Anda di halaman 1dari 59

JENIS INFLAMASI

TULANG DAN SENDI


INFEKSI PIOGENIK

• OSTEOMIELITIS
• OSTEOMIELITIS HEMATOGEN AKUT
• OSTEOMIELITIS HEMATOGEN SUBAKUT
• OSTEOMIELITIS HEMATOGEN KRONIK
• OSTEOMIELITIS PASCA CEDERA
• OSTEOMIELITIS PERKONTINUITATUM

• TENOSINOVITIS • ARTRITIS SEPTIK AKUT


INFLAMASI GRANULOMATOSA

• OSTEOMIELITIS TUBERKULOSIS AKUT


• ARTRITIS TUBERKULOSIS
• SPONDILITIS TUBERKULOSIS
 INFLAMASI SENDI NONINFEKTIF

• ARTRITIS REUMATOID
• ARTRITIS URIKA (PENYAKIT PIRAI)
• ARTRITIS HEMOFILIK
• SPONDILITIS ANKILOSIS

INFLAMASI SENDI DEGENERATIF


Mekanisme reaksi
inflamasi pada jaringan
muskuloskeletal
Reaksi inflamasi secara umum
merupakan reaksi lokal jaringan terhadap
invasi benda asing yang masuk kedalam
tubuh.
Manifestasi klasik dari reaksi inflamasi
yaitu berupa :

Rubor (kemerahan)
Tumor (pembengkakan)
Kalor (panas)
Dolor (nyeri)
Functio Laesa (hilangnya fungsi)
Inflamasi terbagi menjadi dua pola dasar

• Inflamasi akut • Inflamasi kronik


Sel dan mediator-mediator dari
sistem imun sangat mempengaruhi
dalam proser respon inflamasi
Penyebab terjadinya inflamasi
Hasil dari metabolisme asam arakhidonat

dilepaskan oleh fosfolipid

Dua jalur utama

siklooksigenase lipooksigenase
OSTEOMYELITIS
Definisi Osteomyelitis
Inflamasi tulang dan sumsum
tulang yang disebabkan oleh
bakteri
Mikroorganisme Yang menyebabkan Osteomyelitis

Staphylococcus aureus

Pasteurella multocida Salmonella


AKUT

Klasifikasi
Osteomyelitis

KRONIS
Epidimiologi
• EPIDIMIOLOGI
            Di Amerika Serikat tercatat angka kejadian osteomielitis adalah satu kasus
per 5.000 anak. Angka kejadian osteomielitis pada neonatal sekitar 1 kasus per
1.000 kelahiran hidup. Pada penderita sickle cell anemia, angka kejadian penyakit
ini adalah sekitar 0,36% per tahun. Osteomielitis dapat terjadi pada sekitar 16%
pasien yang sebelumnya mengalami luka tusuk pada kaki, dan angka ini meningkat
menjadi 30-40% bila pasien menderita diabetes mellitus.2,3 Tulang yang paling
sering mengalami osteomielitis adalah tibia (50%), disusul oleh femur (30%), fibula
(12%), humerus (3%), ulna (3%), dan radius (2%).3
Di seluruh dunia, angka kejadian osteomielitis lebih tinggi di negara-negara
berkembang daripada negara-negara maju, antara lain karena lebih tingginya angka
kejadian luka tusuk dan fraktur terbuka serta banyaknya luka yang terkontaminasi
dan terlambat dirawat, sehingga mengalami komplikasi berupa osteomielitis.
• ETIOLOGI
1. Osteomyelitis hematogen akut
• Pada bayi kurang dari 1 tahun streptococcus agalacticae, stahpylococcus aureus,
Escherichia coli.
• pada anak-anak (1-16 tahun): Staphylococcus aureus, Streptococcus
pyogenes, Haemophilus influenzae.
•  pada orang dewasa (>16 tahun): Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Serratia marcescens, Escherichia coli.
2. Osteomyelitis hematogen subakut
Disebabkan oleh stahpylococcus aureus, biasanya berada di proximal tibia dan
distal femur

3. Osteomyelitis kronis
Disebabkan oleh stahpylococcus aureus , Escherichia coli , Staphylococcus
epidermidis.
Patologi dan Patogenesis
Penyebaran
• Penyebaran umum
• Penyebaran lokal
Teori terjadinya infeksi pada metafisis
• Teori Vaskuler
• Teori fagositosis
• Teori trauma
Proses patologi
• Terjadinya infeksi
• Embolus infeksi kemudian masuk ke dalam juksta epifisis pada daerah
metafisis tulang panjang
• Terjadi hiperemi dan edema daerah metafisis disertai pembentukan
pus.
• Terbentuknya pus menyebabkan nekrosis tulang
• Terbentuknya involucrum dengan jaringan sekuestrum didalamnya.
• Apabila pus menembus tulang, terjadi pengaliran pus melalui sinus
pada jaringan kulit
• Berkembang menjadi osteomielitis kronis apabila tidak diobati.
Pembagian proses patologis osteomielitis
• Berdasarkan umur dan pola vaskularisasi pada daerah metafisis dan
epifisis, Trueta membagi menjadi3:
1. Bayi
2. Anak
3. Dewasa
Gambaran Klinis
&
Diagnosis Banding
Osteomyelitis
Osteomyelitis

Chronic calcaneus
osteomyelitis
Acute tibial
Osteomyelitis Kondisi akut terjadi tanda-tanda radang akut terlihat
jelas disertai respons sistemik (demam, malaise, dan
iritabilitas pasien).
Pada neonates, kondisi sistemik mungkin tidak jelas
akibat belum maturnya sistem imun.
Kondisi subakut, inflamasi lokal terlihat ringan dan
tidak terdapat gejala sistemik yang jelas.
Kondisi kronis ditandai dengan kondisi inflamasi
lokal kronis dengan perubahan warna kulit, jaringan
parut, bengkak hilang timbul, perubahan bentuk
tulang, dan keluarnya cairan dari lubang di kulit
(sinus) berulang.
Osteomyelitis vs Cellulitis

Vs
Osteomyelitis vs Septic Arthritis

Vs
Osteomyelitis vs Rheumatic Fever

Vs
Osteomyelitis vs Sickle-cell Crisis

Vs
Osteomyelitis vs Gaucher’s Disease

Vs
Osteomyelitis vs Ewing Sarcoma

Vs
KOMPLIKASI OSTEOMIELITIS
HEMATOGEN AKUT
Septikemia
Infeksi yang bersifat metastatic
Atritis supuratif
Gangguan pertumbuhan
Osteomyelitis kronis
KOMPLIKASI OSTEOMIELITIS KRONIS
Kontraktur sendi
Penyakit amyloid
Fraktur patologis
Perubaan menjadi ganas pada jaringan epidermis ( karsinoma
epidermoid, ulkus Mar jolin)
Kerusakan epifisi sehingga terjadi gangguan pertumbuhan
PROGNOSIS
Prognosis osteomyelitis cukup bervariasi, tergantung angka kesuksesan
terapi. Komplikasi osteomieltis dapat menyebabkan nekrosis tulang
sehingga memerlukan amputansi, bahkan dapat terjadi sepsis yang
berisiko kematian. Angka kesuksesan terapi sekitar 60-90% tergantung
keberhasilan debridement dan kemungkinan infusiensi vascular pada
tempat infeksi. Prognosis osteomyelitis akut biasanya baik tetapi ada
kemungkinan kambuh jika ada trauma baru di daerah yang sama atau
pada saat imunitas pasien turun atau terganggu.
Tetapi pada osteomyelitis akut pada orang dewasa tingkat
kekambuannya sekitar 30% dalam waktu 12 bulan.
PENICILIN
Farmakodinamik

Bakteri memiliki dinding sel peptidoglikan


yang mengelilingi membran plasma
bakteri dan mencegah lisis osmotik serta
memberikan integritas struktural. Dinding
peptidoglikan terus direnovasi selama
replikasi dan pertumbuhan. Penisilin
menghambat ikatan silang peptidoglikan
di dinding sel.
Farmakokinetik

1. Absorbsi
2. Distribusi
3. Metabolisme
4. Eliminasi
Jenis Penisilin

1. Penisilin Alam
2. Penisilin anti-staphylococcus
3. Penisilin Isoksazolil
4. Aminopenisilin
5. Penisilin anti-pseudomonas
6. Penisilin dengan spektrum
luas
Efek Samping

Penisilin V dan G keduanya dapat memiliki efek samping yang meliputi


mual, muntah, diare, ruam, sakit perut, dan urtikaria. Penisilin G dapat
memiliki efek tambahan seperti kejang otot, demam, menggigil, nyeri
otot, sakit kepala, takikardia, kemerahan, takipnea, dan hipotensi.
Kontradiksi

Kontraindikasi penisilin termasuk riwayat reaksi


alergi parah atau penisilin dan turunannya
sebelumnya. Penisilin juga dikontraindikasikan
pada pasien yang pernah mengalami sindrom
Stevens-Johnson setelah pemberian penisilin atau
turunan penisilin.
Toksisitas

Penisilin memiliki risiko


keracunan yang kecil.
Sefalosporin 
• Sefalosporin adalah turunan atau derivat dari beta lactam.
• Sefalosporin aktif terhadap bakteri Gram positif maupun Gram negatif
. Tetapi spektrum antimikroba masing-masing derivat bervariasi.
Pembagian Generasi Sefalosporin
Dibagi menjadi 4 berdasarkan aktivitas • efektif untuk bakteri Gram +
antimikroba : ,staphilococcus dan
1. Sefalosporin Generasi Pertama (SG I) streptococcus
• Sefalotin
• Sefapirin
• Sefapirin
• Sefazolin
• Sefaleksin
• Sefradin
• Sefadroksil
•   Spektrum lebih luas pada Gram
2. Sefalosporin Generasi Kedua
(SG II) -, kurang aktif terhadap Gram +
• Sulfamandol
• Sefoksitin
• Sefaklor
• Sefuroksim
3. Sefalosporin Generasi Ketiga (S • Aktivitas terhadap bakteri Gram
G III) + lebih besar, aktivitasnya
• Sefotaksim berkurang pd Gram -
• Moksalaktam • Mampu mencapai CSF
• Seftriakson
• Sefoperazon
• Sefrazidim
4. Sefalosporin Generasi Keempat 
(SG IV)
• Sefepim 
• Efektif untuk bakteri Gram +
dan Gram -
FARMAKOKINETIK
• Absorbsi : Sefalosporin oral diserap > 80%
• Distribusi :
terutama pada cairan ekstraseluler. Beberapa sefalosporin generasi ke
tiga dapat mencapai kadar yg tinggi di Cairan cerebrospinal.
• Metabolisme : Secara umum tidak di metabolisme penuh
• Ekskresi : Dalam bentuk utuh melalui ginjal. Sefoperazon sebagian
besar diekskresikan melalui empedu. 
FARMAKODINAMIK
• Sefalosporin merupakan antibiotik yang cara kerjanya menghambat
sintesis dari dinding sel bakteri.
• Sefalosporin berikatan dengan
PBP ==> hambatan intesis dinding sel bakteri
==> aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel bakteri
• Efek Samping
- Reaksi Alergi 
- Nefrotoksik (sefaloridin)
- Diare  (sefoperazon)
Beta-lactam
BETA-LACTAM
• Antibiotik yang terdiri dari beberapa macam-macam golongan obat
yang mempunyai cincin beta-lactam, yaitu:
1. Penicilin
2. Sephalosporin
3. Monobactam
4. Carbapenem
5. Inhibitor beta-lactamase
Monobactam (Beta-lactam monosiklik)
Aztreonam/ AZACTAM
• Merupakan senyawa beta lactam monosiklik yang diisolasi dari
Chromobacterium violaceum.
• Aktivitasnya baik terhadap enterobactericeae, p. aeruginosa, h.
influenza dan gonokus.
• Berinteraksi dengan protein pengikat penicillin pada mikroorganisme
dan menginduksi struktur bakteri yang berbentuk filamen Panjang.
• Resisten terhadap Sebagian besar bakteri Gram negative
Carbapenem
Impenem
• Suatu obat yang menghambat kombinasi dengan silastatin.
• Berasal dari Streptomyces cattleya.
• Aktivitasnya terikat pada protein pengikat penisilin, mengganggu
sintesis dinding sel bakteri dan menyebabkan kematian
mikroorganisme.
• Tidak diabsorpsi secara oral, dihirolisa dipeptidase pada brush border
sebesar 70%.
• Konsentrasi obat rendah dalam urin ada disintetis suatu inhibitor
dehisropeptidase yang disebut silastatin.

Anda mungkin juga menyukai