Pendahuluan
Pada masa remaja sering terjadi peralihan yang menimbulkan gejolak. Selama masa remaja,
anak pasti mengalami masa puber dimana seluruh tubuh mengalami berbagai perubahan mulai
dari bagian luar hingga bagian dalam tubuh serta struktur tubuh maupun fungsinya. Ketika
remaja mengalami masa puber maka remaja harus dapat mengontrol diri di lingkungan keluarga,
sekolah, teman sebaya serta masyarakat. Jika perilaku remaja bertentangan dengan nilai etika
dalam masyarakat, maka remaja akan dianggap memiliki karakter yang buruk. Ada berbagai hal
pemicu yang membuat terjadinya perubahan karakter anak dijenjang remaja terlebih khusus di
masa pandemi covid-19 saat ini.1 Akhir tahun 2019, seluruh masyarakat di dunia dihebohkan
oleh berita mengenai Covid-19 atau biasa disebut corona virus. Di Indonesia sendiri,
pemberitahuan untuk belajar, bekerja serta beribadah dari rumah telah dilaksanakan sejak bulan
Maret 2020. Bulan Juli 2020 telah diberlakukan era New Normal sehingga beberapa tempat telah
dibuka kembali, hanya saja hingga sampai saat ini beberapa sekolah masih belum bisa dibuka
kembali secara khusus di SMPN 1 Pamona Barat mengingat situasi yang masih belum
memungkinkan. sehingga sekolah memutuskan untuk tetap melaksanakan pembelajaran daring.2
Metode pembelajaran daring memang cukup baik mengingat situasi yang ada. Akan tetapi,
metode tersebut memberi beberapa dampak seperti dampak positif yakni siswa dapat
membantu orangtua bekerja di rumah, proses pembelajaran di lakukan daring, siswa dapat
membedahkan dan mengetahui, bagaimana proses pembelajaran pada waktu keadaan New
Normal dan di waktu pandemi covid-19 seperti sekarang, siswa di ajar lebih bijak menggunakan
waktu yang ada untuk mengerjakan Tugas walaupun di sibukan oleh berbagai kesibukan serta
siswa di ajar untuk taat pada protokol kesehatan yang sedang di berlakukan pemerintah.
Disamping dampak positif, ada juga dampak negatifnya yakni siswa mengalami penurunan
kesehatan mental dan psikis, siswa menjadi bosan dan jenuh dengan proses pembelajaran daring,
1
Syafni Ermayulis, 2020. https://www.stit-alkifayahriau.ac.id/penerapan-sistem-
pembelajaran-daring-dan-luring-di-tengah-pandemi-covid-19/ (diakses 05 Februari, Pukul 20.22)
2
Aprista Ristyawati, “Efektivitas Kebijakan Pembatasan Sosial Beskala Besar Dalam Masa
Pandemi Corona Virus 2019 Oleh Pemerintah Sesuai Amanat UUD NRI Tahun 1945”, Journal
Adminstrative Law & Governance. Vol. 3. No.2. Juni 2020, h.241.
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/view/7989 (diakses 04 Februari 2021)
hubungan antara anak didik dan guru menjadi renggang karna tidak bertatapan langsung dalam
proses pembelajaran, akibat pengaruh lingkungan dan situasi pandemi Covid-19 siswa menjadi
pemalas,tidak kreatif,serta memiliki perilaku seperti anak yang tidak berpendidikan, siswa
memiliki keinginan putus sekolah, dan menikah di usia dini karena jenuh dengan pembelajaran
yang di laksanakan secara daring, siswa menjadi pembohong,memiliki perilaku dan karakter
yang tidak terpuji.3
Terjadinya perubahan karakter di kalangan remaja pada masa pandemi covid-19 sebagai
dampak negative dari pembelajaran daring menuntut adanya perang guru. terutama guru
Pendidikan Agama Kristen harus mampu membentuk karakter remaja melalui mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen sesuai dengan harapan.4 Oleh karena itu penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian di SMPN 1 Pamona Barat dengan harapan bahwa kehadiran PAK harus
lebih mampu membimbing, membantu untuk kembali membentuk karakter peserta didik.
2. Metode
Metode penelitian yang digunaka oleh peneliti tercakup dalam dua desain yakni
penelitian kepustakaan serta penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian
kepustakaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui teori apa saja yang relefan terkait topik
yang diangkat oleh penulis serta dapat membantu penulis ketika melaksanakan proses penelitian.
Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif juga dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setingg sosial atau di maksudkan untuk eksplorasi dan
klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang di teliti antara fenomena yang
di uji.5 Dalam kegiatan analisis peneliti menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT
merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi data yang ditemukan sehingga
memperoleh hasil yang baik.
3
Wahyu Ajie Fatma Dewi, “Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di sekolah’’, Jurnal
ilmiah Pendidikan, Vol. 2 No. 1. Tahun 2020, hlm. 57.
4
Data hasil observasi online terhadap guru kelas VII,VIII,IX. SMPN 1Pamona Barat, 2021.
5
https://id.wikipedia,org/wiki/penelitian_deskriptif, diakses 8 juni 2021.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Pengertian Pendidikan secara umum
Perluasan ranah pengetahuan disebut dengan pendidikan atau pembelajaran. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 Bab Pertama menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses interaksi
peserta didik dengan guru serta sumber belajar pada lingkungan belajar. 6 Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa, ketika seorang guru melakukan proses interaksi dengan siswanya maka hal
tersebut adalah sebuah pembelajaran. Dalam proses interaksi peranan guru lebih besar, sebab
ia adalah orang dewasa yang memiliki pengalaman pengetahuan dan keterampilan yang
lebih.7 Pendidikan dapat disebut sebagai usaha untuk membimbing siswa. Sehingga dapat
dikatakan bahwapendidikan merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa bahkan
usaha membimbing siswa untuk membawa suatu perubahan guna tercapainya suatu tujuan
pendidikan.
6
Pemerintah republic Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. (Jakarta:
Sinar Grafika, 2009), 5
7
Nana Saodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),3
8
Rantung, Djoys Anneke. Pendidikan Agama Kristen dalam Kehidupan Masyarakat Majemuk. (Yogyakarta:
Lintang Rasi Aksara Books, 2017), 6
Allah disurga. Apa yang Yesus ajarkan juga selalu Ia praktekkan dalam kehidupan-Nya.
Totalitas kehidupan Yesus ialah pengajaran itu sendiri. Artinya, mulai dari kelahiran,
karya-karyanya sampai Ia mati di kayu salib, itu semua merupakan pengajarannya.
C. Tinjauan Pendidikan Agama Kristen
10
Moh Yamin, Menggugat Pendidikan Indonesia, (Yogyakarta: ar-Ruzz Media, 2009), cet. Ke-1, 54.
pelestari pendidikan juga berfungsi sebagai alat transformasi agar segera beradaptasi
dengan perubahan social yang sedang terjadi. Tentu dalam hal ini tanpa
meninggalkan karakter baik pada masyarakat itu sendiri. Pembangunan karakter
ialah usaha penting yang bisa diberikan bagi manusia. Sistem pendidikan yang benar
ialah yang memiliki tujuan membangun karakter.
2. Peran Guru dalam Pendidikan Karakter
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan karakter
manusia di rasa tidak penting atau tidak di perhatikan, sehinggah di perlukan peran
guru agama kristen dalam membentuk karakter siswa. Perkembangan terus terjadi tanpa
memperhatikan etika, moral,serta karaakter manusia. Sehingga peran guru pendidikan
agama kristen ialah mengontrol siswa yang terbawa arus oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Peran guru harus sangat serius sehinggah bisa menghasilkan
siswa yang baik dan terpuji. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun
perubahan zaman, bukanlah alasan bagi guru untuk tidak mengajarkan pendidikan agama
kristen serta melaksanakan perannya sebagai guru yang di percayakan oleh Allah untuk
mendidik dan membentuk karakter siswa.
Perilaku menyimpang yang setiap hari mempengaruhi siswa terutama di kalangan
remaja, ialah kekerasan, ketidak sopanan, penyala gunaan obat terlarang, serta
perkelahian,mempunyai maksud yang sama yaitu tidak adanya karakter baik sehingga hal
ini memang harus menjadi perhatian guru pendidikan agama kristen sebagai dasar dari
pendidikan karakter. Guru pendidikan agama kristen tidak bisa mengabaikan perannya
sebagai guru yang mempunyai tanggung jawab membentuk karakter siswa. Bukan
sekedar mengajar, tetapi juga membarikan kotribusi berharga yaitu dengan
membentuk siswa. Ada begitu banyak faktor yang bisa membentuk karakter siswa,
seperti kondisi para siswa, tersedianya sarana, prasarana, metode belajar, serta peran
guru. Dari faktor tersebut guru merupakan komponen penting yang harus menjadi
perhatian. Ini berarti bahwa guru mempunyai peran dan pegaruh yang dominan untuk
membentuk karakter siswa. Guru harus dapat menjadi teladan bagi siswa sehingga apa
yang di ajarkan dapat memberi pengaruh terhadap pembentukan karakter.
E. Tinjauan Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi
dewasa”. usia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-21 tahun. Remaja mempunyai
keragaman yang tinggi dimana perkembanagan gaya hidup, status sosial ekonomi,
jenis kelamin, sejarah, kultur, serta etnis, mencerminkan perjalanan hidup mereka.11 Masa
remaja ialah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja ialah
masa yang rentan terhadap berbagai masalah. Masa remaja juga merupakan masa
kebimbangan. Oleh sebab itu, remaja perlu mendapatkan pendidikan yang memadai dari
berbagai pihak.
2. Tahap perkembangan Masa Remaja
Ada tiga tahap masa remaja, yaitu:12
1) Masa remaja awal (10-12 tahun)
a. Ingin lebih dekat dengan teman sebaya
b. Menyukai kebebasan
c. mulai memperhatikan keadaan tubuhnya dani berpikir serta berkhayal
2) Masa remaja tengah (13-15 tahun)
a. Ingin mencari identitas diri
b. Memiliki keinginan untuk berpacaran atau tertarik dengan lawan jenis
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam
d. Kemampuan berkhayal makin berkembang mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan seksual
3) Masa remaja akhir (16-19 tahun)
a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
b. Lebih selektif dalam mencari teman
c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta
e. Berfikir khayal atau abstrak
11
12
f. Mencoba hal baru
g. Emosi yang labil
3. Ciri-ciri remaja
Menurut (Hurlock 2004 dalam Alkatiri 2017) masa remaja memiliki ciri tertentu
seperti berikut ini:
a. Periode penting
Di masa ini, berkembangnya fisik secara cepat mengakibatkan diperlunya
pembentukan sikap, nilai dan minat yang baru. Masa remaja dianggap sebagai
periode yang penting karena semua perubahan yang terjadi akan memberi efek janka
panjang.
b. Periode peralihan
masa remaja ialah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Seorang remaja bukan lagi anak-anak tetapi juga bukan orang dewasa. Peralihan
bukan berubah dari yang sudah terjadi sebelumnya tetapi peralihan dari satu tahap ke
tahap perkembangan selanjutnya.
c. Periode perubahan
Pada masa ini terjadi banyak hal di bandingkan masa-masa lain. Perubahan itu
seperti perubahan emosi yang sulit untuk dikontrol, minat dan peran yang bisa
menimbulkan masalah, perubahan minat serta perilaku bisa mengakibatkan
perubahan nilai-nilai. Serta terjadi perubahan sikap yang menuntut kebebasan tanpa
tanggung jawab.
d. Usia bermasalah
Pada masa ini, laki-laki atapun perempuan yang susah untuk diatasi sesuai dengan
cara mereka sehingga kebanyakan remaja menjadi sadar bahwa penyelesaian masalah
tidak bisa selalu sesuai dengan keinginan mereka.
e. Pencarian identitas
Pada masa ini, remaja masih dalam tahap pencarian identitas dengan tujuan bisa
diakui baik oleh teman sebaya maupun lingkungan pergaulan.
f. Usia yang menimbulkan ketakutan
Ketika anak memasuki masa remaja, orang tua menjadi lebih takut dan khawatir hal
ini diakibatkan karena kebanyakan remaja tidak bisa dipercaya, cenderung merusak
serta berperilaku buruk.
g. Masa yang tidak realistic
Seorang remaja lebih memandang dirinya maupun orang lain seperti apa yang
mereka ingnkan, terutama perihal cita-cita. Hal tersebut menyebabkan banyak remaja
menjadi marah serta kecewa ketika sesuatu tidak terjadi sesuai dengan apa yang
mereka inginkan.