MANAJEMEN BENGKEL
BAGI PENGELOLA BENGKEL/LABORATORIUM
A.
Disusun Oleh :
Dasar-Dasar Manajemen
1. Latar Belakang
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah
dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. SMK
merupakan sebuah sistem yang bertujuan membekali peserta didik dengan
pengetahuan (kemampuan kognitif), memberikan pengalaman keterampilan/skill
(kemampuan psikomotorik), serta membangun sikap/etos kerja yang profesional
(kemampuan afektif). Berkenaan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut,
secara empirik sering timbul masalah yang dapat mengganggu proses tranformasi
kemampuan tersebut. Salah satu penyebab adalah kurangnya kompetensi
pengelola pendidikan dilapangan. Kompetensi itu mencakup kemampuan
administratif yang menjadi tanggung jawab pengemban tugas di sekolah.
Pengemban tugas di sekolah biasanya guru mata pelajaran yang diberi tugas
tambahan oleh kepala sekolah. Selain mengajar, guru dapat menjalankan tugas-
tugas administratif sebagai pengelola laboratorium pada jenjang pendidikan
SMA/Madrasah Aliyah dan pengelola bengkel pada SMK/MAK. Tugas tersebut
bersifat administratif.
Dari berbagai hasil penelitian ditemukan faktor-faktor penentu keberhasilan
dalam mencapai mutu pendidikan, antara lain adalah guru dan sarana dan
prasarana. Dalam pembelajaran kejuruan penguasaan keterampilan oleh siswa
merupakan hal utama, karena orientasi tamatan SMK adalah bekerja. Di sisi lain,
ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, peralatan praktik masih
terbatas (terutama peralatan pokok seperti mesin tidak mungkin tersedia sesuai
dengan jumlah siswa). Sarana prasarana tersebut harus selalu dalam kondisi siap
2. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir kegiatan diklat peserta diharapkan mampu:
a. Menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen dalam melaksanakan tugas
sebagai Teknisi Bengkel/Laboratorium di SMK;
b. Menjabarkan peran Teknisi Bengkel/Laboratorium sesuai peraturan yang
berlaku;
3. Dasar Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Manajemen atau dalam Bahasa inggris “management” adalah upaya terarah
dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Griffin, dalam buku
“Management”, mengatakan: “manajemen adalah proses merencanakan dan
mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan
sumber daya manusia, keuangan, fisik dan informasi guna mencapai sasaran
organisasi secara efisien dan efektif.
Manajemen dapat diterjemahkan dengan “pengurusan” dan atau
“pengelolaan”. Manajemen merupakan sekelompok orang yang meduduki
jabatan penting dalam suatu organisasi. Mereka bertugas mengkoordinasi
orang di bawah kendali mereka dan sarana prasarana, melalui fungsi
merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, mengendalikan,
mengkoordinasi pekerjaan orang lain untuk mencapai tujuan.
Bahan ajar ini berisi materi tentang pengertian manajemen meliputi: definisi
dan ruang lingkup, elemen, fungsi (planning/ perencanaan, organizing/
pengorganisa-sian, staffing/penempatan staf, directing/
pengarahan/pembinaan, controlling/ pengendalian/pengawasan), mekanisme
kerja dan organisasi, serta uraian tugas.
b. Konsep Manajemen
Pengertian Manajemen menurut G.R.Terry, manajemen adalah pencapaian
tujuan yang ditetapkan terlebih dulu dengan mempergunakan kegiatan orang
lain. Dari definisi di atas, dalam manajemen terdapat beberapa unsur, yaitu
tujuan yang sudah ditetapkan; tujuan tersebut dicapai dengan menggunakan
kegiatan orang lain tersebut perlu dikendalikan. Secara filosofi, maka
manajemen dapat dilihat dari tiga sudut:
c. Fungsi Manajemen
Harold Koontz & Cyril Donnel membagi fungsi manajemen menjadi
perencanaan, pengorganisasian, pengangkatan staf, pengarahan dan
pengawasan/ pengendalian; sedangkan Ricky W. Griffin manajemen mencakup
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Berikut ini
akan dipaparkan tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan :
1) Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan merupakan proses terpenting dan
merupakan proses mendefinisikan tujuan organisasi.
Fungsi perencanaan diawali dengan penentuan, pemilihan tujuan dan
merumuskan tindakan-tindakan untuk mencapainya. Perencanaan yang
baik, haruslah memuat jawaban atas pertanyaan 5W dan 1H, apa yang
akan dikerjakan; mengapa dikerjakan; di mana akan dikerjakan; kapan
pengerjaannya; siapa yang akan mengerjakannya; dan bagaimana cara
pengerjaannya. Selain memuat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut, perencanaan juga harus mempunyai sifat-sifat: kalimatnya
mudah dimengerti oleh orang lain; fleksibel, yaitu mudah disesuaikan
dengan situasi dan kondisi; rasional, yaitu perencanaan harus berdasarkan
fakta yang obyektif , bukan sekedar menuruti selera saja.
a) Syarat-syarat Perencanaan
b) Fungsi Perencanaan
Dalam perencanaan harus jelas adanya visi dan misi organisasi, bidang
garapan, tujuan, kegiatan yang akan dilaksanakan, kriteria
keberhasilan, jadwal pelaksanaan, sumber daya yang diperlukan,
anggaran serta penanggungjawab/pelaksana kegiatan. Selain itu
suatu perencanaan memiliki beberapa fungsi antara lain:
✓ Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai
tujuan.
✓ Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam
organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.
✓ Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
✓ Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber
daya yang dimiliki organisasi.
✓ Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap
pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja
sama/koordinasi.
✓ Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program
setiap saat.
2) Organizing (pengorganisasian)
Fungsi organizing adalah pengaturan kegiatan oleh pimpinan sehingga
dapat mencapai tujuan. Pengorganisasian meliputi pembagian pekerjaan,
pembuatan struktur organisasi, serta penetapan tugas dan wewenang
masing-masing. Selain hal yang berkaitan dengan pengorganisasian
Di dalam pengorganisasian ada dua asas pokok yang perlu kita perhatian
yaitu:
a) Asas Koordinasi
Asas koordinasi adalah sistem pengaturan dan pemeliharaan tata
hubungan agar tercipta tindakan yang sinergi dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan
mulus maka diperlukan tiga syarat pokok :
✓ Adanya wewenang tertinggi, yang berfungsi sebagai pemberi
arah.
✓ Adanya kesediaan bekerjasama antara anggota karena merasa
adanya tujuan bersama yang ingin dicapai (konsultatif).
✓ Adanya filsafat serta keyakinan yang sama yang dihayati oleh
semua anggota (kepedulian).
b) Azas Hirarki
Asas hirarki adalah suatu proses perwujudan koordinasi dalam sebuah
organisasi. Di dalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas,
wewenang dan tanggung jawab. Dalam hirarki ini diperlukan adanya
kepemimpinan (leadership), pendelegasian wewenang (disposition)
dan pembatasan tugas (authority/working area).
b) Pendelegasian wewenang
Pelimpahan wewenang tiap-tiap pekerjaan dapat diselesaikan
pada jenjang yang tepat. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan
pada pucuk pimpinan, ada yang dapat diselesaikan pada jenjang
menengah, dan ada pula pekerjaan yang langsung dapat
diselesaikan pada jenjang paling bawah. Dengan diberinya
wewenang pada masing-masing jenjang maka dapat dihindarkan
sikap selalu menunggu perintah.
3) Pengarahan
Orang-orang yang sudah ditunjuk untuk bekerja dalam rangka mencapai
tujuan memerlukan arahan sekaligus dorongan dari pimpinan agar dapat
melaksanakan kewajiban dan tugasnya.
Arahan ini dapat berupa perintah untuk memulai, mengubah, ataupun
menghentikan pekerjaan. Selain itu dalam fungsi ini, tugas pimpinan juga
membimbing, memotivasi dan memberi petunjuk kepada bawahan. Agar
bawahan rela dan bertanggung jawab dalam melaksanakan perintah,
sebaiknya pimpinan juga memberitahu alasan-alasan serta latar belakang
mengapa diperintahkan demikian. Selain itu, agar perintah dapat
dilaksanakan dengan baik perlu diperhatikan beberapa prinsip berikut:
1) Perintah harus jelas, baik secara tertulis maupun lisan.
2) Perintah harus runtut. Perintah yang sekaligus banyak harus
diurutkan, mana yang harus didahulukan dan mana yang dapat
dikerjakan belakangan. Jika perlu, juga diberi target waktu
penyelesaiannya.
3) Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat dan disertai sarana
yang cukup untuk melaksanakannya.
4) Perintah jangan bertentangan dengan norma kesusilaan dan
kemanusiaan.
4) Controlling (pengendalian)
Fungsi pengendalian mencakup tindakan mencegah jangan sampai terjadi
penyimpangan tindakan maupun hasil dari pada apa yang telah
ditetapkan. Untuk itu, pengendalian dibedakan menjadi pengendalian
langsung dan tidak langsung. Pengendalian langsung ialah pengawasan
yang ditujukan pada proses kegiatannya. Pengendalian tidak langsung
ialah pengawasan hanya pada hasil pekerjaan.
Agar pengendalian dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu
diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1)Menetapkan tolak ukur standar. Tolak ukur harus sudah ditetapkan
pada tahap perencanaan yakni kriteria-kriteria dari hasil
kegiatan/pekerjaan yang dianggap baik (tujuan tercapai).
2) Mengadakan evaluasi. Evaluasi adalah tindakan membandingkan
hasil pekerjaan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan, Bahan-
bahan evaluasi dapat diperoleh melalui laporan lisan atau tertulis dari
bawahan ataupun hasil peninjauan langsung pimpinan pada unit
kerja bawahannya.
3) Mengadakan perbaikan. Perbaikan diartikan sebagai tindakan yang
diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan dengan tolak ukur yang
sudah ditetapkan. Untuk itu perlu dianalisis sebab-sebab terjadinya
perbedaan tersebut.
4) Tindakan perbaikan pada umumnya memakan waktu dan dana. Oleh
sebab itu, agar penyimpangan kecil-kecil dapat segera diatasi maka
laporan berkala sangat penting dibuat dengan memberi laporan
keadaan senyatanya.
4. Elemen Manajemen
Elemen manajemen sering dikenal dengan sumber daya yang biasa disingkat 6
M, yaitu:
a. Man (orang/manusia)
b. Money (uang/dana)
Hampir semua kegiatan memerlukan dana (uang). Dalam manajemen,
penggunaan uang perlu diperhatikan secara teliti. Kesalahan atau
kekurang-telitian dalam penggunaan uang akan menyebabkan
kegagalan atau ketidak-suksesan pencapaian tujuan manajemen. Hal
yang perlu diperhatikan terkait sumber dana adalah darimana sumber
dananya, dibelanjakan untuk apa serta bagaimana mempertanggung
jawabkannya.
c. Materials (barang-barang/bahan)
Pada dasarya kegiatan manusia dalam manajemen ialah mengurus
materi/ bahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya
manajemen yang berangkat dari adanya kegiatan manusia untuk
mengurus materi. Hal yang harus diperhatikan terkait pemenuhan bahan
adalah spesifikasi, jumlah dan kualitas bahan.
d. Machines (mesin-mesin/peralatan)
Mesin-mesin digunakan orang untuk mempermudah pencapaian
tujuannya. Persaingan antar manusia dalam pencapaian tujuan yang
sejenis menyebabkan perhatian yang meningkat pada bidang permesinan.
Perhatian ini meliputi penciptaan mesin-mesin baru yang lebih efisien,
ataupun juga teknik-teknik baru dalam pemeliharaan mesin-mesin yang
sudah ada supaya mesin-mesin tersebut dapat digunakan setiap saat.
e. Methods (metode)
Cara kerja atau metode juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian
hasil suatu kegiatan. Metode yang tepat tentu akan melancarkan jalannya
kegiatan. Dalam pengelolaan organisasi metode disini rencana strategis
yang meliputi : penentuan visi, misi, kegiatan, kerangka kerja atau standar
operasional prosedur (SOP) dll.
5. Bidang Manajemen
Bidang manajemen yang berkembang saat ini cukup banyak, sesuai dengan
berkembangnya bidang usaha yang melibatkan berbagai sumber daya. Secara
garis besar bidang manajemen dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:
a. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan system pengelolaan yang
mengkonversikan sejumlah input (masukan) menjadi out-put (keluaran)
dengan berfokus pada realisasi suatu produk barang atau jasa. Di SMK,
terkait dengan manajemen produksi yakni, kegiatan unit produksi dan
atau teaching factory.
b. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah system kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba.
c. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah manajemen yang mengkhususkan diri
dalam bidang personalia atau dalam kepegawaian. Oleh karena itulah
manajemen personalia dapat didefenisikan sebagai berikut: “suatu ilmu
dan seni untuk melaksanakan antara lain planning, organizing dan
kontroling sehingga efektivitas dan efisiensi personalia dapat ditingkatkan
semaksimal mungkin”.Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
d. Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi adalah suatu system penataan kegiatan dalam
bentuk dokumen dan rekaman administrasi baik tertulis maupun
elektronik terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok
orang atau organisasi.
Sementara itu, untuk mencapai tujuan manajemen yang telah ditetapkan, harus
dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan, sehingga diperlukan adanya
standar kualifikasi personal manajemen antara lain sebagai berikut:
✓ Manager ialah orang atau orang-orang yang mengendalikan dan memimpin
agar tujuan tercapai.
✓ Staf ahli, ialah orang atau orang-orang yang membantu manager dengan
pemikiran–pemikiran yang berguna dalam rangka pengendalian kegiatan.
✓ Administrator, ialah orang atau orang-orang yang menetapkan dan
mempertahankan tujuan.
Fungsi Sarana
Manajemen Man Money Machines Material Method Market
Planning- ✓ ✓ ✓ ✓
Perencanaan ✓ ✓
Organizing- ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Pengorganisasian
Actuating- ✓ ✓
Pelaksanaan
Controlling- ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Pengendalian
Tugas (Mandiri):
Berkenaan dengan tugas saudara sebagai Kepala Bengkel/Laboratorium, susunlah
uraian tugas teknisi dalam bentuk matriks POAC.
Pada bagian ini akan dibahas tentang pengetahuan berkenaan dengan pengertian,
fungsi, dan kriteria bengkel/laboratorium untuk perencanaan dan pengorganisasian
sumber daya, struktur organisasi kerja pengelolaan bengkel/laboratorium serta dan
Uraian tugas, pengelolaan bengkel/laboratorium berbasis kinerja.
2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3
2 2
3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
2) Bagian Urusan:
✓ Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan,
mengkordinir, mengendalikan, dan menyempurnakan
pelaksanaan produksi (kasi produksi), Gudang(kasi gudang),
perawatan dan perbaikan (kasi perawatan dan perbaikan).
✓ Melaksanakan hubungan kerjasama antarseksi.
✓ Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala bengkel dan
bengkel/ laboratorium
3) Pelaksana:
✓ Melaksanakan perintah kerja
✓ Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala seksi
TUGAS KELOMPOK
1. Buatlah skema struktur organisasi bengkel/Laboratorium ditempat Anda
bertugas. Dalam merancang, kembangkan unsur/komponen organisasi
yang perlu ada sesuai dengan kegiatan utama dan tugas/beban kerja
unit bengkel/laboratorium anda.
2. Lengkapilah struktur organisasi bengkel/laboratorium dengan uraian
tugas yang operasional dari setiap unsur yang ada dalam struktur
organisasi yang telah anda rancang.
Hasil dari tugas tersebut di atas akan menjadi salah satu dokumen atau
evidence (bukti fisik yang otentik) terhadap keberadaan sebuah
bengkel/laboratorium yang dikelola dengan baik.
KOMPETENSI KHUSUS
1) Tujuan
Hal yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mendirikan suatu
bengekel/ laboratorium adalah tujuan pendiriannya. Secara umum,
tujuan tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu:
✓ Tujuan komersial, seperti bengkel/laboratoriumproduksi (teaching
factory),dan jasa.
✓ Tujuan non-komersial, seperti bengekl/laboratorium pelatihan dan
penelitian peserta didik disekolah.
2) Jenis kegiatan
Langkah berikutnya, setelah merumuskan tujuan, ialah menetapkan
jenis kegiatan bengkel atau laboratorium. Secara garis besar dapat,
dikelompokkan antara lain:
✓ Bengkel/ laboratorium untuk produksi (teaching factory)
✓ Bengkel/ laboratorium untuk praktikum/ pelatihan
✓ Bengkel/ laboratorium untuk penelitian/ pengujian
Bengkel/ laboratorium produksi (teaching factory) adalah bengkel/
laboratorium yang memfokuskan kegiatannya pada proses produksi.
Dalam bengkel/ laboratorium seperti ini biasanya jenis kegiatannya
2) Inventarisasi Fasailitas
Semua fasilitas yang sudah direncanakan diadakan sesuai kebutuhan
perlu diadministrasikan dengan baik, agar keberadaan fasilitas
tersebut dapat digunakan seefektif mungkin dalam menunjang
pelaksanaan fungsi bengkel/laboratorium. Dalam kegiatan
inventarisasi ini, selain mencatat/mendata dan menyusun barang –
3) Pemakaian Fasilitas
Agar keberadaan semua fasilitas yang ada dapat digunakan seoptimal
mungkin, maka pemakaiannya untuk berbagai aktivitas bengkel
perlu dikelola dengan baik. Siapa memakai apa, untuk apa dan
dipakai dimana perlu di atur dan teradministrasi dengan baik.
c. Rencana Pengembangan
Dalam tahap perencanaan bengkel/ laboratorium sebaiknya juga sudah
direncanakan pula kemungkinan pengembangan bengkel/ laboratorium
tersebut di kemudian hari. Yang dimaksud dengan pengembangan
bengkel/ laboratorium ialah pengembangan kapasitas bengkel/
laboratorium . Bertambahnya kapasitas bengkel/ laboratorium , berarti
perlu dipikirkan pula kemungkinan penambahan areal bangunan berikut
fasilitasnya. Ada dua faktor pokok yang mendasari atau mendasari
pengembangan, yaitu:
DAFTAR KEPUSTAKAAN
15. Cushway Barry dan Derek Lodge. 1993. Organizational Behavior and Design:
Perilaku dan Desain Organisasi: Struktur-Pekerjaan & Peran-Komunikasi-Motivasi,
Jakarta. Elex Media Komputindo.