Pemerintah AS selalu menegaskan bahwa
sumbangan vaksin ini merupakan gerakan kemanusiaan
sehingga tidak ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi
oleh negara penerima sumbangan vaksin AS.90

88
Fin Gomez, “U.S. to send 3.5 million Moderna doses to Argentina,
biggest vaccine shipment yet to Latin America,” CBS News, 16 Juli 2021,
https://www.cbsnews.com/news/biden-administration-sending-
moderna-vaccines-to-argentina/
89
Ibid
90
“US sends nearly 1 million COVID vaccine doses to Caribbean
nations,” Bangor Daily News, 11 Agustus 2021, https://bangordailynews.
com/2021/08/11/news/world-news/us-sends-nearly-1-million-covid-
vaccine-doses-to-caribbean-nations/

152 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Bab 6

RIVALITAS MILITER
AS VS CHINA

K
enaikan anggaran militer tidak dapat dilepaskan dari
peningkatan kemampuan ekonomi sebuah bangsa.
Ketika sebuah bangsa memasuki masa kemakmuran
kebutuhan untuk meningkatkan anggaran belanja militer pun
terjadi sebagai konsekwensi keinginan untuk melindungi
keamanan dan kemakmuran bangsa bersangkutan. Namun
beberapa negara meningkatkan anggaran belanja militernya
sedemikian rupa sehingga melampaui kebutuhan untuk
melindungi warganya dari serangan musuh. Persiangan ke­
naikan anggaran belanja militer ini besar-besar antara AS dan
China lebih mencerminkan tumbuhnya rivalitas militer kedua
negara.
Berdasarkan laporan SIPRI (Stockholm International
Peace Research Institute) 2021 AS dan China merupakan dua
negara paling besar anggaran militernya. Sepanjang tahun
2020 AS telah mengeluarkan anggaran militer sebesar 778
milyar dolar AS. Jumlah anggaran ini naik sebanyak 4% dari

Rivalitas AS vs China di Era Biden 153


anggaran militer tahun 2019. Kenaikan anggaran ditengah
pandemi global ini disebabkan adanya kebutuhan untuk
menanggapi meningkatnya ancaman kompetitor strategis
China dan Rusia.1 Sedangkan China merupakan negara
dengan anggaran militer kedua terbanyak didunia dengan
jumlah anggaran sebanyak 252 milyar dolar AS. Anggaran
militer China mengalami kenaikan 1,9% dibanding anggaran
tahun 2019. Namun jika dihitung sejak 2011 hingga 2020 maka
kenaikan anggaran itu berjumlah 76%. Kenaikan luar biasa ini
berangkat dari keinginan China untuk mengejar ketinggalan
dari kekuatan militer terkemuka yang lain.2
Upaya China untuk mengejar ketertinggalan belanja
militer dari AS dan tanggapan AS dengan terus menaikkan
anggaran belanja militernya merupakan indikasi bahwa
ada semacam rivalitas militer pada kedua negara. Kenaikan
anggaran belanja militer AS sendiri mencerminkan reaksi AS
terhadap apa yang terjadi di China dan Rusia.3

Menguatnya Pengaruh Global Angkatan Bersenjata China


Rivalitas AS China dalam bidang militer tidak dapat di­
lepaskan dari semakin kuatnya pengaruh Angkatan Bersenjata
China (PLA) di tingkat global saat ini. China dituntut oleh
kebutuhan untuk mampu melindungi keamanan lebih dari 1
juta wargnya yang ada di luar negeri, 140 juta warga China

1
“World military spending rises to almost $2 trillion in 2020,” SIPRI,
26 April 2021, https://www.sipri.org/media/press-release/2021/
world-military-spending-rises-almost-2-trillion-2020
2
Ibid
3
John Grady, “Panel: Many U.S. Defense Spending Trends Based on
What’s Happening in China, Russia,” 26 USNI, Pebruari 2021, https://
news.usni.org/2021/02/26/panel-many-u-s-defense-spending-trends-
based-on-whats-happening-in-china-russia

154 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


yang bepergian setiap tahunnya, sekitar 40.000 perusahaan
China yang tersebar di berbagai negara, serta properti dan
investasi diluar negeri yang nilainya tidak kurang dari 7
triliun dolar AS.4 Salah satu sukses operasi militer PLA adalah
ketika pecah perang di Libya. Pemerintah China segera
mengirimkan sebuah fregat Xuzhou untuk mengevakuasi 35.860
warga China dan 2103 pekerja kontrak dan warga asing dari kondisi
yang tidak menentu di Libya.5 Pasukan penjaga perdamaian China
juga bertugas Republik Demokrasi Congo, Lebanon, Mali, Sudan
Selatan dan Sudan. Angkatan Laut China juga melakukan patroli di
Teluk Aden dan perairan Somalia.6 Dikalangan Dewan Keamanan
PBB Angkatan Bersenjata China tergolong yang paling besar dan
termasuk kedua terbanyak sumbangan dananya untuk pasukan
pemelihara perdamaian.7
Disamping memperkuat peran PLA di tingkat global, China
juga mengembangkan aspek komersial dari industri persenjataannya.
Kini China mulai dikenal sebagai eksportir senjata. Selama 12 tahun
terakhir China telah mengekspor 16 juta amuninisi ke negara-negara
Asia, Timur Tengah dan Afrika.8 Antara 2010 hingga 2020 China
berkembang menjadi eksportir senjata kelima terbesar di dunia
setelah AS, Rusia, Perancis dan Jerman. Selama periode tersebut
China telah menjual 16,6 milyar TIV (ukuran penjualan menurut
SIPRI). Sebanyak 77,3% diekspor ke negara-negara Asia, 19,1%

4
Zhou Bo, “The Future of PLA,” Foreign Policy, 6 Agustus 2019,
https://foreignpolicy.com/2019/08/06/the-future-of-the-pla/
5
Ibid
6
Ibid
7
Ibid
8
Grace Shao, “China, the world’s second largest defense spender,
becomes a major arms exporter,” CNBC, 26 September 2019, https://
www.cnbc.com/2019/09/27/china-a-top-defense-spender-becomes-
major-arms-exporter.html

Rivalitas AS vs China di Era Biden 155


dijual ke Afrika dan sisanya 3,6% ke kawasan dunia yang lain.9
Kedekatan geografis antara Pakistan dan China
mempermudah kedua negara mengembangkan bisnis
persenjataan. Sejak 2010 China mensuplai 586,9 juta TIV
senjata ke Pakistan setiap tahunnya. Kedua negara juga
berkolaborasi membangun pesawat tempur JF-17. Bahkan
kedua negara sedang bekerjasama membangun kapal perang
fregat Type 054AP. Tipe 054AP ini sudah diluncurkan bulan
Agustus 2020 dan Januai 2021. Dua kapal perang yang lain
akan diserahkan ke Pakistan pada akhir 2021 atau 2022.10
Bangladesh termasuk salah satu pelanggan utama
senjata dari China dan merupakan pemasok senjata terbesar
ke Dakka. China membantu Bangladesh dengan pinjaman
dalam jumlah besar. Tahun 2013 China menjual dua kapal
selam bekas kelas Ming 035G dengan harga hanya 100 juta
dolar AS per kapal. Sejak 2006 China mensuplai ribuan senjata
laras panjang dan pistol.11
Myanmar adalah negara ketiga di Asia Selatan yang
menjadi pelanggan tetap senjata China. Sejak 2013 Myanmar
telah mengimpor 970 juta TIV dari China. Senjata utama
yang dibeli antara lain 17 buah pesawat tempur ringan JF17
yang merupakan hasil kerjasama China dan Pakistan, 12
buah Pesawat Tanpa Awak (UAVs) Rainbow, dan 2 pesawat
transpot Y 8, 2 buah kapal perang fregat tipe 43, dan 76 buah
kendaraan lapis baja Tipe 92. Pada saat kudeta meledak bulan
Pebruari 2021 China diketahui mengoperasikan Pesawat

9
“How Dominant is China in the Global Arms Trade?” CSIS,
27 Mei 2021, https://chinapower.csis.org/china-global-arms-
trade/
10
Ibid
11
Ibid

156 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Tanpa Awak UAVs taktis jenis CH-3A buatan China.12
Thailand termasuk salah satu negara ASEAN yang
membutuhkan bantuan China untuk memperkuat angkatan
bersenjatanya. Sejak 2017 Angkatan Laut Kerajaan Thailand
telah memesan sebuah kapal selam buatan China. Pemerintah
Thailand juga telah memesan sebuah kapal amphibi buatan
China State Shipbuilding Corporation.13
China memperluas pasar persenjataanya hingga ke Timur
Tengah dan Asia Tengah. Pesawata Tanpa Awak merek Wing
Loong buatan Chengdu Aircraft Industry yang merupakan
sebuah anak perusahaan dari Aviation Industry Corporation
(AVIC), salah satu industri pertahanan China terbesar.
Mesir, Saudi Arabia, Kazakhstan, Pakistan, Uni Emirat Arab,
Uzbekistan telah membeli jenis Pesawat Tanpa Awak tersebut.
Uni Emirat Arab telah membeli Wing Ling I dan Wing Long II
dan media dunia mencatat UEA menggunakan Wing Long II
dalam serangan udara di Libya Januari 2020.14

Peningkatan Anggaran Belanja Militer China


Dewasa ini anggaran militer China menduduki posisi
kedua terbesar sesudah AS. Berdasarkan keputusan Konggres
Nasional Rakyat China pada awal Maret 2021 pemerintah
China mengalokasi anggaran pertahanan 2021 sebanyak 209,16
milyar dolar AS.15 Anggaran pertahanan China merupakan

12
Ibid
13
April Herlevi, “China as a Niche Arms Exporter,” CNA, 31
Agustus 2021, https://www.cna.org/news/InDepth/2021/08/china-
as-a-niche-arms-exporter
14
Ibid
15
Matthew P. Funaiole, Brian Hart, Bonnie S. Glaser, Bonie Chan,
“Understanding China’s 2021 Defense Budget,” CSIS,5 Maret 2021,
https://www.csis.org/analysis/understanding-chinas-2021-defense-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 157


kedua tertinggi di dunia setelah AS. Akan tetapi jumlah lebih
banyak dari gabungan anggaran pertahanan India, Rusia,
Jepang, Korea Selatan dan Taiwan tahun 2019.16 Peningkatan
anggaran pertahanan China tersebut sudah barang tentu
meningkatkan ancaman China terhadap kepentingan AS dan
sekutu-sekutunya. Perkembangan ini mendorong Presiden
Joe Biden menginstruikan Menteri Pertahanan AS Lyoid
Austin untuk melakukan review global atas kemampuan
AS dan sekutunya dalam menghadapi semakin menguatnya
kemampuan militer China.17
Anggaran pertahanan suatu negara merupakan salah
satu cara untuk mengukur kemampuan militer suatu negara.18
Meskipun demikian sebagai sebuah negara non-demokratis
tidak mudah mengetahui sejauh mana alokasi anggaran
pertahanan berkaitan dengan kekuatan militer China dalam
arti sesungguhnya. Karena China dikenal tidak benar-benar
transparan dalam memaparkan anggaran pertahanannya.
Meskipun demikian sebuah kajian menarik tentang pengem­
bangan teknologi AI dalam sistem persenjataan China menjadi
salah satu kajian penting yang mengungkapkan kelemahan
dan kelebihan teknologi persenjaaan China dewasa ini.
Sangat menarik bahwa pengembangan teknologi AI yang
begitu hebat di China sangat tergantung pada akses teknologi
AS. Perusahaan-perusahaan AS lah yang sesungguhnya
mensuplai, data, softwere dan bahkan pendanaan.19 Bahkan
budget
16
Ibid
17
Ibid
18
“What Does China Really Spend on its Military?” CSIS, 27 Mei
2021, https://chinapower.csis.org/military-spending/
19
Ryan Fedasiuk,”Opinion | We Spent a Year Investigating What the
Chinese Army Is Buying. Here’s What We Learned,” Politico, 11 Oktober

158 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


chip-chip komputer yang digunakan pada sistem AI militer
China didisain oleh perusahaan-perusahaan AS seperti Intel,
NVIDIA, dan Xilinx yang dibuat di Taiwan. Perusahaan-
perusahaan tersebut tidak hanya menjual langsung ke PLA
tapi juga kontraktor-kontraktor swasta di China. Bahkan dalam
penelitian tersebut 60% merupakan kontraktor swasta.20 Hal
ini menunjukkan bahwa sesungguhnya sistem pengawasan
terhadap ekspor produk teknologi tinggi AS ke China banyak
mengandung kebocoran dan kelemahan. Apalagi China juga
melakukan pembelian langsung ke perusahaan teknologi
tinggi online yang dapat diakses secara umum. Sekalipun
demikian hal terpenting dari isu anggaran belanja pertahanan
China ini adalah kemampuan militer China jelas semakin kuat
dengan jumlah anggaran pertahanan kedua terbesar di dunia
sesudah AS.
Dalam pertemuan Aspen Security Forum di Washington
awal Nopember 2021, Jendral Mark A. Milley, Kepala Staf
Gabungan, menyatakan bahwa keberhasilan China dalam
bidang ekonomi selama empat dekade membantunya
melakukan investasi dalam bidang militer dan membuatnya
sebagai tantangan militer No. 1 bagi AS.21 Selama periode
tersebut China mampu mengubah pasukan infantri menjadi
pasukan yang memiliki kemampuan dalam bidang angkasa
luar, dunia maya, di darat, laut, udara dan dibawah permukaan

2021, https://www.politico.com/news/magazine/2021/11/10/chi­
nese-army-ai-defense-contracts-520445
20
Ibid
21
Aaron Parsley, “Pentagon Report Assesses China’s Military
Might: Hypersonic Missiles and 1,000 Nuclear Warheads by 2030,”
Yahoo, 5 Nopember 2021, https://news.yahoo.com/pentagon-report-
assesses-chinas-military-205401029.html

Rivalitas AS vs China di Era Biden 159


laut.22 Kemajuan China menambah kompleks tantangan AS
saat ini. Saat ini AS harus berhadapan dengan Rusia dan
China dan membuat dunia benar-benar sangat tidak stabil.23

Pengembangan Senjata Nuklir China


Sudah sejak 1964 China dikenal sebagai negara pemilik
senjata nuklir.24 China tidak berhenti menjadi negara nuklir
namun terus berusaha mengembangkan sistem persenjataan
nuklirnya lewat berbagai upaya. Saat ini China telah
memiliki 20 silo tempat menyimpan peluru kendali balistik
antar benua. Para pakar independen AS memperkirakan
China akan mampu membangun 200 silo untuk menyimpan
peluru kendalai ICBM.25 Upaya pengembangan persenjataan
nuklir ini berlangsung ditengah situasi internasional
yang tidak kondusif bagi kemajuan China di masa depan.
Berbagai tekanan Barat terhadap China, khususnya yang
dikembangkan AS membuat China menyimpulkan tentang
perlunya membangun kemampuan nuklir yang kuat agar
negara-negara Barat mengakui sepenuhnya kekuatan China
dewasa ini.26
Upaya pengembangan senjata nuklir juga merupakan
perhatian utama Xi Jinping yang dalam sebuah pertemuan

Ibid
22

Ibid
23

24
Mark Hibbs, “Military-Civil Fusion and China’s Nuclear Program,”
Carnegie Endowment, 10 Juni 2021, https://carnegieendowment.
org/2021/06/10/military-civil-fusion-and-china-s-nuclear-program-
pub-84749
25
Tong Zhao, “What’s Driving China’s Nuclear Buildup?”
Carnegie Endowment 5 Agustus 2021, https://carnegieendowment.
org/2021/08/05/what-s-driving-china-s-nuclear-buildup-
pub-85106
26
Ibid

160 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


nasional pada Maret 2021 menyatakan perlunya militer
mempercepat pengembangan kemampuan deteren strategis.
Pernyataan ini memperkuat asumsi bahwa China benar-
benar menyiapkan diri untuk mengembangkan kekuatan
nuklirnya.27 Pentagon melaporkan bahwa China memang
benar-benar sedangkan mengembangkan kekuatan nuklirnya
dan pada tahun 2030 diperkirakan akan memiliki 1000 hulu
ledak nuklir.28 Disamping itu, kekuatan maritim China pun
mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan para pejabat
militer di Pentagon. Angkatan Laut China kini telah memiliki
360 kapal dan pada 2030 China diperkirakan akan memiliki
425 kapal yang beroperasi di lautan.29
Pengembangan militer China saat ini benar-benar
menimbulkan keprihatinan dikalangan anggota Kongres
AS dan para pejabat Departemen Pertahanan AS.30 Selama
beberapa dekade AS menikmati posisinya sebagai kekuatan
ekonomi dan militer terkuat di dunia. Sehingga potensi
pergeseran perimbangan kekuatan global ke China
merupakan persoalan serius bagi AS. karena bukan tidak
mungkin pergeseran ke China dapat menghancurkan aliansi
Indo Pacifik yang sedang dibangun AS bersama sekutu-
sekutunya.31 Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS,

27
Ibid
28
Paul Mclearly,”Pentagon predicts 5 times increase in China’s
nuclear weapons over next 10 years,” Politico, 3 Nopember 2021, https://
www.politico.com/news/2021/11/03/pentagon-china-nuclear-
weapons-519048
29
Ibid
30
Ellen Mitchell and Jordan Williams, “China triggers growing fears
for US military,” The Hill, 7 Nopember 2021, https://thehill.com/policy/
defense/580248-china-triggers-growing-fears-for-us-military
31
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 161


Milley, juga menyatakan bahwa China telah menjadi negara
yang luar biasa kuat. Ia benar-benar menjadi tantangan bagi
AS dalam 10 hingga 20 tahun mendatang.32
Senator James Inhofe (Republiken, Oklahoma) menyata­
kan bahwa kita benar-benar dalam situasi yang genting jika
memperhatikan apa saja yang sudah dilakukan dan sedang
dilakukan pihak China. Sementara itu, anggota House, Mike
Rogers juga menyatakan bahwa AS harus segera menanggapi
China dengan melakukan modernisasi sistem pertahanan
yang belum pernah dilakukan sebelumnya.33
Joe Biden sendiri tampaknya akan mengulang sikap
keras Donald Trump terhadap China walaupun ia meng­
gerakkan sekutu-sekutunya untuk menghadapi China.
Akan tetap saja Biden mengambarkan hubugannya dengan
China sebagai “persaingan yang ekstrim” menegasikan nada
moderat pada sikap nya terhadap China. John J. Mearsheimer
meng­­­gambarkan hubungan AS-China sejak Trump sebagai
kembalinya Great Power Politics.34 Joe Biden tampaknya
tidak dapat melepaskan diri dari tragedi yang digambarkan
Mearsheimer diatas. Kedua negara tampaknya terjebak
kedalam perang dingin baru. Dan AS harus menghadapi China
sebagai pesaing yang jauh lebih kuat dari Uni Soviet dimasa
perang dingin.35 China sudah sedemikian kaya sehingga
sudah terlambat bagi AS untuk memaksakan kehendaknya

Ibid
32

Ibid
33

34
John Mearsheimer, “The Inevitable Rivalry,” Foreign Affairs,
November/Desember 2021, https://www.foreignaffairs.com/articles/
china/2021-10-19/inevitable-rivalry-cold-war?utm_medium=promo_
email&utm_source=lo_flows&utm_campaign=registered_user_
welcome&utm_term=email_1&utm_content=20211128
35
Ibid

162 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


agar China bersedia mengikuti segenap kehendak AS. Yang
pasti akan terjadi adalah kompetisi dan dan konflik antar
dua negara besar dan itulah tragedi yang sesungguhnya dari
politik antar negara besar.36

36
Ibid

Rivalitas AS vs China di Era Biden 163


164 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA
Bab 7

RIVALITAS IDEOLOGI
AS VS CHINA

R
ivalitas ideologi tak pelak lagi merupakan bagian tak
terpisahkan dari rivalitas AS vs China saat ini. Hal
itu tercermin dari perang narasi antara Biden dan X
Jinping, antara pejabat AS dan pejabat China, antara media
massa AS vs media pemerintah China.Perang narasi ini mulai
menghangat sejak Joe Biden memasuki Gedung Putih, bahkan
sejak masih dalam kampanye pemilihan presiden.

Pandangan Biden Tentang China


Pada pidatonya di depan Konggres AS pada hari ke
seratus pemerintahannya Biden menyatakan bahwa ia akan
memanfaatkan masa jabatanya sebagai Presiden AS untuk
membuktikan bahwa demokrasi adalah sistem politik yang
benar. Sementara itu dalam konperensi pers pertama di bulan
Maret 2021 Biden juga menyatakan bahwa “sangat jelas ini
merupakan pertarungan antara demokrasi dan otokrasi.1

1
Alex Ward, “Joe Biden wants to prove democracy works

Rivalitas AS vs China di Era Biden 165


Bagi Joe Biden hubungan AS dan China saat ini merupakan
konfrontasi antara AS dan sekutu-sekutunya melawan China
yang akan memaksakan sistem politik otoriter ke seluruh
dunia.2 Biden juga berjanji akan menuntut tanggung-jawab
China atas pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, Hong
Kong dan akan mempertahankan Taiwan. Sedangkan Linda
Thomas Greenfield, calon Duta Besar AS di PBB, menyatakan
bahwa China komunis merupakan ancaman bagi keamanan
dan nilai-nilai dasar AS.3
Biden tampak khawatir bahwa kebijakan politik,
ekonomi, dan teknologi China akan merongrong kebebasan
dan demokrasi, dan mendorong tatanan dunia non demokratis
serta memperkuat rejim-rejim otoriter diseluruh dunia.4 Oleh
karena itu Biden perlu menjelaskan kepada masyarakat dunia
yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan demokrasi
tentang berlangsungnya perdebatan tentang jalan terbaik
menuju masa depan, apakah sistem demokrasi atau otoriter.

— before it’s too late,” Vox, 28 April 2021, https://www.vox.


com/2021/4/28/22408735/joe-biden-congress-speech-democracy-
autocracy
2
Yaroslav Trofimov, “Can the U.S. Lead a Human-Rights Alliance
Against China?, The Wall Street Journal, 21 Mei 2021, https://www.
wsj.com/articles/can-the-u-s-lead-a-human-rights-alliance-against-
china-11621610176, in Zack Beauchamp, “The biggest threat to democracy
isn’t coming from China. It’s coming from within,” 28 Juli 2021, https://
www.vox.com/policy-and-politics/22590777/biden-china-democracy-
voting-india-doctrine
3
Ruairidh Brown, “Is a new cold war between the USA and China
now more likely with Joe Biden in the White House?” The Loop, 12 Pebruari
2021, https://theloop.ecpr.eu/is-a-new-cold-war-between-the-usa-and-
china-now-more-likely-with-joe-biden-in-the-white-house/
4
Thomas Wright, “Joe Biden Worries That China Might Win,” The
Atlantic Council, 9 Juni 2021, https://www.theatlantic.com/international/
archive/2021/06/joe-biden-foreign-policy/619130/

166 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Dalam proses global ini Biden dituntut untuk sungguh-
sungguh mempertahankan demokrasi sambil pada saat yang
sama mengkritik habis totalitarianisme.5 Para pejabat Gedung
Putih menyatakan bahwa Biden tidak akan berhenti menekan
China dalam persoalan hak asasi manusia, perdagangan
dan persoalan yang lain karena China dianggap melakukan
pelanggaran norma-norma internasional.6
Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa sejak awal Biden
telah merencanakan program besar untuk memperkuat
kembali demokrasi yang tidak banyak mengalami kemajuan
selama 4 tahun pemerintahan Donald Trump. Oleh karena itu
sejak Pebruari 2021 pemerintah Biden-Haris telah menyatakan
bahwa “Demokrasi tidak terjadi dengan tiba-tiba. Kita harus
mempertahankannya, memperjuangkannya, memperkuatnya
dan memperbaharuinya.”7 Summit for Democracy yang
kemudian dilaksanakan pada awal Desember 2021 tidak
hanya untuk memperkuat demokrasi, yang sedang mengalami
kemunduran global, tapi juga sebagai tanggapan terhadap
kebangkitsn China sebagai negara non-demokrasi atau negara
otoriter.8
5
Kaush Arha, “The Free World vs China and Friends: Its ideology,
stupid,” The Atlantic Council, 1 Juli 2021, https://www.atlanticcouncil.
org/blogs/new-atlanticist/the-free-world-vs-china-and-friends-its-
ideology-stupid/
6
Vincent Ni and Helen Davidson, “Biden tells Xi US and China
must not veer into conflict,” The Guardian, 10 September 2021, https://
www.theguardian.com/world/2021/sep/10/joe-biden-xi-jinping-us-
china-phone-call-veer-conflict
7
“The Summit for Democracy,” https://www.state.gov/summit-
for-democracy/
8
Manjari Chatterjee Miler, “What Was the Summit for Democracy
Really About,” Council of Foreign Relations, 16 Desember 2021,
https://www.cfr.org/article/what-was-summit-democracy-really-
about

Rivalitas AS vs China di Era Biden 167


Sikap China Terhadap AS
Selama ini China memandang AS sebagai negara yang
terlalu banyak mencampuri urusan dalam negeri China. AS
juga dipandang sebagai negara yang mengancam keamanan
dalam negeri China serta tidak menghormati kedaulatannya.
Para diplomat dan juru bicara pemerintah China menyatakan
bahwa AS hanya memberikan ceramah bagi negara-negara
lain namun dalam kenyataan tidak mampu menyelesaikan
persoalannya sendiri. Oleh karena itu China akan terus
mempertahankan kepentingan nasionalnya.9
Bagi China arus informasi yang bergerak bebas sebagai­
mana dipraktekkan di negara-negara demokrasi Barat serta
daya tarik demokrasi itu sendiri bisa menjadi ancaman
bagi stabilitas rejim otoriter.10 Sebaliknya, Xi Jinping yakin
bahwa sosialisme dengan karakter China kelak akan berhasil
mengalahkan kapitalisme liberal. Tatanan internasional liberal
saat ini tidak cocok bagi China oleh karena itu harus diubah.11
Sementara itu menurut sejarahwan Rana Mitter, Direktur
Pusat Studi China, Universitas Oxford, menanggapi krisis
ekonomi 2008 yang melanda AS saat itu China berpendapat
bahwa Barat tidak lagi memiliki pelajaran untuk diajarkan
pada China dan sejak itulah China memperkuat ekonominya.12

9
Hung Trun, “Is the US-China strateigic competition a cold war,”
The Atlantic Council, 21 April 2021, https://www.atlanticcouncil.org/
blogs/new-atlanticist/is-the-us-china-strategic-competition-a-cold-
war/
10
Wright, Op Cit
11
Arha, Op Cit,
12
Jill Lawless, “Authoritarianism advances as world battles the
pandemic,” 15 Juli 2021, https://apnews.com/article/joe-biden-busi­
ness-health-religion-government-and-politics-a127151d7208b79c­­­
02767b435355511d

168 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Sedangkan keberhasilan China paling cepat dalam mengatasi
pandemi telah menumbuhkan pandangan baru dikalangan
para pemimpin dan rakyat China bahwa ada sesuatu yang
salah dengan demokrasi Barat sedangkan sistem China justru
lebih baik.13
Xi Jinping memandang bahwa tatanan dunia saat ini
sedang mengalami pergeseran geopolitik dan teknologi
yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian. Dan penyebab
pergeseran ini adalah tumbuhnya kekuatan China dan
pada saat yang sama Barat sedang merusak dirinya
sendiri.14 Menyaksikan pemisahan Inggris dari Uni Eropa
dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS, China
memandang bahwa negara demokrasi paling kuat didunia
sedang menarik diri dari tatanan internasional yang AS ikut
membangunya dan kini sedang dilanda krisis demokrasi di
negaranya sendiri. Sementara reaksi Barat terhadap pandemi
yang tidak sehebat China membuat para pemimpin China
yakin bahwa waktu sedang berpihak ke mereka saat ini.15
Saat ini tampaknya China sedang mempersiapkan diri untuk
membangun abad 21 sebagaimana dahulu AS membangun
abad 20.16
Ditengah meluasnya ketegangan akibat rivalitas AS
vs China, China, dalam kesempatan Sidang Umum PBB ke

13
Ibid
14
Rush Doshi, “The long game,” Brookings, 2 Agustus 2021, https://
www.brookings.edu/essay/the-long-game-chinas-grand-strategy-to-
displace-american-order/
15
Ibid
16
Evan Osnos, “The future of America’s Contest with China,”
Realcleardefense, 7 Januari 2020, https://www.realcleardefense.
com/2020/01/07/the_future_of_america039s_contest_with_
china_311529.html, dalam Doshi, “The long game,”

Rivalitas AS vs China di Era Biden 169


76, Xi Jinping menyatakan bahwa dunia perlu memajukan
perdamaian, pembangunan, persamaan, keadilan, demokrasi,
kebebasan. Dunia perlu terus mengembangkan dialog dan
kerjasama karena dunia sangat luas untuk mengakomodasi
kepentingan semua negara.17 Duta Besar China di PBB
juga mengharapkan agar AS menghindari “pendekatan
konfrontatif” dan provokasi terhadap China.18
Beijing memandang Washington sedang menjalankan
kebijakan untuk mencegah kebangkitan China. Hal mem­
buat kepemimpinan China kurang berminat melakukan
penyesuaian diri dalam menghadapi AS. China tidak ingin AS
mencegah upaya China untuk menjadi negara besar dan akan
menggerakkan China menuju posisi terkemuka didunia.19
China membalas serangkaian kampanye negatif
yang dilancarkan Biden dengan menyerang balik pihak
AS khususnya menjelang Pertemuan Puncak Demokrasi
pada bulan Desember 2021. Para pejabat partai China
mempertanyakan bagaimana mungkin negara yang gagal
menanggapi pandemi covid-19 bisa memberi kuliah pada
negara lain tentang demokrasi. Mereka menyatakan bahwa
upaya memaksa negara-negara lain mencontoh model

17
“China Will Never Seek Hegemony: Xi Jinping After Biden’s
“New Cold War” Reference,” NDTV, 22 September 2021, https://www.
ndtv.com/world-news/china-will-never-seek-hegemony-xi-jinping-
after-bidens-new-cold-war-reference-2549066
18
Edith M. Lederer, “China hopes Biden turns statement on no
Cold War into action,” The Washington Post, 28 September 2021, https://
www.washingtonpost.com/world/china-hopes-biden-turns-statement-
on-no-cold-war-into-action/2021/09/28/a987692e-20b0-11ec-a8d9-
0827a2a4b915_story.html
19
Paul Heer, “There Will Be a U.S.-China Cold War,” The Nastional
Interest, 3 Oktober 2021, https://nationalinterest.org/feature/there-
will-be-us-china-cold-war-194791

170 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


demokrasi Barat pada akan berakhir dengan kegagalan.20
Seorang pejabat partai lain menyatakan bahwa selama ini
AS dan negara Barat lain menggunakan demokrasi untuk
menghambat kemajuan China.21
Berkaitaan dengan program Summit for Democracy
yang diselenggarakan Biden secara virtual China agak
emosinal memberikan tanggapanya bahkan sebelum program
virtual tersebut terlaksana. Media dan para diplomat China
menggambarkan sistem pemerintahan AS tidak lebih
dari “permainan politik uang” dimana “segelintir orang
menguasai banyak orang.”22 Beijing juga menyatakan bahwa
sistem politik China “demokrasi yang sebenarnya” karena
dapat “berfungsi dengan baik.” Paska pelaksanaan Summit
for Democracy, China menyebut bahwa demokrasi Amerika
merupakan “senjata pemusnah massal” karena kecenerungan
AS mencampuri urusan dalam negeri negara-negara lain.23

Potensi Ancaman China Terhadap Demokrasi di Negara


Berkembang
Perang narasi antara AS vs China dalam kaitannya

20
Ken Moritsugu, “China’s communists bash US democracy
before Biden summit,” ABC News, 4 Desember 2021, https://abcnews.
go.com/US/wireStory/chinas-communists-bash-us-democracy-biden-
summit-81553342
21
Ibid
22
Vincent Ni, “China attacks ‘US-style democracy’ prior to Biden
summit,” The Guardian, 6 Desember 2021, https://www.theguardian.
com/world/2021/dec/06/china-attacks-us-style-democracy-prior-to-
biden-summit
23
“Weapon Of Mass Destruction...”: China Slams US After Biden’s
Summit,” NDTV, 11 Desember 2021, https://www.ndtv.com/world-
news/china-slams-us-after-biden-democracy-summit-weapon-of-mass-
destruction-2646315

Rivalitas AS vs China di Era Biden 171


dengan mana sistem politik yang lebih baik tidak akan
banyak berpengaruh secara langsung terhadap masing-
masing negara. Nyaris mustahil sistem demokrasi AS akan
berpengaruh pada kehidupan politik, ekonomi dan sosial
China. Demikian pula mustahil sistem satu partai China yang
otoriter mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial
AS. Rivalitas ideologis kedua superpower hanya berlangsung
di tingkat perang narasi dan tidak akan mengubah sistem
politik masing-masing.
Akan tetapi bagi sebagian besar negara berkembang
sudah sejak lama, walaupun tidak seluruhnya, telah
menerapkan demokrasi pada sistem politiknya. Akan tetapi
perkembangan akhir-akhir ini demokrasi, yang dianut oleh
lebih dari separuh negara didunia ini, mengalami penurunan
kualitas. Negara-negara demokrasi seperti India, Brasil,
Hongaria, Israel, bahkan AS sendiri saat ini sedang mengalami
kemunduran luar biasa. Namun kemunduran kwalitas
demokrasi di negara-negara tersebut lebih banyak disebabkan
oleh alasan-alasan domestik atau kegagalan mereka sendiri
dalam mempertahankan kualitas demokrasi masing-masing.24
Akan tetapi di negara-negara berkembang persoalannya
menjadi berbeda, khususnya jika dikaitkan dengan kampanye
BRI yang sangat sukses. BRI sebagai faktor eksternal berpotensi
mengurangi kualitas demokrasi mereka. Keberhasilan China
dalam mempromosikan BRI membuat 139 negara dewasa
ini merupakan anggota dari BRI dengan jumlah penduduk

24
Zack Beauchamp, “The biggest threat to democracy isn’t coming
from China. It’s coming from within,” Vox, 28 Juli 2021, https://www.
vox.com/policy-and-politics/22590777/biden-china-democracy-
voting-india-doctrine

172 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


sekitar 63% dari seluruh penduduk dunia.25 Negara-negara
yang tidak tertarik bergabung dengan BRI pada umumnya
lebih demokratis, lebih stabil secara politik dan lebih baik
tingkat perekonomiannya dibandingkan dengan mereka yang
mendukung BRI.26 Salah satu ciri pokok BRI adalah negara-
negara yang mengajukan pinjaman dalam konteks BRI tidak
harus merupakan negara demokrasi dan tidak melanggar
hak asasi manusia. Dengan kata lain semua negara, sekalipun
sistem politiknya otoriter dan melakukan pelanggaran hak
asasi manusia, tetap berpeluang mendapatkan pinjaman untuk
melakukan pembangunan proyek infrastruktur.27 Bahkan
di negara-negara ASEAN dan Afrika China memanfaatkan
sebaik mungkin proyek-proyek BRI ini untuk mengalihkan
buruh dari industri padat karya dari China ke kawasan-
kawasan tersebut.28
Lebih jauh patut diperhatikan bahwa China kini
sedang tumbuh pesat dengan penuh kebanggaan menjadi
negara kapitalis komunis. China berhasil membuktikan
bahwa kapitalisme tidak selalu berujung pada terbentuknya
demokrasi sebagaimana selama ini dipropagandakan Barat.
Sebaliknya, China yang sejak awal merupakan negara
komunis hingga kini tetap komunis sekalipun ekonominya
25
David Sacks, “Countries in China’s Belt and Road Initiative:
Who’s In and Who’s Out,” Council on Foreign Relations, 24 Maret 2021,
https://www.cfr.org/blog/countries-chinas-belt-and-road-initiative-
whos-and-whos-out
26
Ibid
27
Ibid
28
Morgan Lessard, “China’s Belt And Road Initiative: The Risks
For Democracy And Implications For International Development,”
The Organiation for World Peace, 1 April 2021, https://theowp.org/
reports/chinas-belt-and-road-initiative-the-risks-for-democracy-and-
implications-for-international-development/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 173


menerapkan sistem kapitalis model China.29 Komunisme
model baru ini memanfaatkan secara maksimum teknologi
artificial intelligence untuk memaksa seluruh warga China
mengikuti dan mematuhi garis partai. Dengan menerapkan
totalitarian teknologi ini segala macam penindasan dibenarkan
sebagai bagian tak terpisahkan dari mesin ekonomi dan
menjamin tercapainya kemakmuran.30
Tak pelak lagi negara-negara anggota BRI yang pada
umumnya bukan negara demokrasi, tidak stabil politiknya
dan ekonominya belum berkembang pesat pada umumnya
tertarik dengan model kapitalisme komunis China saat ini.
Yaitu sebuah kombinasi antara kapitalisme yang menjanjikan
kemakmuran dengan sistem politik totaliter yang sangat efektif
dan represif mengendalikan rakyatnya Dengan demikian
promosi BRI besar-besaran ke 139 negara di dunia saat ini
membawa potensi ancaman terhadap masa depan demokrasi
negara-negara berkembang yang tingkat demokrasinya masih
rendah.

29
Tomasz Kamusella, “How China combined authoritarianism with
capitalism to create a new communism,” The Conversation 26 Oktober 2021,
https://theconversation.com/how-china-combined-authoritarianism-
with-capitalism-to-create-a-new-communism-167586
30
Ibid

174 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


KESIMPULAN

I
su yang menjadi bahasan utama buku ini adalah
bagaimana bentuk hubungan AS dan China di tahun
pertama era Joe Biden. Joe Biden membuka tahun pertama
pemerintahannya dengan menabuh genderang perang
melawan kebangkitan China yang bagi AS tampaknya
semakin sulit dikendalikan. Harapan AS bahwa China,
yang sangat berhasil mengelola perekonomianya dengan
menerapkan sistem kapitalisme ala China, akan berubah
menjadi pemerintahan yang semakin terbuka dan demokratis
ternyata tidak lebih dari harapan kosong yang tidak pernah
terwujud. Dalam kenyataan China justru semakin otoriter dan
represif. Bahkan kini China semakin agresif menunjukkan jati
dirinya sebagai pesaing utama AS yang semakin tidak bisa
lagi dipandang enteng.
Meningkatnya kemampuan ekonomi China sebagaimana
tercermin pada meluasnya proyek-proyek BRI di Afrika, Timur
Tengah, Asia, Eropa dan Amerika Latin merupakan bukti
bahwa China merupakan pesaing utama AS dalam bidang
ekonomi. Kemajuan China dalam penguasaan teknologi tinggi

Rivalitas AS vs China di Era Biden 175


juga semakin memperkokoh posisinya di dunia internasional
dalam mana teknologi tinggi semakin tidak dapat dipisahkan
dari diplomasi internasional. Sementara itu klaim China
terhadap Laut China Selatan yang diikuti dengan agresifitas
kegiatan maritim China di kawasan tersebut juga menambah
kuat penampilan China sebagai negara yang paling siap
menghadapi AS sebagai superpower berikutnya.
Kemajuan China dalam bidang militer dan munculnya
angkatan laut China sebagai angkatan laut terbesar membuat
China semakin disegani kawan dan lawan. Sukses China
dalam diplomasi vaksin juga membuat China yang semula
dituduh sebagai sumber malapetaka pandemi Covid-19 kini
berubah menjadi negara yang sangat banyak membantu
negara-negara berkembang dalam menangani pandemi.
Sementera narasi persaingan ideologi antara keduan negara
juga semakin mempertajam rivalitas AS dan China.
Rivalitas kedua negara memang akhirnya menjadi ciri
utama hubungan internasional di tahun pertama pemerintahan
Joe Biden. Dalam rivalitas ini Biden melancarkan politik luar
negeri yang berbeda dan lebih tegas dan strategis dibandingkan
apa yang telah dijalankan Donald Trump. Trump berusaha
menghadapi kebangkitan China dengan menabuh genderang
perang dagang dan berusaha menerapkan kebijakan unilateral
untuk menghadapi China.
Biden sebaliknya yang percaya pada strategi multilateral
sebagai cara terbaik untuk menghadapi China yang semakin
kuat. Persoalan muncul karena China, sebagai lawan paling
tangguh di dunia dan berada di Asia, secara geografis terletak
jauh dari sekutu-sekutu utama AS. Pertimbangan geopolitik
ini memang membuat Biden kesulitan dalam menggalang

176 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


dukungan sekutu-sekutunya yang terkonsentrasi di Eropa.
Pada saat yang bersamaan Biden juga tidak mungkin menunda
perlawanan terhadap China yang semakin tak tertandingi
dalam aspek ekonomi, militer, teknologi tinggi dan ideologi.
Sebagai jalan tengah Biden membangun aliansi
pertahanan, AUKUS, yang merupakan gabungan antara
AS, Inggris dan Australia di kawasan yang beberapa tahun
terakhir ini diklaim AS sebagai kawasan Indo Pasifik. Aliansi
pertahanan ini merupakan jalan tengah untuk menggalang
kekuatan sekutu AS baik yang dianggap mewakili kawasan
Indo Pasifik (Australia) maupun Eropa (Inggris). Sekalipun
AUKUS sempat menimbulkan ketegangan diplomasi dengan
Perancis karena keputusan AUKUS membantu kapal selam
nuklir untuk Australian sangat mengecewakan Perancis
yang kehilangan kontrak pembelian kapan selam untuk
senilai milyaran dolar karena dibatalkan Australia. Meskipun
demikian tampaknya Perancis dapat memahami kondisi AS
saat ini.
Pembentukan AUKUS memang tidak mungkin ditunda
karena agresifitas China di Laut China Selatan dan Taiwan
membuat AUKUS harus segera dibentuk. Paling tidak rencana
pembangunan kapal selam nuklir untuk Australia merupakan
upaya deteren terhadap agresifitas China di kawasan
Indo Pasifik, khususnya di Laut China Selatan dan di selat
Taiwan. Pertemuan para pemimpin QUAD di Washington
yang dihadiri oleh Narendra Modi (Perdana Menteri India),
Yoshihide Suga (Perdana Menteri Jepang) dan Scott Morrison
(Perdana Menteri Australia) yang diselenggarakan seminggu
setelah pembentukan AUKUS, merupakan upaya lebih
luas yang dilakukan Biden untuk merintangi kebangkitan

Rivalitas AS vs China di Era Biden 177


China. Sekalipun Quad disebut sebagai benteng demokrasi
di Indo Pasifik namun harapan ini mengandung kelemahan
fundamental karena India sendiri bukan lagi dapat disebut
sebagai demokrasi karena kebijakan represifnya terhadap
minoritas muslim India.
Menanggapi konsolidasi Barat dibawah kepemimpinan
AS yang bergerak cepat untuk merintangi kemajuan China di
Indo Pasfik, China pun segera memperkuat kerjasama dengan
Rusia. Mereka menyelenggarakan latihan militer bersama
di kawasan lautan Jepang. Mereka juga meningkatkan
kerjasama dalam bidang ekonomi dan teknologi militer.
Walaupun hingga kini belum terbentuk aliansi militer formal
sebagaimana NATO atau paling tidak AUKUS. Akan tetapi
mendekatnya kedua negara besar, yang sempat bermusuhan
pada tahun 1960an ini, minimal merupakan sebuah manuver
politik China untuk mengimbangi agresifitas Biden di Indo
Pasifik.
Rivalitas AS vs China tak pelak lagi akan mendominasi
hubungan internasional abad 21. Dalam rivalitas tersebut
kedua negara kemungkinan akan terus memperkuat kubu
masing-masing. Dari segi ekonomi tampaknya China jauh
lebih siap dengan kebijakan BRI yang mencakup hampir
seluruh benua. Sementara AS dibawah Biden sedang berusaha
membangun lawan dari BRI yang mereka sebut sebagai B2W.
Sayang bahwa B2W masih dalam tahap awal dan penjajagan
di beberapa negara Amerika Latin. Pada saat yang sama B2W
juga tidak tampak ditopang oleh pendanaan yang sangat
besar. Sebaliknya BRI ditopang bank-bank besar China dan
telah terbukti nyata memberikan manfaatnya bagi negara-
negara anggotanya di Afrika, Timur Tengah, Asia Pasifik,

178 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Amerika Latin, Eropa Timur dan, sampai tingkat tertentu,
Eropa.
Penguasaan China dalam bidang teknologi tinggi juga
telah membuat cemas kalangan elit militer dan anggota
Kongres AS. Sulit dibantah bahwa posisi China di garis depan
dalam penguasaan teknologi AI, 5G, superconductors, peluru
kendali hypersonic merupakan kelebihan yang sulit dibantah
dan membuat Biden berpikir keras untuk menandingi
kemajuan tersebut. Tingkat penguasaan teknologi tinggi
China saat ini bahkan membuat para ilmuwan Harvard
memprediksi bahwa dalam sepuluh tahun mendatang China
akan meninggalkan AS. Jika ini terjadi dampaknya akan
semakin buruk bagi kemampuan ekonomi dan militer AS.
Bukan tidak mungkin China akan menggeser AS sebagai
negara superpower terkuat didunia jika selama periode
tersebut AS gagal melakukan terobosan teknologi maju.
Karena dengan modal penguasaan teknologi tinggi China
tidak perlu mengerahkan pasukan dalam jumlah besar untuk
menancapkan pengaruhnya di tingkat global.
Bagi negara-negara berkembang kemajuan China yang
nyaris tak terbendung ini akan mempermudah China dalam
mempengaruhi mereka untuk mengadopsi totaliterisme
teknologi yang merupakan ancaman potensial bagi
demokrasi di negara berkembang. Melemahnya pelembagaan
demokrasi di negara-negara berkembang sejak Donald
Trump menghentikan promosi demokrasi melalui politik
luar negeri AS. Apakah pertemuan puncak demokrasi yang
diselenggarakn Biden pada awal Desember 2021 dan akan
diulang pada tahun 2022 sepenuhnya diharapkan? Selama
Barat belum menemukan program global yang mampu

Rivalitas AS vs China di Era Biden 179


menandingi BRI selama itu pula pengaruh China akan
terus menggerus pelembagaan demokrasi di negara-negara
berkembang.

180 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


DAFTAR PUSTAKA

“Weapon Of Mass Destruction...”: China Slams US After


Biden’s Summit,” NDTV, 11 Desember 2021, https://
www.ndtv.com/world-news/china-slams-us-af­t er-
biden-democracy-summit-weapon-of-mass-destruc­­
tion-2646315
“2 million more Sinovac doses arrive in Thailand,” June 23,
2021, https://www.bangkokpost.com/thailand/gene­
ral/2137287/2-million-more-sinovac-doses-arrive-in-
thailand
“All eyes on China’s Sinovac – Thailand’s vaccine choice for
emergency,” Thai PBS World, May 22, 2021, https://
www.thaipbsworld.com/all-eyes-on-chinas-sinovac-
thailands-vaccine-choice-for-emergency/
“ASEAN – US meeting postponed, communication glitc
cited as reason,” The Jakarta Post, May 25, 2021, https://
www.thejakartapost.com/seasia/2021/05/25/asean-
us-meeting-postponed-communications-glitch-cited-as-
reason.html
“AUKUS and the Winds of Change in Indo Pacific,” 28

Rivalitas AS vs China di Era Biden 181


September 2021, https://www.wilsoncenter.org/blog-
post/aukus-and-winds-change-indo-pacific
“Aukus: UK, US and Australia launch pact to counter China,”
BBC, 16 September 2021, https://www.bbc.com/news/
world-58564837
“Battle for 5G+ and 6G supremacy begins in the Trans-
Pacific,” Verdict, 26 February 2021, https://www.verdict.
co.uk/5g-5g-6g-trans-pacific/
“Belt and Road Initiative in South and Southeast Asia: A Mixed
Bag,” 10 Maret 2021, https://www.newsilkroadnetwork.
com/zh/news-cn/166-belt-and-road-initiative-in-south-
and-southeast-asia-a-mixed-bag
“Biden joins U.S.-ASEAN summit, announces up to $102m in
funding,” Nikkei, 27 Oktober, 2021, https://asia.nikkei.
com/Politics/International-relations/Biden-joins-U.S.-
ASEAN-summit-announces-up-to-102m-in-funding
“Biden to announce US vaccine doses for Cameroon, CAR,
Gambia, Lesotho, Niger, Senegal, Zambia,” The Africa
Report, 21 Juli 2021, https://www.theafricareport.
com/110178/biden-announces-us-vaccine-doses-for-car-
cameroon-gambia-lesotho-niger-senegal-zambia/
“Biden to host ‘Quad’ leaders for summit to counter China,”
DW, 14 September 2021, https://www.dw.com/en/
bi­d en-to-host-quad-leaders-for-summit-to-counter-
china/a-59171903
“Biden-Xi talks: China warns US about ‘playing with fire’ on
Taiwan,” BBC, 16 Nopember 2021, https://www.bbc.
com/news/world-asia-china-59301167
“BRI and South Asia – Achieving Global Connectivity,” SAT
Times, 1 Juli 2021, https://www.satimes.tv/bri-and-

182 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


south-asia-achieving-global-connectivity/
“Cambodia launches COVID-19 vaccination with shots
for PM’s sons, ministers,” Rappler, February 10, 2021,
https://www.rappler.com/world/asia-pacific/cam­
bodia-launches-covid-19-vaccinations-with-shots-prime-
minister-sons-ministers
“China Belt and Road Projects Value Now Exceeds US$4
Trillion,” Silk Road Briefing, 16 September 2021, https://
www.silkroadbriefing.com/news/2020/11/25/china-
belt-and-road-projects-value-now-exceeds-us4-trillion/
“China could beat US in AI, 5G, quantum computing: Harvard
report,” 8 Desember 2021, https://www.theweek.in/
news/sci-tech/2021/12/08/china-could-beat-us-in-ai-
5g-quantum-computing-harvard-report.html
“China COVID-19 Vaccine Tracker,” Bridge Beijing, 29
Nopember 2021, https://bridgebeijing.com/our-
publications/our-publications-1/china-covid-19-
vaccines-tracker/#China8217s_Vaccines_in_Asia
“China COVID-19 Vaccine Tracker,” Bridge, 12 July 2021,
https://bridgebeijing.com/our-publications/our-
publications-1/china-covid-19-vaccines-tracker/
“China COVID-19 Vaccine Tracker,” Bridge, 12 July 2021,
https://bridgebeijing.com/our-publications/our-
publications-1/china-covid-19-vaccines-tracker/
“China COVID-19 Vaccine Tracker,” Bridge, July 12, 2021,
https://bridgebeijing.com/our-publications/our-
publications-1/china-covid-19-vaccines-tracker/
“China firmly opposes any country increasing military
presence in South China Sea,” CGTN, 29 July 2021,
https://news.cgtn.com/news/2021-07-29/China-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 183


opposes-countries-boosting-military-presence-in-South-
China-Sea-12iqZhnjCXC/index.html.
“China launches 3 astronauts on 6-month space station
mission,” Phsy.org, October 15, 2021, https://phys.org/
news/2021-10-china-astronauts-month-space-station.
html
“China military ‘drove away’ US warship in South China
Sea,” Aljazeera, July 12, 2021, https://www.aljazeera.
com/news/2021/7/12/china-military-drove-away-us-
warship-in-south-china-sea
“China says ‘no room’ for concessions over Taiwan after Biden
commits to defending island,” France24, 22 Oktober 2021,
https://www.france24.com/en/americas/20211022-
biden-says-yes-us-would-defend-taiwan-against-china
“China successfully lands Zhurong rover on Mars,”
Physicsworld, 17 May 2021, https://physicsworld.com/a/
china-successfully-lands-zhurong-rover-on-mars/
“China vaccine doses to ASEAN top 120 million, 4.8 times UN
program,” The Jakarta Post, June 21, 2021, https://www.
thejakartapost.com/seasia/2021/06/21/china-vaccine-
doses-to-asean-top-120-million-48-times-un-program.
html
“China Will Never Seek Hegemony: Xi Jinping After Biden’s
“New Cold War” Reference,” NDTV, 22 September 2021,
https://www.ndtv.com/world-news/china-will-never-
seek-hegemony-xi-jinping-after-bidens-new-cold-war-
reference-2549066
“China will work with Africa to formulate and implement a
China-Africa Partnership Plan on Digital Innovation,”
Ministry of Foreign Affairs, August 27, 2021, https://www.

184 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


mfa.gov.cn/ce/cgauchm/eng/sghd_1/t1902526.htm
“China, ASEAN form comprehensive strategic partnership as
Xi chairs summit,” 22 Nopember 2021, http://english.
www.gov.cn/news/topnews/202111/22/content_
WS619b8df5c6d0df57f98e54c6.html
“China’s Distribution of Covid-19 Vaccination in Africa,”
Borgen Project, 3 Juni 2021, https://borgenproject.org/
covid-19-vaccinations-in-africa/
“China’s Xi promises 1bn COVID-19 vaccine doses to Africa,”
Aljazeera, 29 Nopember 2021, https://www.aljazeera.
com/news/2021/11/29/chinas-xi-promises-1-billion-
covid-19-vaccine-doses-to-africa
“China-donated COVID-19 vaccine handed over to Laos
at official ceremony,” Global Times, February 9, 2021,
https://www.globaltimes.cn/page/202102/1215370.
shtml
“Chinese Mandarin in African Schools – Neo-Colonialism
or Developmental Relationship?” Future Africa
Forum, January 20, 2020, http://futureafricaforum.
org/2020/01/20/chinese-mandarin-in-african-schools-
neo-colonialism-or-developmental-relationship/
“Chinese tech, ignored by the West is taking over Africa’s
cyberspace,” rfi, July 22, 2021, https://www.rfi.fr/en/
science-and-technology/20210722-chinese-tech-ignored-
by-the-west-is-taking-over-africa-s-cyberspace
“Covid: US and allies promise one billion jabs for South East
Asia,” BBC March 12, 2021, https://www.bbc.com/
news/world-56381104
“Europe shouldn’t underestimate the global appeal of China’s
vaccine diplomacy,” Merics, May 3, 2021, https://merics.

Rivalitas AS vs China di Era Biden 185


org/en/short-analysis/europe-shouldnt-underestimate-
global-appeal-chinas-vaccine-diplomacy
“Foreign Ministry Spokesperson Wang Wenbin’s Regular
Press Conference on September 8, 2021,” Ministry of
Foreign Affairs, September 8, 2021, https://www.mfa.
gov.cn/ce/ceba//eng/fyrth/t1905597.htm
“French Orange to rollout Huawei 5G gear in Africa,” Global
Times, June 30, 2021, https://www.globaltimes.cn/
page/202106/1227508.shtml
“G7 summit: What have the wealthy democracies agreed on?,”
Aljazeera, June 13, 2021, https://www.aljazeera.com/
news/2021/6/13/g7-summit-what-have-the-wealthy-
democracies-agreed-on
“How Dominant is China in the Global Arms Trade?” CSIS,
27 Mei 2021, https://chinapower.csis.org/china-global-
arms-trade/
“Indonesia starts vaccination as China promotes vaccine
diplomacy,” Kyodo News, January 13, 2021, https://
english.kyodonews.net/news/2021/01/8c6c2496cc07-
update1-indonesia-starts-vaccination-as-china-
promotes-vaccine-diplomacy.html
“Kenya dismisses US in Chinese 5G spy claims,” Business Daily
Africa, March 29, 2021, https://www.businessdailyafrica.
com/bd/economy/kenya-dismisses-us-chinese-5g-spy-
claims-3339998
“Kenya remains a key ally to China’s BRI implementation in
Africa,” trademarkea, 2020, https://www.trademarkea.
com/news/kenya-remains-a-key-ally-to-chinas-bri-
implementation-in-africa/
“Macron says G7 is not a club hostile to China,” CGTN, 14

186 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Juni 2021, https://news.cgtn.com/news/2021-06-
14/Macron-says-G7-is-not-a-club-hostile-to-China-
114PJBnY0U0/index.html
“Malaysia starts rollout of China’s Sinovac COVID-19 vaccine,”
Xinhuanet, March 18, 2021, http://www.xinhuanet.com/
english/2021-03/18/c_139819775.htm
“NATO says China is a threat. But do all its members agree?,
TRTWorld, 16 June 2021, https://www.trtworld.com/
magazine/nato-says-china-is-a-threat-but-do-all-its-
members-agree-47577
“Number of coronavirus (COVID-19) vaccine doses that
arrived in the Philippines as of June 17, 2021, by brand(in
millions),” Statista, June 17, 2021, https://www.statista.
com/statistics/1244046/philippines-coronavirus-
covid19-vaccines-by-brand/
“Over 1 million Covid-19 vaccines donated by United States
through COVAX facility arrive in Laos,” The Star, 18
July 2021, https://www.thestar.com.my/aseanplus/
aseanplus-news/2021/07/18/over-1-million-covid-
19-vaccines-donated-by-united-states-through-covax-
facility-arrive-in-laos
“Over 17,000 organizations in Thailand register for China’s
Sinopharm vaccine,” Xinhuanet, June 19, 2021, http://
www.xinhuanet.com/english/asiapacific/2021-
06/19/c_1310017098.htm
“Philippines seeking more Chinese vaccines, not returning
them: ambassador,” Global Times, 10 May 2021, https://
www.globaltimes.cn/page/202105/1223027.shtml
“Quad leaders press for ‘free’ Indo-Pacific amid China
tensions,” Al Jazeera, 24 September 2021, https://www.

Rivalitas AS vs China di Era Biden 187


aljazeera.com/news/2021/9/24/quad-announces-
cooperative-initiatives-in-first-in-person-summit
“Remarks by President Biden at the Annual US Asean
Summit,” US Mission, 26 Oktober 2021, https://asean.
usmission.gov/remarks-by-president-biden-at-the-
annual-u-s-asean-summit/
“Remarks by President Biden at the 2021 Virtual Munich
Security Conference,” White House, February 19,
2021, https://www.whitehouse.gov/briefing-room/
speeches-remarks/2021/02/19/remarks-by-president-
biden-at-the-2021-virtual-munich-security-conference/
“Rubio, Menendez, Kaine Urge President Biden to Prioritize
Surplus COVID-19 Vaccine Access for Latin America and
the Caribbean,” Rubio, 14 Mei 2021, https://www.rubio.
senate.gov/public/index.cfm/2021/5/rubio-menendez-
kaine-urge-president-biden-to-prioritize-surplus-covid-
19-vaccine-access-for-latin-america-and-the-caribbean
“Semiconductors and the U.S.-China Innovation Race,”
Foreign Policy, February 16, 2021, https://foreignpolicy.
com/2021/02/16/semiconductors-us-china-taiwan-
technology-innovation-competition/
“Singapore excludes Sinovac shots from COVID-19 vaccination
tally,” Nikkei, July 8, 2021, https://asia.nikkei.com/
Spotlight/Coronavirus/COVID-vaccines/Singapore-
excludes-Sinovac-shots-from-COVID-19-vaccination-
tally
“Singapore latest to cast doubt over Chinese Sinovac efficacy.
Here’s why,” Hindustan Times, June 20, 2021, https://
www.hindustantimes.com/world-news/singapore-
latest-to-cast-doubt-over-chinese-sinovac-efficacy-here-

188 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


s-why-101624198278032.html
“Singapore starts Pfizer COVID vaccinations with health
workers,” Nikkei, December 30, 2021, https://asia.nikkei.
com/Spotlight/Coronavirus/Singapore-starts-Pfizer-
COVID-vaccinations-with-health-workers
“South China Sea dispute: China’s pursuit of resources
‘unlawful’, says US,” bbc.com, July 14, 2021, https://
www.bbc.com/news/world-us-canada-53397673
“Taiwan ‘on alert’ after record 56 Chinese planes enter ADIZ,”
Aljazeera, 4 October 2021, https://www.aljazeera.com/
news/2021/10/4/china-flies-56-aircraft-near-taiwan-in-
latest-record-incursion
“Taiwan has no future other than reunification with mainland,
no intl status other than being part of China: FM Wang
Yi,” Global Times, 30 Oktober 2021, https://www.
globaltimes.cn/page/202110/1237669.shtml
“Taiwan scrambles jets as Chinese air force enters air defence
zone,” swissinfo.ch, October 31,2021, https://www.
swissinfo.ch/eng/taiwan-scrambles-jets-as-chinese-air-
force-enters-air-defence-zone/47072414
“Tambahan 1,5 Juta Dosis Vaksin Moderna Yang
Disumbangkan AS Diterima Hari Ini,” US Embassy, 15
Juli 2021, https://id.usembassy.gov/id/tambahan-15-
juta-dosis-vaksin-moderna-yang-disumbangkan-as-tiba-
di-indonesia-hari-ini/
“Thailand to purchase 2m doses of Chinese vaccine,” The
Nation, January 5, 2021, https://www.nationthailand.
com/news/30400712?utm_source=category&utm_
medium=internal_referral
“The first batch of COVID-19 vaccine arrives in Vietnam,”

Rivalitas AS vs China di Era Biden 189


Vietnam Investment Review, February, 24, 2021, https://
vir.com.vn/the-first-batch-of-covid-19-vaccine-arrives-
in-vietnam-82826.html
“The Middle East’s Role in China’s Digital Silk Road, “ The
Mena Catalysts, 7 Juli 2021, https://themenacatalysts.
com/the-middle-easts-role-in-chinas-digital-silk-road/
“The People’s Republic of China,” https://ustr.gov/countries-
regions/china-mongolia-taiwan/peoples-republic-china
“The Summit for Democracy,” https://www.state.gov/
summit-for-democracy/
“Two Million Doses of Moderna Vaccines Donated by USA
through the COVAX Facility Arrive in Viet Nam,” Unicef,
July 9, 2021, https://www.unicef.org/vietnam/press-
releases/two-million-doses-moderna-vaccines-donated-
usa-through-covax-facility-arrive-viet
“U.S. mulls summit with ASEAN leaders in Washington in
Jan.: sources,” Kyodo News, 28 Nopember 2021, https://
english.kyodonews.net/news/2021/11/10564a079b95-
us-mulls-summit-with-asean-leaders-in-washington-in-
jan-sources.html?phrase=Abe%20approval&words=
“United States Contribute 1 Million Pfizer Vaccine Doses
to Malaysia’s COVID-19 Response,” US Embassy, July
5, 2021, https://my.usembassy.gov/united-states-
contributes-1-million-pfizer-vaccine-doses-to-malaysias-
covid-19-response-050721/
“US diplomats to boycott 2022 Beijing Winter Olympics,”
BBC, 7 Desember 2021, https://www.bbc.com/news/
world-us-canada-59556613
“US hypersonic missile test fails after China’s ‘surprise’,
Tribune, October 22, 2021, https://tribune.com.pk/

190 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


story/2325919/us-hypersonic-missile-test-fails-after-
chinas-surprise
“US Senate passes sweeping Bill to address China tech
threat,” Channel News Asia, 9 Juni 2021, https://www.
channelnewsasia.com/world/us-senate-passes-bill-
china-tech-threat-biden-strike-force-1844341
“US sends nearly 1 million COVID vaccine doses to Caribbean
nations,” Bangor Daily News, 11 Agustus 2021, https://
bangordailynews.com/2021/08/11/news/world-news/
us-sends-nearly-1-million-covid-vaccine-doses-to-
caribbean-nations/
“US, UK and Australia agree new Indo-Pacific security pact,”
Al Jazeera, September 22, 2021, https://www.aljazeera.
com/news/2021/9/15/uk-and-us-to-help-australia-
acquire-nuclear-powered-submarines
“Vietnam receives 500,000 Sinopharm COVID-19 vaccine
doses donation from China,” Reuters, June 20, 2021,
https://www.reuters.com/world/asia-pacific/vietnam-
receives-500000-sinopharm-covid-19-vaccine-doses-
donation-china-2021-06-20/
“What are rare earth elements, and why are they important?”
American Geosiences, https://www.americangeosciences.
org/critical-issues/faq/what-are-rare-earth-elements-
and-why-are-they-important
“What Does China Really Spend on its Military?” CSIS, 27 Mei
2021, https://chinapower.csis.org/military-spending/
“WHO validates Sinovac COVID-19 vaccine for emergency use
and issues interim policy recommendations,” WHO, June
1, 2021, https://www.who.int/news/item/01-06-2021-
who-validates-sinovac-covid-19-vaccine-for-emergency-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 191


use-and-issues-interim-policy-recommendations
“Why China is an Innovation Superpower Country,” Intercafe,
February 21, 2021, https://intercafe.ipb.ac.id/why-
china-is-an-innovation-superpower-country/
“Why china will become a tech superpower by 2050,” Focus,
January 22, 2021, https://focus.cbbc.org/chinas-tech-
landscape/#.YVQReppBzIU
“World military spending rises to almost $2 trillion in 2020,”
SIPRI, 26 April 2021, https://www.sipri.org/media/
press-release/2021/world-military-spending-rises-
almost-2-trillion-2020
“Xi now wants to make China a tech superpower to end its
dependence on West,” The Print, 2 March 2021, https://
theprint.in/world/xi-now-wants-to-make-china-a-tech-
superpower-to-end-its-dependence-on-west/614164/
“Xi Pledges a Billion More Vaccines for Africa in Wake of
Omicron,” Bloomberg, 30 Nopember 2021, https://www.
bloomberg.com/news/articles/2021-11-29/china-s-xi-
pledges-additional-1-billion-vaccine-doses-to-africa
“Yes’: Biden says US would defend Taiwan against China,”
Al Jazeera, 22 Oktober 2021, https://www.aljazeera.com/
news/2021/10/22/yes-biden-says-us-would-defend-
taiwan-against-china
a IISS report finds,” Defense One, 22 Pebruari 2021, https://
www.defenseone.com/technology/2021/02/how-
chinas-digital-silk-road-leading-countries-away-united-
states/172219/
Adeoye, Aanu and Idris Mukhtar, “China’s influence in Africa
grows as more young people learn to speak Mandarin,”
CNN, April 11, 2019, https://edition.cnn.com/travel/

192 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


article/mandarin-language-courses-africa-intl/index.
html
Akan, Emel, Semiconductors Key to US Supremacy in High-
Tech War,” The Epoch Times, 15 July 2021, https://
www.theepochtimes.com/semiconductors-key-to-us-
supremacy-in-high-tech-war_3900030.html
Alba, Monica and Lauren Egan, “Biden administration
sending 9 million Covid vaccine doses to Africa,” NBC
News, 3 Desember 2021, https://www.nbcnews.com/
politics/white-house/white-house-announce-shipment-
9-million-covid-19-vaccines-africa-n1285299
Allien, Daniel, “China’s Long March to Tech Supremacy,”
Emag, September 6, 2021, https://emag.directindustry.
com/china-long-march-to-tech-supremacy/
Aluf, Dale, “China’s interests in The Middle East: from barrels
to bytes,” Asia Times, 15 Oktober 2021, https://asiatimes.
com/2021/10/chinas-interest-in-the-middle-east-from-
barrels-to-bytes/
Ammachchi, Narayan, “US Under Pressure to Send Vaccines
to Latin America,” Nearshoreamerica, Mei 2021, https://
nearshoreamericas.com/us-vaccines-latin-america-
mexico-tourism/
Amos, Jonathans, “China lands its Zhurong rover on Mars,”
BBC, 15 May 2021, https://www.bbc.com/news/
science-environment-57122914
Ani, “Vietnam overlooks Chinese Covid-19 vaccines for
AstraZeneca shots,” Hindustan Times, March 11, 2021,
https://www.hindustantimes.com/world-news/
vietnam-overlooks-chinese-covid-19-vaccines-for-
astrazeneca-shots-101615469354355.html

Rivalitas AS vs China di Era Biden 193


Argue, Luke, “Big Investment Or Big Brother: How China’s
5G Dominance In Africa Will Enable Chinese Monitoring
Of African Internet Traffic,” The Dark Wire, June 24,
2021, https://thedarkwire.com/big-investment-or-big-
brother-how-chinas-5g-dominance-in-africa-will-enable-
chinese-monitoring-of-african-internet-traffic/
Arha, Kaush, “The Free World vs China and Friends: Its
ideology, stupid,” The Atlantic Council, 1 Juli 2021, https://
www.atlanticcouncil.org/blogs/new-atlanticist/the-
free-world-vs-china-and-friends-its-ideology-stupid/
AU, Lavender, “China is scrambling for semiconductor
supremacy,” Wired, 29 April 2021, https://www.wired.
co.uk/article/china-microchip-autonomy-huawei
Babb, Carla, “China Launches 4 Missiles into South China
Sea,” VOA News, August 27, 2020, https://www.
voanews.com/a/usa_china-launches-4-missiles-south-
china-sea/6195069.html
Bade, Gavin,” White House debates to delay Biden’s plan for
tariffs on key Chinese industries,” Politico, October 29,
2021, https://www.politico.com/news/2021/10/29/
white-house-tariffs-china-517727
Barker, Tyson, “With all eyes on the Indo-Pacific, a burgeoning
tech alliance is taking shape in the Euro-Atlantic,
Techcrunch, 15 Nopember 2021, https://techcrunch.
com/2021/11/14/with-all-eyes-on-the-indo-pacific-a-
burgeoning-tech-alliance-is-taking-shape-in-the-euro-
atlantic/
Berg, Ryan C. and Thiago de Aragao, “Is Latin America
Important to China’s Foreign Policy?” CSIS, 9 September
2021, https://www.csis.org/analysis/latin-america-

194 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


important-chinas-foreign-policy
Berya, Susie, “Is Mandarin Chinese the language of East
Africa’s future?” Global Voice, July 23, 2021, https://
globalvoices.org/2019/07/23/is-mandarin-chinese-the-
language-of-east-africas-future/
Beuchamp, Zack, “The biggest threat to democracy isn’t coming
from China. It’s coming from within,” Vox, 28 Juli 2021,
https://www.vox.com/policy-and-politics/22590777/
biden-china-democracy-voting-india-doctrine
Bo, Zhou, “The Future of PLA,” Foreign Policy, 6 Agustus 2019,
https://foreignpolicy.com/2019/08/06/the-future-of-
the-pla/
Border, Julian, “Biden-Xi virtual summit: leaders warn each
other over future of Taiwan,” The Guardian, 16 Nopember
2021, https://www.theguardian.com/us-news/2021/
nov/16/xi-biden-virtual-summit-us-china-conflict-
taiwan-hong-kong
Borret, Amy, “US-China tensions over chips will decide
global technology leadership,” Technomonitor, 26 April
2021, https://techmonitor.ai/policy/geopolitics/us-
china-tensions-over-chips-decide-global-technology-
leadership
Bown, Chad P., “COVID-19: China’s exports of medical
supplies provide a ray of hope, PIIE, March 26, 2020,
https://www.piie.com/blogs/trade-and-investment-
policy-watch/covid-19-chinas-exports-medical-
supplies-provide-ray-hope
Brake, Doug, “A U.S. National Strategy for 5G and Future
Wireless Innovation,” ITIF, April 27, 2020, https://itif.
org/publications/2020/04/27/us-national-strategy-5g-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 195


and-future-wireless-innovation
Brown, Ruairidh, “Is a new cold war between the USA and
China now more likely with Joe Biden in the White
House?” The Loop, 12 Pebruari 2021, https://theloop.
ecpr.eu/is-a-new-cold-war-between-the-usa-and-china-
now-more-likely-with-joe-biden-in-the-white-house/
Brugen, Isabel Van, “Biden Admin Won’t Tell Companies
What to Do Over China Olympics Boycott, Newsweek, 10
Desember 2021, https://www.newsweek.com/biden-
administration-china-beijing-olympics-boycott-gina-
raimondo-sponsorship-companies-1658122
Bryan-Low, Cassell, Colin Packham, David Lague, Steve
Stecklow, and Jack Stubbs, “Hobbling Huawei: Inside the
U.S. war on China’s tech giant,” Reuters, 21 May 2021,
https://www.reuters.com/investigates/special-report/
huawei-usa-campaign/
Calabrese, Linda, “Making the Belt and Road Initiative work
for Africa,” ODI, October 15, 2021, https://odi.org/en/
insights/making-the-belt-and-road-initiative-work-for-
africa/
Cassandra, Wong, ”Singapore received 200,000 Sinovac doses;
no ‘coercion’ or ‘external influence’ involved,” Yahoo
News Singapore, March 24, 2021, https://sg.news.yahoo.
com/singapore-200000-sinovac-doses-no-coercion-
involved-153901856.html
Chace, Calum, “Thucydides And The Dragon: Arti­­fi­
cial In­­­telligence And Sino-US Rivalry,” Forbes, June
30, 2020, https://www.forbes.com/sites/calumcha­
ce/2020/06/30/thu­cydides-and-the-dra­gon-artifi­ci­al-
intelli­gence-and-sino-us-rivalry/?sh=1d9c7c­594fc1

196 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Chatzky, Andrew, Anshu Siripurapu, and  Steven J. Markovich,
“Space Exploration and U.S. Competitiveness,” Council
on Foreign Relations, September 21, 2021, https://www.
cfr.org/backgrounder/space-exploration-and-us-
competitiveness
Cheng, Evelyn, “Xi says China is ready to work with U.S. on
condition of ‘mutual respect’, CNBC, November 10, 2021,
https://www.cnbc.com/2021/11/10/biden-meeting-
looms-chinas-xi-ready-to-work-conditionally-with-us.
html
Childers, Tim, “China Has Launched the World’s First
6G Satellite. We Don’t Even Know What 6G Is Yet,”
Populer Mechanics, 20 November 2020, https://www.
popularmechanics.com/space/satellites/a34739258/
china-launches-first-6g-satellite/
Chin, James, “Why is southeast Asia so concerned about
AUKUS and Australia’s plans for nuclear submarines?”
The Conversation, September 20, 2021, https://the­con­
versation.com/why-is-southeast-asia-so-concerned-
about-aukus-and-australias-plans-for-nuclear-sub­
marines-168260
Chowdhury, Debashish Roy, , “How Long Will Joe Biden
Pretend Narendra Modi’s India Is a Democratic Ally,
15 Pebruari 2021, https://time.com/5939510/joe-biden-
india-democracy/
Cliffe. Jeremy, “What the race for hypersonic technology says
about the US-China arms rivalry,” New Statesman, October
23, 2021, https://www.newstatesman.com/world asia/
chi­na/2021/10/what-the-race-for-hypersonic-techno­
logy-says-about-the-us-china-arms-rivalry

Rivalitas AS vs China di Era Biden 197


CNN, “ANALYSIS: US-China rivalry is extending from Earth
into space,” 9news, June 21, 2021, https://www.9news.
com.au/national/us-china-rivalry-is-extending-from-
earth-into-space/53a5a58d-0eea-439a-acfd-76655cc2fb3c
Cornish, Audie and Maureen Pao, “Commerce Secretary
Gina Raimondo: U.S. Devising Strategy To Push Back
On China,” npr.org, March 25, 2021, https://www.npr.
org/2021/03/25/981361174/commerce-secretary-gina-
raimondo-u-s-devising-strategy-to-push-back-on-china
Coronavirus: China accuses US of spreading conspiracies,”
BBC, March 24, 2020, https://www.bbc.com/news/
world-asia-china-52790634
Cossu, Elena, “Chinese vaccine diplomacy in Latin America
could change the international order,” The Loop, 8 Juli 2021,
https://theloop.ecpr.eu/chinese-vaccine-diplomacy-in-
latin-america-could-change-the-international-order/
Culver, David, Yong Xiong, and Nectar Gun, “Xi says China is
ready to work with US as Biden meeting planned for next
week, source says,” CNN, November 11, 2021, https://
edition.cnn.com/2021/11/10/china/xi-biden-china-us-
virtual-meeting-intl-hnk/index.html
Dara, Voun, “5.5 million doses of Covid vaccine from China
due to arrive in April-August,” Phnompenh Post, April 21,
2021, https://www.phnompenhpost.com/national/55-
million-doses-covid-vaccine-china-due-arrive-april-
august
David P Fidler, “Geopolitics drives vaccine access in Asia,” East
Asia Forum, April 13, 2021, https://www.eastasiaforum.
org/2021/04/13/geopolitics-drives-vaccine-access-in-
asia/

198 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Davis, Bob, “Lobby groups for U.S. business urge Biden
administration to reopen China trade talks,” marketwatch.
com, August 6, 2021, https://www.marketwatch.
com/story/lobbyists-for-u-s-business-urge-biden-
administration-to-reopen-china-trade-talks-11628258289
Delcker, Janosch, “Wary of China, US and EU forge alliance
on technology,” DW, 28 September 2021, https://www.
dw.com/en/wary-of-china-us-and-eu-forge-alliance-on-
technology/a-59326165
Deng, Yong, “The Return of Bipolarity in World Politics:
China, the United States, and Geostructural Realims,
Pacific Affairs, Volume 9, Iss 2, (June 2019): 334-336
Detsch, Jack, ”Why Can’t We Be Friend,” Foreign Policy, 28
Desember 2021, https://foreignpolicy.com/2021/12/28/
biden-allies-aukus-nato-quad/
Dilanian, Ken, Joel Seidman and Gabriel Sanchez, “A project
in El Salvador shows how China is exerting growing
power in America’s backyard,” NBC News, 4 September
2021, https://www.nbcnews.com/politics/national-
security/project-el-salvador-shows-how-china-exerting-
growing-power-america-n1278464
Diwakar, Amar, “’Chips War’: US, China and the battle for
superconductor supremacy,” TRT World, 16 March 2021,
https://www.trtworld.com/magazine/chip-wars-
us-china-and-the-battle-for-semiconductor-suprema­
cy-45052
Doshi, Rush, “The long game,” Brookings, 2 Agustus 2021,
https://www.brookings.edu/essay/the-long-game-
chinas-grand-strategy-to-displace-american-order/
Ebbighausen, Rodion, “Mearsheimer: The US won’t tolerate

Rivalitas AS vs China di Era Biden 199


China as peer competitor,” 23 September 2021, https://
www.dw.com/en/chinas-rise-and-conflict-with-
us/a-55026173
Edes, Bart, “Biden needs to go ‘all in’ in ASEAN,” The Hill,
15 Desember 2020, https://thehill.com/opinion/inter­
national/530228-biden-needs-to-go-all-in-on-asean
Egbunike, Nwachukwu, “Belt and Road Initiative projects
ramp up Nigeria’s favourable perception of China,”
Global Voices, June 7, 2021, https://globalvoices.
org/2021/06/07/belt-and-road-initiative-projects-ramp
up-nige­rias-favourable-perception-of-china/#
Ekvitthayavechnukul, Chalida, “ Royal-backed Thai institute
to import Chinese vaccine,” Seattle Times, May 28, 2021,
https://www.seattletimes.com/business/royal-backed-
thai-institute-to-import-chinese-vaccine/
Ellis, Dr. R. Evan, “Why China’s Advance in Latin America
Matters,’’ National Defense Magazine, 27 Januari 2021,
https://www.nationaldefensemagazine.org/ar­­
ticles/2021/1/27/viewpoint-why-chinas-advance-in-
latin-america-matters
Erbas, Yunus, “China-U.S. Tech war: New Hegemony,”
Behorizon, 25 June 2021, https://behorizon.org/china-u-
s-tech-war-new-hegemony/
Fedasiuk, Ryan,”Opinion | We Spent a Year Investigating
What the Chinese Army Is Buying. Here’s What We
Learned,” Politico, 11 Oktober 2021, https://www.
politico.com/news/magazine/2021/11/10/chinese-
army-ai-defense-contracts-520445
Feiner, Lauren and Thomas Franck, “White House set to
host Google, Intel CEOs to discuss computer chip

200 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


supply chain,” CNBC, April 9, 2021, https://www.cnbc.
com/2021/04/09/white-house-set-to-host-google-intel-
ceos-to-discuss-computer-c,hip-supply-chain.html
Ferguson, Ellyn, “Biden administration keeps tariffs as Tai
lays out China trade strategy,” rollcall.com, October 4,
2021, https://www.rollcall.com/2021/10/04/biden-ad­
ministration-keeps-tariffs-as-tai-lays-out-china-trade-
strategy/
Forthomme, Claude, “G7 Summit Results Disappointing: More
about China than COVID or Climate Change,” 14 June
2021, https://impakter.com/g7-summit-disappointing-
china-covid-climate-change/
Fraser, Narissa, “US to donate covid19 vaccines to Latin
America, Caribbean,” Newsday, 3 Juni 2021, https://
news­d ay.co.tt/2021/06/03/us-to-donate-covid19-
vaccines-to-latin-america-and-the-caribbean/
Freeman, Carla and Adrew Scobell, “What’s Next for U.S.-
China Relations Amid Rising Tensions Over Taiwan,
usip.org, October 9, 2021, https://www.usip.org/publi­
cations/2021/10/whats-next-us-china-relations-amid-
rising-tensions-over-taiwan
Frohlich, Silja, “Coronavirus vaccines could cement Africa’s
relationship with China, DW, 5 Pebruari 2021, https://
www.dw.com/en/coronavirus-vaccines-could-cement-
africas-relationship-with-china/a-56467728
Funaiole, Matthew P., Brian Hart, Bonnie S. Glaser, Bonie
Chan, “Understanding China’s 2021 Defense Budget,”
CSIS,5 Maret 2021, https://www.csis.org/analysis/
understanding-chinas-2021-defense-budget
Giridharadas, Akshob, “The South China Sea Reveals China’s

Rivalitas AS vs China di Era Biden 201


Grand Strategy,” National Interest, July 1, 2021, https://
nationalinterest.org/blog/buzz/south-china-sea-
reveals-china%E2%80%99s-grand-strategy-188968
Gohd, Chelsea,”China is gaining ground in space. Should the
US be concerned? Space.com, June 1, 2021, https://www.
space.com/china-space-advances-us-concerns
Gomez, Fin, “U.S. to send 3.5 million Moderna doses to
Argentina, biggest vaccine shipment yet to Latin
America,” CBS News, 16 Juli 2021, https://www.cbsnews.
com/news/biden-administration-sending-moderna-
vaccines-to-argentina/
Goswami, Namrata, “China’s Shenzhou 13 Mission and Its
Long-Term Impact,” The Diplomat, October 20, 2021,
https://thediplomat.com/2021/10/chinas-shenzhou-
13-mission-and-its-long-term-impact/
Govender, Melissa, ”The West looks on as Africa opts for
China’s Digital Silk Road programme,” Business Live,
July 18, 2021, https://www.businesslive.co.za/bd/
opinion/2021-07-18-the-west-looks-on-as-africa-opts-
for-chinas-digital-silk-road-programme/
Grady, John, “Panel: Many U.S. Defense Spending Trends
Based on What’s Happening in China, Russia,” 26 USNI,
Pebruari 2021, https://news.usni.org/2021/02/26/
panel-many-u-s-defense-spending-trends-based-on-
whats-happening-in-china-russia
Haji, Ahmed, “Africa stands to gain more from Biden’s vaccine
diplomacy,” New Vision, 28 Oktober 2021, https://www.
newvision.co.ug/articledetails/118425
Halim, Devina, “Philipines gets 500.000 more vaccine doses
from China,” AA, 29 April 2021, https://www.aa.com.

202 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


tr/en/asia-pacific/philippines-gets-500-000-more-
vaccine-doses-from-china/2224411
Hart, Robert,” Thailand To Mix Sinovac And AstraZeneca
Shots As Concerns Over Chinese Vaccine Escalate,”
Forbes, 12 July, 2021, https://www.forbes.com/sites/
roberthart/2021/07/12/thailand-to-mix-sinovac-and-
astrazeneca-shots-as-concerns-over-chinese-vaccine-
escalate/?sh=4904b7e96f25
Haruko, Wada, “The Indo-Pacific Concept,” RSIS, 16 Maret
2020, https://www.rsis.edu.sg/wp-content/up­lo­
ads/2020/03/WP326.pdf
Hass, Ryan and Abraham Denmark, “More pain than gain:
How the US-China trade war hurt America,” brookings.
edu, August 7, 2021, https://www.brookings.edu/blog/
order-from-chaos/2020/08/07/more-pain-than-gain-
how-the-us-china-trade-war-hurt-america/
Hauweling, Elles, “China’s new AI rulebook: Humans must
remain in control,” Verdict, October 4, 2021, https://
www.verdict.co.uk/china-ai-rulebook/
Hayes, Kelly “2021 NATO summit: World leaders declare
China a global security challenge,” Fox29, 14 Juni 2021,
https://www.fox29.com/news/biden-attends-2021-
nato-summit-with-focus-on-russia-china
Heer, Paul, “There Will Be a U.S.-China Cold War,” The Nastional
Interest, 3 Oktober 2021, https://nationalinterest.org/
feature/there-will-be-us-china-cold-war-194791
Henry, Matt and Matthew Carney, “China and the US are
locked in a superpower tech war to ‘win the 21st century’,
ABC, 8 July 2021, https://www.abc.net.au/news/2021-
07-08/trump-facebook-twitter-china-us-superpower-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 203


tech-war/100273812
Herlevi, April, “China as a Niche Arms Exporter,” CNA,
31 Agustus 2021, https://www.cna.org/news/
InDepth/2021/08/china-as-a-niche-arms-exporter
Hibbs, Mark, “Military-Civil Fusion and China’s Nuclear
Program,” Carnegie Endowment, 10 Juni 2021, https://
carnegieendowment.org/2021/06/10/military-civil-
fusion-and-china-s-nuclear-program-pub-84749
Hilman, Jonathan E., “Mapping Chinese Digital Silk Road,”
CSIS, 19 Oktober 2021, https://reconasia.csis.org/
mapping-chinas-digital-silk-road/
Holland, Steve and Guy Faulconbridge, “G7 rivals China
with grand infrastructure plan,” Reuters, June 13, 2021,
https://www.reuters.com/world/g7-counter-chi­
nas-belt-road-with-infrastructure-project-senior-us-
official-2021-06-12/
Hruby, Aubrey, “Priorities for US-Africa commercial policy
in the Biden Administration,” The Atlantic Council,
19 April 2021, https://www.atlanticcouncil.org/in-
depth-research-reports/report/priorities-for-us-africa-
commercial-policy-in-the-biden-administration/
https://www.theguardian.com/world/2021/oct/31/
macron-accuses-australian-pm-of-lying-over-submarine-
deal
Hudson, John, “Blinken lays out U.S. policy toward Africa
and deliberately avoids mentioning China,” Washington
Post, 19 Nopember 2021, https://www.washingtonpost.
com/national-security/us-africa-policy-biden-admi­
nistration/2021/11/19/cc11c95c-4933-11ec-95dc-
5f2a96e00fa3_story.html

204 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Huis, Robert and Simon C. Darniel, “Beijing Olympics: Canada,
the U.K. and others join Biden’s diplomatic boycott, but
it’s not enough,” The Conversation, 10 Desember 2021,
https://theconversation.com/beijing-olympics-canada-
the-u-k-and-others-join-bidens-diplomatic-boycott-but-
its-not-enough-173399
Hung, Jason, “Indonesia’s Sinovac rollout sets high stakes for
China’s vaccine diplomacy,” East Asia Forum, 6 February
2021, https://www.eastasiaforum.org/2021/02/06/
in­donesias-sinovac-rollout-sets-high-stakes-for-chinas-
vaccine-diplomacy/
Hutchinson, Andrew, “Facebook Announces Expansion
of 2Africa Subsea Cable Project to Connect the Next
Billion Users,” Social Media Today, September 28, 2021,
https://www.socialmediatoday.com/news/facebook-
announces-expansion-of-2africa-subsea-cable-project-to-
connect-the/607328/
Inocencio, Ramy, “China’s reported hypersonic missile test
“an important surprise” for U.S.” CBS News, October 19,
2021, https://www.cbsnews.com/news/china-hyper­
sonic-missile-test-called-important-surprise-for-us/
Inocencio, Ramy, “Taiwan “very concerned that China is
going to launch a war” to take over, foreign minister says,
cbs.news, October 5, 2021, https://www.cbsnews.com/
news/taiwan-china-war-us-warning-record-number-
chinese-military-flights/
Iwamoto, Kentaro, “ASEAN defends its Indo-Pacific ‘cen­
trality’ between Quad and China,” Nikkei, 22 Juni
2021, https://asia.nikkei.com/Spotlight/Asia-Insight/
ASEAN-defends-its-Indo-Pacific-centrality-between-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 205


Quad-and-China
Jacobds, Jennifer, “Biden mulls US rival to China’s Belt & Road
in Latin America,” Al Jazeera, 27 September 2021, https://
www.aljazeera.com/economy/2021/9/27/biden-mulls-
us-rival-to-chinas-belt-road-in-latin-america
Jeninngs, Ralp, “Why China Plans to Place Its Super Offshore
Oil Rig in a Disputed Sea,” VOA News, January 25, 2021,
https://www.voanews.com/a/east-asia-pacific_why-
china-plans-place-its-super-offshore-oil-rig-disputed-
sea/6201166.html
Jennings, Ralp, “Maritime Law Expected to Give Beijing an
Edge in South China Sea Legal Disputes, VOA News,
March 15, 2021, https://www.voanews.com/a/east-
asia-pacific_voa-news-china_maritime-law-expected-
give-beijing-edge-south-china-sea-legal/6203313.html
Jennings, Ralp,”Chinan Deepens Informal Alliance With
Rusia,” VOA News, 3 Desember 2021, https://www.
voanews.com/a/china-deepens-informal-alliance-with-
russia/6338773.html
Joe Gould, ”China aims to weaponize space, says intel
community report,” Defense News, April 15, 2021, https://
www.defensenews.com/congress/2021/04/14/china-
aims-to-weaponize-space-says-intel-community-report/
Johansson, Eric, “Has China overtaken the West in AI? Former
Pentagon software chief says yes,” Verdict, October 11,
2021, https://www.verdict.co.uk/pentagon-officers-
says-china-is-overtaking-the-us-on-ai-o/
Joshi, Yogesh, “AUKUS: Arms, Allies and the Geoplitics of
Indo Pacific,” ISAS, 6 Oktober 2021, https://www.
isas.nus.edu.sg/papers/aukus-arms-allies-and-the-

206 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


geopolitics-of-the-indo-pacific/
Kamusella, Tomasz, “How China combined authoritarianism
with capitalism to create a new communism,” The
Conversation 26 Oktober 2021, https://theconversation.
com/how-china-combined-authoritarianism-with-
capitalism-to-create-a-new-communism-167586
Kannan, Saikiran, “Exclusive: Revival of Hambantota port
in Sri Lanka may strengthen China’s position in Indian
Ocean, India Today, 19 Maret 2021, https://www.
indiatoday.in/world/story/revival-hambantota-
port-sri-lanka-strengthen-china-position-indian-
ocean-1781171-2021-03-19
Karaskova, Ivana and Veronika Blablova,” The Logic of
China’s Vaccine Diplomacy,” The Diplomat, March 24,
2021, https://thediplomat.com/2021/03/the-logic-of-
chinas-vaccine-diplomacy/
Kaur, Dashveenjit , “Huawei leads China to dominate 6G race
against US & Japan,” techwireasia.com, 21 September 2021,
https://techwireasia.com/2021/09/huawei-is-charged-
to-have-china-at-the-forefront-of-the-6g-race-against-us-
japan/
Kayan, Mehwish, “BRI project thriving in Middle East,” Modern
Diplomacy, 15 April 2021, https://moderndiplomacy.
eu/2021/04/05/bri-project-thriving-in-middle-east/
Keneip, Lucie,”China’s Vaccine Diplomacy in Latin America,”
The Diplomat, 10 Agustus 2021, https://thediplomat.
com/2021/08/chinas-vaccine-diplomacy-in-latin-
america/
Khalid, Asma, “Biden campaigned against the trade war with
China, but ending it is complicated,” npr.org, October 2,

Rivalitas AS vs China di Era Biden 207


2021, https://www.npr.org/2021/10/02/1042279005/
biden-campaigned-against-the-trade-war-with-china-
but-ending-it-is-complicated
Khaliq, Riyaz ul, “China holds military exercise in South China
Sea, “ aa.com, August 19, 2021, https://www.aa.com.tr/
en/asia-pacific/china-holds-military-exercises-in-south-
china-sea/2340071
Kharpal, Arjun, “First 100 days: Biden keeps Trump-era
sanctions in tech battle with China, looks to friends
for help,” CNBC, 28 April 2021, https://www.cnbc.
com/2021/04/29/biden-100-days-china-tech-battle-
sees-sanctions-remain-alliances-made.html
Kinyua, Brian Gicheru, “How China is Winning the Subsea
Internet Cable Competition in Africa,” Maritime Executive,
March 22, 2021, https://www.maritime-executive.com/
editorials/how-china-is-winning-the-subsea-internet-
cable-competition-in-africa
Kitson, Andrew dan Kenny Liew, “China Doubles Down on
Its Digital Silk Road,” CSIS, 14 Nopember 2021, https://
reconasia.csis.org/china-doubles-down-its-digital-silk-
road/
Knight, Will, “One Big Challenge for Biden? China’s Push for
Tech Supremacy,” Wired, 11 September 2020, https://
www.wired.com/story/big-challenge-biden-china-
push-tech-supremacy/
Ko, Sebastian, “The US-China Battle for Superconductor
Supremacy: A Case Study on Technology Competition,”
Fiscalnote. Executive Institute, March 31, 2021, https://
executiveinstitute.fiscalnote.com/resources/us-china-
battle-for-semiconductor-supremacy-case-study-on-

208 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


technology-competition/
Kobierski, Lukasz, “Belt and Road in the fight against
COVID-19,” Warsawinstitute, 22 June 2020, https://
warsawinstitute.org/belt-road-fight-covid-19/
Krishnan, Ananth, “China targets 6% growth, five year plan
for tech supremacy,” The Hindu, March 5, 2021, https://
www.thehindu.com/news/international/china-
targets-6-growth-five-year-plan-for-tech-supremacy/
article33997611.ece
Lawless, Jill, “Authoritarianism advances as world battles the
pandemic,” 15 Juli 2021, https://apnews.com/article/
joe-biden-business-health-religion-government-and-
politics-a127151d7208b79c02767b435355511d
Lederer, Edith M., “China hopes Biden turns statement
on no Cold War into action,” The Washington Post, 28
September 2021, https://www.washingtonpost.com/
world/china-hopes-biden-turns-statement-on-no-cold-
war-into-action/2021/09/28/a987692e-20b0-11ec-a8d9-
0827a2a4b915_story.html
Lederman, Josh, Dan De Luce, Mike Memoli, ”Biden carries
Trump’s hard line toward Beijing to coming summits,”
nbc.news, October 24, 2021, https://www.nbcnews.com/
politics/white-house/biden-carries-trump-s-hard-line-
toward-beijing-coming-summits-n1282229
Lee, Krystal and Toheep Amuda, “BRI Initiative in Africa,”
Arbitration Blog, March 22, 2021, http://arbitrationblog.
practicallaw.com/bri-initiative-in-africa/
Lendon, Brad,” UK’s HMS Queen Elizabeth aircraft carrier
pictured in South China Sea, CNN.Com, July 30, 2021,
https://edition.cnn.com/2021/07/30/asia/south-

Rivalitas AS vs China di Era Biden 209


china-sea-military-activity-hms-queen-elizabeth-intl-
hnk-ml/index.html
Lendon, Bred, “Why Russian and Chinese warships teaming
up to circle Japan is a big deal,” CNN, 25 Oktober 2021,
https://edition.cnn.com/2021/10/25/asia/china-
russia-naval-flotilla-circles-japan-intl-hnk-ml/index.
html
Lessard, Morgan, “China’s Belt And Road Initiative: The
Risks For Democracy And Implications For International
Development,” The Organiation for World Peace, 1
April 2021, https://theowp.org/reports/chinas-belt-
and-road-initiative-the-risks-for-democracy-and-im­
plications-for-international-development/
Li, Daitian, Tony W. Tong, Yangao Xiao, “Is China Emerging
as the Global Leader in AI?” Harvard Business Review,
February 18, 2021, https://hbr.org/2021/02/is-china-
emerging-as-the-global-leader-in-ai
Liang, Yan, “Commentary: Why hasn’t US President Joe
Biden ended the tariff war with China?” channelnewsasia.
com, July 6, 2021, https://www.channelnewsasia.com/
commentary/us-china-trade-war-deficit-economy-jobs-
goods-phase-one-tech-1989371
Lin, Chen and Aradhana Aravindan, “Singapore sees first day
rush for Sinovac vaccine,” Nasdaq, June 18, 2021, https://
www.nasdaq.com/articles/singapore-sees-first-day-
rush-for-sinovac-vaccine-2021-06-18
Link, Jordan, “5 Things U.S. Policymakers Must Understand
About China-Africa Relations,” American Progress, 5
Oktober 2021, https://www.americanprogress.org/
article/5-things-u-s-policymakers-must-understand-

210 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


china-africa-relations/
Magnuson, Stew, “China Maintains Dominance in Rare Earth
Production,” National Defense Magazine, September 8,
2021, https://www.nationaldefensemagazine.org/ar­
ticles/2021/9/8/china-maintains-dominance-in-rare-
earth-production
Mahadzir, Dzirhan, “Russia, China Wrap Up Drills Off Japan,
Pledge More Joint Exercises,” USNI, 25 Oktober 2021,
https://news.usni.org/2021/10/25/russia-china-wrap-
up-drills-off-japan-pledge-more-joint-exercises
Mahadzir, Dzirhan, “U.S., U.K. Aircraft Carriers Drill with
Japanese Big Deck Warship in the Western Pacific,
Maizland, Lindzay and Andrewa Chatzky, “Huawei:
China’s Controversial Tech Giant,” CFR, 6 August 2020,
https://www.cfr.org/backgrounder/huawei-chinas-
controversial-tech-giant
Malapaty, Semriti, “China has landed its first rover on Mars —
here’s what happens next,” Nature, 15 May 2021, https://
www.nature.com/articles/d41586-021-01301-7
Marinez, Luis, “China’s reported hypersonic weapon test
raises security concerns,” ABC News, 19 October 2021,
https://abcnews.go.com/Politics/chinas-reported-
hypersonic-weapon-test-raises-security-concerns/
story?id=80653383
Marlow, Iain, Faseeh Mangi, and Kari Soo Linberg, “I wont
take it: China struggle to get the world to trust its
vaccines,” Japan Times, 29 Desember 2020, https://www.
japantimes.co.jp/news/2020/12/29/asia-pacific/china-
coronavirus-vaccines-trust/
Mastro, Oriana Skylar, “What are Chinese leaders saying

Rivalitas AS vs China di Era Biden 211


about the South China Sea?” Lowy Institute, February 24,
2021, https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/
what-are-china-s-leaders-saying-about-south-china-sea
Mastro, Oriana Skylar,”How China is bending the rules in
the South China Sea, Lowy Institute, February 17, 2021,
https://www.lowyinstitute.org/the-interpreter/how-
china-bending-rules-south-china-sea
Mayfield, Mandy, “China’s Ambitious Space Programs Raise
Red Flags,” National Defense, July 2, 2021, https://www.
nationaldefensemagazine.org/articles/2021/7/2/
chinas-ambitious-space-programs-raise-red-flags
Mc. Bride, James, “After Trump What Will Biden do on
Trade?,” Council of Foreign Relations, 13 Januari 2021,
https://www.cfr.org/in-brief/after-trump-what-will-
biden-do-trad
McDonald, Joe and Paul Wiseman AP, “Under Biden, China
faces renewed trade pressure,” ABC News, January 26,
2021, https://abcnews.go.com/Business/wireStory/bi­
den-china-faces-renewed-trade-pressure-75482096
Mclearly, Paul,”Pentagon predicts 5 times increase in China’s
nuclear weapons over next 10 years,” Politico, 3 Nopember
2021, https://www.politico.com/news/2021/11/03/
pentagon-china-nuclear-weapons-519048
Mearsheimer John, “The Inevitable Rivalry: America, China,
and the Tragedy of Great-Power Politics,” Foreign Affairs;
New York Vol. 100, Iss. 6,  (Nov/Dec 2021): 48-58,
https://www.proquest.com/pqrl/docview/2584579321
/8C97FCC32CAD40D5PQ/79?accountid=187856
Mearsheimer, John, “The Inevitable Rivalry,” Foreign Affairs,
November/Desember 2021, https://www.foreignaffairs.

212 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


com/articles/china/2021-10-19/inevitable-rivalry-cold-
war?utm_medium=promo_email&utm_source=lo_
flows&utm_campaign=registered_user_welcome&utm_
term=email_1&utm_content=20211128
Miler, Manjari Chatterjee, “What Was the Summit for
Democracy Really About,” Council of Foreign Relations,
16 Desember 2021, https://www.cfr.org/article/what-
was-summit-democracy-really-about
Miller, Zeke, “Biden Announces International COVID-19
Vaccine Sharing Plan,” The Diplomat, June 4, 2021,
https://thediplomat.com/2021/06/biden-announces-
international-covid-19-vaccine-sharing-plan/
Miller, Zeke and Mattew Lee, “US send first vaccine doses
to Africa in coming days,” AP News, 17 Juli 2021,
https://apnews.com/article/joe-biden-africa-health-
government-and-politics-coronavirus-pandemic-3ffcceb
aeed8a57801f977d8fe6c5f6b
Miller, Zeke, “US to swiftly boost global vaccine sharing, Biden
annouces,” AP News, 4 Juni 2021, https://apnews.com/
article/biden-announces-international-covid-vaccine-
sharing-plan-cc4630f1d45b379c573c55a2042026e0
Mitchell, Ellen and Jordan Williams, “China triggers growing
fears for US military,” The Hill, 7 Nopember 2021, https://
thehill.com/policy/defense/580248-china-triggers-
growing-fears-for-us-military
Moritsugu, Ken, “China’s communists bash US democracy
before Biden summit,” ABC News, 4 Desember 2021,
https://abcnews.go.com/US/wireStory/chinas-
c o m m u ­n i s t s - b a s h - u s - d e m o c r a c y - b i d e n - s u m ­
mit-81553342

Rivalitas AS vs China di Era Biden 213


Mureithi, Carlos,”Kenya becomes the second African country
to roll out 5G,” Quartz, July 12, 2021, https://qz.com/
africa/1990724/kenya-becomes-the-second-african-
country-to-launch-5g/
Murphy, Katharine, “Macron accuses Australian PM of lying
over submarine deal,” The Guardian, October 31, 2021,
https://www.theguardian.com/world/2021/oct/31/
macron-accuses-australian-pm-of-lying-over-submarine-
deal
Myers, Margaret, “China’s Quite Play for Latin America,”
Noemamag, 14 January 2021, https://www.noemamag.
com/chinas-quiet-play-for-latin-america/
Nakano, Takashi and Kentaro Iwamoto, “ASEAN courts Biden
as China speeds ‘vaccine diplomacy’,” Nikkei, January
22, 2021, https://asia.nikkei.com/Politics/International-
relations/Biden-s-Asia-policy/ASEAN-courts-Biden-as-
China-speeds-vaccine-diplomacy
Nedopil, Christoph, ““Countries of the Belt and Road
Initiative”; Shanghai, Green Finance & Development
Center, FISF Fudan University, www.greenfdc.org
Neuman, Scott, “Taiwan says tensions with China are at
their worst in 4 decades, npr, October 6, 2021, https://
www.npr.org/2021/10/06/1043640597/china-taiwan-
tensions-us-aircraft-defense-military
Newcomb, Candice S., “The Impacts of Chinese Investment
on the Kenyan Economy,” A Theses, 2020, Chapman
University.
Newman, Rick, “Biden’s plans to cool Trump’s trade war
with China,” yahoo.com, October 6, 2021, https://finance.
yahoo.com/news/bidens-plans-to-cool-trumps-trade-

214 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


war-with-china-192404668.html
Ni, Vincent and Helen Davidson, “Biden tells Xi US and China
must not veer into conflict,” The Guardian, 10 September
2021, https://www.theguardian.com/world/2021/
sep/10/joe-biden-xi-jinping-us-china-phone-call-veer-
conflict
Nicholas L. Hunnewell, “China’s Control of Rare Earth
Metals,” NBR, August 13, 2019, https://www.nbr.org/
publication/chinas-control-of-rare-earth-metals/
Nie, Vincent, “China attacks ‘US-style democracy’ prior to
Biden summit,” The Guardian, 6 Desember 2021, https://
www.theguardian.com/world/2021/dec/06/china-
attacks-us-style-democracy-prior-to-biden-summit
Niquet, Valerie and Marianne Peron-Doise, “AUKUS and
Submarines: The Fallout for France,” The Diplomat,
September 18, 2021, https://thediplomat.com/2021/09/
aukus-and-submarines-the-fallout-for-france/
Oikawa, Akira and Yuta Shimono, “China overtakes US in AI
research,” Nikkei, August 10, 2021, https://asia.nikkei.
com/Spotlight/Datawatch/China-overtakes-US-in-AI-
research
Oluwole, Victor, “Here are the top 15 investors in Africa in
the last decade – report,” Business Insider, June 22, 2021,
https://africa.businessinsider.com/local/markets/
here-are-the-top-15-investors-in-africa-in-the-last-
decade-report/62532rh
Osnos, Evan, “The future of America’s Contest with
China,” Realcleardefense, 7 Januari 2020, https://www.
realcleardefense.com/2020/01/07/the_future_of_
america039s_contest_with_china_311529.html, dalam

Rivalitas AS vs China di Era Biden 215


Doshi, “The long game,”
Padget, Tim, “Biden Wants To Stand Up To China.
That Will Mean Standing Taller In Latin America,”
WLRN, 2 September 2021, https://www.wlrn.org/
commentary/2021-09-02/biden-wants-to-stand-up-to-
china-that-will-mean-standing-taller-in-latin-america
Park, Albert Francis, Angela Tritto, Dini Sejko, “The Belt and
Road Initiative in ASEAN – Overview,” Institute For
Emerging Market Studies, 12 Oktober 2021, https://iems.
ust.hk/publications/reports/uob-bri-overview
Parsley, Aaron, “Pentagon Report Assesses China’s
Military Might: Hypersonic Missiles and 1,000 Nuclear
Warheads by 2030,” Yahoo, 5 Nopember 2021, https://
news.yahoo.com/pentagon-report-assesses-chinas-
military-205401029.html
Patel, Rikin, “The race for semiconductor supremacy,”
Pktfinance. June 18, 2021, https://www.pktfinance.com/
post/the-race-for-semiconductor-supremacy
Pettypiece, Shannon and Rebecca Shabad, “Biden kicks
off first NATO summit with focus on China, Russia,”
NBC News, 14 June 2021, https://www.nbcnews.com/
politics/white-house/biden-kicks-first-nato-summit-
plans-focus-russia-china-n1270645
Piesse, Mervin, “The US – China Trade Relationship During
the Biden Administration,” futuredirections.org.au,
March 18, 2021, https://www.futuredirections.org.au/
publication/the-us-china-trade-relationship-during-the-
biden-administration/
Poling, Gregory B., “Vaccine Diplomacy Is Biden’s First Test
in Southeast Asia,” CSIS, January 28, 2021, https://

216 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


www.csis.org/analysis/vaccine-diplomacy-bidens-first-
test-southeast-asia
Powell, Anita and Patsy Widakuswara, “Biden Expands US-
ASEAN Strategic Partnership,” VOA News, 26 Oktober
2021, https://www.voanews.com/a/biden-expands-us-
asean-strategic-partnership/6286550.html
Risberg, Pearl, “ The Give and Take of BRI, CSIS, 2021, https://
www.csis.org/give-and-take-bri-africa
Rising, David, “Europe applauds Biden’s approach, stresses
cooperation,” APNews, February 20, 2021, https://
apnews.com/article/joe-biden-donald-trump-world-
news-europe-foreign-policy-40fdeec398046bab81d4fd36
aec8b470
Rogin, Josh, “Opinion: The United States can’t ignore
Chi­na’s vaccine diplomacy in Latin America,”
The Washington Post, 22 April 2021, https://www.
washing­t onpost.com/opinions/global-opinions/
t h e - u n i t­ e d - s t a t e s - c a n t - i g n o r e - c h i n a s - v a c c i n e -
diplomacy-in-latin-america/2021/04/22/64f7f12c-a390-
11eb-a774-7b47ceb36ee8_story.html
Sacks, David, “Countries in China’s Belt and Road Initiative:
Who’s In And Who’s Out, Council on Foreign Relations,
24 Maret 2021, https://www.cfr.org/blog/countries-
chinas-belt-and-road-initiative-whos-and-whos-out
Sacks, David, “Countries in China’s Belt and Road Initiative:
Who’s In and Who’s Out,” Council on Foreign Relations,
24 Maret 2021, https://www.cfr.org/blog/countries-
chinas-belt-and-road-initiative-whos-and-whos-out
Sacks, David,”China’s Huawei is Winning the 5G Race. Here
is What the United States Should Do to Respond,” Council

Rivalitas AS vs China di Era Biden 217


on Foreign Relations, March 29, 2021, https://www.cfr.
org/blog/china-huawei-5g
Saidel, Jamie, “China puts its military on ‘alert’ as US carrier
prowls the South China Sea,” news.com.au, September
12, 2021, https://www.news.com.au/technology/
innovation/military/china-puts-its-military-on-alert-as-
us-carrier-prowls-the-south-china-sea/news-story/b9f4
2978ac9a85f8d023de81d6a31380
Saidel, Jamie,”China launches live fire drills as Australia
joins The Quad allies for Malabar war games,” news.
com.au, August 30, 2021, https://www.news.com.
au/technology/innovation/military/china-launches-
livefire-drills-as-australia-joins-the-quad-allies-for-
malabar-war-games/news-story/083117e7d4d7f210e552
7bc1a6258e9b
Saldinger, Adva, “Biden administration launches reboot of
Prosper Africa initiative,” Devex, 29 Juli 2021, https://
www.devex.com/news/biden-administration-launches-
reboot-of-prosper-africa-initiative-100490
Saran, Shyam, “At G7, Biden achieved western consensus—
more against Russia than China,” The Print, 16 Juni
2021, https://theprint.in/opinion/at-g7-biden-achie­
ved-western-consensus-more-against-russia-than-
china/678545/
Schwikowski, Martina, “Coronavirus pandemic helps China
expand its influence in Africa,” DW, 25 April 2020,
https://www.dw.com/en/coronavirus-pandemic-
helps-china-expand-its-influence-in-africa/a-53241294
Scott, Mark and Jacopo Barigazzi, “US and Europe to forge tech
alliance amid China’s rise,” Politico, 9 Juni 2021, https://

218 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


www.politico.eu/article/eu-us-trade-tech-council-joe-
biden-china/
Shao, Grace, “China, the world’s second largest defense
spender, becomes a major arms exporter,” CNBC, 26
September 2019, https://www.cnbc.com/2019/09/27/
china-a-top-defense-spender-becomes-major-arms-
exporter.html
Sheah, Ryan and Yogesh Joshi, “China’s Rare Earth Dominance:
Exploring Australia-India Partnership,” ISAS, 25 May
2021, https://www.isas.nus.edu.sg/papers/chinas-rare-
earth-dominance-exploring-australia-india-partnership/
Sheffer, David J., “Does Taiwan Have the Right of Self-
Defense,” Council on Foreign Relations, 23 Nopember
2021, https://www.cfr.org/article/does-taiwan-have-
right-self-defense
Shesgreen, Deirdre and Tom Schad,” Citing ‘ongoing genocide,’
Biden announces diplomatic boycott of 2022 Beijing
Olympics,” USA Today, 6 Desember 2021, https://www.
usatoday.com/story/news/politics/2021/12/06/2022-
winter-olympics-biden-announces-diplomatic-boycott-
beijing/8837884002/
Shima,Toru Tsuna, “In 165 countries, China’s Beidou eclipses
American GPS,” Nikkei, 25 Nopember 2020, https://
asia.nikkei.com/Spotlight/Century-of-Data/In-165-
countries-China-s-Beidou-eclipses-American-GPS
Siebold, Sabine and Steve Holland, Robin Emmott, “NATO
adopts tough line on China at Biden’s debut summit with
alliance,” Reuters, 15 Juni 2021, https://www.reuters.
com/world/europe/nato-welcomes-biden-pivotal-post-
trump-summit-2021-06-14/

Rivalitas AS vs China di Era Biden 219


Slaughter, Anner Marie and Emily Lawrence, Aspistrategist,
February 1, 2021, “The US and China must cooperate in
space,” https://www.aspistrategist.org.au/the-us-and-
china-must-cooperate-in-space/
Southerland, Dan, “Arms, Iron Ore and Electricity Boost
Chinese Influence in Latin America,” Radio Free Asia, , 25
Juni 2021, https://www.rfa.org/english/commentaries/
china-latinamerica-06252021173944.html
Staunton, Eglantine, “AUKUS: France’s strategic outcry,” Lowy
Institute, 24 September 2021, https://www.lowyinstitute.
org/the-interpreter/aukus-france-s-strategic-outcry
Stuenkel, Oliver, “Vaccine Diplomacy Boosts China’s Standing
in Latin America,” Foreign Policy, 11 Juni 2021, https://
foreignpolicy.com/2021/06/11/vaccine-diplomacy-
boosts-china-in-latin-america/
Subin, Samantha, “The new U.S. plan to rival China and end
cornering of market in rare earth metals,” CNBC, April
17, 2021, https://www.cnbc.com/2021/04/17/the-new-
us-plan-to-rival-chinas-dominance-in-rare-earth-metals.
html
Sullivan, Kate, “US to send millions of Covid-19 vaccines
to Latin America,” CNN, 7 Juli 2021, https://edition.
cnn.com/2021/07/07/politics/us-latin-america-covid-
vaccines/index.html
Swanson, Ana and Keith Bradsher, “U.S. Signals No Thaw in
Trade Relations With China,” The New York Times, October
4, 2021, https://www.nytimes.com/2021/10/04/
business/economy/us-china-trade.html
Tanaka, Miya, “FOCUS: Biden’s Indo-Pacific shift under
scrutiny as AUKUS alliance is formed,” Kyodo News,

220 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


26 September 2021, https://english.kyodonews.net/
news/2021/09/9d37dd939d9d-focus-bidens-indo-
pacific-shift-under-scrutiny-as-aukus-alliance-is-formed.
html
Tanzil, Alex, “China’s growth set to drive global economy
in post-pandemic years,” business-standard,com, April
7, 2021, https://www.business-standard.com/article/
international/china-s-growth-set-to-drive-global-
economy-in-post-pandemic-years-121040700186_1.html
Thanabouasy, Phayboune , “Laos Receives 2,000 Doses of
Covid-19 Vaccine from China,” Laotian Times, December
31, 2020, https://laotiantimes.com/2020/12/31/laos-
receives-2000-doses-of-covid-19-vaccine-from-china/
The Economist, “Rivalry between America and China will
shape the post-covid world: The World Ahead 2022,”
Proquest, 8 Nopember 2021, https://www.proquest.
com/pqrl/docview/2597818055/8C97FCC32CAD40D5
PQ/11?accountid=187856
The United States Announced $4 billion Contribution for a
Global Vaccine Initiative,” U.S. Embassy in Barbados,
February 18, 2021, https://bb.usembassy.gov/the-
united-states-announces-a-us4-billion-contribution-to-a-
global-vaccine-initiative/
Therrien, Alex, “Aukus: France pulls out of UK defence talks
amid row,” bbc.com, 20 September 2021, https://www.
bbc.com/news/uk-58620220
Thomas, Juan Pedro, “China accounts for over 40% of 6G
patents: report,” rcrwireless.com, September 23, 2021,
https://www.rcrwireless.com/20210923/wireless/
china-accounts-over-40-6g-patents-report

Rivalitas AS vs China di Era Biden 221


Thul, Prak, “How China’s vaccine diplomacy brought
bosom buddy Cambodia even closer,” Reuters, June 8,
2021, https://www.reuters.com/world/asia-pacific/
how-chinas-vaccine-diplomacy-brought-bosom-buddy-
cambodia-even-closer-2021-06-08/
Tomacruz, Sofia, “PH to receive 3 million J & J vaccine doses
donated by US in July,” Rappler, July 8, 2021, https://
www.rappler.com/nation/philippines-to-receive-
johnson-johnson-vaccine-doses-united-states-july-2021
Tomacruz, Sofia, “Philipines gets 1.6 more J & J vaccine doses
from US,” Rappler, July 17, 2021, https://www.rappler.
com/nation/philippines-gets-united-states-donated-
johnson-johnson-covid-19-doses-july-17-2021
Tougaard, Erik Wernberg,” A Step Ahead – How China
Is Accelerating 5G Dominance,” china-experience.com
18 June 2020, https://www.china-experience.com/
china-experience-insights/a-step-ahead-how-china-is-
accelerating-5g-dominance
Trofimov, Yaroslav, “Can the U.S. Lead a Human-Rights
Alliance Against China?, The Wall Street Journal, 21 Mei
2021, https://www.wsj.com/articles/can-the-u-s-lead-
a-human-rights-alliance-against-china-11621610176, in
Zack Beauchamp, “The biggest threat to democracy isn’t
coming from China. It’s coming from within,” 28 Juli 2021,
https://www.vox.com/policy-and-politics/22590777/
biden-china-democracy-voting-india-doctrine
Troianovski, Anton and Steven Myers,”Putin and Xi Show
United Front Amid Rising Tensions With U.S.,” The New
York Times, 15 Desember 2021, https://www.nytimes.
com/2021/12/15/world/asia/china-russia-summit-xi-

222 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


putin.html
Trun, Hung, “Is the US-China strateigic competition a cold
war,” The Atlantic Council, 21 April 2021, https://www.
atlanticcouncil.org/blogs/new-atlanticist/is-the-us-
china-strategic-competition-a-cold-war/
Tucker, Patric, “How China’s Digital Silk Road Is Leading
Countries Away from the United States
Tucker, Patrick, “China’s Hypersonic Test Raises Questions
About US Missile Defense, Deterrence,” Defense One,
October 19, 2021, https://www.defenseone.com/
technology/2021/10/chinas-hypersonic-test-shows-
us-needs-new-thinking-missile-defense-military-
lawmakers-say/186208/
Usni.org, October 4, 2021, https://news.usni.org/2021/10/04/
u-s-u-k-aircraft-carriers-drill-with-japanese-big-deck-
warship-in-the-western-pacific
Vaidyanathan, Veda, “China Is Manufacturing Vaccines in
Africa. The Quad Should Too,” The Diplomat, 5 Oktober
2021, https://thediplomat.com/2021/10/china-is-
manufacturing-vaccines-in-africa-the-quad-should-too/
Venson, Cliff, “Philippines starts COVID vaccinations,
courtesy of China,” Nikkei, 1 March 2021, https://asia.
nikkei.com/Spotlight/Coronavirus/COVID-vaccines/
Philippines-starts-COVID-vaccinations-courtesy-of-
China
Walden, Max and Joyce Cheng, “Why China sent a record
number of fighter jets and nuclear-capable bombers
into Taiwan’s identification zone,” abc.net.au, 4 October
2021, https://www.abc.net.au/news/2021-10-04/china-
taiwan-national-day-warplanes-explainer/100511702

Rivalitas AS vs China di Era Biden 223


Wall, Mike, “China launches 3 astronauts to new space
station,” Space.com, June 17, 2021, https://www.space.
com/china-launches-astronauts-space-station-tianhe-
shenzhou-12
Wall, Mike, “China successfully tested hypersonic weapon
in August: report,” Space.com, October 19, 2021, https://
www.space.com/china-hypersonic-weapon-test-august
Wall, Mike, “Chinese astronauts land after historic 3-month
mission to new space station,” Space.com, September 17,
2021, https://www.space.com/shenzhou-12-astronaut-
mission-lands-safely
Wang, Amber, “Xi Jinping pledges Chinese support for
Russia as pressure mounts on Vladimir Putin over
Ukraine,” South China Morning Post, 15 Desember 2021,
https://www.scmp.com/news/china/diplomacy/
article/3159858/chinese-president-xi-jinping-pledges-
support-russia-pressure
Wang, Orange, “US-China tech war: Beijing calls on Chinese
firms to ‘seize overseas opportunities’ in race for self-
reliance,” Yahoo.news, 26 July 2021, https://sg.news.
yahoo.com/us-china-tech-war-beijing-113850768.html
Ward, Alex, “Joe Biden wants to prove democracy works —
before it’s too late,” Vox, 28 April 2021, https://www.
vox.com/2021/4/28/22408735/joe-biden-congress-
speech-democracy-autocracy
Washington, Beatriz Pascual Macías, “Biden seeks to
consolidate Quad as bulwark of democracy against
China,” EFE, 25 September 2021, https://www.efe.com/
efe/english/world/biden-seeks-to-consolidate-quad-as-
bulwark-of-democracy-against-china/50000262-4637987

224 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


Watson, Kathryn,” “America is back,” Biden tells Munich
Security Conference,” CBS News, February 9, 2021,
https://www.cbsnews.com/news/biden-addresses-
the-munich-security-conference-watch-live-stream-
today-02-19-2021/”America is back,” Biden tells Munich
Security Conference
Webel, Mari, “Calling Covid-19 a ‘Chinese virus’ is wrong
and dangerous-the pandemic is global,” The Conversation,
March 25, 2020, https://theconversation.com/calling-
covid-19-a-chinese-virus-is-wrong-and-dangerous-the-
pandemic-is-global-134307
Weeks, Greek, “U.S. vaccine diplomacy in Latin America is
failing,” The Global Americans, 27 Mei 2021, https://
theglobalamericans.org/2021/05/u-s-vaccine-
diplomacy-failing/
Widakuswara, Patsy, “Biden Signals New Tone on US-Africa
Relations,” VOA News, February 6, 2021, https://www.
voanews.com/a/africa_biden-signals-new-tone-us-
africa-relations/6201689.html
Widakuswara, Patsy, “G-7 Split on Biden’s Anti-China Push,”
VOA News, June 12, 2021, https://www.voanews.
com/a/usa_g-7-split-bidens-anti-china-push/6206943.
html
Willsherr, Kim, “France cool on efforts by Australia to repair
Aukus rift damage,” The Guardian, 29 September 2021,
https://www.theguardian.com/world/2021/sep/29/
france-cool-on-efforts-by-australia-to-repair-damage-
from-aukus-rift
Wright, Thomas, “Joe Biden Worries That China Might Win,”
The Atlantic Council, 9 Juni 2021, https://www.theatlantic.

Rivalitas AS vs China di Era Biden 225


com/international/archive/2021/06/joe-biden-foreign-
policy/619130/
Xie, Jie, “Analysts: China Expanding Influence in Africa Via
Telecom Network Deals,” VOA News, August 14, 2021,
https://www.voanews.com/a/economy-business_
analysts-china-expanding-influence-africa-telecom-
network-deals/6209516.html
Xie, John, “Studies Reveal China’s Dominant Position in High-
Tech Minerals,” VOA News, May 30, 2021, https://www.
voanews.com/a/east-asia-pacific_voa-news-china_
studies-reveal-chinas-dominant-position-high-tech-
minerals/6206341.html
Xuanmin, Li, “China aims to commercialize 6G by 2030:
white paper,” Global Times, 6 June 2021, https://www.
globaltimes.cn/page/202106/1225478.shtml
Yu, Kaho, ““The Belt and Road Initiative in Southeast Asia
after COVID-19: China’s Energy and Infrastructure
Investments in Myanmar,” ISEAS, 6 April 2021,
https://www.iseas.edu.sg/articles-commentaries/
iseas-perspective/2021-39-the-belt-and-road-initiative-
in-southeast-asia-after-covid-19-chinas-energy-and-
infrastructure-investments-in-myanmar-by-kaho-yu/
Yu, Shirley Ze, “Three reasons why Africa’s digital future
is deeply intertwined with China,” LSE, March 1,
2021, https://blogs.lse.ac.uk/africaatlse/2021/03/01/
three-reasons-why-africas-digital-future-is-deeply-
intertwined-with-china/
Yu, Shirley Ze,” Why substantial Chinese FDI is flowing
into Africa,” London School of Economics and Political
Science, April 2, 2021, https://blogs.lse.ac.uk/

226 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA


africaatlse/2021/04/02/why-substantial-chinese-fdi-is-
flowing-into-africa-foreign-direct-investment/
Yu, Shirley Ze,”China-Africa Initiative,” The London School of
Economics and Political Science, https://www.lse.ac.uk/
africa/china-africa-initiative/china-africa-initiative
Yuan, Shawn, “Space: The new frontier for US-China rivalry,”
Al Jazeera, 13 May 2021, https://www.aljazeera.com/
news/2021/5/13/space-the-newest-frontier-for-
resurgent-chinese-pride
Yung, William, “Kevin Rudd: ‘We need to understand China’s
global strategy’” dw.com, 24 September 2021, https://
www.dw.com/en/kevin-rudd-we-need-to-understand-
chinas-global-strategy/a-55038251
Zaheer, Zainab, “China’s Footprint in the Middle East,” China
Focus, 24 Nopember 2021, https://www.chinausfocus.
com/foreign-policy/chinas-footprint-in-the-middle-east
Zhao, Suisheng, ” Why China’s vaccine diplomacy is
winning,” East Asia Forum, 29 April 2021, https://www.
eastasiaforum.org/2021/04/29/why-chinas-vaccine-
diplomacy-is-winning/
Zhao, Tong, “What’s Driving China’s Nuclear Buildup?”
Carnegie Endowment 5 Agustus 2021, https://
carnegieendowment.org/2021/08/05/what-s-driving-
china-s-nuclear-buildup-pub-85106
Zinan, Chen, “Biden’s New Approach to South China Sea,”
China-US Focus, May 8, 2021, https://www.chinausfocus.
com/peace-security/bidens-new-approach-to-south-
china-sea

Rivalitas AS vs China di Era Biden 227


BIODATA PENULIS

Prof. Dr. Bambang Cipto, MA adalah dosen senior pada


program studi sarjana Ilmu Hubungan Internasional UMY,
dosen pada program Magister Ilmu Hubungan Internasional
(MIHI) UMY dan dosen pada Program Doktor Politik Islam
UMY.
Anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN PT) 2006-2012. Rektor UMY (2013-2016). Anggota ICMI
DIY (2016-2020)
Buku-buku karyanya dalam tiga tahun terakhir:
1. Peran Strategis Perguruan Tinggi Dalam Peningkatan Daya
Saing Bangsa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017)
2. Strategi china Merebut Status Superpower (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2018)
3. Politik Global Amerika: Dari Obama ke Trump (Yogyakarta:
The Phinisi Press, 2018)
4. Ambruknya Kredibilitas Demokrasi (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2019)

228 Prof. Dr. Bambang Cipto, MA

Anda mungkin juga menyukai