Fade In: Scene 1
Fade In: Scene 1
Fade in
Lutfi terbangun dari tidurnya karena suara alarm yang keras, ia turun dari kasurnya dan menuju ke dapur
untuk mengambil air. Tak sengaja matanya melihat foto sebuah bangunan yang terpajang di dinding
Cut to Flashback
POV Lutfi
Longshot
Lutfi melihat ayahnya dari kejauhan sedang latihan seorang diri sebuah bangunan. Lutfi melihat medali
yg telah ayahnya raih. Ayahnya Lutfi terlihat sangat kelelahan. Ayah Lutfi beristirahat, lalu Lutfi
menghampiri ayahnya memberi minuman.
Lutfi
Pak, bapak kenapa masih berlatih silat? Memang hanya dengan silat bapak bisa menang melawan
preman diluar sana?
Bapak Lutfi
(tersenyum) Suatu hari kamu akan tau kenapa nak bla bla bla
Cut back to
Scene 2
Dikelas terlihat anak anak sedang menulis dibukunya. Sedangkan Lutfi sibuk dengan pikirannya untuk
membuat ekskul silat.
Lutfi
Guru
Iya nak
Lutfi
Bukankah dulu disekolah kita ada ekskul silat bu? apa ibu tahu kenapa ekskul silat kita diberhentikan bu?
Guru
Ah itu karena peminat dari ekskul silat disekolah kita semakin lama semakin berkurang nak. Jadi mau
tidak mau ekskul silat terpaksa kita tutup agar mengurangi pengeluaran nak. Kalau boleh tahu kamu
tahu dari mana kalau disekolah kita pernah ada ekskul silat?
Lutfi
Kebetulan bapak saya sebelum kecelakaan, beliau membina ekskul silat disekolah kifa bu.
Guru
Oh gitu ya, lalu kamu ada keperluan apa menanyakan tentang ekskul silat nak?
Lutfi
Ah saya kepikiran untuk menghidupkan kembali ekskul silat kita bu. Karena saya pikir... tidak sedikit
orang yang tidak megenal silat karena sudah terlupakan oleh besarnya arus globalisasi. Jadi saya berfikir
kenapa tidak dimulai dari menghidupkan kembali ekskul silat dari sekolah, mungkin saja ada yang
tertarik dan mulai membawa nama bela diri silat kembali berjaya seperti dulu bu.
Guru
Saya setuju denganmu nak, tapi apa boleh buat. Karena jika tidak ada peminat maka percuma saja
ekskul dibuka
Lutfi
Bu bagaimana jika ibu beri saya kesempatan untuk membuka kembali ekskul silat bu. Beri saya waktu 1
bulan untuk mengajak siswa yang berminat bu.
Guru
Maaf tapi ibu tidak bisa nak, 1 bulan itu waktu yang lama.
Lutfi
3 minggu. Beri saya waktu 3 minggu bu. Saya berjanji menghidupkan kembali ekskul silat kita bu
Guru
(berfikir, menghela nafas) baik lah ibu akan meminjamkan ruangan kesenian untuk sementara waktu.
(mencari kunci dan memberinya. Memberi kertas persyaratan). Ini persyaratan yang harus kamu oenuhi
agar ekskul dapat berjalan lagi. Dan ingat, jika selama 3 minggu kamu tidak bisa memenuhi persyaratan
ini, denganberat hati ibu akan menutup kembali ekskul silat
Lutfi
(tersenyum bahagia) baik bu, saya akan berusaha dengan baik bu agar ekskul silat dari sekolah kita
kembali harum seperti dulu bu.
Scene 3
Terlihat lutfi sedang asik mendesai poster ajakan untuk mengikuti ekskul silatnya dirumah
Scene 4
Seq.1
Lutfi sedang berjalan menuju ruang fotocopy disekolah. Ia memfotocopy brosur buatannya
Seq. 2
Lutfi membagikan brosur buatannya di depan pintu gerbang sekolah, namun hampir semua siswa
menolak brosur yang ingin diberikan lutfi. Lutfi terlihat sedih.
Seq. 3
Bersama brosur yang sama sekali belum habis, ia berjalan menuju ruang kesenian. Ia termenung
memikirkan apa yang salah.
Scene 5
Int. Rumah
Di dapur terlihat Lutfi yang sedang memainkan hpnya, ia terlihat sedang mencari “cara promosi dengan
benar” ia mengklik suatu web. Didalam web tersebut terlulis “promosikan melalui platform online”. Lutfi
terlihat berfikir. Setelah lama termenung ia pun tersenyum cerah karena telah mendapatkan suatu ide.
Scene 6
Seq. 1
Terlihat lutfi yang sedang mengikat sabuk silatnya. Lutfi terlihat sedang memperagakan cara melakukan
silat yanh sederhana.
Lutfi
Nah jika kalian ingin tahu lebih lanjut, kalian bisa menghubungi aku lewat dm atau langsung saja datang
menemuiku di ruang kesenian. Byeee
Seq. 2
Lutfi kembali membagikan brosur tapi hanua sedikit yang menerima brosur tersebut. Tapihal itu tidak
menghanguskan semangat Lutfi, ia tetap tersenyum senang.
Scene 7
Terlihat Lutfi yang sedang berlatih seorang diri. Lalu sembari istirahat, Lutfi meneguk minumannya dan
melihat keluar untuk melihat apakah ada yang datang untuk latihan. Karena sudah lama ia melihat
keluar pintu dan tidak ada yang datang, ia pun menjadi sedih dan berfikir apakah usahanya ini sia sia.
Lutfi pun mengecek total viewers tiktoknya. Karena ia melihat banyak sekali jumlah viewer video
pertamanya, ia kembali semangat. Ia berfikir untuk membuat video tiktok lagi.
Scene 8
Lutfi sedang mempersiapkan diri untuk tidur, tapi sebelum itu ia mengecek akun tiktoknya kembali. Ia
memencet video pertamanya dan ia melihat banyak sekali hate comment yang ditujukan kepadanya dan
juga hal yang sedang ia lakukan. Ia terlihat sedih. Ia pun memutuskan untuk membuka group kelasnya
untuk mengecek ada info apa untuk besok. Tapi yang ia lihat ternyata tak sesuai ekspetasinya. Ia melihat
sebuah video tiktok yang dikirimkan oleh teman sekelasnya.
Isi video
Arya
Eh Bim, lu kalau megang hp yang bener dong! Muka gua yang ganteng ga keliatan nih elah!
Bima
Eh sorry sorry
Arya
Ahahahhhaha
Cut out
Disitu terlihat Lutfi sangat ingin menangis, ia berfikr apa salahnya untuk mempromosikan silat.
Scene 9
Int. Kelas
Terlihat rizaldi sedang menscroll tiktok dan menemukan akun Lutfi. Ia pun menstalk akun tersebut.
Terlihat Rizal amat sangat tertarik dengan silat. Ia pun mencoba memperagakan silat yang di peragakan
oleh Lutfi.
Scene 10
Terlihat Rizaldi yang sedang berjalan menuju ruang kesenian. Rizaldi bertanya langsung kepada Lutfi
apakah gerakan yang ia lakukan benar. Lutfi terlihat senang karena ada yang tertarik dengan silat. Lutfi
pun mengajarkan Rizaldi. Terlihat Lutfi dan Rizaldi latihan hingga sore. Rizaldi pun meminta kertas
pendaftaran. Lutfi memberikan kertas. Rizaldi tak sengaja melihat kertas persyaratan pembukaan ekskul
yang ditutup. Matanya tertuju pada persyaratan “anggota ekskul minimal berjumlah 5 orang”. Rizaldi
pun izin pulang kepada Lutfi
Scene 11
Terlihat Rizaldi sedang mengajak teman temannya untuk mengikuti ekskul. Lalu tiba tiba Bima menarik
tangan Rizaldi
Camera follow
Bima
Sini lo ikut gue!
Bima menarik Rizaldi menuju sebuah kelas dikelas tersebut terdapat Arya yang sedang kesal.
Bima
Ini anaknya
Arya
Arya
Bima
Okee
Bima
Arya
Kan lo tau gue paling ga suka kalo ada anak yang ngebantuin si culun itu! Lagian apaan sih silat silat itu
mah udah ketinggalan zaman!
Arya terlihat ingin menonjok Rizal, tapi Rizal berhasil menghindari serangannya (bla bla bla pokoknya
intinya si Rizal menang, si Arya kesakitan karena jurus yg dikeluarkan Rizal)
Rizal
Arya
Bima terlihat tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Arya dan tetap melanjutkan live straming
Rizal
Tapi terbukti kan kalau silat itu berguna untuk melawan orang orang macam kamu ini! Dan menurutku
juga kalau kita mau mengenalkan budaya pencak silat ini dan juga mau mengembangkannya, pencak
silat ga akan kalah dengan bela diri yang lain!
Dan ingat satu lagi, apa yang kamu lakuin ini kekanakan kanakan banget Ya!
Terlihat muka Arya yang sangat kesal, dan juga Bima yang tersadar dari lamunannya l
Arya
Bima
Eh sorry sorry
Bima pun segera mematikan livestream, dan membantu Arya untuk duduk dikursi dan memberinya
minuman
Scene 10
Rizaldi
Duh, ga habis pikir aku sama jalan pikirannya si Arya. Dia pikir dengan membully dan menjelek jelekan
silat dia bakal terlihat keren apa ya?
Lutfi
Terdengar lama suara notifikasi di hp Lutfi. Lutfi yang penasaran membuka hpnya. Ia membuka notifikasi
tersebut yang ternyata berasal dari aplikasi tiktok
Terlihat banyak orang yang memfollow dirinya dan juga banyak dm yang masuk, mereka bertanya
bagaimana cara mendaftar silat dan cara melakukan silat dan lain lain. Muka Lutfi terlihat senang, tapi ia
kembali teringat bahwa ini semua berkat Rizal yang sudah dihajar oleh Arya. Ia merasa bersalah
Lutfi
Rizaldi
Gapapaa si fi, santai aja. Akujuga ga begitu babak belur karena kamu suda mengajari teknik menghindar
fi. Ini juga berkat kamu.
Rizal terlihat tersenyum kepada Lutfi. Tak lama terdengar suara ketukan dari pintu. Lutfi pun mendatangi
asal suara. Ternyata disana terdapat beberapa anak yang ingin mendaftar ekskul. Rizal mendatangi Lutfi.
Mereka berdua tersenyun bahagia