Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


SMK NEGERI 1 LAHAT
PT. SUMATERA BARA UTAMA

DISUSUN OLEH :

Nama : MUHAMMAD DAVIT IRWANSYAH


NISN : 004175164
Jurusan : GEOLOGI PERTAMBANGAN
Guru Pembimbing : RAHMAWATI, ST., MT.

PEMERINTAH PROVINSI SUMATRA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 LAHAT
TERAKREDITASI “A”
Jalan Bandar Agung Telp. (0731)323023 Lahat Sumsel 31414
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : MUHAMMAD DAVIT IRWANSYAH


NISN : 0041751644
Jurusan : GEOLOGI PERTAMBANGAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. SUMATERA BARA UTAMA


LAPORAN INI TELAH DIPERIKSA OLEH :

Project Manager Pembimbing Lapangan

A.N Kepala Sekolah Guru Pembimbing

Waka Humas dan Industri

Suyanto M. Dimaz Pratama

Rahmawati, ST., MT.


Drs. Syahfiral Syamsuar

Nip: 196708211992031004

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : MUHAMMAD DAVIT IRWANSYAH


NISN : 0041751644
Jurusan : GEOLOGI PERTAMBANGAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. SUMATERA BARA UTAMA


LAPORAN INI TELAH DIPERIKSA OLEH :

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktik KerjaIndustri
(Prakerin) di PT. Sumatera Bara Utama dari tanggal 1 Agustus 2022 sampai 1 Desember
2022. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat lulus untuk menyelesaikan
program studi di geologi pertambangan SMK Negeri 1 Lahat.
Dalam kesempatan ini saya selaku penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada orang orang yang membantu selama kegiatan Praktik Kerja Industri antara lain:
1. Keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam melaksanakan Praktik
Kerja Industri ini.
2. Ibu Maria Ulfah, S.PD.M.M selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Lahat.
3. Bapak Drs. Syahfiral Syamsuar, selaku kepala humas SMK Negeri 1 Lahat.
4. Bapak Lilik Sumarwoto, S.PD.,MM.,M.Pd.T, selaku Kepala Program Keahlian
Geologi Pertambangan.
5. Ibu Rahmawati, ST., MT, sebagai pembimbing laporan di SMK Negeri 1 Lahat.
6. Bapak Suyanto, selaku Project Manager PT. Sumatera Bara Utama.
7. Bapak Kokoy Kustiawan, selaku HRD PT. Sumatera Bara Utama.
8. Bapak M. Dimaz Pratama, selaku mine plan dan pembimbing lapangan.
9. Bapak Selamat, selaku pembimbing lapangan khususnya survey.
10. Bapak Andy Putra, selaku safety officer.
11. Bapak Doni Amirullah, selaku supervisor produksi.
12. Dan kepada seluruh karyawan yang turut membantu selama kegiatan prakerin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Prakerin ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk dapat penyempurnaan laporan Prakerin ini. Akhir kata, besar harapan penulis
agar Laporan Prakerin ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Lahat, Desember 2022


Penulis

M. DAVIT IRWANSYAH
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktik Kerja Industri merupakan suatu kegiatan yang wajib bagi seluruh siswa/i
SMK Negeri 1 Lahat. SMK Negeri 1 Lahat memiliki program studi 4 tahun khusus jurusan
Geologi Pertambangan. Dimana pada tahun keempat siswa/i diwajibkan melakukan praktik
kerja industri di perusahaan pertambangan.
Perusahaan tambang memiliki peranan penting bagi para siswa lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan, khususnya bagi siswa jurusan Geologi Pertambangan sehingga dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian, keterampilan, pengetahuan serta
etos kerja yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Perusahaan PT Sumatera Bara Utama (SBU) merupakan perusahaan tambang batu
bara yang telah menerapkan semua prosedur dengan baik. Oleh karena itu, penulis memilih
PT Sumatera Bara Utama sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan.
Kegiatan penambangan batu bara pada umumnya tidak lepas kaitannya dengan
kegitatan Pengeboran Ekslorasi, Survey dan Produksi. Dalam setiap kegiatan penambangan
oleh pemegang IUP dan IUPK dimulai dengan kegiatan Pengeboran Eksplorasi guna
mendapatkan informasi atau data yang akan digunaan sebagai sampel. Lalu kegiatan Survey
yang bertujuan untuk mencari informasi permukaan tanah. Dan kegiatan pertambangan juga
tak lepas kaitannya dari kegiatan produksi dimana dilakukan bebeapa tahapa yang akan
dibahas ada bab selanjutnya.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dibagi menjadi tujuan mum dan tujuan khusus sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Untuk dapat menggali pegetahuan dan pengalaman di lapangan, memupuk sikap
dan etos kerja siswa sebagai calon tenaga kerja, serta memecahkan berbagai
permasalahan yang ditemui di lapangan dengan metode analisa ilmiah yang
dituangkan kedalam bentuk laporan proyek akhir.
b. Tujuan Khusus
1) Menambah kesiapan siswa agar bisa terjun ke dunia industri dengan
pengalaman yang didapatkan.
2) Ingin memperdalam ilmu tentang perencanaan dengan menggunakan teori
yang kami dapatkan di Sekolah.
3) Agar kami mampu membuat suatu laporan ilmiah yang berisi pengetahuan dan
pengalaman lapangan yang diperoleh melalui suatu analisis ilmiah yang
diangkat dari kasus – kasus yang dijumpai kedalam bentuk suatu laporan.

C. MANFAAT
Adapun Manfaat dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan sebagai berikut:
a. Bagi pihak Sekolah :
Memperoleh masukkan kompetensi yang diperlukan suatu instansi pemerintahan
maupun swasta terhadap lulusan SMK khususnya Program Keahlian Geologi
Pertambangan, SMK Negeri 1 Lahat. Melalui masukan ini Geologi
Pertambangan,SMK Negeri 1 Lahat mampu memperbaiki kurikulum agar
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
b. Bagi Perusahaan/Industri :
Dapat menilai kualitas pendidikan Teknik Pertambangan, SMK Negeri 1 Lahat,
serta memberi masukkan kompetensi yang sesuai sehingga akan membantu
meningkatkan kemampuan lulusan yang dibutuhkan didunia kerja dan
meningkatkan peran terhadap dunia pendidikan.
c. Bagi Siswa :
1) Dapat mengetahui situasi pada dunia kerja secara nyata yang ada di PT
Wahana Bandhawa Kencana. Dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu
yang diperoleh siswa pada saat sekolah dengan ilmu yang diperoleh pada saat
kegiatan PRAKERIN.
2) Memperoleh kesempatan untuk berlatih kerja dilapangan (dunia kerja) dan
berlatih bekerja.
3) Dapat mengukur kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, serta
mendapatkan pengalaman baru.

D. PERENCANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Kegiatan Prakerin ini akan dilakukan dalam rentang waktu dari akhir Juli 2022
sampai akhir Februari 2023. Namun, jadwal pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan jadwal
yang diberikan perusahaan. Adapun rencana waktu pelaksanaan kegiatan PRAKERIN yang
penulis ajukan dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 1. Perencanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

E. PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Praktik Kerja Lapangan dilakukan penulis selama kurang lebih 4 bulan dimulai sejak
tanggal 1 Agustus 2022 sampai 1 Desember 2022. Dilaksanakan dalam waktu 3 hari kerja
dalam 1 minggu dan jam kerja sebagai berikut, Senin-Rabu pukul 07.00-17.30 WIB.
Bertempat di PT Sumatera Bara Utama bagian Survey dan Produksi.
Praktik kerja Lapangan ini dibagi menjadi 3 tahap, antara lain:
1. Tahap Persiapan Praktik Kerja Lapangan
Pada tahap ini penulis terlebih dahulu mengirimkan proposal ke perusahaan
tujuan.Setelah proposal sudah dikirim dan sudah di Acc oleh pihak perusahaanpenulis
melanjutkan ke tahap berikutnya.
2. Tahap Induksi dan Observasi Lokasi Praktik kerja Lapangan
Penulis melakukan observasi diperusahaan yang telah ditentukan. Penulis diajak
berkeliling melihat lihat lokasi, keadaan perusahaan, keadaan lapangan, pengenalan
karyawan, proses kerja karyawan guna menentukan judul laporan serta bagian yang
akan dipilih untuk Praktik Kerja Lapangan. Tahap ini dilakukan penulis selama 3 hari
mulai tanggal 1 Agustus - 3 Agustus 2022.

3. Tahap Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Secara keseluruhanpelakasanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan penulis selama
kurang lebih 4 bulan dimulai sejak tanggal 1 Agustus 2022 - 1 Desember 2022. Adapun
pelaksanaan kegiatan Prakerin dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jadwal Praktik Kerja Lapangan

2022
NO Kegiatan
Juli Agustu September Oktober November Desembe
s r

1 Tahap Persiapan

2 Tahap Induksi dan


Observasi
3 Tahap Pelaksanaan PKL

4 Kepulangan Penulis

BAB II
DATA UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan
PT. Sumatera Bara Utama (SBU) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pertambangan batubara yang berdiri pada tahun 2017 sebagai kontraktor pertambangan yang
beroperasi di Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Tri Mandiri Perkasa (TMP) yang berlokasi
di Desa Ulak Lebar, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan lokasi kantor
PT. Sumatera Bara Utama terletak di Kavling Blok B No.6 Kel. Bandar Jaya, Kec. Lahat,
Kab. Lahat. PT. Sumatera Bara Utama memiliki karyawan yang berjumlah lebih kurang 140
orang karyawan.

B. Letak dan Kesampaian Daerah


Lokasi PT. Sumatera Bara Utama yang beroperasi di Izin Usaha Pertambangan (IUP)
PT. Tri Mandiri Perkasa berlokasikan di Desa Ulak Lebar, Kabupaten Lahat, Provinsi
Sumatera Selatan. Peta lokasi IUP PT. Tri Mandiri Perkasa dapat dilihat ada Gambar 1.

Gambar 1. Peta lokasi IUP PT. Tri Mandiri Perkasa

C. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi PT. Sumatera Bara Utama (SBU) dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Struktur organisasi PT. Sumatera Bara Utama

D. Keadaan Geologi
Stratigrafi daerah cekungan Sumatera Selatan secara umum dapat dikenal satu
megacycle (daur besar) yang terdiri dari suatu transgresi dan diikuti regresi.
1. Kelompok Pra-tersier
Formasi ini merupakan batuan dasar (basement rock) dari Cekungan Sumatra Selatan.
Tersusun atas batuan beku Mesozoikum, batuan metamorf Paleozoikum Mesozoikum,
dan batuan karbonat yang termetamorfosa. Hasil dating di beberapa tempat menunjukkan
bahwa beberapa batuan berumur Kapur Akhir sampai Eosen Awal. Batuan metamorf
Paleozoikum-Mesozoikum.
2. Formasi Lahat
Formasi Lahat merupakan suatu rangkaian breksi vulkanik tebal, tuf, endapan lahar
dan aliran lava, serta dicirikan dengan kehadiran sisipan lapisan batupasir kuarsa.
Anggota Formasi Lahat dari tua ke muda adalah Kikim Bawah anggota batupasir kuarsa,
Kikim Atas. Formasi Lahat diendapan pada lingkungan danau, serta berumur Eosen –
Oligosen Awal. Ketebalan formasi ini 200-700 m.

3. Formasi Talang Akar


Setelah pengendapan Formasi Lahat, terjadi proses erosi secara regional. Bukti erosi
ini diperlihatkan oleh Formasi Talang Akar yang terendapkan tidak selaras diatas Formasi
Lahat. Setelah masa hiatus umur Oligosen Tengah, kemudian diendapkan sedimen pada
topografi yang rendah pada Oligosen Akhir. Variasi lingkungan pengendapannya berkisar
dari lingkungan sungai teranyam dan sungai bermeander yang berangsur berubah menjadi
lingkungan delta front dan lingkungan prodelta. Formasi Talang Akar berakhir pada masa
transgresi maksimum dengan munculnya endapan laut pada cekungan selama Miosen
Awal. Formasi ini memiliki ketebalan ± 460-610 m.
4. Formasi Baturaja
Anggota ini dikenal dengan Formasi Baturaja. Lingkungan pengendapannya shallow
marine, di atas dan di sekitar platform dan tinggian.Kontak pada bagian bawah dengan
Formasi Talang Akar atau dengan batuan Pra Tersier. Komposisi dari Formasi Baturaja
ini terdiri dari Batugamping Bank (Bank Limestone) atau platform dan reefal. Ketebalan
bagian bawah dari formasi ini bervariasi, namun rata-ratta 200-250 feet (sekitar 60-75 m).
Singkapan dari Formasi Baturaja di Pegunungan Garba tebalnya sekitar 1700 feet (sekitar
520 m). Formasi ini sangat fossiliferous dan dari analisis umur anggota ini berumur
Miosen. Fauna yang ada pada Formasi Baturaja umurnya N6-N7.
5. Formasi Gumai
Formasi ini diendapkan setelah Formasi Baturaja dan merupakan hasil pengendapan
sedimen-sedimen yang terjadi pada waktu genang laut mencapai puncaknya.
Hubungannya dengan Formasi Baturaja pada tepi cekungan atau daerah dalam cekungan
yang dangkal adalah selaras, tetapi pada beberapa tempat di pusat-pusat cekungan atau
pada bagian cekungan yang dalam terkadang menjari dengan Formasi Baturaja
(Pulonggono, 1986). Menurut Spruyt (1956) Formasi ini terdiri atas napal tufaan
berwarna kelabu cerah sampai kelabu gelap. Kadang-kadang terdapat lapisan-lapisan
batupasir glaukonit yang keras, tuff, breksi tuff, lempung serpih dan lapisan tipis
batugamping. Endapan sediment pada formasi ini banyak mengandung Globigerina spp,
dan napal yang mengeras. Westerfeld (1941) menyebutkan bahwa lapisan-lapisan Telisa
adalah seri monoton dari serpih dan napal yan mengandung Globigerina sp dengan
selingan tufa juga lapisan pasir glaukonit. Umur dari formasi ini adalah Awal Miosen
Tengah (Tf2) (Van Bemmelen, 1949) sedangkan menurut Pulonggono (1986) berumur
Miosen Awal hingga Miosen Tengah (N9 – N12). Lingkungan pengendapan formasi ini
adalah shallow – deep marine dengan tebal 200-500 m.
6. Formasi Air Benakat
Formasi Air Benakat diendapkan secara selaras di atar Formasi Gumai, dan
merupakan awal fase regresi. Didominasi oleh shale sisipan batulanau, batupasir dan
batugamping. Ketebalannya antara 100 – 1000 meter. Berumur Miosen Tengah sampai
Miosen Akhir, dan diendapkan di lingkungan laut dangkal.
7. Formasi Muara Enim
Batuan penyusun yang ada pada formasi ini berupa batupasir, batulempung, dan
lapisan batubara. Batas bawah dari Formasi Middle Palembnag di bagian selatan
cekungan berupa lapisan batubara yang biasanya digunakan sebgai marker. Jumlah serta
ketebalan lapisan-lapisan batubara menurun dari selatan ke utara pada cekungan ini.
Ketebalan formasi berkisar antara 1500 – 2500 kaki (sekitar 450-750 m). De Coster
(1974) menafsirkan formasi ini berumur Miosen Akhir sampai Pliosen, berdasarkan
kedudukan stratigrafinya. Formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal sampai
brackist (pada bagian dasar), delta plain dan lingkungan non marine. Ketebalan formasi
ini adalah 250-800 m.

8. Formasi Kasai
Litologi Formasi Kasai berupa pumice tuff, batupasir tufaan dan batulempung tufaan.
Fasies pengendapannya fluvial dan alluvial fan dengan sedikit ashfall (jatuhan erupsi
vulkanik, non-andestik). Pada Formasi Kasai hanya ditemukan sedikit fosil, beupa
moluska air tawar dan fragmen-fragmen tumbuhan. Umur Formasi Kasai adalah Pliosen
Akhir – Plistosen. Lingkungan pengendapan formasi ini fluvial dengan ketebalan >200 m.

Gambar stratigrafi regional cekungan Sumatera Selatan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Stratigrafi regional cekungan Sumatera Selatan

E. Flora dan Fauna


Di PT. Sumatera Bara Utama memiliki berbagai macam jenis flora dan fauna yang
dilindungi. Jenis flora yang dapat dijumpai di area tambang, antara lain pohon karet, pohon
durian, pohon jengkol, pohon sawit. Sedangkan jenis fauna yang dapat dijumpai, antara lain
burung, ular, anjing, ayam hutan, monyet.

F. Kegiatan Yang dilakukan di Perusahaan


PT. Sumatra Bara Utama menggunakan sistem penambangan tambang terbuka
yaitu Open Pit dan metode penambangan dengan menggunakan alat gali muat
(excavator) dan alat angkut (Dump Truck). Berikut adalah tahapan penambangan di
PT. Sumatra Bara Utama:
1. Ekplorasi
Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh
pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber – sumber alam yang
terdapat di tempat itu. Bentuknya bisa berupa batubara, emas, timah, dan sebagainya
tergantung dari potensi di masing – masing wilayah atau daerah yang di eksplorasi.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian eksplorasi tambang
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari suatu wilayah yang
berpotensi menghasilkan sumber daya alam tertentu. Biasanya, eksplorasi ini
merupakan bentuk tindak lanjut dan kajian mendalam dari penelitian yang sudah
ada sebelumnya. Sehingga, usaha eksplorasi tambang ini memiliki tujuan untuk
memaksimalkan potensi hasil tambang yang terdapat di wilayah tersebut. Tentunya
dengan mempertimbangkan faktor alami di wilayah tersebut.

2. Pembukaan Lahan (Land Clearing)


Land clearing dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pembersihan lahan
tambang batubara dari material hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar
sampai alang-alang. Umumnya kegiatan penambangan batu bara selalu diawali
dengan pembersihan lahan konsesi yang akan ditambang. Dalam proses land
clearing menggunakan alat berat seperti bulldozer ripper. Secara umum
membutuhkan waktu sesuai luas lahan yang akan ditambang. Proses pembukaan
lahan (land clearing) dapat dilihat pada gambar (….)
Gambar 4. Proses (Pembukaan Lahan) Land Clearing

3. Topografi
4. Perencanaan dan Pemetaan
5. Pengupasan Overburden
Kegiatan selanjutnya setelah land clearing dan pengupasan tanah pucuk adalah
pengupasan overburden. Pengupasan overburden merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengexpose lapisan batubara.Pemuatan dan Pengangkutan
Overburden Material overburden yang telah digali akan dimuat di dump truck dan
diangkut menuju ke disposal.Overburden yang berada di area disposal diratakan
dengan menggunakan Bulldozer Kegiatan ini dilakukan agar tidak mengganggu
proses penimbunan selanjutnya.
5.1 Pengupasan dan Pemindahan Top Soil
Pengupasan dan pemindahan top soil (tanah pucuk) ini dimaksudkan
untuk menyelamatkan tanah tersebut agar tidak rusak sehingga masih
mempunyai unsur tanah yang masih asli, sehingga tanah ini dapat
diguanakan dan ditanami kembali pada saat kegiatan reklamasi. Tanah
pucuk dapat ditimbun dengan dua cara yaitu backfilling dan penimbunan
langsung. Tanah pucuk yang akan dijadikan material backfilling biasanya
akan ditimbun ke penimbunan sementara pada saat tambang baru dibuka
dan akan diangkut kembali ke daerah yang telah tertambang. Kegiatan ini
dimaksudkan agar pit bekas tambang tidak meninggalkan lubang yang
besar dan dapat digunakan untuk kegiatan reklamasi.
5.2 Pengupasan dan Pemindahan Sub Soil

5.3 Pengupasan dan Pemindahan OB

5.4 Pendumpingan ke area Disposal

6. Progres Survey
6.1 Pengambilan Data Top Batubara
6.2 Pengambilan Data Bottom Batubara

7. Pembersihan Batubara (Coal Cleaning)


Setelah penggalian batuan penutup selesai dan lapisan batubara mulai terekspose,
maka kegiatan penambangan berikutnya adalah proses pembersihan lapisan batubara dari
unsur pengotor (sisa batuan penutup dan/atau parting). Kegiatan ini dikenal dengan istilah
coal cleaning. Hasil kegiatan coal cleaning ini adalah lapisan batubara yang bersih dan
berkualitas.
Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah dilengkapi dengan
cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan berupa
kuku tajam, melainkan berupa ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di
atas lapisan batubara dapat dihilangkan hingga sebersih mungkin.

8. Penggalian Batubara (Coal Getting)


Setelah batubara bersih dari material pengotor (parting) maka batubara
tersebut siap untuk digali (coal getting). Proses pemuatan batubara ke alat angkut
dilakukan oleh unit excavator, dimana alat angkut yang digunakan yaitu dump truck.
Selanjutnya batubara tersebut diangkut menuju ke stockpile mini tambang (ROM).
9. Hauling
Batubara yang telah digali tersebut akan diangkut menggunakan dump truck.
Pengangkutan ini bertujuan untuk memindahkan hasil galian dari front
penambangan menuju area stockpile.
G. Peralatan yang Dimiliki Perusahaan
Didalam kegiatan penambangan PT. Sumatera Bara Utama memiliki unit alat berat
dan alat angkut antara lain 8 (delapan) excavator, 4 (empat) bulldozer, 1 (satu) motor grader,
1 (satu) loader, 1 (satu) compactor dan 18 (delapan belas) dump truck yang dapat dilihat pada
Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Unit Alat Berat


Unit
No Keterangan
Type Vendor Kode
1 PC-200 SBP SE-01 General
2 PC-200 SBP SE-02 General
3 Cat-330 GC SBP SE-03 Produksi
4 PC-300 SBP SE-04 General
5 Cat-330 GC SBP SE-05 Produksi
6 Cat-330 GC SBP SE-06 Produksi
7 SK-200 SKB SKB E-07 General
8 SK-330 SKB SKB E-08 Produksi
9 Dozer D 06GC SBP SB-01 Support
10 Dozer D6R SKB SKB B-02 Support
11 Dozer D 85 Ess SKB SKB B-03 Support
12 Dozer D 85 Ess SKB SKB B-04 Support
13 M Grader SEM 915 SBP SMG-01 Support
14 M Loader SEM 655 D SBP SWL-01 Support
15 Compactor C 558 B SKB SKB V-01 Support

Tabel 4. Unit Alat Angkut


Unit
No
Type Vendor Kode
1 Mitsubishi 220 PS SBU SDT-01
2 Mitsubishi 220 PS SBU SDT-02
3 Mitsubishi 220 PS SBP SDT-03
4 Mitsubishi 220 PS SBP SDT-04
5 Mitsubishi 220 PS SBP SDT-05
6 Mitsubishi 220 PS SBP SDT-06
7 Mitsubishi 220 PS SBP SDT-07
8 Mitsubishi 220 PS SBP SDT-08
9 Mitsubishi 220 PS SBP SDT-09
10 Mitsubishi 220 PS SBP SDT-10
11 Hino 220 PS Kafa KDT-11
12 Mitsubishi 220 PS Kafa KDT-12
13 Mitsubishi 220 PS Kafa KDT-13
14 Mitsubishi 220 PS Kafa KDT-14
15 Mitsubishi 220 PS Kafa KDT-15
16 Mitsubishi 220 PS Kafa KDT-16
17 Mitsubishi 220 PS Kafa KDT-17
18 Mitsubishi 220 PS Kafa KDT-18

BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN

A. Gambaran Umum Kegiatan


1. Pengeboran Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi batubara, khususnya pada tahapan eksplorasi umum dan
eksplorasi rinci erat kaitannya dengan aktivitas pengeboran. Kegiatan pengeboran
eksplorasi batubara ini secara umum bertujuan untuk mengetahui data geologi bawah
permukaan (subsurface), diantaranya urutan stratigrafi batuan, posisi kedalaman
batubara, ketebalan batubara, untuk mendapatkan sampel batubara kemudian dianalisis
kualitasnya. Tujuan lain dari kegiatan pengeboran ini adalah untuk menambah titik
informasi yang berguna untuk meningkatkan kelas sumber daya dan cadangan serta
menambah keyakinan geologi. Metode pegeboran yang digunakan dalam eksplorasi
batubara di PT. Sumatera Bara Utama adalah incline hole. Sedangkan cara pengambilan
sampelnya menggunakan metode open hole, full core, dan touch core.

2. Survey
Survey topografi adalah survey yang bertujuan untuk mencari informasi permukaan
tanah. Informasi tersebut berupa tinggi rendah hingga keadaan fisik dan posisi suatu
benda, baik yang berupa alamiah maupun buatan manusia, di permukaan lahan yang akan
dipetakan. Survey ini sangat berguna dalam pembuatan peta topografi. Survey topografi
biasa dilakukan pada pekerjaan pertambangan.

3. Produksi
Kegiatan produksi merupakan suatu kegatan yang terdiri dari proses loading dan
hauling, dimana pada kegiatan loading dan hauling terdapat checker yang bertugas untuk
mencatat cycle time atau ritase dari alat muat dan alat angkut yang digunakan. proses
tersebut berguna untuk mengetahui efesiensi produktivitas dari alat yang digunakan
tersebut.

B. Rincian Deskripsi Jabatan/Jenjang Pekerjaan


Pada kegiatan prakerin di PT. Sumatera Bara Utama, penulis melaksanakan job desk
di tiga departemen yang berbeda. Adapun rincian deskripsi jabatan/jenjang pekerjaan sebagai
berikut.
1. Pengeboran eksplorasi
a) Wellsite
Seorang ahli geologi yang bertugas dilokasi pengeboran dalam suatu kegiatan
eksplorasi pemboran guna sebagai pengawas yang bertanggung jawab dalam
kelancaran pengeboran tersebut.
b) Operator alat bor (driller)
Pengebor (driller) bertanggung jawab langsung atas pekerjaan di rig pengeboran.
Dia megoperasikan control rig, mengawasi penggantian pipa bor dan operasi tripping,
serta mengarahkan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan.
c) Crew pengeboran
Bertugas menjalankan instruksi dari wellsite untuk mengerjakan tugas, seperti
memasang pipa bor, memperbaiki jika ada yang bermasalah (trouble), dan lain
sebagainya.

2. Survey topografi
a) Mine plan
Membuat peta rencana tambang yang mengambarkan crest toe, ramp, sump,
elevasi dan lainnya dengan menambahkan keterangan contur, mining block, dan
initial boundary. Membuat desain atau perencanaan tambang harian yang meliputi :
lokasi kerja (lokasi penggalian), batasan area kerja (boundary pit ), sequence
penambangan, rencana total produksi Over Burden dan batubara, lokasi penimbunan
material dan kapasitasnya (waste dump), alokasi perlatan (fleet allocation), jalan
(ramp), drainage tambang, dan estimasi jarak uang Over Burden. Melakukan
peninjauan lapangan guna mengontrol pelaksanaan penambangan agar sesuai dengan
rencana yang sudah dibuat. Menyusun dan menerbitkan Berita Acara Hasil
Perhitungan Volume bulanan dalam bentuk draf Berita Acara Invoicing (BAI).

b) Surveyor
Orang yang sudah mampu untuk melaksanakan segala jenis pengukuran dan
mampu menggunakan semua alat ukur, mengolah dan menampilkan data ukur dalam
bentuk grafik serta menguasi minimal salah satu program penggambaran.
c) Assisten surveyor
Orang yang mempunyai keahlian sebagai juru ukur yang bertugas mengambil data
dilapangan dan mampu menggunakan alat-alat ukur tanah, seperti Theodolit, Total
Station, dan Waterpass.
d) Instrument man
Orang yang membantu pengukuran yang mengetahui teori tentang pengukuran,
mereka minimal tahu posisi atau detail – detail yang perlu diukur.
e) Crew
Orang yang membantu dalam suatu team pengukuran yang mempunyai atau tidak
sama sekali pengetahuan tentang pengukuran misalnya tenaga lokal.
3. Produksi
a) Supervisor produksi
Orang yang membuat perencanaan, mengawasi, mengatur, bertanggung jawab
serta membuat laporan dalam suatu kegiatan produksi tambang.
b) Checker
Checker adalah seseorang yang bertugas mengamati dan mencatat ritase, yakni
siklus dalam waktu tertentu prngangkutan bahan tambang.

C. Hasil Pekerjaan serta Tugas dan Tanggung Jawab


Berikut hasil pekerjaan serta tugas dan tanggung jawab dari departemen yang telah
disebutkan pada pembahasan sebelumnya.
1. Pengeboran
a) Membuat deskripsi sample (cutting dan core)
b) Membuat lithology log.
c) Membuat laporan pagi (morning report).
d) Memperkirakan posisi atau letak geologi.
e) Mengarahkan para crew.

2. Survey
a) Melakukan survey pengukuran di permukaan untuk mendapatkan data yang akan
dipergunakan untuk merencanakan operasi pertambangan.
b) Menentukan arah dan posisi tambang.
c) Melakukan pembatasan area yang akan ditambang agar sesuai dengan rencana.
d) Melakukan monitoring terhadap elevasi, baik elevasi galian maupun jalan.
e) Mengukur hasil galian untuk mengetahui volume tanah dan batubara yang
terambil dan dipindahkan.
f) Merekonsiliasi hasil hitungan agar sesuai dengan data sebenarnya.
g) Memetakan area tambang agar supaya operasi berlanjut sesuai rencana.
h) Menyediakan data siap guna untuk diproses oleh mine planing.
i) Bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berhubungan dengan survey.

3. Produksi
a) Membuat perencanaan dan permintaan semua kebutuhan yang akan digunakan
pada saat melakukan proses produksi.
b) Mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi semua tugas bawahannya agar
sesuai dengan perencanaan, prosedur dan standar kerja perusahaan.
c) Bertanggung jawab dalam pencapaian target produksi dan kualitas standar hasil
produksi.
d) Bertanggung jawab pada ketertiban dan kedisiplinan bawahan.
e) Membuat laporan kerja dan melakukan analisis permasalahan kerja yang sedang
dihadapi secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai