Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

”PROSEDUR MANAJEMEN
PENGEMBANGAN KURIKULUM”

MATA KULIAH : Manajemen Pengembangan Kurikulum


Dosen Pengampu : Dr. Siti Nurhasanah

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

NO NAMA NIM

1 Wahyanudin 2196348

2 Dzul Fikri 2196331

3 Hamka Cholilullah 2196378

Semester :3
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan

PROGRAM PASCA SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI GANESHA JAKARTA
TAHUN 2021
PENDAHULUAN

Konsep pengembangan kurikulum dapat diartikan dari dua jenis proses, yakni

pengembangan dalam arti perekayasaan (engineering) dan pengembangan dalam arti

konstruksi.

Pengembangan kurikulum berlandaskan manajemen, berarti melaksanakan kegiatan

pengembangan kurikulum berdasarkan pola pikir manajemen, atau berdasarkan proses

manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari :

1. Perencanaan kurikulum berdasarkan analisis kebutuhan, menggunakan model tertentu

dan mengacu pada desain kurikulum yang efektif.

2. Pengorganisasian kurikulum secara structural maupun fungsional

3. Implementasi, pelaksanaan kurikulum di lapangan

4. Ketenagaan dalam pengembangan kurikulum

5. Control kurikulum yang mencakup evaluasi kurikulum

6. Mekanisme pengembangan kurikulum secara menyeluruh


1. PROSES KURIKULUM

Proses kurikulum meliputi semua pengalaman di dalam lingkungan pendidikan, baik

yang direncanakn maupun yang tidak direncanakan yang memiliki dampak terhadap belajar

dan pengembangan personal setiap individu siswa.

Ada 4 unsur yang saling berkaitan dengan proses kurikulum.

1. Keputusan yang harus dibuat mengenai tujuan yang hendak dicapai oleh institusi

pendidikan.

2. Keputusan tentang isi/materi pelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan.

3. Dipilih metode-metode mengajar untuk menyampaikan isi tersebut (tahap belajar

mengajar).

4. Evaluasi dengan berbagai macam teknik asessmen pendidikan.

2. PERENCANAAN

Perencanaan merupakan rangkaian tindakan untuk kedepan. Perencanaan bertujuan

untuk mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan terkoordinasi guna memperoleh hasil-

hasil yang diinginkan.

Suatu rencana yang baik terdiri dari 5 unsur khusus :

a. Tujuan dirumuskan secara jelas.

b. Komprehensif, namun jelas bagi staf dan para anggota organisasi.

c. Hierarki rencana yang terfokus pada daerah yang paling penting.

d. Bersifat ekonomis, mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia.

e. Layak, memungkinkan perubahan.


3. PENGORGANISASIAN KURIKULUM

Pengorganisasian kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni secara structural

dalam konteks manajemen dan secara fungsional dalam konteks akademik atau kurikulum.

Suatu organisasi sangat diperlukan untuk melaksanakan proses manajemen yakni :

a) Organisasi perencanaan kurikulum, yang dilaksanakan oleh suatu lembaga

pengembang kurikulum, atau suatu tim pengembang kurikulum.

b) Organisasi dalam rangka pelaksanaan kurikulum, baik pada tingkat daerah maupun

pada tingkat sekolah atau lembaga pendidikan yang melaksanakan kurikulum.

c) Organisasi dalam evaluasi kurikulum, yang melibatkan berbagai pihak dalam proses

evaluasi kurikulum.

Secara akademik, organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi,

sebagai berikut :

a) Kurikulum mata ajaran, yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara terpisah.

b) Kurikulum bidang studi, yang memfungsikan beberapa mata ajaran sejenis.

c) Kurikulum integrasi, yang menyatukan dan memusatkan kurikulum pada topik atau

masalah tertentu.

d) Core curriculum, yakni kurikulum yang disusun berdasarkan masalah dan kebutuhan

siswa.

4. PENYUSUNAN STAF

Penyusunan (staffing) staf adalah fungsi yang menyediakan orang-orang untuk

melaksanakan suatu system yang direncanakan dan diorganisasikan. Staffing terjadi setelah

tugas-tugas tersebut ditetapkan terlebih dahulu. Pekerjaan dibagi-bagi lalu menetapkan orang

untuk melaksanakannya. Staffing terdiri dari rekrutmen, seleksi, hiring, penempatan,

pelatihan, penilaian, dan kompensasi.


Rekrutmen; Adalah suatu proses ketenagaan yang berkualifikasi tertentu untuk

menempati posisi kerja yang tersedia.

Seleksi; Mengidentifikasi kriteria seleksi bagi calon ketenagaan. Kriteria seleksi diperlukan

untuk kepentingan periklanan dan persyaratan yg perlu diketahui oleh pelamar.

Hiring; Proses hiring dilaksanakan dalam bentuk : mempelajari contoh kerja, melaksanakan

dan menghitung skor tes skrining, wawancara, memilih yang paling memenuhi kriteria, tindak lanjut

kandidat yg tdk lulus.

Penempatan; Proses penempatan ini merupakan transisi ke lingkungan pekerjaan

senyatanya, pada tahap ini si calon/tenaga kerja baru berkesempatan menumbuhkan bakatnya untuk

tumbuh berkembang.

Manajemen Staf; Dilaksanakan dalam bentuk pelatihan, penilaian dan kompensasi.

5. KONTROL KURIKULUM

Manajemen Kontrol

Pengontrolan adalah proses pengecekan performance terhadap soundcard untuk

menentukan sejauh mana tujuan telah tercapai. Pengontrolan bertalian dengan perencanaan

sebagai bagian dari sistem manajemen. Ada yang menafsirkan bahwa kontrol setelah

dilaksanakannya fungsi-fungsi manajemen lainnya, artinya kontrol merupakan fungsi terakhir

dalam proses manajemen. Penafsiran seperti itu jelas keliru. Padahal fungsi kontrol

berlangsung secara simultan dengan fungsi-fungsi lainnya dalam sistem. Keputusan kontrol

mempengaruhi rencana, dan sebaliknya perencanaan mempengaruhi fungsi kontrol.

Kontrol budget; kontrol budget paling banyak mendapat perhatian. Budget

menggambarkan rencana, tujuan, dan program dalam bentuk perangkaian/perhitungan.

Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk penyusunan rencana budget, ialah:
a. Budget/item centre approach; Organisasi menyusun budget untuk kepentingan operasi,

disusun tiap awal tahun anggaran, misalnya meliputi: gaji pegawai, keuntungan,

perjalanan, desain program, biaya penyampaian, material, perlengkapan, biaya

konsultasi, dan lain-lain. Kontrol dilakukan oleh organisasi bukan oleh unit

Departemen.

b. The cost centre approach; Pendekatan ini berpijak pada kebutuhan biaya secara nyata

yang diperlukan oleh unit-unit operasional untu melakukan kegiatan dan pelayanan.

Pimpinan unit melaporkan keadaan budget. Pada akhir tahun fiskal. Kemudian

membuat budget yang cukup rendah, namun sepanjang operasional program bila

muncul prakarsa baru dan dibutuhkan suatu program, maka pimpinan unit dapat

mengajukan anggaran sesuai dengan kebutuhan nyata dari unit bersangkutan.

c. The profit centre approach; Pada prinsipnya pendekatan ini sama dengan pendekatan

kedua. Bedanya pada pendekatan ini ada dua unsur yang sangat fundamental, yakni 1).

Adanya unsur profit (keuntungan), dan 2). Program dan kegiatan dapat diberdayakan

untuk lingkungan organisasi sendiri dapat dijual untuk melayani program organisasi

luar.

Kebijakan (policies); kebijakan adalah pernyataan yang luas tentang tindakan yang

diinginkan dimaksudkan untuk meyakinkan koordinasi di dalam departemen atau antara

departemen yang terkait.

Ada 7 komponen pada kebijakan komprehensif:

a. Pernyataan tujuan umum departemen

b. Tujuan-tujuan dasar (basicobjectives),

c. Filsafat yang menjadi petunjuk untuk pelaksanaan.

d. Pelaksanaan umum (general practice), misalnya penjadwalan evaluasi.

e. Penggunaan fasilitas,

f. Metode anggaran biaya (budgeting).

g. Pencatatan (record-keeping)
Prosedur; Pernyataan Prosedur untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana

menjalankan unit dan bagaimana melaksanakan/menangani kegiatan-kegiatan unit. Untuk itu

diperlukan prosedur kerja yg spesifik. Kendatipun pimpinan dapat mendelegasikan banyak

keputusan kepada orang lain dalam unit itu, tetapi pimpinan tetep bertanggung jawab dalam

pelaksanaan.

Standard; Standard adalah pernyataan-pernyataan yang luas tentang praktik dan

merefleksikan tingkat kualitas yang dimin Beberapa standard yang dapat dipertimbangkan

oleh pimpinan (misalnya pimpinan PSDM), sebagai berikut:

a. Pelatihan harus menyumbang kepada perbaikan pengetahuan, keterampilan, sikap

karyawan.

b. Pelatihan harus menunjukkan sejumlah pengetahuan, keterampilan, akap agar peserta

mengetahuinya sebelum mengikuti pelatihan.

c. Pelatihan harus menunjukkan sejumlah pengetahuan, keterampilan, Sikap agar peserta

harus mempertunjukkan selanjutnya pengalaman Pelatihan

d. Pelatihan harus didesain oleh orang-orang yang kompeten baik Lalam mata ajaran

maupun prinsip-prinsip pelatihan

Kontrol Kurikulum

Kontrol kurikulum dapat dipandang sebagai proses pembuatan keputusan-keputusan

tentang kurikulum di dalam sekolah atau proses pengajaran yang dibatasi oleh minat-minat

pihak luar, seperti orang tua, karyawan, masyarakat lokal atau masyarakat luas. Kontrol ini

mungkin mengandung manifestasi administratif formal, misalnya: spesifikasi spesifikasi

kurikulum pada tingkat negara (nasional) berupa kebijakan kurikulum yang terpusat dan jelas

kebijakan kurikulum barangkali kurang berpengaruh dalam praktik pendidikan tetapi penting

dalam pengaturan finansial sebagai kunci sumber-sumber kurikulum. Otonomi sekolah dan

guru-guru masih meragukan. Karena biasanya terdapat tekanan dari kepala sekolah dan

hambatan dari staf sekolah sehingga pelaksanaan publiccurriculum menentukan keterampilan


keterampilan dasar yang hendak diajarkan bukan sepenuhnya bersifat otonomi guru,

kendatipun tekanan itu bersifat informal.

6. MEKANISME PENGEMBANGAN KURIKULUM

Tahap 1: Studi kelayakan dan kebutuhan

Pengembang kurikulum melakukan kegiatan analisis kebutuhan program dan merumuskan

dasar-dasar pertimbangan bagi pengenbungan kurikulum tersebut. Untuk itu si pengembang

perlu melaku kan studi dokumentasi dan/atau studi lapangan.

Tahap 2: Penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum

Konsep awal ini dirumuskan berdasarkan rumusan kemampuan selanjutnya merumuskan

tujuan, isi, strategi pembelajaran sesuai dengan pola kurikulum sistemik.

Tahap 3: Pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum

Penyusunan rencana ini mencakup penyusunan silabus, pengembangan bahan pelajaran dan

sumber-sumber material lainnya.

Tahap 4: Pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan

Pengujian kurikulum di lapangan dimaksudkan untuk menge tahui tingkat keandalannya,

kemungkinan pelaksanaan dan keberhasilannya, hambatan dan masalah-masalah yang timbul

dan faktor-faktor pendukung yang tersedia, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan

kurikulum.

Tahap 5: Pelaksanaan kurikulum

Ada 2 kegiatan yang perlu dilakukan, ialah:

1) Kegiatan diseminasi, yakni pelaksanaan kurikulum dalam lingkup sampel yang lebih

luas.
2) Pelaksanaan kurikulum secara menyeluruh yang mencakup semua satuan pendidikan

pada jenjang yang sama.

Tahap 6: Pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum

Selama pelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian dan pemantauan yang berkenaan

dengan desain kurikulum dan hasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya.

Tahap 7: Pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian

Berdasarkan penilaian dan pemantauan kurikulum diperoleh data dan informasi yang akurat,

yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada kurikulum

tersebut bila diperlukan, atau melakukan penyesuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan

dilakukan terhadap beberapa aspek dalam kurikulum tersebut.


KESIMPULAN

1. Prosedur pengembangan kurikulum tidak sesederhana yang selama ini dibayangkan

dan dilakukan oleh pengembang kurikulum amatir. Pengembangan kurikulum ternyata

mempunyai rambu rambu yang harus dipatuhi secara seksama.

2. Dalam prosedur pengembangan kurikulum dapat diidentifikasi tiga tahapan, yakni

tahap perencanaan, melaksanakan dan menilai.

3. Pelaksanaan kurikulum tidak boleh berjalan tanpa control, untuk itu pengontrolan

harus dilakukan dengan seksama.

4. Pengembangan kurikulum mempunyai mekanisme, yaitu berupa tahapan-tahapan dari

mulai studi pendahuluan hingga akhirnya penilaian tentang keberhasilan kurikulum

maupun perbaikan-perbaikan atau penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan.

5. Banyak factor yang harus diperhatikan dalam prosedur pengembangan kurikulum.satu

dengan yang lainnya saling terkait dan saling mendukung.


DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Oemar (2017), Manajemen Pengembangan Kurikulum, Remaja Rosdakarya,

Bandung;

Hamzah B Uno (2019), Pengembangan kurikulum, Raja Grafindo, Jakarta

Sondang P Siagian (2019), Manajemen strategic, Bumi Aksara, Jakarta

Sukmadinata, Nana Syaodih (1999), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,

Bandung: Remaja Rosdakarya.


DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimanakah implementasi kurikulum saat ini apakah pengembangan sudah sesuai

prosedur atau belom?

2. Siapakah yang melakukan kontroling terhadap pelaksanaan kurikulum?

JAWAB

1. Sesuai ruang lingkup kurikulumnya. Kalau tingkat nasional pasti apa yang dilakukan

pemerintah pusat dalam pengembangan kurikulum nasional sudah sesuai prosedur dan

tahap-tahap pengembangan kurikulum. Kalau tingkat sekolah kondisional ada yang

sudah mengembangkan kurikulum secara procedural, ada juga yang belum karena

beberapa factor dilingkungan sekolah masing-masing misalnya kurang pahamnya tim

pengembang kurikulum tingkat sekolah.

2. Yang melakukan pengawasan terhadap kurikulum sekolah adalah kepala sekolah.

Yang mengawasi kepala sekolah adalah pengawas sekolah. Yang mengawasi

pengawas sekolah adalah Kantor Cabang Dinas (KCD) dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai