Anda di halaman 1dari 44

Prinsip Konstruksi Kayu pada Bentang Lebar

Oleh: Ir. Novrial, M.Eng &Andalucia, ST, MSc.


Pendahuluan

Kayu merupakan bahan konstruksi tertua


yang dapat diperbaharui dan merupakan
salah satu sumber daya ekonomi yang
penting. Seiring dengan perkembangan
zaman, kebutuhan akan kayu baik untuk
aspek arsitektural maupun structural
semakin meningkat, padahal ketersediaan
kayu di alam sangat terbatas
Pemanfaatan kayu baru terbatas pada jenis
kayu atau kayu dengan diameter besar saja.
Padahal, masih banyak jenis kayu yang belum
dikenal dan dimanfaatkan secara maksimal,
yaitu kayu yang pada umumnya berdiameter
kecil. Disamping itu, dari industri pengolahaan
kayu yang dihasilkan limbah berupa potongan-
potongan kecil, sabetan dan sebagainya yang
belum dimanfaatkan secara maksimal.
Alternatif pemanfaatan kayu berdiameter
kecil atau kayu limbah, baik dari hutan
ataupun industry kayu antara lain dengan
pembuatan pulp, papan balok, papan artikel
atau kayu lamina (glued-laminated timber).
Kayu lamina merupakan satu langkah efisiensi
dengan mengoptimalkan kayu dari jenis yang
kurang dikenal baik untuk kebutuhan
arsitektural maupun structural, serta untuk
mengatasi keterbatasan dimensi kayu untuk
bangunan dan mekanika yang bekerja.
Pembahasan
Sejarah Penggunaan Kayu Laminasi
Teknologi kayu laminasi sudah dikenal di
Amerikan selama 66 tahun dan di Eropa pada
akhir abad 19. Teknologi kayu laminasi ini
pertama kali digunakan di Amerika pada tahun
1934 pada bangunan Laboratorium USDA
di Madison, Wiscosin. Teknologi ini
berkembang karena jumlah hutan yang ada
semakin menipis, sehingga dianggap perlu
untuk memanfaatkan kayu berdiameter kecil
dan pertumbuhannya cepat.
Di Amerika sudah banyak industry yang
memproduksi kayu lamina dengan mengikuti
standar ANSI/AITC A190.1-1993.
Produknya antara lain LSL (Lamintaed
Strand Lumber), PSL (Parallel Strand
Lumber) dan LVL (Laminated Venner
Lumber).
Kayu laminasi (glued laminated timber =
glulam) dibuat dengan cara merekatkan papan
dengan perekat tertentu yang sesuai jenis
konstruksinya secara bersama-sama dengan
arah serat parallel. Dimensi kayu laminasi
tidak terbatas karena dari potongan-
potongan kayu yang kecil dapat dibuat kayu
lamina sesuai dengan panjang, lebar dan tebal
yang dinginkan, yaitu dengan menyambung
ujung-ujung papan dan merekatkan sisi-sisinya
Unmatched
Versatility
Kelebihan
Kayu
Laminasi
Consistency
of
Performance
Kelebihan yang beragam (Unmatched Versatility )

 Kayu laminasi mempunyai kekuatan dan kekakuan


yang lebih tinggi dari pada kayu utuh.
 Kayu laminasi dapat mencukupi untuk bentang
yang besar, dengan intermediate support yang
lebih kecil dari pada baja, sehingga secara khusus
lebih kuat daripada baja.
 Hal ini juga berarti perencana konstruksi tidak
terbatas dimensi dan fleksibel ketika memakai kayu
laminasi baik untuk perencanaan rumah, atap
gedung atau jembatan jalan raya.
 Ringan, kuat, tahan terhadap api dan bahan kimia.
Penampilan yang menarik (Consistency of
Performance)

 Kayu laminasi mengurangi cacat kayu seperti


pada kayu utuh (Solid Wood).
 Produk kayu laminasi harus memenuhi
persyaratan penampilan sehingga pemakai
tidak kecewa dan tampilan tetap baik dan
bagus.
 Kayu laminasi dapat diaplikasikan pada
berbagai struktur bangunan, antara lain:
rumah, sebagai balok atap (Rafter), gelagar
jembatan dan papan penutup jembatan.
Sifat Fisis
Kayu

Kerapatan dan
Kadar Air
Berat Jenis
Sifat Mekanis Kayu :

 Modulus Elastisitas
 Kekuatan Lentur Patah
 Keteguhan Lentur Statis
 Keteguhan Tekan
 Keteguhan Geser
 Keteguhan Tarik
 Keteguhan Belah
 Keteguhan Pukul
 Kekerasan
Keuntungan lain dari kayu laminasi
Dibandingkan kayu alami (gergajian) dan bahan
lainnya, berikut ini keuntungan wood lamination:

1. Ukuran kayu yang dilaminasi bisa lebih besar


dibanding kayu gergajian. Apalagi saat ini
banyak orang yang memanen pohon dengan
diameter lebih kecil. Teknologi laminasi
memungkinkan ukuran kayu yang lebih besar
tanpa menunggu waktu panen yang lama.
2. Memungkinkan bentuk unik untuk mendukung
rancangan arsitektural. Misal kayu lapis dapat
dibentuk melengkung dan dilaminasi dengan
rancangan yang unik.
3. Bentuk penampang kayu yang lebih bervariasi
sesuai kebutuhan terkait kekuatan dan kekakuan
kayu.

4. Variasi kualitas kayu lebih beragam. Lapisan


kayu yang dilaminasi bisa sama atau berbeda
kualitasnya sehingga memberikan opsi lebih
beragam.

5. Ramah lingkungan. Dibanding material lain


seperti plastik, penggunaan kayu laminasi lebih
baik karena tidak mencemari alam.
Jenis Kayu Laminasi
Jenis kayu laminasi dapat dibedakan menjadi:

 Struktur Lentur
Merupakan laminasi untuk komponen yang
terpasang horizontal. Jenis laminasi ini
tersusun dari kayu dengan kualitas berlainan
untuk menahan gaya lentur tapi tetap
ekonomis. Kayu berkualitas ditempatkan di
bagian sisi luar terutama atas dan bawahnya.
 Struktur Tekan

Merupakan teknologi laminasi untuk


menahan tekanan sekaligus gaya lentur
yang searah dengan lebar laminasi.
Aplikasinya biasa digunakan pada
komponen vertikal. Kualitas kayu yang
digunakan seragam.
 Struktur Lengkung

Kombinasi kualitas material kayu yang


efisien pada jenis laminasi struktur lengkung
hampir sama dengan kayu pada struktur
horizontal. Tegangan serta tekanan
dianalisa sebagai gaya tangensial yang
bekerja di bagian lengkung struktur.
 Struktur Runcing

Balok kayu laminasi diruncingkan.


Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
arsitektur, mempermudah pengeringan,
menyediakan atap lengkung, serta untuk
memenuhi persyaratan dinding yang harus
lebih rendah di ujung tiangnya.
Perlakukan dalam Proses Pengolahan Kayu

 Penyambungan Kayu

Untuk menghasilkan kayu laminasi yang


panjang, dapat dilakukan penyambungan
kayu. Salah satunya dengan metode finger
joint. Pengawasan yang ketat perlu
dilakukan agar memenuhi syarat kekuatan
serta daya tahan laminasi kayu.
Pengeleman

Tahapnya:

1. Pengamplasan kayu
2. Pemberian lem atau perekat
3. Penekanan
4. Pengujian
 Pengawetan Kayu

Jika kayu akan diawetkan disarankan


menggunakan bahan pengawetan pada
kayu laminasi yang sudah jadi. Baik
pengawet water based maupun solvent
based dapat digunakan.
 Pembentukan
Proses lain yang harus diperhatikan
adalah saat pembentukan laminasi kayu,
pembuatan lubang, pemberian alat
sambung, segel dan plastik pembungkus,
dll.
 Finishing
Sebelum proses finishing dilakukan,
sisa-sisa pengeleman harus dihilangkan
terlebih dahulu. Kualitas finishing yang
dipersyaratkan sendiri berbeda-beda
dari mulai kriteria untuk industri,
arsitektural, maupun kualitas tinggi.
Bagaimana dengan dampaknya terhadap
lingkungan?
Ketika berbicara tentang kayu, pikiran kita pastinya
akan terfokus kepada Illegal Logging. Masyarakat
perlu mengetahui tentang perbedaan antara Illegal
Logging dengan penebangan yang bersifat
sustainable. Illegal Logging memiliki arti yaitu
penebangan pohon yang tidak bertanggung jawab
dan merusak alam, sementara penebangan yang
bersifat sustainable memiliki arti yaitu penebangan
pohon yang bertanggung jawab.
Bahkan menurut Kementrian Hukum dan HAM
RI, Penebangan dapat dilakukan oleh siapa saja
asal mengikuti kriteria pengelolaan hutan lestari
(sustainable forest management).

Selain masalah illegal logging, ada juga


permasalahan Deforestasi, yaitu konversi
permanen hutan menjadi penggunaan non-hutan
seperti pertanian atau pembangunan perkotaan.
Menurut Green, pembangunan ini bisa
diatasi apabila pembangunannya dilakukan
dengan metode Pembangunan Sustainable.
Pembangunan Sustainable menurut Green
adalah pemindahan pohon dengan
penanaman kembali jangka panjang dan
diversifikasi spesies yang melekat dalam
proses perencanaan, atau bahasa lainnya
hutan tetap menjadi hutan. Kita tidak
mengkonversi hutan menjadi perkotaan
secara permanen, tapi kita memindahkan
hutan dari satu tempat ke tempat lain.
Dari literature diatas dapat disimpulkan
bahwa penggunaan kayu laminasi pada
zaman sekarang ini sangat penting
dikarenakan sumber daya akan kayu sudah
sangat terbatas walaupun dalam hal ini kayu
merupakan sumber daya yang dapat
diperbaharui.
Kayu laminasi memberikan sumbangsih
dalam hal pengurangan limbah-limbah kayu
akibat penggunaan kayu utuh dengan
diameter besar saja, yang kemudian
menghasilkan limbah yang lebih besar.
Disamping itu ternyata, kayu laminasi
memiliki kekakuan maupun tegangan izin
lebih besar dibandingkan dengan kayu
utuh pada umumnya.
Berikut Beberapa contoh Penggunaan
Kayu Laminasi pada Bangunan Bentang Lebar
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai