Anda di halaman 1dari 68

Supervisi

Manajerial
Bahan Bacaan 1 & 2

Gambar 1. Bagan Program Pengawasan Manajerial

Gambar 2. Bagan Pengawasan Manajerial


Konsep Supervisi Manajerial

Pengertian

Kemampuan seorang pengawas madrasah dalam menguasai dan menjalankan


tugas pokok dan fungsinya minimal mempunyai enam dimensi kompetensi, hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 dan
PMA Nomor 2 Tahun 2012 tentang Standar Pengawas Madrasah yang
menegaskan bahwa seorang pengawas harus memiliki 6 (enam) dimensi
kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi
akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi
sosial.

Kompetensi pengawas madrasah pada dimensi supervisi manajerial, dalam


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 terdiri dari delapan
kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang pengawas madrasah. Secara umum,
supervisi manajerial merupakan serangkaian kegiatan profesional yang dilakukan
oleh pengawas madrasah dalam rangka membantu kepala madrasah, guru dan
tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas
penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan.
Supervisi adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh pengawas dalam rangka
membantu kepala madrasah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya guna
meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan terhadap aspek-aspek
pengelolaan dan administrasi madrasah yang berfungsi sebagai pendukung
(supporting) terlaksanannya pembelajaran. Dalam supervisi manajerial, pengawas
madrasah berperan sebagai kolaborator, asesor, evaluator, dan narasumber secara
bersamaan atau bergantian. Supervisi manajerial dilaksanakan berdasarkan
pendekatan proses yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan tindak
lanjut.
Adapun titik berat supervisi manajerial terletak pada pengamatan aspek-aspek
pengelolaan dan administrasi madrasah. Tugas pokok pengawas madrasah adalah
melaksanakan tugas supervisi akademik dan manajerial pada satuan pendidikan
yang meliputi penyusunan program supervisi, pelaksanaan pembinaan,
pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP),
penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program supervisi, dan pelaksanaan tugas supervisi di daerah khusus.
Kewajiban pengawas madrasah dalam melaksanakan tugas adalah: menyusun
program supervisi, melaksanakan program supervisi, melaksakan evaluasi hasil
pelaksanaan program supervisi dan membimbing dan melatih profesional guru

Prinsip-prinsip

Prinsip-prinsip supervisi manajerial pada hakekatnya tidak jauh berbeda dengan


supervisi akademik, yang membedakan hanyalah pada aspeknya. Supervisi
manajerial lebih terfokus pada aspek manajerialnya. Beberapa prinsip tersebut,
antara lain:
1. Harmonis (al qudwah/teladan, Tawazun/seimbang, Tasamuh/toleran)
Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang kolegial dan
terbuka, berdasarkan Q.S. Al-Hujuratt: 40: 10.
2. Berkesinambungan
Supervisi harus dilakukan secara berkelanjutan atau terus menerus dan bukan
sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan situasi dan
kondisi.Hal tersebut sesuai dengan hadist: Amalan yang dicintai oleh Allah SWI
adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.(HR.Muslim: 783)
3. Demokratis (syura)
Supervisor( tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi
yang demokratis adalah aktif dan kooperatif, berdasarkan Q.S. Asy-
Syuura:42:38.
4. Integral
Program dan pelaksananaan supervisi harus dilakukan secara terpadu dengan
mempertimbangkan berbagai aspek dan melibatkan berbagai unsur untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, hal tersebut sesuai dengan perkataan Ali
Bin Abi Tholib,ra bahwa: “kebenaran atau hal yang tidak terorganisir dengan rapi,
bia dikalahkan oleh kebatilan yang lebih terorganisir dengan rapi”.
5. Komprehensif.
Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek supervisi yang saling
berkaitan, berdasaran Q.S. An-Nisa’: 4: 58.
6. Konstruktif (al ishlah/reformasi, Tathawwur wa Ibtikar/dinamis dan inovatif)
Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan kepala
madrasah/guru tetapi untuk membangun motivasi dan memperbaiki kondisi,
sesuai dengan hadist: Apabila dia meminta nasehat darimu, maka wajibbagimu
untuk menasehatinya, jangan hanya mencari muka dihadapannyaa, jangan pula
menepisnya, dan janganlah kamu menahan diri untuk menerangkan nasehat
kepadanya. (HR. Muslim).
7. Objektif (i’tidal)
Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi keberhasilan program
supervisi harus berdasarkan persoalan dan kebutuhan nyata dan masalah yang
dihadapi madrasah, berdasarkan Q.S. Al-Baqoroh: 2: 216.

Metode dan Teknik Supervisi Manajerial dalam Pembinaan Pengelolaan


Madrasah

1. Metode Supervisi Manajerial


Berikut ini diuraikan tentang beberapa metode supervisi manajerial, yaitu:
monitoring dan evaluasi, FGD/DKT, metode Delphi, dan workshop
a. Monitoring dan Evaluasi
Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas madrasah dalam
supervisi manajerial adalah monitoring dan evaluasi
1) Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan penyelenggaraan madrasah, apakah sudah sesuai dengan
rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta
menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan
program (Rochiat, 2008: 115). Monitoring lebih berpusat pada
pengontrolan selama program berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui
monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi madrasah atau pihak lain
yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek yang
dicermati dalam monitoring adalah hal-hal yang dikembangkan dan
dijalankan dalam Rencana Kerja Madrasah (RKM). Dalam melakukan
monitoring ini tentunya pengawas harus melengkapi diri dengan parangkat
atau daftar isian yang memuat seluruh indikator madrasah yang harus
diamati dan dinilai.
2) Evaluasi
Kegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kesuksesan
pelaksanaan penyelenggaraan madrasah atau sejauh mana keberhasilan
yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya
adalah untuk (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b)
mengetahui keberhasilan program, (c) mendapatkan bahan/masukan
dalam perencanaan tahun berikutnya, dan (d) memberi justifikasi terhadap
madrasah

b. Focus Group Discussian (FGD)


Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan secara
terbuka kepada pihak madrasah, terutama kepala madrasah, komite
madrasah dan guru. Secara bersama-sama pihak madrasah dapat
melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-
faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka temukan.
Forum untuk ini dapat berbentuk Focus Group Discussian (FGD) atau
Diskusi Kelompok Terpimpin (DKT) yang melibatkan unsur-unsur
stakeholder madrasah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam
beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan DKT adalah untuk
menyatukan pandangan semua stakeholder mengenai realitas kondisi
(kekuatan dan kelemahan) madrasah, serta menentukan langkah-langkah
strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan
madrasah. Peran pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus
menjadi narasumber apabila diperlukan, untuk memberikan masukan
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Agar DKT dapat berjalan efektif, maka diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
● Sebelum DKT dilaksanakan, semua peserta sudah mengetahui maksud
diskusi serta permasalahan yang akan dibahas.
● Peserta DKT hendaknya mewakili berbagai unsur, sehingga diperoleh
pandangan yang beragam dan komprehensif
● Pimpinan DKT hendaknya akomodatif dan berusaha menggali
pikiran/pandangan peserta dari sudut pandangan masing-masing unsur.
● Notulen hendaknya benar-benar teliti dalam mendokumentasikan usulan
atau pandangan semua pihak.
● Pimpinan DKT hendaknya mampu mengontrol waktu secara efektif, dan
mengarahkan pembicaraan agar tetap fokus pada permasalahan.
● Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan atau
kesepakatan, maka dapat dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini
diperlukan catatan mengenai hal-hal yang telah dan belum disepakati.

c. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak
madrasah merumuskan visi, misi, dan tujuan madrasah. Sesuai dengan
konsep MBS, dalam merumuskan Rencana Kerja Madrasah (RKM)
madrasah harus memiliki rumusan visi, misi, dan tujuan yang jelas dan
realistis yang digali dari kondisi madrasah, peserta didik, potensi daerah,
serta pandangan seluruh stakeholder
Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala madrasah
ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak.
Langkah- langkahnya menurut Gordon (1976: 26-27) adalah sebagai
berikut:
(1) Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami
persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan
madrasah; masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya
secara tertulis tanpa disertai nama/identitas
(2) Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya
sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama;
(3) Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak
tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya;
(4) Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan
menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang
dimintai pendapatnya

d. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat
ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi manajerial. Metode ini
tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala
madrasah, wakil kepala madrasah dan/atau perwakilan komite madrasah.
Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau
urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama dengan Kerja Kepala
Madrasah (KKM),Kelompok Kerja Pengawas Madrasah (Pokjawas) atau
organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh, pengawas dapat mengambil
inisiatif untuk mengadakan workshop tentang pengembangan KTSP, sistem
administrasi, peran serta masyarakat, sistem penilaian dan sebagainya.
Agar pelaksanaan workshop berjalan efektif, perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Menentukan materi atau substansi yang akan dibahas dalam workshop.
Materi workshop biasanya terkait dengan sesuatu yang bersifat praktis,
walaupun tidak terlepas dari kajian teori yang diperlukan sebagai
acuannya.
2) Menentukan peserta. Peserta workshop hendaknya mereka yang terkait
dengan materi yang dibahas.
3) Menentukan penyaji yang membawakan kertas kerja. Kriteria penyaji
workshop antara lain:
● Seorang praktisi yang benar-benar melakukan hal yang dibahas.
● Memiliki pemahaman dan teori yang memadai.
● memiliki kemampuan menulis kertas kerja, disertai contoh-contoh
praktisnya.
● memiliki kemampuan presentasi yang baik
● memiliki kemampuan untuk memfasilitasi/membimbing peserta
● mengalokasikan waktu yang cukup
● mempersiapkan sarana dan fasilitas yang memadai

4) Teknik Supervisi Manajerial


Dalam pelaksanaan supervisi manajerial, pengawas dapat menerapkan
teknik supervisi individual dan kelompok.
a. Teknik supervisi individual
Teknik supervisi induvidual adalah pelaksanaan supervisi yang
diberikan kepada kepala madrasah atau personil lainnya yang
mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.
b. Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Para kepala
madrasah yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki
masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.
Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan
permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.

Langkah-langkah Supervisi
Manajerial:
Perencanaan Supervisi Manajerial

Tahapan atau prosedur kerja pengawas madrasah sebelum melaksanakan tugas


pengawasan terlebih dahulu menyusun perencanaan. Perencanaan yang dimaksud
adalah penyusunan program pengawasan. Hal ini sesuai dengan yang
diamanatkan dalam lampiran Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 dan PMA
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Standar Pengawas Madrasah Madrasah pada
dimensi kompetensi supervisi manajerial pada kompetensi menyusun program
pengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan program pendidikan di madrasah dan
menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsi pengawasan di madrasah
1. Menyusun Program Pengawasan Berdasarkan Visi-Misi-Tujuan dan
Program Pendidikan di Madrasah
Substansi Program Pengawasan mengacu pada Lampiran I Format XIII
Permendikbud 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknik Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Pengawas Madrasah dan Angka Kreditnya. Penyusunan Program
pengawasan madrasah merupakan kegiatan menyusun pedoman pelaksanaan
tugas pokok setiap pengawas madrasah dalam melaksanakan supervisi
akademik dan supervisi manajerial pada madrasah binaan meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut secara terarah, terencana dan
berkesinambungan berdasarkan hasil evaluasi yang komprehensif
madrasah/madrasah pada tahun pelajaran sebelumnya.

Dalam menyusun program pengawasan, pengawas madrasah berkewajiban


memberikan penjelasan dari pertanyaan berikut.
What : Apa tujuan dan sasaran pengawasan?
Who : Siapa yang terlibat dalam pengawasan?
When : Kapan pengawasan dilakukan?
Where : Di mana pengawasan dilakukan?
Why : Mengapa pengawasan dilakukan?
How : Bagaimana pengawasan dilakukan?

Program pengawasan harus “SMARTER” sehingga program pengawasan itu


berisi program yang spesifik, dapat diukur ketercapaiannya, sesuai dengan
kondisi madrasah binaan, tidak mengada-ada, jelas waktu pelaksanaannya,
dapat dinilai secara objektif, dan dapat ditinjau ulang sesuai dengan kebutuhan
berbagai kondisi di madrasah, atau dalam panduan kerja ini disebut SMARTER.

SMARTER:
(a) Specific and motivated, artinya pokok masalah yang dijadikan program
dalam penyusunan program kerja bersifat spesifik, jelas, dan terfokus pada
pencapaian tujuan. Program kerja yang disusun mampu memotivasi pihak
yang terlibat untuk melaksanakannya.
(b) Measureable, artinya program dan kegiatan yang dipilih dapat diukur
pencapaiannya. Indikator pencapaian atau keberhasilan sebaiknya bersifat
kuantitatif dan/atau dapat diamati.
(c) Achieveable, artinya program dan kegiatan dapat dicapai sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi di madrasah.
(d) Realistics, artinya program dan kegiatan yang dipilih sesuai dengan realistis,
tidak mengada-ada, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi madrasah
dalam pencapaian hasilnya.
(e) Time bound, artinya target waktu pencapaian jelas dalam setiap langkah.
(f) Evaluated, artinya program dan kegiatan yang dipilih dapat dinilai secara
objektif.
(g) Reviewed, artinya program dan kegiatan yang dipilih dapat ditinjau ulang
dan disesuaikan dengan kebutuhan berbagai kondisi di madrasah.
a. Menyusun Program Pengawasan Tahunan
Dalam penyusunan program pengawasan tahunan harus memperhatikan enam
aspek, yaitu: identitas, pendahuluan, evaluasi hasil pelaksanaan program
kegiatan pengawasan tahun sebelumnya, program tahunan pengawasan
madrasah, program semester pengawasan madrasah, rencana pengawasan
akademik (RPA) dan rencana pengawasan manajerial (RPM), penutup, dan
lampiran.

Adapun sistematika dan petunjuk teknis penyusunan program pengawasan


dalam lampiran 1 format XIII Permendikbud 143 tahun 2014 dan Panduan Kerja
Pengawas Madrasah tahun 2017:32-36 sebagai berikut:

Halaman judul yang memuat identitas


Halaman pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi,
Daftar tabel,
Daftar gambar (bila ada)
Daftar lampiran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Visi, Misi, dan Tujuan Pengawasan
D. Sasaran dan Strategi Pengawasan
E. Alur Kegiatan Pengawasan
F. Ruang Lingkup Pengawasan
G. Tujuan dan Manfaat Program Pengawasan
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
PENGAWASAN TAHUN SEBELUMNYA
A. Identifikasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya)
B. Analisis Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya)
C. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan sebagai Acuan dalam Penyusunan
Program Pengawasan

BAB III PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN MADRASAH


A. Pembinaan Guru, Kepala Madrasah, dan tenaga kependidikan lainnya
B. Pemantauan Pelaksanaan SNP
C. Program Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Madrasah
D. Program Pembimbingan dan Pelatihan Guru dan/atau Kepala Madrasah
(disusun tersendiri)*

BAB IV PROGRAM SEMESTER PENGAWASAN MADRASAH


A. Program Semester (Januari sampai dengan Juni)
B. Program Semester (Juli sampai dengan Desember)
● Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program tahunan
pengawasan
● Dibuat untuk semua madrasah binaan
● Dalam bab ini diuraikan besaran umum program semester
● Uraian lebih rinci dapat dibuat dalam lampiran yang terpisah

BAB V RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA) DAN RENCANA


PENGAWASAN MANAJERIAL (RPM)
A. Rencana Pengawasan Akademik (RPA)
B. Rencana Pengawasan Manajerial (RPM)
● RPA merupakan rencana kegiatan pengawasan tatap muka
pengawas madrasah dengan sasaran guru mata pelajaran atau
rumpun mata pelajaran secara individu maupun kelompok
(KKG/MGMP)
● RPM merupakan rencana kegiatan pengawasan tatap muka
pengawas madrasah/madrasah dengan sasaran kepala madrasah
binaan secara individu maupun kelompok (KKM).
● RPA dan RPM merupakan uraian kegiatan dalam aspek/materi
program pengawasan semester

BAB VI PENUTUP LAMPIRAN


Memuat uraian tentang gambaran singkat program pengawasan dan
harapan keterlaksanaannya

Lampiran memuat
a. Program semester Januari-Juni
b. Program semester Juli-Desember
c. Rencana Pengawasan Akademik
d. Rencana Pengawasan Manajerial
e. Surat Perintah Melaksanakan Tugas Pengawasan
f. Instrumen yang digunakan
Petunjuk Penyusunan Program Pengawasan Tahunan
a) Menyusun halaman judul program pengawasan

b) Membuat halaman pengesahan


c) Menyusun kata pengantar
d) Menyusun daftar isi
Daftar isi merupakan penyajian sistematika isi program pengawasan. Daftar isi
berfungsi untuk memberi petunjuk kepada pembaca agar memakai isi program
pengawasan. Oleh karena itu, daftar isi disertai nomor halamannya.

Nomor untuk halaman awal, sebelum Bab I, digunakan angka romawi kecil (i, ii,
iii, dan seterusnya), sedangkan dari halaman pertama Bab I sampai dengan
halaman terakhir digunakan angka arab (1, 2, 3, dan seterusnya).

e) Menyusun program tiap bab


BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan mencakup tujuh aspek, yakni (1) Latar Belakang; (2) Landasan
Hukum; (3) Visi, Misi dan Tujuan Pengawasan, (4) Sasaran dan Strategi
Pengawasan, (5) Alur Kegiatan Pengawasan, (6) Ruang Lingkup Pengawasan,
serta (7) Tujuan dan Manfaat Program Pengawasan
(1) Latar Belakang Memuat
● Teori atau regulasi yang menjadi dasar tugas pokok, tanggung jawab
pengawas madrasah, tugas, fungsi, serta program dan kegiatan
pembangunan pendidikan di pemerintah daerah, khususnya satuan kerja
perangkat daerah yang menangani bidang pendidikan;
● Kondisi pendidikan yang diungkapkan dalam indikator-indikator pencapaian
mutu pendidikan di wilayah kerja dinas pendidikan masing-masing;
● Uraian singkat fakta atau kondisi satuan pendidikan dalam pemenuhan dan
pencapaian standar nasional pendidikan berdasarkan hasil evaluasi
pengawasan;
● Kesenjangan antara teori/regulasi dan kondisi satuan pendidikan kemudian
dideskripsikan permasalahan-permasalahannya;
● Uraian permasalahan yang ditemukan dan langkah pemecahan masalah
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan; dan
● Harapan tentang peningkatan mutu pendidikan yang ingin dicapai pada
satu tahun program pengawasan
(2) Kata Pengantar
(3) Landasan Hukum
Landasan hukum memuat perundang-undangan serta kebijakan pendidikan
pemerintah pusat dan daerah yang relevan. Urutan penulisan landasan
hukum mulai dari undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden,
peraturan daerah, peraturan menteri, peraturan gubernur/bupati/walikota,
surat keputusan (SK), dan surat perintah melaksanakan tugas (SPMT).
(4) Visi, Misi, dan Tujuan Pengawasan
Visi, misi, dan tujuan pengawasan memuat rumusan sebagai berikut.
● Visi pengawasan merupakan penjabaran dari visi pendidikan nasional,
dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, dan indikator-indikator visi.
● Misi pengawasan memuat rumusan kegiatan pengawasan untuk mencapai
indikator visi.
● Tujuan pengawasan memuat rumusan tentang apa yang akan dicapai
dalam melaksanakan kegiatan pengawasan
(5) Sasaran dan Strategi Pengawasan
● Sasaran merupakan data jumlah dan identitas satuan pendidikan dan guru
binaan.
● Strategi pengawasan merupakan uraian tentang cara melaksanakan
pengawasan yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan madrasah
binaan, tujuan yang ingin dicapai, dan sumber daya dalam setiap
pelaksanaan program pengawasan sehingga pengawasan dapat
dilaksanakan secara efisien dan efektif
(6) Alur Kegiatan Pengawasan
Alur kegiatan berisi diagram alur yang menggambarkan urutan atau proses
kegiatan pengawasan mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi,
dapat dilengkapi dengan deskripsi setiap tahap yang tertuang pada alur
tersebut

(7) Ruang Lingkup Pengawasan


Ruang lingkup pengawasan memuat uraian tentang materi dan kegiatan
pengawasan akademik dan manajerial selama satu tahun, yang meliputi
pembinaan, pemantauan, dan penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan
profesional guru/kepala madrasah. Kegiatan tersebut disusun berdasarkan
skala prioritas
(8) Tujuan dan Manfaat Program Pengawasan
Tujuan program pengawasan memuat uraian rumusan tujuan kegiatan
pengawasan (pembinaan, pemantauan SNP, dan penilaian) berupa
output/target yang akan dicapai dalam kegiatan pengawasan. 2) Manfaat
penyusunan program pengawasan berupa uraian manfaat penyusunan
program bagi pihak terkait (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota, koordinator pengawas madrasah,
pengawas madrasah, kepala madrasah, tenaga kependidikan, dan guru)

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN


PENGAWASAN TAHUN SEBELUMNYA

Dalam Bab II ini diuraikan tentang: (1) identifikasi hasil pengawasan tahun
sebelumnya dan (2) evaluasi dan tindak lanjut hasil pengawasan tahun
sebelumnya.
(1) Identifikasi Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya Sub juduI ini dapat
ditulis dengan menyebutkan tahunnya,

Contoh: Identifikasi Hasil Pengawasan Tahun 2021 (untuk program


pengawasan tahun 2022).

Identifikasi hasil pengawasan tahun sebelumnya berisi uraian atau tabel


yang memuat target, hasil, kesenjangan, alternatif pemecahan masalah, dan
tindak lanjut untuk setiap kegiatan pada setiap program. Model tabel
identifikasi hasil pengawasan dapat dilihat pada Format 2.1 berikut.

Format 2.1 Identifikasi Hasil Pengawasan Tahun ….

Alternatif
No
Program Kegiatan Target Hasil Kesenjangan Pemecahan Keterangan
.
Masalah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Pembinaan Penyusunan 100% 0% 30% Guru Penguatan MTs ....
Guru RPP belum keterampilan
memenuhi dalam
target menyusun
RPP
2 Pembinaan dst
Kepala
Madrasah
3 Pemantauan
Pelaksanaan
SNP
4 Penilaian
Kinerja Guru
5 Penilaian
Kinerja
Kepala
Madrasah

Keterangan:
Kolom (1) : diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) : diisi dengan pembinaan, pemantauan, penilaian, serta
pembimbingan dan pelatihan profesional guru/kepala madrasah.
Kolom (3) : diisi dengan jenis kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian
kinerja, atau pembimbingan.
Kolom (4) : diisi dengan persentase kuantitas serta kualitas guru dan kepala
madrasah yang dibina, dipantau, serta dinilai kinerjanya.
Kolom (5) : diisi dengan hasil yang dicapai berupa persentase tingkat
keberhasilan.
Kolom (6) : diisi dengan persentase tingkat kesenjangan jumlah guru dan kepala
madrasah yang dibina, dipantau, atau dinilai kinerjanya.
Kolom (7) : diisi dengan tindak lanjut hasil evaluasi pembinaan, pemantauan,
atau penilaian kinerja guru dan kepala madrasah yang ditulis
dengan tepat. Misalnya, melalui konsultasi, diskusi, pemberian
contoh, diklat, dan lainnya.
Kolom (8) : diisi dengan nama madrasah yang dibina, dipantau, atau dinilai
kinerjanya.

(2) Analisis dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya


Subjudul ini dapat ditulis dengan menyebutkan tahunnya, contoh: Analisis
dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun 2021 (untuk program
pengawasan tahun 2022).

Analisis dan tindak lanjut hasil pengawasan tahun sebelumnya dapat


berbentuk tabel yang memuat aspek/materi, kegiatan, sasaran, target,
metode, hambatan, ketercapaian, kesimpulan, dan tindak lanjut. Model
analisis dan tindak lanjut hasil pengawasan Tahun Sebelumnya tertera pada
Format 2.2 berikut.

Format 2.2 Model Analisis dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun Sebelumnya

Aspek/ Sasara Targ Ketercapai Kesemimpul Tindak


No. Kegiatan Metode Hambatan
materi n et an an lanjut
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Penyusu Pembina 36 100% Diskusi Kesiapan 70% Pembinaan Pembimbing
nan RPP an Guru kelomp kelengkap guru baru an
ok an yang mencapai
diperliuka 0%
n buku, dll

Keterangan:
Kolom (1) : diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) : diisi dengan aspek/materi pembinaan, pemantauan, atau penilaian
kinerja sebagaimana tertera pada Bab II.
Kolom (3) : diisi dengan kegiatan pembinaan, pemantauan, atau penilaian
kinerja.
Kolom (4) : diisi dengan jumlah guru dan/atau kepala madrasah yang dibina,
dipantau, atau dinilai.
Kolom (5) : diisi dengan persentase guru dan/atau kepala madrasah yang dibina,
dipantau, dan dinilai.
Kolom (6) : diisi dengan beragam cara yang sesuai dengan jenis kegiatan
pembinaan, pemantauan, atau penilaian.
Kolom (7) : diisi dengan kendala yang ditemui di lapangan selama melakukan
pembinaan, pemantauan, atau penilaian.
Kolom (8) : diisi dengan persentase tingkat keberhasilan jumlah guru/kepala
madrasah yang dibina, dipantau, dan dinilai.
Kolom (9) : diisi dengan hasil evaluasi pelaksanaan pembinaan, pemantauan,
atau penilaian guru dan/atau kepala madrasah yang meningkat.
Kolom 10 : diisi dengan tindak lanjut hasil evaluasi pembinaan, pemantauan,
atau penilaian kinerja guru/kepala madrasah secara tepat, misalnya
melalui konsultasi, diskusi, pemberian contoh, diklat, dll

BAB III PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN MADRASAH

Program tahunan pengawasan dapat berbentuk tabel yang berisi uraian program
supervisi, uraian kegiatan, target, dan keterangan nama madrasah binaan untuk
setiap program pengawasan.

Format 3.1 Model Program Tahunan Pengawasan


Keterangan (Nama
No. Program Uraian Kegiatan Target yang Diharapkan
Madrasah Binaan)
(1) (2) (3) (4) (5)
Supervisi Akademik
1 Pembinaan Guru Penyusunan RPP 100% guru binaan mempu 1. MTs ...
berdasarkan menyusun RPP
Kurikulum 2013 berdasarkan Kurikulum
2013 dengan benar

Supervisi Manajerial
Keterangan :
Kolom (1) : diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) : diisi dengan program pengawasan pembinaan, pemantauan, atau
penilaian guru dan/atau kepala madrasah.
Kolom (3) : diisi dengan uraian kegiatan untuk setiap program.
Kolom (4) : diisi dengan target yang diharapkan.
Kolom (5) : diisi dengan nama madrasah binaan.

BAB IV PROGRAM SEMESTER PENGAWASAN MADRASAH


Program semester pengawasan madrasah merupakan bagian dari program
tahunan yang tak terpisahkan satu sama lain, terdiri dari program pengawasan
semester I dan semester II. Setiap pengawas madrasah wajib menyusun
program semester pengawasan akademik dan manajerial untuk setiap madrasah
binaan.

Model sistematika program semester untuk setiap madrasah binaan


1) Identitas Madrasah
Madrasah/Madrasah : .....................................................................
Kepala Madrasah : .....................................................................
Alamat Madrasah : .....................................................................
Semester : .....................................................................
Tahun Pelajaran : .....................................................................
Visi dan Misi Madrasah Binaan
: .....................................................................
2) Identifikasi Masalah
(a) Program madrasah belum memenuhi kriteria standar pengelolaan.
(b) Ketercapaian standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
dan standar penilaian belum memenuhi target.
(c)Penyusunan RPP belum memenuhi standar proses.

Format 4.1 Program Semester Pengawasan Madrasah


Target Indikator
No Aspek/Materi Metode
Tujuan Sasaran Keberhasila Keberhasila Waktu Tempat
. Pengawasan Kerja
n n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Keterangan:
Kolom identitas madrasah perlu ditambahkan nama guru dan mata pelajaran
untuk pengawas mata pelajaran.
Kolom (1) : diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) : diisi dengan aspek/materi pengawasan.
Kolom (3) : diisi dengan uraian tujuan.
Kolom (4) : diisi dengan sasaran.
Kolom (5) : diisi dengan target keberhasilan.
Kolom (6) : diisi dengan indikator keberhasilan.
Kolom (7) : diisi dengan metode kerja.
Kolom (8) : diisi dengan waktu kegiatan.
Kolom (9) : diisi dengan tempat kegiatan.

..................., ....................... 20....


Mengetahui, Pengawas madrasah,
Koordinator Pengawas Madrasah
Kabupaten/Kota ...................

BAB V RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA) DAN RENCANA


PENGAWASAN MANAJERIAL (RPM)

A. Rencana Pengawasan Akademik (RPA)


Rencana pengawasan akademik merupakan kegiatan supervisi tatap muka
pengawas madrasah setiap minggu dengan sasaran guru binaan secara
individu maupun kelompok melalui pembinaan, pendampingan dan supervisi
klinis, serta pembimbingan dan pelatihan guru sesuai dengan kompetensi dan
tugas pokok guru yang merupakan uraian kegiatan dalam aspek/materi
program semester pengawasan.

Format 3.5 Contoh Rencana Pengawasan Akademik (RPA)

a. Aspek/masalah : pembinaan guru untuk menyusun perencanaan


pembelajaran abad 21
b. Tujuan : Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun
perencanaan pembelajaran abad 21
c. Indikator :
1. Guru mampu menyusun perencanaan pembelajaran abad 21.
2. Guru memenuhi dokumen perencanaan pembelajaran abad 21.
a. Waktu : Agustus 2022, pukul 09.00–15.00
b. Tempat : ….
c. Strategi/metode kerja/teknik supervisi: Workshop dan tugas mandiri
d. Skenario Kegiatan:
1. Pertemuan Awal (60 menit)
(a)Kepala madrasah menjelaskan tujuan workshop.
(b)Kepala madrasah memberikan motivasi kepada peserta workshop.
(c)Kepala madrasah menyampaikan informasi perkembangan terakhir
tentang hasil penyusunan perencanaan pembelajaran.
2. Pertemuan Inti (4 x 60 menit)
(a)Pengawas madrasah menjelaskan konsep penyusunan perencanaan
pembelajaran sesuai dengan ketentuan.
(b)Pengawas madrasah membagikan lembar kerja tentang perencanaan
pembelajaran.
(c)Pengawas madrasah melakukan pembimbingan kelompok secara
merata
(d)Guru mempresentasikan hasil kerja kelompok.
(e)Pengawas madrasah dan kelompok lain memberikan tanggapan
presentasi hasil kerja kelompok.
3. Pertemuan Akhir (60 menit)
(a)Pengawas madrasah mengonfirmasikan hasil presentasi kelompok.
(b)Guru melakukan refleksi hasil kerja kelompok untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangannya
(c)Pengawas madrasah memberikan tugas mandiri untuk
menyempurnakan hasil kerja penyusunan perencanaan pembelajaran.
(d)Pengawas madrasah melakukan refleksi pelaksanaan pembinaan.

e. Sumber Daya:
1. KI dan KD mata pelajaran
2. Permendikbud tentang standar proses
3. Lembar kerja guru
4. LCD
5. Komputer
6. Perangkat lain yang dibutuhkan
f. Penilaian dan Instrumen:
1. Penilaian : Produk guru berupa perencanaan pembelajaran
2. Instrumen : Format evaluasi penyusunan perencanaan
pembelajaran (sesuai dengan standar proses)
g. Rencana Tindak Lanjut: Pengawas madrasah melakukan monitoring dan
evaluasi hasil kerja guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

........................., 20......
Mengetahui, Pengawas Madrasah,
Koordinator Pengawas Madrasah,
..................................... ....................................

B. Rencana Pengawasan Manajerial (RPM)


Rencana pengawasan manajerial merupakan kegiatan supervisi tatap muka
pengawas madrasah dengan kepala madrasah binaan secara individu
maupun Kelompok Kerja Madrasah (KKM) dan melalui pembinaan,
pendampingan, focus group discussion (FGD), dan benchmarking sesuai
dengan tugas pokok dan kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala
madrasah

Format 3.6 RENCANA PENGAWASAN MANAJERIAL (RPM)

a. Aspek/Masalah :
b. Tujuan :
c. Indikator :
d. Waktu :
e. Tempat :
f. Strategi/metode kerja /teknik supervisi:
g. Skenario Kegiatan :
1. Pertemuan Awal (20 menit)
a) Pengawas madrasah menyampaikan tujuan penyusunan program
madrasah.
b) Pengawas madrasah mengingatkan tim pengembang program
madrasah agar dalam menyusun program madrasah mengacu pada
hasil EDM dengan memprioritaskan kelemahan kelemahannya.
2. Pertemuan Inti (150 menit)
a) Pengawas madrasah mengelompokkan tim sesuai dengan SK
pembagian tugas penanggung jawab 8 SNP.
b) Pengawas madrasah memberikan lembar kerja untuk diisi kekurangan
dan kelebihan pada setiap standar.
c) Pengawas madrasah meminta penanggung jawab setiap standar
untuk menentukan skala prioritas.
d) Pengawas madrasah melakukan pembimbingan kepada setiap
kelompok kerja secara merata.
e) Setiap kelompok kerja mempresentasikan hasil kerjanya.
f) Pengawas madrasah dan kelompok lain menanggapi presentasi.
g) Setiap kelompok kerja merevisi sesuai dengan masukan dan
tanggapan dari pengawas dan kelompok lain.
h) Ketua diminta menyusun hasil kerja setiap kelompok menjadi program
kerja madrasah secara utuh.
3. Pertemuan Akhir
a) Pengawas madrasah memberikan penguatan pelaksanaan program
kerja madrasah.
b) Pengawas madrasah melaksanakan refleksi pelaksanaan pembinaan.
h. Sumber Daya:
1. EDS
2. LCD
3. komputer; dan
4. perangkat lain yang diperlukan
i. Penilaian dan Instrumen:
1. Penilaian
2. Dokumen program madrasah
j. Instrumen
Format observasi dokumen program madrasah
k. Rencana Tindak Lanjut
Pemantauan implementasi dan tindak lanjut program
...…………………20……..

Mengetahui:
Koordinator Pengawas Madrasah, Pengawas Madrasah
BAB VI PENUTUP
Pada bagian penutup dijelaskan program pengawasan yang disusun sudah
mengikuti rambu-rambu dan sistematika, serta disajikan pemaknaan penyusunan
program pengawasan secara terpadu terhadap semua program pengawasan.

LAMPIRAN
Lampiran berisikan instrumen sebagai alat pengumpul data pembinaan guru dan
kepala madrasah, instrumen pemantauan pelaksanaan SNP, instrumen penilaian
kinerja guru dan kepala madrasah, blangko daftar hadir, serta blangko surat
keterangan telah melaksanakan pembinaan, pemantauan, dan penilaian kinerja.

b. Program Bimbingan dan Pelatihan Profesional Guru dan Kepala Madrasah


dikembangan dan dibuat tersendiri

Pembimbingan dan pelatihan profesional guru di KKG/MGMP/MGBK pada setiap


jenis dan jenjang pendidikan serta di semua madrasah binaan berupa kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) guru dan/atau kegiatan lainnya.
PKB guru berupa pengembangan diri, karya tulis ilmiah, dan karya inovatif.
Pengembangan diri dapat dilakukan melalui diklat fungsional dan kegiatan
kolektif guru

Pembimbingan dan pelatihan profesional kepala madrasah di KKM pada semua


jenis dan jenjang pendidikan berupa kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB) kepala madrasah dan/atau kegiatan lainnya. PKB kepala
madrasah berupa pengembangan diri, karya tulis ilmiah, dan karya inovatif.
Pengembangan diri dilakukan melalui diklat fungsional dan kegiatan kolektif
kepala madrasah.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan pengembangan


kompetensi guru dan/atau kepala madrasah yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Oleh karena itu, untuk membuat program tersebut, pengawas harus memiliki
data kebutuhan guru dan/atau kepala madrasah. Data tersebut dapat diperoleh
dari hasil evaluasi diri atau penilaian kinerja guru dan/atau kepala madrasah atau
dari data hasil kepengawasan lainnya. Data tersebut dapat menggambarkan
kekuatan dan kelemahan guru dan/atau kepala madrasah dalam melaksanakan
tugasnya. Hal ini dapat diperoleh dari kegiatan kepengawasan yang dilakukan
sehari-hari.

Pembimbingan pelatihan profesional guru dan/atau kepala madrasah dilakukan


melalui tahapan penyusunan program pembimbingan dan pelatihan,
pelaksanaan program, dan mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan
profesional guru dan/atau kepala madrasah

3. Menyusun Metode Kerja dan Instrumen Pelaksanaan Pengawasan Manajerial


Dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas supervisi manajerial di
madrasah binaan, pengawas madrasah, Langkah selanjutnya dilakukan
oleh pengawas madrasah adalah Menyusun metode kerja dan instrumen
pengawasan manajerial sesuai dengan program atau kegiatan yang disusun.
Instrumen-instrumen disusun untuk memudahkan pengawas dalam melaksanakan
tahapan supervisi. Instrumen tersebut misalnya instrumen pemantauan standar
nasional Pendidikan. Berikut adalah contoh tahapan dalam penyusunan, pengisian,
pengolahan, penilaian, dan pembuatan rekomendasi instrumen pemantauan
standar nasional Pendidikan.
a. Instrumen
Pemantauan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan ditujukan untuk
mengetahui keterlaksanakan Standar Nasional Pendidikan di madrasah. Dalam
pemantauan Standar Nasional Pendidikan ini diperlukan instrumen yang valid
dan reliabel. Pengawas madrasah dapat membuat sendiri instrumen
pemantauan atau menyadur instrumen pemantauan yang sudah ada. Untuk
menghasilkan instrumen pemantauan yang berkualitas terdapat beberapa
tahapan-tahapan pembuatan yang harus dilaksanakan.
1) Pengertian Instrumen
Menurut Arikunto (1988: 51), instrumen adalah alat yang berfungsi untuk
memudahkan pelaksanaan sesuatu. Ia pun menjelaskan bahwa instrumen
pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data
untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data.
Pemantauan adalah prosedur penilaian secara deskriptif dimaksudkan untuk
mengidentifikasi dan atau mengukur pengaruh dari kegiatan yang sedang
berjalan tanpa mempertanyakan hubungan kasualitas (Wollman dalam
Kumorotomo).

2) Instrumen Pemantauan Pemenuhan SNP


Instrumen pemantauan pemenuhan SNP dapat diartikan sebagai alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan,
mengidentifikasi, dan atau mengukur pengaruh dari kegiatan pemenuhan
Standar Nasional Pendidikan

3) Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat pengujian yaitu uji validitas
dan uji reliabilitas. Uji validitas instrumen dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui apakah instrumen yang telah disusun tepat sebagai alat
pengumpul data atau tidak.
Margono (2004: 186) menyatakan bahwa dalam mengukur validitas
perhatian ditujukan kepada isi dan kegunaan instrumen. Validitas instrumen
setidaknya dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis seperti berikut.
a) Construct Validity.
Construct validity, menunjuk kepada asumsi bahwa alat ukur yang dipakai
mengandung satu definisi operasional yang tepat, dari suatu konsep
teoritis.
b) Content Validity.
Content validity (validitas isi) menunjuk kepada suatu instrumen yang
memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur yang akan
diukur.
c) Face Validity.
Face validity (validitas lahir atau validitas tampang) menunjuk dua arti
berikut ini:
(1) Menyangkut pengukuran atribut yang konkret.
(2) Menyangkut penilaian dari para ahli maupun konsumen alat ukur
tersebut.
d) Predictive Validity.
Predictive validity menunjuk kepada instrumen peramalan. Meramal sudah
menunjukkan bahwa kriteria penilaian berada pada saat yang akan
datang, atau kemudian.

Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah instrumen


tersebut cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memerhatikan tiga aspek dari
suatu alat ukur (instrumen), yaitu (1) kemantapan; (2) ketepatan, dan (3)
homogenitas. Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam mengukur
sesuatu berulang kali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak
berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama. Di dalam
pengertian mantap, reliabilitas mengandung makna juga ‘dapat diandalkan’
(Margono, 2004: 181). Ketepatan menunjuk kepada instrumen yang tepat
atau benar mengukur dari sesuatu yang di ukur. Instrumen yang tepat adalah
instrumen yang memiliki pernyataannya jelas, mudah dimengerti, dan rinci.
Pertanyaan yang tepat, menjamin juga interpretasi tetap sama dari
responden yang lain, dan dari waktu yang satu ke waktu yang lain
sedangkan homogenitas menunjuk kepada instrumen yang mempunyai
kaitan erat satu sama lain dalam unsur-unsur dasarnya.

Penyusunan instrumen pemantauan pemenuhan SNP sangat tergantung


pada tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah pemantauan yang akan
dilakukan. Semakin baik instrumen yang disusun maka akan semakin valid
data pengawasan madrasah yang terkumpul. Sebaliknya bila instrumen
pengumpulan data yang digunakan berkualitas rendah maka data yang
terkumpul tidak akan menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Instrumen
dapat diibaratkan sebagai alat pendiagnosa penyimpangan pelaksanaan.
Melalui instrumen pemantauan pemenuhan SNP akan terdeteksi di mana
letak penyimpangan pelaksanaan kegiatan di madrasah.

b. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen Pemantauan SNP


Terdapat dua cara dalam mengembangkan instrumen pemantauan yang dapat
dilakukan oleh pengawas madrasah yaitu: Mengembangkan sendiri dan
mengadaptasi instrumen pemantauan yang sudah ada.
Tahapan langkah penyusunan instrumen sebagai berikut.
1) Menentukan masalah pemantauan (bidang yang akan dipantau).
2) Menentukan variabel (yang dipantau).
3) Menentukan instrumen yang akan digunakan.
4) Menjabarkan bangun setiap variabel.
5) Menyusun kisi-kisi.
6) Penulisan butir-butir insrtrumen.
7) Mengkaji ulang instrumen tersebut yang dilakukan oleh peneliti (pengawas)
sendiri dan oleh ahli (melalui judgement).
8) Penyusunan perangkat instrumen sementara.
9) Melakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui: (a) apakah instrumen
itu dapat diadministrasikan; (b) apakah setiap butir instrumen itu dapat
dipahami oleh subjek penelitian (pemantauan); (c) mengetahui validitas; dan
(d) mengetahui reliabilitas.
10) Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba.
11) Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk memperoleh
data yang akan digunakan.

Sedangkan bila pengawas madrasah ingin mengembangkan instrumen dengan


prosedur adaptasi (menyadur), maka langkah-langkah yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut.
1) Penelaahan instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual)
instrumen dan butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk memahami (a)
bangun variabel; (b) kisi-kisinya; (c) butir-butirnya; (d) cara penafsiran
jawaban.
Penerjemahan setiap butir instrumen ke dalam bahasa Indonesia.
Penerjemahan dilakukan oleh dua orang secara terpisah.
a) Memadukan kedua hasil terjemahan oleh keduanya.
b) Penerjemahan kembali ke dalam bahasa aslinya. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kebenaran penerjemahan tadi.
c) Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.
d) Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen.
e) Uji validitas instrumen.
f) Uji reliabilitas instrumen.
2) Pemilihan instrumen pemantauan Standar Nasional Pendidikan harus
didasarkan pada rambu-rambu yang tepat. Oleh sebab itu, jenis instrumen
yang dipilih harus benar-benar sesuai untuk mengumpulkan data
pemantauan secara tepat. Adapun rambu-rambu yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam pemilihan instrumen pengumpulan data pemantauan
madrasah dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Arikunto, 1988).

c. Pengolahan Hasil Pengisian Instrumen Pemantauan Standar Nasional


Pendidikan.
Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dan mudah
diproses lebih lanjut. Analisis data dilakukan untuk lebih memaknai data yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang objektif. Pengolahan
data dan analisis data merupakan salah satu tahapan yang sangat penting
dalam penilaian untuk memperoleh informasi yang akurat dalam rangka
pengambilan keputusan yang valid. Kualitas informasi hasil penelitian salah
satunya sangat ditentukan oleh instrumen dan proses pengambilan data itu
sendiri.
Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengolahan hasil
pemantauan.
1) Data yang dihimpun dengan menggunakan instrumen dan catatan disusun
dalam struktur yang sistematis.
2) Bandingkan setiap pencapaian yang madrasah wujudkan dengan target
yang madrasah harapkan.
3) Hitung berapa nilai maksimal yang seharusnya madrasah dapat, dan
berapa yang senyatanya madrasah peroleh, selisih antara nilai ideal
dengan nilai yang diperoleh sama dengan besarnya masalah yang
madrasah miliki.
4) Kelompokan nilai yang sudah melebihi standar, memenuhi standar, dan
belum memenuhi standar berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
5) Pengawas dengan pihak yang disupervisi menganalisis pencapaian
kualifikasi melebihi standar, memenuhi standar, dan belum memenuhi
standar.

Berikut contoh pengolahan hasil pemantauan Standar Pembiayaan:

Contoh Kasus: Seorang pengawas madrasah telah melaksanakan


pemantauan Standar Nasional Pendidikan di MTs Negeri 1 Lamongan.
Berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan dokumen-dokumen yang
terkait dihasilkan instrumen yang telah terisi seperti dibawah ini. Berikut cara
mengolah hasil berdasarkan contoh instrumen tersebut.
1) Jumlahkan setiap skor dan tuliskan pada baris total skor.
Pada contoh instrumen pemantauan Standar Pembiayaan tersebut dapat kita
hasilkan bahwa jumlah skor 0 = 0, jumlah skor 1 = 1, jumlah skor 2 = 10,
jumlah skor 3 = 12 dan jumlah skor 4 = 4

2) Jumlahkan setiap total skor.


Pada contoh ini dihasilkan jumlah total skor adalah 27. Angka tersebut
merupakan hasil akumulasi setiap total skor yaitu 1+10+12+4.
3) Menghitung jumlah skor maksimal
Untuk mendapatkan jumlah skor maksimal dari instrumen tersebut adalah
dengan menghitung jumlah indikator yang terdapat dalam instrumen
kemudian dikalikan dengan skor maksimal (4). Pada contoh instrumen
tersebut terdapat 11 indikator maka nilai maksimum skor adalah 11 X 4 = 44.

4) Menghitung nilai pemenuhan Standar Nasional Pendidikan


Untuk menghitung nilai pemenuhan saudara menggunakan rumus berikut.

JumlahTotal Skor
Nilai= X 100 %
Skor Maksimun
Berdasarkan perhitungan menurut rumus di atas maka akan kita hasilkan
nilai pemenuhan Standar Pembiayaan sebesar 61.36 %

27
Nilai= X 100 %
44
Nilai=61.36 %

5) Menentukan kriteria pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.


Kriteria pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Merujuk pada skala
sebagai berikut:
Tabel 6. Kriteria Penilaian
Nilai Kriteria
86 – 100 Sangat Baik
71 – 85 Baik
56 – 70 Cukup Baik
Kurang dari 56 Kurang Baik

Berdasarkan hasil perhitungan nilai sebesar 61.36 % maka pemenuhan


Standar Pembiayaan termasuk dalam kriteria CUKUP.

d. Penyusunan Kesimpulan
Secara umum kesimpulan merupakan pernyataan argumentatif yang beriri data
dan fakta yang relevan, analisa dan pengolahan data yang akurat, serta
pendapat dan alasan pendukung berdasarkan teori atau peraturan yang
relevan. Kesimpulan juga merupakan pernyataan kalimat yang diambil dari
beberapa ide pemikiran mengacu pada cara dan aturan membuat kesimpulan
yang berlaku. Dengan demikian, kesimpulan hasil pemantauan SNP
merupakan pernyataan berisi fakta hasil pemantauan SNP yang dilengkapi
dengan pendapat dan alasan pendukung berdasarkan hasil pemantauan SNP
tersebut. Dengan kata lain kesimpulan pemantauan harus berisi data dan
bagaimana membunyikan data tersebut.

Untuk mengetahui apakah kita sudah melaksanakan pemantauan SNP yang


tepat, tentu kita harus memiliki data-data hasil pemantauan SNP yang relevan
seperti potensi, kekurangan, kelebihan pemenuhan SNP yang dilakukan oleh
madrasah binaan. Tetapi semua data itu tidak akan berarti apabila kita tidak
memiliki suatu kerangka pemikiran tentang aspek dan indikator pemantauan
SNP yang baik atau tidak memahami berbagai teori pemantauan yang relevan
dengan baik. Demikian pula jika kita tidak mengetahui bagaimana cara
mengolah data (misalnya dengan statistik) maka tentu semua data tadi tidak
bermakna walaupun kita paham teorinya. Kita harus menghindari pembuatan
kesimpulan dengan mengandalkan insting dan perasaan karena tindakan
tersebut akan menghasilkan kesimpulan yang emosional dan cenderung tidak
rasional.
Salah satu cara yang relevan untuk membuat kesimpulan hasil pemantauan
pemenuhan SNP adalah melalui generalisasi. Cara generalisasi merupakan
pola penyusunan kesimpulan berdasarkan data, fakta, perihal, atau kejadian.
Contoh:
1) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Seluruh madrasah binaan memiliki guru yang dapat melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran,
memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku, mampu
berkomunikasi secara efektif dan santun dengan sesama guru, tenaga
kependidikan, siswa, dan orang tua siswa. Namun masih ada beberapa guru
yang masih mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

2) Standar Sarana dan Prasarana.


Sebagaian besar madrasah berada di lokasi yang aman, terhindar dari
potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, memiliki
akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat, terhindar dari gangguan
pencemaran air, pencemaran udara, dan kebisingan serta memiliki sarana
untuk meningkatkan kenyamanan, memiliki status hak atas tanah dan ijin
pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah. Namun dua madrasah memiliki
tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, dan ruang organisasi
kesiswaan yang ukuranya tidak sesuai ketentuan.

3) Standar Pengelolaan
Sebagian kecil madrasah binaan memiliki rencana kerja tahunan dan
rencana kerja jangka menengah tetapi belum disosialisasikan kepada warga
madrasah, dan madrasah baru memiliki 5 pedoman yang mengatur berbagai
aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dipahami oleh pihak-pihak
terkait.

4) Standar Pembiayaan.
Tiga dari sepuluh madrasah binaan telah menyusun Rencana Kerja dan
Anggaran Madrasah/Madrasah (RKAM),tetapi baru melibatkan dua unsur
stakeholders dalam penyusunannya (Kepala Madrasah dan Bendahara), dan
hanya memiliki catatan tahunan berupa dokumen investasi sarana dan
prasarana secara menyeluruh selama 2 tahun terakhir.

e. Penyusunan Rekomendasi
Selain kesimpulan, rekomendasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan pemantauan. Tanpa rekomendasi suatu laporan tidak bisa melahirkan
tindak lanjut yang jelas dan pasti. Rekomendasi juga menjadi bagian penting
yang dinantikan untuk dibaca oleh pemangku kepentingan. Oleh kerena itu
rekomendasi hasil pemantauan harus disusun dengan teliti dan akurat.
Membuat rekomendasi dapat dilakukan seperti cara berikut ini.
1) Rekomendasi disusun berdasarkan hasil analisis data-data hasil
pemantauan yang dilihat dari berbagai sudut pandang dan disiplin ilmu.
2) Rekomendasi disusun berdasarkan pada kesimpulan yang telah ditetapkan.
3) Rekomendasi harus mampu menjelaskan dan menunjukkan
prioritas tindakan yang harus diambil.
4) Rekomendasi harus memberikan kontribusi
5) konstruktif dalam penyelesaian masalah pemenuhan SNP.
6) Rekomendasi seyogyanya membentuk suatu landasan untuk evaluasi dan
tindak lanjut berkala.

f. Prinsip Penyusunan Rekomendasi


Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan ketika menyusun rekomendasi, di
antaranya:
1) Specific (khusus, focus)
Rekomendasi hanya berisi satu tindakan khusus. Jika rekomendasi berisi
lebih dari satu tindakan, maka tindakan tersebut harus dijelaskan satu
persatu dan terpisah menggunakan tanda urutan atau nomor.
2) Measurable (Terukur)
Rekomendasi yang dibuat harus bisa diukur pelaksanaan dan hasilnya
dengan mekanisme pengukurun yang tepat.
3) Achievable (dapat dicapai)
Tindakan yang direkomendasikan harus dapat dipraktikan,
diimplementasikan dan dapat dicapai atau alternatif tindakan yang paling
sedikit hambatannnya.
4) Result-oriented (berorientasi terhadap hasil)
Rekomendasi berisi tindakan-tindakan mengarahkan pada perubahan,
hasil atau capaian kongkret.
5) Time-bound (terikat waktu)
Rekomendasi memberi gambaran waktu yang realistis untuk memulai atau
mengakhiri suatu tindakan, baik yang segera maupun hitungan bulan, tahun
atau jangka pendek, menengah dan panjang.
6) Solution-suggestive (saran yang mengandung solusi)
Rekomendasi tindakan berupa solusi akurat, kongkret, ringkas dan memuat
detil-detil teknis yang relevan agar tidak terjadi salah tafsir dan salah tindak.
7) Mindful of priotisation, sequencing & risk (mempertimbangkan prioritas, tata
urutan dan risiko)
Rekomendasi harus mengarahkan pada hal-hal yang lebih mendesak,
sesuai hirarki atau urutan kepentingan dan memberi gambaran resiko yang
mungkin muncul.
8) Argued (beralasan)
9) Rekomendasi harus berbasis data, fakta, hasil analisis yang objektif,
kesimpulan yang logis dan berdasar hukum yang pasti.
10) Root-cause responsive (merespon akar permasalahan)
Rekomendasi harus berbasis akar bukan gejala, artinya tindakan yang
diusulkan lebih diarahkan kepada penyebab masalah daripada gejala.
11) Targeted (memiliki target)
Rekomendasi harus jelas dan akurat siapa yang melaksanakan dan kepada
siapa harus ditujukan atau sebagai sasaran dengan mempertimbangkan
tugas, tanggungjawab dan kewenangan masing-masing.
Penyusunan rekomendasi hasil pemantauan SNP harus mengacu pada
kesimpulan hasil pemantauan yang telah disusun dan prinsip-prinsip
penyusunan rekomendasi. Aktivitas yang dianjurkan dalam rekomendasi
minimal melalui konsultasi, diskusi, pemberian contoh, dan diklat untuk SNP
yang berisfat akademik, sedangkan untuk SNP yang bersifat manajerial
melalui pengajuan proposal, pemenuhan melalui MBM, upaya mandiri, dan
lainnnya.

g. Contoh Rekomendasi Hasil Pemantauan SNP


Berikut ini beberapa contoh rekomendasi hasil pemantaun SNP:
1) Standar Sarana dan Prasarana:
Berikut ini data hasil pemantauan standar sarana dan prasarana yang
dlakukan oleh pengawas madrasah terhadap salah satu madrasah
binaannya.
2) Memiliki ruang pimpinan dengan luas tidak sesuai ketentuan
3) Tidak memiliki ruang konseling
4) Tidak memiliki ruang UKS
5) memiliki jamban dengan jumlah, ukuran, dan sarana tidak sesuai ketentuan
6) Tidak memiliki gudang
Berdasarkan data tersebut rekomendasi yang bisa disusun adalah:
Madrasah diharapkan melengkapi ruang pimpinan, ruang konseling, jamban
dan gudang dengan menyusun proposal pengadaan bangunan dan
mengajukan kepada komite, pihak dinas pendidikan dan pihak terkait lainnya.
1) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
2) Madrasah diharapkan mendorong guru
untuk melanjutkan kuliah agar guru memiliki pendidikan minimum D-IV atau
S1, dan memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang diajarkan dengan
latar belakang pendidikannya, juga menambah tenaga administrasi
berkualifikasi pendidikan menengah atau sederajat.
3) Standar Pengelolaan.
Madrasah diharapkan menyusun rencana kerja tahunan dan rencana kerja
jangka menengah, dan melaksanakan program pengelolaan pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan.
4) Standar Pembiayaan.

Madrasah diharapakan menyusun RKAM dan membelanjakan biaya sebanyak


lebih dari 81% dari anggaran pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan dalam RKAM
Pelaksanaan Supervisi Manajerial

Pelaksanaan program pengawasan adalah kegiatan pengawasan yang


dilaksanakan oleh setiap pengawas madrasah berdasarkan program pengawasan
yang telah disusun sebelumnya.

Pelaksanaan program pengawasan meliputi tiga hal, yaitu: (1) pelaksanaan


pembinaan kepala madrasah dalam pengelolaan administrasi satuan pendidikan
berdasarkan manajemen peningkatan mutu Pendidikan di madrasah; (2) Membina
kepala madrasah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di
madrasah; (3) Mendorong guru dan kepala madrasah dalam merefleksikan hasil-
hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam
melaksanakan tugas pokoknya di madrasah; dan (4) memantau pelaksanaan
standar nasional Pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu
kepala madrasah dalam mempersiapkan akreditasi madrasah

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007


tentang Standar Pengelolaan Pendidikan yang berkenaan langsung dengan ranah
kompetensi pengawas madrasah dalam pembinaan untuk mengelola madrasah
binaannya meliputi: (a) perencanaan program; (b) pelaksanaan rencana kerja; (c)
supervisi dan evaluasi; (d) kepemimpinan; dan (e) sistem informasi manajemen.

Kelima hal ini dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3. Unsur-unsur dalam Pengelolaan Madrasah

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam pengeleloaan madrasah


terdapat tiga elemen pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan supervisi serta
evaluasi. Agar ketiga elemen tersebut berjalan dengan baik, diperlukan adanya
kepemimpinan yang memandu dan mengarahkan, serta dukungan sistem
informasi manajemen yang baik.

Agar Kepala Madrasah binaan memiliki kepemimpinan yang dapat memandu dan
mengarahkan warga madrasah terhadap pencapaian visi dan misi madrasah
menuju madrasah yang bermutu, maka diperlukan pembinaan dan pendampingan
pengawas madrasah efektif sebagai penjaminan mutu madrasah. Beberapa
kegiatan yang dapat dilaksanakan Pengawas Madrasah, agar dapat berperan
efektif dalam meningkatkan mutu madrasah-madrasah binaannya. Di bawah ini
dibahas beberapa pelaksanaan kegiatan pengawasan madrasah binaan.

1. Pembinaan Kepala Madrasah


a. Pembinaan Kepala Madrasah dalam pengeloaan madrasah, pelaksanaan
program PPK, Moderasi Beragama dan MBM.
Tugas pokok Kepala Madrasah berdasar Permedikbud Nomor 6 Tahun 2018 (ps
15: 1) meliputi: a) tugas manajerial; b) pengembangan kewirausahaan; dan c)
melaksanakan supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan hal tersebut juga
dijelaskan dalam PMA Nomor 58 Tahun 2017. Dalam pelaksanaan tugas pokok
tersebut kepala madrasah wajib menyusun program madrasah. Program-
program madrasah yang disusun untuk pengembangan madrasah harus
terintegrasi dengan PPK yang meliputi lima nilai utama PPK: religiusitas,
nasionalisme, kemandirian, gorong royong, dan integritas, dan 9 nilai-nilai
moderasi beragama yang meliputi wasathiyah, tawassuth, i’tidal, toleransi,
tasamuh, syura’, islah, qudwah, muwathanah dan al-la’unf, sehingga semua
pelaksanaan program madrasah dapat membangun karakter semua
stakeholders madrasah. Untuk itu pengawas madrasah dalam pembinaan
kepada kepala madrasah , perlu membina kepala madrasah dalam penyusunan
program pelaksanaan PPK dan moderasi beragama. Dengan program
pelaksanaan PPK dan moderasi beragama, upaya membangun karakter melalui
penguatan pendidikan karakter dan moderat akan jelas dan terarah dalam
keseluruhan program-program madrasah dan pelaksanaannya, baik dalam
intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun ko kurikuler.

Program PPK dan Moderasi beragama di madrasah perlu mengintegrasikan,


memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program
dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang.
Dalam hubungan ini pengintegrasian dapat berupa pemaduan kegiatan kelas,
luar kelas di madrasah, dan luar madrasah (masyarakat/komunitas); pemaduan
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; pelibatan secara
serempak warga madrasah, keluarga, dan masyarakat (Kemdikbud: 2016).

Kepala Madrasah dalam pelaksanaan kepemimpinan madrasah melalui


Manajemen Berbasis Madrasah (MBM), memerlukan pembinaan dan
pendampingan pengawas madrasah, sehingga pengembangan madrasah dapat
dimaksimalkan sesuai otonomi madrasah yang dikembangkan kepala madrasah
sesuai. MBM dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan
otonomi, dan keluwesan (fleksibilitas) yang lebih besar kepada madrasah, dan
mendorong partisipasi aktif langsung warga madrasah dan masyarakat untuk
meningkatkan mutu madrasah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.Untuk
itu agar kepala madrasah binaan dapat mengoptimalkan mutu madrasahnya,
Pengawas Madrasah wajib terus-menerus melakukan pembinaan kepemimpinan
kepala madrasah binaannya melalui MBM.

b. Pembinaan Kepala Madrasah dan Guru dalam melaksanakan Bimbingan


Konseling di Madrasah
1) Program Bimbingan dan Konseling (BK) di Madrasah
Pengawas madrasah hendaknya memahami bahwa program BK harus
dimiliki oleh madrasah. Program BK yang baik adalah program yang
memiliki struktur program dengan menggunakan sistematika minimal yang
meliputi: a) rasional, b) visi dan misi BK, c) deskripsi kebutuhan, d) tujuan,
e) komponen program BK (layanan dasar, layanan peminatan peserta didik
dan perencanaan Individual, layanan responsif, dan dukungan sistem), f)
bidang layanan, g) rencana operasional, h) pengembangan tema/topik
bimbingan, dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan
Konseling (RPLBK), i) evaluasi, pelaporan, tindak lanjut, dan j) anggaran
biaya. Komponen program BK, dan bidang layanan ini dapat dituangkan ke
dalam program tahunan dan semesteran dengan mempertimbangkan
komposisi, proporsi, dan alokasi waktu layanan, baik di dalam maupun di
luar kelas.
a) Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
madrasah/madrasah.
b) Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester, merupakan jabaran program
tahunan yang di dalamnya terdiri atas kegiatan bulanan dan atau
mingguan dalam satu semester.
c) Program Harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari
program mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara
tertulis pada satuan layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung
(satkung) bimbingan dan konseling.

2) Mekanisme Layanan dan Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling


(BK)
Secara berurutan, mekanisme pengelolaan bimbingan dan konseling ditata
dan mencakup tahapan analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut pengembangan program.
a) Analisis kebutuhan
Program bimbingan dan konseling dirancang berdasar data kebutuhan
peserta didik, madrasah, dan orang tua. Data kebutuhan dikumpulkan
dan ditelaah untuk memperbaharui tujuan dan rencana program
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi serta ditindaklanjuti berbasis prioritas data
kebutuhan yang difasilitasi pemenuhanya dalam bidang dan komponen
bimbingan dan konseling.
Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orang tua diidentifikasi
dengan berbagai instrumen non tes dan tes atau dengan pengumpulan
fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang diselenggakan oleh konselor
atau guru bimbingan dan konseling sendiri atau fihak lain yang lebih
berkewenangan. Hasil identifikasi dianalisis dan diinterpretasi untuk
menentukan skala prioritas layanan bimbingan dan konseling.

b) Perencanaan
Perencanaan (action plans) sebagai alat yang berguna untuk merespon
kebutuhan yang telah teridentifikasi, mengimplementasikan tahap-tahap
khusus untuk memenuhi kebutuhan, dan mengidentifikasi pihak yang
bertanggungjawab terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam
program tahunan dan semesteran serta pengimplementasiannya.
Dengan demikian, sejak awal telah dirancang efisiensi dan keefektifan
program dan rencana pengukuran akuntabilitasnya. Program bimbingan
dan konseling direncanakan sebagai program tahunan dan program
semesteran.

c) Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus memperhatikan aspek
penggunaan data dan penggunaan waktu yang tersebar ke dalam
kalender akademik.

Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan


memberikan informasi penting dalam pelaksanaan program dan akan
diperlukan untuk mengevaluasi program dalam kaitannya dengan
kemajuan yang diraih peserta didik/konseli. Data dikumpulkan sepanjang
proses pelaksanaan bimbingan dan konseling sehubungan dengan
perencanaan apa yang dikerjakan, apa yang tidak dikerjakan, apa yang
berubah atau ditingkatkan. Data yang dikumpulkan dipilah menjadi data
tiga: (1) data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas, (2) data
jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu tertentu,
misalnya program semesteran maka data yang dimaksud adalah data
selama satu semester untuk mengukur indikator kemajuan ke arah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, dan (3) data jangka panjang
merupakan data akhri serangkaian program misalnya program tahunan
yang merupakan data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya pada
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik.

Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender


akademik. Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan setiap
komponen dan bidang bimbingan dan konseling harus memperhatikan
tingkat satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah konselor atau
guru bimbingan dan konseling, jumlah peserta didik yang
dilayani.Perhatian utama ditujukan kepada kebutuhan peserta didik
sebagai hasil analisis kebutuhan. Persentase dalam distribusi waktu
konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam setiap komponen
program bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkatan
kelas dalam satuan pendidikan.Sebagian besar waktu konselor atau guru
bimbingan dan konseling (80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada
peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen dan
administrasi.Kalender aktivitas bimbingan dan konseling sebagai
perencanaan program semua komponen dan bidang bimbingan dan
konseling diatur sejalan dengan kalender akademik satuan pendidikan.

d) Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses pembuatan
pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan dalam mencapai
tujuan program bimbingan dan konseling berdasar pada ukuran (standar)
tertentu. Dengan demikian evaluasi merupakan proses sistematis dalam
mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang efisiensi,
keefektivan, dan dampak dari program dan layanan bimbingan dan
konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial belajar, dan karir
peserra didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu
sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling telah
dicapai.

e) Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan
untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang
sebagai hasil dari layanan bimbingan dan konseling. Laporan akan
digunakan sebagai pendukung program lanjutan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan jangka pendek
akan memfasilitasi evaluasi aktivitas program jangka pendek. Laporan
jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke
arah perubahan dalam diri semua peserta didik. Isi dan format laporan
sejalan dengan kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara efektif
kepada seluruh pemangku kepentingan. Laporan juga akan menjadi
informasi penting bagi pengembangan profesionalitas yang diperlukan
bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling.

f) Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan dan
konseling akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk
mendukung program sejalan dengan yang direncanakan, mendukung
setiap peserta didik yang dilayani, mendukung digunakannya materi
yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara
rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka
panjang, atas analisis keefektifan program digunakan untuk mengambil
keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan,
meningkatkan program, seta dihgunakan untuk mendukung perubahan-
perubahan dalam sistem madrasah.

Strategi layanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan berbagai


upaya yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling
untuk memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai kemandirian dalam
kehidupannya. Strategi layanan bimbingan dan konseling dibedakan atas
jumlah individu yang dilayani, jenis dan intensitas masalah yang dihadapi
peserta didik/ konseli, dan cara komunikasi layanan. Strategi layanan
bimbingan dan konseling berdasarkan jumlah individu yang dilayani
dilaksanakan melalui layanan individual, layanan kelompok, layanan
klasikal, atau layanan kelas besar atau lintas kelas. Strategi layanan
bimbingan dan konseling berdasarkan jenis dan intensitas masalah yang
dihadapi peserta didik/konseli dilaksanakan melalui bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok, bimbingan individual, konseling individual,
konseling kelompok, atau advokasi. Strategi layanan bimbingan dan
konseling berdasarkan cara komunikasi layanan dilaksanakan melalui
tatap muka antara konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan
peserta didik/konseli atau menggunakan media tertentu, baik media
cetak maupun elektronik. Media bimbingan dan konseling yang
dimaksudkan misalnya: papan bimbingan, kotak masalah, leaflet,
website, email, buku, telepon, dan lainnya.

3) Mekanisme Organisasi Pengelolaan Bimbingan dan Konseling


Kegiatan layanan BK adalah bagian integral dari kegiatan pendidikan di
madrasah, segala kegiatannya bertujuan mensukseskan peserta didik
belajar, dalam pengelolaannya tidak lepas dari organisasi madrasah dan
manajemen pendidikan yang memiliki peran sesuai dengan jabatannya
yang profesional seperti uraian berikut:
a) Kepala Madrasah: adalah penanggung jawab seluruh kegiatan
pendidikan di madrasah yang dipimpinnya termasuk bimbingan dan
konseling, memiliki tugas dan peran dalam:
(1) penentuan staf personel bimbingan dan konseling
(2) penyusunan program bimbingan dan konseling
(3) sosialisasi dan penetapan program bimbingan dan konseling kepada
civitas madrasah.
(4) penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam kegiatan bimbingan dan konseling.
(5) pemantuan dan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling
(6) pengembangan kerja sama dengan instansi atau profesi lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan BK
(7) pengembangan program BK yaitu pembinaan dan pelatihan personel
BK.
b) Wakil Kepala Madrasah.
(1) pelaksana kebijakan pimpinan madrasah terutama berkenaan
dengan layanan BK
(2) penyediaan informasi baik berkaitan dengan aktivitas yang
diperlukan untuk mendukung program BK
(3) sosialisasi program bk kepada seluruh personel dan komponen
madrasah sesuai dengan bidang dan kewenangannya
(4) dukungan dan pemantuan pelaksanaan layanan BK.
c) Wali Kelas
(1) menyediakan informasi tentang karakteristik dan kebutuhan peserta
didik
(2) mensosialisasikan keberadaan layanan bimbingan dan konseling di
kelas
(3) memantau perkembangan dan kemajuan peserta didik dikelasnya
(4) mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan layanan BK
(5) melakukan kunjungan rumah dan konfrensi kasus
d) Guru mata pelajaran
(1) Mensosialisasikan layanan BK kepada peserta didik
(2) Menyediakan informasi mengenai sikap dan kebiasaan didik dalam
mengikuti proses pembelajaran
(3) Mengidentivikasi peserta didik yang memerlukan layanan BK yang
berkenaan denganmata pelajaran yang diampunya
(4) Memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik terutama
yang telah memperoleh layanan BK
(5) Melakukan upaya layanan bimbingan belajar/penguasaan konten
terutama program perbaikan dan pengayaan Ikut serta dalam
konfrensi kasus jika diperlukan.
e) Guru BK /Konselor
(1) Mengorganisasikan seluruh aktivitas layanan Bimbingan dan
Konseling
(2) Melakukan analisis terhadap karakteristik dan kebutuhan
perkembangan peserta didik
(3) Melakukan analisis terhadap kondisi madrasah pada layanan BK
(4) Mengkordinasikan seluruh personel layanan BK mulai dari
penyusunan, pelaksanaan sampai dengan penilaian layanan BK
(5) Melakukan layanan dasar kepada seluruh peserta didik
(6) Melaksanakan layanan responsif pada peserta didik
(7) Mengadministrasikan semua kegiatan bimbingan dan konseling
(8) Mengadakan tindak lanjut dan alih tangan kasus
(9) Menyusun laporan dan pertanggung jawaban seluruh kegiatan
layanan BK.
f) Tenaga Administrasi Madrasah
(1) Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan BK
(2) Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan BK
(3) Membantu mengadministrasikan seluruh kegiatan BK
(4) Membantu menyampaikan informasi kepada personel lain dalam
madrasah
4) Perbandingan Peranan Kepala Madrasah dengan Komponen Layanan
BK dalam Pengorganisasian BK
Semua kegiatan layanan BK di madrasah bertujuan mensukseskan peserta
didik belajar, dalam pengelolaannya tidak lepas dari organisasi madrasah
dan manajemen pendidikan yang memiliki peran sesuai dengan jabatan
dan profesional.
Perbandingan peranan Kepala madrasah dengan komponen organisasi
layanan BK lainnya dilihat pada gambar bagan berikut:
Gambar 6.. Mekanisme Layanan BK
KEPALA
MADRASA
H
5) Membantu Mengatasi Permasalahan Siswa dalam Pelaksanaan
Bimbingan dan KonselingWK KS di Madrasah
(BK)

Langkah pengawas madrasah GURU BK/ dalam membina atau membimbing guru
WALI KELAS KONSELOR GURU
dalam membantu mengatasi permasalahan siswa/peserta didik dalam
pelaksanaan BK harus menekankan kemampuan guru dalam melakukan:
1) diagonis dengan cermat untuk mengetahui masalah pada diri peserta
TAS implementasi
didik di masa lampau, mengetahui faktor penyebab masalah, melakukan
Pengorganisasian
kajian secara teroritis dan empiris, mengelompokkan masalah menjadi
Kepala sosial, masalah belajar serta masalah karir, 2)
masalah pribadi, masalah
Madrasah
prognosis untuk mengetahui rekam jejak masalah sebagai tindak lanjut dari
hasil diagnosis danKepala
kemungkinan pemberian bantuan, dan 3) treatment
untuk memberikan bantuan
Madrasah penyelesaian masalah.
adalah
Dalam mengatasi permasalahan peserta didik dalam pelaksanaan BK di
penanggung
madrasah dilaksanakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling
jawab
dengan latar belakang S1seluruh
di bidang bimbingan konseling dan telah lulus
kegiatan
pendidikan profesi guru bimbingan dan konseling/konselor. Setiap konselor
pendidikan
atau guru BK menangani konseli di
sebanyak 150 - 400 orang.
madrasah yang
c. Pembinaan Guru dipimpinnya
dan Kepala Madrasah dalam merefleksikan
termasuk
pelaksanaan tugas pokok
Pembinaan guru, kepala madrasah,
bimbingan danmerupakan salah satu kompetensi yang
harus dikuasai pengawas madrasah. Kompetensi tersebut termasuk dalam
konseling,
dimensi kompetensi evaluasi pendidikan. pembinaan kepala madrasah dapat
memiliki tugas
diukur dari tiga aspek yaitu (1): perilaku dalam melaksanakan tugas yakni
dan peran
perilaku kepala madrasah pada saat melaksanakan fungsi-fungsi manajerial,
dalam:
(2) cara melaksanakan tugas dalam mencapai hasil kerja yang tercermin
Penentuan
dalam komitmen diri-nya sebagai staf
refleksi dari kompetensi kepribadian dan
personel
kompetensi sosial yang dimilikinya, dan (3) dari hasil pekerjaannya yang
bimbingan
tercermin dalam perubahan kinerjadan
madrasah yang dipimpinnya. Adapun Guru
merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di madrasah.
konseling
Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, bia-ya, dan
Penyusunan
sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu
program
bimbingan dan
konseling
penetapan
program
bimbingan dan
konseling
interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain,
kepada
terutama kurikulum akan “hidup”sivitas
apabila dilaksanakan oleh guru.
madrasah.
Penyediaan
Dengan latar belakang di atas, maka pembinaan guru dan kepala madrasah
merupakan suatu hal kelengkapan
yang perlu mendapat perhatian serius khususnya oleh
pengawas. Pembinaan guru dan
sarana dan kepala madrasah, merupakan salah satu
bagian kompetensi yang harus dikuasai pengawas madrasah/madrasah.
prasarana
Kompetensi tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi evaluasi
yang
pendidikan.
diperlukan
dalam kegiatan
Dalam melakukan pembinaan guru dan kepala madrasah, seorang pengawas
bimbingan
seyogyanya memiliki kemampuan danuntuk: (1) memahami ruang lingkup
konseling.
kompetensi profesional guru, dan kepala madrasah (2) memahami tugas
pokok guru dan kepala madrasah sebagai bahan untuk menyusun program
Pemantuan
pembinaan, (3) menyusun instrumen pembinaan guru dan instrumen
dan supervisi
pembinaan kepala madrasah, dan (4) membuat judgement atau kesimpulan
terhadap
akhir hasil dari pembinaan. berdasarkan pokok pikiran diatas maka seorang
pelaksanaan
Pengawas Madrasah dipandang perlu untuk terampil menyusun program
bimbingan dan
pembinaan guru dan kepala madrasah agar guru dan kepala madrasah
mampu melaksanakan konseling
tugas pokoknya dengan baik Berdasarkan rubrik
instrumen Penilaian Pengembanga
Kinerja Pengawas, Penyusunan Program Pembinaan
guru dan kepala madrasah harus memenuhi delapan aspek yang dituangkan
n kerjasama
kedalam bentuk tabel,dengan
seperti dibawah ini
instansi atau
profesi lain
yang berkaitan
dengan
pelaksanaan
BK
Pengembanga
n program BK
yaitu
pembinaan dan
Progam Pembinaan Guru dan Kepala Madrasah
pelatihan
personel BK
Format 1. Program Pembinaan Guru dan Kepala Madrasah
Wakil Kepala
Madrasah
Pelaksana
kebijakan
pimpinan
madrasah
terutama
berkenaan
dengan
layanan BK
Penyediaan
berkaitan
dengan
aktivitas yang
diperlukan
untuk
mendukung
program BK
Sosialisasi
program BK
kepada seluruh
personel dan
komponen
madrasah
sesuai dengan
Untuk mengisi tabel bidang dan
matrik penyusunan program pembinaan Guru dan
kepala madrasah, dijelaskan sebagai berikut:
kewenanganny
1. Materi pembinaan aguru dan kepala madrasah pada kolom 1, harus
berdasarkan hasil identifikasi dan analisis pengawasan tahun sebelumnya.
Komponen-komponen Dukungan
mana saja dan
yang harus mendapatkan skala prioritas
pemantuan
pembinaan terlebih dahulu, yaitu:
pelaksanaan
a. Pembinaan Komptensi
layananGuru
BK dan Kepala Madrasah. Materi pembinaan
Guru meliputi Kompetensi Guru yaitu Kompetensi Pedagogik,
Wali Kelas
Kompetensi Profesional, Kompetensi Kepribadian, dan Kompetensi
Menyediakan
Sosial. Sedangkan Kompetensi Kepala madrasah meliputi Komptensi
Kepribadian daninformasi
Sosial, Kepemimpinan Pembelajaran, Pengembangan
tentang
Madrasah, Pengembangan Sumber Daya, Kewirausahaan, dan
Supervisi Pembelajaran.
karakteristik
dan kebutuhan
b. Pembinaan Tugas Pokok Guru dan Kepala madrasah. Tugas pokok guru
peserta didik
meliputi: (1) merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan
Mensosialisasi
pembelajaran, dan (3) menilai hasil pembelajaran. Sedangkah tugas
kan
pokok kepala madrasah dalam pengelolaan madrasah meliputi: (1)
Menyusun Program Kerja Madrasah, (2) Melaksanakan Program Kerja,
keberadaan
(3) Melaksanakan Pengawasan dan Evaluasi, (4) Kepemimpinan, dan (5)
layanan
Sistem Informasibimbingan
Manajemen dan
(SIM).
konseling di skala prioritas pembinaan dalam
c. Yang perlu mendapatkan
kelas
mensukseskan implementasi Kurikulum Merdeka, adalah:
1) KepemimpinanMemantau
Kepala madrasah. Keberhasilan Kurikulum Merdeka,
menuntut Kepala Madrasah yang mandiri, demokratis, dan
perkembangan
profesional, sehingga mampu menumbuhkan budaya madrasah yang
dan kemajuan
demokratis, yang akandidik
mendorong terciptanya iklim yang kondusif
peserta
bagi terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran secara optimal
dikelasnya
untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik Kepala
madrasah yang Mengidentifika
mandiri, demokratis, dan profesional harus
menanamkan,si memajukan,
peserta didikdan meningkatkan sedikitnya empat
yangpembinaan mental, moral, fisik, dan artistik.
macam nilai, yakni
membutuhkan
layanan BK
Melakukan
rumah dan
konfrensi
kasus
Guru mata
2) Pembinaan Kreativitas Guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran pelajaran
abad 21. Guru merupakan faktor penting yang besar
pengaruhnya, Mensosialisasi
bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta
didik dalam belajar. Kurikulum Merdeka atau akan sulit dilaksanakan
kan layanan
ketika para BKgurunya
kepada belum siap dengan masalah kreativitas
mengajaranya.peserta didik

3) Aktivitas Menyediakan
Peserta didik. Dalam rangka mendorong dan
mengembangkan informasi
aktivitas peserta didik, guru harus mampu
mendisiplinkanmengenai
peserta didik terutama disiplin diri( Self- discipline),
sehingga peserta didik
sikap dandapat menguasai berbgai kompetensi sesuai
dengan tujuan. Sosialisasi
kebiasaan Kurikulum Merdeka. Sosialisasi dalam
didik
implementasi kurikulum sangat penting dilakukan, agar semua pihak
dalam
yang terlibat dalam implementasinya dilapangan paham dengan
mengikuti
perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan
proses
fungsinya masing- masing, sehingga mereka memberikan dukungan
pembelajari
terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan.
Mengidentivika
4) Fasilitas dan Sumber Belajar. Kunci sukses yang menentukan
si peserta didik
keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka adalah fasilitas dan
yang
sumber belajar yang memadai.
memerlukan
5) Lingkungan yanglayanan BK Akademik. Lingkungan yang kondusif
kondusif
akademik adalahyanglingkungan madrasah yang aman, nyaman, dan
berkenaan
tertib, optimisme dan harapan tinggi dari seluruh warga madrasah,
kesehatan madrasah, serta kegiatan-kegiatan yang berpusat pada
denganmata
peserta didik pelajaran
merupakanyang
iklim yang dapat membangkitkan nafsu,
gairah dan semangat belajar. Semakin menyenangkan tatanan
diampunya
lingkungan fisik, akan memberikan dampak positif bagi proses
belajar. Para Memantau
pakar psikologis aliran ekolologik telah mendapatkan
temuan-temuan perkembangan
penelitian bahwa tata warna secara langsung
mempengaruhidansuasana
kemajuan jiwa, warna-warna cerah cenderung
para peserta
menyiratkan keceriaan dan suasana jiwa yang optimistik, sedangkan
didik terutama
penggunaan warna- warna suram akan memberikan pengaruh yang
sebaliknya. yang telah
memperoleh
Partisipasi warga madrasah. Partisipasi warga madrasah sangat
layanan
menentukan kunci BK
sukses keberhasilan kurikulum merdeka.
Melakukandi madrasah sangat ditentukan oleh
Keberhasilan pendidikan
upaya
keberhasilan kepala layanandalam memberdayakan seluruh warga
madrasah
madrasah, khususnya tenaga kependidikan yang tersedia.
bimbingan
belajar/pengua
saan konten
terutama
2. Pemantauan Standar Nasional Pendidikan
program
Standar nasional pendidikan merupakan standar minimal tentang sistem
perbaikan
pendidikan di seluruh wilayah hukumdan
Republik Indonesia. Dengan diberikannya
pengayaan
Ikut serta
dalam
kasusu jika
diperlukan

standar ini, maka madrasah-madrasah


Guru BK dalam menyelenggarakan pendidikan
wajib menerapkan dan memberlakukan standar pendidikan ini di madrasah.
/Konselor
Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah pada
Mengorganisas
dimensi kompetensi manajerial pengawas madrasah dituntut memiliki
kompetensi pemantauanikan seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan
pelaksanaan
aktivitasuntuk membantu kepala madrasah dalam
memanfaatkan hasil-hasilnya
mempersiapkan akreditasi madrasah
layanan
Bimbingan dan
Dalam melaksanakan pemantauan delapan standar nasional pendidikan di
Konseling
madrasah-madrasah binaan, pengawas madrasah idealnya mempunyai
kemampuan dan pemahaman Melakukan tentang standar nasional pendidikan yang
tertuang dalam Peraturananalisis
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 yang diperbarui kedua
No. 13 Tahun 2015 dan secara rinci dituangkan dalam Permendiknas dan
terhadap
Permendikbud. Sepertikarakteristik
standar kompetensi lulusan tertuang pada
Permendikbudristek No.dan 5 tahun 2022, Standar Isi pada Permendikbudristek
kebutuhan
Nomor 7 Tahun 2022, Standar proses PAUD dan Dikdasmen
perkembangan
Permendikbudristek No 16 Tahun 2022, dan standar penilaian Permendikbud 21
peserta didik
tahun 2022. Sementara itu, standar nasional pendidikan yang tertuang pada
Melakukan
Permendiknas adalah standar pendidik Permendiknas 16 Tahun 2007, Standar
analisis
tenaga kependidikan terdiri atas tiga yaitu tenaga administrasi madrasah,
terhadap
Standar laboran, dan standar pustakawan secara berturut-turut Permendiknas
No. 24, 25, 26 Tahun 2008. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang standar
kondisi
pengelolaan pendidikan, madrasah
Permendiknas No. 69 Tahun 2009 tentang pembiayaan,
dan Permendiknas No. 24 Tahun
pada 2007 tentang standar sarana dan prasarana.
layanan
Selain itu, pengawasBK madrasah diharapkan mampu menyelesaikan
Mengkordinasi
permasalahan-permasalahan yang ada di madrasah binaan terkait standar
nasional pendidikan. Baik itu permasalahan yang berkaitan dengan akademik
kanseluruh
yang dihadapi para guru maupun yang berkaitan dengan permasalahan
personel
manajerial yang dihadapilayanan
kepala madrasah
BK dan tenaga kependidikan.

Fokus pemantauan adalah mulai darinasional pendidikan meliputi


standar
penyusunan,
a. Standar Kompetensi Lulusan
b. Standar Isi pelaksanaan
c. Standar Proses sampai dengan
d. Standar Penilaian penilaian
e. Standar Pendidik dan layanan
Tenaga Kependidikan
BK
f. Standar Sarana dan Prasarana
Melakukan
g. Standar Pengelolaan
h. Standar Pembiayaan
layanan dasar
kepada seluruh
peserta didik
Melaksanakan
layanan
responsif pada
3. Pembimbingan dan Pelatihan Kepala Madrasah dalam Pengelolaan
peserta didik
Supervisi kepada Guru dan Tenaga Kependidikan.
Mengadministr
asikan semua
kegiatan
konseling
Mengadakan
tindak lanjut
dan alih
Keberhasilan kepengawasan tangan
ditentukan oleh banyak faktor antara lain adalah
kasus
adanya program bimbingan dan pelatihan professional kepala madrasah dan
Menyusun
atau guru termasuk tenaga kependidikan, sesuai dengan Permendikbud No. 6
tahun 2018 dimana beban laporankerja
dan Kepala Madrasah sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan
pertanggung
supervisi kepada Guru dan Tenaga Kependidikan. Program ini tujuannya antara
jawaban
lain untuk kelancaran pelaksanaan kepengawasan dalam rangka meningkatkan
seluruh
kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
kegiatan
Supervisi adalah kegiatan yang BK
layanan dilakukan oleh pengawas madrasah dalam
rangka membantu kepala madrasah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna
meningkatkan mutu dan Tugasefektivitas penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran, hal tersebutAdministrasi
sesuai dengan KMA 624 Tahun 2021. Pengertian
Madrasah
supervisi seperti yang dikemukakan Ametembun (1993) dalam Direktorat Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008) bahwa berdasarkan
Membantu
bentuk perkataannya, supervisi terdiri dari dua buah kata super + vision : Super
mempersiapka
= atas, lebih, Vision = lihat, tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian
n seluruh
tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi lebih dari
kegiatan BK
orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau mengawasi orang-
orang yang disupervisi.Membantu
Supervisi yang dilakukan oleh pengawas satuan
pendidikan ditujukan untukmenyiapkan
memberikan pelayanan kepada kepala madrasah
sarana kelembagaan
dalam melakukan pengelolaan yang secara efektif dan efisien serta
diperlukan pendidikan.
mengembangkan mutu kelembagaan
dalam layanan
1) Supervisi ditujukan pada dua aspek, yakni manajerial dan akademik.
BK
Supervisi manajerial menitikberatkan pada pemantauan, pembinaan, dan
pembimbingan padaMembantu
aspek-aspek pengelolaan dan administrasi madrasah
yang berfungsi mengadministr
sebagai pendukung (supporting) terlaksananya
asikan seluruh
pembelajaran. Sementara supervisi akademik menitikberatkan pada
pemantauan, pembinaan, dan BK
kegiatan pembimbingan pengawas terhadap kegiatan
akademik
Membantu
menyampaikan
2) Supervisi Pembelajaran
informasi
Supervisi Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan membantu guru
kepada
mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan
personel kompetensi
lain paedagogik dan profesional, yang
muaranya kepada peningkatan mutu lulusan peserta didik (Glickman, 2007).
dalam layanan
Sedangkan DareshBK(2001) menyebutkan bahwa supervisi akademik
merupakan upaya membantu guru mengembangkan kemampuannya
mencapai tujuan pengajaran. Ruh kegiatan supervisi akademik kepala
madrasah kepada guru berupa bantuan profesional kepala madrasah, serta
sebagai pembina kepegawaian guru-guru di madrasahnya sehingga
meningkatkan kompetensi profesional maupun kompetensi paedagogik yang
akan berdampak pada peningkatan kinerja guru-guru di madrasah.
Mengembangkan kemampuan guru tidak hanya ditekankan pada
peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga
pada peningkatan komitmen, kemauan, atau motivasi guru, sebab dengan
meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan
meningkat. Tanggung jawab pelaksanaan supervisi di madrasah adalah
kepala madrasah.

3) Supervisi Tendik
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20
tahun 2003 psl 1, BAB 1 Ketentuan umum)

Tenaga Kependidikan merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan


melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan. (UU No.20 Thn 2003, psl 39 (1).

Supervisi Tenaga Kependidikan adalah supervisi yang di laksanakan oleh


pengawas atau kepala madrasah kepada tenaga kependidikan yang terkait
dengan pengelolaan dan administrasi pendidikan sehingga akan menunjang
proses pendidikan di madrasah.

4) Ruang Lingkup Supervisi Tendik


a) Kepala Madrasah
b) Tenaga Administasi Madrasah (TAS)
Kepala TAS, Pelaksana Urusan, Petugas Layanan Khusus
c) Tenaga Perpustakaan
Kepala Perpus, Tenaga Perpus, Pustakawan
d) Tenaga Laboratorium
Kepala Lab, Teknisi Lab, laboran
e) Ketua Program Keahlian/Kaprodi (SMK)

5) Bimbingan dan Pelatihan oleh Pengawas


Program bimbingan dan pelatihan profesional kepala madrasah, guru
maupun tenaga kependidikan meliputi delapan aspek meliputi materi,
tujuan, sasaran, target, indikator keberhasilan, skenario pembimbingan,
sumber daya dan rencana tindak lanjut.
Oleh karena itu untuk membuat program tersebut Saudara harus memiliki
data guru,kepala madrasah maupun tenaga kependidikan. Data tersebut
dapat diperoleh dari hasil analisis, evaluasi diri maupun supervisi atau dari
data hasil kepengawasan lainnya. Data tersebut dapat menggambarkan
kekuatan dan kelemahan guru, kepala madrasah maupun tenaga
kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Pembimbingan dan
pelatihan Kepala Madrasah dalam pengelolaan supervise kepada guru
dan tenaga kependidikan, meliputi:
a) Penyusunan program Supervisi
b) Pelaksanaan supervisi
c) Analisis dan tindak lanjut hasil supervisi.

Model format yang dapat digunakan dalam merancang bimbingan dan pelatihan
kepala madrasah, sebagai berikut.

Format 2. Program Bimbingan dan Pelatihan


Indikator Skenario
N Mate Tujua Targe Sasara Sumbe
keberhas pembimbin RTL
o ri n t n r daya
ilan gan
1. ......

2. ......

3. dst

Format 3. Rencana Kegiatan Pembimbingan dan Pelatihan

C. Laporan dan Tindak Lanjut Supervisi Manajerial


Tahapan selanjutnya setelah melaksanakan program pengawasan madrasah
adalah menyusun laporan hasil pengawasan. Laporan hasil pengawasan
disusun berdasarkan program pengawasan yang meliputi laporan pembinaan
guru dan/atau kepala madrasah, laporan pemantauan standar nasional
pendidikan, laporan pembimbingan dan pelatihan professional guru dan/atau
kepala madrasah, dan laporan hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan.
Dalam menyusun laporan hasil pengawas hendaknya mengikuti sistematika
penyusunan laporan seperti yang tertuang pada Buku Panduan Kerja Pengawas
Madrasah. Ada pun sistematika yang dimaksud sebagai berikut.
1. Sistematika Laporan Pembinaan Guru dan/atau Kepala Madrasah
Setelah melaksanakan program pembinaan guru dan/atau kepala madrasah
dilanjutkan dengan menyusun laporan pelaksanaan pembinaan guru dan/atau
kepala madrasah. Berikut adalah sistematika laporan pelaknsanaan
pembinaan guru dan/atau kepala madrasah.

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Masalah Pengawasan
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
D. Tugas Pokok/Ruang Lingkup Pengawasan
BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
BAB III PENDEKATAN DAN METODE
BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA MADRASAH BINAAN
A. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru
B. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Kepala Madrasah
C. Pembahasan Hasil Pengawasan
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi

LAMPIRAN
1. Surat tugas pengawasan dari kepala dinas pendidikan atau korwas
kabupaten/kota
2. Surat keterangan pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala madrasah
dari kepala madrasah binaan
3. Jadwal pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala madrasah
4. Daftar hadir guru dan/atau kepala madrasah pada saat pembinaan
5. Instrumen pembinaan yang telah diisi

2. Sistematika Laporan Pemantauan Standar Nasional Pendidikan


Berikut ini adalah sistematika laporan pelaksanaan pemantauan pelaksanaan
SNP.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Masalah Pemantauan
C. Tujuan dan Sasaran Pemantauan
D. Tugas Pokok/Ruang Lingkup Pemantauan

BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH


BAB III PENDEKATAN DAN METODE
BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA MADRASAH BINAAN
A. Hasil Pelaksanaan dan Pengolahan Pemantauan Pelaksanaan
Delapan SNP
B. Pembahasan Hasil Pengawasan
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi

LAMPIRAN
1. Surat tugas pengawasan dari kepala dinas pendidikan atau korwas
kabupaten/kota
2. Surat keterangan pelaksanaan pemantauan pelaksanaan Delapan SNP
dari kepala madrasah binaan
3. Jadwal pelaksanaan pemantauan pelaksanaan Delapan SNP dilaksanakan
sesuai dengan rencana
4. Daftar hadir yang berisi daftar madrasah binaan yang dipantau dalam
pelaksanaan Delapan SNP dan ditandatangani kepala madrasah
5. Instrumen pemantauan yang telah diisi
6. Hasil pengolahan pemantauan yang berisi rekapitulasi nilai tiap SNP

3. Sistematika laporan pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan professional


guru dan/atau kepala madrasah.
Sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan
profesional guru dan/atau kepala madrasah, pengawas madrasah membuat
laporan secara tertulis sesuai dengan sistematika laporan yang berlaku.

Berikut ini adalah contoh sistematika laporan hasil pelaksanaan bimbingan


dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala madrasah

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
C. Fokus Masalah Pengawasan
D. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
BAB III PENDEKATAN DAN METODE
BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA MADRASAH BINAAN
A. Hasil Pelaksanaan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru
B. Hasil Pelaksanaan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Kepala
Madrasah
C. Pembahasan Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru
dan/atau Kepala Madrasah
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi

LAMPIRAN
1. Surat tugas pengawasan dari kepala dinas pendidikan atau korwas
kabupaten/kota
2. Surat keterangan pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan guru dan/atau
kepala madrasah dari kepala madrasah binaan

3. Jadwal pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesional guru


dan/atau kepala madrasah
4. Daftar hadir guru dan/atau kepala madrasah pada saat pembimbingan
5. Instrumen pembimbingan yang telah diisi

D. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan


Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan adalah kegiatan menilai
keberhasilan pelaksanaan program pengawasan yang wajib dilaksanakan oleh
setiap pengawas madrasah. Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
meliputi empat hal, yaitu (1) melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan
pembinaan guru dan/atau kepala madrasah; (2) melaksanakan evaluasi hasil
pelaksanaan pemantauan SNP; (3) melaksanakan evaluasi pelaksanaan
penilaian kinerja guru dan/atau kepala madrasah; dan (4) melaksanakan
evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan di tingkat kabupaten/
kota/provinsi.
1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru dan/atau Kepala Madrasah
Melaksanakan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru
dan/atau Kepala Madrasah

Model matriks laporan evaluasi hasil pelaksanaan pembinaan guru dan/atau


kepala madrasah tampak pada Format 3.10 berikut ini.

Format 4. Laporan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru

dan/atau Kepala Madrasah

Keter Kesi Tinda


N Aspe Kegiata Sasar Targ Metod Hamba capai mpul k
o k n an et e tan an an Lanjut

(
1
) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Keterangan :
Kolom (1) : diisi dengan nomor urut.
Kolom (2) : diisi dengan materi pembinaan guru dan/atau kepala madrasah.
Kolom (3) : diisi dengan uraian kegiatan pembinaan guru dan/atau kepala
madrasah.
Kolom (4) : diisi dengan jumlah guru dan/atau kepala madrasah yang dibina.
Kolom (5) : diisi dengan persentase jumlah guru dan/atau kepala madrasah
yang dibina.
Kolom (6) : diisi dengan beragam cara yang sesuai dengan jenis kegiatan
pembinaan.
Kolom (7) : diisi dengan kendala yang ditemui di lapangan selama melakukan
pembinaan.
Kolom (8) : diisi dengan persentase tingkat keberhasilan jumlah guru dan
kepala madrasah yang dibina.
Kolom (9) : diisi dengan hasil evaluasi pelaksanaan pembinaan guru dan
kepala madrasah yang meningkat.
Kolom (10) : diisi dengan tindak lanjut hasil evaluasi pembinaan guru dan
kepala madrasah yang ditulis dengan tepat. Misalnya, melalui
konsultasi, diskusi, pemberian contoh, diklat, dan PKB lainnya

2. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pemantauan SNP


Model matriks laporan evaluasi hasil pelaksanaan pemantauan SNP
terlihat pada format berikut.

Format 5. Laporan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pemantauan SNP


Materi Kesi Tind
Hamb Keter
N / Kegiat Sasar Targ m ak
SNP at ca
o. Asp an an et pula Lanj
an paian
ek n ut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 S. Isi
2 S. Proses
3 SKL
4 S. PTK
5 S.
Sarpras
6 S.
Pengelol
aan
7 S.
Pembiay
aan
8 S.
Penilaian

Keterangan:
Kolom 1 : diisi dengan nomor urut
Kolom 2 : diisi dengan SNP
Kolom 3 : diisi dengan materi pemantauan SNP, seperti standar isi,
kesesuaian dan relevansi kurikulum
Kolom 4 : diisi dengan uraian kegiatan pemantauan SNP
Kolom 5 : diisi jumlah guru dan/atau tenaga kepala madrasah yang dibina
Kolom 6 : diisi dengan persentase jumlah guru dan/atau tenaga kepala
madrasah yang dibina
Kolom 7 : diisi dengan metode/cara yang sesuai dengan jenis kegiatan
Pembinaan
Kolom 8 : diisi dengan kendala yang ditemui di lapangan selama
Melakukan pembinaan
Kolom 9 : diisi dengan persentase tingkat keberhasilan jumlah guru dan
kepala Madrasah yang dibina
Kolom 10 : diisi dengan hasil evaluasi pelaksanaan pembinaan guru dan
kepala madrasah yang meningkat
Kolom 11 : diisi dengan program kegiatan sesuai kesimpulan

3. Melaksanakan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan di Tingkat


Kabupaten/Kota/Provinsi
Berikut ini adalah sistematika laporan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan di tingkat kabupaten/kota/provinsi.

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Masalah Pengawasan
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
D. Tugas Pokok/Ruang Lingkup Pengawasan
BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH BAB III PENDEKATAN
DAN METODE
BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA TINGKAT KABUPATEN/KOTA/
PROVINSI
A. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru dan Kepala Madrasah
B. Hasil Pemantauan Pelaksanaan SNP
C. Hasil Penilaian Kinerja Guru dan Kepala Madrasah
D. Pembimbingan Profesionalisme Guru dan Kepala Madrasah
E. Pembimbingan Kepala Madrasah dalam Pengelolaan Madrasah
F. Pembimbingan Pengawas Madrasah Muda dan Pengawas
Madrasah Madya dalam Pelaksanaan Tugas Pokok
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi

LAMPIRAN
1. Data hasil pembinaan guru dan/atau kepala madrasah
2. Hasil analisis pembinaan guru dan/atau kepala madrasah
3. Data hasil pemantauan SNP
4. Hasil analisis pemantauan SNP
5. Data hasil penilaian kinerja guru dan/atau kepala madrasah
6. Hasil analisis penilaian kinerja guru dan/atau kepala madrasah

4. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pembimbingan dan Pelatihan Guru dan/atau


Kepala Madrasah

Evaluasi adalah pemberian estimasi terhadap pelaksanaan program


pembimbingan dan pelatihan profesional guru di KKG/MGMP/MGBK serta
pembimbingan dan pelatihan profesional kepala madrasah di KKM untuk
menentukan keefektifan dan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan
pelaksanaan yang telah ditetapkan. Evaluasi program untuk perbaikan
pembimbingan dan pelatihan profesional guru di KKG/MGMP/MGBK serta
pembimbingan dan pelatihan profesional kepala madrasah di KKM melibatkan
penentuan perubahan yang terjadi pada periode tertentu. Semua personel
dalam pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan kepala madrasah dan guru
bekerja sama untuk membawa perubahan-perubahan dalam perbaikan
pembelajaran di madrasah binaan. Lebih dari itu semua yang harus
dipertimbangkan sebagai ruang lingkup evaluasi hasil, pembimbingan dan
pelatihan guru dan kepala madrasah meliputi rencana perbaikan, organisasi
perencanaan, tujuan yang akan dicapai, teknik-teknik pencapaian tujuan, dan
perubahan-perubahan yang dilakukan di bidang kepengawasan dan
bimbingan.

Evaluasi program pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesional guru


dan/atau kepala madrasah tertuang pada Format 3.15.

Model matriks evaluasi program pelaksanaan bimbingan dan pelatihan guru di


KKG/MGMP/MGBK dan kepala madrasah di KKM tertuang pada Format 3.16.

Setelah saudara mengisi Matriks Evaluasi Pelaksanaan Program bimbingan


dan Pelatihan Profesional Kepala Madrasah di KKM, saudara diharapkan juga
memiliki kompetensi membuat laporan evaluasi pelaksanaan program
bimbingan dan pelatihan profesional guru di KKG/MGMP/MGBK dan kepala
madrasah di KKM, baik dalam bentuk matriks maupun tertulis.

Format 6. Evaluasi Program Pelaksanaan Bimbingan dan Pelatihan


Profesional Guru di KKG/MGMP/MGBK dan Kepala Madrasah di KKM.

N Progr Mate Hasil Kesenja Alternati Simpul Tind


o am ri Target yang ngan f an ak
Kegiat Pencap Pemeca Lanj
an aian Dicapai han ut
Masalah
(1
) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Keterangan
Kolom 1 : diisi nomor urut
Kolom 2 : diisi dengan jenis pembimbingan dan pelatihan yang mencakup
pengembangan profesional guru dan kepala madrasah,
menyusun program madrasah, melaksanakan rencana kerja,
pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan madrasah, SIM,
pembimbingan Pengawas Madrasah Muda/ Pengawas
Madrasah Madya dalam melaksanakan tugas pokok,
membimbing penelitian tindakan, dan akreditasi madrasah
Kolom 3 : diisi dengan uraian dari setiap jenis program yang telah
ditentukan
Kolom 4 : diisi dengan jumlah pembimbingan dan pelatihan yang
direncanakan serta jumlah guru dan kepala madrasah binaan
dalam satu semester atau satu tahun.
Kolom 5 : diisi dengan persentase jumlah kegiatan pembimbingan dan
pelatihan jumlah jenis progam atau materi kegiatan
pembimbingan yang telah dilakukan
Kolom 6 : diisi dengan selisih presentase antara target pencapaian dan
hasil yang dicapai
Kolom 7 : diisi dengan Langkah-langkah nyata yang dilakukan untuk
mengatasi kesenjangan
Kolom 8 : diisi dengan pernyataan evaluasi hasil pelaksanaan program
pembimbingan dan pelatihan yang dirumuskan secara tepat.
Kolom 9 : diisi dengan menyebutkan Tindakan nyata yang operasional dan
rasional berdasarkan hambatan yang muncul, misalnya melalui
konsultasi, diskusi, pemberian contoh atau lanjutan workshop,
dan diklat.

Format 7. Contoh Laporan Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan dan Pelatihan


Profesional Guru di KKG/MGMP/MGBK dan Kepala Madrasah di KKM

N Progra Hasil Kese


o m Materi Target yang n- Alternatif Simpulan Tindak
Kegiata Pencapai Dicap jang Pemecah
n an ai an an Lanjut
Masalah

Menyus Pembi 100% 80% Memberi Pembimbi Menyu


1 un m- kepala KM (8 20% kan ngan sun
Progra madrasa KM) pembimb pelatihan progra
m bingan h binaan ingan KM da- m
Kerja binaan sudah individual lam RKAM
(10 menyusun
Madras KM) menyu kepada program sebaga
ah dapat sun 20% kerja i
menyusu progra KM yang tindak
n m belum Madrasah lanjut
bisa
menyusu mencapai progra
program kerja n target m
kerja
madrasa madra program
h sah kerja 80 % dan Kerja
dikategorik tahuna
madrasah an n
madra
Baik sah
dst.

Menyusun Laporan Hasil Evaluasi Pembimbingan dan Pelatihan Kepala


Madrasah dan Guru merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala madrasah,
pengawas madrasah membuat laporan secara tertulis sesuai dengan
sistematika laporan yang berlaku.

Berikut ini adalah contoh sistematika laporan hasil pelaksanaan bimbingan


dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala madrasah.

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Fokus Masalah

C. Tujuan dan Sasaran


BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH BAB
III PENDEKATAN DAN METODE
BAB IV HASIL PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN PELATIHAN
A. Hasil Pelaksanaan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru
B. Hasil Pelaksanaan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional
Kepala Madrasah
C. Pembahasan Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional
Guru dan/atau Kepala Madrasah
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi

LAMPIRAN
1. Surat tugas pengawasan dari kepala kemenag atau kapokjawas
kabupaten/kota
2. Surat keterangan pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan guru dan/atau
kepala madrasah dari kepala madrasah binaan
3. Jadwal pelaksanaan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala madrasah
4. Daftar hadir guru dan/atau kepala madrasah pada saat pembimbingan
5. Instrumen pembimbingan yang telah diisi

E. Refleksi Pelaksanaan Supervisi Manajerial


Setelah Bapak/Ibu membaca dan mempelajari materi supervisi manajerial serta
mengiplementasikannya
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah menyusun perencanaan program
pengawasan tahunan?
2. Bagaimana sistematika program pengawasan tahunan?
3. Bagaimana metode kerja dan instrumen pelaksanaan pengawasan
manajerial?
4. Apa manfaat materi ini terhadap tugas Bapak/Ibu sebagai pengawas
madrasah?
5. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
ini?
6. Apa rencana tindak lanjut yang akan Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan ini?

Pembinaan Pengembangan Kewirausahaan Kepala Madrasah

Strategi Pembinaan Kewirausahaan Kepala Madrasah


Seorang Pengawas perlu memiliki kemampuan untuk melakukan supervisi
kewirausahaan sesuai potensi yang ada di madrasah dan daerahnya.
Kewirausahaan kerapkali dipandang sama dengan wirausaha, atau berwirausaha.
Akibatnya pembentukan jiwa kewirausahaan seringkali hanya dipandang sebagai
bagian dari mata pelajaran kewirausahaan. Artinya dianggap sebagai
tanggungjawab tunggal Guru kewirausahaan sebagai bagian kurikulum. Hal ini
berimplikasi pada pandangan Pengawas bahwa pelaksanaan kurikulum
merupakan bagian dari tanggung jawab kepala madrasah semata dan
bukan sebagai bagian dari tanggung jawab Pengawas. Kondisi ini diperparah
dengan acuan pelaksanaan Kurikulum yang hanya mengacu kurikulum dari Pusat,
dan tidak mengaitkan dengan konten masing-masing madrasah dan potensi daerah

Hilangnya peran pengawasan mengenai pelaksanaan kewirausahaan di madrasah


ini berdampak tidak termonitornya kinerja kepala madrasah dalam pengembangan
program kewirausahaan, yang merupakan bagian integral pelaksanaan Standar
Nasional Pendidikan. Artinya perencanaan dan pelaksanaan program
kewirausahaan, belum terintegrasi dalam tugas dan peran serta tanggung jawab
utama seorang pengawas, dalam kaitan pemenuhan delapan standar nasional
pendidikan yaitu kurikulum, sarana prasarana, kompetensi lulusan, SDM,
pembiayaan, penilaian, proses pembelajaran, pengelolaan dalam segala aspeknya

Semua standar mutu pendidikan berorientasi pada pembentukan kompetensi


lulusan yang mampu menjawab tantangan era milenial, namun tetap mengangkat
potensi lokal di madrasah dan daerahnya. Penguasaan kewirausahaan dan
teknologi informasi komunikasi tidak dapat dielakkan lagi dan perlu dibekalkan
kepada peserta didik melalui kegiatan ekstra maupun intra kurikulum pada era
milenial. Selain itu kesulitan internalisasi jiwa kewirausahaan pada para peserta
didik terjadi karena tidak semua mata pelajaran terkait dengan jiwa kewirausahaan,
terlebih mengaitkannya dengan potensi lokal maupun local wisdom

Pengembangan Kewirausahaan yang profesional akan membentuk para peserta


didik memiliki kemampuan di bidang problem solving, jiwa kreatif, mampu berfikir
kritis dan kemampuan komunikasi yang handal dengan menyadari sepenuhnya
potensi lingkungan, potensi madrasah, sosial budaya dan kemajuan teknologi yang
begitu cepat, yang akan berpengaruh pada semua pihak. Analisis potensi meliputi
potensi pada satuan pendidikan misalnya potensi guru dan peserta didik, potensi
daerah; alam, sosial, budaya masyarakat setempat. Dengan demikian setiap
madrasah dapat memiliki pengembangan kewirausahaan yang berbeda pada
masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan, karakteristik
madrasah dan lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan ekologis.

Materi kewirausahaan disusun dengan fokus pada aspek pengembangan bagi para
pengawas untuk mendukung pengembangan program kewirausahaan madrasah
yang baru/ pengembangan yang sudah ada, pengembangan start up melalui
penemuan/kreasi peluang, pengembangan ide/gagasan, penciptaan nilai, upaya
meraih/ membina dan melayani pelanggan, orientasi pelanggan dan
pengembangan pasar, kelayakan analisis, menyiapkan pemasaran & penjualan,
pemodelan kewirausahaan, maupun perencanaan & analisis kewirausahaan.

Salah satu tugas pokok Kepala Madrasah adalah pengembangan kewirausahaan,


namun kewirausahaan seringkali dipandang sebagai usaha bisnis yang berorientasi
finansial. Akibatnya kewirausahaan hanya dianggap sebagai bagian dari mata
pelajaran kewirausahaan bukan pada pengelolaan madrasah secara
menyeluruh, utamanya dalam pencapaian dan pengembangan mutu
melalui 8 Standar Nasional Pendidikan.

Peran Pengawas madrasah dalam supervisi untuk meningkatkan kualitas


pengembangan kewirausahaan madrasah, memerlukan serangkaian aktivitas
pembimbingan dan pelatihan guna meningkatkan mutu kepala madrasah, pendidik
dan tendik dalam hal peningkatan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
kewirausahaan di madrasah. Hubungan dan pola kerja yang harmonis antara
kepala madrasah, pendidik, dan tenaga kependidikan akan memperkuat
pengelolaan kewirausahaan madrasah

Pengertian Kewirausahaan Madrasah

Wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa Francis) yang diterjemahkan ke


dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-between. Secara umum
kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara
kreatif/inovatif dan kesanggupan hati (qolbu) untuk mengambil resiko atas
keputusan hasil ciptaannya serta melaksanakannya secara terbaik (sungguh-
sungguh, ulet, gigih, tekun, progresif, pantang menyerah, dsb.) sehingga nilai
tambah yang diharapkan dapat dicapai. (Kemdiknas, 2010:6).

Individu yang memiliki jiwa wirausaha mempunyai kemauan keras untuk


mewujudkan dan mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif yang dimiliki ke
dalam kegiatan yang bernilai. Jiwa dan sikap kewirausahaan peru dimiliki oleh
setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari dan memanfaatkan peluang
menuju sukses.

Dalam konteks permadrasahan, seorang wirausaha adalah seorang pembuat


keputusan yang membantu terbentuknya sistem kegiatan suatu lembaga yang
bebas dari keterikatan lembaga lain. Di madrasah, wirausaha adalah orang semua
warga madrasah yang mempunyai tenaga dan keinginan untuk terlibat dalam
petualangan inovatif. Wirausaha tersebut juga memiliki kemauan menerima
tanggung jawab pribadi maupun kolekstif dalam mewujudkan keinginan yang telah
disepakati bersama Seorang wirausaha memiliki inovasi yang tinggi, dimana
dalam proses inovasinya menunjukkan cara-cara baru yang lebih baik dalam
mengerjakan pekerjaan. Mencapai kesempurnaan dalam melakukan
rencana merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi
bukan merupakan sasaran yang realistik bagi kebanyakan kepala madrasah yang
berjiwa wirausaha. Bagi kepala madrasah yang realistik hasil yang dapat diterima
lebih penting daripada hasil yang sempurna. Setiap orang termasuk kepala
madrasah yang kreatif dan inovatif adalah individu yang unik dan spesifik Seorang
kepala madrasah semestinya memilki jiwa, sikap dan perilaku kewirausahaan.
Adapun ciri-ciri yakni dari hal tersebut adalah: (1) penuh percaya diri, dengan
indikator penuh keyakinan, optimis, disiplin, berkomitmen dan bertanggungjawab;
(2) memiliki inisiatif, dengan indikator penuh energi, cekatan dalam bertindak dan
aktif; (3) memiliki motif berprestasi dengan indikator berorientasi pada hasil dan
berwawasan ke depan; (4) memiliki jiwa kepemimpinan dengan indikator berani
tampil beda, dapat dipercaya dan tangguh dalam bertindak; dan (5) berani
mengambil risiko dengan penuh perhitungan.

Kepala madrasah yang memiliki jiwa wirausaha mempunyai tujuan dan


pengharapan tertentu yang tuangkan dalam visi, misi, tujuan dan rencana
strategis yang realistik, kreatif dan inovatif. Realistik berarti tujuan disesuaikan
dengan sumber daya pendukung yang dimiliki, kratif artinya madrasah
mengembangkan program dan kegiatan yang variatif untuk mewujudkan tujuan
madrasah, dan inovatif artinya madrasah menyusun program dan terobosan baru
dalam mencapai tujuan dengan mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang
ada .Dengan demikian, kepala madrasah yang berjiwa wirausaha harus memiliki
tujuan yang jelas dan terukur dalam mengembangkan madrasah. Untuk
mengetahui apakah tujuan tersebut dapat dicapai maka visi, misi, tujuan dan
sasarannya dikembangkan ke dalam indikator yang lebih terinci dan terukur untuk
masing-masing aspek atau dimensi. Indikator tersebut kemudian dapat
dikembangkan menjadi program dan sub-program yang lebih memudahkan
implementasinya dalam pengembangan madrasah.

Kewirausahaan Madrasah adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru,


kreatif dan inovatif, yang dapat bermanfaat dalam menciptakan peluang-peluang
baru dan menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih bagi madrasah maupun bagi
lingkungan. Ada dua macam Kewirausahaan yaitu Program kewirausahaan
tradisional dan Program kewirausahaan kontemporer. Pada era milenium, cukup
banyak program kewirausahaan yang awalnya tradisional mulai bergeser ke
kontemporer
Tabel 2. Perbedaan Kewirausahaan Tradisional dan
Kontemporer
Tradisional Kontemporer
Kesempatan berasal dari usulan atau praktek Kesempatan berawal dari masalah
lain, kecenderungan, aset dan pengetahuan yang dialami, ditemukan, atau
serta keterampilan yang dimiliki. diketahui solusi untuk memecahkan
masalah itu.
Memenuhi kebutuhan pengguna jasa, Berfokus kepada solusi dari
beragam sehingga dan layanan jumlah masalah utama dari pelanggan, lalu
banyak dan beragam. berusaha menyimpulkan solusinya,
menjadikannya semakin sederhana
bagi pelanggan
Semua dikerjakan sendiri dengan kemampuan Secara profesional menjalin
seadanya. kerjasama dengan membuat jejaring
kerja untuk mencapai tujuan yang
sama. Melibatkan pihak-pihak yang
dapat mengaktualisasi gagasan.
Cepat merasa puas dan sukses sehingga Selalu berasumsi bahwa target hidup
merasa semua sudah cukup harus selalu mengalami
pengembangan sehingga perlu
mengembangkan kreativitas dan
inovasi agar berhasil usahanya.
Mencoba mengulangi kesuksesan usahanya Berjuang terus meningkatkan
dalam rasio tertentu dan membuat usaha yang kuantitas, kualitas output dan
sama tetapi berbeda produknya. outcome; jikalau berhasil terus
berupaya dan meningkatkan
pengelolaan usahanya.
Contoh: Contoh:
Usaha toko obat herbal Café Jengkol Usaha online shop obat herbal
Cofee rempah Perikanan Sanggar batik Masakan Jengkol online
Kopi rempah ekstraksi online
Perikanan online,Batik online

Terdapat 3 dasar dalam pengembangan kewirausahaan di madrasah


1. Pemahaman pengawas tentang kewirausahaan madrasah, memelajari dan
merefleksikan studi kasus praktis tentang berbagai masalah yang memengaruhi
keberhasilan program kewirausahaan madrasah.
2. Upaya mendukung praktik kewirausahaan dari perspektif praktis, inovatif
dengan berbagai pemangku kepentingan, membuat, menguji, mengulangi,
memutar, mendesain ulang, dll.
3. Mendukung pengembangan sikap, perilaku dan keterampilan kewirausahaan
seperti memunculkan gagasan, perencanaan, presentasi, pengembangan
orientasi pelanggan, pengembangan pelanggan, penjualan, pembelian,
negosiasi, dan menangani keragaman serta internasionalisasi

Pemetaan Pengembangan Kewirausahaan Madrasah

Pemetaan pengembangan kewirausahaan madrasah, analisis kondisi dan potensi


madrasah dilakukan sebagai dasar penyusunan program pembimbingan dan
pelatihan pengelolaan kewirausahaan madrasah. Hal ini perlu dilakukan agar
kegiatan yang diprogramkan dapat berjalan efektif dan efisien. Pemetaan
meliputi

1. Kondisi Madrasah
Kondisi madrasah dalam hal ini terkait dengan analisis capaian Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Analisis ini dapat dilihat di rapor mutu atau Evaluasi Diri
Madrasah. Tujuan analisis ini untuk mengetahui seberapa besar capaian SNP

2. Potensi Madrasah
Potensi madrasah meliputi potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung
pengelolaan kewirausahaan madrasah. Potensi ini antara lain:
a. Potensi pendidik dan tenaga kependidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) adalah individu yang mempunyai
bakat, minat, dan kemampuan. Bakat, minat, kemampuan PTK perlu
dipetakan untuk mendukung pengelolaan kewirausahaan khususnya dalam
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
b. Potensi peserta didik
Setiap peserta didik mempunyai bakat, minat, dan kemampuan yang berbeda.
Bakat, minat, dan kemampuan peserta didik perlu dipetakan agar dapat
dikembangkan secara optimal sehingga dapat meraih prestasi akademik dan
non akademik yang tinggi.
c. Potensi orang tua peserta didik
Pengembangan kewirausahaan tidak terlepas dari partisipasi orang tua
peserta didik. Partisipasi orang tua dapat berupa finansial dan non finansial.
Dukungan finansial adalah dukungan dana yang dipungut dari orang tua
peserta didik atas persetujuan dari komite. Dana ini akan digunakan untuk
mengembangkan program-program kewirausahaan peserta didik. Dukungan
non finansial adalah dukungan selain uang, seperti bantuan teknis, konsultasi,
dan lain-lain
d. Potensi lingkungan lokal
Potensi lingkungan meliputi lingkungan alam, sosial, ekonomi, dan budaya
yang ada di lokasi dimana madrasah berada. Lingkungan lokal akan
berpengaruh terhadap pengembangan kewirausahaan
Potensi kerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta
Lembaga/instansi/perusahaan yang ada di sekitar madrasah dapat
mendukung pengembangan kewirausahaan madrasah sehingga perlu
dipetakan. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan finansial dan non
finansial, seperti halnya dukungan orang tua peserta didik.
d. Pemetaan pengembangan kewirausahaan madrasah adalah diskripsi tentang
kegiatan-kegiatan kewirausahaan yang telah, sedang, dan akan dilakukan
madrasah

Berikut ini contoh format pemetaan pengembangan kewirausahaan


madrasah:
a. Identitas Madrasah
Nama Madrasah :
Alamat :
Status Madrasah : Negeri/Swasta
Akreditasi :
b. Kondisi Capaian SNP

Standar Capaian (diambil Keterangan (Faktor


No Nasional dari rapor mutu penghambat/pendukung
Pendidikan madrasah) capaian SNP)
1 Kompetensi
Lulusan
2 Isi
3 Proses
4 Penilaian
5 Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
6 Sarana dan
Prasarana
7 Pengelolaan
8 Pembiayaan

c. Petensi Madrasah Pendidik dan Tenaga Kependidikan


1. Tabel Bakat, Minat, dan Prestasi Pendidik

Tabel 1. Bakat, Minat, dan Prestasi Pendidik


No. Nama Pendidikan Status Baka Minat Prestasi
t

2. Bakat, Minat dan Prestasi Tenaga Kependidikan


Tabel 2. Bakat, Minat, dan Prestasi Tenaga Kependidikan
No Nama Pendidikan Status Bakat Minat Prestasi
.
3. Potensi Peserta Didik dan Pekerjaan Orang Tua
Tabel 3. Bakat, Minat, dan Prestasi Tenaga Kependidikan
No. Nama Pendidikan Status Bakat Minat Prestasi

Tabel 4. Kegiatan Ekstrakurikuler Madrasah

Nama
Jumlah
Kegiat Pengha
Peserta Pembin Status
an mbat/ Sumber
No. Didik a/ (Aktif/ti
Ekstra Penduku Pendanaan
yang Pelatih dak)
ku ng
Terlibat
rikuler

4. Potensi Loka/Wilayah
Tabel 5. Potensi Lokal/Wilayah
No Potensi Sosial
Potensi Alam Potensi Budaya
. Ekonomi

5. Potensi Kerja sama dengan Instansi Pemerintah/Swasta/DUDI


Tabel 6. Daftar Kerja Sama dengan Instansi Pemerintah/Swasta/DUDI
Daftar Nama Lembaga Kerja
No. Jenis Kerja Sama Keterangan
Sama Aktif

6. Pengembangan Kewirausahaan Madrasah


Tabel 7. Program Pengembangan Kewirausahaan Madrasah
Jumlah PTK
Program
dan Peserta
No. Kewirausahaan yang Target Keterangan
Didik yang
sudah dijalankan
Terlibat
Pemantauan Implementasi Kewirausahaan Kepala Madrasah

Untuk memastikan kepala madrasah binaan mengembangkan jiwa kewirausahaan,


pengawas madrasah melaksanakan pemantauan terhadap implementasi
kewirausahaan kepala madrasah. Untuk memudahkan dalam pemantauan dapat
menggunakan instrumen berikut.

Tabel 7. Instrumen Pemantauan Implementasi Kewirausahaan Madrasah

jumlah ya
nilai= x 100
jumlah indikator
Kriteria:
Sangat baik jika nilai yang dicapai 91 – 100
Baik jika nilai yang dicapai 81 – 90,99
Cukup baikjika nilai yang dicapai 71 – 80,99
Kurang jika nilai yang dicapai < 70,99
Kelengkapan
No. Komponen/Indikator Catatan
Ya Tida
1 Kepala madrasah merencanakan
pengembangan kewirausahaan
1) Dokumen program
pengembangan
kewirausahaan

2) Dokumen program
pengembangan
kewirausahaan memuat
program pengembangan jiwa
kewirausahaan
3) Dokumen program
pengembangan
kewirausahaan program
pengembangan unit produksi
kewirausahaan
2 Pelaksanaan Pengembangan
Kewirausahan
Kepala madrasah memfasilitasi
siswa untuk menumbuhkan
keterampilan berpikir dan
bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan
komunikasi melalui pengalaman
pembelajaran
1) RPP yang memuat rencana
pembelajaran untuk
menumbuhkan keterampilan
berpikir dan bertindak kreatif,
produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikasi
melalui pengalaman
pembelajaran
2) Hasil kerja dan karya siswa
3) Foto-foto aktivitas siswa
Kepala madrasah meningkatkan
karya/ide yang berguna bagi
pengembangan madrasah
1) Hasil karya guru
2) Hasil karya siswa
3) Hasil karya tenaga
kependidikan
Kepala madrasah
memberdayakan peran serta
masyarakat dan membangun
kemitraan dengan
Lembaga/instansi lain
1) MoU dengan
instansi/Lembaga lain
2) Sister school
3) Kemitraan dengan madrasah
lain
Kepala madrasah melakukan
pengembangan unit produksi
kewirausahaan dan/atau
pemagangan
1) Dokumen laporan yang
memuat pelaksanaan dan
hasil program pengembangan
unit produksi kewirausahaan
3 Melaksanakan evaluasi program
pengembangan kewirausahaan
Kepala madrasah Menyusun
laporan evaluasi program
pengembangan kewirausahaan
1) Dokumen program
pengembangan
kewirausahaan
2) Dokumen program
pengembangan
kewirausahaan memuat
program pengembangan jiwa
kewirausahaan
3) Dokumen program
pengembangan
kewirausahaan program
pengembangan unit produksi
kewirausahaan
Jumlah Indikator 16
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Evaluasi Program Supervis iPendidikan. Modul


A3-2. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Monitoring Pelaksanaan SNP dan Akreditasi


Nasional. Modul 02-B7. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Penilaian Kinerja Guru. Modul 04


A3.Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2007). Penilaian Kinerja Kepala Madrasah.Modul 04-A2.


Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Evaluasi Diri Madrasah, Apa, Mengapa dan
Bagaimana. Modul dan materi Pelatihan Penguatan Pengawas/Kepala Madrasah.
Ditendik-Dirjen PMPTK. Jakarta.

Fandi Tjiptono & Anastasia Diana. 2001. Total Quality Management. Penerbit Andi.
Yogyakarta:

Gordon, Richard A. 1976. School Administration: Challenge and Opportunity for


Leadership. Wm.C.Brown Co. Publishers. Iowa.

Jaruzelski, Loehr & Holman. 2012. Making Ideas Work – The Global Innovation 1000.
DLWO: Entrepreneurship

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Panduan Kerja Pengawas Madrasah.


Direktorat Prmbinaan Tendik Dikdasmen.

2016. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat


Madrasah Dasar dan Menengah. PASKA.

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Madrasah. 2013.


Pengembangan Kewirausahaan. Modul Pelatihan Kepala Madrasah
2018. Bahan Pembelajaran Diklat Penguatan Kompetensi
Kepala Madrasah.

2018. Pengembangan Kewirausahaan. Modul Pelatihan Calon


Kepala Madrasah.

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasionaldan Kepala Badan Kepegawaian Negara


Nomor III/PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Pengawas Madrasah dan Angka kredit. Jakarta: Kemdikbud.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor
21 Tahun 2010 Jabatan Fungsional Pengawas Madrasah dan Angka
Kreditnya.Kemeneg PAN dan RB. Jakarta

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun 2014 Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Madrasah dan Angka Kreditnya.
Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016. Standar Kompetensi
Lulusan. Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016. Standar Isi.
Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016. Standar Proses.
Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016. Standar Penilaian
Pendidikan. Kemendikbud. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007. Standar Kompetensi


Pengawas Madrasah/Madrasah. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007. Standar Pengelolaan


Pendidikan. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007. Standar Saranda dan
Prasarana. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2008. Standar Pengelolaan


Pendidikan. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008. Standar Tenaga Administrasi
Madrasah/Madrasah. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008. Standar Tenaga


Laboratorium Madrasah/Madrasah. Kemdiknas. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008. Standar . Kemdiknas.


Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan. 16 Mei 2005
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41. Jakarta.
PeraturanMenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 tahun 2010tentang JabatanFungsional Pengawas
Madrasah dan Angka Kreditnya. Jakarta: KemenPAN dan RB.

PeraturanMenteri Pendidikan dan KebudayaanNomor 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk


Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Madrasah dan Angka kredit.
Jakarta: Kemdikbud

PMPTK. 2009, Bahan Belajar Mandiri Supervisi Manajerial “Program BERMUTU”.


Pusbangtendik.

. 2011. Suplemen Materi Penguatan Kepala Madrasah “MBS”. Pusbangtendik.

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan. 2008. Monitoring Pelaksanaan Standar


Nasional Pendidikan dan Akreditasi Madrasah. Pusbangtendik-BPSDMPK dan
PMP. Jakarta.

Surat Edaran KEMENDIKBUD dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 01/Tahun
2016 dan Nomor 01/SE/2016 Tentang Penjelasan Permenegpan dan RB No.14
Tahun 2016 yang merupakan Revisi Permenegpan dan RB No.21 Tahun 2010
Jakarta: Kemdikbud.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. 8


Juli 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301.
Jakarta.

2008. Instrumen Supervisi. Ditendik-Dirjen PMPTK. Jakarta.

_________ 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Ditendik-Dirjen PMPTK. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai