Anda di halaman 1dari 2

Pidato Agama Islam

Tentang Kemuliaan Wanita

Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan
'abduhuu wa rasuuluhu laa nabiyya ba'dah, ammaa ba'du. Pertama-tama, marilah kita
panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya
juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini. Serta kita bisa bersilaturahim, bertatap muka di
majlis yang mulia ini dalam keadaan aman fi amanillah, sehat wal afiat. Mudah-mudaham
setiap derap langkah bisa membuahkan pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus dosa
dan pengangkat derajat di hadapan Allah Swt.
Tak lupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi'in, tabiut tabiahum, kepada kita
semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikannya sebagai
uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.
Bapak, Ibu yang dirahmati Allah, Sesungguhnya agama Islam sangat memuliakan dan
mengagungkan kedudukan kaum perempuan, dengan menyamakan mereka dengan kaum
laki-laki dalam mayoritas hukum-hukum syariat, dalam kewajiban bertauhid kepada Allah,
menyempurnakan keimanan, dalam pahala dan siksaan, serta keumuman anjuran dan
larangan dalam Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
ْ ‫ت ِم ْن َذ َك ٍر َأوْ ُأ ْنثَى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَُأولَِئكَ يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ َوال ي‬
{‫ُظلَ ُمونَ نَقِيرًا‬ ِ ‫} َو َم ْن يَ ْع َملْ ِمنَ الصَّالِ َحا‬
[Wa may ya'mal minaṣ-ṣāliḥāti min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa ulā`ika
yadkhulụnal-jannata wa lā yuẓlamụna naqīrā]
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang
dia orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak
dianiaya walau sedikitpun” (QS an-Nisaa’:124).
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
{ َ‫صالِحا ً ِم ْن َذ َك ٍر َأوْ ُأ ْنثَى َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهُ َحيَاةً طَيِّبَةً َولَنَجْ ِزيَنَّهُ ْم َأجْ َرهُ ْم بَِأحْ َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬
َ ‫} َم ْن َع ِم َل‬
[Man 'amila ṣāliḥam min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa lanuḥyiyannahụ ḥayātan
ṭayyibah, wa lanajziyannahum ajrahum bi`aḥsani mā kānụ ya'malụn]
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
(di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl:97).
Syaikh Shaleh al-Fauzan berkata, “Wanita muslimah memiliki kedudukan (yang agung)
dalam Islam, sehingga disandarkan kepadanya banyak tugas (yang mulia dalam Islam). Oleh
karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  selalu menyampaikan nasehat-nasehat yang
khusus bagi kaum wanita, bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan wasiat
khusus tentang wanita dalam kutbah beliau di Arafah (ketika haji wada’).
Tugas dan peran penting Wanita
Agungnya tugas dan peran wanita ini terlihat jelas pada kedudukannya sebagai pendidik
pertama dan utama generasi muda Islam, yang dengan memberikan bimbingan yang baik
bagi mereka, berarti telah mengusahakan perbaikan besar bagi masyarakat dan umat Islam.
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata, “Sesungguhnya kaum wanita
memiliki peran yang agung dan penting dalam upaya memperbaiki (kondisi) masyarakat, hal
ini dikarenakan (upaya) memperbaiki (kondisi) masyarakat itu ditempuh dari dua sisi:
– Yang pertama: perbaikan (kondisi) di luar (rumah), yang dilakukan di pasar, mesjid dan
tempat-tempat lainnya di luar (rumah). Yang perbaikan ini didominasi oleh kaum laki-laki,
karena merekalah orang-orang yang beraktifitas di luar (rumah).
– Yang kedua: perbaikan di balik dinding (di dalam rumah), yang ini dilakukan di dalam
rumah. Tugas (mulia) ini umumnya disandarkan kepada kaum wanita, karena merekalah
pemimpin/pendidik di dalam rumah, sebagaimana firman Allah Ta’ala kepada istri-istri Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
َّ ‫ َوَأقِ ْمنَ ال‬،‫َوقَرْ نَ فِي بُيُوتِ ُك َّن َواَل تَبَرَّجْ نَ تَبَرُّ َج ْال َجا ِهلِيَّ ِة اُأْلولَى‬
َ ‫ ِإنَّ َما ي ُِري ُد هَّللا ُ لِي ُْذ ِه‬،ُ‫صاَل ةَ َوَآتِينَ ال َّز َكاةَ َوَأ ِط ْعنَ هَّللا َ َو َرسُولَه‬
{‫ب‬
‫َط ِهيرًا‬ ْ ‫ت َويُطَهِّ َر ُك ْم ت‬ِ ‫س َأ ْه َل ْالبَ ْي‬َ ْ‫} َع ْن ُك ُم الرِّج‬
[Wa qarna fī buyụtikunna wa lā tabarrajna tabarrujal-jāhiliyyatil-ụlā wa aqimnaṣ-ṣalāta wa
ātīnaz-zakāta wa aṭi'nallāha wa rasụlah, innamā yurīdullāhu liyuż-hiba 'angkumur-rijsa
ahlal-baiti wa yuṭahhirakum taṭ-hīrā]
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (QS al-Ahzaab:33).
Oleh karena itu, tidak salah jika sekiranya kita mengatakan: bahwa sesungguhnya kebaikan
separuh atau bahkan lebih dari (jumlah) masyarakat disandarkan kepada kaum wanita.
Demikianlah pidato yang singkat ini. Semoga ceramah tentang kemuliaan wanita ini
bermanfaat, dan jika ada kesalahan, maka hal itu karena khilaf dan kebodohan ilmu saya.
Mohon maaf atas segala kekurangannya.
Bilahit taufiq wal hidayah. wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.

Anda mungkin juga menyukai