Anda di halaman 1dari 54

`BAB 1

PENDAHULUAN

Setiap organisasi memerlukan tata aturan yang disepakati bersama untuk


memastikan tercapainya tujuan organisasi.Tata aturan ini menjadi acuan dalam
melakukan fungsi organisasi pada bagian/unit layanan, antar bagian dan hubungan
dengan struktur diatasnya.Pedoman pengorganisasian Tim PONEK menjadi acuan
bagi pengorganisasian Tim PONEK di Rumah Sakit Umum Daerah Genteng.
Dilihat dari segi jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) jumlah tenaga di
Rumah Sakit Umum Daerah Genteng bahwa jumlahnya sesuai dengan daftar
ketenagaan Tim PONEK ideal. Salah satu alasannya adalah pasien kebidanan
membutuhkan koordinasi antar sub bagian dalam 24 jam. Dalam interaksi ini
membutuhkan suatu system yang menciptakan mutu layanan yang baik di rawat
inap.SDM profesional sangat berhubungan dengan mutu layanan dan kecepatan
layanan membutuhkan koordinasi yang baik antar bagian.
Dengan adanya sistem manajemen pengorganisasian yang baik, maka
untuk mencapai tujuan, visi misi Rumah Sakit PONEK dapat dicapai.Oleh karena
itu, pedoman pengorganisasian ini sangat perlu untuk dibuat sebagai acuan dalam
pengorganisasian Tim PONEK.

1
BAB 2

GAMBARAN UMUM RSUD GENTENG

2.1 Sejarah Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum Daerah Genteng ( RSUD Genteng ) semula
adalah rawat inap dari Puskesmas Genteng Kulon, kemudian pada tahun
1981 terpisah dan berdiri sendiri menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
Genteng, sedangkan pelayanan rawat jalan puskesmas tetap ada sampai
sekarang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi nomor 6
tahun 1984 tanggal 20 Juni 1984 dan Keputusan Gubernur KDH TK. I Jawa
Timur tanggal 12 Oktober 1984 nomor 338/ P tahun 1984, secara resmi
Rumah Sakit Umum Daerah Genteng telah disahkan menjadi Rumah Sakit
kelas D, kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 168 / MENKES /II / 1994 tanggal 3 Maret 1994, Rumah
Sakit Umum Genteng ditingkatkan statusnya menjadi Rumah Sakit kelas C.
Ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Bupati nomor
188/1561/KEP/429.011/2011 Tanggal 30 Desember 2011 Rumah Sakit
Umum Daerah Genteng ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) penuh sampai dengan sekarang.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Banyuwangi dimaksud, Rumah Sakit
Umum Daerah Genteng sebagai salah satu SKPD, selain mempunyai tugas
pokok dan fungsinya, juga mempunyai tugas yang amat penting dalam
rangka upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten
Banyuwangi, khususnya pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (rujukan).

2.2 Permasalahan
Dalam mendukung terwujudnya rumah sakit yang melakukan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, sebagaimana telah
ditetapkan dalam Undang – Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun
2009. Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit Umum Daerah Genteng

2
Kabupaten Banyuwangi telah dapat mengidentifikasi beberapa
permasalahan yang akan dihadapi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Permasalahan dimaksud, terdiri dari:
a. Tingkat pemahaman pengguna jasa pelayanan Layanan Kesehatan
terhadap peraturan perundang – undangan Layanan Kesehatan.
b. Kurangnya jumlah petugas / aparatur yang berkemampuan yang
menangani Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) secara
maksimal.
c. Kurangnya koordinasi dengan Stakeholders.
d. Sarana (Teknologi Informasi dan Transportasi) yang kurang mencukupi
mengingat kompleksnya tugas dan tanggungjawab dalam pelayanan
kesehatan.

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit


Dalam rangka Akselerasi pelaksanaan tugas dan kewenangan di
bidang pelayanan kesehatan rujukan, telah ditetapkan Rincian Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Genteng Kabupaten
Banyuwangi dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor : 67 Tahun 2011.
Rumah Sakit Umum Daerah Genteng Kabupaten Banyuwangi
mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan upaya penyembuhan dan pemulihan secara serasi dan
terpadu melalui pelayanan yang bermutu sesuai dengan Standar Pelayanan
Rumah Sakit.

2.3.1 Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Genteng


a. Melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna, pendidikan dan
pelatihan kesehatan
b. Berdasarkan kemampuan pelayanan kesehatan dan kapasitas
sumber daya organisasi, Rumah Sakit dapat melaksanakan
penelitian, pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan.

3
2.3.2 Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Genteng
a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan paripurna tingkat sekunder dan tersier.
b. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam
rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan.
d. Pelaksanaan administrasi Rumah Sakit.
Adapun susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Genteng Kabupaten Banyuwangi terdiri dari :
a. Direktur.
b. Bagian Tata Usaha.
1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan.
2) Sub Bagian Kepegawaian.
3) Sub Bagian Program, Evaluasi dan pelaporan.
c. Bidang Keuangan.
1) Seksi Anggaran dan Pengelolaan Keuangan.
2) Seksi Akuntansi.
d. Bidang Pelayanan.
1) Seksi Pelayanan Medik.
2) Seksi Pelayanan Keperawatan.
e. Bidang Penunjang.
1) Seksi Penunjang Klinik.
2) Seksi Penunjang Non Klinik

4
BAB 3

VISI, MISI, MOTTO, LANDASAN NILAI, TUJUAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GENTENG

3.1 Visi
Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategis, merupakan
satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena dengan visi
tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak dicapai oleh organisasi
serta memberikan arah dan fokus strategis yang berorientasi terhadap masa
depan pembangunan dan bahkan menjamin kesinambungan pelaksanaan
tugas organisasi.

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang


ingin diwujudkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Genteng Kabupaten
Banyuwangi di masa depan. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan
Visi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021, maka Visi
Rumah Sakit Umum Daerah Genteng Kabupaten Banyuwangi tahun 2016-
2021 adalah:
”TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANYUWANGI YANG SEMAKIN
SEJAHTERA, MANDIRI, DAN BERAKHLAK MULIA MELALUI
PENINGKATAN PEREKONOMIAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA”.

Diharapkan dengan terumuskannya visi Rumah Sakit Umum Daerah


Genteng Kabupaten Banyuwangi, maka dapat menjadi pedoman bagi
seluruh unit kerja internal untuk mewujudkannya. Atas dasar pertimbangan
tersebut, selanjutnya misi yang disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan
tugas dan fungsi unit kerja internal di Rumah Sakit Umum Daerah Genteng
Kabupaten Banyuwangi.

5
3.2 Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan tugas
pokok dan fungsi serta dilandasi oleh visi, maka misi Rumah Sakit Umum
Daerah Genteng Kabupaten Banyuwangi Tahun 2016-2021 adalah sebagai
berikut :
“Mewujudkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Bidang
Pendidikan, Kesehatan, dan Kebutuhan Dasar Lainnya”.

3.3 Motto
Motto adalah kalimat, frasa, atau kata sebagai semboyan atau
pedoman yang menggambarkan motivasi, semangat, dan tujuan dari suatu
organisasi, oleh karena itu Rumah Sakit Umum daerah Genteng menetapkan
“Kepuasan Pasien Harapan Kami” sebagai moto dari Rumah Sakit Umum
Daerah Genteng.

3.4 Nilai
Nilai yang dianut Rumah Sakit Umum Daerah Genteng Kabupaten
Banyuwangi yang merupakan kebaikan dan kebenaran yang diyakini dan
diterapkan sebagai norma dalam kehidupan seluruh anggotanya dalam
melakukan tugas masing-masing dalam rangka mencapai visinya adalah:
a. Partisipatif
Adalah merupakan hak masyarakat untuk dapat terlibat dan berperan
serta dalam proses pembangunan daerah untuk menciptakan kondisi
Rumah Sakit Umum Daerah Genteng Kabupaten Banyuwangi yang
kondusif.
b. Demokratis
Adalah membuka diri terhadap hak masyarakat untuk dapat
menentukan pilihannya yang benar, jujur dan tidak diskriminatif

6
tentang pelayanan Kesehatan, dengan tetap memperhatikan peri
kehidupan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
c. Harmonis
Adalah suasana yang tertib, teratur, aman dan damai serta terpadunya
unsur-unsur yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan,
dengan memperhatikan masing-masing unsur yang terlibat,
diperlakukan sama (Keselarasan, Keserasian, dan Keseimbangan).
d. Responsif
Adalah dapat mengantisipasi berbagai potensi masalah dan keluhan
yang terjadi di masyarakat.
e. Akuntabel
Adalah setiap kegiatan dan hasil akhir yang tertuang dalam program
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

3.5 Tujuan
Tujuan RSUD Genteng, adalah sebagai berikut :
3.5.1 Tujuan Umum
Peningkatan Layanan Bidang Kesehatan Yang Berkualitas, Merata
dan Terjangkau Bagi Seluruh Masyarakat.

3.5.2 Tujuan Khusus


a. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan SDM yang professional,
dengan indikator :
1) Mengutamakan kepentingan pasien dan keluarganya (customer
service ).
2) Memegang teguh etika profesi dalam memberikan pelayanan.
3) Memiliki skill manajerial dan keahlian sesuai dengan bidangnya
dan dengan latar belakang pendidikan masing masing.

7
b. Meningkatkan pemeliharaan dan pengembangan sarana fisik
peralatan medis dan non medis.
c. Mengembangkan tata ruang / tata letak gedung dan meningkatkan
kualitas lingkungan rumah sakit.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dengan pelayanan
paripurna, dengan indikator :
4) Pelayanan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan
kesehatan rumah sakit.
5) Selalu mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial rumah
sakit umum daerah genteng banyuwangi.
6) Pelayanan, promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative yang
memberikan kepuasan kepada pasien / pelanggan dan
keluarganya.
7) Mengembangkan sistem informasi dan manajemen rumah sakit
(SIMRS).

8
BAB 4

STRUKTUR ORGANISASI RSUD GENTENG

Dalam pelaksanaan tugasnya Rumah Sakit Umum Daerah Genteng


berpedoman pada Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor: 67 Tahun 2011 Tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja RSUD di Kabupaten Banyuwangi. Adapun
susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah Genteng Kabupaten
Banyuwangi sebagaimana peraturan bupati tersebut terdiri dari:

a. Direktur

b. Bagian Tata Usaha.


1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan.
2) Sub Bagian Kepegawaian.
3) Sub Bagian Program, Evaluasi dan pelaporan.

c. Bidang Keuangan.
1) Seksi Anggaran dan Pengelolaan Keuangan.
2) Seksi Akuntansi

d. Bidang Pelayanan.
1) Seksi Pelayanan Medik.
2) Seksi Pelayanan Keperawatan.

e. Bidang Penunjang.
1) Seksi Penunjang Klinik.
2) Seksi Penunjang Non Klinik.

9
10
BAB 5

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PONEK RSUD GENTENG

5.1. Visi PONEK


Berperan serta aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan Ibu dan Bayi
dan berupaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) DAN Angka
Kematian Bayi (AKB).

5.2. Misi PONEK


a. Menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal yang bermutu
melalui Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit dalam rangka
Meningkatkan Kesejahteraan Ibu dan Menurunkan Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi
b. Mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja di wilayah kerjanya
dengan pihak – pihak yang terkait baik secara lintas program dan lintas
sektoral dalam penyelenggaraan pelayanan di bagian KIA KB berbasis
kompetensi
c. Mengembangkan pelayanan KIA KB
d. Pembinaan dan pemberdayaan SDM di KIA KB dengan optimal

5.3. Tujuan PONEK


a. Terlaksananya kebijakan RS tentang PONEK
b. Menjaga mutu layanan di KIA KB sesuai dengan Standar Nasional
akreditasi Rumah sakit
c. Mengembangkan pelayanan KIA KB

5.4. Sasaran PONEK


Sasaran RSUD Genteng adalah Tim PONEK dan Unit pendukungnya

11
BAB 6

STRUKTUR ORGANISASI TIM PONEK RSUD GENTENG

DIREKTUR

KETUA TIM PONEK

WAKIL KETUA

SEKRETARIS

Kordinator Kordinator Kordinator Kordinator Kordinator Kordinato


Penunjang R. Bersalin R.Perinatologi Poli Obgyn R. IGD r OK

1. Radiologi
2. Laboratorium

ANGGOTA

12
BAB 7

URAIAN JABATAN

7.1 Ketua Tim PONEK


a. Pengertian
Ketua Tim PONEK adalah pejabat yang diangkat oleh Direktur sebagai
ketua Tim PONEK di rumah sakit.
b. Tugas Pokok
Mengatur kegiatan pelayanan PONEK di rumah sakit.
c. Ruang Lingkup
1) Pengelolaan pelayanan maternal neonatal
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di rumah sakit
tentang pelayanan maternal neonatal
3) Pengelolaan sarana dan prasarana.
d. Uraian Tugas
1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
a) Merencanakan, menyusun dokumen regulasi baik pedoman,
panduan, spo, kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan
PONEK serta mengajukan ke direktur untuk ditetapkan.
b) Menyusun program kerja PONEK di rumah sakit.
c) Berperan dalam penyusunan anggaran belanja rumah sakit.
d) Merencanakan pelatihan baik internal maupun ekternal.
2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a) Memberikan bimbingan kepada anggota Tim PONEK dalam
pelaksanaan layanan maternal dan neonatal
b) Memastikan kelengkapan sarana prasarana yang berhubungan
dengan pelayanan PONEK
c) Mengadakan rapat secara berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan.

13
d) Memelihara serta mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan PONEK yang tepat
e) Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang pelaksanaan
kegiatan, upaya perbaikan dan peningkatan layanan untuk
disampaikan kepada direktur.
f) Memelihara hubungan kerja dengan jejaring ekternal.
3) Melaksanakan fungsi kebijakan, pengawasan, pengendalian dan
penilaian, meliputi:
a) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan peraturan/tata tertib
pelayanan PONEK
b) Menilai mutu layanan PONEK secara berkala atau sewaktu-waktu
diperlukan untuk meningkatkan layanan PONEK
c) Melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian mutu.
d) Menampung dan mengatasi keluhan dan saran yang berkaitan
dengan SDM atau pelayanan.
e) Tolak ukur penampilan
1. Rencana program kerja.
2. Laporan pelaksanaan kegiatan.
3. Jadwal pertemuan dengan anggota Tim PONEK
e. Kedudukan dalam Struktur Organisasi
1) Atasan langsung : Direktur
2) Bawahan langsung : Anggota Tim PONEK
3) Lintas fungsi dengan bagian pelayanan medis dan penunjang medis.
f. Hubungan dan Tata Kerja
1) Dalam melaksanakan tugas secara struktural di bawah Kabid
Pelayanan.
2) Koordinasi dengan Direktur atau Kabid Pelayanan secara langsung
maupun melalui pertemuan berkala.
3) Koordinasi internal Tim PONEK.
4) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan sarana prasarana.
5) Menjaga privasi dan kerahasiaan pasien untuk mencegah stigmatisasi.

14
6) Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada pasien dan keluarga.
7) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
sesuai kebutuhan, secara tepat dan benar.
g. Kualifikasi Jabatan
Pendidikan dan pengalaman :
1) Dokter spesialis dengan pengalaman di bidang pelayanan maternal
dan neonatal.
2) Sudah pernah mengikuti pelatihan PONEK
3) Memiliki kemampuan memimpin.
4) Sehat jasmani dan rohani.
h. Tanggung Jawab
Secara struktural bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit
melalui Kabid Pelayanan.

7.2 Wakil Ketua Tim PONEK


a. Pengertian
Seorang tenaga yang diberi tanggung jawab untuk membantu ketua
PONEK dalam mengatur kegiatan PONEK di rumah sakit.
b. Tugas Pokok
Membantu ketua dalam mengatur kegiatan pelayanan PONEK di rumah
sakit.
c. Ruang Lingkup
1) Pengelolaan pelayanan maternal neonatal
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di rumah sakit tentang
pelayanan maternal neonatal
3) Pengelolaan sarana dan prasarana
d. Uraian Tugas
1) Membantu ketua dalam melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
a) Merencanakan, menyusun dokumen regulasi baik pedoman,
panduan, SPO, kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan
PONEK serta mengajukan ke direktur untuk ditetapkan.

15
b) Menyusun program kerja PONEK di rumah sakit.
1. Berperan dalam penyusunan anggaran belanja rumah sakit.
2. Merencanakan pelatihan baik internal maupun ekternal.
3. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
(a) Memberikan bimbingan kepada anggota Tim PONEK
dalam pelaksanaan layanan maternal dan neonatal
(b) Memastikan kelengkapan sarana prasarana yang
berhubungan dengan pelayanan PONEK
(c) Mengadakan rapat secara berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan.
(d) Memelihara serta mengembangkan sistem pencatatan dan
pelaporan PONEK yang tepat.
(e) Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang
pelaksanaan kegiatan, upaya perbaikan dan peningkatan
layanan untuk disampaikan kepada direktur.
(f) Memelihara hubungan kerja dengan jejaring ekternal.
4. Melaksanakan fungsi kebijakan, pengawasan, pengendalian
dan penilaian, meliputi:
5. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan peraturan/tata tertib
pelayanan PONEK
6. Menilai mutu layanan PONEK secara berkala atau sewaktu-
waktu diperlukan untuk meningkatkan layanan PONEK
7. Melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian mutu.
2) Menampung dan mengatasi keluhan dan saran yang berkaitan dengan
SDM atau pelayanan
3) Tolak ukur penampilan
a) Rencana program kerja.
b) Laporan pelaksanaan kegiatan.
c) Jadwal pertemuan dengan anggota Tim PONEK

16
e. Kedudukan dalam struktur organisasi
1) Atasan langsung : Ketua Tim PONEK
2) Bawahan langsung :-
3) Lintas fungsi dengan bagian pelayanan medis dan penunjang medis.
f. Hubungan dan tata kerja
1) Dalam melaksanakan tugas secara struktural di bawah Ketua Tim
PONEK
2) Koordinasi dengan ketua Tim PONEK secara langsung maupun
melalui pertemuan berkala.
3) Koordinasi internal Tim PONEK.
4) Menyusun laporan Tim PONEK
5) Menjaga privasi dan kerahasiaan pasien untuk mencegah stigmatisasi.
6) Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada pasien dan keluarga.
7) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
sesuai kebutuhan, secara tepat dan benar.
g. Kualifikasi Jabatan
Pendidikan dan pengalaman :
1) Dokter spesialis dengan pengalaman di bidang pelayanan maternal
dan neonatal.
2) Sudah pernah mengikuti pelatihan PONEK
3) Memiliki kemampuan memimpin.
4) Sehat jasmani dan rohani.
h. Tanggung jawab
Secara struktural bertanggung jawab kepada Tim PONEK

7.3 Sekretaris Tim PONEK


a. Pengertian
Seorang tenaga yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan pelayanan
b. Fungsi
Menjalankan fungsi sebagaipelaksana harian di Tim PONEK

17
c. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi
Atasan langsung : Ketua Tim PONEK
Lintas Fungsi dengan bagian pelayanan medis dan penunjang medis.
d. Tugas Pokok
` Melakukan pelayanan terkait pelayanan maternal dan neonatal.
e. Uraian Tugas
1) Melakukan pencatatan semua kegiatan PONEK
2) Membuat laporan internal dan ekternal.
3) Menghadiri kegiatan validasi data tiap triwulan.
4) Melakukan koordinasi dengan atasan langsung dan anggota tim
lainnya.
f. Kualifikasi Jabatan
1) Berijazah minimal D III Kebidanan.
2) Pernah mengikuti pelatihan tentang pelayanan maternal dan neonatal.
g. Tanggung Jawab
Secara administratif bertanggung jawab kepada ketua Tim PONEK

7.4 Koordinator IGD


a. Pengertian
Seorang tenaga yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan pelayanan
b. Fungsi
Menjalankan fungsi sebagai pelaksana harian di Tim PONEK
c. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi
1) Atasan langsung : Ketua Tim PONEK
2) Lintas Fungsi dengan bagian pelayanan medis dan penunjang medis.
d. Tugas Pokok
Melakukan pelayanan terkait pelayanan kegawatdaruratan
e. Uraian Tugas :

18
1) Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan pelayanan maternal dan
neonatal.
2) Melakukan koordinasi dengan ketua tim PONEK dan tim medis lain.
3) Melaksanakan evaluasi terhadap kasus-kasus kegawatdaruratan
obstetri dan neonatal.
f. Tanggung Jawab
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program.
2) Bertanggung jawab kepada ketua tim PONEK.
g. Syarat jabatan:
1) Pendidikan dokter.
2) Memenuhi ketrampilan dan pengetahuan tentang PONEK.

7.5 Koordinator Poli Kebidanan dan Kandungan


a. Pengertian
Seorang tenaga yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan pelayanan.
b. Fungsi
Menjalankan fungsi sebagaipelaksana harian di Tim PONEK.
c. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi
Atasan langsung : Ketua Tim PONEK
Lintas Fungsi dengan bagian pelayanan medis dan penunjang medis.
d. Tugas Pokok
Melakukan pelayanan terkait pelayanan antenatal care, post natal care,
dan keluarga berencana.
e. Uraian Tugas :
1) Melaksanakan pelayanan antenatal care, post natal care, dan keluarga
berencana.
2) Pemantauan pelaporan pelayanan PONEK di Poli Hamil dan
Kandungan.
3) Melakukan koordinasi dengan ketua tim PONEK terkait dengan
pelayanan PONEK di Poli Hamil dan Kandungan.

19
f. Tanggung jawab:
1) Bertanggung jawab kepada ketua tim PONEK.
2) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan program
PONEK di Poli Kebidanan dan Kandungan.
g. Syarat jabatan:
1) Pendidikan dasar D III Kebidanan.
2) Pengalaman kerja di rumah sakit minimal 3 tahun.
3) Pernah mengikuti pelatihan-pelatihan.
4) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan program
PONEK.

7.6 Koordinator VK dan Ruang Bersalin


a. Pengertian
Seorang tenaga yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan pelayanan di VK dan Ruang Bersalin.
b. Fungsi
Menjalankan fungsi sebagaipelaksana harian di Tim PONEK.
c. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi
1) Atasan langsung : Ketua Tim PONEK
2) Lintas Fungsi dengan bagian pelayanan medis dan penunjang medis.
d. Tugas Pokok
Melakukan pelayanan terkait pelayanan persalinan fisiologis dan
patologis, tindakan obstetric (termasuk curettage), pelayanan nifas
normal dan patolologis, IMD, menyusui, perawatan payudara dan rawat
gabung.
e. Uraian Tugas:
1) Membuat perencanaan untuk pelayanan di Ruang Bersalin dan
pelayanan di Ruang Nifas.
2) Melakukan kegiatan-kegiatan operasional untuk pelayanan persalinan
dan nifas (pertolongan persalinan, pengawasan nifas, IMD, menyusui,
perawatan payudara, rawat gabung).

20
3) Melakukan koordinasi dengan tim pelayanan perinatal dalam rangka
kegiatan operasional.
4) Melakukan pengawasan kegiatan di ruang bersalin dan ruang nifas.
5) Melakukan pengawasan terhadap SPO yang telah ditetapkan.
6) Melakukan evaluasi kegiatan operasional dan mutu pelayanan
termasuk pencatatan dan pelaporan.
f. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab terhadap ketua tim PONEK.
2) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan program
PONEK di ruang bersalin dan nifas.
g. Syarat jabatan :
1) Berpendidikan minimal DIII kebidanan.
2) Memiliki keterampilan dan pengetahuan terhadap PONEK.
3) Pengalaman kerja di rumah sakit minimal 3 tahun.
4) Memiliki dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi.

7.7 Koordinator Pelayanan Perinatologi


a. Pengertian
Seorang tenaga yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan pelayanan di Ruang Perinatologi.
b. Fungsi
Menjalankan fungsi sebagaipelaksana harian di Tim PONEK.
c. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi
1) Atasan langsung : Ketua Tim PONEK
2) Lintas Fungsi dengan bagian pelayanan medis dan penunjang medis.
d. Tugas Pokok
Melakukan pelayanan terkait pelayanan neonatus patologis.
e. Uraian Tugas:
1) Membuat perencanaan untuk pelayanan perinatologi.
2) Mengawasi kegiatan-kegiatan di ruang perinatologi.

21
3) Melakukan koordinasi dengan tim pelayanan ruang bersalin dan nifas
dalam rangka kegiatan operasional.
4) Pengawasan terhadap SPO yang telah ditetapkan.
5) Melakukan evaluasi kegiatan operasional dan mutu pelayanan
perinatologi termasuk pencatatan dan pelaporan.
f. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab terhadap ketua tim PONEK.
2) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan program
PONEK di ruang perinatologi.
g. Syarat jabatan
1) Pendidikan dasar DIII kebidanan atau keperawatan.
2) Memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang PONEK.
3) Memiliki pengalaman kerja di rumah sakit minimal 3 tahun.
4) Pernah mengikuti pelatihan-pelatihan.
5) Memiliki dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi.

7.8 Koordinator Kamar Operasi


a. Pengertian
Seorang tenaga yang diberi tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan pelayanan di Ruang OK.
b. Fungsi
Menjalankan fungsi sebagaipelaksana harian di Tim PONEK
c. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi
1) Atasan langsung : Ketua Tim PONEK
2) Lintas Fungsi dengan bagian pelayanan medis dan penunjang medis
d. Tugas Pokok
Melakukan pelayanan terkait pelayanan operasi seksio sesarea elektif dan
emergensi, serta pelayanan curetage.
e. Uraian Tugas:
1) Membuat perencanaan untuk pelayanan kamar operasi.
2) Mengawasi kegiatan-kegiatan di kamar operasi.

22
3) Melakukan koordinasi dengan tim pelayanan VK, Ruang Bersalin dan
Ruang Perinatologi dalam rangka kegiatan operasional.
4) Pengawasan terhadap SPO yang telah ditetapkan.
5) Melakukan evaluasi kegiatan operasional dan mutu pelayanan kamar
operasi termasuk pencatatan dan pelaporan.
f. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab terhadap ketua tim PONEK.
2) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan program
PONEK di kamar operasi.
g. Syarat jabatan:
1) Pendidikan dasar minimal DIII Keperawatan.
2) Memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang PONEK.
3) Memiliki pengalaman kerja di rumah sakit minimal 3 tahun.
4) Pernah mengikuti pelatihan-pelatihan.
5) Memiliki dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi.

7.9 Anggota
a. Pengertian
Seorang tenaga yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan
pelayanan PONEK.
b. Fungsi
Menjalankan fungsi sebagai pelaksana harian di Tim PONEK.
c. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi
1) Atasan langsung : Wakil Ketua Tim PONEK
2) Lintas Fungsi dengan bagian pelayanan medis dan penunjang medis.
d. Tugas Pokok
Melakukan pelayanan terkait pelayanan PONEK di masing – masing unit
kerjanya.
e. Uraian Tugas:
1) Melakukan pelayanan terkait pelayanan PONEK sesuai dengan SPO
yang telah ditetapkan.

23
2) Melakukan koordinasi dengan anggota tim PONEK lain untuk
kelancaran pelaksanaan program PONEK.
3) Melakukan evaluasi kegiatan operasional termasuk pencatatan dan
pelaporannya.
f. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab terhadap ketua tim PONEK.
2) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan program PONEK
di kamar operasi.
g. Syarat jabatan:
1) Memiliki pengalaman kerja di rumah sakit minimal 3 tahun.
2) Memiliki dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi.

24
BAB 8

TATA HUBUNGAN KERJA

8.1 Jejaring Internal

IGD ICU RADIOLOGI

KAMAR BERSALIN

UPP TIM PONEK

KAMAR OPERASI
TIM BPJS

REKAM MEDIK
LABORATORIUM FARMASI

Gambar 3. Bagan Tata Hubungan Kerja Tim PONEK

8.1.1 Instalasi Gawat Darurat


Alur penerimaan pasien baru dengan kasus kebidanan melibatkan
Instalasi Gawat Darurat sebagai pintu utama pasien sebelum
dirawat. Di Instalasi Gawat darurat pasien dianamnesa dan di
diagnose oleh bidan jaga IGD kolaborasi dengan dokter jaga IGD,
dari hasil pemeriksaan di IGD ditentukan apakah pasien
memerlukan perawatan lanjutan. Pada kasus kebidanan yang
bersifat emergency, pasien dilakukan stabilisasi kondisi di IGD
sesaui dengan kasus kegawatan yang terjadi. Penanganan pertama

25
dan stabilisasi kondisi pasien menjadi tindakan utama sebelum
pasien mendapatkan perawatan lanjutan

8.1.2 Intensive Care Unit (ICU)


Untuk menindaklanjuti perawatan pasien yang memerlukan
pengawasan ketat, maka disediakan ICU yang letaknya di bangsal
rawat inap. Setiap pasien yang akan dirawat di ruang ICU harus
sesuai dengan indikasi masuk dan atas perintah DPJP. Pasien yang
sudah stabil dan tidak memerluknan pengawasan ketat harus segera
di pindah ke ruang rawat inap.

8.1.3 Radiologi
Pasien dengan kasus kebidanan yang mebutuhkan pemeriksaan
radiologi akan dibuatkan formulir permintaan radiologi oleh dokter
dan formulir diserahkan kepada petugas radiologi.
Pemeriksaan penunjang pada kasus kebidanan dilakukan dengan
Ultrasonografi (USG) yang dalam hal ini dapat dilakukan oleh
dokter umum, bidan kolaborasi dengan dokter umum dan dokter
spesialis.

8.1.4 Kamar Bersalin


Pasien kebidanan yang memerlukan tindakan segera untuk
penanganan pertolongan persalinan, dari Instalasi Gawat Darurat
maupun dari Poli Spesialis Kebidanan dan Kandungan dan Poli
Bidan maka akan dilakukan pertolongan persalinan di Kamar
Bersalin.
Pertolongan persalinan dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan
dan kandungan, dokter umum dan bidan terlatih yang telah
berkompeten dalam hal ini tersertifikasi dengan Pelatihan Asuhan
Persalinan Normal (APN) dan telah memiliki Surat Ijin Praktek
(SIP) bagi dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Surat Ijin

26
Praktek (SIP) bagi dokter umum dan surat Ijin Praktek Bidan
(SIPB).

8.1.5 Kamar Operasi


Pasien kebidanan yang memerlukan tindakan operasi, akan
dilakukan persiapan pre operasi baik dari IGD, Kamar Bersalin
maupun rawat inap. Petugas melakukan koordinasi dengan petugas
kamar operasi untuk penjadwalan operasi pasien. Pasien yang akan
dilakukan operasi diantar oleh petugas ke kamar operasi setelah
dipersiapkan untuk tindakan pembedahan.
Pada kasus kegawatan dimana koordinasi yang cepat dari kamar
operasi untuk melakukan tindakan operasi penyelamatan bagi ibu
dan janin yang dikandungnya, dalam hal ini operasi cito.

8.1.6 Rekam Medik


Ketersediaan lembar rekam medis pasaien menjadi tanggung jawab
sub bagian rekam medis. Sub bagian rekam medis juga berperan
dalam audit kelengkapan pengisian rekam madik pasien. Kepala
Sub Bagian Rekam Medik melakukan koordinasi dalam monitoring
dan evaluasi kelengkapan pengisian rekam medis pasien

8.1.7 Logistik Farmasi


Kebutuhan obat dan logistik obat-obat emergency pada kasus
kebidanan ibu dan bayi diperoleh dari bagian farmasi. Permintaan
logistik ke bagian farmasi dilakukan oleh petugas masing-masing
sub bagian dengan menggunakan lembar permintaan perbekalan
farmasi yang diisi dan dilengkapi dengfan tanda tangan kepala Sub
Bagian. Lembar permintaan yang telah dilengkapi kemudian
diserahkan ke bagian farmasi

27
8.1.8 Laboratorium
Pasien kasus kebidanan ibu dan bayi yang membutuhkan
pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan formulir permintaan
laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepada petugas
laboratorium.
Petugas laboratorium akan melakukan pengambilan sampel sesuai
dengan permintaan pemeriksaan dan apabila ditemukan suatu
ketidak normalan segera diinformasikan kepada bagian dimana
pasien dilakukan permintaan pemeriksaan

8.1.9 TIM Jampersal, SPM dan Asuransi Kesehatan Lainnya


Pasien kebidanan ibu dan bayi yang mengalami kasus
kegawatdaruratan tidak boleh dikenakan uang muka untuk
mendapatkan layanan kesehatan yang dibutuhkan.Pasien ibu dan
bayi harus segera ditangani sesuai dengan kondisi dan pelayanan
yang dibutuhkan. Jaminan kesehatan yang dimiliki oleh pasien
ditunjukkan bersamaan dengan surat rujukan asli pasien kemudian
dikumpulkan yaitu surat rujukan asli, buku KIA, fotocopy KTP,
fotocopy Kartu Keluarga di bagian keuangan sebagai syarat bagi
pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
Surat-surat ini akan menjadi bukti klaim tagihan kepada pihak
penyelenggara jaminan kesehatan.

8.1.10 Unit Pembayaran Pasien


Pasien kebidanan maternal dan neonatal baik yang mengalami
kasus kegawatdaruratan maupun tidakboleh dikenakan uang muka
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.Semua
kasus harus segera ditangani sesuai dengan kondisi yang
dibutuhkan. Ketika pasien sudah diperbolehkan pulang maka
petugas administrasi akan menghitung seluruh biaya selama

28
dirawat di rumah sakit, selanjutnya keluarga bisa menyelesaikan
administrasi di loket UPP.

8.2 Jejaring Eksternal

Regionalisasi pelayanan obstetric dan neonatal adalah suatu system


pembagian wilayahkerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang
dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam, agar dapat
memberikan tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar
sistem rujukan kesehatan berjalan secara optimal

RSSA / RSDS

RSUD Dr.SOEBANDI
JEMBER

RSUD GENTENG RSUD


BLAMB

PKM PONED RS SEKITAR ATAU KLINIK SWASTA

PUSTU BPM DOKTER PUSKESMAS


PRAKTEK RAWAT JALAN

Gambar. Regionalisasi Rujukan Tingkat Pelayanan Kesehatan Maternal


Neonatal

29
Keterangan Gambar :
a. Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor
188/359/KPTS/013/2015 tentang Pelaksanaan Regional Sistem Rujukan
Provinsi Jawa Timur maka RSUD Genteng melaksanakan rujukan ke atas
yaitu ke RSUD Dr. Soebandi Jember. Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soetomo Surabaya dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar
Malang mengampu rujukan dari Rumah Sakit Rujukan Regional di Jawa
Timur.
b. RSUD Genteng juga melaksanakan rujukan dengan RSUD Blambangan
Banyuwangi. RSUD Genteng menerima rujukan dari puskesmas
PONED, bidan praktek mandiri, rumah sakit atau klinik swasta, dokter
praktek, khususnya yang ada di wilayah Banyuwangi Selatan, tapi juga
tidak menutup kemungkinan dari seluruh wilayah Banyuwangi.

c. Rujukan diartikan sebagai proses yang bermula dan timbal balik pada
saat seorang petugas kesehatan pada salah satu tingkat pelayanan
mengalami kekurangan sumber daya (sarana, prasarana, alat, tenaga,
anggaran/uang) dan kompetensi, untuk mengatasi sesuatu kondisi,
sehingga harus meminta bantuan kepada sarana pelayanan kesehatan lain
baik yang setingkat (horizontal) maupun berbeda tingkat (vertical).
Rujukan vertical dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang lebih
rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya (Pasal 7
ayat 4, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan)

d. Sistem rujukan pelayanan kesehatan perseorangan merupakan


penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas
dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbale balik, baik
vertical maupun horizontal (Pasal 3, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
001 Tahun 2012 Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan)

30
e. Rujukan medis yang berkaitan dengan pengobatan dan pemulihan, dapat
dilaksanakan selain pengiriman langsung pasien (kasus), spesimen,
pemeriksaan penunjang medic dan pengetahuan tentang penyakit, juga
pengiriman secara tidak langsung melalui bantuan teknologi komunikasi
informasi (ICT), berupa tele-medicine/e-health/u-health, yang terbatas
berupa gambar, tulisan dan suara (audio-visual), sedangkan rujukan
pemeriksaan specimen/bahan tidak dapat dilakukan melalui cara rujukan
ini, demikian pula untuk beberapa jenis rujukan penunjang medis
lainnya.

31
BAB 9

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

9.1 Sumber Daya Manusia


Memiliki Tim PONEK yang terdiri dari :
a. 3 dokter spesialis kebidanan dan kandungan
b. 2 dokter spesialis anak
c. 1 dokter spesialis anestesi
d. 4 dokter umum di Instalasi Gawat Darurat
e. 2 bidan koordinator
f. 2 perawat koordinator
g. 23 bidan pelaksana
h. 2 perawat anestesi
i. 2 konselor ASI
j. 10 perawat
k. 1 petugas radiologi
l. 1 petugas laboratorium

9.2 Gambaran Umum RS Ponek

No Keterangan Daftar Ceklist


Ada Tida Ada
k Sebagian
Ada
1 Ada dokter jaga yang terlatih di Unit Gawat Darurat √
(UGD) untuk mengatasi kasus emergensi baik secara
umum maupun emergensi obstetric neonatal
2 Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan Tim √
PONEK di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus,
kegawat daruratan obstetric dan neonates

32
3 Mempunyai Standar Prosedur Operasional penerimaan dan √
penanganan pasien ke gawat – daruratan obstetric dan
neonatal
4 Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat – √
daruratan obstetric dan neonatal
5 Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu √
6 Mempunyai standar respon time di Unit Gawat Darurat
(UGD) selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari
30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam
7 Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk √
melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetric
atau umum
8 Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan √
operasi dalam waktu kurang dari 30 menit
9 Memiliki kru yang siap melakukan operasi atau √
melaksanakan tugas sewaktu – waktu meskipun on call
10 Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan √
PONEK, antara lain dokter kebidanan, dokter anak,
dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter
spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat
11 Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam √
12 Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam √
PONEK seperti laboratorium dan radiologi selama 24
jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang
selalu siap tersedia
13 a. Perlengkapan √
b. Semua perlengkapan bersih (bebas debu, kotoran,
bercak, cairan dan lain – lain)
c. Permukaan metal bebas karat atau bercak
d. Semua perlengkapan kokoh (tidak ada bagian yang
longgar atau tidak stabil)

33
e. Permukaan yang dicat utuh dan bebas dari goresan
besar
f. Roda perlengkapan lengkap dan berfungsi baik
g. Instrument yang siap digunakan sudah disterilisasi
h. Semua perlengkapan listrik berfungsi dengan baik
(saklar, kabel dan steker menempel kokoh)

9.3 Daftar Ketenagaan

Daftar Ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah Genteng

No Jenis Tenaga Tugas Jumlah Rumah


Standar Sakit
Umum
Daerah
Genteng
1 Dokter Spesialis Penanggung jawab pelayanan 1–2 3
Obstetri dan kesehatan maternal dan neonatal
Ginekologi
2 Dokter spesialis anak Pelayanan kesehatan perinatal dan 1–2 2
anak
3 Dokter spesialis Pelayanan anestesi 1 1
anestesi
4 Perawat anestesi Pelayanan anestesi 1–2 4
5 Dokter terlatih Penyelenggaraan pelayanan medic 2–4 4
6 Bidan coordinator Koordinator asuhan pelayanan 1–2 2
kesehatan
7 Bidan penyelia Koordinasi tugas, sarana dan 2–4 2
prasarana
8 Bidan pelaksana Pelayanan asuhan kebidanan 6–8 21

34
9 Perawat coordinator Asuhan keperawatan 1–2 2
10 Perawat pelaksana Asuhan keperawatan 10
11 Petugas laboratorium Pelayanan pemeriksaan penunjang 1–2 1
12 Petugas radiologi Pelayanan pemeriksaan penunjang 1–2 1

BAB 10

35
PENILAIAN KINERJA SDM

10.1 Penilaian Kinerja SDM


Pada masa sekarang ini peningkatan pelayanan kesehatan
khususnya peningkatan kesejahteraan Ibu dan Bayi menjadi tuntutan
masyarakat saat ini. bila ingin memiliki daya saing yang memadai untuk
mengatasi persaingan pasar baik ditingkat nasional, regional maupun
global. Gabungan dari kinerja ( hasil kerja ) setiap karyawan akan
menghasilkan kinerja yang profesional.
Untuk menilai kinerja karyawan dibutuhkan instrumen penilaian
kinerja, yang selanjutnya disebut Pedoman Penilaian Prestasi Kerja
Karyawan yang terdapat standart prestasi kerja yang harus dicapai oleh
setiap karyawan. Penilai membuat penilaian atas dasar skala dengan
peringkat ‘baik sekali’ angka 5 (lima) sampai dengan ‘Buruk’ angka 1
(satu). Aspek yang dinilai terdiri dari tiga bagian bersifat fundamental,
yaitu hasil kerja, kerja sama dan kepribadian.
Penilaian prestasi kerja ini merupakan instrumen manajemen yang
penting untuk menilai karyawan sebagai dasar untuk melakukan promosi,
mutasi, pelatihan, pendidikan dan pelayanan yang membutuhkan,
kompensasi, pengakuan dan penghargaan bagi karyawan.

10.2. Tujuan dan Sasaran


10.2.1 Tujuan
Tujuan pedoman penilaian prestasi kerja karyawan
adalah agar setiap karyawan mengerti standar prestasi kerja
yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya, yang
keseluruhannya mengacu pada pelayanan dengan tanggung
jawab dan profesional, sehingga dapat memuaskan pasien dan
meningkatkan kesejahteraan karyawan.

36
Agar setiap karyawan termotivasi untuk meningkatkan
kompetensinya dan sikap mental positifnya, sehingga dapat
memperoleh keberhasilan dalam kinerjanya.

10.2.2 Sasaran
Meningkatkan produktifitas dan kompetensi karyawan

10. 3 Prosedur dan Kebijakan Penilaian Prestasi Kerja


Pada dasarnya penilaian prestasi kerja untuk seluruh karyawan
dibagi atas 3 bagian besar sebagai berikut :
a. Penilaian Staf Pelaksana
b. Penilaian Karyawan dengan Jabatan Kepala Urusan / Sederajat dan
Kepala Seksi / Sederajat
c. Penilaian Karyawan dengan Jabatan diatas Kepala Seksi.

10.3.1 Kriteria Penilaian Prestasi Kerja


a. Hasil Kerja
a. Kecepatan
Kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan
dengan waktu yang telah ditentukan.

Penilaian Cepat Nilai


Sangat Baik Jauh lebih cepat 5
Baik Lebih cepat 4
Cukup Susuai 3
Kurang Lebih lama 2
Buruk Jauh lebih lama 1
Catatan :

a) Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan diukur


dengan time motion study atau rencana kerja
operasional bila tidak dapat diukur dengan time
motion study.

37
b) Time motion study dibuatnya sesaui dengan jenis
pekerjaannya, serta harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan direksi.
b. Ketepatan
Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO).

Penilaian Cepat Nilai


Sangat Baik ≥ 99 % 5
Baik 96 % - 98 % 4
Cukup 95 % 3
Kurang 93 % - 94 % 2
Buruk ≤ 92 % 1

c. Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan


Mengerjakan jumlah pekerjaan jauh lebih banyak dari
volume pekerjaan yang diharapkan.

Penilaian Cepat Nilai


Sangat Baik Jauh lebih banyak 5
Baik Lebih banyak 4
Cukup Susuai 3
Kurang Lebih sedikit 2
Buruk Jauh lebih sedikit 1

Catatan :
Standar jumlah pekerjaan dibuat dan
dipertanggungjawabkan oleh masing-masing unit sesuai
dengan jenis pekerjaannya dan harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan menejemen.

d. Kepuasan pemakai hasil kerja


Kualitas hasil kerja diukur berdasarkan survey dari
kepuasan pemakai hasil kerja.
Penilaian Cepat Nilai
Sangat Baik Jauh lebih banyak 5
Baik Lebih banyak 4
Cukup Susuai 3

38
Kurang Lebih sedikit 2
Buruk Jauh lebih sedikit 1
Catatan :
Atasan langsung bertanggung jawab untuk membuat
survey kepuasan dari para pasien dan keluarga.

b. Kerja sama
1) Komunikasi
Menjadi pendengar yang baik, dapat menyampaikan
buah pikirannya (setelah mempertimbangkan pemikiran
orang lain) dengan jelas, lugas dan tepat waktu.
Penilaian Pendengar Jelas Lugas Tepat Nilai
Yang Waktu
baik
Sangat Selalu Selalu Selalu Selalu 5
Baik
Baik Selalu Selalu Selalu Kadang- 4
kadang
Selalu Selalu Kadang- Selalu 4
kadang
Cukup Selalu Selalu Kadang- Kadang- 3
kadang kadang
Kurang Kadang- Selalu Kadang- Kadang- 2
kadang kadang kadang
Selalu Kadang- Kadang- Kadang- 2
kadang kadang kadang
Buruk Kadang- Kadang- Kadang- Kadang- 1
kadang kadang kadang kadang

2) Keterbukaan.
Tulus dalam menerima kritik & saran dan memberikan
pemikirannya konstruktif yang berpengaruh pada
kepentingan perusahaan.
Penilaian Menerima Menerima Memberi Nilai
kritik saran pemikiran
konstruktif
Sangat Selalu Selalu Selalu 5
baik
Baik Hampir Selalu Hampir 4
Selalu Selalu

39
Cukup Kadang- Selalu Kadang- 3
kadang kadang
Kurang Sesekali Hampir Sesekali 2
Selalu
Buruk Sesekali Kadang- Sesekali 1
kadang

3) Kebanggaan
Bangga memberikan pelayanan, dalam setiap pemikiran
& tindakan. menjaga citra / nama baik instansi.
Penilaian Bangga Jaga citra Membela Nilai
perusahaan perusahaan
Sangat Selalu Selalu Selalu 5
baik
Baik Selalu Hampir Hampir 4
Selalu Selalu
Cukup Selalu Kadang- Kadang- 3
kadang kadang
Kurang Kadang- Kadang- Kadang- 2
kadang kadang kadang
Buruk Kadang- Sesekali Sesekali 1
kadang

4) Kepercayaan
Yakin atas kemampuan dan kejujuran yang bersangkutan
pada instansi
Penilaian Yakin Nilai
Sangat Baik Selalu 5
Baik Hampir selalu 4
Cukup Kadang-kadang 3
Kurang Sesekali 2
Buruk Tidak pernah 1

5) Keadilan
Bertindak adil dalam pekerjaannya berdasarkan
peraturan dan urutan kepentingan instansi.
Penilaian Bertindak Adil Nilai
Sangat Baik Selalu 5
Baik Hampir selalu 4
Cukup Kadang-kadang 3

40
Kurang Sesekali 2
Buruk Tidak pernah 1

c. Kepribadian
1) Keramahan
Dalam segala situasi selalu ramah murah senyum dan
manis budi bahasanya.
Penilaian Murah Senyum Nilai
Sangat Baik Selalu 5
Baik Hampir selalu 4
Cukup Kadang-kadang 3
Kurang Sesekali 2
Buruk Tidak pernah 1

2) Kerapihan
Selalu rapih (baik, teratur, bersih) dalam penampilan,
cara dan hasil kerjanya.
Penilaian Rapi Nilai
Sangat Baik Selalu 5
Baik Hampir selalu 4
Cukup Kadang-kadang 3
Kurang Sesekali 2
Buruk Tidak pernah 1

3) Disiplin
Patuh pada peraturan & tata tertib perusahaan dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Penilaian Pelanggaran & Tata Nilai
tertib
Sangat Baik Ox 5
Baik 3x 4
Cukup 5x 3
Kurang 7x 2
Buruk >7x 1

41
4) Sikap mental positif
Dalam segala situasi, berpikir dan berperilaku positif
pada saat melaksanakan pekerjaannya.
Penilaian Berpikir dan berperilaku Nilai
Sangat Baik Selalu 5
Baik Hampir selalu 4
Cukup Kadang-kadang 3
Kurang Sesekali 2
Buruk Tidak pernah 1

5) Inisiatif
Memberikan gagasan yang dapat direalisasikan atau
melakukan tindakan yang diperlukan & bermanfaat bagi
instansi.
Penilaian Memberikan Nilai
Gagasan
Sangat Baik >3x 5
Baik 3x 4
Cukup 2x 3
Kurang 1x 2
Buruk Tidak pernah 1

10. 4. Peningkatan Kompetensi SDM

Pembinaan/pengembangan kompetensi Petugas Pemberi Asuhan


(PPA) dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Tujuan pendidikan
dan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
pelaksanaan tugas sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kerja.

Setiap karyawan harus mengikuti pendidikan dan pelatihan


berkelanjutan baik yang diselenggarakan internal Rumah Sakit maupun
eksternal sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Bersama dengan
bagian Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit, Ketua Tim Ponek
merencanakan program pengembangan SDM antara lain :

42
a. Ketua Tim Ponek merencanakan untuk memberikan refreshing
ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi petugas.
b. Staf yang baru mengikuti program orientasi sehingga mengetahui
tugas dan tanggungjawab.
c. Adanya mekanisme untuk mengetahui kebutuhan pendidikan bagi
staf.
d. Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti
pelatihan dan program pendidikan berkelanjutan.
e. Staf harus secara aktif dibantu untuk mengikuti program yang
diadakan oleh organisasi profesi, perkumpulan dan institusi terkait.
f. Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan meliputi:
1) Peningkatan pengetahuan
2) Pengingkatan keterampilan
3) Pendidikan berkelanjutan
g. Pendidikan
Jenjang pendidikan secara formal untuk petugas adalah sebagai
berikut :
1) D4 Kebidanan
2) D3 Kebidanan
3) D3 Keperawatan
4) S1 Keperawatan dan Ners
5) Dokter Umum
6) Dokter spesialis Obgyn
7) Dokter spesialis anak
8) Dokter spesialis Anaesthesi
h. Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi petugas
dilaksanakan melalui pelatihan yang dilakukan pihak eksternal
(external course) maupun Inhouse training, Pelatihan ekternal
antara lain pelatihan resusitasi Bayi baru lahir, Pelatihan Asuhan

43
Persalinan Normal (APN), pelatihan ContraseptiveTechnology
Update (CTU), pelatihan Midwivery Update (MU) dan lain-lain.
Pelatihan yang merupakan Inhouse training antara lain
pelatihan tentang customer services, pelatihan tentang hand
hygiene, pelatihan penggunaan APAR, pelatihan manajemen umum
dan manajemen mutu, pelatihan tentang standar akreditasi rumah
sakit, pelatihan penyusunan indikator kinerja, pelatihan penyusunan
program kerja dan usulan permohonan alkes, pelatihan monitoring
dan evaluasi kerja, dan lain-lain.
Setiap petugas diharuskan memenuhi jam wajib pelatihan
yang diselenggarakan baik oleh pihak eksternal maupun internal
rumah sakit minimal 20 jam per tahun.

44
Pelaksana
Tim PONEK RS setempat
RS Setempat Tim PONEK RS
lain/kelompok profesi +
Dinkes

Self Assesment oleh Tim


PONEK RS itu sendiri
Peserta
Non Self Assesment oleh
RS setempat
Tim PONEK lain/kelompok
profesi yang kompeten +
Dinkes Waktu Pelaksanaan
(1 kali sebulan, selama
2-3 hari)
(2-3 bulan sekali, selama
2-3 hari)
Hasil Penilaian
Laporan ke Direktur RS Instrumen
Legitimasi oleh kelompok Standar Kinerja Manajemen
profesi yang kompeten + Standar Kinerja Klinis
Dinkes

Target
Tercapainya kriteria RS
PONEK

AUDIT MATERNAL
PERINATAL (AMP) RS BELUM MAMPU PONEK/
RS MAMPU PONEK/
Dilakukan minimal 3-4 kali RS MAMPU PONEK PLUS Mengikuti pelatihan yang
dalam setahun sudah terstandarisasi
Pihak yang terkait :
Pemerintah daerah, DPRD, Upaya Upaya
Dinas Kesehatan dan Bappeda, peningkatan peningkatan Magang di RS PONEK lain
LSM, Swasta kinerja RS kriteria
RS Rujukan PONEK PONEK RS
Staf dari RS pendidikan System sistering oleh RS
(PONEK PLUS) yang ditunjuk
PONEK lain/RS PONEK
untuk mengampu
Z wilayah
tersebut plus

Gambar. Algoritme Evaluasi Kinerja RS PONEK dan Upaya Pengembangan


Kriteria RS PONEK

45
BAB 11

KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi dilakukan pada setiap karyawan yang masuk ke unit


yang terkait dalam pelayanan PONEK. Pada tahap ini karyawan yang baru masuk
dikenalkan tentang rumah sakit dan unit terkait PONEK dan diberikan materi
yang bersifat dasar pada pelayanan PONEK. Jangka waktu yang ditetapkan rumah
sakit untuk karyawan orientasi dalam memahami materi dasar yang harus dikuasai
di unit terkait PONEK adalah satu bulan. Setelah satu bulan karyawan orientasi
akan ditempatkan di bagian yang dibutuhkan di unit Pelayan PONEK.

Materi orientasi di unit pelayanan PONEK adalah sebagai berikut :

HARI PENANGGUNG
MATERI WAKTU METODA
KE JAWAB
1 Pengenalan ruang 07.00- Observasi Ka. Tim ponek
dan fasilitas di 10.00 hari dan
poli kebidanan pertama demonstrasi
dan kandungan
2 Pengenalan jenis 10.30- SDA SDA
pelayanan 12.00 hari
antenatal care, pertama
post natal,
pelayanan
neonatal di poli
kebidanan dan
kandungan
3 Pengenalan tehnik 12.30- SDA SDA
dan pelaksananan 14.00 hari
pelayanan pertama
antenatal care,

46
post natal,
pelayanan
neonatal di poli
kebidanan dan
kandungan
4 Pengenalan ruang 07.00- SDA SDA
dan fasilitas di 11.00 hari
IGD kedua

5 Pengetahuan 12.00- SDA SDA


tentang tehnik 14.00 hari
kegawatdaruratan kedua
di IGD

7 Pengenalan ruang 07.00- SDA SDA


dan fasilitas ruang 11.00 hari
bersalin ketiga

8 Pengetahuan 11.30- SDA SDA


pemeriksaan dan 14.00 hari
observasi pasien ketiga
di ruang bersalin

9 Pengetahuan 07.00- SDA SDA


tehnik dan 11.00 hari
tindakan keempat
pelayanan pasien
di ruang bersalin

10 Pengenalan ruang 11.30- SDA SDA


dan fasilitas ruang 14.00 hari
rawat inap keempat

11 Pengetahuan 11.30- SDA SDA

47
tehnik dan 14.00 hari
tindakan kelima
pelayanan pasien
di ruang rawat inap

13 Evaluasi 09.00- Tanya Dokter umum,


13.00 hari jawab Koordinator di poli
Ke enam kebidanan dan
kandungan,Koordinator
VK IGD,Koordinator
ruang bersalin dan rawat
inap

48
BAB 12

PERTEMUAN / RAPAT

12.1 Rapat Rutin Triwulan


Forum rapat rutin triwulan dilakukan oleh Ketua Tim PONEK dengan
semua anggota tim. Di forum rapat bulanan ini dibahas berbagai
permasalahan yang terjadi dalam layanan maternal dan neonatal di rumah
sakit.Layanana maternal dan neonatal yang dimaksud meliputi layanan
maternal dan neonatal di rawat jalan, rawat inap dan unit terkait lainnya.

12.2 Rapat Insidentil


Rapat insidentil dilakukan apabila ada permasalahan yang perlu segera
dibahas dan diselesaikan, baik terkait layanan maupun permasalahan
lainnya.Rapat insidentil juga dapat dilakukan sebagai sarana sosialisasi dan
koordinasi apabila diperlukan.

49
BAB 13

PELAPORAN

13.1 Pengertian
Pelaporan merupakan system atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian
pelayanan maternal dan neonatal

13.2 Jenis laporan


13.2.1 Laporan Harian
Laporan harian dibuat oleh sekretaris Tim PONEK dalam hal ini
dapat dilimpahkan kepadabidan penanggung jawab shift jaga.
Laporan yang dibuat dalam bentuk sensus harian unit VK KIA,
yang meliputi :
a. Data pasien dengan tindakan di kamar bersalin
b. Data Ibu bersalin yang meninggal
c. Data bayi baru lahir yang meninggal
d. Data kelahiran/partus
e. Data pasien dengan pemakaian kontrasepsi
f. Data pemberian imunisasi pada BBL
g. Jumlah kejadian infeksi pasca operasi
h. Jumlah pemakaian BHP (Bahan Habis Pakai)
i. Laporan audit maternal perinatal

13.2.2 Laporan Bulanan


Laporan yang dibuat oleh Ketua Tim PONEK. Laporan ini ada 2,
yaitu :
a. Laporan Internal adalah laporan yang dibuat oleh Koordinator
Tim PONEK dan diserahkan ke manajemen rumah sakit

50
1) Laporan jumlah kunjungan pasien di Poli obsgyn
2) 10 besar diagnose di poli obsgyn
3) Daftar tindakan di poli obsgyn dari yang terbesar
4) Jumlah tindakan di kamar bersalin dalam 1 bulan
5) Jenis tindakan di kamar bersalin sesuai dengan jenis
layanan dan indikasi serta pembiayaan
6) Layanan imunisasi
7) Layanan KB
8) Monitoring Evaluasi Bidan
9) Laporan SPM VK KIA
10) Laporan jadwal jaga bidan
11) Laporan rapat internal bulanan bidan
12) Laporan kegiatan kebidanan
13) Laporan kegiatan perinatologi
14) Laporan kegiatan KB
15) Laporan Audit Maternal Perinatal Intenal

b. Laporan Eksternal adalah laporan yang dibuat oleh Koordinator


Tim PONEK dan diserahkan ke luar RS sesuai dengan jenis
laporan dan tanggal yang telah disepakati
1) Laporan Persalinan
2) Laporan persalinan dengan resiko tinggi
3) Laporan Ibu hamil
4) Laporan ibu hamil dengan resiko tinggi
5) Laporan ibu nifas
6) Laporan cakupan layanan KB
7) Laporan neonatal/BBL
8) Laporan kematian ibu
9) Laporan kematian bayi
10) Laporan kasus IUFD
11) Laporan Kasus Kekerasan terhadap perempuan dan anak

51
12) Laporan cakupan layanan imunisasi

13.2.3 Laporan Triwulan


a. Laporan Audit Maternal Perinatal
b. Laporan SPM

13.2.4 Laporan Tahunan


a. Laporan program kerja
b. Laporan evaluasi program kerja
c. Laporan tahunan pelayanan VK KIA
d. Laporan Audit Maternal Perinatal

52
DAFTAR PUSTAKA

Essential Neonatal Care, Protocol for Physicians, First Edition, 2007

Instrumen Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit (Edisi I), Komisi Akreditasi
Rumah Sakit, 2011.

Kebijakan dan Stategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia, Jakarta, 2005

Modul On the Job Training Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi


Komprehensif, JNPK-KR, 2007

Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi, Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2012

Pedoman Pelaksanaan dan Penilaian Perlindungan Ibu dan Bayi Secara Terpadu
Paripurna Menuju Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi, Departemen Kesehatan
RI,2001

Pedoman Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal di Tingkat Kabupaten/Kota,


Departemen Kesehatan RI, 2006

Pedoman Teknis Audit Maternal-Perinatal di Tingkat Kabupaten/Kota,


Departemen Kesehatan RI, 2007

Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif


(PONEK) 24 jam di Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik,
Departemen Kesehatan RI tahun 2008

53
54

Anda mungkin juga menyukai