Abstrak
Kata Kunci: Kritik, worldview Barat, urgensi, worldview Islam, era disrupsi
1
PENDAHULUAN
2
Elemen terkecil dari suatu peradaban adalah manusia. Manusia sejatinya
memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda, dimana pandangan hidup
(worldview) itu lahir dari proses pengalaman hidup dan tradisi intelektual yang
panjang1. Peradaban Barat memiliki worldview yang cenderung identik dengan
rasionalisme, empirisme, dan sekularisme yang memisahkan antara agama dan
negara. Sedangkan worldview Islam bersumber pada wahyu yang diperkuat oleh
agama dan didukung oleh prinsip akal dan intuisi (Hasan, 2014). Oleh karena itu,
worldview Islam memiliki karakteristik yang konsisten, permanen, kokoh, dan
sempurna sejak awal terbentuknya. Dari pemaparan singkat di atas, terdapat
beberapa rumusan masalah yang akan dikaji dalam artikel ini. Ini menitikberatkan
pada kritik terhadap lemahnya konsep worldview Barat dan bagaimana worldview
Islam dan urgensinya di era disrupsi ini.
3
alam untuk memenuhi nafsunya tanpa memperhatikan dampaknya. Akibatnya,
hubungan manusia dengan alam menjadi tidak harmonis dan tidak seimbang.
1. Berasaskan akal dan panca indera sebagai sumber utama ilmu pengetahuan.
Lebih jauh, worldview Barat menolak wahyu sebagai sumber utama ilmu
pengetahuan dan menepis unsur spiritualitas dalam ranah ilmu pengetahuan,
sehingga ilmu pengetahuan yang berkembang jauh dari keterlibatan agama.
2. Worldview Barat bersifat antroposentrisme (Setiawan et al. 2013) yang
menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta dan
4
lingkungan. Hal ini membuat alam menjadi unsur sekunder untuk memenuhi
nafsu manusia yang seringkali mengeksploitasi alam tanpa tanggung jawab.
3. Worldview Barat bersifat rasional, terbuka, dan selalu berubah. Akibatnya,
sulit menetapkan parameter untuk menentukan kadar suatu hal karena
worldview Barat tidak stabil dan permanen.
4. Objek kajian worldview Barat hanya terbatas pada tata nilai masyarakat.
Maka tidak heran, jika peradaban Barat hanya terfokus pada kesejahteraan
dan kebahagiaan manusia di dunia tanpa memperhatikan aspek spiritualitas
yang mendukung.
5. Cenderung mengarah kepada sekularisme yang berusaha untuk memisahkan
antara urusan agama dan dunia. Hal ini mengakibatkan manusia mengalami
lepas kendali dan kontrol karena tidak ada aturan agama yang menjaga dan
mengikatnya untuk menjadi manusia berkualitas.
Dalam agama Islam, istilah worldview tidak lain adalah apa yang disebut
aqidah itu sendiri. Aqidah menjadi alat untuk meluruskan hati dan segala perilaku
yang terpancar dalam diri manusia. Worldview Islam bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah yang diolah secara intensif melalui tradisi intelektual yang panjang,
sehingga worldview Islam tidak bisa dipengaruhi dan diruntuhkan oleh sistem dan
worldview yang lain (Kholid Muslih 2018). Hal ini karena sifat worldview Islam
yang konsisten, permanen, dan tidak bisa berubah.
1. Bersifat rabbani, yang artinya berasal dari Tuhan sehingga dapat disebut juga
sebagai visi ilahi. Inilah karakteristik mendasar yang membedakan worldview
Islam dengan worldview lainnya. Worldview Islam bersumber pada wahyu
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sumber ilmu
pengetahuan yang utama.
2
Nur Hasan, Kritik Islamic Worldview Syed Muhammad Naquib al-Attas terhadap Western
Worldview, (MARAJI’: JURNAL STUDI KEISLAMAN: Volume 1, 2014)
5
2. Worldview Islam bersifat konstan, permanen, dan tidak berubah. Esensi dari
worldview Islam ini senantiasa relevan dengan ruang gerak zaman dan
peradaban sehingga dapat diimplementasikan sepanjang zaman.
3. Universal dan komprehensif, dimana segala prinsip dan ajarannya mencakup
segala aspek kehidupan dalam setiap tatanan masyarakat. Sehingga manusia
terikat dalam sebuah aturan agama yang mengantarkannya menjadi insan
kamil (manusia yang berkualitas).
4. Pendekatan worldview Islam adalah tauhid, yang merupakan karakteristik
paling mendasar dari pandangan hidup Islam.
5. Worldview Islam memaknai realitas dan kebenaran berdasarkan kajian
metafisika terhadap dunia yang nampak (visible world) dan dunia yang tidak
nampak (invisible world).
6
lemahnya doktrin dan ajaran agama Kristen dalam menghadapi masyarakat Barat
yang majemuk dan sekuler.
Lain halnya dengan worldview Barat yang disisipi oleh aspek sekularisasi
yang mengikis dan menghilangkan hubungan simbolis manusia dengan alam.
Worldview Barat yang berisi sekularisasi dan cenderung mengacu pada
antroposentrisme mendorong manusia untuk melakukan segala macam
kezhaliman, kemusnahan, dan kerusakan di atas muka bumi (Pratiwi 2020) . Hal
ini dikarenakan antroposentrisme berpusat pada pemenuhan kebutuhan manusia
dengan menjadikan alam korban eksploitasi keanekaragaman hayati dan non-
hayati. Paham-paham ekstrem tersebut menjadikan manusia menuhankan dirinya
untuk kemudian berlaku tidak adil terhadap alam.
3
Muhafizah. Penciptaan Alam Semesta Dalam Al-Qur’an Dan Tanakh (Yahudi): Pendekatan
Intertekstualitas Julia Kristeva (Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Volume 1, 2021)
7
keagamaan dalam bidang hukum dan pemerintahan. Kekuasaan politik juga
didasarkan atas kuasa ilahi dan kuasa Rasulullah sebagai pemimpin agama dan
negara adalah refleksi dari kuasa Allah. Rasulullah juga sudah mencontohkan
dirinya sebagai pemimpin negara dengan tetap menegakkan syari’at-syari’at
Islam. Hal ini juga dilakukan oleh Khulafa’ur Rasyidin yang memimpin
setelahnya yang memiliki kebijaksanaan dan kearifan tinggi dalam
mengkolaborasi nilai Islam dan politik.
8
ruang kepada manusia untuk beranggapan bahwa tidak ada nilai yang suci dan
kekal sepanjang masa.
“Pemabaratan adalah istilah yang digunakan oleh para orientalis Barat untuk
menyebut garis perjuangan yang ditempuh pleh kekuatan-kekuatan yang
9
mengendalikan poitik luar negeri untuk menyeret umat Islam kepada paham dan
peradaban Barat. Kekuatan itu senantiasa mengeluarkan kaum muslimin dari
lingkup keislaman untuk dimasukan pada sistem mereka yang akhirnya akan
meleburkan kaum muslimin dalam cetakan Barat. Sasarannya ialah
menyimpangkan Islam dari tujuan pokoknya dengan jalan menyusupkan unsur
Barat kedalamnya”.
10
menanamkan aqidah Islam sebagaimana pandangan juga pola pikir Islam dan
akhlak pada tiap-tiap umat muslim terlebihnya generasi muda sebagai penerus.
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Nur, Ihsan Jamal, Amir Reza, Kusuma Mohammad, Djaya Aji, Bima Sakti,
and Alif Rahmadi. 2022. “WORLDVIEW SEBAGAI LANDASAN SAINS
DAN FILSAFAT :” 17 (1): 31–61.
12
Disrupsi” 5: 153–61.
13