Anda di halaman 1dari 31

DASAR-DASAR

MANAJEMEN
BAGI TEKNISI BENGKEL/LABORATORIUM

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI
Diklat Teknisi Bengkel

DASAR-DASAR MANAJEMEN BENGKEL

A. PENDAHULUAN
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan
kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. SMK merupakan sebuah sistem
yang bertujuan membekali peserta didik dengan pengetahuan (kemampuan kognitif),
memberikan pengalaman keterampilan/skill (kemampuan psikomotorik), serta membangun
sikap/etos kerja yang profesional (kemampuan afektif). Berkenaan dengan upaya mewujudkan
tujuan tersebut, secara empirik sering timbul masalah yang dapat mengganggu proses
tranformasi kemampuan tersebut. Salah satu penyebab adalah kurangnya kompetensi
pengelola pendidikan dilapangan. Kompetensi itu mencakup kemampuan administratif yang
menjadi tanggung jawab pengemban tugas di sekolah. Pengemban tugas di sekolah biasanya
guru mata pelajaran yang diberi tugas tambahan oleh kepala sekolah. Selain mengajar, guru
dapat menjalankan tugas-tugas administratif sebagai pengelola laboratorium pada jenjang
pendidikan SMA/Madrasah Aliyah dan pengelola bengkel pada SMK/MAK. Tugas tersebut
bersifat administratif.
Dari berbagai hasil penelitian ditemukan factor-faktor penentu keberhasilan dalam
mencapai mutu pendidikan, antara lain adalah guru dan sarana dan prasarana. Dalam
pembelajaran kejuruan penguasaan keterampilan oleh siswa merupakan hal utama, karena
orientasi tamatan SMK adalah bekerja. Di sisi lain, ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran, peralatan praktik secara relative masih terbatas (terutama peralatan pokok
seperti mesin tidak mungkin tersedia sesuai dengan jumlah siswa). Sedangkan sarana
prasarana termaksud harus selalu dalam Kondisi siap pakai. Untuk itu, diperlukan personil
yang memiliki kemampuan pengelolaan sistem penggunaan peralatan dan pemeliharaan
peralatan, untuk menjamin keberlangsungan pembelajaran secara berkualitas.

doc. willy-pppptk bmti -2017 1


Diklat Teknisi Bengkel

Upaya peningkatan mutu pendidikan di SMK perlu didukung oleh adanya dengan
kemampuan manajerial Kepala laboratorium Sekolah untuk mendayagunakan sumber-sumber
belajar, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya
tujuan pendidikan di sekolah secara optimal.
Manajemen bengkel/laboratorium sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh
sumber daya manusia yang profesional untuk mengelola dan mengoperasikan peralatan
praktikum yang dimiliki sekolah, memahami kurikulum praktik yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan karakteristik siswa, sedrta memiliki kemampuan dan commitment
(tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal. Kesemuanya itu akan
berjalan dengan baik jika sistem penyelenggaraan diklat didukung oleh SDM yang profesional
serta sarana-prasarana praktik yang memadai untuk mencapai kegiatan belajar-mengajar
yang ideal. Selain hal tersebut penghargaan yang cukup bagi staf sesuai dengan fungsinya,
serta partisipasi stakeholder sekolah yang tinggi juga menentukan kelancaran pencapaian
tujuan pendidikan secara keseluruhan. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai/terpenuhi, maka
target pendidikan yang diharapkan akan sulit dicapai. Dengan demikian harus ada
keseimbangan antara komponen-komponen di atas.Untuk mencapai keseimbangan tersebut, di
perlukan pengelola bengkel dan laboratoium yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip
dalam pegelolaan sarana prasarana pembelajaran praktik.

Rujukan
 Permendiknas nomor 26 Tahun 2008, tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah
 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara, Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

Tujuan Pembelajaran
Pada akhir kegiatan diklat peserta diharapkan mampu:
a. Menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen dalam melaksanakan tugas sebagai
Teknisi Bengkel/Laboratorium di SMK;

doc. willy-pppptk bmti -2017 2


Diklat Teknisi Bengkel

b. Menjabarkan peran Teknisi Bengkel/Laboratorium sesuai peraturan yang berlaku;


c. Menciptakan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas pelaksanaan pembelajaran
praktik di bengkel.

Dasar-dasar Manajemen
Manajemen atau dalam Bahasa inggris “management” adalah upaya terarah dari
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Griffin, dalam buku “Management”,
mengatakan: “manajemen adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan,
fisik dan informasi guna mencapai sasaran organisasi secara efisien dan efektif.
Manajemen dapat diterjemahkan dengan “pengurusan” dan atau “pengelolaan”.
Manajemen merupakan sekelompok orang yang meduduki jabatan penting dalam suatu
organisasi. Mereka bertugas mengkoordinasi orang di bawah kendali mereka dan sarana
prasarana, melalui fungsi merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan,
mengendalikan, mengkoordinasi pekerjaan orang lain untuk mencapai tujuan.
Bahan ajar ini berisi materi tentang pengertian manajemen meliputi: definisi dan ruang
lingkup, elemen, fungsi (planning/ perencanaan, organizing/ pengorganisa-sian,
staffing/penempatan staf, directing/ pengarahan/pembinaan, controlling/
pengendalian/pengawasan), mekanisme kerja dan organisasi, serta uraian tugas.

Konsep Manajemen dan Organisasi


Pengertian Manajemen menurut G.R.Terry, manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Dari definisi di
atas, dalam manajemen terdapat beberapa unsur, yaitu tujuan yang sudah ditetapkan;
tujuan tersebut dicapai dengan menggunakan kegiatan orang lain tersebut perlu
dikendalikan. Secara filosofi, maka manajemen dapat dilihat dari tiga sudut:

doc. willy-pppptk bmti -2017 3


Diklat Teknisi Bengkel

Sudut Proses: manajemen merupakan proses bimbingan dan pemberian


fasilitas terhadap kegiatan orang lain yang terorganisasi dalam kelompok-
kelompok formal guna mencapai tujuan yang dikehendaki.
Sudut Fungsi: manajemen merupakan proses kegiatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan tersebut ada fungsi-fungsi yang
harus dilaksanakan yaitu: planning, organizing, staffing, directing dan
controlling.
Sudut Institusi/ kelembagaan: manajemen merupakan suatu kelembagaan yang
melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.

Fungsi Manajemen
Harold Koontz & Cyril Donnel membagi fungsi manajemen menjadi perencanaan,
pengorganisasian, pengangkatan staf, pengarahan dan pengawasan/ pengendalian;
sedangkan Ricky W. Griffin manajemen mencakup proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efisien. Berikut ini akan paparkan hanya perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.

a. Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan merupakan proses terpenting dan merupakan proses
mendefinisikan tujuan organisasi.
Fungsi perencanaan adalah penentuan dan pemilihan tujuan terlebih dulu dan
merumuskan tindakan-tindakan untuk mencapainya. Perenca-naan yang baik,
haruslah memuat jawaban atas pertanyaan: apa yang akan dikerjakan, mengapa
dikerjakan, di mana akan dikerjakan? kapan pengerjaannya? siapa yang akan
mengerjakannya? dan bagaimana cara pengerjaannya? Selain memuat jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut, perencanaan juga harus mempunyai sifat-sifat:
kalimatnya mudah dimengerti oleh orang lain: fleksibel, yaitu mudah disesuaikan
dengan situasi dan kondisi ; rasional, yaitu perencanaan harus berdasarkan fakta
yang obyektif , bukan sekedar menuruti selera saja.

doc. willy-pppptk bmti -2017 4


Diklat Teknisi Bengkel

1) Syarat-syarat Perencanaan
Luther Gullich menyebutkan syarat-syarat sebagai berikut:
 Tujuan harus dirumuskan secara jelas.
 Perencanaan harus sederhana dan realistis.
 Memuat analisis-analisis dan penjelasan-penjelasan terhadap usaha-usaha
yang direncanakan.
 Bersifat fleksibel.
 Ada keseimbangan baik ke luar maupun ke dalam Ke dalam berarti
seimbang antara bagian-bagian dalam perencanaan tersebut. Sedangkan ke
luar berarti seimbang antara tujuan dan fasililtas yang tersedia.
 Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, tenaga dan sumber daya yang
tersedia.

2) Fungsi Perencanaan
Dalam perencanaan harus jelas adanya visi dan misi organisasi, bidang garapan,
tujuan, kegiatan yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan, jadwal
pelaksanaan, sumber daya yang diperlukan, anggaran serta
penanggungjawab/pelaksana kegiatan. Selain itu suatu perencanaan memiliki
beberapa fungsi antara lain:
 Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
 Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada
pelaksanaan rencana yang telah disusun.
 Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya
yang dimiliki organisasi.
 Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap
pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.
 Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap
saat.

Karena dalam perencanaan juga terkandung unsur penganggaran maka dalam


penyusunan anggaran harus dipertimbangkan beberapa faktor seperti:

doc. willy-pppptk bmti -2017 5


Diklat Teknisi Bengkel

 Prioritas kegiatan, dapat dibuat skala prioritas kegiatan.


 Bobot kegiatan, dilihat dari jumlah person yang terlibat, lama waktu
kegiatan dan sumber daya yang diperlukan.
 Produktifitas kegiatan, yang dapat dilihat dalam target kegiatan (kuantitatif
atau kualitatif).
 Efektifitas biaya yang dikeluarkan dengan manfaat kegiatan yang
dilaksanakan.
 Efisiensi pembiayaan, diukur dari perbandingan antara pencapaian target
secaranyata dan yang seharusnya.

Tahap-tahap penyusunan perencanaan dapat dilakukan sebagai berikut:


 Menetapkan tujuan, tujuan merupakan patokan sehingga semua kegiatan
dapat diarahkan. Dengan adanya tujuan maka suatu kegiatan akan jelas apa
yang akan dicapai.
 Menyusun hypotesis mengenai apa yang akan terjadi di kemudian hari.
Misalnya, pengaruh pertambahan penduduk, kenaikan harga, atau
perluasan usaha/bengkel dan laboratorium.
 Menentukan beberapa pilihan (alternatif) yang dapat dilaksanakan untuk
tercapainya tujuan.
 Menganalisis masing-masing pilihan sehingga diketahui untung-ruginya.
 Memilih pilihan yang akan dilaksanakan.

b. Organizing (pengorganisasian)
Fungsi organizing adalah fungsi pengaturan kegiatan oleh pimpinan sehingga dapat
mencapai tujuan. Pengorganisasian meliputi pembagian pekerjaan, pembuatan
struktur organisasi, serta penetapan tugas dan wewenang masing-masing. Selain hal
yang berkaitan denganpengorganisasian sumber daya manusia, juga mencakup
pengorganisasian sumber daya lain meliputi: peralatan, waktu, biaya dan
infrastruktur lainnya yang diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan program
atau kegiatan.

Di dalam pengorganisasian ada dua asas pokok yang perlu kita perhatian yaitu:

doc. willy-pppptk bmti -2017 6


Diklat Teknisi Bengkel

1) Asas Koordinasi
Asas koordinasi adalah sistem pengaturan dan pemeliharaan tata hubungan
agar tercipta tindakan yang sinergi dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan mulus maka diperlukan tiga syarat
pokok :
 Adanya wewenang tertinggi, yang berfungsi sebagai pemberi arah.
 Adanya kesediaan bekerjasama antara anggota karena merasa adanya
tujuan bersama yang ingin dicapai (konsultatif).
 Adanya filsafat serta keyakinan yang sama yang dihayati oleh semua
anggota (kepedulian).

2) Azas Hirarki
Asas hirarki adalah suatu proses perwujudan koordinasi dalam sebuah
organisasi. Di dalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas, wewenang
dan tanggung jawab. Dalam hirarki ini diperlukan adanya kepemimpinan
(leadership), pendelegasian wewenang (disposition) dan pembatasan tugas
(authority/working area). Dengan demikian, secara garis besar,
pengorganisasian meliputi:
a) Pengelompokan kegiatan
Pengelompokan kegiatan ini dimaksudkan agar mempermudah pimpinan
mengawasi bawahan, mempermudah pelaksanaan tugas, mempermudah
pencapaian tujuan, serta untuk penentuan jumlah pelaksana kegiatan.
Pembuatan struktur organisasi, dengan struktur organisasi dapat
digambarkan dengan jelas aliran pertanggungjawaban masing-masing
kelompok kepada atasan tertentu ataupun juga memperjelas wewenang
masing-masing kelompok.

b) Pendelegasian wewenang
Pelimpahan wewenang tiap-tiap pekerjaan dapat diselesaikan pada jenjang
yang tepat. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan pada pucuk pimpinan,
ada yang dapat diselesaikan pada jenjang menengah, dan ada pula
pekerjaan yang langsung dapat diselesaikan pada jenjang paling bawah.

doc. willy-pppptk bmti -2017 7


Diklat Teknisi Bengkel

Dengan diberinya wewenang pada masing-masing jenjang maka dapat


dihindarkan sikap selalu menunggu perintah.

c) Staffing (penunjukan staf)


Selain oleh perencanaan dan pengorganisasian yang baik, keberhasilan atau
ketidak-berhasilan dalam mencapai tujuan sangat ditentukan pula oleh
kualifikasi orang-orang yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut. Fungsi staffing adalah fungsi pimpinan untuk
menunjuk/menempatkan orang-orang pada kedudukan yang tepat di dalam
organisasi. Namun, termasuk dalam hal ini, tugas pimpinan juga melatih
atau mendidik orang-orang yang telah dipilih agar mampu melaksanakan
tugas yang diberikannya. Untuk penempatan orang-orang yang tepat sesuai
dengan kualifikasi yang diperlukan, atau dalam ungkapan bahasa
inggrisnya the right man on the right place, dapat dilakukan, antara lain,
dengan melakukan penilaian, seperti tes intelegensia, tes minat, dan tes
kepribadian.
Dalam rangka penyehatan organisasi, pada proses staffing perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
 Penempatan tenaga kerja baik lama maupun baru harus
didasarkan atas kebutuhan yang pasti pada jabatan tersebut.
 Mengadakan peninjauan terhadap kemungkinan perubahan
dalam jabatan atau tugas, seperti mutasi, promosi, atau demosi.
Mutasi (rotasi) yaitu memindahkan orang-orang yang dianggap cocok dari
satu jabatan ke jabatan lain yang setingkat/sejajar.
Promosi yaitu mengangkat seseorang ke kedudukan yang lebih tinggi dari
kedudukannya sekarang.
Demosi yaitu menurunkan kedudukan seseorang ke kedudukan yang lebih
rendah karena kurang mampu melaksanakan tugas pada kedudukan
sebelumnya.

c. Pengarahan dan Implementasi

doc. willy-pppptk bmti -2017 8


Diklat Teknisi Bengkel

Orang-orang yang sudah ditunjuk untuk bekerja dalam rangka mencapai tujuan
memerlukan arahan sekaligus dorongan dari pimpinan agar dapat melaksanakan
kewajiban dan tugasnya.
Arahan ini dapat berupa perintah untuk memulai, mengubah, ataupun menghentikan
pekerjaan. Selain itu dalam fungsi ini, tugas pimpinan juga membimbing,
memotivasi dan memberi petunjuk kepada bawahan. Agar bawahan rela dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan perintah, sebaiknya pimpinan juga
memberitahu alasan-alasan serta latar belakang mengapa diperintahkan demikian.
Selain itu, agar perintah dapat dilaksanakan dengan baik perlu diperhatikan beberapa
prinsip berikut:
1) Perintah harus jelas, baik secara tertulis maupun lisan.
2) Perintah harus runtut. Perintah yang sekaligus banyak harus diurutkan,
mana yang harus didahulukan dan mana yang dapat dikerjakan belakangan. Jika
perlu, juga diberi target waktu penyelesaiannya.
3) Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat dan disertai sarana
yang cukup untuk melaksanakannya.
4) Perintah jangan bertentangan dengan norma kesusilaan dan
kemanusiaan.

d. Controlling (pengendalian)
Fungsi pengendalian mencakup tindakan mencegah jangan sampai terjadi
penyimpangan tindakan maupun hasil dari pada apa yang telah ditetapkan. Untuk itu,
pengendalian dibedakan menjadi pengendalian langsung dan tidak langsung.
Pengendalian langsung ialah pengawasan yang ditujukan pada proses kegiatannya.
Pengendalian tidak langsung ialah pengawasan hanya pada hasil pekerjaan.
Agar pengendalian dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu diperhatikan
beberapa hal berikut ini:
1) Menetapkan tolak ukur standar. Tolak ukur harus sudah ditetapkan pada tahap
perencanaan yakni kriteria-kriteria dari hasil kegiatan/pekerjaan yang dianggap
baik (tujuan tercapai).
2) Mengadakan evaluasi. Evaluasi adalah tindakan membandingkan hasil
pekerjaan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan, Bahan-bahan evaluasi dapat

doc. willy-pppptk bmti -2017 9


Diklat Teknisi Bengkel

diperoleh melalui laporan lisan atau tertulis dari bawahan ataupun hasil
peninjauan langsung pimpinan pada unit kerja bawahannya.
3) Mengadakan perbaikan. Perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil
untuk menyesuaikan hasil pekerjaan dengan tolak ukur yang sudah ditetapkan.
Untuk itu perlu dianalisis sebab-sebab terjadinya perbedaan tersebut.
4) Tindakan perbaikan pada umumnya memakan waktu dan dana. Oleh sebab itu,
agar penyimpangan kecil-kecil dapat segera diatasi maka laporan berkala sangat
penting dibuat dengan memberi laporan keadaan senyatanya.

Elemen Manajemen
Selain fungsi manajemen/ pengelolaan yang harus konsisten diterapkan, maka untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan diperlukan pula elemen/komponen
manajemen. Elemen manajemen tersebut sering dikenal sumber daya (resources) dengan
sebutan 6 M, yaitu:

a. Man (orang/manusia)
Orang adalah faktor yang paling menentukan dalam manajemen. Dalam manajemen,
manusialah yang membuat tujuan serta melakukan proses kegiatan untuk
mencapainya. Namun, manajemen tidak akan ada jika setiap orang bekerja untuk
dirinya sendiri tanpa adanya kontak dengan orang lain. Jadi, manajemen timbul
karena adanya kerja sama antar manusia. Dalam menetapkan orang untuk suatu
tugas, perlu dipertimbangkan kualifikasi dan kompetensinya serta jumlahnya.

b. Money (uang/dana)
Hampir semua kegiatan memerlukan dana (uang). Dalam manajemen, penggunaan
uang perlu diperhatikan secara teliti. Kesalahan atau kekurang-telitian dalam
penggunaan uang akan menyebabkan kegagalan atau ketidak-suksesan pencapaian
tujuan manajemen. Hal yang perlu diperhatikan terkait sumber dana adalah
darimana sumber dananya, dibelanjakan untuk apa serta bagaimana
mempertanggung jawabkannya.

c. Materials (barang-barang/bahan)

doc. willy-pppptk bmti -2017 10


Diklat Teknisi Bengkel

Pada dasarya kegiatan manusia dalam manajemen ialah mengurus materi/ bahan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya manajemen yang berangkat dari
adanya kegiatan manusia untuk mengurus materi. Hal yang harus diperhatikan
terkait pemenuhan bahan adalah spesifikasi, jumlah dan kualitas bahan.

d. Machines
(mesin-mesin/peralatan)
Mesin-mesin digunakan orang untuk mempermudah pencapaian tujuannya.
Persaingan antar manusia dalam pencapaian tujuan yang sejenis menyebabkan
perhatian yang meningkat pada bidang permesinan. Perhatian ini meliputi penciptaan
mesin-mesin baru yang lebih efisien, ataupun juga teknik-teknik baru dalam
pemeliharaan mesin-mesin yang sudah ada supaya mesin-mesin tersebut dapat
digunakan setiap saat.

e. Methods (metode)
Cara kerja atau metode juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil suatu
kegiatan. Metode yang tepat tentu akan melancarkan jalannya kegiatan. Dalam
pengelolaan organisasi metode disini rencana strategis yang meliputi : penentuan
visi, misi, kegiatan, kerangka kerja atau standar operasional prosedur (SOP) dll.

f. Markets (pasar/ konsumen).


Pesar dapat berarti memasarkan hasil produksi (untuk SMK: hasil teaching factory),
jasa ataupun mencari nama baik (reputasi/citra) dan juga mensosialisasikan ide,
peran dan fungsinya. Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang
harus memasarkan barang-barang tersebut supaya memperoleh penghasilan (uang)
sehingga selanjutnya perusahaan tetap dapat berproduksi (teaching factory).
Demikian juga halnya untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, misalnya
jasa perawatan/perbaikan sepeda motor, sedangkan sekolah teknik/laboratorium
pelatihan agar kegiatannya dapat berjalan terus, lembaga-lembaga ini perlu
memperkenalkan diri kepada masyarakat secara baik sehingga mendapat masukan
berupa dukungan dana.

doc. willy-pppptk bmti -2017 11


Diklat Teknisi Bengkel

Bidang Manajemen
Bidang manajemen yang berkembang saat ini cukup banyak, sesuai dengan
berkembangnya bidang usaha yang melibatkan berbagai sumber daya. Secara garis besar
bidang manajemen dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:

a. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan system pengelolaan yang mengkonversikan
sejumlah input (masukan) menjadi out-put (keluaran) dengan berfokus pada realisasi
suatu produk barang atau jasa. Di SMK, terkait dengan manajemen produksi yakni,
kegiatan unit produksi dan atau teaching factory.

b. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah system kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk
berkembang, dan untuk mendapatkan laba.

c. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang
personalia atau dalam kepegawaian. Oleh karena itulah manajemen personalia dapat
didefenisikan sebagai berikut: “suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan antara lain
planning, organizing dan kontroling sehingga efektivitas dan efisiensi personalia
dapat ditingkatkan semaksimal mungkin”.Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang
dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

d. Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi adalah suatu system penataan kegiatan dalam bentuk
dokumen dan rekaman administrasi baik tertulis maupun elektronik terhadap
pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi.

doc. willy-pppptk bmti -2017 12


Diklat Teknisi Bengkel

Sementara itu, untuk mencapai tujuan manajemen yang telah ditetapkan dilakukan oleh
orang yang memiliki kemampuan, untuk itu diperlukan adanya standar kualifikasi
personal manajemen antara lain sebagai berikut:
 Manager ialah orang atau orang-orang yang mengendalikan dan memimpin agar
tujuan tercapai.
 Staf ahli, ialah orang atau orang-orang yang membantu manager dengan
pemikiran–pemikiran yang berguna dalam rangka pengendalian kegiatan.
 Administrator, ialah orang atau orang-orang yang menetapkan dan mempertahankan
tujuan.
 Pelaksana, ialah orang atau orang-orang yang langsung terjun melakukan pekerjaan yang
telah ditetapkan.
Mengembangkan konsep manajemen menjadi program sebagai suatu sistem untuk
mencapai suatu tujuan organisasi, selalu diawali dengan suatu perencanaan yang
mengarah pada suatu tujuan. Sebuah perencanaan yang baik hendaknya mengandung
unsur-unsur antara lain sebagai berikut :
 Tujuan yang dirumuskan secara jelas dan dijabarkan secara operasional.
 Kebijakan yaitu cara atau kebijaksanaan untuk mencapai tujuan dalam garis
besarnya.
 Prosedur pembagian tugas serta hubungannya antara anggota kelompok masing-
masing.
 Kemajuan yaitu penetapan standard kemajuan yang hendak dicapai.
 Waktu yaitu rentang waktu kegiatan untuk mencapai tujuan
Pola sederhana untuk mengembangkan konsep manajemen dalam merumuskan suatu
program atau kegiatan dapat dilakukan dengan mendekatkan atau memetakan fungsi
manajemen dengan sarana menejemen dalam suatu matrik (contoh model spiegel)
seperti berikut:

Fungsi Sarana
Manajemen Man Money Machines Material Method Market

Planning-
     
Perencanaan

doc. willy-pppptk bmti -2017 13


Diklat Teknisi Bengkel

Organizing-      
Pengorganisasian
Actuating-  
Pelaksanaan
Controlling-      
Pengendalian

Tugas (Mandiri):
Berkenaan dengan tugas sebagai Teknisi Bengkel/Laboratorium, susunlah uraian tugas saudara
dalam bentuk matriks POAC sesuai dengan uraian tugas saudara.

B. PENGELOLAAN BENGKEL/LABORATORIUM BERBASIS


KINERJA

Pada bagian in akan dibahas tentang pengetahuan berkenaan dengan pengertian, fungsi, dan
kriteria bengkel/laboratorium untuk perencanaan dan pengorganisasian sumber daya, struktur
organisasi/mekaniske kerja pengelolaan bengkel/laboratorium serta dan Uraian tugas,
pengelolaan bengkel/laboratorium berbasis kinerja.

1. Pengertian dan Fungsi Bengkel/Laboratorium


Pengertian bengkel atau laboratorium sangat luas, mengingat banyaknya jenis kegiatan
yang dilakukan orang dengan menggunakan sarana laboratorium. Penggunaan bengkel/
laboratorium yang lain adalah sebagai tempat perawatan dan perbaikan, proses produksi
(teaching factory), dan penelitian.
Secara umum bengkel/laboratorium di sekolah diartikan sebagai tempat untuk praktik,
pembuatan prototype, penelitian atau pengujian, perawatan dan perbaikan
mesin/peralatan, atau tempat produksi (teaching factory). Namun, apapun jenis
kegiatannya, penggunaan bengkel/laboratorium harus dirancang dengan baik terlebih
dulu sehingga menjadi efektif sebagai sarana mencapai tujuan. Untuk mencapai
efektivitas bengkel/ laboratorium, para pengelola haruslah menerapkan manajemen
dengan benar. Manajemen bengkel/ laboratorium adalah sistem pengelolaan baku yang
diterapkan pada laboratorium. Oleh karena itu, fungsi-fungsi manajemen juga diterapkan

doc. willy-pppptk bmti -2017 14


Diklat Teknisi Bengkel

pada pengelolaan laboratorium. Fungsi-fungsi manajemen laboratorium meliputi hal


berikut:
 Perencanaan laboratorium, termasuk di dalamnya penataan laboratorium.
 Pengorganisasian laboratorium (struktur organisasi) dan uraian tugas
 Penempatan staf laboratorium
 Mekanisme pengelolaan laboratorium, meliputi administrasi laboratorium, prosedur
penggunaan mesin/peralatan, perawatan dan perbaikan mesin/peralatan, optimasi
laboratorium dan pengawasnya.

2. Pengelolaan Organisasi Bengkel/Laboratorium


a. Struktur Organisasi
Sebuah struktur organiasasi adalah kerangka-kerja yang menjelaskan bagaimana
sumber-sumber daya dan alur-alur komunikasi serta pembuatan keputusan
dialokasikan dan ditangani. Biasanya ditunjukkan dengan garis-garis pada bagan
organisasi, umumnya disebut dengan dengan organigram. Maksud utama struktur
organisasi adalah memastikan bahwa organisasi dirancang dengan cara yang paling
baik untuk mencapai sasaran dan tujuan-tujuannya.
Struktur organisasi dibuat untuk tujuan: menunjang strategi organisasi,
mengorganisasikan sumber daya dengan cara yang paling efisien dan efektif,
membagi tugas dan tanggung jawab, memastikan adanya koordinasi yang efektif dan
menggambarkan proses pembuatan keputusan, mengembangkan garis komunikasi,
memungkinkan terhadap kegiatan organisasi secara efektif.

b. Prinsip Desain Struktur Organisasi


Tidak ada ketentuan khusus tentang sebuah organisasi yang sehat, karena tergantung
pada sejumlah karakteristik tertentu setiap organisasi. Namun dapat digunakan
beberapa prinsip umum untuk menyatakan efektif atau tidak sebuah organisasi.
Secara prinsip desain organisasi mencakup: struktur harus mengikuti strategi; bagian
struktur itu harus dibagi ke dalam area khusus, sehingga ada pemusatan; jumlah
tingkat dalam struktur; menggambarkan adanya rentang kendali (sempit atau lebar);
menunjukkan adanya kesatuan perintah (kepada siapa melapor, siapa yang
berwenang membuat keputusan); menunjukkan adanya peran yang jelas pada setiap

doc. willy-pppptk bmti -2017 15


Diklat Teknisi Bengkel

jabatan; derajat sentralisasi dan desentralisasi; struktur organisasi dirancang untuk


menghadapi perubahan lingkungan.
Struktur organisasi disusun berdasarkan: fungsi, geografi, produk/jasa, proses
teknologi, berdasarkan pelanggan/klien.
Dilihat dari jenjang organisasi (tingkatan kedudukan satuan organisasi), struktur
organisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam:
 Struktur organisasi pipih : jenjang organisasinya 3 sampai dengan 3 tingkat
(lihat. Gbr:1)
 Struktur organisasi datar : jenjang organisasinya sampai dengan 4 tingkat (lihat
Gbr:2)
 Struktur organisasi matriks

Untuk efektivitas dan efisiensi organisasi perlu diusahakan agar banyaknya tingkatan
pada jenjang organisasi dibuat sependek mungkin. Jenjang organisasi yang terlalu
panjang dapat mengakibatkan terjadinya hambatan komunikasi, seperti perintah,
petunjuk, keputusan dari pucuk pimpinan kepada bawahan pada tingkat paling
bawah. Demikian juga halnya laporan dari bawahan pada tingkat paling bawah
kepada pucuk pimpinan akan menjadi lebih lama. Struktur organisasi curam masih
termasuk dalam golongan jenjang organisasi yang pendek.

c. Struktur Organisasi Bengkel/ laboratorium


Pengembangan struktur organisasi perlu mempertimbangkan aspek efektivitas dan
efisiensi. Pada bengkel/laboratorium sekolah, penentuan struktur organisasi
didasarkan pada luas tidaknya kegiatan bengkel/ laboratorium. Secara garis besar,
satuan-satuan organisasi harus ada pada struktur organisasi bengkel/ laboratorium,
yaitu kepala bengkel dan wakilnya, seksi-seksi (misalnya seksi produksi untuk
kegiatn teaching factory), gudang, perawatan dan perbaikan, dilengkapi dengan
pelaksana-pelaksana di dalam seksi-seksi tersebut.
Pada bengkel/ laboratorium yang lebih kecil, dimungkinkan hanya mempunyai satu
jenis kegiatan, posisi kepala seksi dapat diganti oleh mandor yang membawahi
beberapa pelaksana-pelaksana.

doc. willy-pppptk bmti -2017 16


Diklat Teknisi Bengkel

Penetapan bentuk Struktur Organisasi bengkel/laboratorium disesuaikan dengan


beban kegiatan dan misi bengkel/ laboratorium tersebut. Berikut ini contoh bagan
struktur organisasi bengkel/ laboratorium produksi (teaching factory) yang paling
sederhana.

2 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3

Gambar 1. Struktur Organisasi Bengkel/ laboratorium

Keterangan: 1. Direktur; 2. Kepala Seksi; 3. Pelaksana

2 2

3 3 3 3

doc. willy-pppptk bmti -2017 17


4 4 4 4 4 4 4 4

Gambar 2. Struktur Organisasi Datar

Keterangan: 1. Direktur; 2. Kepala Seksi; 3. Kepala Sub Seksi; 4. Pelaksana


Diklat Teknisi Bengkel

Berdasarkan gambar tersebut, garis besar uraian tugas dari satuan-satuan organisasi
bengkel/laboratorium yang paling sederhana adalah sebagai berikut:
1) Kepala bengkel/ laboratorium :
 Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
mengendalikan, dan menyempurnakan pelak-sanaan urusan produksi
(teaching factory), gudang, perawatan/ perbaikan, dan urusan administrasi
bengkel/laboratorium.
 Mengadakan hubungan kerja sama dengan pihak-pihak lain di luar
bengkel/ laboratorium.
 Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pimpinan.

2) Bagian Urusan:
 Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkordinir,
mengendalikan, dan menyempurnakan pelaksanaan produksi /teaching
factory (untuk kasi produksi), Gudang(untuk kasi gudang), perawatan dan
perbaikan (untuk kasi perawatan dan perbaikan).
 Melaksanakan hubungan kerjasama antarseksi.
 Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala bengkel dan bengkel/
laboratorium

3) Pelaksana:
 Melaksanakan perintah kerja
 Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala seksi

4) Bagian Administrasi(bila ada):


 Membantu pimpinan dalam urusan surat-menyurat,

doc. willy-pppptk bmti -2017 18


Diklat Teknisi Bengkel

 Rekapitulasi data-data, dan kearsipan.

d. Mekanisme Kerja bengkel/ laboratorium


Yang dimaksud dengan mekanisme kerja bengkel/ laboratorium adalah tata aliran
komunikasi/ kerja sama antara bagian di dalam bengkel/ laboratorium . Misalnya.
Bengkel/ laboratorium dibagi menjadi bagian-bagian produksi (teaching factory),
gudang, perawatan dan perbaikan mesin, dan pengawasan mutu. Agar kerja sama
antara bagian lancar maka perlu ditentukan lebih dahulu cara mereka berkomunikasi/
bekerja sama.

e. Optimasi Bengkel/ laboratorium


Bengkel/ laboratorium yang didirikan dengan peralatan/fasilitas yang memadai tentu
membutuhkan dana yang cukup besar. Pendirian bengkel/ laboratorium seperti ini
secara ekonomis pastilah mengharapkan keuntungan yang sebesar-besarnya pula.
Bengkel/ laboratorium praktikum/ pelatihan di sekolah yang didirikan oleh
pemerintah dan lembaga, tentunya dimaksudkan agar dapat dimanfaatkan untuk
melatihkan keterampilan kepada siswa sebanyak-banyaknya. Hal ini mengingat
bahwa mendirikan sekolah dengan fasilitas praktek yang memadai akan
membutuhkan dana yang cukup besar. Namun, suatu bengkel/laboratorium tentunya
juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, seperti keterbatasan daya tampung ruang
serta jumlah ataupun kemampuan mesin/peralatan yang dapat digunakan. Oleh sebab
itu, para pengelola bengkel/laboratorium perlu memperhitungkan kemampuan/
kapasitas bengkel/ laboratorium yang paling memungkinkan (optimal) untuk
digunakan.

f. Kriteria bengkel/ laboratorium


Yang dimaksud kriteria bengkel/ laboratorium adalah kerangka acuan yang
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan dan mengelola bengkel/ laboratorium
sehingga sasaran program sekolah dapat tercapai. Perangkat kriteria bengkel/
laboratorium dapat juga dijadikan sebagai pedoman untuk menilai kelayakan suatu
bengkel ataubengkel/ laboratorium pada sekolah. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam kriteria bengkel/laboratorium di sekolah adalah:

doc. willy-pppptk bmti -2017 19


Diklat Teknisi Bengkel

 Faktor Fisik
Faktor fisik bengkel/ laboratorium meliputi, jumlah siswa, jenis dan jumlah
peralatan, konstruksi bangunan dan penunjangnya, tata letak lingkungan
bengkel/ laboratorium , jenis dan jumlah perabot, jenis dan jumlah bahan.
 Faktor pengelolaan
Sebuah bengkel yang baik disamping dilihat dari faktor fisik atau tampilannya,
juga bisa dilihat dari sisi pengelolaannya, baik itu pengelolaan dari aspek
organisasinya maupun pengelolaan dari sisi aktivitasnya. Pengelolaan aktivitas
meliputi perencanaan kebutuhan, dan penggunaan serta pengembangannya.

TUGAS KELOMPOK
1. Buatlah skema struktur organisasi
bengkel/Laboratorium dimana anda bertugas. Dalam merancang, kembangkan
unsur/komponen organisasi yang perlu ada sesuai dengan kegiatan utama dan
tugas/beban kerja unit bengkel/laboratorium anda.
2. Lengkapilah struktur organisasi
bengkel/laboratorium dengan uraian tugas yang operasional dari setiap unsur
yang ada dalam struktur organisasi yang telah anda rancang.

Hasil dari tugas tersebut di atas akan menjadi salah satu dokumen atau evidence (bukti
fisik yang otentik) terhadap keberadaan sebuah bengkel/laboratorium yang dikelola
dengan baik.

C. TUGAS TEKNISI BENGKEL/LABORATORIUM


1. Pengantar tentang Teknisi Bengkel/Laboratorium
Teknisi adalah sebuah jabatan yang umunya ditemukan pada jenjang pendidikan
menengah sampai perguruan tinggi dan atau pada pusat pendidikan dan pelatihan, serta
bengkel di masyarakat (misalnya: bengkel sepeda motor; bengkel mobil). Bengkel sering
juga ditemukan dengan sebutan “workshop”. Bengkel sering disetarakan dengan
laboratorium. Pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi, pemahaman tentang
bengkel sebenarnya sangat berbeda dibandingkan dengan laboratorium. Khususnya

doc. willy-pppptk bmti -2017 20


Diklat Teknisi Bengkel

bengkel-bengkel teknologi seperti pemesinan, bengkel ketenagalistrikan, bengkel


fabrikaasi logam, bengkel kerja kayu, bengkel plambing, dan bentuk lain yang sejenis.
Jika dikaji ulang, sebenarnya penggunaan istilah laboratorium diawali pada laboratorium
di rumah sakit, atau sekolah yang memang memiliki laboratorium kimia atau dikenal
dengan science technician.

2. Peraturan terkait Keberadaan Teknisi Bengkel/Laboratorium


Seiring dengan perkembangan yang terjadi, dan dikaitkan dengan keberadaan PNS, maka
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah
menerbitkan peraturan terkait penilaian kinerja pegawai negeri sipil.
Dalam Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 26 Tahunn 2008,
tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah, sebagai berikut:

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

1. KOMPETENSI 1.1. Menampilkan diri 1.1.1. Bertindak secara konsisteni sesuai


KEPRIBADIAN sebagai pribadi dengan norma agama, hokum, social,
yang dewasa, dan budaya nasional Indonesia
mantap dan
1.1.2. Berperilaku arif
berakhlak mulia
1.1.3. Berperilaku jujur
1.1.4. Menunjukkan kemandirian
1.1.5. Menunjukkan rasa percaya diri
1.1.6. Berupaya menngkatkan kemampuan
diri

1.2. Menunjukkan 1.2.1. Berperilaku disiplin


komitmen
1.2.2. Beretos kerja yang tinggi
terhadap tugas
1.2.3. Bertanggung jawab terhadap tugas
1.2.4. Tekun, teliti, dan hati-hati dalam
melaksanakan tugas
1.2.5. Kreatif dalammemecahkan masalah
yang berkaitan deeengaaan tugas
profesinya
1.2.6. Berorientasi pada kualitas

2. KOMPETENSI 2.1. Bekerja sama 2.1.1. Menyadari kekuatan dan kelemahan


dalam

doc. willy-pppptk bmti -2017 21


Diklat Teknisi Bengkel

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

SOSIAL pelaksanaan tugas baik diri


2.1.2. Memiliki wawasan tentang pihak lain
yang dapat diajak kerjasama
2.1.3. Bekerjasama dengan berbagai pihka
secara efektif

2.2. Berkomunikasi 2.2.1. Berkomunikasi dengan berbagai pihak


secara lisan dan secara santun, empatik, dan efektif
tulisan
2.2.2. Memanfaatkan berbagai peralatan TIK
untuk komunikasi (TIK)

3. KOMPETENSI 3.1. Merencanakan 3.1.1. Merencanakan kebutuhan bahan


ADMINISTRASI pemanfaatan peralatan dan suku cadang dan
laboratorium laboratorium
sekolah/
3.1.2. Memanfaatkan katalog sebagai acuan
madrasah
dalam merencanakan bahan, peralatan
dan suku cadang laboratorium
3.1.3. Membuat daftar bahan peralatan, dan
suku cadang yang diperlukan
laboratorium
3.1.4. Merencanakan kebutuhan bahan dan
perkakas untuk perawatan dan
perbaikan peralatan laboratorium
3.1.5. Merencanakan jadwal perawatan dan
perbaikan peralatan laboratorium

3.2. Mengatur 3.2.1. Mencatat bahan, peralatan dan fasilitas


penyimpanan laboratorium dengan memanfaatkan
bahan, peralatan, peralatan teknologi informasi dan
perkakas dan komunikasi (TIK)
suku cadang
3.2.2. Mengatur tata letak bahan, peralatan
laboratorium
dan fasilitas laboratorium
sekolah/
madrasah 3.2.3. Mengatur tata letak bahan, suku cadang,
dan perkakas untuk perawatan dan
perbaikan peralatan laboratorium.

4. KOMPETENSI 4.1. Menyiapkan 4.1.1. Menyiapkan petunjuk penggunaan


PROFESIONAL kegiatan peralatan laboratorium
laboratorium
4.1.2. Menyiapkan paket bahan dan rangkaian
sekolah/ madrasah
peralatan yang siap pakai untuk
kegiatan praktikum
4.1.3. Menyiapkan penuntun kegiatan

doc. willy-pppptk bmti -2017 22


Diklat Teknisi Bengkel

DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI

praktikum.

KOMPETENSI KHUSUS

Teknisi Laboratorium IPA, Fisika, Kimia,


Biologi dan Program Produktif SMK
a) Membuat peralatan praktikum sederhana
b) Membuat paket bahan siap pakai untuk
kegiatan praktikum

TEKNISI LABORATORIUM BAHASA

Membuat rekaman audio visual dalam berbagai


media untuk kepentingan pembelajaran

TEKNIK LABORATORIUM KOMPUTER

a) Memelihara kelancaran jaringan komputer


(LAN)
b) Mengoperasikan program aplikasi sesuai
dengan kebutuhan mata pelajaran.

4.2. Merawat 4.2.1. Mengidentifikasi kerusakan peralatan


peralatan dan dan bahan laboratorium
bahan di
4.2.2. Memperbaiki kerusakan peralatan
laboratorium
laboratorium
sekolah/ madrasah

4.3. Menjaga 4.3.1. Menjaga kesehatan diri dan lingkungan


kesehatan dan kerja
keselamatan kerja
4.3.2. Menggunakan peralatan kesehatan dan
di laboratorium
keselamatan kerja di laboratorium
sekolah/ madrasah
4.3.3. Menangani bahan-bahan berbahaya dan
beracun sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
4.3.4. Menangani limbah laboratorium sesuai
dengan prosedur yang berlaku
4.3.5. Memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan.

doc. willy-pppptk bmti -2017 23


Diklat Teknisi Bengkel

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Ann Arbor.Modern School Shop Planning, Michigan, Praken Pub, 1957.


2. Direktorat tenaga kependidikan. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 26
Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga Bengkel/laboratorium Sekolah/Madrasah. Jakarta:
Ditjen PMPTK Depdiknas.
3. Depdiknas.2003. Pengelolaan Bengkel/ laboratorium Fisika.Jakarta.Proyek Peningkatan Mutu
SMA
4. Direktorat tenaga kependidikan. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Ditjen pmptk
kemendiknas. Jakarta
5. Dirjen dikti. 2005. Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Pengelolaan Bengkel/ laboratorium
PTN.
6. Depdiknas.2003.Pedoman Pendayagunaan Bengkel/ laboratorium dan Alat Pendidikan
IPA.Jakarta
7. Depdiknas, Sistem Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Untuk Pendidikan Dasar
Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2006.
8. PPPGT Bandung. Petunjuk Praktis Manajemen Bengkel dan Bengkel/ laboratorium , PPPG
Teknologi Bandung 1991.
9. Soenarto, Prof, PhD, Organisasi Dan Manajemen Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan,PTK,
UPI Bandung.
10. Sulipan, Administrasi Sekolah. PPPGT Bandung, 2004.
11. Siagian s.p. 2000. Manajemen stratejik. Bumi aksara, Jakarta
12. Siregar, c.j.p. 2007. Praktik Sistem Manajemen Bengkel/ laboratorium Pengujian Yang Baik.
Penerbit buku kedokteran egc. Jakarta
13. Ridhotullah Subeki dan Mohammad Jauhar. 2015. Pengantar Manajemen, Jakarta. Prestasi
Pustaka Jakarta
14. Cushway Barry dan Derek Lodge. 1993. Organizational Behavior and Design: Perilaku dan
Desain Organisasi: Struktur-Pekerjaan & Peran-Komunikasi-Motivasi, Jakarta. Elex Media
Komputindo.

doc. willy-pppptk bmti -2017 24


Diklat Teknisi Bengkel

Pengelolaan Aktivitas Bengkel/Laboratorium Berbasis Kinerja

a. Pengelolaan Perencanaan Kebutuhan Fasilitas


Bengkel/ Laboratorium mempunyai peranan yang sangat dominan dalam
keseluruhan kegiatan perusahaan/industri, ataupun pada sekolah. Agar
bengkel/laboratorium mempunyai nilai efektivitas tinggi haruslah direncanakan
berdasarkan jenis kegiatannya, letaknya, jumlah dan jenis mesin/peralatan yang akan
digunakan, luas dan tata letak laboratorium, serta rencana pengembangannya di
kemudian hari.

1) Tujuan
Hal yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mendirikan suatu bengekel/
laboratorium adalah tujuan pendiriannya. Secara umum, tujuan tersebut dapat
dibagi menjadi dua yaitu:
 Tujuan komersial, seperti bengkel/laboratoriumproduksi (teaching
factory),dan jasa.
 Tujuan non-komersial, seperti bengekl/laboratorium pelatihan dan
penelitian peserta didik disekolah.

2) Jenis kegiatan
Langkah berikutnya, setelah merumuskan tujuan, ialah menetapkan jenis
kegiatan bengkel atau laboratorium. Secara garis besar dapat, dikelompokkan
antara lain:
 Bengkel/ laboratorium untuk produksi (teaching factory)
 Bengkel/ laboratorium untuk praktikum/ pelatihan
 Bengkel/ laboratorium untuk penelitian/ pengujian
Bengkel/ laboratorium produksi (teaching factory) adalah bengkel/ laboratorium
yang memfokuskan kegiatannya pada proses produksi. Dalam bengkel/
laboratorium seperti ini biasanya jenis kegiatannya berantai dari persiapan
bahan baku yang diakhiri dengan QC hasil produksi.
Bengkel/ laboratorium untuk pelatihan adalah bengkel/ laboratorium dengan
fokus kegiatan berupa proses pemberian praktik keterampilan kepada peserta

doc. willy-pppptk bmti -2017 25


Diklat Teknisi Bengkel

pelatihan. Bengkel/ laboratorium penelitian mempunyai fokus kegiatan


menguji atau mencari metode/ temuan teori baru, menentukan kualitas barang,
dan pembuatan prototype.

3) Jenis dan jumlah fasilitas (ruangan dan peralatan)


Jenis maupun jumlah fasilitas yang akan digunakan di dalam bengkel/
laboratorium harus direncanakan dengan baik. Penentuan jenis dan jumlah
ruangan dan peralatan berkaitan dengan kapasitas ruang bengkel/ laboratorium
dan jenis kegiatan bengkel/ laboratorium yang dipilih. Jadi, andaikata jenis
kegiatan bengkel/ laboratorium adalah produksi (teaching factory) maka baru
akan diketahui jenis maupun jumlah ruangan dan peralatannya setelah
ditentukan lebih dahulu jenis dan jumlah produksi (teaching factory) yang
diinginkan. Demikian juga bengkel/ laboratorium praktikum/ pelatihan, jenis
dan jumlah ruangan dan peralatannya disesuaikan dengan jenis keterampilan
yang akan diberikan dan jumlah peserta latihan yang akan ditampung.

b. Pengelolaan Penggunaan Fasilitas


Bengkel/Laboratorium.
Pengorganisasian sumber daya bengkel/ laboratorium erat sekali kaitannya dengan
tujuan pendirian bengkel/ laboratorium . Disamping itu, karena bengkel/
laboratorium juga perlu dilengkapi dengan ruang administrasi (termasuk ruang
pimpinan dan staf) maka letak/posisi bengkel/ laboratorium terhadap ruang
administrasi tersebut harus diperhatikan hal yang lebih menguntungkan pencapaian
tujuan.
Pada bengkel/ laboratorium produksi (teaching factory)yang perlu ditonjolkan
kepada konsumen ialah jenis dan kualitas produk. Konsumen yang menginginkan
produk tersebut akan langsung minta informasi ke bagian administrasi. Baru setelah
itu konsumen menginginkan, diajak meninjau bengkel dan bengkel/ laboratorium .
Oleh sebab itu, untuk jenis bengkel/ laboratorium produksi, posisinyasebaiknya di
belakang ruang administrasi agar komunikasi dengan konsumen menjadi lebih
mudah.

doc. willy-pppptk bmti -2017 26


Diklat Teknisi Bengkel

Untuk bengkel/ laboratorium praktikum/ pelatihan, karena keberadaan biasanya di


lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan, maka posisinya ditempatkan dengan
memperhatikan mobilitas peserta didik untuk memudahkan mengaksesnya. Apabila
karena lokasi tidak memungkinkan pengaturan bengkel/ laboratorium . Biasanya
berdampingan dengan ruang kelas teori.
Untuk bengkel/ laboratorium penelitian, karena proses administrasinya serupa
dengan bengkel/ laboratorium produksi (teaching factory) maka penentuan posisi
belakang sebaiknya juga sama. Apabila karena lokasi tidak memungkinkan
pengaturan bengkel/ laboratorium dan ruang administrasinya, diusahakan agar posisi
bengkel/ laboratorium dengan ruang administrasinya berdampingan.
Ada beberapa aktifitas yang perlu dikelola dengan baik dalam penggunaan fasilitas
bengkel/laboratorium, diantaranya:

1) Tata Letak (Layout) Fasilitas


Setelah jenis, jumlah mesin/peralatan serta aliran proses kegiatan dengan
bengkel/ laboratorium ditentukan maka agar proses kegiatan menggunakan
mesin/peralatan tersebut lancar, letak peralata serta pembagian ruangan di
dalam bengkel/ laboratorium harus diatur sebaik-baiknya.

2) Inventarisasi Fasailitas
Semua fasilitas yang sudah direncanakan diadakan sesuai kebutuhan perlu
diadministrasikan dengan baik, agar keberadaan fasilitas tersebut dapat
digunakan seefektif mungkin dalam menunjang pelaksanaan fungsi
bengkel/laboratorium. Dalam kegiatan inventarisasi ini, selain
mencatat/mendata dan menyusun barang – barang/ bahan yang ada secara benar
menurut ketentuan yang berlaku, juga termasuk pengelolaan terhadap
penghapusan fasilitas yang memang sudah tidak berfungsi lagi.

3) Pemakaian Fasilitas
Agar keberadaan semua fasilitas yang ada dapat digunakan seoptimal mungkin,
maka pemakaiannya untuk berbagai aktivitas bengkel perlu dikelola dengan

doc. willy-pppptk bmti -2017 27


Diklat Teknisi Bengkel

baik. Siapa memakai apa, untuk apa dan dipakai dimana perlu di atur dan
teradministrasi dengan baik.

4) Pemeliharaan dan Perbaikan Fasilitas


Untuk menjaga agar fasilitas yang dimiliki tetap dalam kondisi yang baik,
sehingga dapat digunakan pada saat dibutuhkan, maka fasilitas tersebut perlu
dipelihara secara teratur agar fungsi-fungsi teknismya tetap terjaga. Termasuk
juga bagi fasilitas yang karena satu dan lain hal mengalami kerusakan, maka
fasilitas tersebut perlu diperbaiki. Pemeliharaan dan perbaikan yang baik bisa
memperpanjang umur teknis dari fasilitas tersebut.

c. Rencana Pengembangan
Dalam tahap perencanaan bengkel/ laboratorium sebaiknya juga sudah direncanakan
pula kemungkinan pengembangan bengkel/ laboratorium tersebut di kemudian hari.
Yang dimaksud dengan pengembangan bengkel/ laboratorium ialah pengembangan
kapasitas bengkel/ laboratorium . Bertambahnya kapasitas bengkel/ laboratorium ,
berarti perlu dipikirkan pula kemungkinan penambahan areal bangunan berikut
fasilitasnya. Ada dua faktor pokok yang mendasari atau mendasari pengembangan,
yaitu:

a. Program Praktikum yang diselenggarakan sekolah


Jenis program diklat dibuka sekolah berdasarkan animo masyarakat dan
kebutuhan dunia kerja. Program praktikum yang diselenggarakan tentu
menuntut disiapkannya sarana praktikum berupa ruangan bengkel/ laboratorium
beserta isinya. Berapa kebutuhan peralatan serta jenisnya dapat dikaji dari
dokumen kurikulum adalah silabus program pembelajaran yang
diselenggarakan.

b. Jumlah siswa perkelas


Jumlah siswa per kelas dalam pelaksanaan praktikum merupakan salah satu
aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan bengkel/ laboratorium ,
terutama untuk mementukan ukuran bengkel/ laboratorium . Untuk

doc. willy-pppptk bmti -2017 28


Diklat Teknisi Bengkel

mengefektifkan pemakaian, jumlah siswa yang ideal dalam satu kelas adalah 36
orang dan siswa dibagi menjadi 2 -3 kelompok perkelompoknya antara 12 sd
18 orang.

doc. willy-pppptk bmti -2017 29


Diklat Teknisi Bengkel

doc. willy-pppptk bmti -2017 30

Anda mungkin juga menyukai