Anda di halaman 1dari 35

RESUME MATERI :

ANTIBIOTIK DAN ANTI-JAMUR

KELOMPOK 1
PPA-28 | FFUBK 2022
PENYUSUN
KELOMPOK 1
No Nama NPM TTD

1 Dhiyaa Najwan Ariawan 221FF05001

2 Titus Ari Kurniawan 221FF01002

3 Akmal Luthfi 221FF05004

4 Alma Agustin 221FF05005

5 Danu Rusmana 221FF05007

6 Fazri 221FF05008

7 Indra Maulana Kurniawan 221FF05011

8 Rendy Oku Pamungkas 221FF05013

9 Riesky Septiana 221FF05014

10 Risky Tri Yohana 221FF05016

Mengetahui
Bandung, 21 September 2022

( )
Peer Mentor : Apt. Reza Pahlevi, S.Farm

1
DAFTAR ISI

PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK DAN ANTI-JAMUR 3

PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK (9,10) 3


TERAPI ANTIBIOTIK EMPIRIS ( 1,8) 7
TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA IBU HAMIL, IBU MENYUSUI ( 5 ) 22
TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA ANAK (3,4 ) 22
TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA GANGGUAN GINJAL ( 6 ) 23
TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA GANGGUAN HATI ( 1 ) 23
ANTIBIOTIK YANG MENGHAMBAT BAKTERI GRAM NEGATIF, GRAM POSITIF,
GRAM NEGATIF-POSITIF ( 4 ) 23
ANTIBIOTIK BAKTERIOSTATIK DAN BAKTERIOSIDAL ( 7, 2 ) 24
ANTIBIOTIK UNTUK OPERASI DAN JENIS OPERASINYA ( 3,5,9,10 ) 24
PENILAIAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RUMAH SAKIT ( 7 ) 27
PENGGOLONGAN ANTI-JAMUR (2,5,7,8) 28
TERAPI ANTI-JAMUR YANG TIDAK BOLEH DAPA IBU HAMIL DAN MENYUSUI, 30
PADA ANAK, PADA GANGGUAN HATI DAN GINJAL (9)

REFERENSI 31

LATIHAN SOAL 32

PEMBAHASAN SOAL 34

2
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK DAN ANTI-JAMUR
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK (9,10) (Kemenkes, 2011)

Golongan Contoh obat Mekanisme kerja Kontra Indikasi Efek Samping Obat

Betalaktam Penisilin Menghambat sintesis - Hipersensitivitas atau riwayat - Gangguan sistem darah
Amoksisilin, dinding sel bakteri reaksi alergi berat (misalnya dan limfatik
Penisilin, (Kemenkes,2011) anafilaksis, sindrom Stevens- - Gangguan
Piperacillin Johnson ) terhadap gastrointestinal:
amoksisilin atau Betalaktam - Gangguan sistem saraf
lainnya ( misalnya penisilin, - Gangguan sistem
sefalosporin,karbapenem, reproduksi dan payudara
monobaktam). Mononukleosis (Mims, 2022)
menular
(Mims, 2022)
Sefalosporin - Hipersensitivitas terhadap - Diare
Generasi 1 sefalosporin. - Mual
Safeleksin - Porfiria akut. - Glossitis
Safazolin (Mims, 2022) - Mulas
Sefradin - Demam
Sefadroksil - Arthralgia
- Ruam
- Nekrolisis epidermal
toksik
- Pruritus
- Urtikaria
- Eritema multiforme
- Sindrom Stevens-
Johnson
- Vaginitis
(Mims, 2022)
Generasi 2 - Hipersensitivitas terhadap - Gangguan sistem
Sefaktor cefoxitin atau sefalosporin kekebalan: Angioedema.
Sefamadol lainnya; - Gangguan ginjal dan
Sefuroksim - Riwayat hipersensitivitas berat saluran kemih: Nefritis
Sefoksitin (misalnya reaksi anafilaksis) interstisial.
Sefotetan terhadap jenis antibakteri - - Gangguan kulit dan
Sefmetazol laktam lainnya (misalnya jaringan subkutan:
sefprozil penisilin, monobaktam, Ruam, pruritus, urtikaria,
karbapenem) nekrolisis epidermal
(Mims, 2022) toksik
(Mims, 2022)

3
Generasi 3 - Hipersensitivitas berat - Sindrom Stevens-
Sefotaksim terhadap antibiotik -laktam Johnson
Seftriaxon jenis lain (misalnya penisilin, - Nekrolisis epidermal
Seftazidim monobaktam, karbapenem). toksik
Sefiksim - Neonatus prematur hingga - Gangguan sistem darah
Sefoperazon usia pascamenstruasi 41 dan limfatik: Eosinofilia,
Seftrizoksim minggu (usia kehamilan dan leukopenia,
usia kronologis), trombositopenia.
- Neonates cukup bulan (hingga - Gangguan
usia 28 hari) dengan gastrointestinal: Diare,
hiperbilirubinemia, ikterus, kandidiasis oral.
hypoalbuminemia (Mims, 2022)
(Mims, 2022)
Generasi 4 - Hipersensitivitas terhadap - INR yang meningkat;
Sefepim cefepime atau sefalosporin superinfeksi jamur atau
Sefripom lainnya; bakteri
- Riwayat reaksi - Gangguan sistem darah
hipersensitivitas berat dan limfatik:
(misalnya reaksi anafilaksis) Anemia,eosinophilia
terhadap agen antibakteri - (Mims, 2022)
laktam lainnya (misalnya
penisilin, karbapenem,
monobaktam).
(Mims, 2022)
Karbapenem - Hipersensitivitas terhadap - Gangguan system darah
Meropenem, golongan Karbapenem dan limfatik
Imipenem, - Riwayat reaksi anafilaksis - Gangguan
Doripenem terhadap –laktam (misalnya gastrointestinal
penisilin dan sefalosporin) - Gangguan system
(Mims, 2022) kekebalan, demam
- Gangguan
musculoskeletal dan
jaringan ikat
- Gangguan kul;it dan
jaringan subkutan
(Mims, 2022)
Monobaktam - Hipersensitivitas terhadap - Mual
Aztreonam golongan Aztreonam - Muntah
- Terhadap gangguan fungsi hati - Kejang
dan ginjal - Gagal ginjal
(Mims, 2022) (Kemenkes,2011)
Polipeptida Vancomisin, - Hipersensitivitas terhadap - Anafilaksis
Basitrasin golongan Polipeptida - Uritkaria
(Mims, 2022) - Mual
- Penurunan fungsi ginjal
- Hipotensi
- Gangguan pendengaran
(Kemenkes,2011)
Sulfonamid & Trimetropim + − Sulfonamid - Hipersensitivitas. - Gangguan
Trimetoprim Sulfametoksazol Menghambat / - Anemia megaloblastik karena gastrointestinal: Diare,
(Cotrimoxazol) Mengikat enzim defisiensi folat dan diskrasia mual, muntah.
dihidropteroat darah lainnya - Gangguan sistem saraf:
sintase (DHPS) (Mims, 2022) Sakit kepala
sehingga - Gangguan kulit dan
menghambat jaringan subkutan:
pembentukkan Ruam, urtikaria, pruritus,
asam folat dermatitis eksfoliatif
− Trimetoprim (Mims, 2022)
menghambat
dihidrofolat
reduktase (DHFR)
(Kemenkes,2011)
4
Quinolon Quinolon − Menghambat - Hipersensitifitas terhadap - Anemia
Asam Nalidiksat gyrase DNA atau golongan quinolon - Gangguan jantung: nyeri
Asam Pipemidat topoisomerase IV - Riwayat gangguan tedon yang dada
− Menghambat berhubungan dengan - Gangguan kejiwaan :
replikasi DNA dan penggunaan kuinolon, epilepsi insomnia, agitasi,
proses transkripsi atau penurunan ambang kejang. gangguan tidur, gugup,
− Mempengaruhi (Mims, 2022) mengantuk.
sintesis atau - Gangguan pernapasan,
metabolisme asam toraks dan mediastinum.
nukleat (Mims, 2022)
Flouroquinolon Fluorokuinolon (Kemenkes,2011) - Hipersensitif terhadap - Neuropati perifer, ruptur
Ofloksasin. norfloksasin atau kuinolon atau diseksi aneurisma
Ciproflosasin. lainnya. aorta
Moxifloxacin. - Riwayat gangguan tendon, - Gangguan jantung:
Levofloxacin tendinitis atau ruptur tendon. Takikardia, aritmia
- Anak-anak pra-pubertas. ventrikel, torsades de
- Kehamilan pointes.
- (Mims, 2022) - Gangguan telinga dan
labirin: Jarang, tinitus.
- Gangguan mata: Jarang,
gangguan penglihatan.
- Gangguan
gastrointestinal: Mual,
muntah, sakit perut,
dispepsia, diare.
(Mims, 2022)
Makrolida Azitromicin, Menghambat sintesis - Hipersensitivitas terhadap - Gangguan
Claritromicin, protein subunit golongan makrolida. gastrointestinal: Diare,
Eritromicin ribosom 50s - Riwayat disfusi hati setelah muntah, sakit perut,
(Kemenkes,2011) penggunaan antibiotic mual, perut kembung,
sebelumnya dispepsia, dysgeusia.
(Mims, 2022) - Gangguan sistem saraf:
Sakit kepala, pusing,
parestesia
(Mims,2022)
Chloramphenicol Chloramphenicol, - Hipersensitivitas. Terhadap - Grey baby Syndrome
Thiamphenicol anemia aplastik, porfiria akut, (Bayi)
imunisasi aktif. Gendang - Gangguan mata: Rasa
telinga berlubang (otic). perih dan iritasi
Kehamilan dan menyusui (oral, sementara (oftalmik),
IV). Pemberian bersamaan neuritis optik
dengan obat yang menyebabkan (penggunaan jangka
depresi sumsum tulang panjang).
(Mims,2022) - Gangguan
gastrointestinal: Mual,
muntah,
- glositis, stomatitis, diare,
enterokolitis.
- Gangguan sistem saraf:
Sakit kepala, neuritis
perifer (penggunaan
jangka panjang)
- Gangguan jiwa:
Delirium, kebingungan
mental, depresi ringan.
- Berpotensi Fatal:
Diskrasia darah (mis.
anemia aplastik, anemia
hipoplastik,
trombositopenia,
granulositopenia),
(Mims,2022)
5
Clindamisin Clindamisin, - Hipersensitifitas, Topikal dan - Gangguan
Likomisin vagina gastrointestinal: Diare,
- Riwayat penyakit radang usus, sakit perut, mual,
enteritis regional, kolitis muntah, esofagitis, tukak
ulserativa atau kolitis terkait esofagus.
antibiotik. (Mims,2022) - Gangguan umum dan
kondisi situs admin:
Reaksi situs aplikasi
(misalnya peradangan,
iritasi, sensasi terbakar,
nyeri, kekeringan
(Mims,2022)
Aminoglikosida Tobramisin, − Menghambat - Hipersensitifitas terhadap - Reaksi neurotoksik
Streptomicin, sintesis protein golongan aminoglikosida (misalnya gangguan
Amikasin, unit ribosom 30s - Hipersensitifitas parah fungsi vestibular dan
Gentamicin (Kemenkes,2011) digunaan bersamaan dengan koklea, disfungsi saraf
sulfit vaksin bakteri optik, neuritis perifer,
(Mims,2022) arachnoiditis,
ensefalopati); parestesia
wajah, ruam, demam
(Mims,2022)
Tetrasiklin Tetrasiklin, - Hipersensitifitas terhadap - Menyebabkan Gigi
Oksitetrasiklin golongan tetrasiklin Kuning Pada anak
Doksisiklin, - Kehamilan dan menyusui - Mengganggu
- Pengobatan bersamaan pertumbuhan tulang pada
metoksifluran dan isotretinoin anak
sistemik lainya - Gangguan
(Mims,2022) gastrointestinal:
Esofagitis, ulserasi
esofagus, tekanan
epigastrium, glositis,
iritasi gastrointestinal,
disfagia, mual, muntah,
diare, ketidaknyamanan
perut, pankreatitis
(Mims,2022)
Nitrofuran Nitrofurantoin − Mempengaruhi - Hipersensitivitas, Gangguan - Gangguan
sintesis atau ginjal berat, anuria, oliguria, gastrointestinal: Diare,
metabolisme asam riwayat ikterus kolestatik atau dispepsia, sakit perut,
nukleat gangguan hati yang konstipasi, emesis.
(Kemenkes,2011) berhubungan dengan - Gangguan umum dan
penggunaan nitrofurantoin kondisi tempat
sebelumnya pemberian: Demam,
(Mims,2022) menggigil, malaise,
asthenia.
- Gangguan sistem
kekebalan: Reaksi
anafilaktoid,
angioedema, urtikaria
(Mims,2022)

6
TERAPI ANTIBIOTIK EMPIRIS (1,8) ( Kemenkes, 2021)
• INFEKSI TROPIK
• INFEKSI SALURAN NAPAS
• INFEKSI SALURAN KEMIH
• INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT
• INFEKSI INTRA-ABDOMINAL
• INFEKSI TULANG, SENDI, DAN OTOT
• INFEKSI KELAMIN DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL
• INFEKSI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
• INFEKSI TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN
• INFEKSI GIGI DAN MULUT
• DEMAM NEUTROPENIA
• INFEKSI PADA IMMUNOCOMPROMISED/HIV
• INFEKSI PADA NEONATUS
• INFEKSI MATA
• INFEKSI DERMATOLOGI, KELENJAR, DAN JARINGAN LUNAK

Secara umum pengobatan antibiotik empiris diberikan untuk jangka waktu 48 - 72 jam. Selanjutnya harus dilakukan
evaluasi berdasarkan data mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lain (Kemenkes RI,2011)

BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN/
PENYEBAB
NO KLINIS ANTIBIOTIK KETERANGAN
TERSERING
INFEKSI TROPIK
1 Riketsiosis Rickettsia typhi Pilihan 1: Lama pemberian :
Dosisiklin oral setiap 12 jam 5 – 10 hari
Pada anak :
Dosisiklin oral setiap 12 jam Dosisiklin hanya boleh diberikan
pada anak usia lebih dari 8 tahun
Pilihan 2:
Siprofloksasin oral setiap 12 jam
atau
Siprofloksasin i.v. setiap 12 jam
Pada anak :
Kloramfenikol oral atau i.v setiap 6 jam
2 Demam Tifoid Salmonella Typhi, Pilihan 1: Lama pengobatan: sampai
Salmonella Kloramfenikol oral setiap 6 jam dengan 5 hari bebas demam
paratyphi A, B, C Pada anak : maksimal 14 hari
Kloramfenikol oral setiap 6 jam
atau Perhatikan untuk
Kotrimoksazol oral setiap 12 jam kloramfenikol: waspada efek
atau samping kloramfenikol :
Amoksisililin oral setiap 8 jam supresi sumsum tulang.

Pilihan 2: Penguunaan >7 hari harus


Siprofloksasin oral setiap 12 jam diikuti dengan pemeriksaan
Pada anak: morfologi sediaan apus
Ampisilin i.v. setiap 6 jam darah tepi.

Pilihan 3: Tidak dianjurkan untuk


Seftriakson i.v setiap 24 jam pasien dengan jumlah
Pada anak : leukosit <2000/Ul.
Seftriakson i.v setiap 12 jam
3 Antrakskulit, Bacillus anthracis Pilihan 1:
Antraks paru, Doksisiklin oral setiap 12 jam
Antraks usus
Pilihan 2:
7
Amoksisilin oral setiap 8 jam

Pilihan 3:
Siprofloksasin oral setiap 12 jam

Atau Siprofloksasin i.v. setiap 12 jam


4 Leptospirosis
Leptospirosis Leptospira spp. Pilihan 1: Lama pengobatan:
ringan Dosisiklin oral setiap 12 jam 10 hari, kecuali untuk seftriakson
Pada anak : 7 hari
Dosisiklin setiap 12 jam

Pilihan 2:
Amoksisilin oral setiap 8 jam
Pada anak:
Amoksisilin oral setiap 8 jam
Leptospirosis Leptospira spp. Pilihan 1:
berat (Weil’s Penisilin G i.v. setiap 6 jam
disease) atau
Prokain penisilin i.m. setiap 6-8
jam
Pada anak:
Penisilin G i.v. setiap 6 jam
atau
Prokain penisilin i.m. setiap 12-24
jam

pilihan 2:
Seftriakson i.v. setiap 24 jam
Pada anak:
Seftriakson i.v. setiap 12 jam
5 Tetanus Clostridium tetani Pilihan 1:
Penisilin G i.v. setiap 6 jam
atau
Prokain penisilin i.m. setiap 6-8
jam
atau
Metronidazol i.v. setiap 8 jam

Pada anak:
Penisilin G i.v. setiap 6 jam
atau
Prokain penisilin i.m. setiap 12-24
jam
atau
Loading dose 1 kali Dosis
metronidazol i.v. setiap 8 jam
INFEKSI SALURAN NAPAS
Pneumonia komunitas
1 Pneumonia Streptococcus Pilihan 1 Lama pemberian:
komunitas pneumoniae, Amoksisilin oral setiap 8 jam 5-7 hari
(rawat jalan) Klebsiella, Atau
Pneumoniae, Sefadroksil oral setiap 12 jam
Mycoplasma
pneumoniae, Pilihan 2:
Haemophilus Ko-amoksilav oral setiap 8 jam
influenzae, Lama pemberian :
Chlamydophila Pilihan 3: azitromisin 3 hari
pneumonia Klaritomisin oral setiap 12 jam
Atau
Azitromizin oral setiap 24 jam
8
Pada anak:
Amoksisilin oral setiap 6 jam
Atau
Klaritomisin oral setiap 12 jam
2 Pneumonia Streptococcus Pilihan 1 Lama pemberian: Pilihan 1:
komunitas pneumoniae, Levofloksasin i.v. setiap 24 jam 3-5 hari
(rawat inap Mycoplasma
non ICU) pneumoniae, Pilihan 2 Lama pemberian: Pilihan 2:
Haemophilus Sefotaksim i.v setiap 12 jam 5-7 hari
influenzae,
Chlamydophila Pilihan 3 * Loading dose Gentamisin 8
pneumoniae, Ampisilin sulbaktam i.v setiap 6 jam mg/kgBB dilanjutkan dengan
Klebsiella Kombinasi dengan Gentamisin i.v. 6 mg/kgBB
pneumoniae setiap 24 jam Dosis maksimum 500 mg
Legionella spp.
3 Pneumonia Streptococcus Pilihan 1
komunitas pneumoniae, (kombinasi) Sefotaksim i.v setiap 8 jam
tanpa faktor Klebsiella atau
risiko infeksi pneumoniae Seftriakson i.v. setiap 12 jam
Pseudomona Staphylococcus atau
s aureus, Ampisilin sulbaktam i.v. setiap 6 jam
(rawat inap Legionella spp, Kombinasi dengan Klaritromisin oral
ICU) Basil Gram- setiap 12 jam
negatif, Atau
Haemophilus Kombinasi dengan Klaritromisin oral
Influenzae setiap 12 jam
Atau
Azitromisin oral setiap 24 jam

Pilihan 2
(kombinasi) Sefotaksim i.v setiap 8 jam
atau
Seftriakson i.v. setiap 12 jam
atau
Ampisilin sulbaktam i.v setiap 6 jam
Kombinasi dengan Levofloksasin i.v.
setiap 24 jam
atau
Moksifloksasin i.v. setiap 24 jam
Pada anak:
Ampisilin- sulbaktam i.v. setiap 6 jam
atau
Seftriakson i.v.setiap 12 jam
Kombinasi dengan Gentamisin i.v. atau
i.m. setiap 24 jam
4 Pneumonia Streptococcus Pilihan 1 Lama pemberian:
komunitas dengan pneumoniae, Seftazidim i.v. setiap 8 jam Kombinasi 7-10 hari
faktor risiko Klebsiella dengan Levofloksasin i.v. setiap 24 jam
infeksi pneumoniae Faktor resiko Pseudomonas
Pseudomona Staphylococcu s Pilihan 2 aeruginosa Pola bakteri lokal
s(Rawat aureus, Seftazidim i.v. setiap 8 jam Kombinasi menunjukkan penyebab
inap ICU) Legionella spp dengan Gentamisin i.v. setiap 24 jam tersering Pseudomonas
Basil Gram- dan Klaritromisin oral setiap 12 jam aeruginosa
negatif
Haemophilus Bronkiektasis: Pengobatan
influenzae kortikosteroid >10
mg/hari Pengobatan antibiotik
spektrum luas > 7 hari dalam
30 hari terakhir
Hospital-acquired pneumonia (HAP)
1 Hospital-Acquired Klebsiella Levofloksasin i.v. setiap 24 jam Tanpa Lama pemberian:
pneumonia (HAP) pneumoniae, risiko mortalitas tinggi 7-10 hari
9
tanpa risiko Eschericia coli,
mortalitas tinggi Acinetobacter
spp,Pseudomon
as aeruginosa
2 Hospital-Acquired Levofloksasin i.v. setiap 24 jam Risiko mortalitas atau riwayat
pneumonia (HAP) atau penggunaan antibiotik (i.v.)
dengan risiko Amikasin i.v. setiap 24 jam dalam 90 hari terakhir
mortalitas tinggi
Pada anak: Lama pemberian:
Ampisilin- sulbaktam i.v. setiap 6 jam 7-14 hari
(dosis Ampisilin) * Loading dose Gentamisin 8
mg/kgBB
atau dilanjutkan dengan dosis 6
Seftriakson i.v tiap 12 jam mg/kgBB.
Kombinasi dengan Gentamisin i.v. atau
i.m. setiap 24 jam
3 Ventilator- Acinetobacter Sefoperazon- sulbaktam i.v. setiap 12 Bakteri Gram- negatif dengan
associated baumannii, jam risiko anti pseudomonas
pneumonia (VAP) Pseudomonas atau
aeruginosa, Levofloksasin i.v. setiap 24 jam
Klebsiella Atau Lama pemberian:
pneumonia Amikasin i.v. setiap 24 jam 7-14 hari

Pada anak:
Seftazidim i.v setiap 8 jam
*Loading dose Gentamisin 8
atau mg dilanjutkan dengan dosis
Sefoperazon- sulbaktam i.v. setiap 8 jam 6 mg
Kombinasi dengan Gentamisin i.v.
setiap 24 jam
INFEKSI SALURAN KEMIH
1 Sistitis Escherichia coli, Pilihan 1: Lama pemberian:
Klebsiella Kotrimoksazol oral setiap 12 jam 5 hari
pneumoniae
Enterococcus Pilihan 2:
faecalis Siprofloksasin oral 12 jam
2 Dysuria- Pyuria Staphylococcus Pilihan 1: Lama pemberian:
Syndrome (Acute saprophyticus, Doksisiklin oral setiap 12 jam 10 hari
Urethral Chlamydia
Syndrome) trachomatis, Pilihan 2: Lama pemberian:
Escherichia coli Siprofloksasin oral setiap 12 jam 7 hari
3 Pielonefritis akut Escherichia coli, Pilihan 1: Lama pemberian:
Staphylococcus Siprofloksasin oral setiap 12 jam 7 hari
spp. atau
Klebsiella Siprofloksasin i.v. setiap 12 jam
pneumoniae Pada anak: Sefotaksim i.v. dalam 2-4 Lama pemberian:
kali pemberian 7 hari

Pilihan 2:
Seftriakson i.v. setiap 24 jam *Loading dose Gentamisin 8
Pada anak: Gentamisin i.v. setiap 24 mg/kgBB dilanjutkan dengan
jam dosis 6 mg/kgBB.
4 Urosepsis/ Escherichia coli, Pilihan 1: Lama pemberian:
complicated Enterobacteriac Ampisilin sulbaktam i.v. setiap 6 jam 7-14 hari
pyelonephri tis eae, Enterococcus
faecalis, Group B Pilihan 2:
Streptococcus Seftriakson i.v. setiap 24 jam

Pilihan 3:
Levofloksasin i.v. setiap 24jam
5 CAUTI Escherichia coli, Pilihan 1: Evaluasi penggunaan kateter
(cathether- Pseudomonas Siprofloksasin i.v. setiap 12 jam urin (ganti/ lepas)
10
associated urinary aeruginosa
tract infection) Enterococcus Pilihan 2:
faecalis Klebsiella Amikasin i.v. setiap 24 jam
pneumoniae
Dosis pada anak:
Amikasin setiap 24 jam
6 Endokarditis Staphylococcus Pilihan 1: Lama pemberian:
bakterialis aureus, Ampisilin- sulbaktam i.v. 1 setiap 6 4-6 minggu. Setelah ada hasil
Staphylococcus jam Kombinasi dengan Gentamisin pemeriksaan mikrobiologi,
epidermidis, i.v. setiap 24 jam antibiotik diberikan sesuai
HACEK Pada anak: dengan hasil kultur.
(Haemophilus, Ampisilin- sulbaktam i.v setiap
Actinobacillus, 6 jam
Cardiobacteriu m, Kombinasi dengan Gentamisin i.v.
Eikenella, dan setiap 24 jam
Kingella),
Streptococcus Pilihan 2:
viridans Seftriakson i.v setiap 24 jam Kombinasi
dengan Gentamisin i.v. setiap 24 jam

Pada anak:
Seftriakson setiap 12 jam.
Kombinasi dengan
Gentamisin i.v. setiap 24 jam
7 Aneurisma yang Staphylococcus Pilihan 1:
terinfeksi dan aureus, Ampisilin- sulbaktam i.v setiap 6 jam
prostetik Staphylococcus Kombinasi dengan Gentamisin i.v.
intravaskuler epidermidis, setiap 24 jam
Enterobacteriac
eae, MRSA Pada anak:
Ampisilin- sulbaktam i.v. setiap 6 jam
Kombinasi dengan Gentamisin i.v. atau
i.m. setiap 24 jam

Pilihan 2:
Seftriakson i.v setiap 24 jam Kombinasi
dengan Gentamisin i.v. setiap 24 jam

Pada anak:
Seftriakson i.v. setiap 12 jam
Kombinasi dengan
Gentamisin i.v. setiap 24 jam
INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT
1 Meningitis Neisseria Pilihan 1:
Bakteria meningitidis, Seftriakson i.v setiap 12 jam
Haemophilus atau
influenzae, Sefotaksim i.v. setiap 6 jam
Streptococcus
pneumoniae Pilihan 2:
Kloramfenikol i.v. setiap 6 jam
Kombinasi dengan/tanpa
Ampisilin i.v setiap 6 jam
Pada anak:
Seftriakson i.v. setiap 12 jam
Haemophilus Pilihan 1: Lama pemberian:
influenzae Seftriakson i.v. setiap 12 jam 7-10 hari
atau
Sefotaksim i.v setiap 6 jam

Pilihan 2:
Sefepim i.v. setiap 8 jam
Atau
11
Kloramfenikol i.v setiap 6 Jam
Streptococcus Pilihan 1: Mengikuti aturan penggunaan
pneumoniae Penicillin sensitive antibiotik kelompok reserve
Benzylpenisilin i.v. setiap 4 jam
Pilihan 2:
Penicillin resisten Seftriakson i.v. setiap
12 jam atau Sefotaksim i.v. setiap 6 jam

Pilihan 3
Sefepim i.v setiap 8 jam Sefalosporin
resisten: Rifampisin oral setiap 12 jam

Kombinasi dengan Seftriakson i.v.


setiap 12 jam atau Sefotaksim i.v. setiap
6 jam
Neisseria Pilihan 1: Benzylpenisilin i.v. Lama pemberian:
meningitidis Listeria setiap 4 jam 5-7 hari
monocytogenes atau
(Listeriasis Seftriakson i.v. setiap 12 jam atau
Sefotaksim i.v. setiap 6 jam
Lama pemberian: 21 hari
Pilihan 2:
Kloramfenikol i.v. setiap 6 jam
Ampisilin i.v. setiap 4 jam
atau
Benzilpenisilin i.v. setiap 4 jam
Kombinasi dengan/ tanpa: Gentamisin
setiap 24 jam
2 Abses Otak Staphylococcus Pilihan 1: Upaya pertama:
Empiema aureus, Seftriakson i.v. setiap 12 jam tindakan bedah. Bila respons
Subdural Enterobacter, atau klinik membaik dalam waktu
Pseudomonas Sefotaksim i.v. setiap 6 jam 2 minggu, antibiotik
aeruginosa Pilihan 2: dilanjutkan 4–6 minggu (pada
Sefepim i.v. setiap 8 jam abses yang dilakukan
Kombinasi dengan Metronidazol i.v tindakan operatif), 6-8
setiap 8 jam minggu pada abses yang tidak
dilakukan tindakan operatif.
3 Abses Otak Staphylococcus Seftriakson i.v. setiap 12 jam Lama pemberian:
pada anak aureus, Kombinasi dengan 4-6 minggu Perlu
Streptococcus Metronidazol i.v. setiap 8 jam dipertimbangkan tindakan
pneumoniae, bedah
Haemophilus
influenzae
4 Empiema Streptococcus, Seftriakson i.v. setiap 12 jam Lama pemberian:
subdural Bakteri anaerob, Kombinasi dengan Metronidazol i.v. 3-4 minggu Perlu
Haemophilus setiap 8 jam dipertimbangkan tindakan
influenzae bedah
INFEKSI INTRA-ABDOMINAL
1 Infeksi kandung Escherichia coli, Pilihan 1: Perlu dipertimbang kan
empedu Enterococcus, Siprofloksasin i.v. setiap 12 jam kolesistektomi.
(Kolesistitis) Klebsiella, Proteus,
Clostridium Pilihan 2:
Sefotaksim i.v. setiap 8 jam
2 Kolangitis Escherichia coli, Pilihan 1: Dipertimbangkan
(ascending) Enterococcus, Ampisilin-sulbaktam i.v. setiap 6 jam kolesistektomi dan drainase
Klebsiella, Proteus,
Clostridium Pilihan 2: Lama pemberian:
Siprofloksasin i.v. setiap 12 jam 7 hari
Pilihan 1 atau Pilihan 2
kombinasi dengan Metronidazol i.v.
setiap 8 jam
12
3 Peritonitis,Pelviper Enterobacteriaceae, Pilihan 1: Dilakukan tindak bedah
itoniti s Bacteroides fragilis, Ampisilin sulbaktam setiap 6 jam
Escherichia coli
Pilihan 2: Lama pemberian:
Siprofloksasin i.v. setiap 12 jam 7 hari

Pilihan 1 atau Pilihan 2


kombinasi dengan Metronidazol i.v.
setiap 8 jam
4 Perforasi saluran Enterobacteriaceae, Pilihan 1: Sebagai terapi empiris yang
cerna Bacteroides fragilis, Ampisilin- sulbaktam i.v. setiap 6 jam segera diikuti dengan
Escherichia coli Dan Gentamisin i.v. setiap 24 jam tindakan bedah.

Lama pemberian:
5 hari
5 Abses Hati Enterococcus, Pilihan 1: Sebagai terapi empiris yang
Dientamoeba Ampisilin i.v. setiap 6 jam Gentamisin segera diikuti tindakan
fragilis. Entamoeba i.v. setiap 24 jam drainase.
histolytica kombinasi
dengan Metronidazol i.v. setiap 8 jam Lama pemberian:
7–10 hari
Pada anak:
Kombinasi ampisilin, gentamisin dan
metronidazol pada dosis standar.
Pilihan 2:
Sefoperazon + sulbaktam i.v. setiap 12
jam
kombinasi
dengan Metronidazol i.v. setiap 8 jam
6 Pankreatitis Pankreatitis Pilihan 1: Lama pemberian:
bakterial/abs bakterial/abs Ampisilin sulbaktam i.v. setiap 6 jam 10-14 hari
es pankreas es pankreas
Pilihan 2:
Sefoperazon- Sulbaktam i.v.setiap 8 jam Pertimbangkan drainase
7 Disentri Basiler Shigella spp. Pilihan 1: Kotrimoksazol oral setiap 12 Lama pemberian:
jam 5 hari

Pilihan 2: Lama pemberian:


Siprofloksasin oral setiap 12 jam 3 hari
Campylobacter Doksisiklin oral setiap 12 jam Lama pemberian:
jejuni 10 hari
8 Disentri Amuba Entamoeba Metronidazol oral atau i.v. setiap 8 jam Lama pemberian:
histolytica, Giardia 7-10 hari
lamblia.
9 Kolera Vibrio cholerae Pilihan 1: Terapi utama adalah
Kotrimoksazol oral setiap 12 jam rehidrasi:
Atau 1.parenteral dengan larutan
Tetrasiklin oral setiap 6 jam kristaloid.
2.oral dengan oralit
atau
Doksisiklin Lama pemberian antibiotik: 3-
Pilihan 2: 5 hari Tetrasiklin dapat
Siprofloksasin setiap 24 jam selama 3 hari menimbulkan pewarnaan gigi,
atau tidak untuk anak di bawah
Eritromisin oral setiap 6 jam usia 8 tahun

Siprofloksasin tidak
dianjurkan untuk anak di
bawah 12 tahun
10 Colitis Clostridium Metronidazol oral setiap 8 jam. Hentikan penggunaan
pseudomembr difficile antibiotik yang diduga
anosa penyebab kolitis
13
pseudomembrano sa. Berikan
secara i.v. bila tidak bisa
diberikan per oral
INFEKSI TULANG, SENDI, DAN OTOT
1 Artritis Septik Staphylococcus Pilihan 1: Lama pemberian: 14-21 hari
Akut aureus, Ampisilin i.v. setiap 6 jam Berikan secara
Streptococcus spp. i.v. bila tidak bisa diberikan
Pilihan 2: per oral. Pertimbangkan
Siprofloksasin oral setiap 12 jam drainase apabila sudah
Atau Siprofloksasin i.v. setiap 12 jam terbentuk abses
2 Prostesis sendi Staphylococcus Pilihan 1: Lama pemberian : minimal
terinfeksi epidermidis Ampisilin i.v. setiap 6 jam Gentamisin 1 minggu, pertimbangkan
(infected joint Enterobacteriac setiap 24 jam untuk penggantian prostesis
prosthesis) eae Pilihan 2:
Klindamisin oral setiap 8 jam
3 Osteomielitis akut Staphylococcu Pilihan 1: Lama pemberian: 28-42 hari
saureus, Ampisilin- sulbaktam i.v.) setiap 6 jam
Enterobacteria
ceae Pilihan 2:
Levofloksasin oral setiap 24 jam atau
levofloksasin i.v setiap 24 jam
4 Osteomielitis Sthaphylococcu s Pilihan 1: Lakukan adequate
Kronik (Diabetes aureus, Ampisilin sulbaktam i.v. setiap 6 jam debridement atau amputasi.
mellitus) Diabetic Enterobacteriac Kendalikan gula darah
foot infections eae, Bacteroides Atau
Osteomielitis fragilis Klindamisin oral setiap 8 jam Lama pemberian:
Kronik Escherichiacoli kombinasi 21 hari Metronidazol
(nondiabetic) dengan Metronidazol i.v. 1 gram setiap diperlukan bila dicurigai
24 jam. adanya bakteri anaerob
5 Selulitis Staphylococcus Pilihan 1: Lakukan tindakan bedah.
aureus Kloksasilin oral setiap 6 jam
Atau
amoksisilin klavulanat oral setiap 8 jam
Dosis anak: amoksisilin klavulanat
setiap 8 jam

Pilihan 2:
Klindamisin oral
Anak: setiap 6 jam
6 Selulitis berat Staphylococcus Sefuroksim i.v. setiap 8 jam Dilanjutkan Lakukan tindakan bedah dan
disertai infeksi aureus dengan Sefadroksil oral setiap 12 jam. perawatan luka Jika klinis
sistemik membaik dilanjutkan oral,
total lama

Lama pemberian: 14–21


hari Terapi definitif mengikuti
hasil kultur
Pseudomonas Seftazidim setiap 8 jam Infeksi Pseudomonas dapat
terjadi pada pasien imunokom
promai s, dicurigai bila
terdapat pus hijau, lesi
kehitaman
7 Gas gangren Clostridium
Prokain penisilin i.m. setiap 24 jam Lama pemberian:
perfringens
atau 7 hari, lalu dievaluasi
ampisilin injeksi i.v tiap 6 jam
kombinasi dengan
Metronidazol i.v. setiap 8 jam
INFEKSI KELAMIN DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL
1 Infeksi genital Neisseria Pilihan 1:
gonore Tanpa gonorrhoeae Sefiksim oral dosis tunggal kombinasi

14
komplikasi dengan Doksisiklin oral selama 7 hari

Pilihan 2:
Seftriakson i.m. setiap 12 jam

Pilihan 3:
Sefiksim atau Seftriakson i.m.
kombinasi dengan Azitromisin oral
dosis tunggal
2 Infeksi genital Neisseria Pilihan 1: Komplikasi pada laki-laki:
gonore dengan gonorrhoeae Sefiksim oral selama 5 hari kombinasi prostatitis, epidi dimitis,
komplikasi dengan Doksisiklin oral setiap 12 jam balano posti tis. pada wanita:
bartolinitis, adnek sitis. Bila
Pilihan 2: ada infeksi campuran dengan
Seftriakson i.m. g selama 3 hari Chlamydia berikan terapi
kombinasi dengan Doksisiklin oral kombinasi untuk kedua
setiap 12 jam penyebab

Pilihan 3:
Sefiksim oral selama 5 hari atau
Seftriakson (i.m.) selama 3 hari
Kombinasi dengan Azitromisin oral
dosis tunggal
3 Infeksi genital Chlamydia Pilihan 1: Doksisiklin: tidak boleh
nonspesifik trachomatis Doksisiklin oral setiap 12 jam, selama 7 diberikan pada ibu hamil, ibu
hari menyusui, atau anak di bawah
12 tahun.
Pilihan 2:
Eritromisin oral setiap 6 jam, selama 7
hari
4 Trikomoniasi s Trichomonas Metronidazol oral dosis tunggal Pada ibu hamil:
vaginalis. Atau Metronidazol setiap 12 jam
Metronidazol oral setiap 8 jam selama 7 selama 7 hari
hari
5 Sifilis Treponema Pilihan 1: Cara penyuntikan : Benzatin
pallidum Stadium 1: benzil penisilin i.m. gluteus
Benzatin benzil penisilin i.m. kiri dan Kanan
Atau
Prokain benzil penisilin i.m. setiap 24 Stadium laten dini (1 tahun
jam selama 10 hari riwayat kontak)
tidak ada gejala tetapi hasil
Stadium 2: pemeriksaan
Benzatin benzil penisilin i.m. laboratorium serologi untuk
sifilis positif
Atau Stadium laten lanjut sama
Prokain benzil penisilin i.m. setiap 24 dengan laten dini (> 1 tahun
jam selama 10 hari Stadium laten: riwayat kontak)
•laten dini terapi sama dengan stadium 1
dan stadium 2
•laten lanjut terapi Benzatin penisilin G
i. dosis tunggal , setiap minggu selama 3
minggu

Stadium 3:
Benzatin benzil penisilin i.m. setiap
minggu selama 3 minggu

Pilihan 2:
Stadium 1 dan 2, dan laten dini:
Doksisiklin oral setiap 12
jam, selama 30 hari
atau Eritromisin oral setiap 6 jam
15
selama 30 hari

Stadium 3 disertai neurosifilis:


•Pilihan utama: Aqueous crystalline
penicillin G i.v. diberikan tiap 4 jam,
selama 10- 14 hari
•Pilihan kedua: Prokain benzil penisilin
i.m setiap 24 jam selama 10-14 hari
6 Sifilis kongenital Treponema Aqueous crystalline penicillin G
pallidum setiap12 jam selama 7 hari pertama,
kemudian tiap 8 jam selama 10 hari
Atau Prokain benzil penisilin i.m.
selama 10 hari
7 Ulkus mole Haemophilus Pilihan 1:
ducreyi Siprofloksasin setiap 12 jam selama 3
hari atau Eritromisin oral setiap 8 jam
selama 7 hari

Pilihan 2:
Seftriakson i.m. dosis tunggal
8 Granuloma Klebsiella Pilihan 1: Pada ibu hamil:
inguinale granulomatis Doksisiklin oral setiap 12 jam sampai eritromisin oral setiap 6 jam
(Donovanosis) lesi sembuh, maksimal 3 minggu

Pilihan 2:
Siprofloksasin oral setiap 12 jam sampai
lesi sembuh, maksimal
3 minggu
9 Vaginosis Banyak jenis Metronidazol oral setiap 12 jam selama
bacterial bakteri 7 hari atau dosis tunggal atau
Klindamisin setiap 12 jam selama 7 hari
INFEKSI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
1 Ketuban pecah Grup B Pilihan 1: Lama pemberian: sampai
dini dengan Streptoccocus Ampisilin i.v. setiap 6 jam terjadi persalinan, pascasalin
demam (>37,6oC) dilanjutkan dengan
Pilihan 2: amoksisilin tiap 8 jam per
Sefotaksim i.v. setiap 8 jam oral. total 5 hari
2 Infeksi Escherichia coli Seftriakson i.v. setiap 24 jam Kombinasi Apabila pemberian antibiotik
peripartum ,Staphylococcus dengan Gentamisin i.v. setiap 24 jam selama 3 hari kondisi klinis
spp.,Streptococcus Dan Metronidazol (i.v.) setiap 8 jam tidak membaik,
spp. pertimbangkan tindakan
operasi dan source control
3 Tube ovarial Escherichia coli, Seftriakson i.v. setiap 24 jam Kombinasi
abses Staphylococcus dengan Gentamisin i.v. setiap 24 jam
spp.,Streptococcus dan Metronidazol i.v. setiap 8jam
spp.
4 Radang panggul Chlamydia Pilihan 1: Lama pemberian:
(pelvic trachomatis Doksisiklin oral setiap 12 jam 14 hari
Inflammatory
disease/PID) Pilihan 2:
Klindamisin oral setiap 12 jam
Neisseria Seftriakson i.m. dosis tunggal Lama pemberian:
gonorrhoeae Kombinasi dengan Doksisiklin oral Seftriakson 3 hari
setiap 12 jam Doksisiklin 10 hari
INFEKSI TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN
1 Tonsilitis akut Streptococcus B, Pilihan 1: Lama pemberian : 10 hari
bakterial (sesuai Hemalitikus grup Amoksisilin oral
PNPK Tonsilitis) A, Streptococcus atau Penyebab tonsilitis akut yang
pneumoniae, Eritromisin etilsuksinat (EES) oral dimaksud harus benar- benar
Streptococcus bakteri. Antibiotik hanya

16
viridian, Pilihan 2: diberikan pada pasien
Streptococcus Sefadroksil oral setiap 24 jam yangmemenuhi kriteria
pyogenes atau Centor (untuk dewasa) dan
Klindamisin oral kriteria Mc.Isaac untuk anak:
Demam >38oC,
pembengkakan kelenjar getah
bening leher anterior, eksudat
pada tonsil,tidakbatuk
2 Tonsilitis akut Streptococcus Pilihan 1: Intravena untuk: kasus berat,
bakterial (sesuai pneumoniae Amoksisilin klavulanat oral 8 jam ancaman komp likasi, atau
PNPK Tonsilitis) Haemophilus selama 5 hari terjadi komplikasi
Rinosinusitis influenzae atau
bakterial akut Moraxella Eritromisin oral setiap 6 jam selama 5
catarrhalis hari
Atau
Eritromisin oral setiap 12 jam selama 5
hari

Pilihan 2:
Klaritromisin oral setiap 12 jam selama
5 hari atau Doksisiklin oral setiap 12
jam selama 7-14 hari
atau
Seftriakson (i.v.) setiap 24 jam selama
7-14 hari
3 Rinosinusitis Streptococcus Pilihan 1: Lama pemberian:
Bakterial Kronik pneumoniae, Amoksisilin klavulanat oral setiap 8 jam 10-14 hari
Haemophilus atau
influenzae, Doksisiklin oral setiap 12 jam Untuk meningkatkan
Moraxella kepatuhan dapat diberikan
catarrhalis, Pilihan 2: setiap 12 jam
bakteri anaerob Klindamisin oral setiap 8 jam
oral Bila tidak ada Perbai kan
terapi setelah 14 hari
dipertimbangkan
untuk tindakan operatif
4 Difteria Corynebacterium Pilihan 1: Lama pemberian:
diphtheriae Penisilin G i.v. setiap 6 jam 14 hariHarus diikuti
atau pemberian antitoksin (ADS)
Prokain penisilin i.m. setiap 6-8 jam

Pada anak: Penisilin G i.v. setiap 6 jam


atau
Prokain penisilin i.m. setiap 12-24 jam
5 Otitis Eksterna Pseudomonas Pilihan 1: Lakukan pembersihan telinga
Difusa/ aeroginosa Ofloksasin tetes telinga setiap 6 jam dan jaringan nekrotik (ear
Sirkumskripta Staphylococcu s toilet).
tanpa komplikasi aureus Pilihan 2:
Siprofoksasin tetes telinga Dapat ditambahkan steroid
topikal.
Pilihan 3:
Polimiksin, neomisin, hidrokortison Lama pemberian:
tetes telinga 7 hari
6 Otitis Eksterna Pseudomonas Pilihan 1: Lama pemberian:
Maligna/necr aeruginosa Siprofloksasin oral setiap 12 jam selama 7-14 hari
otizing otitis 14 hari

Pilihan 2:
Siprofloksasin i.v setiap 12 jam Metronidazol ditambahkan
bila dicurigai bakteri anaerob
Pilihan 3: sebagai penyebab
Seftazidim i.v. setiap 8 jam
17
Kombinasi dengan Metronidazol i.v.
setiap 8 Jam
7 Otitis media akut Streptococcus Pilihan 1 Amoksisilin klavulanat dapat
tanpa komplikasi pneumonia, Amoksisilin oral Setiap 8 jam diberikan dalam 2 dosis
Haemophilus terbagi setiap
influenzae, Pilihan 2: 12 jam untuk meningkatkan
Moraxella Amoksisilin klavulanat oral setiap 8 jam kepatuhan pada anak
catarrhalis Bila alergi penisilin, alternatif terapi:
Sefuroksim oral
setiap 12 jam
atau
Seftriakson i.m/i.v. setiap 24 jam selama
3 hari atau Klindamisin oral setiap 12
jam
8 Otitis Media Pseudomonas Pilihan 1: Dikombinasi dengan aural
Supuratif Kronik
aeruginosa, Antibiotik tetes telinga golongan toilet:
(OMSK) Escherichia coli, Kuinolon (Ofloksasin dan H202 3%Asam asetat 2%
Staphylococcu s Siprofloksasin tetes telinga) dengan atau NaCl 0.9%
aureus, tanpa steroid topikal selama 10 hari
Streptococcus
pyogenes, Proteus Pilihan 2:
mirabilis, Proteus Siprofloksasin oral setiap 12 jam atau Pilihan 2 diberikan selama 10
vulgaris, Spesies Levofloksasin oral setiap 24 jam hari dalam kondisi otorea
Klebsiella atau Klindamisin oral setiap 8 jam atau persisten setelah 3 mnggu
Anaerob : Amokisisilin-klavulanat oral setiap 8 pemberian pilihan pertama
Bacteroides, jam
Peptostreptoco
ccus,Propionibact
eri um
INFEKSI GIGI DAN MULUT
1 Abses Periapikal Bakteri batang Pilihan 1: Lakukan perawatan gigi dan
periodontal Gram-negatif Sefadroksil oral setiap 12 jam kombinasi oral hygiene Pada abses
Bakteri batang dengan Metronidazol oral setiap 8 jam periapikal dilakukan
Gram-positif Dosis anak: perawatan saluran akar
Bakteri anaerob Sefadroksil setiap 12 jam kombinasi
dengan Metronidazol setiap 8 jam Lama pemberian:
7–14 hari
Pilihan 2:
Klindamisin oral setiap 6 jam
2 Flegmon/abses Bakteri aerob Pilihan 1: Lakukan insisi drainase dan
submandibula Bakteri anaerob Ampisilin sulbaktam i.v. setiap 6 jam source control
Kombinasi dengan Metronidazol i.v.
setiap 8 jam

Pilihan 2:
Seftriakson i.v. setiap 12 jam,
Kombinasi dengan
Metronidazol i.v. setiap 8 jam
3 Periodontitis Bakteri anaerob Pilihan 1: Disertai perawatan
agresif - kronis Sefadroksil oral periodontal lainnya.
Kombinasi dengan Metronidazol oral Lama pemberian:
setiap 12 jam 7 hari
Pilihan 2:
Klindamisin oral
4 Acute necrotizing Spirochaeta. Doksisiklin setiap 12 jam selama 7 hari Disertai perawatan
ulcerative Fusobacterium, periodontal lainnya.
Gingivitis Prevotella
(ANUG)
5 Sialodenitis/ bakteri anaerob Sefadroksil oral Lakukan drainase bila
Abses kelenjar bakteri aerob Kombinasi dengan Metronidazol oral terbentuk abses
ludah setiap 8 jam selama 7-10 hari

18
DEMAM NEUTROPENIA
1 Demam Staphylococcus Pilihan 1:
neutropenia pada spp, Seftazidim i.v setiap 8 jam selama 5 hari
kemoterapi Pseudomonas.
Pilihan 2:
Sefepim i.v. setiap 8 jam selama 5 hari
2 Demam Klebsiella Pilihan 1:
neutropenia pada pneumoniae, Ampisilin- sulbaktam setiap 6 jam
kemoterapi anak Acinetobacter, selama 5 hari
Pseudomonas.
kombinasi dengan Gentamisin i.v.
setiap 24 jam selama 5 hari

Pilihan 2:
Sefepim setiap 8 jam selama 5 hari
INFEKSI PADA IMMUNOCOMPROMISED/HIV
1 Pneumocystis P. jirovecii Trimetoprim- sulfametoksazol oral
carinii (carinii) setiap 6 jam selama 21 hari
pneumonia (PCP
Dosis anak: Trimetoprim-
sulfametoksazol (i.v atau per oral)
setiap 6 jam
2 Profilaksis PCP P. jirovecii Trimetoprim- sulfametoksazol oral Indikasi: Dewasa/anak di
(carinii) setiap 24 jam (lama pemberian sampai atas 5 tahun: CD4<200/µL
dengan CD4 di lebih dari 200/µL) Anak 1-5 tahun: CD4
<25%
Dosis anak: Trimetoprim-
sulfametoksazol oral (TMP) setiap 24 Anak <1 tahun tanpa
jam memandang hasil CD4
3 Profilaksis Trimetoprim- sulfametoksazol oral Indikasi: Dewasa/anak di
Toksoplasmos setiap 24 jam atas 5 tahun: CD4 <200/µL
isProfilaksis
Toksoplasmos is Dosis anak: Trimetoprim- Anak di bawah 5 tahun: CD4
sulfametoksazol oral (TMP) setiap 24 <25%
jam
Anak <1 tahun tanpa
memandang hasil CD4
4 Toksoplasma Toxoplasma Pirimetamin oral 8 jam (BB >60 kg) Terapi selama 6-8 minggu
Ensefalitis gondii hingga respons klinis
kombinasi dengan Klindamisin oral membaik
setiap 6 jam
Berikan juga leukovorin i.v
10 mg setiap 24 jam atau
asam folat oral 2 mg setiap 8
jam
INFEKSI PADA NEONATUS
1 Sepsis Staphylococcu s Ampisilin Sepsis awitan dini:
Neonatorum epidermidis, •setiap 12 jam: umur <7hari <72 jam timbul gejala sepsis,
Klebsiella •setiap 8 jam: umur 7-28 hari atau ibu chorioamnionitis
pneumoniae,
Staphylococcu s kombinasi dengan Gentamisin i.v. Evaluasi darah lengkap, CRP,
aureus, setiap 24-36 jam kultur darah setelah usia 12
Escherichia coli jam.Bila bayi tetap baik,
Acinetobacterspp., laboratorium normal,
Pseudomonasspp., antibiotik stop.Bayi KRS
Streptococcus setelah observasi 48 jam Bila
anhemolyticus. bayi tetap baik, laboratorium
tidak normal, antibiotik
dilanjutkan 5 hari. Ulang DL,
CRP pada hari kelima
19
2 Pneumonia Streptococcus Ampisilin:
neonatus Group B, •setiap 12 jam: umur <7hari
Escherichia coli, •setiap 8 jam: umur 7-28 hari
Klebsiella spp, kombinasi dengan Gentamisin i.v.
Staphylococcus setiap 24-36 jam
aureus,
Streptococcus
pneumoniae
3 Meningitis Streptococcus Ampisilin
neonatus Group B, •setiap 8 jam: umur <7 hari
Escherichia coli, •setiap 6 jam: umur 7-28 hari selama 14-
L. monocytogenes 21 hari
Klebsiella spp. kombinasi dengan Gentamisin i.v.
Haemophilus setiap 24-36 jam
influenzae
Staphylococcus
aureus
INFEKSI MATA
1 Dakriosistitis Staphylococcal Tanpa demam: Sefaleksin oral Anak: Lama pemberian:
spp., setiap 6- 8 jam 7-10 hari
Streptococcal spp. Dewasa: setiap 6 jam
Evidence level: 3
Dengan demam: Sefuroksim i.v. Anak:
kgBB setiap 8 jam
Dewasa: setiap 8 jam
Kombinasi dengan Tobramisin topikal
setiap 4 jam
2 Kanalikulitis Actinomyces Levofloksasin setiap 4 jam selama 7-10
israelii hari
3 Dakrioadenitis Staphylococcu s Ringan-sedang: Amoksisilin klavulanat
spp. oral setiap 8 jam
Streptococcus spp. Berat: sefuroksim i.v. setiap 8 jam
selama 7-10 hari
4 Hordeolum Staphylococcu s Doksisiklin oral setiap 12 jam selama 7 Bila sudah menjadi kalazion
internum spp. hariatau Kloksasilin oral setiap 6 jam dapat dipertimbangkan tindak
bedah
5 Blefaritis Staphylococcu s Kloramfenikol salep mata 1% setiap 8
anterior spp. jam selama 7-14 hari
6 Conjuntivitis Niesseria Neonatus: Dilakukan irigasi dengan
gonore gonorrhoeae Seftriakson (i.v. atau i.m.) NaCL 0,9% sampai sembuh

7 Selulitis Staphylococcu s Ringan-sedang: Amoksisilin klavulanat Lama pemberian:


preseptal spp. oral setiap 8 jam 7-10 hari apabila sudah
Streptococcus spp. atau supuratif dapat dilakukan
Trimetoprim- sulfametoksazol oral tindak bedah
setiap 12 jam selama 7-10 hari
Sedang-berat: Ampisilin- sulbaktam
i.v. setiap 8 jam
atau
Sefotaksim i.v. setiap 8 jam
8 Selulitis orbita Staphylococcu Ampisilin sulbaktam i.v. setiap 8 jam Pertimbangkan
s spp., Atau tindak bedah bila penyakit
Streptococcus Sefotaksim i.v. setiap 8 jam mengancam penglihatan.
spp., Haemophilus Kombinasi dengan Metronidazol oral
setiap 8 jam
9 Konjungtivitis Staphylococcu s Ringan-sedang: Kloramfenikol tetes Lama pemberian:
spp., mata setiap 4 jam, atau 5-7 hari
Streptococcus Kloramfenikol salep
spp., Haemophilus mata 1% setiap 8 jam
influenzae
Neisseria Tanpa ulserasi kornea: Seftriakson Lama pemberian:
gonorrhoeae i.m. dosis tunggal Kombinasi dengan 5 hari
20
Gentamisin 0,3% tetes mata setiap 2
jam, atau salep mata setiap 8 jam
atau Levofloksasin 0,5% tetes mata
setiap 2 jam
Dengan ulserasi kornea:
Seftriakson i.v. setiap 12 jam selama 3
hari Pada bayi/neonatus: Seftriakson i.v.
atau i.m.
Kombinasi dengan Levofloksasin 0,5%
tetes mata
Chlamydia Dewasa Doksisiklin oral setiap 12 jam Lama pemberian:
trachomatis atau 7 hari kecuali azitromisin
Azitromisin oral dosis tunggal hanya 1 kali pemberian
kombinasi dengan Tetrasiklin salep
mata setiap 8 jam Neonatus Azitromisin
sirup kering oral setiap 24 jam selama 3
hari
10 Keratitis/Ulkus
Kokus Gram- Levofloksasin 1 tetes mata setiap jam Bila terdapat ancaman perforasi
kornea bakterial
positif selama 24-48 jam pertama, dilanjutkan kornea atau
Staphylococcu s setiap 2 jam selama 48 jam berikut nya, pada ulkus perifer dengan
spp. Streptococcus kemudian setiap 6 jam selama 7 hari. perluasan sklera, berikan
spp., Batang Terapi dilanjutkan hingga defek epitel Siprofloksasin
Gram- negatif sembuh. 750 mg per oral setiap 12 jam
Pseudomonas spp. selama 7-10 hari
11 Endoftalmitis Streptococcus Levofloksasin i.v setiap 24 jam atau Lakukan tindak bedah
bakterial akut spp., Levofloksasin oral setiap 24 jam Lama pemberian:
Staphylococcu s 10 hari
spp., Bacillus spp.,
Klebsiella spp.,
Pseudomonas spp.
INFEKSI DERMATOLOGI, KELENJAR, DAN JARINGAN LUNAK LAINNYA
1 Mastitis Group A Pilihan 1: Bila terbentuk abses segera
Streptococci, Amoksisilin- klavulanat oral per setiap 8 insisi drainase
Staphylococcu s jam
aureus Pilihan 2:
Klindamisin oral setiap 8 jam
INFEKSI KULIT
2 Impetigo bulosa, Staphylococcu s Topikal: Terapi utama: perawatan luka/
aureus Asam fusidat krim tiap 12 jam kebersihan kulit
3 impetigo Streptococcus spp. Sistemik: Pilihan 1: Kloksasilin oral Antibiotik sistemik diberikan
nonbulosa, setiap 6 jam, selama 5-7 hari bila ada tanda infeksi sistemik
furunkel,
karbunkel, Pilihan 2:
Sefaleksin setiap 6 jam selama 7 hari
4 Erisipelas, Infeksi ringan Pilihan 1:
Selulitis Penisilin V oral setiap 6 jam

Pilihan 2: Kloksasilin oral setiap 6 jam

Infeksi Berat Pilihan 1: Penisilin G


setiap 4-6 jam

Pilihan 2:
Kloksasilin i.v. setiap 6 jam
5 Luka bakar Grup A Pilihan 1: Bersihkan luka dengan larutan
terinfeksi Streptococci, S. Gentamisin i.v. tiap 24 jam klorheksidin 0,1%.
aureus,
Enterobacter spp., Pilihan 2: Pertimbangkan pemeriksaan
P. aeruginosa Sefotaksim tiap 8 jam biakan kuman. Monitor fungsi
ginjal

21
TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI (5)

TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA IBU HAMIL ( Kemenkes RI, 2021 )
Kategori

A B C D X
(tidak ada antibiotik Amfoterisin B Basitrasin Aminoglikosida Metronidazol
dalam kategori ini) Aztreonam Fluorokuinolon Doksisiklin (trimester I)
Azitromisin Imipenem Minosiklin
Eritromisin Isoniazid Tetrasiklin
Fosfomisin Karbapenem Klaritomisin Tigesiklin
Klindamisin Kloramfenikol
Metronidazol Kotrimoksazol Linezolid
Penisilin Paramomisin
Sefalosporin Pirazinamid
Rifampisin
Siprofloksasin
Spiramisin
Vankomisin

TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA IBU MENYUSI ( Kemenkes RI, 2013 )
Nama antibiotic Pengaruh pada asi dan bayi Anjuran
Klorampenikol Toksisitas sum – sum tulang pada Hentikan selama menyusui
bayi
Clindamicin Pendarahan gastrointestital Hentikan selama menyusui
Cloksasilin diare Awas terjadi diare
Metroidinazole Data pre klinik menunjukkan efek Hentikan selama menyusui
karsinogenik
Siprofloksasin Eksresi dalam asi Hindari selama menyusui
Pentoksifilin Eksresi dalam asi Hindari selama menyusui
Kotrimoksazol Hiperbilirubinemia/ defisiensi Hindari poada bayi sakit, stres, premature,
G6PD hiperbilirubinemia, dan defisiensi G6PD

TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA ANAK (3,4) ( Kemenkes RI, 2021 )

Nama Obat Kelompok Usia Alasan


Azitromisin Neonatus Tidak ada data keamanan
Kloramfenikol Neonatus Menyebabkan grey baby syndrome
Kotrimoksazol Kurang dari 6 minggu Tidak ada data efektivitas dan keamanan
Linkomisin HCl Neonatus Menyebabkan fatal toxic syndrome
Norfloksasin Kurang dari 12 tahun Merusak tulang rawan (cartillage disgenesis)
PiperasilinTazobaktam Neonatus Tidak ada data efektivitas dan keamanan
Siprofloksasin Kurang dari 12 tahun Merusak tulang rawan (cartillage disgenesis)
Spiramisin Neonatus dan bayi Tidak ada data keamanan
Tetrasiklin Kurang dari 4 tahun atau pada dosis tinggi Diskolorisasi gigi, gangguan pertumbuhan tulang
Tiamfenikol Neonatus Menyebabkan grey baby syndrome
Tigesiklin Anak kurang dari 18 tahun Tidak ada data keamanan

22
TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA GANGGUAN GINJAL (6) ( Kemenkes RI, 2021)

1 Aminoglikosida 9 Monobaktam
2 Daptomisin 10 Nitrofurantoin
3 Fosfomisin 11 Polimiksin B
4 Gemifloksasin 12 Siprofloksasin
5 Golongan Karbapenem 13 Tetrasiklin
6 Kotrimoksazol 14 Vankomisin
7 Kolistin 15 Sebagian besar beta-laktam
8 Levofloksasin

TERAPI ANTIBIOTIK YANG TIDAK BOLEH PADA GANGGUAN HATI (1) (Andrade RJ, 2011)

Antibiotik
Flucloxacillin
Amoksisilin/asam klavulanat
Seftriakson
Eritromisin
kotrimoksazol
Doksisiklin
ciprofloksasin

TERAPI ANTIBIOTIK YANG MENGHAMBAT BAKTERI GRAM POSITIF, GRAM NEGATIF, DAN
GRAM POSITIF-NEGATIF (4) ( Kemenkes RI, 2021 )

Kelompok Antibiotik
Daptomisin
Klindamisin
Linkomisin
Linezolid
Makrolid (azitromisin, eritromisin, dan klaritromisin)
Gram-Positif
Penisilin (benzatin benzil penisilin, dikloksasilin, fenoksimetil penisilin, kloksasilin,
prokain benzil penisilin, nafsilin, oksasilin)
Sefalosporin generasi pertama (sefadroksil, sefaleksin, sefalotin, sefazolin)
Tetrasiklin dan doksisiklin; Teikoplanin
Vankomisin.
Aztreonam
Aminoglikosida
Gram-Negatif Kolistin
Polimiksin B
Sefalosporin generasi kedua (sefaklor, sefoksitin, cefotetan, sefuroksim);
Ampisilin, ampisilin-sulbaktam, amoksisilin, amoksisilin-asam klavulanat
Fluorokuinolon (levofloksasin, moksifloksasin, siprofloksasin)
Fosfomisin
Karbapenem (doripenem, imipenem, meropenem, ertapenem)
Gram-positif & Kloramfenikol; Ko-trimoksazol; nitrofurantoin; Piperasilin, piperasilin-tazobaktam, dan
Gram-negatif tikarilin (baik untuk Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus dan Enterococcus)
Sefalosporin generasi ketiga (sefdinir, sefiksim, sefoperazon, sefotaksim, sefpodoksim,
seftazidim, seftriakson)
Sefepim
Tigesiklin (kurang aktif untuk Pseudomonas dan Proteus

23
ANTIBIOTIK BAKTERIOSTATIK DAN BAKTERIOSIDAL (2,7) (Kemenkes RI,2011)

Parameter
Pola Aktivitas Antibiotik Tujuan Terapi
PK/PD

Tipe I Bakterisidal Aminoglikosid Memaksimalkan - rasio AUC-24


concentration- dependence Fluorokuinolon kadar jam/KHM
dan Efek persisten yang lama Ketolid - rasio kadar
puncak/KHM
Tipe II Bakterisidal time- Karbapenem Memaksimal kan waktu>KHM
dependence Dan Efek persisten Sefalosporin durasi paparan
minimal Eritromisin Linezolid
Penicillin
Tipe III Bakterisidal time-dependent Azitromicin Klindamisin Memaksimalkan Rasio AUC -24
dan Efek persisten sedang sampai Oksazolidinon jumlah obat yang JAM/khm
lama Tetrasiklin Vankomisin masuk sirkulasi
sistemik

ANTIBIOTIK UNTUK OPERASI DAN JENIS OPERASINYA (3,5,9,10) (Kemenkes RI, 2021)

Secara umum, digunakan antibiotik sefalosporin generasi I - II untuk profilaksis bedah.Pada kasus tertentu yang
dicurigai melibatkan bakteri anaerob dapat ditambahkan metronidazole.Tidak dianjurkan menggunakan
sefalosporin generasi III dan IV, golongan karbapenem dan golongan kuinolon untuk profilaksis bedah.
Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang diberikan sebelum, saat, dan setelah prosedur operasi untuk
mencegah terjadinya komplikasi infeksi atau infeksi daerah operasi (IDO) (Kemenkes RI, 2021).

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA UMUM UNTUK OPERASI


Kelas
Definisi Penggunaan Antibiotik
Operasi
Operasi Bersih Operasi yang dilakukan pada daerah Kelas operasi bersih terencana
dengan kondisi pra bedah tanpa umumnya tidak memerlukan
infeksi, tanpa membuka traktus antibiotik profilaksis kecuali pada
(respiratorius, gastro intestinal, beberapa jenis operasi, misalnya
urinarius, bilier), operasi terencana, mata, jantung, dan sendi.
atau penutupan kulit primer dengan
atau tanpa digunakan drain tertutup.
Operasi Bersih Operasi yang dilakukan pada Pemberian antibiotika profilaksis
– Kontaminasi traktus(digestivus,bilier, urinarius, pada kelas operasi bersih
respiratorius, reproduksi kecuali kontaminasiperlu dipertimbangkan
ovarium) atau operasi tanpa disertai manfaat dan risikonya karena
kontaminasi yang nyata. bukti ilmiah mengenai efektivitas
antibiotik profilaksis belum
ditemukan.

Operasi Operasi yang membuka saluran cerna, Kelas operasi kontaminasi


Kontaminasi saluran empedu, saluran kemih, saluran memerlukan antibiotik terapi
napas sampai orofaring, saluran (bukan profilaksis).
reproduksi kecuali ovarium atau operasi
yang tanpa pencemaran nyata (Gross
Spillage).

24
Operasi Kotor Adalah operasi pada perporasi saluran Kelas operasi kotor memerlukan
cerna, saluran urogenital/saluran nafas antibiotik terapi
yang terinfeksi ataupun operasi yang
melibatkan daerah yang purulen
(inflamasi bakterial). Dapat pula operasi
pada luka terbuka lebih dari 4 jam
setelah kejadian atau terdapat jaringan
non vital yang luas atau nyata kotor.

PERHATIAN/
NO JENIS OPERASI ANTIBIOTIK
KETERANGAN
Kardiotoraks vaskular
1 Bedah jantung (katup Pilihan 1: Pengulangan pemberianantibiotik
prostetik, bypass arteri Sefazolin i.v. drip selama 15 menit, profilaksis,jika lama operasi >3 jam
koroner, bedah jantung diberikan 30-60 menit sebelum insisi. atau volume perdarahan >1,5 L
terbuka) Jika diperlukan, antibiotik lanjutan dapat (untuk dewasa) atau 15 mL/kgBB
diberikan maksimal selama 48 jam (untuk anak).
Maksimal lama pemberian
Pilihan 2:
antibiotik profilaksis 48 jam.
(khusus bedah jantung): Sefuroksim i.v.
drip selama 15 menit,diberikan 30-60
menit sebelum insisi. Jika diperlukan
antibiotik lanjutan dapat diberikan
maksimal selama 48 jam.
2 Toraks (nonkardiak)/ Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
paru dan nonparu insisi intravena drip selama 15menit
3 Pacemaker Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum Tidak ada pemberian antibiotik
insisi intravena drip selama 15 menit ulangan
4 Bedah arteri termasuk graft/ Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum Tidak ada pemberian antibiotik
prostesis, aorta abdominal insisi intravena drip selama 15 menit ulangan
5 Amputasi ekstremitas bawah Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum Tidak ada pemberian antibiotik
akibat iskemia insisi intravena drip selama 15menit ulangan
Mammae
1 Tumor jinak Tanpa antibiotik profilaksis
2 Tumor ganas Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum Pengulangan pemberian antibiotik
insisi intravena drip selama 15 menit profilaksis, jika lama operasi > 3
jam atau volume perdarahan >1,5 L
(untuk dewasa) atau 15 mL/ kgBB
(untuk anak).
Maksimal lama pemberian antibiotik
profilaksis 24 jam setelah pemberian
pertama. pemakaian drain bukan
indikasi pemanjangan pemberian
antibiotik
3 Rekonstruksi, Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
Re-shaping insisi intravena drip selama 15 meni
Saluran cerna
1 Esofageal, gastroduodenal, Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
usus halus, apendiks insisi intravena drip selama 15 menit
2 Kolorektal Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
Kombinasi dengan
Metronidazol i.v.
3 Saluran bilier Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit

25
4 Bedah minimal invasif –Bedah Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum Jika dilakukan tindakan reseksi
laparoskopi insisi intravena drip selama 15 menit kolon, ditambahkan Metronidazol
(i.v.)
5 Laparoskopi Diagnostik Tanpa antibiotik profilaksis
6 Splenektomi Tanpa antibiotik profilaksis Antibiotik terapi diberikan pada
pasien dengan kondisi imuno
kompromais Pasca splenektomi
7 Hernia (menggunakan mesh) Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum Tanpa mesh, tidak memerlukan
insisi intravena drip selama 15 menit antibiotik
Genitourinarius
1 Sistoskopi dengan/tanpa Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
manipulasi atau instrumentasi insisi intravena drip selama 15 menit
saluran bagian atas
2 Bedah laparoskopi Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
3 Sterilisasi (laki - laki) Tanpa antibiotikprofilaksis
4 Laparoskopi Diagnostik Tanpa antibiotik profalaksis Khusus untuk tindakan hidroturbasi
diberikan antibiotik profalaksis
5 Pemasangan Caentral Line Tanpa antibiotik profalaksis
Catheter
6 Pemasangan kateter dialisis Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
peritoneal insisi intravena drip selama 15 menit
7 Hipospadia Repair Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum Pemberian Antibiotik lanjutan per-
insisi intravena drip selama 15 menit oral sampai kateter dilepas
8 Transurethral resection of the Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
prostate (TUR) insisi intravena drip selama 15 menit
9 Percutaneous nephrolithotomy Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
10 Shockwave lithotripsy Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
11 Endoscopy stone removal Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
12 Sistektomi radikal Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
Obstetri – Ginekologi
1 Histerektomi, abdominal, Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
vaginal, atau laparoskopi insisi intravena drip selama 15 menit
2 Laparoskopi diagnostik dan Tanpa antibiotik profilaksis
sterilisasi (MOW)
3 Bedah Caesar Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
4 Kuretase abortus induksi Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
5 Kuretase abortus spontan Tanpa antibiotik profilaksis
6 Repair fistula, rekonstruksi Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
neovagina insisi intravena drip selama 15 menit
7 Persalinan per vagina Tanpa antibiotik profilaksi
(spontan, ekstraksi cunam,
ekstraksi vakum)
• Penjaitan rupture perinei
tingkat I-II
8 Ruptur perineum tingkat III – IV Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit

26
Kepala dan leher
1 Insisi melalui mukosa mulut Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
dan faring insisi intravena drip selama 15 menit
2 Struma Tanpa antibiotik profilaksis
3 Fraktur mandibula Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
4 Tonsilektomi, adenoidektomi Tanpa antibiotik profilaksis
5 Penjahitan luka primer pada Tanpa antibiotik profilaksis
wajah
6 Operasi bibir sumbing Sefazolin Risiko komplikasi akan lebih
merugikan
Bedah Syaraf
1 • Kraniotomi Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
• Bedah sumsum tulang
belakang (medulla spinalis)
2 Shunting cairan serebrospinal Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
Ortopedi
1 Prostesis sendi Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
insisi intravena drip selama 15 menit
2 Implantasi dengan alat fiksasi Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
internal insisi intravena drip selama 15 menit
3 Patah tulang terbuka Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
(pemasangan implan) insisi intravena drip selama 15 menit
4 Patah tulang tertutup Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
(pemasangan implan) insisi intravena drip selama 15 menit
Mata
1 Operasi intraokular: Peribedah: Levofloksasin intrakameral
ekstraksi katarak, vitrektomi, Pascabedah:Levofloksasin 1-2 jam
trabekulektomi dalam 1 hari pascabedah, dilanjutkan 6
kali per hari selama 1-2 minggu
2 Operasi kelopak mata (repair Sefazolin diberikan 30-60 menit sebelum
kelopak mata/ ektropion/ insisi intravena drip selama 15 menit
entropion), operasi orbita
(external dacryocystorhi
nostomy, enukleasi, eviserasi,
eksenterasi, orbitotomilateral
dan strabismus
3 Operasi pterigium Tanpa antibiotik profilaksis jika terjadi lesi kornea, pascabedah
diperlukan pemberian antibiotik
topikal. levofloksasin setiap 3jam
selama 7 hari

PENILAIAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RS KATEGORI 0-VI (7) ( Kemenkes, 2011 )

Kategori 0 Penggunaan antibiotik tepat/bijak


Kategori I Penggunaan antibiotik tidak tepat waktu
Kategori IIA Penggunaan antibiotik tidak tepat dosis
Kategori IIB Penggunaan antibiotik tidak tepat interval pemberian
Kategori IIC Penggunaan antibiotik tidak tepat cara/rute pemberian
Kategori IIIA Penggunaan antibiotik terlalu lama
Kategori IIIB Penggunaan antibiotik terlalu singkat
Kategori IVA Ada antibiotik lain yang lebih efektif
Kategori IVB Ada antibiotik lain yang kurang toksik/lebih aman
Kategori IVC Ada antibiotik lain yang lebih murah

27
Kategori IVD Ada antibiotik lain yang spektumnya lebih sempit
Kategori V Tidak ada indikasi penggunaan antibiotik
Kategori VI Data rekam medik tidak lengkap dan tidak dapatdievaluasi

PENGGOLONGAN ANTI-JAMUR (2,5,7,8) (Basic & Clinical Pharmacology Ed. 14, 2018)

Antijamur adalah zat yang di hasilkan oleh suatu mikroba,terutama fungi(jamur) yang dapat menghambat atau
dapat membasmi mikroba jenis lain,yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan
kuman,sedangkan toksisitasnya terhadap manusia kecil(Jurnal)

Indikasi Nama Obat Mekanisme Kerja Kontra Indikasi ESO

Anti Jamur Amfoterisin B Amfoterisin B mengikat - Hipersensitivitas - Demam


infeksi sistemik ergosterol dan mengubah terhadap pemberian obat - Menggigil
permeabilitas sel dengan lain yang menyebabkan - Kejang Otot
membentuk pori-pori terkait hipokalemia ( - Muntah
amfoterisin B di membran sel. kortikosteroid dan - Sakit Kepala
(Basic & Clinical digoksin) - Hipotensi
Pharmacology Ed. 14, 2018) (Medscape) - Kerusakan Jantung
(Basic & Clinical
Pharmacology Ed. 14, 2018)
Flukitosin Menghambat sintesis DNA - Hipersensitivitas terhadap - Anemia
dan RNA. flusitosin. Pemberian - Leukopenia
(Basic & Clinical bersama dg obat - Trombositopenia
Pharmacology Ed. 14, 2018) nukleosida antivirus dan - Mual
analognya. - Muntah
(Mims,2022) - Diare
(Farmakology & Terapi Ed.
6, 2016)

28
Azoles Pengurangan sintesis - Hipersensitivitas - Mual
- Ketokonazol ergosterol dengan Penggunaan bersamaan - Muntah
- Flukonazol menghambat sitokrom P450. dengan astemizole, - Sakit Kepala
(Basic & Clinical cisapride, quinidine, - Vertigo
Pharmacology Ed. 14, 2018) terfenadine, pimozide, (Farmakology & Terapi Ed.
erythromycin. 6, 2016)
(Mims,2022)
- Itrakonazol - Hipersensitivitas terhadap
Ibu hamil dan Menyusui
- Hipersensitivitas terhadap
gangguan fungsi hati dan
ginjal
(Mims,2022)
- Vorikonazol - Hipersensitivitas
Penggunaan bersamaan
dengan fenobarbital,
ergotamine, dan
dihydroergotamine
(Mims,2022)
- Ekinokandin Menghambat enzim yang - Hipersensitif terhadap - Gangguan gastrointestinal
diperlukan untuk sintesis anidulafungin atau - Flebitis
dinding sel jamur dengan echinocandin lainnya. - Hipersensitivitas
menghambat sintesis (1–3)- (Mims,2022) (Farmakology & Terapi Ed.
glukan. 6, 2016)
(Basic & Clinical
Pharmacology Ed. 14, 2018)
- Terbinafin Menghambat enzim jamur - Hipersensitivitas. - Gangguan Pencernaan
squalene epoxidase. Penyakit hati kronis atau - Sakit Kepala
(Basic & Clinical aktif. Laktasi. - Hepatotoksisitas
Pharmacology Ed. 14, 2018) (Mims,2022) - Netropenia
- Syndrome Stevens Johnson
(Farmakology & Terapi Ed.
6, 2016)
Anti Jamur - Griseofulvin Disimpan dalam sel prekursor - Hipersensitif terhadap - Ruam
Infeksi keratin dan terikat erat dengan griseofulvin dan - Urtikaria
Dermatofit dan keratin baru, dan ini penisilin. Lupus - Mual
Mukokutan meningkatkan resistensi eritematosus sistemik - Muntah
terhadap invasi jamur. (LES), porfiria. - Diare
(Medscape) Kerusakan hati yang (Medscape)
parah. Kehamilan.
(Mims,2022)
Azoles Pengurangan sintesis - Hipersensitivitas. - Mual
- Mikonazol ergosterol dengan Penggunaan bersamaan - Muntah
menghambat sitokrom P450. dengan obat astemizole, - Sakit Kepala
(Basic & Clinical cisapride, dofetilide, - Vertigo
Pharmacology Ed. 14, 2018) halofantrine, triazolam, (Farmakology & Terapi Ed.
dan midazolam oral. 6, 2016)
(Mims,2022)
- Klotrimazol - Hipersensitivitas
terhadap pasien
gangguan hati
(Medscape)

- Tolnaftat dan Cara kerja yang tepat tidak - Hipersensitivitas - Iritasi ringan
Tolsiklat diketahui, tetapi obat tersebut - Keamanan pada ibu - (Medscape)
telah terbukti mendistorsi hifa menyusui belum di
dan menghambat ketahui, Kategori C
pertumbuhan miselium pada (Medscape)
jamur yang rentan.
(Medscape)

29
- Nystatin Mengikat sterol dalam - Hipersensitivitas - Mual
membran sel jamur, mengubah (Mims,2022) - Muntah
permeabilitas dan dengan - Diare
demikian menyebabkan isi - Iritasi kulit
seluler bocor (Farmakology & Terapi Ed.
(Medscape) 6, 2016)

TERAPI ANTI-JAMUR YANG TIDAK BOLEH DAPA IBU HAMIL DAN MENYUSUI, PADA ANAK,
PADA GANGGUAN HATI DAN GINJAL (9) (PIONAS)

KI pada Ibu Hamil KI pada KI pada


Nama Obat KI pada anak
dan menyusui Gangguan hati gangguan ginjal
Ketokonazol ✓ (C) ✓
Griseofulvin ✓ (X) ✓
Kaspofungin Asetat ✓ (C) ✓
Vorikonazol ✓ (D)
Terbinafin ✓
Itrakonazol ✓ (C) ✓ ✓
Klotrimazol ✓

30
REFERENSI

1. Permenkes RI no 28 Tahun 2021 tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik, Kemenkes 2021.


2. Permenkes RI no 2406, Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Kemenkes 2011
3. Permenken RI no 2406, Tahun 2013 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Kemenkes 2013
4. Mims,2022
5. Departemen Farmakologi dan Terapi FK UI, Farmakologi dan Terapi , Badan Penerbit FKUI, Jakarta
2016.
6. Medscape
7. Bertram G. Katzung, Basic & Clinical Pharmacology ED. 14, tahun 2018
8. Andrade RJ, Tulkens PM. 2011. Hepatic safety of antibiotics used in primary care. Journal of
Antimicrobial Chemotherapy
9. Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas)

31
LATIHAN SOAL
1. Seorang wanita berusia 40 tahun sedang hamil dengan usia kandungan 10 minggu, pasien mengeluhkan
demam dan sakit telinga, dokter berdiskusi dengan apoteker untuk memberikan terapi kepada pasien apa
obat yang kontra indikasi terhadap pasien ?
a. Amoxicillin
b. Cefadroksil
c. Azitromosin
d. Cefixime
e. Ciprofloxacin

2. Pasien Tn. Y, usia 30th, datang dengan keluhan BAB lebih dari 4 kali sehari yang di ikuti dengan keluar
darah. Pasien demam dan merasa perutnya sakit saat ingin buang air besar. Hasil kultur feses ditemukan
Vibrio cholera. Dokter berencana ingin memberikan obat dengan mekanisme kerja menghambat sintesis
protein subunit 30s. Maka saran apoteker yang diberikan kepada pasien ialah.. (sdh)
a. Amoxicylin
b. Cefixime
c. Clindamycin
d. Doxycycline
e. Eritromycin

3. Seorang anak 6 tahun datang keklinik dengan ibunya, anak tersebut merasakan keluhan nyeri saat
menelan, pusing, demam, dan muntah 2 kali. Hasil laboratorium menunjukan leokositosis dan
neutropilia. Dokter mendiagnosis pasien menderita akut faringitis. Diketahui pasien alergi penisilin.
Antibiotic apakah yang tepat diberikan untuk pasien ? (sdh)
a. Tetrasiklin
b. Sulfametoksazol
c. Ciprofloxasin
d. Metronidazole
e. Azitromisin

4. Seorang pasien laki-laki 32 tahun datang ke dokter dengan diagnosa HIV dokter dan apoteker berdiskusi
untuk memberikan terapi kepada pasien obat flukonazole, bagaimana kerja obat tersebut?
a. Bekerja dengan mengurangi singesis ergosterol dengan menghambat sitokrom P450
b. Menghambat sintesis DNA dan RNA
c. Menghambat enzim jamur squalene evoksidase
d. Mengikat sterol dalam membran sel jamur
e. Menghambat enzim yang diperlukan untuk sintesis dinding sel jamur dengan menghambat sintesis
glukan

5. Seorang anak 5 tahun mengalami diare sejak 4 hari yang lalu. Setelah diobati dengan rehidrasi oral belum
juga sembuh. Dilakukan kultur bakteri hasilnya adalah Campylobacter. Saran apoteker untuk dokter yang
merawat anak tersebut diberikan ?
a. Ciprofloxacin
b. Azithromicyn
c. Metronidazole
d. Etambutol
e. Streptomicyn

6. seorang pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan ruam kulit disertai rasa terbakar. dokter
mendiagnosa pasien tersebut terkena sindrom steven jhonson, diketahui pasien tersebut memiliki riwayat
menggunakan obat antijamur. obat antijamur apakah yang menyebabkan efek samping tersebut?
a. Flukitosin
b. Ketokonazole
c. Ekinokandin
d. Terbinafin

32
e. Mikonazole

7. Seorang pasien wanita 28 tahun sedang hamil datang ke dokter. diagnosa oleh dokter terinfeksi jamur,
terapi antijamur apakah yang direkomendasikan untuk pasien tersebut ?
a. Ketokonazole
b. Griseofulvin
c. Itrakonazole
d. Klotrimazole
e. Vorikonazole

8. Seorang Pria 65 tahun dengan Riwayat gangguan ginjal dating ke dokter dengan keluhan gatal pada sela-
sela selangkangan. Dokter mendiagnosa pasien tersebut terinfeksi jamur. Obat apakah yang paling tepat
untuk pasien dengan gangguan hati?
a. Ketokonalzole
b. Griseofulvin
c. Itrakonazole
d. Klortrimazole
e. Vorikonazole

9. Tn. X mengalami demam selama 1 hari dan memeriksakan ke Dokter. Dokter berdiskusi dengan
Apoteker untuk pemberian antibiotic. Berapa lama pemberian antibiotic untuk penggunaan empiris ?
a. 1-3 hari
b. 2-3 hari
c. 1-2 hari
d. 3-5 hari
e. 4-6 hari

10. Seorang anak didiagnosa terkena infeksi bakteri sehingga diberika antibiotik. Namun apoteker
menyarankan kepada dokter untuk mengganti antibiotik.dikarenakan efek sampingnya dapat
menyebabkan kelainan pada tulang dan perubahan pada gigi. Obat apakah yang mengakibatkan kondisi
tersebut ?
a. Azitromicin
b. Amikasin
c. Tetrasiklin
d. Eritromicin
e. Ciprofloxacin

33
PEMBAHASAN SOAL

1. Karena obat ciprofloxacin termasuk kategori C


2. Antibiotic doxycycline 300mg/hari meruapakan antibiotic golongan tetrasiklin yang efektif untuk
pengobatan tetrasiklin yang efektif untuk pengobatan kolera yang disebabkan oleh Vibro cholera.
3. Pasien mengalami faringitis dan alergi terhadap penilisin oleh karena itu amoxicillin tidak bias diberikan.
Terapi yang bias diberikan adalah azitromisin.
4. Mekanisme dari obat fluconazole ialah bekerja dengan mengurangi singesis ergosterol dengan
menghambat sitokrom P450.
5. Azithromicyn digunakan untuk terapi antibiotic pada diare anak karena Campylobacter.
6. Obat terbinafin dapat mengakibatkan sindrom steven jhonson(ruam kulit disertai rasa terbakar)
7. Menurut PIONAS obat klotrimazole tidak ada kontra indikasi pada ibu hamil
8. Menurut PIONAS obat Vorikonazole aman untuk gangguan hati
9. Menurut permenkes 2011, lama pemberian terapi empiris antibiotik secara umum adalah 48 jam – 72
jam.
10. KI tetrasiklin yaitu obat ini tidak boleh diberikan pada anak-anak di bawah 12 tahun, ibu hamil dan
menyusui karena dapat mengakibatkan menghambat pertumbuhan tulang, perubahan warna gigi
permanen pada anak.

34

Anda mungkin juga menyukai