Anda di halaman 1dari 31

ANTIFUNGI DAN INFEKSI

JAMUR SUPERFICIAL

Pendidikan Profesi Apoteker-XXVIII

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


KELOMPOK 4
KELAS A1

Anida Husna Salsabila Syntia Yunia Alvina Dahliana


221FF05039 221FF05019 221FF05036

Shinditya Alifianti Raehana


221FF05017 221FF05035

Andini Dyah Ramadhani Anisah Nur Ismayanti Annisa Miftahun Najah


221FF05037 221FF05040 221FF05042

Andrea Sari Anissa Faradifa Rumi


221FF05038 221FF05041
Outline
ANTIFUNGAL
CANDIDIASIS

01 02 03

Vulvovaginal Oropharingeal Esophageal


INFEKSI MIKOTIK KULIT, RAMBUT DAN KUKU

01 02 03
Tinea Kapitis Tinea Korporis Tinea Pedis
& Kruris
04 05
Tinea Unguium Tinea
Imbrikata
ANTIFUNGAL

Golongan Mekanisme Contoh obat Efek samping

Azole Merusak membran Fluconazole Gangguan GI, hepatitis tidak


dinding sel jamur umum.
dengan
menghambat
biosintesis
ergosterol. Clotrimazole Perubahan rasa, mual ringan,
Permeabilitas muntah
membran jamur
menjadi meningkat,
bocor, nutrisi
hilang/keluar, Miconazole Diare, sakit kepala, mual,
menyebabkan disgeusia, nyeri perut bagian
kematian sel jamur. atas dan muntah
Lanjutan
Itaconazole Gangguan GI, tidak
umum:
hepatotoksik,cfh,ed
ema paru dengan
penggunaan jangka
Panjang.

Posatonazole Gangguan GI,


demam, sakit kepala,
peningkatan
transaminase hati
tidak umum

Glucan synthesis Caspofungin Demam, sakit kepala,


Inhibitors reaksi
Menghambat sintesis dinding Micafungin terkait infus (<5%),
(echinocandins)
sel jamur. hipokalemia,
anemia,
Anidulafungin
neutropenia
Nistatin Mual ringan, muntah,
diare

Oral : mual, muntah, diare


Mengikat sterol dalam dengan dosis lebih tinggi
Polien membran sel jamur, mengubah IV: demam, menggigil,
permeabilitas membran. Amphotericin-B
berkeringat,
nefrotoksisitas,
gangguan elektrolit,
supresi sumsum tulang.

Ketidaknyamanan pada
• Menghambat epoksidasi Terbinafine perut,
squalen pada jamur sehingga anoreksia, mual,
bersifat toksik bagi diare; sakit kepala; ruam
Alilamine jamur kulit dan
• Mengurangi ergosterol urtikaria kadang
• Mencegah pembentukan Butenafine
membran sel jamur dengan artralgia atau
mialgia
(Dipiro, 2020)
CANDIDIASIS
CANDIDIASIS Infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans

Valvovaginal Candidadis Esofageal

Orofaringeal

Vagina
Kerongkongan
(saluran yang
menghubungkan
Mukosa
tenggorokan
(sariawan)
dengan
perut)/esofagus
(Marie, 2016)
Patofisiologi Candidiasis Vulvovaginal

Normal

Sel terkelupas, lendir Vagina bersih


Keputihan
serviks dan bakteri

Di pertahankan
pH normal lactobacillus Menghasilkan asam
Secret vagina acidophilus, laktat dan asetat
(4,0) diphtheroids dan serta glikogen
staphylocobacilus
epidermidis

Beracun bagi pH vagina tetap


banyak patogen rendah

(Marie, 2016)
Patofisiologi Candidiasis Vulvovaginal
Vulvovaginal

Perubahan lingkungan Bakteri tidak bisa Pertumbuhan


vagina termasuk dihambat bakteri berlebih
perubahan pH

Komplikasi
Non-komplikasi Vulvovaginal
● Dapat terjadi kekambuhan
● Wanita dengan diabetes
● Menyebabkan gejala ringan yang tidak terkontrol
sampai berat ● Dapat disebabkan oleh
● Paling sering disebabkan organisme jamur non
oleh Candida albicans albicans atau yang resisten
terhadap azol

(Marie, 2016)
Tatalaksana Terapi Candidiasis Vulvovaginal Non-Komplikasi

Terapi 1 hari Terapi 3 Hari Terapi 7-14 Hari

● Krim Butoconazole 2%, 5 ● Krim Butoconazole 2% , 5 g ● Suppositoria vagina asam borat


g secara intravagina secara intravagina untuk 3 600 mg, satu suppositoria
malam secara intravagina 2 x 1 hari
sebagai penggunaan ● Ovula Clotrimazole 100 mg, dua
tunggal selama 14 hari
tablet untuk 3 malam
suppositoria vagina ● Krim Clotrimazole 1%, 5 g
● Fluconazole 150 mg, 1
● Miconazole 200 mg, satu secara intravagina selama 7–
tablet oral dosis tunggal
suppositoria selama (untuk) 3 14 malam
● Salep Tioconazole 6.5% , malam ● Ovula Clotrimazole 100 mg,
5 g secara intravagina ● Krim Terconazole 0.8%, 5 g satu tablet selama 7 malam
sebagai penggunaan secara intravagina untuk 3
Krim
tunggal malam
● Suppositoria vagina ● Miconazole 2%, 5 g secara
Terconazole 80 mg, satu intravagina selama 7 malam
suppositoria untuk 3 malam ● Suppositoria vagina Miconazole
100 mg, satu suppositoria
selama 7 malam
● Ovula Nystatin 100,000-unit, satu
tablet selama 14 malam
● Krim Terconazole 0.4%, 5 g secara
intravaginal selama 7 malam
(Marie, 2016)
Tatalaksana Terapi Candidasis Vulvovaginal Komplikasi

First Line Golongan azol (Non flukonazol) 7 sampai 14 hari

Second Line Asam borat 600 mg dalam kapsul gelatin secara vagina setiap
hari selama dua minggu

Tatalaksana Terapi Candidasis Vulvovaginal Ibu Hamil

Klotrimazol topikal secara intravaginal (kategori B)

Tatalaksana Terapi Candidasis Vulvovaginal Infeksi Non-Albicans

First line :
Terapi azol nonflukonazol selama 7 sampai 14 hari
Alternatif :
Asam borat selama 2 minggu
Itrakonazol oral 200 mg dua kali sehari 1 hari per bulan untuk 6 bulan
Nistatin supositoria intravaginal, 100.000 unit/hari selama 2 minggu
(Marie, 2016)
Tatalaksana Terapi Candidasis Vulvovaginal Kekambuhan

Harian

• 14 hari terapi azole topikal atau dosis oral Asam borat 600 mg dalam kapsul gelatin vaginal setiap hari selama menstruasi
(5 hari)
kedua flukonazol 150 mg diulang 3 hari
setelah dosis pertama. Itrakonazol 100 mg per oral sekali sehari
• Setelah penyembuhan, kekambuhan
Ketoconazole 100 mg per oral sekali sehari
candidasis vulvovaginal membutuhkan
terapi pemeliharaan jangka panjang selama Mingguan
6 bulan (lihat tabel) (flukonazol oral 100-, 150- Klotrimazol 500 mg supositoria vagina sekali seminggu
, atau 200-mg mingguan untuk 6 bulan
adalah pengobatan lini pertama) Flukonazol 100 atau 150 mg per oral sekali seminggu
Terconazole 0.8% krim 5 g vagina sekali seminggu
Pilihan terapi untuk pemeliharaan Bulanan
Flukonazol 150 mg per oral sekali sebulan
Itrakonazol 400 mg per oral sekali sebulan
Monitoring dan Evaluasi
• Pantau rasa gatal dan ketidaknyamanan dalam 24-48 jam
• Cairan keputihan harus mulai berkurang dalam beberapa hari
• Jika terjadi kekambuhan dengan infeksi selama 4 minggu atau lebih
dari 4 kali per tahun pasien harus dievaluasi lebih lanjut untuk
mendeteksi kemungkinan infeksi non-Candida atau organisme resisten(Marie, 2016)
Patofisiologi Candidiasis Orofaringeal Dan Esophageal
• Penggunaan antibiotik
Candida albicans • Kerusakan jaringan
sebagai flora normal Lingkungan normal
(kemoterapi, trauma dan
berubah
merokok)
• Hipersalivasi/defisiensi
umum

Orofaring

Candidiasis Orofaringeal

Jumlah Candida albicans


Selaput
berlebih
lendir

Candida berproliferasi dan melekat pada


mukosa esophagus membentuk plak
kuning-putih

Candidiasis Esophageal
(Alosomali, 2017 ; Dipiro, 2020)
Tatalaksana Terapi Candidiasis Orofaringeal

Resiko Ringan Agen tropikal, nistatin suspense empat kali


per hari atau clotrimazole troches 10 mg
lima kali /hari

Infeksi Sedang – Berat Fluconazole oral 1 kali sehari

Oroffaringeal yang HIV Clotrimazole Troches ditambah


antiretroviral
Untuk pasien balita bisa diberikan Nystatin Drop

(Marie, 2016)
Tatalaksana Terapi Candidiasis Esophageal
Fisrt Line
Golongan Obat Obat Aturan Pakai
Fluconazole 200 hingga
Azole Fluconazol 400 mg selama 2-3
minggu
Sebagai alternatif
pada pasien yang tidak
Polyene amfotericin B
dapat mentoleransi
terapi oral
Second Line
Itraconazole 200 mg
Itraconazole, setiap hari,
Azole Posaconazole atau Poscaconazole
Vorikonazol 400 mg dua kali sehari
atau vorikonazol 200mg
Terapi Pemeliharaan
Fluconazole 100 mg
Azole Fluconazol
hingga 200 mg setiap hari
(Marie, 2016)
Komplikasi Candidiasis Esophageal

• Perdarahan lambung bagian atas


• Malnutrisi
• Perforasi esofagus
• Ulkus esofagus
• Striktur esofagus
• Pembentukan fistula menjadi pohon bronkial
• Kandidemia
• Sepsis
• Penurunan berat badan

(Dipiro, 2020)
Infeksi Mikotik Kulit,
Rambut dan Kuku
Infeksi Mikotik Kulit Rambut Dan Kuku

Definisi Patofisiologi
Merupakan penyakit infeksi jamur Kontak langsung
superfisial yang disebabkan oleh dengan
penderita/reservoir Dermatofit menempel
jamur kelompok dermatofita pada sel-sel keratin
permukaan
(Trichophyton sp., Epidermophyton sp.
dan Microsporum sp). Terminologi
“tinea” atau ringworm secara tepat
menggambarkan dermatomikosis, Infeksi Terlokalisir Penebalan sel

dan dibedakan berdasarkan lokasi


anatomi infeksi (Perdoski, 2017).
Berpotensi
menjadi
superinfeksi

(Marie, 2016)
Jenis-jenis Infeksi Mikotik

Jenis Infeksi Penyebab Komplikasi

Tinea Kapitis Peradangan (kerion) yang parah pada kulit kepala


(kulit kepala) Rambut rontok berlebihan
Gangguan psikologis
menyebabkan penderitanya kehilangan kepercayaan diri (National Library of
Medicine).
Trichophyton
Tonsurans

Tinea Unguium Kerusakan permanen pada kuku, Jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang
(kuku kaki & tertekan karena obat-obatan, diabetes, infeksi jamur bisa menyebabkan infeksi
tangan) lain menyebar (National Library of Medicine).

Trichophyton
Rubrum
Jenis-jenis Infeksi Mikotik

Jenis Infeksi Penyebab Komplikasi

Tinea Pedis Komplikasi tinea pedis dapat berupa penyebaran infeksi ke berbagai area
(sela jari) tubuh lainnya, seperti tangan, kuku, dan selangkangan. Merupakan hal yang
umum bagi infeksi untuk menyebar dari kaki ke selangkangan melalui tangan
atau handuk yang terkontaminasi (National Library of Medicine).

Trichophyton
Rubrum

Tinea Imbrikata Dapat terjadi hiperpigmentasi dan hipopigmentasi pasca inflamasi. Rasa gatal
(kulit tubuh) dapat menggagu pada saat tidur dan mengganggu aktifitas sehari-hari
(National Library of Medicine).

Tricophyton
concentricum
Jenis-jenis Infeksi Mikotik

Jenis Infeksi Penyebab Komplikasi

Tinea Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS,
Corporis dan kemungkinan akan sulit menyembuhkan penyakit tinea corporis ini. Seperti jenis infeksi
Cruris dan kondisi kulit lainnya, kulit yang gatal, teriritasi, atau rusak dapat menyebabkan
(Paha dan infeksi bakteri sekunder yang mungkin memerlukan perawatan dengan antibiotik.
Betis) (Hartanto, 2020)
Tricophyton
concentricum,

Microsporum,

Epidermopiton
(Nurindi,2020)
Tatalaksana Terapi Infeksi Mikotik Kulit, Rambut Dan Kuku
Farmakologi Non Farmakologi Lama
Pengobatan
Topikal Oral regimen

Tinea Shampo ketokonazol 2% 2 hari sekali Terbinafine Pembersihan sisir dan 4-8 minggu
selama 2-4 minggu sikat yang dapat
Kapitis 250 mg/hari x 4 – 8 terkontaminasi.
minggu Keramas setiap hari
dianjurkan untuk
menghilangkan kerak

Tinea ● First line : First line : First Line :


Golongan alilamin (krim Terbinafin oral 1x250 mg/hari
Korporis terbinafine atau butenafine (hingga klinis membaik dan 2 Minggu
hasil pemeriksaan
& Kruris sekali sehari selama 1-2 laboratorium negatif)
minggu) selama 2 minggu
● Alternatif : Alternatif:
Golongan azole : krim Alternatif:
• Itrakonazol 2x100 mg/hari
mikonazol, ketokonazol, selama 2 minggu -
• Griseofulvin oral 500 2-4 Minggu
klotrimazol 2 kali sehari selama
4-6 minggu (Perdoski, 2017) mg/hari atau 10-25
mg/kgBB/hari selama 2-4
minggu
• Ketokonazol 200 mg/hari
(Perdoski, 2017)
Tatalaksana Terapi Infeksi Mikotik Kulit, Rambut Dan Kuku
Farmakologi
Lama
Non Farmakologi
Pengobatan
Topikal Oral regimen
Fluconazole 150 mg 1 perminggu x 1-
Tinea First line :
4 minggu (Dipiro, 2020) Desinfektan alas kaki, 1-4 minggu
Butenafine sekali sehari menghindari berjalan
Pedis Alternatif : tanpa alas kaki di tempat
• Sertaconazole dua
umum, mengendalikan
kali sehari
• Luliconazole sekali hyperhidrosis, memakai
sehari Naftifine cream kaus kaki penyerap dan
sekali sehari, gel sekali sepatu non oklusif harus
sehari disarankan
• (Dipiro, 2020)
(tercantum pada
Tinea First line : First line : ● Membersihkan area yang
kolom
Ciclopirox 8% oleskan Itraconazole (200 mg 2x sehari untuk terinfeksi setiap hari
Unguium pada malam hari hingga 1 minggu/bulan selama 2 bulan
tatalaksana
dengan sabun dan air disamping)
48 minggu (kuku tangan (kuku tangan) atau 200 mg ● Pada infeksi kaki
dan kuku kaki) 1x sehari selama 12 minggu (kuku direkomendasikan
Alternatif : kaki))
menggunakan kaos kaki
Efinaconazol 10% setiap Alternatif :
berbahan katun dan rajin
hari selama 48 minggu terbinafine (250 mg 1x sehari selama
(kuku kaki) 6 minggu (kuku tangan) dan 12 menggantinya
Tavaborol 5% setiap hari minggu (kuku kaki)) ● Tidak menggunakan
selama 48 minggu (kuku (Marie, 2016; Dipiro 2020) handuk kaos kaki atau
kaki) (Dipiro, 2020) pakaian bersama
Tatalaksana Terapi Infeksi Mikotik Kulit, Rambut Dan Kuku

Farmakologi Lama
Non
Pengobata
Farmakologi
Topikal Oral regimen n
• Setelah mandi (tercantum pada
Tinea First Line: Butenafine First Line: supaya kolom
Imbrikata Alternatif : Griseofulvin dikeringkan tatalaksana
ciclopirox, econazole, microsize 10-20 mg dengan disamping)
ketokonazole, /kgBB/hari selama handuk
miconazole, naftrifine, 6-8 minggu. • Tidak berbagi
terbinafin, dan Alternatif : barang pribadi
tolnaftate Terbinafine 62,5250 dengan orang
(Hartanto, 2020) mg/hari selama 4-6 lain
(Hartanto, 2020)
minggu
(Hartanto, 2020)
Ketersediaan Agen Antijamur Topikal
Pengobatan Rx/OTC Krim/salep Gel Losio Semprot/Solusi Bubuk
Butenafine OTC X
Siklopiroks Rx X X Pernis dan
Sampo
Klotrimazol OTC X X X X
Ekonazol Rx X
Efinaconazole Rx X
Haloprogin Rx X X
Ketokonazole Rx/OTC X Sampo
Mikonazole OTC X X X X
Naftifin Rx X X
Nistatin Rx X X x
Oksikonazol Rx X X
Sertakonazole Rx X
Sulkonazol Rx X
Tavaborole Rx X
Terbinafine OTC X X X
Tolnaftat OTC X X X
(Dipiro, 2020)
Dosis Agen Topikal untuk Infeksi Tinea dan Onikomikosis

Agen Frekuensi Dosis Topikal


Butenafine Sekali sehari
Siklopiroks Dua kali sehari; pada waktu tidur (pernis)
Klotrimazol Dua kali sehari
Ekonazol Sekali sehari
Efinaconazole Sekali sehari (Larutan kuku)
Haloprigin Dua kali sehari
Ketokonazol Sekali sehari
Mikonazol Dua kali sehari
Naftifin Sekali sehari (krim); dua kali sehari (gel)
Oksikonazol Dua kali sehari
Sertakonazole Dua kali sehari
Sulkonazol Dua kali sehari
Tavaborole Sekali sehari (larutan kuku)
Terbinafine Dua kali sehari
Tolnaftat Dua hingga tiga kali sehari

(Dipiro, 2020)
Dosis Terapi Sistemik untuk Infeksi Tinea

Pengobatan Dosis dewasa Dosis periodic


Flukonazol 150 mg/minggu 6 mg/kg/minggu
Griseofulvin 0,5-1 g/hari 10-20 mg/kg/hari
Itrakonazol 200 mg duakali sehari Tidak dipelajari
Ketokonazol 200-400 mg/hari 3,3-6,6 mg/kg/hari
Terbinafine 250 mg/hari < 25 kg; 125 mg/hari;
25-35 kg; 187,5 mg/hari;
>35 mg; 250 mg/hari
(Dipiro, 2020)
Monitoring dan Evaluasi

● 1-2 minggu gejala berkurang / menghilang


● Terapi tetap dilanjutkan selama 1 minggu setelah sembuh untuk
mencegah kekambuhan
● Bila dengan topical kondisi memburuk → oral terapi
● Gejala menghilang lambat
● Perlu waktu berbulan-bulan untuk kuku tumbuh kembali
● Selagi kuku tumbuh lama, anti jamur sedang mengobati infeksi
● Kuku yang tumbuh tidak akan tumbuh normal.

(Dipiro, 2020)
DAFTAR PUSTAKA
● Alsomali MI, Arnold MA, Frankel WL, Graham RP, Hart PA, Lam-Himlin DM, Naini BV,
Voltaggio L, Arnold CA. Challenges to "Classic" Esophageal Candidiasis: Looks Are Usually
Deceiving. Am J Clin Pathol. 2017 Jan 01;147(1):33-42
● Chisholm-Burns M.A., Schwinghammer T.L., Wells B.G., Malone P.M., Kolesar J.M. and
● Dipiro J.T., 2016, Pharmacotherapy Principles and Practice, McGraw-Hill Companies, New
York
● Dipiro, J. (2020). Book Review: Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 6th
Edition. In Annals of Pharmacotherapy (Vol. 40, Nomor 9). https://doi.org/10.1345/aph.1h160
● Hartanto, D. D. (2020). Diagnosis dan Tatalaksana Tinea Imbrikata. Cermin Dunia
● Kedokteran, 47(12), 742. https://doi.org/10.55175/cdk.v47i12.1240
● Perdoski, 2017, Panduan Praktis Klinik Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia
● KEMENKES. 2014. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Diakses dari
https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-5-infeksi/53-anti-jamur
● Nurindi dkk., 2020.Terapi Farmakologis Tinea Korporis Pada Anak. Jurnal Medula. Volume
10
● National Library of Medicine. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536909/ diakses
pada 20 September 2022
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai