Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI LABORATORIUM DAN GREEN HOUSE PLANT PROTECTION


RESEARCH & DEVELOPMENT PT. ARARA ABADI
SINARMAS FORESTRY

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Program


Praktek Kerja Lapangan

oleh :

Nama : Andi Setia


NISN : 0055664079

PROGRAM KEAHLIAN KEHUTANAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TUALANG

KECAMATAN TUALANG KABUPATEN SIAK

2023
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Nama : Andi Setia


NISN : 0055664079
Program Keahlian : Kehutanan
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Tualang
Judul Laporan : Pengendalian GulmaPada Hutan Tanam Industri Di Areal Eucalyptus
Pellita PT. Arara Abadi (R & D)

Telah disahkan pada tanggal: 18 SEPTEMBER 2023


Hari : JUMAT
Tanggal :18 OKTOBER 2023

MENYETUJUI

Ketua Prakerin SMK N 1 Tualang Pembimbing

Amril, S.P Gom Gom Manalu S.Hut


NIP. NIP.

MENGETAHUI
Kepala SMK N 1 TUALANG
Kordinator

Kepala Jurusan SMK N 1 Tualang

Elva Marya S. Hut Rozian Elfis, M.Pd

NIP. 198210242014032010 NIP.19740328 200312 2 2003


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

telah memberikan rahmat dan kesehatan kepada penulis sehingga Laporan Praktek

Kerja Lapangan ini dapat penulis selesaikan Praktek Kerja Lapangan pada tahun

ajaran 2022-2023 yang dilaksanakan di PT.ARARA ABADI ( R&D ) ini tepat

pada waktunya tanpa halangan suatu apapun.

Laporan ini berjudul “ Pengendalian Gulma Pada Hutan Tanam Industri

Acacia Crassicarpa Dan Eucalyptus Pellita Lokasi Di PT.Arara Abadi ( R&D )”.

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk melengkapi syarat guna menyelesaikan

pendidikan Disekolah Menengah kejuruan.

Akhirnya Dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk


menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam menyususn laporan ini,Penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Rozian Elfis,M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Tualang yang telah


memberikan dukungan kepada Penulis untuk melakukan Praktek Kerja

Lapangan ini.

2. Amril,S.T, selaku ketua Praktek Kerja Lapangan yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan.

3. Gomgom,selaku pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan

sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat selesai dengan baik.

4. Seluruh Majelis Guru dan Staf TU yang telah memberikan dorongan doa dan

semangat sehingga laporan ini bisa selesai dengan baik.

5. Seluruh staf dan karyawan PT.Arara Abadi ( R&D) terima kasih atas bantuan
dan bimbingan selama Kerja Lapangan Kerja.

6. Ayahanda dan ibunda yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik

secara materi maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini

tepat pada waktuya.

7. Seluruh teman seangkatan dan adik-adik kelas yang telah mendukung penulis

menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu pada bagian ini yang telah
memberikan motivasi dan arahan agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah ini
tepat pada waktunya.

Semoga bantuan yang telah diberikan dalam bentuk apapun akan mendapat berkat dari
Tuhan Yang maha Esa.Penulis menyadari untuk menciptkan sebuah karya tulis yang baik perlu
adanya perubahan dan perbaikan.Maka dari itu,Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.Akhirnya
Penulis mengucapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua terutama untuk dunia
pendidikan tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.

Tualang, Oktober 2023

Andi Setia

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan .................................................................................. 2
1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan .................................................................................. 2
1.4. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan ................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN UMUM DAN TEORITIS ................................................................... 4


2.1. Tinjauan umum ............................................................................................................ 4
2.1.1. Gambaran Umum PT Arara Abadi .......................................................................... 4
2.1.2. Plant Protection Division .................................................................................................. 5
2.2. Tinjauan Teoritis ............................................................................................................... 6
2.2.1. Penyakit busuk batang (Ceratocystis spp)................................................................ 6
2.2.2 Phlebiopsis.......................................................................................................................... 7
2.2.3 Turnera spp........................................................................................................................ 8

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 9

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 12


4.1.Kesimpulan............................................................................................................................ 12
4.2. Saran ................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13


LAMPIRAN ................................................................................................................................ 14

iii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Proses pelukaan batang A.magium………………............................................................. 14

2. Proses Inokulasi Penyakit Ceratocystis………………....................................................... 14

3. Inkubasi Penyakit…………… .......................................................…................................ 14

4. Tanaman mati akibat ceratocystis........................................................................................14

5. Prose Assesment ceratocystis………………...................................................................... 15

6. Proses pengukuran tinggi tanaman…...……………..…................................................... 15

7. Pemotongan kayu A.magium …………….....................................……………………… 15

8. Proses pembungkusan A.magium...................................................................................... 15

9. Proses pembungkusan A.magium …...………………....................................................... 16

10. Proses Inokulasi Phlebiopsis …………….................................………………………... 16

11. Proses cutting turnerra...................................................................................................... 16

12. Penanaman shoots turnerra............................................................................................. 16

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian pendidikan yang menyangkut proses
belajar melalui pengalaman diluar proses mengajar dengan tatap muka dengan maksud agar
siswa memperoleh keterampilan, intelektual, dan sosial pada dunia kerja dan industri serta
instansi terkait. Dalam upaya mencapai kompetensi siswa selain mengikuti pelajaran tatap muka
dan praktikum di lapangan, diwajibkan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan apa yang telah dipelajari
ketika berada di bangku pendidikan disekolah, perlu dilakukannya praktek secara langsung oleh
siswa, pada tempat yang memiliki kesesuian dengan kompetensi yang dimiliki serta dibutuhkan.
Perkembangan industri pulp dan paper di indonesia semakin meningkat. Hal ini
dikarenakan banyaknya masyarakat yang menggunakan produk pengolahan pulp dan
paper.Sehingga diperlukan bahan baku produksi yang berkualitas. Hal yang perlu dilakuan oleh
perusahaan yakni membudidayakan tanaman penghasil kertas dengan cara membuat lahan dan
membuat Hutan Tanaman Industri (HTI). Salah satu perusahaan yang membudidayakan tanaman
penghasil kertas adalah PT Arara abadi yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
Hutan Tanaman Industri (HTI). Perusahaan ini membudidayakan tanaman industri diantaranya
tanaman Eucalyptus sp. dan tanaman Acacia sp.
HTI ini skala area sangat luas, sehingga terdapat ancaman produktifitas HTI. salah
satunya adalah adanya penyakit tanaman. Penyakit yang sering ditemui adalah penyakit busuk
batang (Ceratocystis spp.), dan penyakit busuk akar/hati (Ganoderma philippii), maka dari itu
perlu adanya Pengendalian yang aman dan ramah lingkungan dalam mengendalikan patogen
adalah dengan menggunakan musuh alaminya melalui suatu mekanisme reaksi antagonistik
untuk menghambat atau membunuh patogen.

1
Pada umumnya jenis agen hayati yang dikembangkan adalah mikroba alami.Informasi
lebih lanjut mengenai penggunaan agen pengendali hayati diperlukan untuk menghambat infeksi
patogen penyebab penyakit busuk hati, Sampai sejauh ini Phlebiopsis masih digunakan sebagai
agen pengendali hayati dalam mengendalikan patogen.
Bunga pukul delapan (Turnera) jenis tumbuhan dari family Passifloraceae, yang berasal
dari Meksiko dan Hindia Barat.Di lingkup perkebunan, tanaman ini sering ditanam di sekitar
tanaman pokok karena menarik beberapa serangga predator untuk beberapa hama.
Di lingkup forestry, Turnera ditanam karena juga menjadi sumber makanan bagi
Kumbang Sycanus yang menajdi predator serangga Helopeltis yang menyerang pucuk tanaman
Acacia mangium alias Akasia. Pertumbuhan tanaman Akasia di umur 2 - 12 bulan jika terserang
berat akan terganggu sehingga pertumbuhan tanaman yang diukur dengan MAI tidak tercapai.
Turnera biasanya ditanam di Nursery atau pembibitan, di sepanjang jalan produksi dan ditempat
penampung hasil.

1.2. Tujuan praktek kerja lapangan


Adapun tujuan PKL yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses inokulasi penyakit ceratocystis pada bibit Acacia sp. serta melihat
proses munculnya gejala
2. Untuk mengetahui proses persiapan inokulum untuk produksi Phlebiopsis sp yang akan
digunakan sebagai pengendalian penyakit busuk hati di lapangan.
3. Untuk mengetahui proses perbanyakan Turnera sp. yang akan digunakan sebagai musuh
alami hama di HTI.

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Sebagai dasar untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu melalui
agen pengendalian hayati.

2
1.4. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan praktek kerja lapangan dilaksanakan di Laboratorium Plant Protection
Development, Divisi Research & Development PT. Arara Abadi Perawang- Sinarmas Forestry
pada bulan September-Oktober 2023 yang berlokasi di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak,
Provinsi Riau.

3
BAB II

TINJAUAN UMUM DAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Gambaran Umum PT.Arara Abadi


PT. Arara Abadi adalah salah satu perusahaan swasta yang di miiki oleh Sinar Mas
Group berdiri pada tahun 1996. Bergerak dibidang HTI (Hutan Tanaman Industri). Adapun luas
areal riau mencapai 300.000 Ha.
PT. Arara Abadi bergerak menjalankan visi dan misi operasional Hutan Tanaman Industri
(HTI) yaitu:
Visi : Menjadi Perusahaan kehutanan berkelas dunia yang memperaktekan pengelolaan hutan
secara lestari dengan mengembangkan hubungan social yang harmonis, layak secara ekonomis
dan ramah lingkungan.
Misi : Mengelola dan mengembangkan secara professional sumber daya hutan dengan
Menyediakan kesempatan dan lapangan kerja bagi masyarakat dan industry terkait serta
Memperbaiki kesejahteraan masyarakat sekitar dan melindungi areal hutan yang mempunyai
manfaat khusus.
PT. Arara Abadi Perawang terletak di Desa Pinang Sebatang Kecamatan Tualang
Kabupaten Siak yang terbagi menjadi Human Research Development (HRD) dan Research and
Development (R&D).
R&D memiliki beberapa fasilitas yaitu : Laboratorium Plant Protection Departement,
Laboratorium Biotechnology Departement, Laboratorium Soil Departement dan Laboratorium
Tissue Culture, Laboratorium Wood Technology, Forest Improvement.

4
2.1.2. Plant Protection Division
Plant Protection Division merupakan bagian dari R&D yang menangani
pengendalian dan pencegahan organisme penyakit tanam di lapangan, identifikasi penyakit,
produksi dan monitoring.
Laboratorium Plant Protection Division merupakan salah satu fasilitas PT. Arara Abadi
Perawang. Laboratorium ini digunakan untuk pengembangan agen hayati (Phlebiopsis sp.,
Trichodema sp., Bakteri Endofit, Ekstrak Eucalyptus) yang digunakan sebagai agen pengendali
untuk penyakit tanaman., identifikasi dan pengendalian hama, penyakit dan gulma. Di dalam
laboratorium ini terdiri dari ruangan Pathology Lab, Ruang laminar, ruang mikroskop, ruang
PCR, Ruang Chamber, ruang produksi Trichoderma sp., Ruang Produksi Phlebiopsis sp, ruang
Entomology, ruang Autoklaf dan Gudang Bahan Kimia.
Adapaun Struktur Plant Protection Division seperti telampir di bawah ini:

5
2.2. Tinjauan Teoritis

2.2.1. Penyakit Busuk Batang (Ceratocystis spp.)

Klasifikasi Ceratocystis spp yaitu Kingdom: Fungi; Class: Sordariomycetes; Subclass:


Hypocreomycetidae; Ordo: Microascales; Family: Ceratocystidaceae; Genus: Ceratocystis;
Spesies: Ceratocystis spp.
Infeksi dari cendawan ini biasanya terjadi melalui luka segar, (Ferreira, 2010). Hal ini
diperkuat dengan pernyataan Tarigan et al., (2011) Luka akibat pemangkasan dapat
meningkatkan risiko terhadap infeksi berbagai patogen termasuk jenis-jenis Ceratocystis sp.
Menurut Pertiwi (2014), cendawan ini bergerak melalui xilem sehingga cendawan ini patogen
utama pada jaringan tersebut, Ceratocystis menyebabkan noda yang mendalam dimana pun ia
tumbuh. Cendawan ini bergerak secara sistemik melalui tanaman seperti vaskular cendawan
layu, tapi lebih mudah membunuh jaringan parenkim daripada cendawan layu klasik. Cendawan
juga akan membunuh kambium dan jaringan kulit, menciptakan kanker pada batang atau cabang
Ceratocystis biasanya tumbuh baik pada suhu dari 18–28 ˚C dan mampu menghasilkan
ascospores dalam waktu seminggu. Cendawan bertahan pada kondisi yang merugikan sebagai
miselium dalam tanaman inang, atau sebagai aleurioconidia di dalam tanah atau ditanaman
inang. Secara makroskopis Ceratocystis memiliki warna koloni bagian atasnya berwarna putih
kehitaman, dengan bentuk miselium halus seperti kapas sedangkan warna koloni yang terlihat
dari bawah media adalah hitam.
Gejala yang ditimbulkan dari akibat serangan cendawan Ceratocystis ini adalah batang
dan cabang berwarna gelap, dan daun- daun menjadi layu dan dalam beberapa minggu daun-
daun tersebut akan mati (Pertiwi, 2014).

6
2.2.2. Phlebiopsis

Phlebiopsis merupakan jamur saprofitik dekomposer yang berperan sebagai agens


pengendali hayati dan sudah terbukti efektif dalam mengendalikan
penyakit busuk akar pada tanaman akasia yang disebabkan oleh patogen (European Food
Safety Authority (EFSA), 2013).
Potensi Phlebiopsis sebagai agen pengendali hayati ditemukan pada tahun 1959 oleh
Rishbeth (Rishbeth, 1952 dalam Sidorov, 2005). Banyak penelitian yang dikembangkan untuk
mencari strain Phlebiopsis yang efektif dalam mengendalikan patogen sejak diketahui
potensinya sebagai agens pengendali hayati. Sejak tahun 1991, Phlebiopsis mulai
dikomersialkan sebagai pengendali hayati yaitu dengan membuat formula bubuk kering dari
strain heterokaryon yang diisolasi dari tunggak Picea abies di Finlandia (Korhonen et al., 1994
dalam Sidorov, 2005). Strain yang dikembangkan tersebut kemudian dikenal dengan nama
Rotsto. Aplikasi spesies Phlebiopsis sebagai pengendali hayati patogen busuk akar pada
tanaman yang lain perlu dikaji untuk melihat efektivitasnya sebagai pengendali hayati karena
setiap mikroorganisme mempunyai interaksi yang berbeda-beda sehingga tidak dapat
digeneralisasikan (Irianto et al., 2006).

7
2.2.3. Turnera sp.

Bunga pukul delapan berasal dari india barat yang dapat ditemukan pada ketinggian 10-
250 m dpl yang tumbuh berkelompok. Bunga pukul delapan (Turnera subulata) di perkebunan
dimanfaatkan sebagai tanaman tempat hidup predator hama ulat api. Tanaman ini membutuhkan
penyinaran cahaya matahari yang cukup sehingga penanaman dilakukan pada daerah terbuka
yang bebas dari naungan. Penanaman bunga Turnera subulata pada area terbuka di samping
jalan perkebunan kelapa karena membutuhkan penyinaran yang cukup sebagai tanaman inang
musuh alami(Prabowo, 2009).
Faktor Faktor Yang Mempengruhi Pertumbuhan Bunga Pukul Delapan Intensitas Cahaya
Pertumbuhan tanaman bunga pukul delapan (Turnera ulmifolia) selain ditentukan oleh
kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya cahaya dan lamanya penyinaran matahari dalam
satu hari.. Perubahan suhu beberapa derajat dapat menyebabkan perubahan yang nyata dalam
laju pertumbuhan tanaman. Pada tahap tertentu dalam daur hidup tanaman dan pada kondisi
kajian tertentu, tiap jenis atau varietas mempunyai suhu minimum, optimum dan maksimum. Di
bawah suhu minimum tumbuhan tidak akan tumbuh, pada rentang suhu optimum laju
pertumbuhan paling tinggi, sedangkan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh bahkan
mati. Menurunnya laju pertumbuhan diduga bukan karena bibit mengalami penuaan hal ini
kemungkinan aktivitas enzim pada saat suhu turun terhambat. Begitu juga peningkatan
pertumbuhan diikuti dengan bertambahnya laju pertumbuhan secara perlahan. Rata-rata suhu
udara yang dibutuhkan untuk aktifitas tanaman berkisar pada 15 C hingga 40 C (Tirta, 2012)

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Skrining Ketahanan Acacia mangium terhadap Penyakit Ceratocystis


(Ceratocystis wilt Disease/CWD)

Adapun proses skrining ketahanan A. mangium terhadap penyakit Ceratocystis adalah


sebagai berikut:
1. Proses Inokulasi penyakit Ceratocystis
a. Persiapan Isolat Ceratocystis
Isolat ceratocystis yang memiliki tingkat agresivitas tinggi (virulen/ganas) ditumbuhkan
pada media PSA (Potato Sucrose Agar) di dalam cawan petri dan diinkubasi selama 7-14 hari
untuk digunakan pada tahap inokulasi
b. Persiapan Bibit A. mangium
Bibit A. mangium berumur 3-4 bulan dari Nursery R&D dipindahkan terlebih dahulu ke
Green House Plant Protection untuk diaklimatisasi selama 1-2 minggu..
c. Proses Inokulasi Isolat Ceratocystis
Isolat Ceratocystis yang sudah disiapkan sebelumnya, di inokulasi pada bibit akasia,
dengan cara melukai bagian batang bibit menggunakan jarum pada ketingian 5-10 cm dari
pangkal batang. Kemudian potogan isolat dari media PSA (bagian sporanya) ditempelkan pada
luka dan ditutup dengan parafilm. Pastikan isolat tetap menempel pada batang tanaman yang di
inokulasi.

9
2. Proses pengambilan data / assesment

Proses assesment dilakukan pada umur 60 hari setelah inokulasi (HSI). Proses ini
dilakukan untuk mengetahui gejala yang timbul pada tanaman target (akasia). Parameter
pengamatannya adalah tinggi tanaman, diameter, lesio luar dan lesio dalam serta mengamati
kondisi tanaman (sehat atau mati). Pengukuran lesio diukur dari titik inokulasi sampai dengan
titik terakhir terjadinya pembusukan / nekrotik. Pengukuran tinggi dilakukan dengan mengukur
dari pangkal batang hinga ke titik tumbuh tanaman.

3.2 . Produksi Phlebiopsis sp.


Adapun tahapan atau proses produksi Phlebiosis sp adalah sebagai berikut:
1. Persiapan batang A. mangium sebagai bahan pembuatan inokulum Phlebiopsis sp. tumbuh di
alam.
a. Batang A mangium alami yang digunakan diameter batang tanaman 2- 2.5 cm. Batang
A. mangium yang masih sukulen (banyak mengandung air ) bagus untuk digunakan.
b. Batang dipotong kecil dengan ukuran 1x1 cm menggunakan mini bandsaw atau gergaji
manual.
2. Inokulasi Kayu dengan Isolat/Biakan Phlebiopsis sp.
a. Potongan kayu dimasukan kedalam plastik sebanyak 350-400 potong. Plastik yang di
gunakan merupakan plastic kaca tahan panas, transparan, berukuran 20x30 cm. dengan
ketebalan 0,6 mm.
b. Bungkusan potongan kayu ditutup rapat dengan stapler dan disterilkan dalam autoklaf
pada suhu 120˚C tekanan 1,8 cmHg (kgf/cm2) selama 30 menit.
c. Bungkusan potongan kayu dikeluarkan dari autoklaf kemudian didiamkan sampai
dingin.
d. Potongan kayu di inokulasi dengan memasukan 5 potong inokulum kayu Phlebiopsis sp
yang sudah jadi. Inokulasi juga dapat dilakukan dengan memasukan isolat Phlebiopsis
sp dari media Potato Sucrose Agar (PSA).

10
e. Proses inokulasi dilakukan dalam kondisi steril pada laminar flow cabinet.
f. Sebanyak 35 bungkusan potongan kayu yang sudah diinokulasi dimasukan dalam
kantong plastik besar transparan (karung plastik)
3. Inkubasi
a. Karung plastik disusun rapi pada ruangan yang higienis dengan suhu dalam ruangan
±28˚C. Ruangan yang higienis dibutuhkan agar proses inkubasi berjalan steril, tidak
terdapat kontaminasi.
b. Dibutuhkan waktu 3-4 minggu agar Phlebiopsis sp mengkoloni seluruh ptongan kayu di
dalam plastik.
c. Inokulasi Phlebiopsis sp yang sudah matang berumur ±1 bulan sudah dapat digunakan.
Inokulum Phlebiopsis sp dapat bertahan sampai 4 bulan pada masa penyimpanan.

3.3. Perbanyakan Bunga Pukul Delapan (Turnera sp.)

1. Persiapan Stek
a. Ambil stek dari tanaman Turner asp. Yang sudah tua ( berumur > 3 Bulan)
b. Lakukan pengambilan stek dengan menggunakan gunting dengan Panjang stek +- 15
cm.
2. Penanaman stek
a. Tanam stek pada media di dalam tabung /polybag.
b. Gunakan media yang sama dengan media nursery (media bekas Nursery ) atau media
alternative yang tersedia di distrik.
c. Beri label pada setiap rak atau polybag yang berisi informasi tanggal semai.
3. Perawatan di Nursery
a. Lakukan perawatan utama dengan penyiraman untuk mencegah kekeringan.
b. Pastikan perawatan dimulai dari bawah naungan selama 2 minggu Setelah itu bibit
sudah bisa dipindahkan ke open area.

11
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Penyakit pada tanaman Akasia yang sering ditemui dilapangan adalah penyakit busuk
batang Ceratocystis spp, dan penyakit busuk akar/hati Ganoderma philippii. Pengendalian
penyakit busuk batang Ceratocystis adalah dengan menanam material tanaman yang tahan
terhadap penyakit Ceratocystis, yang diperoleh dari hasil skrining ketahanan Akasia terhadap
penyakit Ceratocystis di Green House Plant Protection, R&D. Adapun Pengendalian terhadap
busuk akar Ganoderma philippii yang dilakukan dengan memanfaatkan Phlebiopsis sp. Sebagai
agen hayati yang bersifat ramah lingkungan.
Selain itu di lingkup Forestry, juga dilakukan perbanyakan Turnera sp. Sebagai habitat
utama musuh alami seperti Kumbang Sycanus sebagai predator untuk mengendalikan hama
Helopeltis sp. yang menyerang pucuk tanaman Acacia mangium dan Eucalyptus.

4.2. Saran

Diharapkan perlu dilakukan pengembangan dalam pengendalian bersifat aman dan ramah
lingkungan seperti penggunaan angen hayati dan penggunaan musuh alami untuk mengendalikan
hama dan penyakit pada tanaman.

12
DAFTAR PUSTAKA

EFSA. 2013. Scientific Opinion on Dietary Reference Values for Energi. Parma, Italy, European
Food Safety Authority Panel on Dietetic Products, Nutrition and Allergies. EFSA Journal
11:1 pp.112.

Irianto, R.S.B., Barry, K.M., Hidayati, N., Ito, S., Fiani, A., Rimbawanto, A., &
Mohammed, C.L. (2006). Incidence, spatial analysis and genetic trial of root rot of
Acacia mangium in Indonesia. Journal of Tropical Forest Science, 18, 157-165.
Sidorov, E. (2005). Efficacy of different concentrations of Rotstop® and RotstopS and
imperfect cover of RotstopS against Heterobasidion spp. infections on Norway
spruce stumps (Final thesis no. 66). Southern Swedish Forest Research Centre Alnarp

Tarigan. et.al. 2011. Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Herba Suruhan (Peperomia
pellucida (L.) Kunth) Pada Mencit Jantan. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology.
Vol 1 (1): 37 – 43.

13
LAMPIRAN

Gambar 1. Proses Menimbang Bahan


Media Agar Gambar 2. Pengayakan Cerena
Gambar 3. Proses Isolasi Santo Monas Gambar 4. Proses Cutting Turrnera

14

Gambar 5. Proses Peluka’an Batang Ep


15

Anda mungkin juga menyukai