Anda di halaman 1dari 1

Bulan Maria dan Sejarahnya

Tanpa terasa kita sudah memasuki bulan Mei. Tahukah Anda mengapa
bulan Mei menjadi Bulan Maria? Lalu bagaimana dengan bulan Oktober? Tidak
sedikit dari kita yang memahami baik bulan Mei maupun Oktober sebagai Bulan
Rosario. Menurut tradisi Gereja, kedua bulan tersebut memang dikhususkan
untuk menghormati Bunda Maria. Tetapi, bulan Mei lebih disebut sebagai bulan
Maria, sedangkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario.
Bulan Maria diperingati setiap bulan Mei (31 Mei), untuk memperingati
bunda Maria mengunjungi Elisabet saudarinya. Peristiwa ini dimaknai oleh gereja
bahwa Maria karena imannya, dipilih Tuhan sebagai jalan keselamatan yakni
mengandung oleh Roh Kudus dan melahirkan Yesus Sang Juru Selamat.
Kunjungannya kepada Elisabet merupakan pewartaan kabar gembira,
perjumpaan iman karena Elisabet menyambutnya dengan salam khusus lalu bayi
yang dikandungnya melonjak kegirangan. Sedangkan bulan Rosario (7 oktober)
adalah untuk memperingati Bunda Maria yang diangkat oleh Gereja sebagai Ratu
Rosari.
Sebetulnya, tradisi yang memandang bulan Mei sebagai bulan Maria
sudah ada sejak abad pertengahan. Pada mulanya, orang-orang kafir di Italia dan
Jerman sudah mempunyai kebiasaan untuk menghormati dewa-dewi pada bulan
Mei. Ketika mereka menjadi Kristen, bentuk kebiasaan bulan Mei itu tetap
dilanjutkan, tetapi sasarannya diganti: bukan lagi dewa-dewi, melainkan Bunda
Maria.
Penghormatan terhadap Bunda Maria juga merupakan hasil
perkembangan dalam Gereja, sejak abad XVII hingga abad XIX. Pada tanggal 1
Mei 1965, Paus Paulus VI dengan ensiklik Mense Maio menegaskan kembali
tradisi kesalehan ini dengan menyatakan bahwa penghormatan kepada Bunda
Maria pada bulan Mei merupakan kebiasaan yang amat bernilai. Adapun,
kebiasaan bulan Oktober sebagai bulan rosario dinyatakan pertama kalinya oleh
Paus Leo XIII pada akhir abad XIX yang menganjurkan umat beriman untuk
berdoa rosario setiap hari pada bulan Oktober.
Dalam bulan Mei ini doa yang indah bagi Bunda Maria menurut tradisi
Katolik adalah doa Salam Maria. Bagian pertama dari doa tersebut berkembang
dalam abad pertengahan ketika Maria, Bunda Yesus, menjadi bahan perhatian
umat kristiani sebagai saksi terbesar atas hidup, wafat dan kebangkitan Yesus.
Bagian awal dari doa Salam Maria merupakan salam Malaikat Gabriel di Nazaret
menurut Injil Lukas: Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Dengan salam
itu, Malaikat Tuhan menyatakan belas kasih ilahi bahwa Tuhan akan menyertai
Maria. Maria akan melahirkan Yesus ke dunia.
Bagian selanjutnya, adalah salam yang disampaikan kepada Maria oleh
Elisabet, sepupunya, seperti ditulis dalam Injil Lukas: terpujilah engkau di antara
wanita, dan terpuilah buah tubuhmu Yesus. Dan akhirnya pada abad ke-15,
bagain doa selanjutnya di tambahkan: Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami
yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Melalui bagian doa ini kita
memohon kepada Bunda Maria untuk mendoakan kita orang yang berdosa,
sekarang dan menjelang saat ajal kita.
Bunda Maria adalah bunda yang siap memperhatikan dan mendampingi
kita anak-anaknya dalam peziarahan kita di dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai