Anda di halaman 1dari 2

HASIL WAWANCARA SEORANG JURU PARKIR

Nama : Fazila Arista


Nim : 200501032
Prodi : Ilmu Komunikasi

Salah satu Ampera dan warung nasi goreng di Sebelah pasar sail dijaga dan diawasi
oleh seorang Juru Parkir kelahiran 1979 bernama ibu Enli berumur 42 tahun.Ibu enli ini
sudah menjadi juru parkir selama 1 Tahun,Ibu Enli bertugas mulai dari jam 10.00 wib s/d
16.00 wib,setiap harinya Bu Enli mendapatkan penghasilan yang berbeda,tergantung
seberapa ramai orang yang datang untuk belanja.Dari uang yang Ibu Enli dapatkan,ia harus
menyetorkan sebesar Rp.25,000 kepada orang-orang dinas perhubungan yang dikutip
langsung ke tempat.
Beralamat di Harapan Jaya kulim,Ibu Enli sudah berkeluarga,sudah menikah selama
11 tahun dan kini memiliki seorang anak perempuan yang sudah berumur 6 tahun,Ibu Enli
terpaksa harus ikut bekerja mencari nafkah lantaran penghasilan Suami (Bapak Hartono)
berumur 46 tahun yang juga seorang Juru Parkir tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka.Suami Ibu Enli adalah seorang juru parkir di sekitaran WW
Ponsel,dulunya ia pernah menganggur selama satu tahun, kemudian menjadi seorang kuli
bangunan,namun karna penghasilan yang tak cukup ia akhirnya mencoba menjadi seorang
juru parkir hingga saat ini,
Ibu Enli harus mengurusi pekerjaan rumah setiap paginya sebelum berangkat
bekerja,anaknya yang berumur 6 tahunpun ikut menemani sang ibu bekerja,bahkan untuk
menghemat uang,mereka bekerja dan membawa bekal dari rumah sebagai makan siang.Bu
Enli juga pernah masuk Rumah Sakit karena ia memiliki penyakit pada limpa-nya,dan
ternyata ia juga memiliki masalah pada ambung,untuk hal itupun mereka harus mengeluarkan
cukup banyak uang simpanan mereka yang seharusnya mereka kumpulkan untuk biaya
sekolah anaknya kelak.
Selepas dari rumah sakit,bu Enli dibekali obat sirup yang ternyata adalah obat
lambung,dan obat itu selaludibawa setiap harinya.Bu Enli terlihat sangat saying pada
anaknya,terlihat beberapa kali ia mencium anaknya sembari tersenyum seperti itu adalah obat
Lelah untuk nya.Suami nya yang berangkat bekerja sudah dari jam 7 pagi sampai dengan jam
6 sore,akan berkumpul dan bertemu anak istrinya lagi dirumah Ketika malam hari.
Bu Enli juga bercerita bahwa tak jarang orang yang belanja tak ingin membayar
parkir terutama seperti Ojek Online yang bersikeras untuk tidak bayar parkir,namun apalah
daya Bu enli sehingga ia harus membiarkan Ojek Online tersebut pergi begitu saja.Padahal
tarif parkir motor hanya Rp.1000 dan mobil Rp.2000.Namun tak jarang beberapa pembeli
justru memberi bu Enli uang lebih sebagai tanda terimakasih.Demi untuk membantu
keuangan keluarga Bu Enli juga pernah menjadi pengepul botol plastic dan
semacamnya,namun hal itu dirasa tidak menguntungkan baginya hingga akhirnya ia memilih
menjadi seorang juru parkir.
Bu Enli berharap agar anaknya kelah menjadi anak yang pintar dan membanggakan
karna dari itu Bu Enli tak segan untuk mendaftarkan anaknya ke tempat les untuk rajin
belajar.

Anda mungkin juga menyukai