Anda di halaman 1dari 3

4.

9 Analisis Sistem Transportasi

4.9.1 Pertimbangan Pola Pikir Analisis Tranportasi

Transportasi dapat didefinisikan sebagai pergerakan barang dan orang dari suatu titik asal
(origin) ke suatu titik tujuan (destination). Ada empat komponen transportasi yaitu ketersediaan
sarana transportasi, ketersediaan mobil sebagai moda transportasi, ketersediaan jalan yang dapat
dilalui, dan ketersediaan terminal. Proses transportasi adalah perjalanan dari titik asal, saat
kegiatan transportasi dimulai, ke titik tujuan, di ia mana berakhir. Adapun yang menjadi acuan
pada analisis ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Angkutan Jalan, dan Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 88 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Penumpang Umum Pada Kawasan Strategis Nasional.

4.9.2 Sistem Pergerakan

Transportasi darat menyumbang sebagian besar pergerakan transportasi. Terdapat sarana


dan prasarana berupa jaringan jalan, angkutan umum, dan terminal untuk mendukung mobilitas
darat. Dalam BWP, pola pergerakan transportasi adalah sebagai berikut: Senduro merupakan
pergerakan di wilayah tenggara Kecamatan Senduro, dengan pola Desa Kandangan, Desa
Pandansari, Desa Senduro, dan Desa Kandang Tepus. Sebaran prasarana penunjang kegiatan
perkotaan, seperti perdagangan, pendidikan, dan fasilitas perkantoran, berdampak pada pola
perjalanan. Pola pergerakan yang tampak signifikan pada periode tertentu terjadi pada pagi,
siang, dan hari besar keagamaan. Orang-orang memulai aktivitasnya di pagi hari, seperti bekerja,
sekolah, dan sebagainya; di sore hari, orang-orang memulai aktivitasnya, seperti sekolah dan
bekerja.

Baik pada pagi hari maupun pada siang hari terdapat pola pergerakan berupa
perdagangan dan jasa dari pasar Senduro menuju jalan Serma Dohir/kawasan Karanganom-
Senduro. Agar pola pergerakannya mendominasi, pasar senduro menjadi akses utama untuk
menuju BWP Senduro atau berangkat dari BWP Senduro. Perpindahan barang ke pusat
perdagangan daerah, perpindahan barang keluar BWP untuk pemasaran produk, dan perpindahan
orang keluar BWP untuk pemasaran produk merupakan tiga jenis mobilitas di BWP Senduro.

4.9.3 Jaringan Jalan


Sistem jaringan jalan dibagi menjadi tiga tingkatan: nasional, provinsi, dan kabupaten.
BWP Senduro merupakan jaringan jalan eksterior yang menghubungkan kawasan perencanaan
dengan pusat Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Kawasan perencanaan berfungsi
sebagai Pusat Pelayanan Daerah (PPK) Kecamatan Senduro yang menyediakan sarana dan
prasarana penunjang operasional di tingkat kecamatan atau desa. Akibatnya, baik gerakan lokal
internal maupun eksternal sering terjadi di wilayah perencanaan.

Jaringan jalan BWP Senduro terdiri dari jalan kolektor primer, jalan lokal, jalan primer
lokal dan jalan lingkungan. Jalan Kolektor merupakan jalan yang terhubung dengan Kecamatan
Senduro. Ruas jalan yang berjenjang ini adalah ruas senduro - tepus, ruas sarikemuning -
senduro, ruas sangkar tepus - kayu bagus, ruas kayu bagus - argosari, ruas sangkar tepus - kayu
bagus, ruas kayu bagus - argosari dan lain-lain . Sedangkan jalan lokal primer adalah pada ruas
sangkar tepus - glagaharum, bagian sangkar tepus - dusun darungan, bagian sangkar tepus -
sarikemuning dan lain-lain. Jalan lingkungan terdapat di bagian desa Pandansari, bagian kandang
Tepus, bagian desa kandang dan lain-lain.

4.9.4 Moda Angkutan Umum

Angkutan umum merupakan Kendaraan atau moda transportasi yang mengangkut orang
atau barang dari suatu tempat ke tempat lain secara umum dengan dikenakan tariff tertentu
(Warpani, 2002). Angkutan umum yang ada di Bagian Wilayah Perencanaan Senduro
merupakan angkutan umum perdesaan berupa bus mini yang dimiliki oleh individu. Sedangkan
terminal penumpang yaitu melayani pergerakan bus antar kota dan taksi dengan skala pergerakan
antar kota dalam propinsi serta di dukung oleh beberapa sub terminal yang melayani pergerakan
angkutan umum serta angkutan barang terletak di Kecamatan Lumajang, sehingga BWP Senduro
tidak memiliki terminal.

Angkutan umum yang ada di Bagian Wilayah Perencanaan Senduro memiliki variasi
yang cukup rendah. Angkutan umum yang ada yaitu angkutan desa sekitar 21 armada berupa
mini bus milik pribadi. Angkutan umum yang ada di Bagian Wilayah Perencanaan Senduro
kurang diminati oleh masyarakat dikarenakan jumlah penumpang yang cukup sedikit. Hal ini
disebabkan karena masyarakat Bagian Wilayah Perencanaan Senduro lebih memilih kendaraan
pribadi untuk beraktivitas. Jika pertumbuhan penduduk positif dan angka pengguna kendaraan
pribadi terus meningkat, maka hal ini tentu akan menimbulkan masalah kemacetan karena
banyaknya volume kendaraan yang melintasi jalan di Bagian Wilayah Perencanaan Kecamatan
Senduro.

Ada angkutan pedesaan di Wilayah Perencanaan Senduro, tetapi tidak berfungsi secara
efisien karena tidak ada penumpang yang memanfaatkannya, dan penumpang yang memiliki
tujuan di luar Kecamatan Senduro dapat mengakibatkan biaya bahan bakar yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, pemerintah harus mampu mengelola angkutan umum pedesaan ini dengan baik,
serta mendanai fasilitas shelter dan sosialisasi kepada masyarakat, untuk menarik minat
masyarakat, khususnya di Wilayah Perencanaan Senduro.

4.9.5 Parkir

Parkir merupakan kebutuhan bagi pemilik kendaraan di kota-kota besar. Oleh karena itu,
perencanaan fasilitas parkir merupakan suatu cara penyelenggaraan fasilitas parkir kendaraan,
baik di badan jalan maupun di luar badan jalan (Departemen Perhubungan Darat, 1998). Fasilitas
parkir adalah tempat khusus dimana kendaraan dapat berhenti dalam waktu yang singkat untuk
melakukan aktivitas. Tujuan fasilitas parkir adalah untuk memberikan tempat istirahat kendaraan
sekaligus membantu kelancaran arus lalu lintas. Fasilitas parkir yang t erdapat di BWP
Kecamatan Senduro antara lain parkir Badan Jalan on street dan parkir luar badan jalan yang
terdapat di kantor kecamatan, area sekitar Pura Mandhagiri, dan area fasilitas umum lainnya

Anda mungkin juga menyukai