Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

UROFLOWMETRI

1.Pengertian (Definisi) Uroflowmetri adalah pemeriksaan untuk mengetahui kekencangan aliran


urien yang keluar, dan dapat untuk mendeteksi adanya Benign Prostatic
Hyperplasi (BPH) atau pembesaran prostat.
2. Tujuan 1. Untuk mengetahui berbagai kelainan dan mendeteksi masalah pada
saluran kemih.
2. Untuk mendeteksi penyakit.
3. Untuk mengetahui tingkat kekencangan aliran urine serta mendeteksi
sejumlah kondisi kesehatan seperti Benign Prostatic Hyperplasia
(BPH) atau pembesaran prostat.

3. Pemeriksaan Fisik Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh trias glaukoma, terdiri
dari:
- Peningkatan tekanan intraokular.
- Perubahan patologis pada diskus optikus.
- Defek lapang pandang yang khas.
Pemeriksaan Fisik Oftalmologis
Pada glaukoma akut:
- Visus menurun.
- Tekanan Intra Okular meningkat.
- Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier,
injeksi konjungtiva.
- Edema kornea.
- Bilik mata depan dangkal.
- Pupil mid-dilatasi, refleks pupil negatif.

Pada glaukoma kronik


- Biasanya terjadi visus dapat normal.
- Lapang pandang menyempit dapat diperiksa dengan tes konfrontasi
- Tekanan Intra Okular meningkat (>21 mmHg).
- Pada funduskopi, C/D rasio meningkat (N=0.3).

4. Kriteria Diagnostik - Keluhan mata merah dan nyeri


- Visus menurun
- Biomicroskopi / Slit Lamp
Segmen anterior didapatkan hyperemia limbal dan konjungtiva, edema
kornea,
BMD dangkal dengan flare dan cells, iris bombans tanpa adanya rubeosis
iridis,
pupil dilatasi bulat lonjong vertical reflex negative, lensa posisi normal tidak
katarak.
- Tonometri : TIO sangat tinggi
- Gonioskopi : sudut BMD tertutup dengan PSA
- Papil Saraf Optik (PSO) hyperemia
5. Diagnosis Kerja Glaukoma
6. Diagnosis Banding Diagnosis Banding:
Glaukoma akut:
1. Uveitis anterior
2. Keratitis
3. Ulkus kornea

Glaukoma kronis:
1. Katarak
2. Kelainan refraksi
3. Retinopati diabetes/hipertensi
4. Retinitis pigmentosa

7. Pemeriksaan Penunjang 1. Visus


2. Tonometer (Schiotz / Applanasi / NCT)
3. Biomikroskopi lampu celah
4. Funduskopi
5. Gonioskopi
6. Perimetri
7. Imaging
8. Tatalaksana : A. Segera menurunkan TIO
1. Hiperosmotik : Glycerine 1,5 gr/kgBB 50% larutan dapat dicampur
dengan sari jeruk; bila sangat mual dapat diganti dengan Manitol 1-15
gr/kgBB 20% larutan intravena (dalam infuse 3-5 cc/menit = 60 – 100
tetes/menit.
Hati-hati pada orang tua, penderita penyakit jantung, ginjal dan hati.
2. Acetazolamide 500 mg oral dilanjutkan 250 mg sehari 4 kali
Hati-hati pada : penderita batu ginjal, obstruksi paru menahun dan gangguan
fungsi hati.

B. Menekan reaksi radang


Steroid sistemik topical : Prednisolone 1% atau dexamethasone 0,1% sehari
4 kali

C. Sesudah + 1 jam, periksa TIO dan sudut BMD


a. Pada umumnya TIO sudah mulai turun dan bila sudah < 40 mmHg, beri
Pilocarpine 2% dan setelah ½ jam bila TIO tetap turun dan sudut mulai
terbuka beri Pilocarpine 1% sehari 4 kali, Timolol 0,5% sehari 2 kali, topical
Prednisolone 1% atau dexamethasone 0,1% sehari 4 kali Pilocarpine tidak
perlu diberi secara “intensive”
Bila kondisi mata sudah mulai tenang terutama bila kornea sudah jernih,
dilakukan Bedah Iridektomi Perifer (bedah IP).
Bila TIO tetap tinggi dan sudut tetap tertutup, harus dipikirkan kemungkinan
glaucoma sudut tertutup karena kelainan lensa jangan diberi Pilocarpine
akan menambah lensa bergerak kedepan, blok pupil)
Siapkan pasien untuk dirujuk Argon Laser Peripheral Iridoplasty (ALPI)
yang akan mengkerutkan iris perifer sehingga sudut terbuka, TIO turun,
kondisi mata menjadi tenang (2-3 hari) untuk selanjutnya dilakukan laser PI.

D. Pasca bedah IP
Gonioskopi :
a. Sudut terbuka; Pilocarpine diteruskan sampai tampak jelas lubang IP,
Timolol dan Prednisolone atau Dexamethasone diteruskan sampai kondisi
mata tenang (bebas dari inflamasi)
b. Sudut tetap tertutup; dugaan Glaukoma plateau iris, Glaukoma ektopia
lentis anterior, Glaukoma maligna
E. Untuk Mata jiran (Fellow Eye)
Sementara Pilocarpine 1% sehari 4 kali dan Timolol 0.5% ( 1- 2kali sehari),
atau Timolol 0.5% saja, sampai saat terbaik untuk dilakukan Laser PI atau
Bedah IP
Pemberian Pilocarpine harus disertai obat anti glaucoma lainnya misal
Timolol maleat 0,5% .
9. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang.
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi
3. Penjelasan alternatif tindakan
4. Penjelasan perkiraan lama rawat
5. Biasakan makan – makanan yang banyak mengandung zat besi.
Diantaranya zat besi banyak terdapat pada syuran yang berwarna hijau
atau dagung dan hati ayam, daging bebek, ikan , kacang – kacangan
dan lai – lain.
6. Banyak memakan buah – buahan yang mengandung vitamin C karena
vitamin C akan membantu penyerapan dari zat besi

10. Prognosis Tergantung dari beratnya, lamanya, dan adanya kerusakan permanen dipapil
syaraf optic.

11. Tingkat Evidens

12. Tingkat Rekomendasi


13. Penelaah Kritis 1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Bedah Umum
3. Dokter Spesialis Anak
4. Dokter Spesialis Obsgyn
14. Indikator (OutCome) 1. Keluhan berkurang
2. Tidak teraadi reaksi alergi
3. Tidak ada tanda - tanda perdarahan
15. Kepustakaan 1. Brubaker RF; Cantor LB; Epstein D; Gross RL; Katz LJ; Noecker RJ;
Schuman JS; Simmons ST; Guide to Glaucoma Management, A
Continuing Medical Education Program; Review of Ophthalmology;
Sept 2001; 25-28
2. Cantor L; Fechtner RD; Michael AJ; Simmons ST; Wilson AR; Brown
SVL, eds. Basic and Clinical Science Course, Glaucoma, Section 10;
2001-2002; San Francisco; The Foundation of The American Academy
of Ophthalmology; 72-81, 100-108, 130-146, 147-153, 163-166
3. Kanski JJ; Clinical Ophthalmology, A Systematic Approach; 4th ed;
Oxford; Butterworth-Heinemann; 1999; 206-217, 229, 243-248
4. Ritch R; Shields MB; Krupin T; eds. The Glaucomas; 2nd ed; 1996; St
Louis, Mosby; 821-836, 841-853, 103-104, 1521-1527, 1549-1551,
1707-1708, 1715-1716
5. Sefansson E; Costa VP, Harris A; Wiederholt M; CO-REGULATION,
A Comprehensive Approach for Glaucoma Management, Highlight
from a Satelite Symposium with the 13th Congress of the European
Society of Ophthalmology; Istambul, June 4, 2001; 1-2, 3-4
6. Pedoman Diagnosis Terapi RSU Dr. Soetomo, Bag/SMF Ilmu Penyakit
Mata, Divisi Glaukoma, RSU Dr. Soetomo, tahun 2006
7. Lowe RF; Lim ASM: Primary Angle closure Glaucoma. PG
PUBLISHING. Singapore.Hong Kong.New Delhi.Auckland.Boston.
1989.
8. Krupin T,M.D.: Manual of Glaucoma. Diagnosis and Management.
Churchill Livingstone. NewYork, Edinbergh, London, Melbourne 1988

dr. Wiji Mulyaningsih dr. Daru Jaka S. Sp.PD dr. Sherley Tjioe
Ketua Sub Komite Mutu Ketua Komite Medis Direktur Mitra Keluarga

Anda mungkin juga menyukai