A. PENDAHULUAN
Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pasien, menyediakan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk
pelayanan farmasi klinik.
B. KEBIJAKAN
Kebijakan pelayanan farmasi satu pintu menjadikan seluruh perbekalan farmasi yang berada dilingkungan
internal Rumah sakit Islam surakarta menjadi tanggungjawab dari Instalasi Farmasi selain itu juga
bertanggungjawab atas pengendalian obat-obat yang beredar di Rumah sakit Islam Surakarta.
C. PROGRAM KERJA
Pencatatan dilakukan setiap hari oleh semua tenaga farmasi apotek rawat inap jika terjadi
kesalahan Pencatatan kesalahan pemberian bat obat meliputi; salah dalam memberikan obat, dosis,
pasien, jumlah Pencatatan ditulis di buku KTD yang sudah di sediakan di apotek rawat inap dengan
format
Data diambil dari seluruh resep yang mask ke distribusi farmasi setiap hari
Dicatat oleh bagian administrasi farmasi sesuai dengan tanggal masuknya resep
Jumlah seluruh obat yang tidak masuk formularium dalam 1 bulan (N)
x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑘𝑒 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑓𝑎𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (𝐷)
Standar=12%
Hasil yang diperoleh dilaporkan dan dievaluasi tiap 3 bulan
Waktu tunggu resep rawat jalan obat jadi dan racikan dicatat mulai dari resep diserahkan di Distribusi
farmasi sampai obat diserahkan kepada pasien Jam yang digunakan adalah jam yang berada di komputer
apotek Pencatatan jam di tulis di resep obat bagian bawah dan direkap setiap hari di buku khusus
pencatatan waktu tunggu obat, yaitu :
Data direkap tiap bulan sesuai dengan jadwal pelaksanaan dengan rumus:
Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien<30 menit yang disurvei (N)
x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑟𝑣𝑒𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (𝐷)
Jumlah obat high alert di distribusi farmasi yang di survei - Jumlah obat high alert yang
ada di distribusi farmasi yang tidak di beri label/stiker dalam 1 bulan (N) )
x 100%
Jumlah obat high alert di distribusi farmasi yang di survei dalam 1 bulan (𝐷)
Standar = 100 %
Tiap 3 bulan hasil yang diperoleh di laporkan dan dievaluasi
Standar = > 50 %
Hasil perhitungan di laporkan dan dievaluasi tiap 3 bulan
Tolak ukur keberhasilan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit di Instalasi
1. Tidak adanya kesalahan pemberian obat di bangsal rawat inap, standarnya adalah 100 %
2. Pengadaan obat diluar pengadaan rutin, standarnya adalah < 12%
3. Waktu tunggu pelayanan obat jadi dan obat racikan Obat jadi standar ≤ 30 menit, obat
4. racikan standar ≤ 60 menit
5. Keamanan obat high alert dalam penyimpanan di distribusi farmasi , standarya adalah 100 %
6. Ketidaksesuaian penggunaan antibiotik dengan 10 penyakit terbesar di RSIS, standarnya adalah <
20 %.
PELATIHAN FARMASI
Sumber Daya manusia (SDM) merupakan pilar utama dan penggerak roda organisasi dalam
mewujudkan visi misi. Karena itu harus dipastikan sumber daya ini dikelola sebaik mungkin agar
berkontribusi maksimal dengan cara diadakannya pelatihan karyawan sesuai dengan bidangnya .
Program kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien Instalasi Farmasi meliputi:
Pencatatan dan dokumentasi dilakukan secara berkala sesual jangka waktu masing-masing kegiatan.
D. ANGGARAN
Agar pelaksanaan kegiatan di Instalasi farmasi dapat berjalan dengan baik tidak bisa dilepaskan
dari masalah pendanaan, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhannya dengan memanfaatkan
dana yang sudah diajukan anggarannya oleh Instalasi Farmasi RS Islam Surakarta Yarsis sebagaimana
tercantum pada table di bawah ini :
PROGRAM TUJUAN URAIAN KEGIATAN WAKTU RINCIAN DANA DANA PELAKSANA
Kegiatan pada Instalasi farmasi akan dilakukan monitoring setiap waktu. Evaluasi dari Program kegiatan
akan dilaksanakan pada akhir dari setiap kegiatan dan untuk evaluasi yang bersifat menyeluruh akan
dilakukan setiap semester berupa laporan semester dan akhir tahun.