Anda di halaman 1dari 33

DASAR-DASAR

MANAJEMEN BENGKEL
BAGI PENGELOLA BENGKEL/LABORATORIUM

A.

Disusun Oleh :

1. Gindo Panjaitan S.E., M.Pd


NIP 19710901 199103 1 001

2. Wandi Herpiandi, S.Pd., M.Si


NIP 19780710 200112 1 001

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI
2023
Diklat Manajemen Bengkel

Dasar-Dasar Manajemen

1. Latar Belakang
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah
dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. SMK
merupakan sebuah sistem yang bertujuan membekali peserta didik dengan
pengetahuan (kemampuan kognitif), memberikan pengalaman keterampilan/skill
(kemampuan psikomotorik), serta membangun sikap/etos kerja yang profesional
(kemampuan afektif). Berkenaan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut,
secara empirik sering timbul masalah yang dapat mengganggu proses tranformasi
kemampuan tersebut. Salah satu penyebab adalah kurangnya kompetensi
pengelola pendidikan dilapangan. Kompetensi itu mencakup kemampuan
administratif yang menjadi tanggung jawab pengemban tugas di sekolah.
Pengemban tugas di sekolah biasanya guru mata pelajaran yang diberi tugas
tambahan oleh kepala sekolah. Selain mengajar, guru dapat menjalankan tugas-
tugas administratif sebagai pengelola laboratorium pada jenjang pendidikan
SMA/Madrasah Aliyah dan pengelola bengkel pada SMK/MAK. Tugas tersebut
bersifat administratif.
Dari berbagai hasil penelitian ditemukan faktor-faktor penentu keberhasilan
dalam mencapai mutu pendidikan, antara lain adalah guru dan sarana dan
prasarana. Dalam pembelajaran kejuruan penguasaan keterampilan oleh siswa
merupakan hal utama, karena orientasi tamatan SMK adalah bekerja. Di sisi lain,
ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, peralatan praktik masih
terbatas (terutama peralatan pokok seperti mesin tidak mungkin tersedia sesuai
dengan jumlah siswa). Sarana prasarana tersebut harus selalu dalam kondisi siap

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 1


Diklat Manajemen Bengkel

pakai. Untuk itu, diperlukan personil yang memiliki kemampuan pengelolaan


sistem penggunaan peralatan dan pemeliharaan peralatan, untuk menjamin
keberlangsungan pembelajaran secara berkualitas.
Upaya peningkatan mutu pendidikan di SMK perlu didukung oleh adanya
dengan kemampuan manajerial Kepala laboratorium Sekolah untuk
mendayagunakan sumber-sumber belajar, baik personal maupun material, secara
efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah
secara optimal.
Manajemen bengkel/laboratorium sekolah akan efektif dan efisien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengelola dan
mengoperasikan peralatan praktikum yang dimiliki sekolah, memahami kurikulum
praktik yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, sedrta
memiliki kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga
kependidikan yang handal. Kesemuanya itu akan berjalan dengan baik jika sistem
penyelenggaraan diklat didukung oleh SDM yang profesional serta sarana-
prasarana praktik yang memadai untuk mencapai kegiatan belajar-mengajar
yang ideal. Selain hal tersebut penghargaan yang cukup bagi staf sesuai dengan
fungsinya, serta partisipasi stakeholder sekolah yang tinggi juga menentukan
kelancaran pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Bila salah satu hal
diatas tidak sesuai/terpenuhi, maka target pendidikan yang diharapkan akan sulit
dicapai. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara komponen-komponen
di atas.Untuk mencapai keseimbangan tersebut, di perlukan pengelola bengkel dan
laboratoium yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan
sarana prasarana pembelajaran praktik.

2. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir kegiatan diklat peserta diharapkan mampu:
a. Menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen dalam melaksanakan tugas
sebagai Teknisi Bengkel/Laboratorium di SMK;
b. Menjabarkan peran Teknisi Bengkel/Laboratorium sesuai peraturan yang
berlaku;

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 2


Diklat Manajemen Bengkel

c. Menciptakan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas pelaksanaan


pembelajaran praktik di bengkel.

3. Dasar Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Manajemen atau dalam Bahasa inggris “management” adalah upaya terarah
dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Griffin, dalam buku
“Management”, mengatakan: “manajemen adalah proses merencanakan dan
mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan
sumber daya manusia, keuangan, fisik dan informasi guna mencapai sasaran
organisasi secara efisien dan efektif.
Manajemen dapat diterjemahkan dengan “pengurusan” dan atau
“pengelolaan”. Manajemen merupakan sekelompok orang yang meduduki
jabatan penting dalam suatu organisasi. Mereka bertugas mengkoordinasi
orang di bawah kendali mereka dan sarana prasarana, melalui fungsi
merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, mengendalikan,
mengkoordinasi pekerjaan orang lain untuk mencapai tujuan.
Bahan ajar ini berisi materi tentang pengertian manajemen meliputi: definisi
dan ruang lingkup, elemen, fungsi (planning/ perencanaan, organizing/
pengorganisa-sian, staffing/penempatan staf, directing/
pengarahan/pembinaan, controlling/ pengendalian/pengawasan), mekanisme
kerja dan organisasi, serta uraian tugas.

b. Konsep Manajemen
Pengertian Manajemen menurut G.R.Terry, manajemen adalah pencapaian
tujuan yang ditetapkan terlebih dulu dengan mempergunakan kegiatan orang
lain. Dari definisi di atas, dalam manajemen terdapat beberapa unsur, yaitu
tujuan yang sudah ditetapkan; tujuan tersebut dicapai dengan menggunakan
kegiatan orang lain tersebut perlu dikendalikan. Secara filosofi, maka
manajemen dapat dilihat dari tiga sudut:

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 3


Diklat Manajemen Bengkel

• Sudut Proses: manajemen merupakan proses bimbingan dan pemberian


fasilitas terhadap kegiatan orang lain yang terorganisasi dalam kelompok-
kelompok formal guna mencapai tujuan yang dikehendaki.
• Sudut Fungsi: manajemen merupakan proses kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan tersebut ada fungsi-
fungsi yang harus dilaksanakan yaitu: planning, organizing, staffing,
directing dan controlling.
• Sudut Institusi/ kelembagaan: manajemen merupakan suatu kelembagaan
yang melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.

c. Fungsi Manajemen
Harold Koontz & Cyril Donnel membagi fungsi manajemen menjadi
perencanaan, pengorganisasian, pengangkatan staf, pengarahan dan
pengawasan/ pengendalian; sedangkan Ricky W. Griffin manajemen mencakup
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Berikut ini
akan dipaparkan tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan :
1) Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan merupakan proses terpenting dan
merupakan proses mendefinisikan tujuan organisasi.
Fungsi perencanaan diawali dengan penentuan, pemilihan tujuan dan
merumuskan tindakan-tindakan untuk mencapainya. Perencanaan yang
baik, haruslah memuat jawaban atas pertanyaan 5W dan 1H, apa yang
akan dikerjakan; mengapa dikerjakan; di mana akan dikerjakan; kapan
pengerjaannya; siapa yang akan mengerjakannya; dan bagaimana cara
pengerjaannya. Selain memuat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut, perencanaan juga harus mempunyai sifat-sifat: kalimatnya
mudah dimengerti oleh orang lain; fleksibel, yaitu mudah disesuaikan
dengan situasi dan kondisi; rasional, yaitu perencanaan harus berdasarkan
fakta yang obyektif , bukan sekedar menuruti selera saja.
a) Syarat-syarat Perencanaan

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 4


Diklat Manajemen Bengkel

Luther Gullich menyebutkan syarat-syarat sebagai berikut:


✓ Tujuan harus dirumuskan secara jelas.
✓ Perencanaan harus sederhana dan realistis.
✓ Memuat analisis-analisis dan penjelasan-penjelasan terhadap
usaha-usaha yang direncanakan.
✓ Bersifat fleksibel.
✓ Ada keseimbangan baik ke luar maupun ke dalam Ke dalam
berarti seimbang antara bagian-bagian dalam perencanaan
tersebut. Sedangkan ke luar berarti seimbang antara tujuan dan
fasililtas yang tersedia.
✓ Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, tenaga dan sumber
daya yang tersedia.

b) Fungsi Perencanaan
Dalam perencanaan harus jelas adanya visi dan misi organisasi, bidang
garapan, tujuan, kegiatan yang akan dilaksanakan, kriteria
keberhasilan, jadwal pelaksanaan, sumber daya yang diperlukan,
anggaran serta penanggungjawab/pelaksana kegiatan. Selain itu
suatu perencanaan memiliki beberapa fungsi antara lain:
✓ Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai
tujuan.
✓ Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam
organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.
✓ Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
✓ Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber
daya yang dimiliki organisasi.
✓ Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap
pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja
sama/koordinasi.
✓ Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program
setiap saat.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 5


Diklat Manajemen Bengkel

Karena dalam perencanaan juga terkandung unsur penganggaran


maka dalam penyusunan anggaran harus dipertimbangkan beberapa
faktor seperti:
✓ Prioritas kegiatan, dapat dibuat skala prioritas kegiatan.
✓ Bobot kegiatan, dilihat dari jumlah person yang terlibat, lama
waktu kegiatan dan sumber daya yang diperlukan.
✓ Produktifitas kegiatan, yang dapat dilihat dalam target kegiatan
(kuantitatif atau kualitatif).
✓ Efektifitas biaya yang dikeluarkan dengan manfaat kegiatan
yang dilaksanakan.
✓ Efisiensi pembiayaan, diukur dari perbandingan antara
pencapaian target secaranyata dan yang seharusnya.

Tahap-tahap penyusunan perencanaan dapat dilakukan sebagai


berikut:
✓ Menetapkan tujuan, tujuan merupakan patokan sehingga semua
kegiatan dapat diarahkan. Dengan adanya tujuan maka suatu
kegiatan akan jelas apa yang akan dicapai.
✓ Menyusun hypotesis mengenai apa yang akan terjadi di kemudian
hari. Misalnya, pengaruh pertambahan penduduk, kenaikan
harga, atau perluasan usaha/bengkel dan laboratorium.
✓ Menentukan beberapa pilihan (alternatif) yang dapat
dilaksanakan untuk tercapainya tujuan.
✓ Menganalisis masing-masing pilihan sehingga diketahui untung-
ruginya.
✓ Memilih pilihan yang akan dilaksanakan.

2) Organizing (pengorganisasian)
Fungsi organizing adalah pengaturan kegiatan oleh pimpinan sehingga
dapat mencapai tujuan. Pengorganisasian meliputi pembagian pekerjaan,
pembuatan struktur organisasi, serta penetapan tugas dan wewenang
masing-masing. Selain hal yang berkaitan dengan pengorganisasian

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 6


Diklat Manajemen Bengkel

sumber daya manusia, juga mencakup pengorganisasian sumber daya lain


meliputi: peralatan, waktu, biaya dan infrastruktur lainnya yang
diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan program atau kegiatan.

Di dalam pengorganisasian ada dua asas pokok yang perlu kita perhatian
yaitu:
a) Asas Koordinasi
Asas koordinasi adalah sistem pengaturan dan pemeliharaan tata
hubungan agar tercipta tindakan yang sinergi dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan
mulus maka diperlukan tiga syarat pokok :
✓ Adanya wewenang tertinggi, yang berfungsi sebagai pemberi
arah.
✓ Adanya kesediaan bekerjasama antara anggota karena merasa
adanya tujuan bersama yang ingin dicapai (konsultatif).
✓ Adanya filsafat serta keyakinan yang sama yang dihayati oleh
semua anggota (kepedulian).

b) Azas Hirarki
Asas hirarki adalah suatu proses perwujudan koordinasi dalam sebuah
organisasi. Di dalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas,
wewenang dan tanggung jawab. Dalam hirarki ini diperlukan adanya
kepemimpinan (leadership), pendelegasian wewenang (disposition)
dan pembatasan tugas (authority/working area).

Dengan demikian, secara garis besar, pengorganisasian meliputi:


a) Pengelompokan kegiatan
Pengelompokan kegiatan ini dimaksudkan agar mempermudah
pimpinan mengawasi bawahan, mempermudah pelaksanaan
tugas, mempermudah pencapaian tujuan, serta untuk penentuan
jumlah pelaksana kegiatan. Pembuatan struktur organisasi,
dengan struktur organisasi dapat digambarkan dengan jelas aliran

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 7


Diklat Manajemen Bengkel

pertanggungjawaban masing-masing kelompok kepada atasan


tertentu ataupun juga memperjelas wewenang masing-masing
kelompok.

b) Pendelegasian wewenang
Pelimpahan wewenang tiap-tiap pekerjaan dapat diselesaikan
pada jenjang yang tepat. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan
pada pucuk pimpinan, ada yang dapat diselesaikan pada jenjang
menengah, dan ada pula pekerjaan yang langsung dapat
diselesaikan pada jenjang paling bawah. Dengan diberinya
wewenang pada masing-masing jenjang maka dapat dihindarkan
sikap selalu menunggu perintah.

c) Staffing (penunjukan staf)


Selain oleh perencanaan dan pengorganisasian yang baik,
keberhasilan atau ketidak-berhasilan dalam mencapai tujuan
sangat ditentukan pula oleh kualifikasi orang-orang yang
ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Fungsi staffing
adalah fungsi pimpinan untuk menunjuk/menempatkan orang-
orang pada kedudukan yang tepat di dalam organisasi. Namun,
termasuk dalam hal ini, tugas pimpinan juga melatih atau
mendidik orang-orang yang telah dipilih agar mampu
melaksanakan tugas yang diberikannya. Untuk penempatan
orang-orang yang tepat sesuai dengan kualifikasi yang
diperlukan, atau dalam ungkapan bahasa inggrisnya the right
man on the right place, dapat dilakukan, antara lain, dengan
melakukan penilaian, seperti tes intelegensia, tes minat, dan tes
kepribadian.
Dalam rangka penyehatan organisasi, pada proses staffing perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
✓ Penempatan tenaga kerja baik lama maupun baru harus
didasarkan atas kebutuhan yang pasti pada jabatan tersebut.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 8


Diklat Manajemen Bengkel

✓ Mengadakan peninjauan terhadap kemungkinan perubahan


dalam jabatan atau tugas, seperti mutasi, promosi, atau
demosi.
Mutasi (rotasi) yaitu memindahkan orang-orang yang dianggap
cocok dari satu jabatan ke jabatan lain yang setingkat/sejajar.
Promosi yaitu mengangkat seseorang ke kedudukan yang lebih
tinggi dari kedudukannya sekarang.
Demosi yaitu menurunkan kedudukan seseorang ke kedudukan
yang lebih rendah karena kurang mampu melaksanakan tugas
pada kedudukan sebelumnya.

3) Pengarahan
Orang-orang yang sudah ditunjuk untuk bekerja dalam rangka mencapai
tujuan memerlukan arahan sekaligus dorongan dari pimpinan agar dapat
melaksanakan kewajiban dan tugasnya.
Arahan ini dapat berupa perintah untuk memulai, mengubah, ataupun
menghentikan pekerjaan. Selain itu dalam fungsi ini, tugas pimpinan juga
membimbing, memotivasi dan memberi petunjuk kepada bawahan. Agar
bawahan rela dan bertanggung jawab dalam melaksanakan perintah,
sebaiknya pimpinan juga memberitahu alasan-alasan serta latar belakang
mengapa diperintahkan demikian. Selain itu, agar perintah dapat
dilaksanakan dengan baik perlu diperhatikan beberapa prinsip berikut:
1) Perintah harus jelas, baik secara tertulis maupun lisan.
2) Perintah harus runtut. Perintah yang sekaligus banyak harus
diurutkan, mana yang harus didahulukan dan mana yang dapat
dikerjakan belakangan. Jika perlu, juga diberi target waktu
penyelesaiannya.
3) Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat dan disertai sarana
yang cukup untuk melaksanakannya.
4) Perintah jangan bertentangan dengan norma kesusilaan dan
kemanusiaan.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 9


Diklat Manajemen Bengkel

4) Controlling (pengendalian)
Fungsi pengendalian mencakup tindakan mencegah jangan sampai terjadi
penyimpangan tindakan maupun hasil dari pada apa yang telah
ditetapkan. Untuk itu, pengendalian dibedakan menjadi pengendalian
langsung dan tidak langsung. Pengendalian langsung ialah pengawasan
yang ditujukan pada proses kegiatannya. Pengendalian tidak langsung
ialah pengawasan hanya pada hasil pekerjaan.
Agar pengendalian dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu
diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1)Menetapkan tolak ukur standar. Tolak ukur harus sudah ditetapkan
pada tahap perencanaan yakni kriteria-kriteria dari hasil
kegiatan/pekerjaan yang dianggap baik (tujuan tercapai).
2) Mengadakan evaluasi. Evaluasi adalah tindakan membandingkan
hasil pekerjaan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan, Bahan-
bahan evaluasi dapat diperoleh melalui laporan lisan atau tertulis dari
bawahan ataupun hasil peninjauan langsung pimpinan pada unit
kerja bawahannya.
3) Mengadakan perbaikan. Perbaikan diartikan sebagai tindakan yang
diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan dengan tolak ukur yang
sudah ditetapkan. Untuk itu perlu dianalisis sebab-sebab terjadinya
perbedaan tersebut.
4) Tindakan perbaikan pada umumnya memakan waktu dan dana. Oleh
sebab itu, agar penyimpangan kecil-kecil dapat segera diatasi maka
laporan berkala sangat penting dibuat dengan memberi laporan
keadaan senyatanya.

4. Elemen Manajemen
Elemen manajemen sering dikenal dengan sumber daya yang biasa disingkat 6
M, yaitu:

a. Man (orang/manusia)

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 10


Diklat Manajemen Bengkel

Orang adalah faktor yang paling menentukan dalam manajemen. Dalam


manajemen, manusialah yang membuat tujuan serta melakukan proses
kegiatan untuk mencapainya. Namun, manajemen tidak akan ada jika
setiap orang bekerja untuk dirinya sendiri tanpa adanya kontak dengan
orang lain. Jadi, manajemen timbul karena adanya kerja sama antar
manusia. Dalam menetapkan orang untuk suatu tugas, perlu
dipertimbangkan kualifikasi dan kompetensinya serta jumlahnya.

b. Money (uang/dana)
Hampir semua kegiatan memerlukan dana (uang). Dalam manajemen,
penggunaan uang perlu diperhatikan secara teliti. Kesalahan atau
kekurang-telitian dalam penggunaan uang akan menyebabkan
kegagalan atau ketidak-suksesan pencapaian tujuan manajemen. Hal
yang perlu diperhatikan terkait sumber dana adalah darimana sumber
dananya, dibelanjakan untuk apa serta bagaimana mempertanggung
jawabkannya.

c. Materials (barang-barang/bahan)
Pada dasarya kegiatan manusia dalam manajemen ialah mengurus
materi/ bahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya
manajemen yang berangkat dari adanya kegiatan manusia untuk
mengurus materi. Hal yang harus diperhatikan terkait pemenuhan bahan
adalah spesifikasi, jumlah dan kualitas bahan.

d. Machines (mesin-mesin/peralatan)
Mesin-mesin digunakan orang untuk mempermudah pencapaian
tujuannya. Persaingan antar manusia dalam pencapaian tujuan yang
sejenis menyebabkan perhatian yang meningkat pada bidang permesinan.
Perhatian ini meliputi penciptaan mesin-mesin baru yang lebih efisien,
ataupun juga teknik-teknik baru dalam pemeliharaan mesin-mesin yang
sudah ada supaya mesin-mesin tersebut dapat digunakan setiap saat.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 11


Diklat Manajemen Bengkel

e. Methods (metode)
Cara kerja atau metode juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian
hasil suatu kegiatan. Metode yang tepat tentu akan melancarkan jalannya
kegiatan. Dalam pengelolaan organisasi metode disini rencana strategis
yang meliputi : penentuan visi, misi, kegiatan, kerangka kerja atau standar
operasional prosedur (SOP) dll.

f. Markets (pasar/ konsumen).


Pesar dapat berarti memasarkan hasil produksi (untuk SMK: hasil teaching
factory), jasa ataupun mencari nama baik (reputasi/citra) dan juga
mensosialisasikan ide, peran dan fungsinya. Perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan barang-barang harus memasarkan barang-barang tersebut
supaya memperoleh penghasilan (uang) sehingga selanjutnya perusahaan
tetap dapat berproduksi (teaching factory). Demikian juga halnya untuk
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, misalnya jasa
perawatan/perbaikan sepeda motor, sedangkan sekolah
teknik/laboratorium pelatihan agar kegiatannya dapat berjalan terus,
lembaga-lembaga ini perlu memperkenalkan diri kepada masyarakat
secara baik sehingga mendapat masukan berupa dukungan dana.

5. Bidang Manajemen
Bidang manajemen yang berkembang saat ini cukup banyak, sesuai dengan
berkembangnya bidang usaha yang melibatkan berbagai sumber daya. Secara
garis besar bidang manajemen dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:

a. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan system pengelolaan yang
mengkonversikan sejumlah input (masukan) menjadi out-put (keluaran)
dengan berfokus pada realisasi suatu produk barang atau jasa. Di SMK,
terkait dengan manajemen produksi yakni, kegiatan unit produksi dan
atau teaching factory.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 12


Diklat Manajemen Bengkel

b. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah system kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba.

c. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah manajemen yang mengkhususkan diri
dalam bidang personalia atau dalam kepegawaian. Oleh karena itulah
manajemen personalia dapat didefenisikan sebagai berikut: “suatu ilmu
dan seni untuk melaksanakan antara lain planning, organizing dan
kontroling sehingga efektivitas dan efisiensi personalia dapat ditingkatkan
semaksimal mungkin”.Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

d. Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi adalah suatu system penataan kegiatan dalam
bentuk dokumen dan rekaman administrasi baik tertulis maupun
elektronik terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok
orang atau organisasi.

Sementara itu, untuk mencapai tujuan manajemen yang telah ditetapkan, harus
dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan, sehingga diperlukan adanya
standar kualifikasi personal manajemen antara lain sebagai berikut:
✓ Manager ialah orang atau orang-orang yang mengendalikan dan memimpin
agar tujuan tercapai.
✓ Staf ahli, ialah orang atau orang-orang yang membantu manager dengan
pemikiran–pemikiran yang berguna dalam rangka pengendalian kegiatan.
✓ Administrator, ialah orang atau orang-orang yang menetapkan dan
mempertahankan tujuan.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 13


Diklat Manajemen Bengkel

✓ Pelaksana, ialah orang atau orang-orang yang langsung terjun melakukan


pekerjaan yang telah ditetapkan.
Mengembangkan konsep manajemen menjadi program sebagai suatu sistem untuk
mencapai suatu tujuan organisasi, selalu diawali dengan suatu perencanaan yang
mengarah pada suatu tujuan. Sebuah perencanaan yang baik hendaknya
mengandung unsur-unsur antara lain sebagai berikut :
✓ Tujuan yang dirumuskan secara jelas dan dijabarkan secara operasional.
✓ Kebijakan yaitu cara atau kebijaksanaan untuk mencapai tujuan dalam garis
besarnya.
✓ Prosedur pembagian tugas serta hubungannya antara anggota kelompok
masing-masing.
✓ Kemajuan yaitu penetapan standard kemajuan yang hendak dicapai.
✓ Waktu yaitu rentang waktu kegiatan untuk mencapai tujuan
Pola sederhana untuk mengembangkan konsep manajemen dalam merumuskan
suatu program atau kegiatan dapat dilakukan dengan mendekatkan atau
memetakan fungsi manajemen dengan sarana menejemen dalam suatu matrik
(contoh model spiegel) seperti berikut:

Fungsi Sarana
Manajemen Man Money Machines Material Method Market

Planning- ✓ ✓ ✓ ✓
Perencanaan ✓ ✓
Organizing- ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Pengorganisasian
Actuating- ✓ ✓
Pelaksanaan
Controlling- ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Pengendalian

Tugas (Mandiri):
Berkenaan dengan tugas saudara sebagai Kepala Bengkel/Laboratorium, susunlah
uraian tugas teknisi dalam bentuk matriks POAC.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 14


Diklat Manajemen Bengkel

B. Pengelolaan Bengkel/Laboratorium Berbasis Kinerja

Pada bagian ini akan dibahas tentang pengetahuan berkenaan dengan pengertian,
fungsi, dan kriteria bengkel/laboratorium untuk perencanaan dan pengorganisasian
sumber daya, struktur organisasi kerja pengelolaan bengkel/laboratorium serta dan
Uraian tugas, pengelolaan bengkel/laboratorium berbasis kinerja.

1. Pengertian dan Fungsi Bengkel/Laboratorium


Pengertian bengkel atau laboratorium sangat luas, mengingat banyaknya jenis
kegiatan yang dilakukan orang dengan menggunakan sarana laboratorium.
Penggunaan bengkel/ laboratorium yang lain adalah sebagai tempat
perawatan dan perbaikan, proses produksi, dan penelitian.
Secara umum bengkel/laboratorium di sekolah diartikan sebagai tempat untuk
praktik, pembuatan prototype, penelitian atau pengujian, perawatan dan
perbaikan mesin/peralatan, atau tempat produksi. Namun, apapun jenis
kegiatannya, penggunaan bengkel/laboratorium harus dirancang dengan baik
terlebih dulu sehingga menjadi efektif sebagai sarana mencapai tujuan. Untuk
mencapai efektivitas bengkel/ laboratorium, para pengelola haruslah
menerapkan manajemen dengan benar. Manajemen bengkel/ laboratorium
adalah sistem pengelolaan baku yang diterapkan pada laboratorium. Oleh
karena itu, fungsi-fungsi manajemen juga diterapkan pada pengelolaan
laboratorium. Fungsi-fungsi manajemen laboratorium meliputi hal berikut:
✓ Perencanaan laboratorium, termasuk di dalamnya penataan laboratorium.
✓ Pengorganisasian laboratorium (struktur organisasi) dan uraian tugas
✓ Penempatan staf laboratorium
✓ Mekanisme pengelolaan laboratorium, meliputi administrasi laboratorium,
prosedur penggunaan mesin/peralatan, perawatan dan perbaikan
mesin/peralatan, optimasi laboratorium dan pengawasnya.

2. Pengelolaan Organisasi Bengkel/Laboratorium


a. Struktur Organisasi

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 15


Diklat Manajemen Bengkel

Struktur organiasasi adalah kerangka-kerja yang menjelaskan bagaimana


sumber-sumber daya dan alur-alur komunikasi serta pembuatan
keputusan dialokasikan dan ditangani. Biasanya ditunjukkan dengan
garis-garis pada bagan organisasi, umumnya disebut dengan dengan
organigram. Maksud utama struktur organisasi adalah memastikan bahwa
organisasi dirancang dengan cara yang paling baik untuk mencapai
sasaran dan tujuan.
Struktur organisasi dibuat dengan maksud untuk: menunjang strategi
organisasi, mengorganisasikan sumber daya dengan cara yang paling
efisien dan efektif, membagi tugas dan tanggung jawab, memastikan
adanya koordinasi yang efektif dan menggambarkan proses pembuatan
keputusan, mengembangkan garis komunikasi, memungkinkan terhadap
kegiatan organisasi secara efektif.

b. Prinsip Desain Struktur Organisasi


Tidak ada ketentuan khusus tentang sebuah organisasi yang sehat, karena
tergantung pada sejumlah karakteristik tertentu setiap organisasi. Namun
dapat digunakan beberapa prinsip umum untuk menyatakan efektif atau
tidak sebuah organisasi.
Secara prinsip desain organisasi mencakup: struktur harus mengikuti
strategi; bagian struktur itu harus dibagi ke dalam area khusus, sehingga
ada pemusatan; jumlah tingkat dalam struktur; menggambarkan adanya
rentang kendali (sempit atau lebar); menunjukkan adanya kesatuan
perintah (kepada siapa melapor, siapa yang berwenang membuat
keputusan); menunjukkan adanya peran yang jelas pada setiap jabatan;
derajat sentralisasi dan desentralisasi; struktur organisasi dirancang untuk
menghadapi perubahan lingkungan.
Struktur organisasi disusun berdasarkan: fungsi, geografi, produk/jasa,
proses teknologi, berdasarkan pelanggan/klien.
Dilihat dari jenjang organisasi (tingkatan kedudukan satuan organisasi),
struktur organisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam:

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 16


Diklat Manajemen Bengkel

✓ Struktur organisasi pipih : jenjang organisasinya 3 sampai dengan 3


tingkat (lihat. Gbr:1)
✓ Struktur organisasi datar : jenjang organisasinya sampai dengan 4
tingkat (lihat Gbr:2)
✓ Struktur organisasi matriks

Untuk efektivitas dan efisiensi organisasi perlu diusahakan agar


banyaknya tingkatan pada jenjang organisasi dibuat sependek mungkin.
Jenjang organisasi yang terlalu panjang dapat mengakibatkan terjadinya
hambatan komunikasi, seperti perintah, petunjuk, keputusan dari pucuk
pimpinan kepada bawahan pada tingkat paling bawah. Demikian juga
halnya laporan dari bawahan pada tingkat paling bawah kepada pucuk
pimpinan akan menjadi lebih lama. Struktur organisasi curam masih
termasuk dalam golongan jenjang organisasi yang pendek.

c. Struktur Organisasi Bengkel/ laboratorium


Pengembangan struktur organisasi perlu mempertimbangkan aspek
efektivitas dan efisiensi. Pada bengkel/laboratorium sekolah, penentuan
struktur organisasi didasarkan pada luas tidaknya kegiatan bengkel/
laboratorium. Secara garis besar, satuan-satuan organisasi harus ada pada
struktur organisasi bengkel/ laboratorium, yaitu kepala bengkel dan
wakilnya, seksi-seksi (misalnya seksi produksi untuk kegiatn teaching
factory), gudang, perawatan dan perbaikan, dilengkapi dengan
pelaksana-pelaksana di dalam seksi-seksi tersebut.
Pada bengkel/ laboratorium yang lebih kecil, dimungkinkan hanya
mempunyai satu jenis kegiatan, posisi kepala seksi dapat diganti oleh
mandor yang membawahi beberapa pelaksana-pelaksana.
Penetapan bentuk Struktur Organisasi bengkel/laboratorium disesuaikan
dengan beban kegiatan dan misi bengkel/ laboratorium tersebut. Berikut
ini contoh bagan struktur organisasi bengkel/ laboratorium produksi
(teaching factory) yang paling sederhana.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 17


Diklat Manajemen Bengkel

2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3

Gambar 1. Struktur Organisasi Bengkel/ laboratorium

Keterangan: 1. Direktur; 2. Kepala Seksi; 3. Pelaksana

2 2

3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4

Gambar 2. Struktur Organisasi Datar

Keterangan: 1. Direktur; 2. Kepala Seksi; 3. Kepala Sub Seksi; 4. Pelaksana

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 18


Diklat Manajemen Bengkel

Berdasarkan gambar tersebut, garis besar uraian tugas dari satuan-satuan


organisasi bengkel/laboratorium yang paling sederhana adalah sebagai
berikut:
1)Kepala bengkel/ laboratorium :
✓ Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan,
mengkoordinasikan, mengendalikan, dan menyempurnakan
pelaksanaan urusan produksi, gudang, perawatan/ perbaikan,
dan urusan administrasi bengkel/laboratorium.
✓ Mengadakan hubungan kerja sama dengan pihak-pihak lain di
luar bengkel/ laboratorium.
✓ Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pimpinan.

2) Bagian Urusan:
✓ Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan,
mengkordinir, mengendalikan, dan menyempurnakan
pelaksanaan produksi (kasi produksi), Gudang(kasi gudang),
perawatan dan perbaikan (kasi perawatan dan perbaikan).
✓ Melaksanakan hubungan kerjasama antarseksi.
✓ Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala bengkel dan
bengkel/ laboratorium

3) Pelaksana:
✓ Melaksanakan perintah kerja
✓ Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala seksi

4) Bagian Administrasi(bila ada):


✓ Membantu pimpinan dalam urusan surat-menyurat,
✓ Rekapitulasi data-data, dan kearsipan.

d. Mekanisme Kerja bengkel/ laboratorium


Yang dimaksud dengan mekanisme kerja bengkel/ laboratorium adalah
tata aliran komunikasi/ kerja sama antara bagian di dalam bengkel/

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 19


Diklat Manajemen Bengkel

laboratorium . Misalnya. Bengkel/ laboratorium dibagi menjadi bagian-


bagian produksi, gudang, perawatan dan perbaikan mesin, dan
pengawasan mutu. Agar kerja sama antara bagian lancar maka perlu
ditentukan lebih dahulu cara mereka berkomunikasi/ bekerja sama.

e. Optimasi Bengkel/ laboratorium


Bengkel/ laboratorium yang didirikan dengan peralatan/fasilitas yang
memadai tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Pendirian bengkel/
laboratorium seperti ini secara ekonomis pastilah mengharapkan
keuntungan yang sebesar-besarnya pula. Bengkel/ laboratorium
praktikum/ pelatihan di sekolah yang didirikan oleh pemerintah dan
lembaga, tentunya dimaksudkan agar dapat dimanfaatkan untuk
melatihkan keterampilan kepada siswa sebanyak-banyaknya. Hal ini
mengingat bahwa mendirikan sekolah dengan fasilitas praktek yang
memadai akan membutuhkan dana yang cukup besar. Namun, suatu
bengkel/laboratorium tentunya juga mempunyai keterbatasan-
keterbatasan, seperti keterbatasan daya tampung ruang serta jumlah
ataupun kemampuan mesin/peralatan yang dapat digunakan. Oleh sebab
itu, para pengelola bengkel/laboratorium perlu memperhitungkan
kemampuan/ kapasitas bengkel/ laboratorium yang paling memungkinkan
(optimal) untuk digunakan.

f. Kriteria bengkel/ laboratorium


Yang dimaksud kriteria bengkel/ laboratorium adalah kerangka acuan
yang digunakan sebagai acuan untuk merencanakan dan mengelola
bengkel/ laboratorium sehingga sasaran program sekolah dapat tercapai.
Perangkat kriteria bengkel/ laboratorium dapat juga dijadikan sebagai
pedoman untuk menilai kelayakan suatu bengkel ataubengkel/
laboratorium pada sekolah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
kriteria bengkel/laboratorium di sekolah adalah:
✓ Faktor Fisik

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 20


Diklat Manajemen Bengkel

Faktor fisik bengkel/ laboratorium meliputi, jumlah siswa, jenis dan


jumlah peralatan, konstruksi bangunan dan penunjangnya, tata letak
lingkungan bengkel/ laboratorium , jenis dan jumlah perabot, jenis dan
jumlah bahan.
✓ Faktor pengelolaan
Sebuah bengkel yang baik disamping dilihat dari faktor fisik atau
tampilannya, juga bisa dilihat dari sisi pengelolaannya, baik itu
pengelolaan dari aspek organisasinya maupun pengelolaan dari sisi
aktivitasnya. Pengelolaan aktivitas meliputi perencanaan kebutuhan,
dan penggunaan serta pengembangannya.

TUGAS KELOMPOK
1. Buatlah skema struktur organisasi bengkel/Laboratorium ditempat Anda
bertugas. Dalam merancang, kembangkan unsur/komponen organisasi
yang perlu ada sesuai dengan kegiatan utama dan tugas/beban kerja
unit bengkel/laboratorium anda.
2. Lengkapilah struktur organisasi bengkel/laboratorium dengan uraian
tugas yang operasional dari setiap unsur yang ada dalam struktur
organisasi yang telah anda rancang.

Hasil dari tugas tersebut di atas akan menjadi salah satu dokumen atau
evidence (bukti fisik yang otentik) terhadap keberadaan sebuah
bengkel/laboratorium yang dikelola dengan baik.

C. Tugas Teknisi Bengkel/Laboratorium


1. Pengantar tentang Teknisi Bengkel/Laboratorium
Teknisi adalah sebuah jabatan yang umunya ditemukan pada jenjang
pendidikan menengah sampai perguruan tinggi dan atau pada pusat
pendidikan dan pelatihan, serta bengkel di masyarakat (misalnya: bengkel
sepeda motor; bengkel mobil). Bengkel sering juga ditemukan dengan sebutan
“workshop”. Bengkel sering disetarakan dengan laboratorium. Pada jenjang

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 21


Diklat Manajemen Bengkel

pendidikan menengah dan tinggi, pemahaman tentang bengkel sebenarnya


sangat berbeda dibandingkan dengan laboratorium. Khususnya bengkel-
bengkel teknologi seperti pemesinan, bengkel ketenagalistrikan, bengkel
fabrikaasi logam, bengkel kerja kayu, bengkel plambing, dan bentuk lain yang
sejenis.
Jika dikaji ulang, sebenarnya penggunaan istilah laboratorium diawali pada
laboratorium di rumah sakit, atau sekolah yang memang memiliki
laboratorium kimia atau dikenal dengan science technician.

2. Peraturan terkait Keberadaan Teknisi Bengkel/Laboratorium


Seiring dengan perkembangan yang terjadi, dan dikaitkan dengan keberadaan
PNS, maka Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi telah menerbitkan peraturan terkait penilaian kinerja pegawai negeri
sipil.
Dalam Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 26 Tahunn
2008, tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah, sebagai
berikut:

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI

1. KOMPETENSI 1.1. Menampilkan 1.1.1. Bertindak secara konsisteni sesuai


KEPRIBADIAN diri sebagai dengan norma agama, hokum,
pribadi yang social, dan budaya nasional
dewasa, Indonesia
mantap dan
1.1.2. Berperilaku arif
berakhlak
mulia 1.1.3. Berperilaku jujur
1.1.4. Menunjukkan kemandirian
1.1.5. Menunjukkan rasa percaya diri
1.1.6. Berupaya menngkatkan
kemampuan diri

1.2. Menunjukkan 1.2.1. Berperilaku disiplin


komitmen
1.2.2. Beretos kerja yang tinggi
terhadap tugas
1.2.3. Bertanggung jawab terhadap tugas
1.2.4. Tekun, teliti, dan hati-hati dalam
melaksanakan tugas

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 22


Diklat Manajemen Bengkel

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI


1.2.5. Kreatif dalammemecahkan
masalah yang berkaitan
deeengaaan tugas profesinya
1.2.6. Berorientasi pada kualitas

2. KOMPETENSI 2.1. Bekerja sama 2.1.1. Menyadari kekuatan dan


SOSIAL dalam kelemahan baik diri
pelaksanaan
2.1.2. Memiliki wawasan tentang pihak
tugas
lain yang dapat diajak kerjasama
2.1.3. Bekerjasama dengan berbagai
pihka secara efektif

2.2. Berkomunikasi 2.2.1. Berkomunikasi dengan berbagai


secara lisan dan pihak secara santun, empatik, dan
tulisan efektif
2.2.2. Memanfaatkan berbagai peralatan
TIK untuk komunikasi (TIK)

3. KOMPETENSI 3.1. Merencanakan 3.1.1. Merencanakan kebutuhan bahan


ADMINISTRASI pemanfaatan peralatan dan suku cadang dan
laboratorium laboratorium
sekolah/
3.1.2. Memanfaatkan katalog sebagai
madrasah
acuan dalam merencanakan
bahan, peralatan dan suku cadang
laboratorium
3.1.3. Membuat daftar bahan peralatan,
dan suku cadang yang diperlukan
laboratorium
3.1.4. Merencanakan kebutuhan bahan
dan perkakas untuk perawatan
dan perbaikan peralatan
laboratorium
3.1.5. Merencanakan jadwal perawatan
dan perbaikan peralatan
laboratorium

3.2. Mengatur 3.2.1. Mencatat bahan, peralatan dan


penyimpanan fasilitas laboratorium dengan
bahan, memanfaatkan peralatan
peralatan, teknologi informasi dan komunikasi
perkakas dan (TIK)
suku cadang
3.2.2. Mengatur tata letak bahan,
laboratorium
peralatan dan fasilitas
sekolah/
laboratorium
madrasah
3.2.3. Mengatur tata letak bahan, suku

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 23


Diklat Manajemen Bengkel

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI


cadang, dan perkakas untuk
perawatan dan perbaikan
peralatan laboratorium.

4. KOMPETENSI 4.1. Menyiapkan 4.1.1. Menyiapkan petunjuk penggunaan


PROFESIONAL kegiatan peralatan laboratorium
laboratorium
4.1.2. Menyiapkan paket bahan dan
sekolah/
rangkaian peralatan yang siap
madrasah
pakai untuk kegiatan praktikum
4.1.3. Menyiapkan penuntun kegiatan
praktikum.

KOMPETENSI KHUSUS

Teknisi Laboratorium IPA, Fisika, Kimia,


Biologi dan Program Produktif SMK
a) Membuat peralatan praktikum
sederhana
b) Membuat paket bahan siap pakai
untuk kegiatan praktikum

TEKNISI LABORATORIUM BAHASA

Membuat rekaman audio visual dalam


berbagai media untuk kepentingan
pembelajaran

TEKNIK LABORATORIUM KOMPUTER

a) Memelihara kelancaran jaringan


komputer (LAN)
b) Mengoperasikan program aplikasi
sesuai dengan kebutuhan mata
pelajaran.

4.2. Merawat 4.2.1. Mengidentifikasi kerusakan


peralatan dan peralatan dan bahan laboratorium
bahan di
4.2.2. Memperbaiki kerusakan peralatan
laboratorium
laboratorium
sekolah/
madrasah

4.3. Menjaga 4.3.1. Menjaga kesehatan diri dan


kesehatan dan lingkungan kerja
keselamatan
4.3.2. Menggunakan peralatan kesehatan
kerja di
dan keselamatan kerja di
laboratorium

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 24


Diklat Manajemen Bengkel

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI


sekolah/ laboratorium
madrasah
4.3.3. Menangani bahan-bahan
berbahaya dan beracun sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
4.3.4. Menangani limbah laboratorium
sesuai dengan prosedur yang
berlaku
4.3.5. Memberikan pertolongan pertama
pada kecelakaan.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 25


Diklat Manajemen Bengkel

Pengelolaan Aktivitas Bengkel/Laboratorium Berbasis


Kinerja

a. Pengelolaan Perencanaan Kebutuhan Fasilitas


Bengkel/ Laboratorium mempunyai peranan yang sangat dominan dalam
keseluruhan kegiatan perusahaan/industri, ataupun pada sekolah. Agar
bengkel/laboratorium mempunyai nilai efektivitas tinggi haruslah
direncanakan berdasarkan jenis kegiatannya, letaknya, jumlah dan jenis
mesin/peralatan yang akan digunakan, luas dan tata letak laboratorium,
serta rencana pengembangannya di kemudian hari.

1) Tujuan
Hal yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mendirikan suatu
bengekel/ laboratorium adalah tujuan pendiriannya. Secara umum,
tujuan tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu:
✓ Tujuan komersial, seperti bengkel/laboratoriumproduksi (teaching
factory),dan jasa.
✓ Tujuan non-komersial, seperti bengekl/laboratorium pelatihan dan
penelitian peserta didik disekolah.

2) Jenis kegiatan
Langkah berikutnya, setelah merumuskan tujuan, ialah menetapkan
jenis kegiatan bengkel atau laboratorium. Secara garis besar dapat,
dikelompokkan antara lain:
✓ Bengkel/ laboratorium untuk produksi (teaching factory)
✓ Bengkel/ laboratorium untuk praktikum/ pelatihan
✓ Bengkel/ laboratorium untuk penelitian/ pengujian
Bengkel/ laboratorium produksi (teaching factory) adalah bengkel/
laboratorium yang memfokuskan kegiatannya pada proses produksi.
Dalam bengkel/ laboratorium seperti ini biasanya jenis kegiatannya

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 26


Diklat Manajemen Bengkel

berantai dari persiapan bahan baku yang diakhiri dengan QC hasil


produksi.
Bengkel/ laboratorium untuk pelatihan adalah bengkel/ laboratorium
dengan fokus kegiatan berupa proses pemberian praktik keterampilan
kepada peserta pelatihan. Bengkel/ laboratorium penelitian
mempunyai fokus kegiatan menguji atau mencari metode/ temuan
teori baru, menentukan kualitas barang, dan pembuatan prototype.

3) Jenis dan jumlah fasilitas (ruangan dan peralatan)


Jenis maupun jumlah fasilitas yang akan digunakan di dalam bengkel/
laboratorium harus direncanakan dengan baik. Penentuan jenis dan
jumlah ruangan dan peralatan berkaitan dengan kapasitas ruang
bengkel/ laboratorium dan jenis kegiatan bengkel/ laboratorium yang
dipilih. Jadi, andaikata jenis kegiatan bengkel/ laboratorium adalah
produksi (teaching factory) maka baru akan diketahui jenis maupun
jumlah ruangan dan peralatannya setelah ditentukan lebih dahulu
jenis dan jumlah produksi (teaching factory) yang diinginkan.
Demikian juga bengkel/ laboratorium praktikum/ pelatihan, jenis dan
jumlah ruangan dan peralatannya disesuaikan dengan jenis
keterampilan yang akan diberikan dan jumlah peserta latihan yang
akan ditampung.

b. Pengelolaan Penggunaan Fasilitas Bengkel/Laboratorium.


Pengorganisasian sumber daya bengkel/ laboratorium erat sekali
kaitannya dengan tujuan pendirian bengkel/ laboratorium . Disamping itu,
karena bengkel/ laboratorium juga perlu dilengkapi dengan ruang
administrasi (termasuk ruang pimpinan dan staf) maka letak/posisi
bengkel/ laboratorium terhadap ruang administrasi tersebut harus
diperhatikan hal yang lebih menguntungkan pencapaian tujuan.
Pada bengkel/ laboratorium produksi (teaching factory)yang perlu
ditonjolkan kepada konsumen ialah jenis dan kualitas produk. Konsumen
yang menginginkan produk tersebut akan langsung minta informasi ke

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 27


Diklat Manajemen Bengkel

bagian administrasi. Baru setelah itu konsumen menginginkan, diajak


meninjau bengkel dan bengkel/ laboratorium . Oleh sebab itu, untuk jenis
bengkel/ laboratorium produksi, posisinyasebaiknya di belakang ruang
administrasi agar komunikasi dengan konsumen menjadi lebih mudah.
Untuk bengkel/ laboratorium praktikum/ pelatihan, karena keberadaan
biasanya di lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan, maka posisinya
ditempatkan dengan memperhatikan mobilitas peserta didik untuk
memudahkan mengaksesnya. Apabila karena lokasi tidak memungkinkan
pengaturan bengkel/ laboratorium . Biasanya berdampingan dengan
ruang kelas teori.
Untuk bengkel/ laboratorium penelitian, karena proses administrasinya
serupa dengan bengkel/ laboratorium produksi (teaching factory) maka
penentuan posisi belakang sebaiknya juga sama. Apabila karena lokasi
tidak memungkinkan pengaturan bengkel/ laboratorium dan ruang
administrasinya, diusahakan agar posisi bengkel/ laboratorium dengan
ruang administrasinya berdampingan.
Ada beberapa aktifitas yang perlu dikelola dengan baik dalam
penggunaan fasilitas bengkel/laboratorium, diantaranya:

1)Tata Letak (Layout) Fasilitas


Setelah jenis, jumlah mesin/peralatan serta aliran proses kegiatan
dengan bengkel/ laboratorium ditentukan maka agar proses kegiatan
menggunakan mesin/peralatan tersebut lancar, letak peralata serta
pembagian ruangan di dalam bengkel/ laboratorium harus diatur
sebaik-baiknya.

2) Inventarisasi Fasailitas
Semua fasilitas yang sudah direncanakan diadakan sesuai kebutuhan
perlu diadministrasikan dengan baik, agar keberadaan fasilitas
tersebut dapat digunakan seefektif mungkin dalam menunjang
pelaksanaan fungsi bengkel/laboratorium. Dalam kegiatan
inventarisasi ini, selain mencatat/mendata dan menyusun barang –

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 28


Diklat Manajemen Bengkel

barang/ bahan yang ada secara benar menurut ketentuan yang


berlaku, juga termasuk pengelolaan terhadap penghapusan fasilitas
yang memang sudah tidak berfungsi lagi.

3) Pemakaian Fasilitas
Agar keberadaan semua fasilitas yang ada dapat digunakan seoptimal
mungkin, maka pemakaiannya untuk berbagai aktivitas bengkel
perlu dikelola dengan baik. Siapa memakai apa, untuk apa dan
dipakai dimana perlu di atur dan teradministrasi dengan baik.

4) Pemeliharaan dan Perbaikan Fasilitas


Untuk menjaga agar fasilitas yang dimiliki tetap dalam kondisi yang
baik, sehingga dapat digunakan pada saat dibutuhkan, maka fasilitas
tersebut perlu dipelihara secara teratur agar fungsi-fungsi teknismya
tetap terjaga. Termasuk juga bagi fasilitas yang karena satu dan lain
hal mengalami kerusakan, maka fasilitas tersebut perlu diperbaiki.
Pemeliharaan dan perbaikan yang baik bisa memperpanjang umur
teknis dari fasilitas tersebut.

c. Rencana Pengembangan
Dalam tahap perencanaan bengkel/ laboratorium sebaiknya juga sudah
direncanakan pula kemungkinan pengembangan bengkel/ laboratorium
tersebut di kemudian hari. Yang dimaksud dengan pengembangan
bengkel/ laboratorium ialah pengembangan kapasitas bengkel/
laboratorium . Bertambahnya kapasitas bengkel/ laboratorium , berarti
perlu dipikirkan pula kemungkinan penambahan areal bangunan berikut
fasilitasnya. Ada dua faktor pokok yang mendasari atau mendasari
pengembangan, yaitu:

a. Program Praktikum yang diselenggarakan sekolah


Jenis program diklat dibuka sekolah berdasarkan animo masyarakat
dan kebutuhan dunia kerja. Program praktikum yang

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 29


Diklat Manajemen Bengkel

diselenggarakan tentu menuntut disiapkannya sarana praktikum


berupa ruangan bengkel/ laboratorium beserta isinya. Berapa
kebutuhan peralatan serta jenisnya dapat dikaji dari dokumen
kurikulum adalah silabus program pembelajaran yang
diselenggarakan.

b. Jumlah siswa perkelas


Jumlah siswa per kelas dalam pelaksanaan praktikum merupakan
salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
bengkel/ laboratorium , terutama untuk mementukan ukuran bengkel/
laboratorium . Untuk mengefektifkan pemakaian, jumlah siswa yang
ideal dalam satu kelas adalah 36 orang dan siswa dibagi menjadi 2 -3
kelompok perkelompoknya antara 12 sd 18 orang.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 30


Diklat Manajemen Bengkel

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya dan Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara, Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
2. Ann Arbor.Modern School Shop Planning, Michigan, Praken Pub, 1957.
3. Direktorat tenaga kependidikan. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI
No. 26 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Bengkel/laboratorium
Sekolah/Madrasah. Jakarta: Ditjen PMPTK Depdiknas.
4. Depdiknas.2003. Pengelolaan Bengkel/ laboratorium Fisika.Jakarta.Proyek
Peningkatan Mutu SMA
5. Direktorat tenaga kependidikan. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Ditjen pmptk
kemendiknas. Jakarta
6. Dirjen dikti. 2005. Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Pengelolaan Bengkel/
laboratorium PTN.
7. Depdiknas.2003.Pedoman Pendayagunaan Bengkel/ laboratorium dan Alat
Pendidikan IPA.Jakarta
8. Depdiknas, Sistem Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Untuk
Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2006.
9. PPPGT Bandung. Petunjuk Praktis Manajemen Bengkel dan Bengkel/ laboratorium
, PPPG Teknologi Bandung 1991.
10. Soenarto, Prof, PhD, Organisasi Dan Manajemen Pendidikan Teknologi Dan
Kejuruan,PTK, UPI Bandung.
11. Sulipan, Administrasi Sekolah. PPPGT Bandung, 2004.
12. Siagian s.p. 2000. Manajemen stratejik. Bumi aksara, Jakarta
13. Siregar, c.j.p. 2007. Praktik Sistem Manajemen Bengkel/ laboratorium Pengujian
Yang Baik. Penerbit buku kedokteran egc. Jakarta
14. Ridhotullah Subeki dan Mohammad Jauhar. 2015. Pengantar Manajemen, Jakarta.
Prestasi Pustaka Jakarta

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 31


Diklat Manajemen Bengkel

15. Cushway Barry dan Derek Lodge. 1993. Organizational Behavior and Design:
Perilaku dan Desain Organisasi: Struktur-Pekerjaan & Peran-Komunikasi-Motivasi,
Jakarta. Elex Media Komputindo.

GW-BBPPMPV BMTI - 2023 32

Anda mungkin juga menyukai