:2
JUDUL TOPIK : Laporan Keuangan
JAM/MINGGU : 5 Jam ( 2 kali pertemuan )
JML PERTEMUAN : 2 kali pertemuan
TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS : Setelah menyelesaikan topik ini
mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian laporan keuangan.
2. Memberikan pemahaman tentang laporan neraca.
3. Menjelaskan dan memaparkan unsur-unsur dari Neraca
4. Menjelakan dan memaparkan bentuk dari Neraca.
5. Memberikan pemahaman tentang laporan Laba - Rugi.
6. Menjelakan dan memaparkan unsur unsur dari Laporan –
Laba Rugi.
7. Menjelakan dan memaparkan bentuk-bentuk dari
Laporan Laba – Rugi.
8. Memberikan pemahaman tentang laporan Perubahan
Modal.
9. Menjelakan dan memaparkan unsur unsur dari Laporan –
Perubahan Modal.
10. Menjelakan dan memaparkan bentuk-bentuk dari
Laporan Perubahan Modal.
16
TOPIK 2
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang pada
umumnya terdiri dari : PERHITUNGAN LABA RUGI, LABA DITAHAN, NERACA DAN LAPORAN
ARUS KAS.
Laporan keuangan harus memenuhi kualitas dan memiliki karakteristik sebagai
berikut : RELEVAN, JELAS DAN DAPAT DIMENGERTI, DAPAT DIUJI, NETRAL, TEPAT WAKTU,
DAPAT DIPERBANDINGKAN DAN LENGKAP (FULL DISCLOSURE).
Pengukuran laba rugi dalam akuntansi merupakan repleksi dari banyak asumsi
dan prinsip (standar) yang ditetapkan selama beberapa dekade oleh para akuntan
seperti, asumsi, periodesitas, prinsip pengakuan pendapatan dan prinsip pencocokan.
Cara untuk menghitung laba-rudi dapat dilakukan dengan dua cara/pendekatan, yaitu:
Capital Maintenance Approach, yaitu penentuan laba periodik dilakukan
dengan cara modal (kekayaan bersih ) pada akhir periode dikurangi dengan modal
(kekayaan bersih) pada awal periode. Dan apabila ada setoran tambahan modal
akan mengurangi laba demikian pula sebaliknya bila terjadi pengambilan modal
akan berakibat menambah laba periodik. Adapun rumusnya sebagai berikut:
17
Transaction Approach, yaitu laba merupakan selisih dari pendapatan dan
biaya-biaya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Adapun rumusnya sebagai
berikut:
Laba = Pendapatan – Biaya
Dengan transaction approach dimaksudkan agar dari penentuan laba-rugi periodik
dapat diperoleh gambaran yang terperinci tentang jenis pendapatan dan biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Dalam
mempelajari akuntansi, metode transaction approach inilah yang dipakai.
rugi periodik dengan berdasar pada transaction approach. Pendapatan atau beban
dalam perusahaan umumnya terdiri dari dua unsur jika dilihat dalam hubungan
dengan kegiatan perusahaan :
a. yang berasal dari atau yang terjadi dalam rangka menjalankan usaha pokoknya
dan,
18
b. yang berasal atau timbul dari kegiatan diluar usaha pokoknya.
Dari penyajian informasi tentang pendapatan dan biaya-biaya yang
membentuk laba rugi periodik, terdapat dua macam cara/bentuk atau susunan :
a. Bentuk langsung/satu tahap (Single Step)
b. Bentuk bertahap (Multiple Step)
BENTUK LANGSUNG/SINGLE STEP, dimana penyajian unsur-unsur pembentuk
laba rugi periodik tidak dipisahkan antara elemen-elemen yang timbul dari kegiatan
(usaha) pokok dan kegiatan-kegiatan diluar usaha pokok.
Dengan cara ini seluruh jenis pendapatan dari manapun asalnya terlebih
dahulu dijumlahkan untuk memperoleh jumlah pendapatan dalam periode yang
bersangkutan. Demikian pula halnya terhadap beban(biaya) tanpa memperhatikan
apakah terjadi dalam usaha pokok atau diluar usaha pokok.
Pada akhirnya laba rugi periodik ditentukan berdasarkan selisih antara jumlah
pendapatan dan jumlah beban (biaya). Contoh terlampir.
