Anda di halaman 1dari 4

Research method Advantage Disadvantage

Random selection Researcher could explore as much Has a really low rate effectiveness if
as possible plant in the research the purpose of the study is to find
area even those whice has no medicinal plant (Dowes et. All 2008)
medicine plant indication
Chemotaxonomy Rapid, low cost, and high rate Need a lot of proper preparation
accuracy because the role of
secondary metabolites analysis
(Yea et.al, 2016; Hao et.al, 2015;
Dreyfuss et.al 1994)
Ethnopharmacology Has high accuracy rate and Information of medicine plant would
researchers don’t need a lot be relay on indigenous people
literature study on plant species knowledge and has possibility to make
before the research begin because the data become limited
the plant species will be told by the
indigenous people

Kelebihan dan kekurangan metode


1. Random selection
keuntungan
 Peneliti bebas mengeksplorasi segala jenis tanaman yang ada
 Hasil dari penelitian sangat cocok untuk penelitian ilmu botani. Hal ini dikarenakan melalui
random sampling, hasil penelitian tidak hanya merujuk pada pengetahuan lokal tentang
tanaman obat tapi juga menunjukan proporsi keseluruhan tanaman yang memiliki potensi
sebagai tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat
Kerugian
 Metode ini dinilai kurang efektif dari segi biaya dan waktu(Dowes et.all 2008 melaporkan
bahwasannya penggunaan random selection dalam pencarian sumber tanaman obat
memiliki tingkat penemuan komponen obat rendah seperri 1 dibanding 10.000. hal ini juga
dikarenakan random selection merupakan metode pengambilan sampel tanaman tanpa
memperhatikan taksa, konteks etnobotani atau kualitas lainnya
 Merupakan jenis penelitian yang disarankan bagi peneliti yang memiliki sumber daya dan
fasilitas analisiss yang memadai
2. Kemotaksonomi
Keuntungan
 Cepat dan murah (hal ini dikarenakan peneliti sudah mempelajari dan memiliki target
tanaman apa saja yang akan diambil dan dianalisis metabolit sekunder yang menjadi marker
dari tanaman obat sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk mencari-cari tanaman
yang berpotensi sebagai obat (Yea dkk., 2016) dan metodenya menganalisi metabolit
sekunder yang merupakan jenis produk yang spesifik yang dihasilakn oleh tanaman (Hao
dkk., 2015)
 Memiliki ketepatan yang cukup tinggi dalam menentukan apakah suatru tanaman
merupakan tanaman obat atau karena metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman bersifat
khas pada setiap taksa
Kerugian
 Persiapan yang dilakukan sebelum peneliti turun ke lapangan lebih banyak (karena peneliti
diharuskan untuk melakukan studi literatur (manurut Dreyfuss dkk, 1994, metabolit
sekunder dihasillkan oleh bagian tubuh tertentu dari tumbuhan. Sehingga taksa yang sama
berkemungkinan besar menghasilkan metabolit sekunder yang sama atau disebut sebagai
‘marker’ metabolites.
3. Etnofarmakologis
Keuntungan
 Penemuan tanaman obat menjadi lebih cepat dan tepat karena adanya bantuan masyarakat
yang sudah secara turun temurun pengetahuannya tentang tanaman obat (etnofarmakologi
merupakan turunan ilmu pengetahuan etnobotani. Dimana etnobatni sendiri merupakan
…..)
Kerugian
 Informasi yang didapat sangat bergantung dengan masyarakat. Hal ini bisa menjadikan
informasi yang didapatkan lingkupnya lebih sempit

Dreyfuss, M. M., & Chapela, I. H. (1994). Potential of fungi in the discovery of novel, low-molecular weight
pharmaceuticals. Discovery of novel natural products with therapeutic potential, 49-80.
Hao, D. C., Gu, X. J., & Xiao, P. G. (2015). Taxus medicinal resources: A comprehensive study. Med.
Plants, 1, 97-136.
Umoh, O. T. (2020). Chemotaxonomy: The role of phytochemicals in chemotaxonomic delineation of
taxa. taxon, 13, 14.
Jannah, M. (2018). Kajian Etnofarmakologi Tanaman Berkhasiat Obat Oleh Penyehat Tradisional Suku
Hamap Di Desa Wolwal Kabupaten Alor (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang).
(1) random (peneliti datang ke suatu area dan mengambil tetumbuhan di sana
secara acak, kemudian menyeleksi jenis-jenis yang berhasiat obatnya);
(2) kemotaksonomi (peneliti datang di suatu area mengambil sampel tumbuhan dari
suatu/beberapa family yang mengandung senyawa berhasiat obat); dan
(3) Etnofarmakologis (peneliti mendapatkan informasi tentang jenis dan
pemanfaatan tetumbuhan obat dari masyarakat lokal/indigenous people).

Random selection
Kelebihan :
- peneliti dapat mengeksplorasi sebanyak-banyaknya jenis tanaman, sehingga dengan begitu
penggunaan metode ini memungkinkan untuk
- dapat mengumpulkan koleksi dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat,
- metode sangat bagus diterapkan dalam ilmu etnobotani karena dapat menunjukan proporsi
tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat yang sebenarnya dapat digunakan oleh
penduduk lokal tapi belum pernah tereksplorasi. Karena dalam ilmu ini sebanyak-banyaknya
tanaman tanpa dilihat latar belakang etnobotaninya diteliti. Jadi memang aka nada
kemungkinan untuk mendapatkan manfaat baru dari suatu spesies berkaitan dengan ilmi
tanaman obat
Kekurangan :
- tingkat efesiensi dalam mengumpulkan tanaman yang berpotensi menjadi tanaman obat
rendah. Hal ini dikarenakan pemilihan tanaman sapel random sehingga ada yang
berkemungkinan memiliki potensi ada yang enggak. Tapi penelitian dari Michael balik (33) di
new york botanical garden yang tujuannya untuk membandingkan metode sampling tanaman
obat menunjukan, jika metode random sampling dibandingkan dengan metode etnofarmakologi
memiliki efisiensi yang rendah. Hanya ada 1 dari 17 spesies tanaman sample yang berpotensi
sebagai tanaman obat.
- hanya disarankan bagi peneliti yang memiliki biaya serta sumber daya untuk analisis tanaman
dalam jumlah besar yang memadai

Kemotaksonomi
Kelebihan :
- komponen sekunder merupakan komponen spesifik yang ditemukan pada tanaman dalam
kelompok yang berhubungfan (famili yang sama, ordonya sama, dll misalnya flavanoid itu
ditemukan di banyak spesies dari family fabaceae) (dreyfuss 1994)

Etnofarmakologi
Kelebihan :
- melibatkan interaksi dengan penduduk lokal yang telah secara langsung memanfaatkan
tanaman obat sehingga paham khasiat, cara pemanfaatan, dan sejauh apa tanaman dapat
dimanfaatkan. Etnofarmakologi itu cabang dari ilmu etnobotani yang membahas hubungan
manusia dengan tanaman. Dengan mengetahui manfaat suatu tanaman dari masyarakat lokal,
penelitian akan jadi lebih efisien karena seperti tadi yang sudah disampaikan kalau masyarakat
sudah secara langsung memanfaatkan tanaman bahkan mungkin lebih lama dari peneliti
menyadari kalau tanaman tsb punya potensi tanaman obat
- pengetahuan tentang tanaman obat yang diteliti dengan metedo etnofarmakologi dapat
mengembangkan hasil research ke kondisi kesehatan dari penduduk lokal. Kalau ini lebih kepada
ketika kita tahu kalau misalnya suatu suku atau etnis punya kebiasaan mengkonsumsi tanaman
obat tertentu, kita bisa tahu kesehatan mereka seperti apa.
Kekurangan :
- peneliti harus membagi waktu antara pekerjaan di lapang dan laboratorium karena ilmu ini
melibatkan ilmiu kimia dan botani. Jadi semisal wilayah penelitian dan lab jauh kan juga pasti
ada pertimbangan akan hal tersebut

Metode yang paling baik digunakan adalah sinergis dari metode kemotaksonomi dan etnofarmakologis.
Jadi semisal kita udah tau nih dari suatu suku tertentu dia punya kebiasaan konsumsi tanaman obat
tertentu sehingga punya vitalitas yang bagus, mereka kuat. Nah dengan kemotaksonomi, kita bisa teliti
kandungan komponen sekunder yang ada di tanaman tersebut. Jadi hasil penelitian yang kita lakukan
akan lebih make sense. Jadi mereka kuat karena ada kandungan-kandungan obat dalam tanamannya.

Teknik sampling tu kalau menurut douwes dkk 2008 ada 2. Yaitu random selection dimana konteks
taksonomi maupun etnobotani dari suatu tanaman tidak diperhatikan dan targeted or focused selection
dimana peneliti sebelumnya melakukan survey filogeni, ekologi, maupun etnofarmakologi.

Bioassay untuk chemotaxonomi bisa dilakukan dengan berbagai teknik kromatografi kayak kromtaografi
kertas, lapis tipis, gas, atau cair bertekanan tinggi.

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan
antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen yang berada pada larutan

Secondary metabolites dapat berupa fenol, terpen, alkaloid, fenol, essential oil,

Dreyfuss, M. M., & Chapela, I. H. (1994). Potential of fungi in the discovery of novel, low-molecular weight
pharmaceuticals. Discovery of novel natural products with therapeutic potential, 49-80.
Hao, D. C., Gu, X. J., & Xiao, P. G. (2015). Taxus medicinal resources: A comprehensive study. Med.
Plants, 1, 97-136.
Umoh, O. T. (2020). Chemotaxonomy: The role of phytochemicals in chemotaxonomic delineation of
taxa. taxon, 13, 14.
Jannah, M. (2018). Kajian Etnofarmakologi Tanaman Berkhasiat Obat Oleh Penyehat Tradisional Suku
Hamap Di Desa Wolwal Kabupaten Alor (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang).

Anda mungkin juga menyukai