Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PAPER

Nama : Gresiana Sagita

Nim : 6211201233

Kelas : C

Mata kuliah : Hubungan Internasional Amerika

Dosen pengampu : Yohanes Sulaiman, MA, Ph.D.

PERTEMUAN 13 DAN PERTEMUAN 6 : KOMITMEN AMERIKA SERIKAT DI

MASA JOE BIDEN TERHADAP KEBIJAKAN LUAR NEGERI

Amerika Serikat pada masa Joe Biden memfokuskan hubungannya dengan

negara-negara sekutu seperti Uni Eropa terhadap ancaman China. Namun, ada

ketidakselarasan antara kebijakan luar negeri Amerika dengan tindakannya sehingga topik

tersebut penting untuk dibahas untuk mengetahui ketidakselarasan perilaku Amerika Serikat

terhadap kebijakan luar negerinya, berbeda dengan masa liberal new order yang dimana

kebijakan luar negeri Amerika untuk menahan ancaman ideologi komunisme sesuai dengan

perilakunya. Sehingga, melahirkan sebuah pertanyaan “Mengapa perilaku Amerika pada

masa Joe Biden tidak selaras dengan kebijakan luar negerinya?” Menggunakan sudut

pandang liberalisme dengan menggunakan teori perdamaian bahwa hubungan antara

Amerika dan China menjadi sebuah ancaman bagi Amerika sehingga sulit bagi Amerika

bertindak sesuai kebijakan luar negerinya untuk menahan ancaman China karena perbedaan

ideologi. Berbeda ketika Amerika bekerjasama dengan negara-negara demokratis maka

kemungkinan perang sangat kecil dan tidak ada ancaman bagi Amerika.

1
PENDAHULUAN

Pada Rabu, 20 Januari 2021 merupakan saat dimana Joe Biden serta Kamala Haris

dilantik sebagai pemimpin yaitu Presiden dan Wakil Presiden Amerika yang ke-46.1 Saat

terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden yang menggantikan Donald Trump banyak analis

kebijakan luar negeri Amerika merasa tenang karena kebijakan luar negeri Amerika akan

kembali terarah sehingga Amerika dapat kembali menjadi kekuatan penstabil.2 Joe Biden

juga menyatakan bahwa kombinasi tirani, kekuasaan serta permusuhan merupakan sebuah

ancaman bagi Amerika dan tatanan internasional yang telah dibangunnya sehingga Biden

mengeluarkan sebuah konsep mengenai dunia bebas yang telah berlangsung pada tiga tahap

(1) Tahapan pertama menekankan pada hubungan serta membangun koneksi Amerika dengan

sekutu hal tersebut bertujuan untuk menenangkan aliansi yang tegang pada masa Trump.

Seperti pada QUAD (Australia, India, Jepang dan Amerika), AUKUS (Australia, Inggris dan

Amerika) terutama sekutunya di Eropa yaitu NATO dengan memfokuskan ancaman China.

(2) Tahapan kedua ini menekankan bahwa tidak semua negara demokrasi selaras dan

konsisten terhadap Amerika. Banyak negara demokrasi yang bekerjasama dengan Amerika

namun juga bekerjasama dengan negara otokrasi sehingga negara-negara tersebut memilih

untuk netral ketika terjadi konflik dan harus memilih karena ada kepentingan negara tersebut

dengan negara otokrasi. (3) Tahap ketiga menekankan pada perbedaan negara otokrasi baik

dan buruk.3

China menjadi ancaman di masa kepemimpinan Biden sehingga Biden memfokuskan

ancaman China dengan negara sekutunya yaitu NATO. Namun, pada kenyataannya kebijakan

luar negeri Biden tidak sesuai dengan perilakunya yaitu pada dua tahun masa

1
CNBCIndonesia. (2021). Kapan Pelantikan Resmi Presiden AS Terpilih Joe Biden? Pada
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20210118112543-33-216766/kapan-pelantikan-resmi-preside
n-as-terpilih-joe-biden#:~:text=Presiden%20terpilih%20Joe%20Biden%20dan,di%20The%20Capitol%
20Washington%20DC.
2
Kori Schake. (2023). Biden’s Foreign Policy Is a Mess.
3
Hal Brands. (2022). How to Make Biden's Free World Strategy Work.

2
kepemimpinannya berfokus untuk melindungi pekerja Amerika serta meningkatkan industri

yang berbasis Amerika yang bertentangan dengan sekutu untuk menahan ancaman China.4

Berbeda dengan masa liberal new order, Amerika yang membantu Eropa untuk

bangkit dari kekacauan perang dunia kedua yang memberikan bantuan pada bidang militer

dengan mengambil tanggung jawab pertahanan darat Eropa lalu menciptakan NATO (North

Atlantic Treaty Organization) yang bertujuan untuk mengusir Uni Soviet, jerman turun dan

Amerika dapat masuk ke Eropa,membantu mendorong kondisi Eropa, serta membangun

pusat-pusat kekuasaan di Eropa dengan memulihkan ekonomi serta kekuatan masyarakat hal

tersebut sebenarnya dilandasi untuk memerangi komunis, bahkan menjadikan Eropa sebagai

dunia kekuatan ketiga untuk sama-sama mengatur keteraturan serta menjaga perdamaian

dunia.5 Sehingga ideologi komunisme yang saat itu menjadi menjadi ancaman bagi Amerika,

melahirkan sebuah kebijakan luar negeri untuk menahan ancaman tersebut yang sesuai

dengan perilaku Amerika saat itu.

Ketidakselarasan perilaku pemerintahan Joe Biden dengan kebijakan luar negerinya

menjadi kontradiksi jika melihat kebijakan luar negeri di masa liberal new order yang selaras

antara kebijakannya untuk menahan ancaman ideologi komunisme dengan perilaku Amerika

saat itu. Sehingga melahirkan sebuah pertanyaan “Mengapa perilaku pemerintah Joe Biden

tidak sesuai dengan kebijakan luar negerinya untuk menahan ancaman dari China?”

LITERATUR

Literatur yang pertama yaitu “Hal Brands : How to Make Biden’s Free World

Strategy Work.”6 Berisi mengenai konsep dunia bebas yang sudah memasuki tahap ketiga.

Tahap pertamanya adalah memperkuat hubungan dan ketahanan negara demokrasi dengan

4
Kori Schake. (2023). Biden’s Foreign Policy Is a Mess.
5
Ikenberry, G. J. (2001). After victory: Institutions, strategic restraint, and the rebuilding of order after
major wars. Princeton University Press.
6
Hal Brands. (2022). How to Make Biden's Free World Strategy Work.

3
pemerintah menenangkan sekutu yang telah tegang selama era Trump salah satunya dengan

memfokuskan NATO pada tantangan China. Tahap kedua menjelaskan bahwa tidak semua

negara demokrasi selaras dan konsisten pada Amerika karena banyak negara demokrasi,

banyak negara demokrasi yang bekerjasama dengan Amerika dan negara otokrasi. Tahap

ketiga menekankan pada perbedaan negara otokrasi baik dan buruk. Namun konsep tersebut

pada tahap dua dan tiga kondisinya buruk serta akibat konsep ini adanya saling

ketergantungan dalam dunia yang terpecah-pecah dan membuat hubungan Amerika dengan

mitra otokrasi canggung. Namun dengan konsep dunia bebas ini tidak perlu merubah rezim

sebab Demokrasi dapat meredakan ketegangan dengan otokrasi yang bermusuhan. Hubungan

literatur dengan paper bahwa literatur dapat menjelaskan kebijakan luar negeri Amerika pada

masa Joe Biden yang menjadi bahasan paper ini. Kekurangan dari literatur ini yaitu tidak

dapat menjelaskan praktik dari kebijakan luar negeri yang dibuat apakah sesuai dengan

perilakunya.

Literatur yang kedua yaitu “Kori Schake : Biden’s Foreign Policy Is a Mess.”7

Berisi mengenai ketidaksesuaian kebijakan luar negeri Biden dengan perilaku

pemerintahannya yang telah dijanjikan pada sekutu bahwa Amerika telah kembali untuk

menjadi kekuatan penstabil dengan memfokuskan ancaman China bersama negara sekutunya

yaitu ancaman China. Hubungan literatur dengan paper ini yaitu literatur dapat menjelaskan

ketidak sesuai perilaku Amerika dengan kebijakan luar negerinya. Namun, kekurangan pada

literatur ini tidak dapat menjelaskan mengapa perilaku Amerika pada masa Biden tidak sesuai

dengan kebijakan luar negerinya.

Literatur yang ketiga yaitu “G. John Ikenberry : After Victory (Institutions,

Strategic Restraint, and The Rebuilding of Order After Major Wars) Chapter 6.”8

Berisi mengenai bagaimana Amerika pada akhir perang dunia kedua yang mencoba
7
Kori Schake. (2023). Biden’s Foreign Policy Is a Mess.
8
Ikenberry, G. J. (2001). After victory: Institutions, strategic restraint, and the rebuilding of order after
major wars. Princeton University Press.

4
menyebarkan demokrasi serta membantu Eropa yang terpuruk akibat peperangan lalu dengan

menawarkan sistem pasar bebas sehingga Eropa tertarik karena merasa diuntungkan dengan

pasar bebas tersebut dan Amerika berhasil menarik Eropa untuk berada ke blok barat dengan

ideologi demokrasi yang dahulu Eropa komunis akibat jajahan dari Uni Soviet. Disisi lain,

Amerika juga khawatir jika kondisi Eropa tidak segera pulih dan miskin maka Eropa akan

kembali menjadi komunisme. Amerika juga berharap Eropa dapat menjadi kekuatan ketiga

sehingga dapat bersama-sama mengatur keteraturan dan perdamaian dunia. Hubungan

literatur dengan paper bahwa literatur ini dapat membandingkan bagaimana kebijakan luar

negeri Amerika pada masa liberal new order yang sesuai dengan perilakunya untuk menahan

ancaman Uni Soviet dengan ideologi komunisnya. Namun, kekurangan pada literatur ini

tidak menjelaskan kondisi Amerika di masa depan yang banyak mengalami perubahan baik

pada ancaman serta komitmennya.

ARGUMENTASI

Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis penyebab ketidak selarasan perilaku

Amerika terhadap kebijakan luar negerinya dengan teori perdamaian demokratis dari liberal

yang menyatakan bahwa kemungkinan berperang antara negara demokratis sangatlah kecil

dan demokratis saling memandang sah serta tidak mengancam sehingga memiliki kapasitas

dan probabilitas yang lebih tinggi untuk bekerjasama dibandingkan dengan negara non

demokratis.9 Berdasarkan sudut pandang tersebut maka melahirkan sebuah hipotesa

sementara bahwa hubungan antara Amerika dan China menjadi sebuah ancaman bagi

Amerika sehingga sulit bagi Amerika bertindak sesuai kebijakan luar negerinya untuk

menahan ancaman China karena perbedaan ideologi. Berbeda ketika Amerika bekerjasama

9
Mukti, T. A. (2020). Dasar-dasar kajian teori Hubungan Internasional.

5
dengan negara-negara demokratis maka kemungkinan perang sangat kecil dan tidak ada

ancaman bagi Amerika.

Sejak tahun 1979 Deng Xiaoping yaitu pemimpin China melakukan reformasi

ekonomi dengan membuka kawasan-kawasan SEZ (Special Economic Zone) hingga pada

tahun 1990 perekonomian China terus mengalami pertumbuhan, memasuki tahun 2001

perekonomian global serta perpolitikan mulai dipengaruhi oleh China bahkan China mampu

menandingi Amerika pada segi ekspor dalam kurun waktu 10 tahun seperti yang diketahui

bahwa Amerika saat perang dingin merupakan negara dengan kekuatan yang paling dominan

salah satunya perekonomian.10 Hingga pada tahun 2011 laporan IMF menyatakan bahwa

pertumbuhan perekonomian China telah berdampak pada global supply chain hingga China

menjadi pemasok utama pada produk komoditas, barang setengah jadi, barang modal bahkan

barang jadi di tatanan internasional.11 Banyak negara yang terkena dampak dari global supply

chain sehingga negara-negara tersebut memiliki hubungan dagang dan bergantung terhadap

perekonomian China.

Disisi lain pada awal pemerintahan Biden bertepatan dengan masa pemulihan

covid-19 yang menyebabkan terjadinya kemerosotan perekonomian di Amerika sehingga

mengharuskan Biden untuk fokus dan berusaha menguatkan kembali ekonomi Amerika.12

Akibat dari Covid-19 juga terjadi perubahan perilaku masyarakat yang membuat permintaan

barang lebih besar daripada jasa.13 Banyaknya permintaan barang dari masyarakat

(konsumen) mengharuskan perusahaan (produsen) memproduksi barang lebih banyak, namun

banyak perusahaan-perusahaan swasta Amerika (produsen) yang bergantung terhadap ekspor

10
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12841/BAB%20IV.pdf?sequence=8&isAllowed
=y
11
Ibid.
12
Falah, M. H. Titik Balik Reabilitas Ekonomi Politik Internasional dalam Pemilu AS (Donald Trump
dan Joe Biden) Tahun 2020.
13
Mirahandani, M., Ginting, E. B., Harefa, R. M., Sinabutar, V. A., Puspita, W., & Adlina, H. (2023).
Politik Ekonomi As dan Kondisi Perdagangan Internasional Pasca Pandemi Global. Madani: Jurnal
Ilmiah Multidisiplin, 1(5).

6
pasokan dari China. Gangguan rantai pasok (supply chain) ini mengakibat inflasi di

Amerika.14 Sehingga adanya hubungan perekonomian antara Amerika dengan China.

Maka hubungan perekonomian antara Amerika dengan China membuat Amerika

menjadi ketergantungan terhadap supply bahan pokok dari China karena gangguan rantai

pasok menjadi sebuah konflik bagi Amerika yang menyebabkan inflasi dan Amerika tidak

dapat berperilaku sesuai dengan kebijakan luar negerinya untuk menahan atau menghadapi

ancaman China dengan negara sekutu. Maka dapat dinyatakan tidak ada komitmen Amerika

terhadap negara sekutu atas kebijakan luar negerinya karena ketergantungan negaranya

terhadap China. Disisi lain juga, tidak ada kebijakan ekonomi yang Amerika tawarkan oleh

Biden saat negara-negara demokrasi lain yang juga bergantung terhadap China.

Berbeda kondisi yang dikutip dari buku Ikenberry yang berjudul : After Victory saat

perang dunia kedua berakhir bahwa yang ditandai dengan dua negara pemenang yaitu

Amerika dan Uni soviet. Pada masa liberal new order, saat itu Uni Soviet lah dengan

ideologinya yaitu komunisme yang menjadi ancaman bagi Amerika. Sehingga, Amerika

mencoba menyebarkan pengaruhnya yaitu demokrasi ke Asia dan Eropa. Khususnya di

Eropa, Amerika membantu negara-negara di kawasan Uni Eropa untuk bangkit dari

kekacauan setelah perang dunia kedua dengan menawarkan sebuah konsep pasar bebas yang

membuat Eropa tertarik karena dianggap menguntungkan bagi Eropa untuk memperbaiki

wilayahnya yang hancur. Disisi lain juga Immanuel Kant dengan konsep Kantian Peace

menyatakan bahwa perdamaian akan tercipta jika demokrasi, organisasi internasional serta

pasar bebas saling berhubungan. Atas dasar itu juga Eropa tertarik dengan demokrasi yang

Amerika tawarkan. Perilaku Amerika terhadap Eropa merupakan sebuah strategi bagi

Amerika untuk menahan ancaman Uni Soviet karena jika Eropa kembali menjadi negara

miskin maka Eropa mungkin akan kembali kembali menjadi kawasan Komunisme di bawah

14
Ibid.

7
jajahan Uni Soviet. Bantuan Amerika juga sebuah strategi bagi Amerika agar Eropa dapat

menjadi kawasan kekuatan dunia ketiga sehingga Amerika sebagai pemimpin dunia atau

polisi dunia yang harus menjaga perdamaian dunia dapat melakukan hal tersebut bersama

Eropa yang dipimpin oleh Amerika. Di sisi lain juga Amerika sadar bahwa powernya dapat

berkurang sehingga membutuhkan bantuan Eropa.

Pada masa liberal new order ini, tidak ada hubungan atau kerjasama antara Amerika

dengan Uni Soviet sehingga tidak ada ketergantungan antara Amerika dengan negara yang

menjadi ancaman yaitu Uni Soviet sehingga Amerika dapat menahan ancaman yang ada serta

kondisi Amerika sebagai pemenang perang dunia kedua ini memiliki power yang besar untuk

menahan ancaman tersebut.

KESIMPULAN

Gangguan rantai pasok di Amerika menyebabkan Amerika berhubungan secara

ekonomi terhadap supply pasokan dari China lalu dengan perubahan perilaku masyarakat

akibat Covid-19 menyebabkan permintaan barang lebih besar. Hubungan dagang Amerika

dengan China menyebabkan Amerika tidak dapat menahan ancaman dari China sebagai

kebijakan luar negerinya. Berbeda dengan masa liberal new order tidak ada hubungan antara

Amerika dengan negara ancaman sehingga perilaku Amerika dapat sesuai dengan kebijakan

luar negerinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

CNBCIndonesia. (2021). Kapan Pelantikan Resmi Presiden AS Terpilih Joe Biden? Pada

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20210118112543-33-216766/kapan-pelantik

an-resmi-presiden-as-terpilih-joe-biden#:~:text=Presiden%20terpilih%20Joe%20Bid

en%20dan,di%20The%20Capitol%20Washington%20DC

Fadli, R. JOE BIDEN: CARA KEPEMIMPINAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI

PRESIDEN AMERIKA SERIKAT.

Falah, M. H. Titik Balik Reabilitas Ekonomi Politik Internasional dalam Pemilu AS (Donald

Trump dan Joe Biden) Tahun 2020.

Hal Brands. (2022). How to Make Biden's Free World Strategy Work.

Ikenberry, G. J. (2001). After victory: Institutions, strategic restraint, and the rebuilding of

order after major wars. Princeton University Press.

Kori Schake. (2023). Biden’s Foreign Policy Is a Mess.

Mirahandani, M., Ginting, E. B., Harefa, R. M., Sinabutar, V. A., Puspita, W., & Adlina, H.

(2023). Politik Ekonomi As dan Kondisi Perdagangan Internasional Pasca Pandemi

Global. Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(5).

Mukti, T. A. (2020). Dasar-dasar kajian teori Hubungan Internasional.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12841/BAB%20IV.pdf?seque

nce=8&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai