MANAJEMEN
BAGI TEKNISI BENGKEL/LABORATORIUM
A. PENDAHULUAN
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan
kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. SMK merupakan sebuah sistem
yang bertujuan membekali peserta didik dengan pengetahuan (kemampuan kognitif),
memberikan pengalaman keterampilan/skill (kemampuan psikomotorik), serta membangun
sikap/etos kerja yang profesional (kemampuan afektif). Berkenaan dengan upaya mewujudkan
tujuan tersebut, secara empirik sering timbul masalah yang dapat mengganggu proses
tranformasi kemampuan tersebut. Salah satu penyebab adalah kurangnya kompetensi
pengelola pendidikan dilapangan. Kompetensi itu mencakup kemampuan administratif yang
menjadi tanggung jawab pengemban tugas di sekolah. Pengemban tugas di sekolah biasanya
guru mata pelajaran yang diberi tugas tambahan oleh kepala sekolah. Selain mengajar, guru
dapat menjalankan tugas-tugas administratif sebagai pengelola laboratorium pada jenjang
pendidikan SMA/Madrasah Aliyah dan pengelola bengkel pada SMK/MAK. Tugas tersebut
bersifat administratif.
Dari berbagai hasil penelitian ditemukan factor-faktor penentu keberhasilan dalam
mencapai mutu pendidikan, antara lain adalah guru dan sarana dan prasarana. Dalam
pembelajaran kejuruan penguasaan keterampilan oleh siswa merupakan hal utama, karena
orientasi tamatan SMK adalah bekerja. Di sisi lain, ketersediaan sarana dan prasarana
pembelajaran, peralatan praktik secara relative masih terbatas (terutama peralatan pokok
seperti mesin tidak mungkin tersedia sesuai dengan jumlah siswa). Sedangkan sarana
prasarana termaksud harus selalu dalam Kondisi siap pakai. Untuk itu, diperlukan personil
yang memiliki kemampuan pengelolaan sistem penggunaan peralatan dan pemeliharaan
peralatan, untuk menjamin keberlangsungan pembelajaran secara berkualitas.
Upaya peningkatan mutu pendidikan di SMK perlu didukung oleh adanya dengan
kemampuan manajerial Kepala laboratorium Sekolah untuk mendayagunakan sumber-sumber
belajar, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya
tujuan pendidikan di sekolah secara optimal.
Manajemen bengkel/laboratorium sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh
sumber daya manusia yang profesional untuk mengelola dan mengoperasikan peralatan
praktikum yang dimiliki sekolah, memahami kurikulum praktik yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan karakteristik siswa, sedrta memiliki kemampuan dan commitment
(tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal. Kesemuanya itu akan
berjalan dengan baik jika sistem penyelenggaraan diklat didukung oleh SDM yang profesional
serta sarana-prasarana praktik yang memadai untuk mencapai kegiatan belajar-mengajar
yang ideal. Selain hal tersebut penghargaan yang cukup bagi staf sesuai dengan fungsinya,
serta partisipasi stakeholder sekolah yang tinggi juga menentukan kelancaran pencapaian
tujuan pendidikan secara keseluruhan. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai/terpenuhi, maka
target pendidikan yang diharapkan akan sulit dicapai. Dengan demikian harus ada
keseimbangan antara komponen-komponen di atas.Untuk mencapai keseimbangan tersebut, di
perlukan pengelola bengkel dan laboratoium yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip
dalam pegelolaan sarana prasarana pembelajaran praktik.
Rujukan
Permendiknas nomor 26 Tahun 2008, tentang Standar Tenaga Laboratorium
Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara, Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir kegiatan diklat peserta diharapkan mampu:
a. Menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen dalam melaksanakan tugas sebagai
Teknisi Bengkel/Laboratorium di SMK;
Dasar-dasar Manajemen
Manajemen atau dalam Bahasa inggris “management” adalah upaya terarah dari
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Griffin, dalam buku “Management”,
mengatakan: “manajemen adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan,
fisik dan informasi guna mencapai sasaran organisasi secara efisien dan efektif.
Manajemen dapat diterjemahkan dengan “pengurusan” dan atau “pengelolaan”.
Manajemen merupakan sekelompok orang yang meduduki jabatan penting dalam suatu
organisasi. Mereka bertugas mengkoordinasi orang di bawah kendali mereka dan sarana
prasarana, melalui fungsi merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan,
mengendalikan, mengkoordinasi pekerjaan orang lain untuk mencapai tujuan.
Bahan ajar ini berisi materi tentang pengertian manajemen meliputi: definisi dan ruang
lingkup, elemen, fungsi (planning/ perencanaan, organizing/ pengorganisa-sian,
staffing/penempatan staf, directing/ pengarahan/pembinaan, controlling/
pengendalian/pengawasan), mekanisme kerja dan organisasi, serta uraian tugas.
Fungsi Manajemen
Harold Koontz & Cyril Donnel membagi fungsi manajemen menjadi perencanaan,
pengorganisasian, pengangkatan staf, pengarahan dan pengawasan/ pengendalian;
sedangkan Ricky W. Griffin manajemen mencakup proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efisien. Berikut ini akan paparkan hanya perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
a. Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan merupakan proses terpenting dan merupakan proses
mendefinisikan tujuan organisasi.
Fungsi perencanaan adalah penentuan dan pemilihan tujuan terlebih dulu dan
merumuskan tindakan-tindakan untuk mencapainya. Perenca-naan yang baik,
haruslah memuat jawaban atas pertanyaan: apa yang akan dikerjakan, mengapa
dikerjakan, di mana akan dikerjakan? kapan pengerjaannya? siapa yang akan
mengerjakannya? dan bagaimana cara pengerjaannya? Selain memuat jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut, perencanaan juga harus mempunyai sifat-sifat:
kalimatnya mudah dimengerti oleh orang lain: fleksibel, yaitu mudah disesuaikan
dengan situasi dan kondisi ; rasional, yaitu perencanaan harus berdasarkan fakta
yang obyektif , bukan sekedar menuruti selera saja.
1) Syarat-syarat Perencanaan
Luther Gullich menyebutkan syarat-syarat sebagai berikut:
Tujuan harus dirumuskan secara jelas.
Perencanaan harus sederhana dan realistis.
Memuat analisis-analisis dan penjelasan-penjelasan terhadap usaha-usaha
yang direncanakan.
Bersifat fleksibel.
Ada keseimbangan baik ke luar maupun ke dalam Ke dalam berarti
seimbang antara bagian-bagian dalam perencanaan tersebut. Sedangkan ke
luar berarti seimbang antara tujuan dan fasililtas yang tersedia.
Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, tenaga dan sumber daya yang
tersedia.
2) Fungsi Perencanaan
Dalam perencanaan harus jelas adanya visi dan misi organisasi, bidang garapan,
tujuan, kegiatan yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan, jadwal
pelaksanaan, sumber daya yang diperlukan, anggaran serta
penanggungjawab/pelaksana kegiatan. Selain itu suatu perencanaan memiliki
beberapa fungsi antara lain:
Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada
pelaksanaan rencana yang telah disusun.
Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya
yang dimiliki organisasi.
Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap
pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.
Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap
saat.
b. Organizing (pengorganisasian)
Fungsi organizing adalah fungsi pengaturan kegiatan oleh pimpinan sehingga dapat
mencapai tujuan. Pengorganisasian meliputi pembagian pekerjaan, pembuatan
struktur organisasi, serta penetapan tugas dan wewenang masing-masing. Selain hal
yang berkaitan denganpengorganisasian sumber daya manusia, juga mencakup
pengorganisasian sumber daya lain meliputi: peralatan, waktu, biaya dan
infrastruktur lainnya yang diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan program
atau kegiatan.
Di dalam pengorganisasian ada dua asas pokok yang perlu kita perhatian yaitu:
1) Asas Koordinasi
Asas koordinasi adalah sistem pengaturan dan pemeliharaan tata hubungan
agar tercipta tindakan yang sinergi dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan mulus maka diperlukan tiga syarat
pokok :
Adanya wewenang tertinggi, yang berfungsi sebagai pemberi arah.
Adanya kesediaan bekerjasama antara anggota karena merasa adanya
tujuan bersama yang ingin dicapai (konsultatif).
Adanya filsafat serta keyakinan yang sama yang dihayati oleh semua
anggota (kepedulian).
2) Azas Hirarki
Asas hirarki adalah suatu proses perwujudan koordinasi dalam sebuah
organisasi. Di dalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas, wewenang
dan tanggung jawab. Dalam hirarki ini diperlukan adanya kepemimpinan
(leadership), pendelegasian wewenang (disposition) dan pembatasan tugas
(authority/working area). Dengan demikian, secara garis besar,
pengorganisasian meliputi:
a) Pengelompokan kegiatan
Pengelompokan kegiatan ini dimaksudkan agar mempermudah pimpinan
mengawasi bawahan, mempermudah pelaksanaan tugas, mempermudah
pencapaian tujuan, serta untuk penentuan jumlah pelaksana kegiatan.
Pembuatan struktur organisasi, dengan struktur organisasi dapat
digambarkan dengan jelas aliran pertanggungjawaban masing-masing
kelompok kepada atasan tertentu ataupun juga memperjelas wewenang
masing-masing kelompok.
b) Pendelegasian wewenang
Pelimpahan wewenang tiap-tiap pekerjaan dapat diselesaikan pada jenjang
yang tepat. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan pada pucuk pimpinan,
ada yang dapat diselesaikan pada jenjang menengah, dan ada pula
pekerjaan yang langsung dapat diselesaikan pada jenjang paling bawah.
Orang-orang yang sudah ditunjuk untuk bekerja dalam rangka mencapai tujuan
memerlukan arahan sekaligus dorongan dari pimpinan agar dapat melaksanakan
kewajiban dan tugasnya.
Arahan ini dapat berupa perintah untuk memulai, mengubah, ataupun menghentikan
pekerjaan. Selain itu dalam fungsi ini, tugas pimpinan juga membimbing,
memotivasi dan memberi petunjuk kepada bawahan. Agar bawahan rela dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan perintah, sebaiknya pimpinan juga
memberitahu alasan-alasan serta latar belakang mengapa diperintahkan demikian.
Selain itu, agar perintah dapat dilaksanakan dengan baik perlu diperhatikan beberapa
prinsip berikut:
1) Perintah harus jelas, baik secara tertulis maupun lisan.
2) Perintah harus runtut. Perintah yang sekaligus banyak harus diurutkan,
mana yang harus didahulukan dan mana yang dapat dikerjakan belakangan. Jika
perlu, juga diberi target waktu penyelesaiannya.
3) Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat dan disertai sarana
yang cukup untuk melaksanakannya.
4) Perintah jangan bertentangan dengan norma kesusilaan dan
kemanusiaan.
d. Controlling (pengendalian)
Fungsi pengendalian mencakup tindakan mencegah jangan sampai terjadi
penyimpangan tindakan maupun hasil dari pada apa yang telah ditetapkan. Untuk itu,
pengendalian dibedakan menjadi pengendalian langsung dan tidak langsung.
Pengendalian langsung ialah pengawasan yang ditujukan pada proses kegiatannya.
Pengendalian tidak langsung ialah pengawasan hanya pada hasil pekerjaan.
Agar pengendalian dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu diperhatikan
beberapa hal berikut ini:
1) Menetapkan tolak ukur standar. Tolak ukur harus sudah ditetapkan pada tahap
perencanaan yakni kriteria-kriteria dari hasil kegiatan/pekerjaan yang dianggap
baik (tujuan tercapai).
2) Mengadakan evaluasi. Evaluasi adalah tindakan membandingkan hasil
pekerjaan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan, Bahan-bahan evaluasi dapat
diperoleh melalui laporan lisan atau tertulis dari bawahan ataupun hasil
peninjauan langsung pimpinan pada unit kerja bawahannya.
3) Mengadakan perbaikan. Perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil
untuk menyesuaikan hasil pekerjaan dengan tolak ukur yang sudah ditetapkan.
Untuk itu perlu dianalisis sebab-sebab terjadinya perbedaan tersebut.
4) Tindakan perbaikan pada umumnya memakan waktu dan dana. Oleh sebab itu,
agar penyimpangan kecil-kecil dapat segera diatasi maka laporan berkala sangat
penting dibuat dengan memberi laporan keadaan senyatanya.
Elemen Manajemen
Selain fungsi manajemen/ pengelolaan yang harus konsisten diterapkan, maka untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan diperlukan pula elemen/komponen
manajemen. Elemen manajemen tersebut sering dikenal sumber daya (resources) dengan
sebutan 6 M, yaitu:
a. Man (orang/manusia)
Orang adalah faktor yang paling menentukan dalam manajemen. Dalam manajemen,
manusialah yang membuat tujuan serta melakukan proses kegiatan untuk
mencapainya. Namun, manajemen tidak akan ada jika setiap orang bekerja untuk
dirinya sendiri tanpa adanya kontak dengan orang lain. Jadi, manajemen timbul
karena adanya kerja sama antar manusia. Dalam menetapkan orang untuk suatu
tugas, perlu dipertimbangkan kualifikasi dan kompetensinya serta jumlahnya.
b. Money (uang/dana)
Hampir semua kegiatan memerlukan dana (uang). Dalam manajemen, penggunaan
uang perlu diperhatikan secara teliti. Kesalahan atau kekurang-telitian dalam
penggunaan uang akan menyebabkan kegagalan atau ketidak-suksesan pencapaian
tujuan manajemen. Hal yang perlu diperhatikan terkait sumber dana adalah
darimana sumber dananya, dibelanjakan untuk apa serta bagaimana
mempertanggung jawabkannya.
c. Materials (barang-barang/bahan)
Pada dasarya kegiatan manusia dalam manajemen ialah mengurus materi/ bahan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya manajemen yang berangkat dari
adanya kegiatan manusia untuk mengurus materi. Hal yang harus diperhatikan
terkait pemenuhan bahan adalah spesifikasi, jumlah dan kualitas bahan.
d. Machines
(mesin-mesin/peralatan)
Mesin-mesin digunakan orang untuk mempermudah pencapaian tujuannya.
Persaingan antar manusia dalam pencapaian tujuan yang sejenis menyebabkan
perhatian yang meningkat pada bidang permesinan. Perhatian ini meliputi penciptaan
mesin-mesin baru yang lebih efisien, ataupun juga teknik-teknik baru dalam
pemeliharaan mesin-mesin yang sudah ada supaya mesin-mesin tersebut dapat
digunakan setiap saat.
e. Methods (metode)
Cara kerja atau metode juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil suatu
kegiatan. Metode yang tepat tentu akan melancarkan jalannya kegiatan. Dalam
pengelolaan organisasi metode disini rencana strategis yang meliputi : penentuan
visi, misi, kegiatan, kerangka kerja atau standar operasional prosedur (SOP) dll.
Bidang Manajemen
Bidang manajemen yang berkembang saat ini cukup banyak, sesuai dengan
berkembangnya bidang usaha yang melibatkan berbagai sumber daya. Secara garis besar
bidang manajemen dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:
a. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan system pengelolaan yang mengkonversikan
sejumlah input (masukan) menjadi out-put (keluaran) dengan berfokus pada realisasi
suatu produk barang atau jasa. Di SMK, terkait dengan manajemen produksi yakni,
kegiatan unit produksi dan atau teaching factory.
b. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah system kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk
berkembang, dan untuk mendapatkan laba.
c. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang
personalia atau dalam kepegawaian. Oleh karena itulah manajemen personalia dapat
didefenisikan sebagai berikut: “suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan antara lain
planning, organizing dan kontroling sehingga efektivitas dan efisiensi personalia
dapat ditingkatkan semaksimal mungkin”.Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang
dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
d. Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi adalah suatu system penataan kegiatan dalam bentuk
dokumen dan rekaman administrasi baik tertulis maupun elektronik terhadap
pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi.
Sementara itu, untuk mencapai tujuan manajemen yang telah ditetapkan dilakukan oleh
orang yang memiliki kemampuan, untuk itu diperlukan adanya standar kualifikasi
personal manajemen antara lain sebagai berikut:
Manager ialah orang atau orang-orang yang mengendalikan dan memimpin agar
tujuan tercapai.
Staf ahli, ialah orang atau orang-orang yang membantu manager dengan
pemikiran–pemikiran yang berguna dalam rangka pengendalian kegiatan.
Administrator, ialah orang atau orang-orang yang menetapkan dan mempertahankan
tujuan.
Pelaksana, ialah orang atau orang-orang yang langsung terjun melakukan pekerjaan yang
telah ditetapkan.
Mengembangkan konsep manajemen menjadi program sebagai suatu sistem untuk
mencapai suatu tujuan organisasi, selalu diawali dengan suatu perencanaan yang
mengarah pada suatu tujuan. Sebuah perencanaan yang baik hendaknya mengandung
unsur-unsur antara lain sebagai berikut :
Tujuan yang dirumuskan secara jelas dan dijabarkan secara operasional.
Kebijakan yaitu cara atau kebijaksanaan untuk mencapai tujuan dalam garis
besarnya.
Prosedur pembagian tugas serta hubungannya antara anggota kelompok masing-
masing.
Kemajuan yaitu penetapan standard kemajuan yang hendak dicapai.
Waktu yaitu rentang waktu kegiatan untuk mencapai tujuan
Pola sederhana untuk mengembangkan konsep manajemen dalam merumuskan suatu
program atau kegiatan dapat dilakukan dengan mendekatkan atau memetakan fungsi
manajemen dengan sarana menejemen dalam suatu matrik (contoh model spiegel)
seperti berikut:
Fungsi Sarana
Manajemen Man Money Machines Material Method Market
Planning-
Perencanaan
Organizing-
Pengorganisasian
Actuating-
Pelaksanaan
Controlling-
Pengendalian
Tugas (Mandiri):
Berkenaan dengan tugas sebagai Teknisi Bengkel/Laboratorium, susunlah uraian tugas saudara
dalam bentuk matriks POAC sesuai dengan uraian tugas saudara.
Pada bagian in akan dibahas tentang pengetahuan berkenaan dengan pengertian, fungsi, dan
kriteria bengkel/laboratorium untuk perencanaan dan pengorganisasian sumber daya, struktur
organisasi/mekaniske kerja pengelolaan bengkel/laboratorium serta dan Uraian tugas,
pengelolaan bengkel/laboratorium berbasis kinerja.
Untuk efektivitas dan efisiensi organisasi perlu diusahakan agar banyaknya tingkatan
pada jenjang organisasi dibuat sependek mungkin. Jenjang organisasi yang terlalu
panjang dapat mengakibatkan terjadinya hambatan komunikasi, seperti perintah,
petunjuk, keputusan dari pucuk pimpinan kepada bawahan pada tingkat paling
bawah. Demikian juga halnya laporan dari bawahan pada tingkat paling bawah
kepada pucuk pimpinan akan menjadi lebih lama. Struktur organisasi curam masih
termasuk dalam golongan jenjang organisasi yang pendek.
2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3
2 2
3 3 3 3
Berdasarkan gambar tersebut, garis besar uraian tugas dari satuan-satuan organisasi
bengkel/laboratorium yang paling sederhana adalah sebagai berikut:
1) Kepala bengkel/ laboratorium :
Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
mengendalikan, dan menyempurnakan pelak-sanaan urusan produksi
(teaching factory), gudang, perawatan/ perbaikan, dan urusan administrasi
bengkel/laboratorium.
Mengadakan hubungan kerja sama dengan pihak-pihak lain di luar
bengkel/ laboratorium.
Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pimpinan.
2) Bagian Urusan:
Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan, mengkordinir,
mengendalikan, dan menyempurnakan pelaksanaan produksi /teaching
factory (untuk kasi produksi), Gudang(untuk kasi gudang), perawatan dan
perbaikan (untuk kasi perawatan dan perbaikan).
Melaksanakan hubungan kerjasama antarseksi.
Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala bengkel dan bengkel/
laboratorium
3) Pelaksana:
Melaksanakan perintah kerja
Mempertanggungjawabkan tugasnya kepada kepala seksi
Faktor Fisik
Faktor fisik bengkel/ laboratorium meliputi, jumlah siswa, jenis dan jumlah
peralatan, konstruksi bangunan dan penunjangnya, tata letak lingkungan
bengkel/ laboratorium , jenis dan jumlah perabot, jenis dan jumlah bahan.
Faktor pengelolaan
Sebuah bengkel yang baik disamping dilihat dari faktor fisik atau tampilannya,
juga bisa dilihat dari sisi pengelolaannya, baik itu pengelolaan dari aspek
organisasinya maupun pengelolaan dari sisi aktivitasnya. Pengelolaan aktivitas
meliputi perencanaan kebutuhan, dan penggunaan serta pengembangannya.
TUGAS KELOMPOK
1. Buatlah skema struktur organisasi
bengkel/Laboratorium dimana anda bertugas. Dalam merancang, kembangkan
unsur/komponen organisasi yang perlu ada sesuai dengan kegiatan utama dan
tugas/beban kerja unit bengkel/laboratorium anda.
2. Lengkapilah struktur organisasi
bengkel/laboratorium dengan uraian tugas yang operasional dari setiap unsur
yang ada dalam struktur organisasi yang telah anda rancang.
Hasil dari tugas tersebut di atas akan menjadi salah satu dokumen atau evidence (bukti
fisik yang otentik) terhadap keberadaan sebuah bengkel/laboratorium yang dikelola
dengan baik.
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
DIMENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
KOMPETENSI
praktikum.
KOMPETENSI KHUSUS
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1) Tujuan
Hal yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mendirikan suatu bengekel/
laboratorium adalah tujuan pendiriannya. Secara umum, tujuan tersebut dapat
dibagi menjadi dua yaitu:
Tujuan komersial, seperti bengkel/laboratoriumproduksi (teaching
factory),dan jasa.
Tujuan non-komersial, seperti bengekl/laboratorium pelatihan dan
penelitian peserta didik disekolah.
2) Jenis kegiatan
Langkah berikutnya, setelah merumuskan tujuan, ialah menetapkan jenis
kegiatan bengkel atau laboratorium. Secara garis besar dapat, dikelompokkan
antara lain:
Bengkel/ laboratorium untuk produksi (teaching factory)
Bengkel/ laboratorium untuk praktikum/ pelatihan
Bengkel/ laboratorium untuk penelitian/ pengujian
Bengkel/ laboratorium produksi (teaching factory) adalah bengkel/ laboratorium
yang memfokuskan kegiatannya pada proses produksi. Dalam bengkel/
laboratorium seperti ini biasanya jenis kegiatannya berantai dari persiapan
bahan baku yang diakhiri dengan QC hasil produksi.
Bengkel/ laboratorium untuk pelatihan adalah bengkel/ laboratorium dengan
fokus kegiatan berupa proses pemberian praktik keterampilan kepada peserta
2) Inventarisasi Fasailitas
Semua fasilitas yang sudah direncanakan diadakan sesuai kebutuhan perlu
diadministrasikan dengan baik, agar keberadaan fasilitas tersebut dapat
digunakan seefektif mungkin dalam menunjang pelaksanaan fungsi
bengkel/laboratorium. Dalam kegiatan inventarisasi ini, selain
mencatat/mendata dan menyusun barang – barang/ bahan yang ada secara benar
menurut ketentuan yang berlaku, juga termasuk pengelolaan terhadap
penghapusan fasilitas yang memang sudah tidak berfungsi lagi.
3) Pemakaian Fasilitas
Agar keberadaan semua fasilitas yang ada dapat digunakan seoptimal mungkin,
maka pemakaiannya untuk berbagai aktivitas bengkel perlu dikelola dengan
baik. Siapa memakai apa, untuk apa dan dipakai dimana perlu di atur dan
teradministrasi dengan baik.
c. Rencana Pengembangan
Dalam tahap perencanaan bengkel/ laboratorium sebaiknya juga sudah direncanakan
pula kemungkinan pengembangan bengkel/ laboratorium tersebut di kemudian hari.
Yang dimaksud dengan pengembangan bengkel/ laboratorium ialah pengembangan
kapasitas bengkel/ laboratorium . Bertambahnya kapasitas bengkel/ laboratorium ,
berarti perlu dipikirkan pula kemungkinan penambahan areal bangunan berikut
fasilitasnya. Ada dua faktor pokok yang mendasari atau mendasari pengembangan,
yaitu:
mengefektifkan pemakaian, jumlah siswa yang ideal dalam satu kelas adalah 36
orang dan siswa dibagi menjadi 2 -3 kelompok perkelompoknya antara 12 sd
18 orang.