Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 5

IMPLEMENTASI SEKTOR PUBLIK DALAM BIDANG DISTRIBUSI


PENDAPATAN DI THAILAND : PENGENTASAN KEMISKINAN DAN
KETIMPANGAN PENDAPATAN

Motivasi Pemerintah Thailand dalam Bidang Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan menjadi suatu hal yang penting bagi suatu negara, selain income secara
umum sebagai cerminan kesejahteraan ekonomi suatu negara. Distribusi pendapatan
berkaitan dengan persoalan ekonomi lainnya, seperti kemiskinan dan ketimpangan.

Pertumbuhan ekonomi di Thailand memang semakin membaik, namun hanya memusat di


Bangkok saja (Phongpaichit, 2016). Sehingga, disini muncul adanya disparitas pendapatan
dan peningkatan kemiskinan yang menjadi hal kritis dalam ekonomi makro selama beberapa
tahun.

 Menurut Oxfam (2016), ketimpangan antara penduduk berpendapatan tinggi dengan


rendah Thailand termasuk tinggi di dunia setelah Rusia dan India. Gini Index di Thailand
meningkat dari 36 pada tahun 2015 menjadi 36,9 pada tahun 2016 (World Bank);
 Sementara, dari sisi tingkat kemiskinan di Thailand juga mengalami peningkatan dimana
pada tahun 2015 sebesar 7,2% menjadi 8,6% pada 2016 (World Bank);
 Sebuah studi tahun 2016 dari Thammasat University menyimpulkan bahwa 80 persen
tanah dimiliki oleh 5 persen orang terkaya, sementara Laporan Kekayaan Global Credit
Suisse menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga aset negara dikuasai oleh 1 persen
orang terkaya. 

Ketentuan Kebijakan dalam Mengentaskan Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan


di Thailand
Thailand tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dimana PBB mengadopsi 17 SDGs
pada tahun 2015 untuk mendorong pertumbuhan yang sejahtera dan berkelanjutan di setiap
negara di dunia. SDGs menetapkan tujuan yang harus dicapai setiap negara anggota pada
tahun 2030. Untuk itu, Thailand juga harus mengimplementasikannya salah satunya melalui
kebijakan untuk mengurangi proporsi orang yang hidup dalam kemiskinan dimana secara
tidak langsung juga akan mengurangi ketimpangan pendapatan antar masyarakat di negara
tersebut.

Implementasi Kebijakan dalam Menangani Masalah Distribusi Pendapatan di Thailand

Kita tahu bahwa salah satu fungsi pemerintah adalah Fungsi Distribusi. Dimana pemerintah
berperan untuk mengurus dan mengatur pemerataan distribusi pendapatan masyarakat.
Adapun implementasi kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah sebagai berikut :

Thailand mengimplementasikan Thai People Map and Analytics Platform (TPMAP)


untuk mengumpulkan data regional tentang kemiskinan. 

Kantor Badan Pengembangan Ekonomi dan Sosial Nasional dan Pusat Elektronika dan
Teknologi Komputer Nasional bermitra pada tahun 2017 untuk mengembangkan TPMAP
sebagai alat nasional untuk pengentasan kemiskinan yang lebih tepat. Platform ini
mengumpulkan data secara regional untuk menentukan program yang akan mengatasi
masalah spesifik yang dihadapi warga di wilayah tersebut. TPMAP menggunakan
“kesehatan, pendidikan, pendapatan, standar hidup dan akses ke layanan publik” untuk
mengidentifikasi siapa yang miskin, di mana mereka tinggal dan bagaimana memperbaiki
kondisi mereka. 

Thailand memberlakukan Sistem Kartu Kesejahteraan untuk mendukung warga


berpenghasilan rendah dalam upaya mengentaskan kemiskinan. 

Pada tahun 2016, pemerintah Thailand membuat sistem pendaftaran untuk mendukung


masyarakat miskin di negara itu dengan menambah pendapatan mereka melalui distribusi
kartu kesejahteraan pembayaran elektronik. Tahun itu saja, pemerintah mendistribusikan
$485 juta kepada 7,5 juta warga. Perkiraan untuk tahun 2017 diprediksi 12 juta warga
Thailand akan mendapat manfaat dari program ini. Kartu tersebut memberikan tunjangan
bulanan kepada warga yang berusia di atas 18 tahun dan berpenghasilan kurang dari 100.000
Bhat (sekitar $3.200) setiap tahun untuk digunakan pada transportasi umum dan untuk
membeli kebutuhan seperti makanan dan produk kebersihan.

Membentuk The Population and Community Development Association (PDA). 

PDA bekerja untuk mengakhiri ketidaksetaraan dan kemiskinan di Thailand. Didirikan pada


tahun 1974, PDA mulai berfokus pada pengurangan kemiskinan di daerah pedesaan lebih
khusus pada tahun 2008 ketika meluncurkan model Village Development Partnership
(VDP). PDA mengoperasikan dua proyek pembangunan di Thailand. Village Development Banks
memberikan pinjaman kepada masyarakat sedangkan Poverty Eradication Demonstration
Farm melatih masyarakat dalam bertani dan berbisnis. Sejauh ini, PDA telah meluncurkan
proyek-proyek ini di 188 sekolah pedesaan , yang berdampak pada lebih dari 100.000 orang.

Pengaruh Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Distribusi Pendapatan di Thailand

Gini Index di Thailand, 2010-2020

39.4 39.3

37.8
37.5
37 36.9
36.5 36.4
36
34.9

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : World Bank.

Poverty headcount ratio at national poverty lines (% of


population) di Thailand, 2010-2019
16.4

13.2
12.6
10.9 10.5
9.9
8.6
7.9
7.2
6.2

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : World Bank.


GDP (USD) di Thailand, 2010-2019
600000000000.000

500000000000.000

400000000000.000

300000000000.000

200000000000.000

100000000000.000

-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : World Bank.

Kelebihan dan Kelemahan dari Kebijakan Distribusi Pendapatan di Thailand

Kelebihan :

Kebijakan dilakukan dengan menerapkan kemajuan teknologi, sehingga kemungkinan besar


didapatkan data yang akurat untuk menentukan kebijakan dan distribusi bantuan yang tepat.

Kelemahan :

Membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena menerapkan teknologi dimana harus ditunjang
dengan pembangunan baik infrasruktur maupun sumber daya manusianya.

Assessments

Peran pemerintah sangatlah penting untuk mengatasi masalah distribusi pendapatan yang
kemungkinan besar tidak dapat ditangani oleh sektor swasta;

Dikarenakan penggunaan teknologi yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, diperlukan
pertimbangan yang matang agar efisien dan efektif. Beberapa pertimbangan yang mungkin
dapat diterapkan oleh pemerintah Thailand :

 Meningkatkan upah minimum secara hati-hati adalah efisien untuk mengurangi


ketimpangan ekonomi. Hal ini seperti yang dilakukan di China mempu mengurangi
ketimpangan pendapatan sebesar 10 hingga 12 persen (Howell, 2020).
 Berinvestasi lebih banyak dalam infrastruktur publik. Pekerja berpenghasilan rendah
sebagian besar bergantung pada infrastruktur publik seperti transportasi kereta api,
pasokan air, atau rumah sakit umum. Jika fasilitas tersebut semakin baik, pekerja
berpenghasilan rendah akan dapat mempertahankan hidup mereka. Berinvestasi dalam
infrastruktur publik memiliki dua keuntungan; pertama, merangsang ekonomi; kedua,
membantu mengurangi ketimpangan ekonomi (Klenert et al., 2018)
 Cara yang relatif paling efisien untuk mengurangi ketimpangan ekonomi adalah dengan
memberikan pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat. Pendidikan membantu orang
tumbuh dalam karir mereka dan yang paling penting, mereka akan dapat mengandalkan
diri mereka sendiri dalam jangka panjang. Ada bukti bahwa peningkatan pendidikan
secara signifikan mengarah pada perolehan lebih banyak uang dalam jangka panjang
(Yang et al., 2016). Hal ini juga sesuai dengan Human Capital Theory dimana pendidikan
mampu meningkatkan kemapanan ekonomi suatu negara.

Anda mungkin juga menyukai