19
1. SEKSI OPERASI, suatu laporan atas pendapatan dan beban dari operasi utama
perusahaan. ( seksi ini dapat atau tidak disajikan atas dasar per departemen).
a. SEKSI PENJUALAN ATAU PENDAPATAN, suatu sub seksi yang menyajikan
penjualan, potongan, pengurangan, return dan informasi lain yang berkaitan,
dan untuk memperoleh jumlah bersih dari pendapatan penjualan.
b. SEKSI HARGA POKOK PENJUALAN, suatu sub seksi yang menunjukan harga
pokok penjualan dari barang yang dijual untuk menghasilkan penjualan.
c. BEBAN PENJUALAN, suatu sub seksi yang mencantumkan beban-beban yang
berasal dari usaha perusahaan untuk melakukan penjualan.
d. BEBAN ADMINISTRASI ATAU UMUM, suatu sub seksi yang melaporkan
beban-beban administrasi umum.
20
Contoh : terlampir.
Hubungan antara pembagian deviden dengan laba bersih periode yang
bersangkutan menunjukan apakah manajemen menaruh kembali kedalam bisnis
sebagian atau seluruhnya dari labanya, membagikan semua laba berjalannya, atau
membagikan tidak hanya pendapatan berjalan tetapi juga akumulasi laba tahun-
tahun sebelumnya.
E. NERACA
Neraca memberikan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam
sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor dan ekuitas pemilik dalam
sumber daya bersih perusahaan.
Setidak-tidaknya neraca mampu memberikan informasi tentang dua hal yaitu
LIKWIDITAS dan FLEKSIBILITAS FINANSIAL perusahaan.
Likwiditas dimaksudkan atas dasar mana kemampuan perusahaan untuk membayar
utang-utang tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
21
Tabel dibawah ini menunjukan bentuk umum dan klasifikasi neraca :
Neraca dapat diklasifikasikan dengan cara lain, tetapi bentuk diatas ini
merupakan subdivisi utama. Jika melibatkan perusahaan perorangan atau firma
klasifikasi pada seksi ekuitas disajikan sedikit berbeda.
HARTA LANCAR, adalah kas dan harta lain yang diperkirakan dapat
dikonversikan menjadi uang kas, dijual atau dikonsumsi baik dalam jangka satu
tahun atau dalam siklus operasi.
Harta lancar disajikan di neraca menurut likwiditas, pos utama yang ada
dalam aktiva lancar : KAS, SURAT BERHARGA, PIUTANG, PERSEDIAAN DAN
PEMBAYARAN DIMUKA.
KAS dimasukan menurut nilai yang ditetapkan, SURAT BERHARGA dinilai
pada harga pokok atau yang terendah antara harga pokok atau harga pasar,
PIUTANG DAGANG ditetapkan pada taksiran jumlah yang dapat ditagih,
PERSEDIAAN umumnya dimasukan pada harga pokok atau yang terendah atara
harga pokok atau harga pasar, dan POS-POS DIBAYAR DIMUKA dinilai pada harga
pokok.
Pada umumnya, aturannya adalah bahwa jika suatu harta dapat diubah
menjadi kas atau digunakan untuk membayar kewajiban lancar didalam jangka
satu tahun atau satu siklus operasi, maka harta itu diklasifikasikan sebagai lancar.
22
KEWAJIBAN LANCAR, adalah kewajiban yang diperkirakan dapat
dilikwidasi baik melalui penggunaan harta lancar ataupun dengan penciptaan
kewajiban lancar lain. Konsep ini mencakup :
1. Utang yang berasal dari perolehan barang dan jasa : utang dagang, utang
upah, utang pajak dan sebagainya.
2. Tagihan yang diterima dimuka untuk penyerahan barang atau jasa atau
pemberian jasa seperti pendapatan sewa diterima dimuka atau pendapatan
langganan diterima dimuka.
3. Kewajiban lain dimana likwidasinya terjadi dalam siklus operasi
bersangkutan seperti bagian dari obligasi jangka panjang yang harus dibayar
dalam periode berjalan, atau kewajiban jangka pendek yang berasal dari
pembelian peralatan.
23
yang dapat habis ( hutan, meneral). Kecuali tanah sebagian besar harta dapat
disusutkan.
HARTA LAIN, pos ini berpariasi luas dalam praktek, pos ini biasanya
termasuk beban yang ditangguhkan ( beban yang dibayar dimuka jangka panjang),
piutang tidak lancar, harta tak berujud, harta dana khusus dan uang muka pada
cabang. Beberapa biaya yang ditangguhkan seperti biaya organisasi yang
dikeluarkan pada awal berdirinya perusahaan biasanya diklasifikasikan disini.
24
2. TAMBAHAN MODAL DISETOR/AGIO SAHAM (ADDITIONAL PAID IN CAPITAL) kelebihan
jumlah yang dibayarkan atas nilai pari atau nilai yang ditetapkan.
3. LABA YANG DITAHAN ( RETAIN EARNING), laba perusahaan yang tidak dibagikan.
CONTOH (Terlampir)
1. Aktifitas operasi, mencakup pengaruh atas kas dari transaksi yang masuk
kedalam penentuan laba bersih.
2. Aktifitas investasi mencakup pengadaan dan penerimaan utang serta perolehan
dan disposisi investasi (baik utang atau ekuitas) serta kekayaan pabrik dan
peralatan.
3. Aktifitas pendanaan, melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik dan
mencakup :
25
a. Perolehan modal dari pemilik dan konpensasinya kepada mereka dengan
pengembalian atas dan dari investasi mereka.
b. Pinjaman uang dari kreditur dan pembayaran kembali utang yang dipinjam.
CONTOH ( Terlampir ).
26
PERHITUNGAN LABA/RUGI ( Bentuk langsung/Single Step)
NAMA PEARUSHAAN
PENDAPATAN :
Penjualan bersih Rp. 2.972.413
Pendapatan deviden Rp. 98.500
Pendapatan sewa Rp. 72.910 +
TOTAL PENDAPATAN Rp. 3.143.823
BEBAN
Harga Pokok Penjualan Rp. 1.982.541
Beban Penjualan Rp. 453.028
Beban Administrasi Rp. 350.771
Beban Bunga Rp. 126.060
Beban Pajak Penghasilan Rp. 66.934
TOTAL BEBAN Rp. 2.979.334
LABA BERSIH Rp. 164.489
NAMA PERUSAHAAN
LAPORAN LABA DITAHAN
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 1996
(Dalam Ribuan)
Rp. 120.582
27
Bentuk Laporan Laba-Rugi Multiple Step:
Beban Operasi
Beban Penjualan
Gaji dan komisi penjualan
202,644
Gaji Kantor Penjualan 59,200
Perjalanan dan persentase 48,940
Beban administrasi 38,315
Biaya Angkut dan transportasi keluar 41,209
Perlengkapan dan beban pengiriman 24,712
Benda Pos dan alat tulis 16,788
Penyusutan peralatan penjualan 9,005
Telepon dan telegraf 12,215
453,028
Beban Administrasi
Gaji Staf 186,000
Gaji Kantor 61,200
Jasa hukum dan profesional 23,721
Beban prasarana 23,275
Beban asuransi 17,029
Penyusutan gedung 18,059
Penyusutan peralatan Kantor 16,000
Alat tulis, perlengkapan dan benda pos 2,875
Beban kantor rupa – rupa 2,612
Laba dari operasi 350,771 803,799
186,073
28
Beban dan Kerugian Lain
Bunga atas obligasi dan wesel
Laba sebelum pajak 126,060
Pajak penghasilan 231,423
Laba bersih untuk tahun ini 66,934
$ 164,489
Laba per saham biasa
$ 1,74
HARTA
$ 42,485
28,250
Harta Lancar
Kas $ 165,824
Surat berharga – pada harga pokok 1,850
Yang mendekati nilai pasar 163,974
Piutang Dagang
Dikurangi penyisihan untuk piutang yang diragukan 23,000
Wesel Tagih 489,713
Persediaan – para harga pokok rata-rata
Perlengkapan di tangan 9,780
Beban dibayar di muka 16,252
Total harta lancar $ 773,454
Kewajiban Lancar
Wesel bayar pada bank $ 50,000
Hutang dagang 197,532
Bunga wesel bayar yang berhutang 500 $ 320,472
Hutang pajak penghasilan 62,520
Gaji, Upah dan kewajiban yang masih harus dibayar 9,500 500,000
Deposito yang diterima dari pelanggan 420 820,472
29
Total Kewajiban Lancar
$ 300,000
Hutang Jangka Panjang
Surat hutang 12 % 20 tahun, jatuh tempo 1 Januari 2001
400,000
Total kewajiban
37,500
Ekuitas pemegang saham
Modal disetor
Preferen, 7 % kumulatif 900,082
Statuter dan beredar, $ 1,720,554
30,000 lembar, nilai pari $ 10 737,500
Biasa 162,582
Statuler, 500,000 lembar, nilai pari $ 1,00 diterbitkan
Dan beredar, 400,000 lembar
Tambahan modal disetor
Laba ditahan dalam perusahaan
Total akuitas pemegang saham
Total kewajiban dan ekuitas pemegang saham
30
Perusahaan Ilustrasi
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 1993
31