Anda di halaman 1dari 5

Secara tradisi, Gereja Katolik mendedikasikan bulan- bulan tertentu untuk devosi tertentu.

Bulan
Mei yang sering dikaitkan dengan permulaan kehidupan, karena pada bulan Mei di negara-
negara empat musim mengalami musim semi atau musim kembang. Maka bulan ini dihubungkan
dengan Bunda Maria, yang menjadi Hawa yang Baru. Hawa sendiri artinya adalah ibu dari
semua yang hidup, “mother of all the living” (Kej 3:20). Devosi mengkhususkan bulan Mei
sebagai bulan Maria diperkenalkan sejak akhir abad ke 13. Namun praktek ini baru menjadi
populer di kalangan para Jesuit di Roma pada sekitar tahun 1700-an, dan baru kemudian
menyebar ke seluruh Gereja.

Pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh para serdadu Napoleon, dan dipenjara. Di dalam
penjara, Paus memohon dukungan doa Bunda Maria, agar ia dapat dibebaskan dari penjara. Paus
berjanji bahwa jika ia dibebaskan, maka ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati
Bunda Maria. Lima tahun kemudian, pada tanggal 24 Mei, Bapa Paus dibebaskan, dan ia dapat
kembali ke Roma. Tahun berikutnya ia mengumumkan hari perayaan Bunda Maria, Penolong
umat Kristen. Demikianlah devosi kepada Bunda Maria semakin dikenal, dan Ketika Paus Pius
IX mengumumkan dogma “Immaculate Conception/ Bunda Maria yang dikandung tidak
bernoda” pada tahun 1854, devosi bulan Mei sebagai bulan Maria telah dikenal oleh Gereja
universal.

Paus Paulus VI dalam surat ensikliknya, the Month of Mary mengatakan, “Bulan Mei adalah
bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang terberkati,” dan
bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan iman dan kasih yang diberikan oleh umat
Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga. Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik
di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan
penuh kasih kepada Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita …
dalam kelimpahan.” (Paus Paulus VI, the Month of May, 1)

Sedangkan penentuan bulan Oktober sebagai bulan Rosario, berkaitan dengan pertempuran di
Lepanto pada tahun 1571, di mana negara- negara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman yang
menyerang agama Kristen, dan terdapat ancaman genting saat itu, bahwa agama Kristen akan
terancam punah di Eropa. Jumlah pasukan Turki telah melampaui pasukan Kristen di Spanyol,
Genoa dan Venesia. Menghadapi ancaman ini, Don Juan (John) dari Austria, komandan armada
Katolik, berdoa rosario memohon pertolongan Bunda Maria. Demikian jugaa, umat Katolik di
seluruh Eropa berdoa rosario untuk memohon bantuan Bunda Maria di dalam keadaan yang
mendesak ini. Pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama- sama dengan banyak umat
beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore. Sejak subuh sampai petang, doa
rosario tidak berhenti didaraskan di Roma untuk mendoakan pertempuran di Lepanto. Walaupun
nampaknya mustahil, namun pada akhirnya pasukan Katolik menang pada tanggal 7 Oktober.
Kemudian, Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7
Oktober. Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai
Hari Raya Rosario Suci.

Demikianlah sekilas mengenai mengapa bulan Mei dan Oktober dikhususkan sebagai bulan
Maria. Bunda Maria memang terbukti telah menyertai Gereja dan mendoakan kita semua, para
murid Kristus, yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus menjadi anak- anaknya (lih. Yoh 19:26-
27). Bunda Maria turut mengambil bagian dalam karya keselamatan Kristus Putera-Nya, dan
bekerjasama dengan-Nya untuk melindungi Gereja-Nya sampai akhir jaman.

Share. Twitter

ULAN MARIA DAN BULAN ROSARIO. SAMA ATAU BEDA?

Beberapa tahun yang lalu, ibu saya pulang dari doa rosario lingkungan dengan membawa sebuah
“PR”. Malam itu, sebelum doa rosario lingkungan dimulai, ketua lingkungan kami menjelaskan
bahwa bulan Mei adalah bulan Maria, sedangkan bulan Oktober adalah bulan Rosario. Nah,
kemudian ketua lingkungan kami menugaskan setiap umatnya untuk mencari penjelasan
mengapa bulan Mei disebut sebagai bulan Maria, sedangkan bulan Oktober disebut bulan
Rosario. Ibu saya menugaskan saya untuk menjawab PR tersebut, dan reaksi pertama saya adalah
: “Lho, memangnya beda ya? Bukannya bulan Mei dan bulan Oktober sama-sama disebut
sebagai bulan Rosario? Sepertinya waktu sekolah dulu diajarkannya seperti itu deh,,,”  Rasa
penasaran membawa kami kepada pencarian di dunia maya, dan disana akhirnya kami
mendapatkan jawaban dari PR itu.
Bulan Mei dan Bulan Oktober memang dikhususkan untuk menghormati Bunda Maria, namun
bulan Mei disebut sebagai bulan Maria, sedangkan bulan Oktober disebut bulan Rosario. Apa
sebabnya? Ternyata ada sejarahnya lho.. Pada negara-negara empat musim, terutama yang
terletak di bagian utara bumi, bulan Mei adalah awal musim semi, yang dianggap sebagai
permulaan kehidupan. Bulan ini dikaitkan dengan Bunda Maria yang adalah Ibu dari kehidupan.
Sejak abad ke-13, bulan Mei sudah diperkenalkan sebagai bulan Maria, namun mulai menyebar
ke seluruh dunia, sejak devosi ini populer di kalangan para Yesuit sejak abad ke-18. Ada pula
sumber yang mengatakan bahwa pada awalnya di Italia dan Jerman, bulan Mei dikhususkan
untuk penghormatan dewa-dewa. Namun sejak mereka percaya kepada Kristus, kebiasaan ini
tetap dilanjutkan, namun bukan lagi kepada dewa-dewa, melainkan untuk menghormati Bunda
Maria.
Pada tahun 1809, Paus Pius VII dipenjarakan oleh pasukan Napoleon. Di dalam penjara, Paus
memohon dukungan doa dari Bunda Maria agar dapat dibebaskan oleh penjara. Paus juga
berjanji, apabila ia dibebaskan, ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda
Maria. Pada tanggal 24 Mei 1814, Paus Pius VII dibebaskan dari penjara. Dan pada tahun
berikutnya, ia mengumumkan hari perayaan kepada Bunda Maria sebagai penolong umat
Kristen. Pada 30 April 1965, Paus Paulus VI, melalui ensiklik Mense Maio (In the Month of
May; dalam bulan Mei), menyatakan bahwa Bulan Mei dipersembahkan sebagai bulan
peringatan Bunda Allah, juga menegaskan bahwa penghormatan kepada Bunda Maria pada bulan
Mei merupakan kebiasaan yang amat bernilai.
Nah,  lantas mengapa bulan Oktober disebut sebagai bulan Rosario? Ini tidak lepas dari sejarah
Perang Salib. Pada tahun 1571, pasukan Turki Ottoman melakukan ekspansi di benua Eropa.
Muncul kabar angin yang berhembus, bahwa jika pasukan Turki menguasai Eropa akan
mengakibatkan musnahnya agama Kristen di Benua Eropa. Pada saat itu, tentara Kristen kalah
baik dalam hal jumlah, maupun dalam persenjataan. Don Juan, salah seorang pemimpin pasukan
Kristen di Austria berdoa Rosario dalam menghadapi ancaman ini. Paus Pius V yang memimpin
Gereja pada waktu itu juga meminta seluruh Gereja berdoa rosario kepada Bunda Maria untuk
membantu tentara Kristen. Dan pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama-sama dengan
umat beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore sepanjang hari untuk mendoakan
pertempuran di Lepanto (Teluk Korintus). Dalam pertempuran ini, pada awalnya tentara Kristen
sempat kalah, tetapi kemudian mereka berhasil membalik keadaan, hingga akhirnya berhasil
menang. Kemenangan ini memiliki arti penting karena sejak kekalahan Turki di Lepanto,
pasukan Turki tidak melanjutkan usaha menguasai Eropa.
Pada tahun 1573, Paus Gregorius XIII menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai Pesta Santa
Perawan Maria Ratu Rosario sebagai ucapan syukur atas bantuan Bunda Maria bagi kemenangan
di Lepanto. Pesta ini awalnya hanya dilakukan oleh gereja-gereja yang altarnya didekasikan bagi
Bunda Maria. Namun pada tahun 1716, Paus Klemens XI menyebarluaskan perayaan ini hingga
ke seluruh dunia.
Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario pada tanggal 1 September 1883.
Bapa suci meminta agar seluruh umat mendoakan rosario dan Litani Santa Perawan Maria dari
Loreto pada setiap hari di bulan Oktober agar Gereja mendapat bantuan Bunda Maria dalam
menghadapi aneka bahaya yang mengancam. Pada 22 September 1891, Paus Leo XIII
menerbitkan ensiklik October Mense (the month of October; bulan Oktober), yang menyatakan
bahwa bulan Oktober dikhususkan kepada Santa Perawan Maria, Ratu Rosario.
Demikianlah latar belakang mengapa bulan Mei disebut sebagai bulan Maria dan bulan Oktober
sebagai bulan Rosario. Mari kita mencintai Bunda Maria yang senantiasa mendoakan dan
menyertai Gereja sampai akhir zaman.

Sumber :

Renungan Penutup Bulan Rosario

Bapak Ibu dan Saudara terkasih malam hari ini kita sekalian berkumpul di sini sebagai keluarga
besar Wilayah Santa Sesilia secara istimewa menyambut bulan suci Rosario. Bulan yang
senantiasa dikhususkan untuk mendaraskan doa Rosario sebagai bentuk devosi kepada Bunda
Maria. Di lingkungan masing masing tentu sudah memulainya di hari Sabtu atau Minggu yang
lalu.

Mungkin ada yang bertanya ini bulan Maria apa Bulan Rosario, atau samakah bulan Maria
dengan bulan Rosario.

Bulan Mei dan Bulan Oktober memang dikhususkan untuk menghormati Bunda Maria, namun
bulan Mei disebut sebagai bulan Maria, sedangkan bulan Oktober disebut bulan Rosario. Apa
sebabnya? Ternyata ada sejarahnya lho.. Pada negara-negara empat musim, terutama yang
terletak di bagian utara bumi, bulan Mei adalah awal musim semi, yang dianggap sebagai
permulaan kehidupan. Bulan ini dikaitkan dengan Bunda Maria yang adalah Ibu dari kehidupan.

Pada tahun 1809, Paus Pius VII dipenjarakan oleh pasukan Napoleon. Di dalam penjara, Paus
memohon dukungan doa dari Bunda Maria agar dapat dibebaskan oleh penjara. Paus juga
berjanji, apabila ia dibebaskan, ia akan mendedikasikan perayaan untuk menghormati Bunda
Maria. Pada tanggal 24 Mei 1814, Paus Pius VII dibebaskan dari penjara. Dan pada tahun
berikutnya, ia mengumumkan hari perayaan kepada Bunda Maria sebagai penolong umat
Kristen. Pada 30 April 1965, Paus Paulus VI, melalui ensiklik, menyatakan bahwa Bulan Mei
dipersembahkan sebagai bulan peringatan Bunda Allah, juga menegaskan bahwa penghormatan
kepada Bunda Maria pada bulan Mei merupakan kebiasaan yang amat bernilai.

Nah,  lantas mengapa bulan Oktober disebut sebagai bulan Rosario? Ini tidak lepas dari sejarah
Perang Salib. Pada tahun 1571, pasukan Turki Ottoman melakukan ekspansi di benua Eropa.
Muncul kabar angin yang berhembus, bahwa jika pasukan Turki menguasai Eropa akan
mengakibatkan musnahnya agama Kristen di Benua Eropa. Pada saat itu, tentara Kristen kalah
baik dalam hal jumlah, maupun dalam persenjataan. Salah seorang pemimpin pasukan Kristen di
Austria berdoa Rosario dalam menghadapi ancaman ini. Paus Pius V yang memimpin Gereja
pada waktu itu juga meminta seluruh Gereja berdoa rosario kepada Bunda Maria untuk
membantu tentara Kristen. Dan pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama-sama dengan
umat beriman berdoa rosario di basilika Santa Maria Maggiore sepanjang hari untuk mendoakan
pertempuran di Lepanto (Teluk Korintus). Dalam pertempuran ini, pada awalnya tentara Kristen
sempat kalah, tetapi kemudian mereka berhasil membalik keadaan, hingga akhirnya berhasil
menang. Kemenangan ini memiliki arti penting karena sejak kekalahan Turki di Lepanto,
pasukan Turki tidak melanjutkan usaha menguasai Eropa.
Pada tahun 1573, Paus Gregorius XIII menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai Pesta Santa
Perawan Maria Ratu Rosario sebagai ucapan syukur atas bantuan Bunda Maria bagi kemenangan
di Lepanto. Pesta ini awalnya hanya dilakukan oleh gereja-gereja yang altarnya didekasikan bagi
Bunda Maria. Namun pada tahun 1716, Paus Klemens XI menyebarluaskan perayaan ini hingga
ke seluruh dunia.
Paus Leo XIII menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario pada tanggal 1 September 1883.
Bapa suci meminta agar seluruh umat mendoakan rosario dan Litani Santa Perawan Maria pada
setiap hari di bulan Oktober agar Gereja mendapat bantuan Bunda Maria dalam menghadapi
aneka bahaya yang mengancam. Pada 22 September 1891, Paus Leo XIII menerbitkan ensiklik
October Mense (the month of October; bulan Oktober), yang menyatakan bahwa bulan Oktober
dikhususkan kepada Santa Perawan Maria, Ratu Rosario.

Nah kalau tadi bulan Mei di Eropa musim semi ternyata Oktober itu musim panen , jadi kita
telah persembahkan bunga bunga kehidupan di bulan Mei dan buah nya di bulan Oktober.

Lalu bagaimana dengan kita yang setiap tahun melakukan hal yang sama, apakah ini hanya
menjadi acara rutin belaka sekedar mengikuti kalender Gereja. Atau kita sungguh memperoleh
pengalaman iman. Kita juga sering mendangar ujub Misa baik di Gereja atau ditempat Ziarah
ucapan syukur atas terkabulnya doa melalui perantaraan Bunda maria.

Injil yang kita dengar malam hari ini secara jelas Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana kita
harus berdoa…………………………………….. Katanya Tuhan itu menggenggam semua doa
doa kita tapi kita tidak tahu kapan diberikan bagi kita

Bagaimana kedalaman doa kita Selama ini? Seperti Maria sendiri selalu berdoa dalam hidupnya,
hendaknya kita juga demikian. Doa Rosario menjadi bagian dari hidup kita . Hari ini kita telah
menerima kunjungan Bunda Maria sebagai rangkaian doa rosario kita selama bulan Oktober ini.
Kita telah merasakan sendiri seberapa banyak kasih Allah itu tercurah ke dalam diri kita. Doa
yang baik membutuhkan pengorbanan dan iman. Semangat pengorbanan inilah yang menyatukan
doa, hidup, serta karya Maria. Sejauh mana kita membangun suasana doa dalam kamar kita
masing-masing? Apakah kita juga bersikap spontan, polos, jujur dalam doa-doa kita? Sejauh
mana kita telah berusaha agar doa dan karya kita menjadi satu? Apakah kita -seperti Maria-
menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat segala perhtian dan kegiatan kita dalam setiap
perjuangan dan hidup kita? Untuk itu kita perlu membaharuinya dalam doa-doa kita bersama
Bunda Maria.

Ada sebuah cerita di kampung saya di Wonogiri sana itu terkenal kering gersang dan susah air
maka pada saat kemarau berkepanjangan Romo berinisiatip mengajak seluruh umat untuk Misa
kusus mohon hujan di Gua Maria, umat menyambut dengan antusias hingga seluruh tempat terisi
penuh. Panita sangat senang tapi ternyata Romo dalam kotbahnya marah besar, umat nya
bingung. Romo bertanya kalian percaya kalau doa doa kita akan dikabulkan Tuhan, percaya ….!
Serentak menjawab, kalaian yakin… yakin … mbel gedes kata Romo saya tak menemukan
satupun diantara kamu yang bawa payung…. Jadi doa butuh iman, butuh perbuatan kongkrit…

Anda mungkin juga menyukai