05 V 2.0 Konstruksi
05 V 2.0 Konstruksi
2
KATEGORI BANGUNAN
1. Gedung
(rumah tinggal, kantor, sekolah, RS, ruko)
2. Fasilitas Transportasi (jembatan,
terowongan, landasan pesawat terbang)
3. Fasilitas sumber daya air
(bendungan, bendung, krib, struktur
pelabuhan laut)
4. Fasilitas geoteknik (terowongan
bawah tanah/laut, fondasi, basement)
5. Monumental (patung, gapura, tempat
ibadah, museum)
1. Pasangan Bata
NRM : Non Reinforced Masonry
RM : Reinforced Masonry
CM : Confined Masonry
2. B3B (Blok Beton Berongga Bertulang)
3. Bambu
4. Kayu
5. Baja
4
Lanjutan: Bahan Konstruksi
6. Beton
R/C = Reinforced Concrete
(beton bertulang). Cor ditempat.
PCC = Precast Concrete
(beton pracetak). Fabrikasi, dirakit ditempat.
PSC = Pre Stressed Concrete
(beton prategang).
Pra-tension Post-tension
(tarik kabel cor) (cor tarik kabel)
7. Komposit
(contoh SRC = Steel Reinforced Concrete)
8. Hybrid (contoh : CFST – Concrete Filled Steel
Tube) 5
Lanjutan: Bahan Konstruksi
Tabel 5.1
Kekuatan dan Kelemahan Bahan Bangunan
Sumber : [9]
6
FAKTOR BANGUNAN RENTAN GEMPA
1. Kesalahan dalam disain
aspek konfigurasi struktur, misalnya:
denah yang sangat tidak beraturan,
aspek kekuatan, misalnya:
teknik penjangkaran tulangan yang salah,
tidak ada konektor antar elemen struktur,
aspek kekakuan, misalnya:
pelat lantai terlalu lentur, dimensi elemen
struktur tidak memenuhi syarat.
2. Mutu pengerjaan yang rendah.
3. Mutu pengawasan pekerjaan yang rendah.
7
ASPEK DAN SYARAT KONSTRUKSI
1. Kekuatan
2. Kekakuan
3. Daktilitas
4. Keawetan
5. Konfigurasi struktur
6. Ekonomis
7. Teknologi, peralatan, keahlian
8. Kondisi daerah
8
1. Kekuatan
Tegangan aktual <= tegangan izin
s <= s [kg/m2]
f <= f [MPa]
2. Kekakuan
Defleksi aktual <= defleksi izin
D <= D
Contoh nilai D
Balok lantai tingkat : D = (1/300 ~ 1/400)bentang
9
3. Daktilitas
Kemampuan struktur atau
komponennya untuk melakukan
deformasi inelastis besar secara
bolak-balik dan berulang yang
menyebabkan terjadinya pelelehan
pertama; sambil mempertahankan
kekuatan dan kekakuan yang cukup,
sehingga struktur tersebut tetap
berdiri walaupun sudah berada dalam
kondisi diambang keruntuhan.
10
m = faktor daktilitas
D max saat ambang runtuh akibat gempa rencana
=
D saat leleh pertama
m =1 elastis
m = 5,3 daktail penuh
11
Gempa rencana
Gempa yang terjadi dengan
probabilitas beban yang
dilampauinya 10% pada umur
gedung 50 tahun.
Mekanisme daktail
Mekanisme daktail terjadi jika
desain dalam kapasitas “balok –
lemah – kolom-kuat”
12
Sendi plastis
Sendi plastis adalah mekanisme
kelelehan pertama pada komponen
struktur, halmana bagian komponen
struktur yang didesain memikul tarik
mengalami kelelehan pertamakali
Riwayat terjadi lokasi sendi plastis:
daerah ujung balok, daerah ujung
kolom, terakhir pada dinding geser.
Sendi plastis berperan sebagai
lokasi disipasi energi gempa pada
struktur.
13
Lanjutan sendi plastis
Gambar 5.1
a) Mekanisme goyang dengan pembentukan sendi plastis dalam
kolom
b) Mekanisme goyang dengan pembentukan sendi plastis dalam
balok 14
Sumber : [16] Suwandojo Siddiq . 1993 .
Struktur Beton Bertulang Daktail dan Ketentuan Menurut
Standar Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk
Gedung 1991 SK SNI T-15 1991-03.
Bandung : Puslitbang Permukiman – Departemen PU . p. 9
Lanjutan sendi plastis
Gambar 5.2:Gambar
Mekanisme
“ column sideway” pada struktur gedung
1.2 “beam sideway” dan
15
4. Keawetan
Layak pakai pada masa umur
rencana
16
5. Konfigurasi struktur
SEBAIKNYA DIHINDARI
4 (EMPAT) HAL BERIKUT :
1. Bentuk bangunan rumit, top heavy, &
set-back.
Bentuk bangunan rumit menimbulkan torsi
dan kehancuran berupa keruntuhan
mendadak.
2. Kekakuan tingkat tidak seragam (soft-
story). Fatal jika beban gempa
menyebabkan terjadinya pertama kali sendi
plastis di kaki kolom lantai dasar.
17
Lanjutan Konfigurasi struktur
18
Penjelasan ringkas tentang
Soft-Story, Short-Column Effect,
dan P-D Effect yang Berlebihan.
Soft-story adalah kondisi struktur jika
kekakuan elemen vertikal elevasi bawah
Departemen PU . P. 54-59.
terkena getaran gempa dan berakibat
runtuhnya bangunan secara total.
19
D
effect
Soft-story
Soft story
Gambar 5.3:
D1 D1 D2
(a) Kesetimbangan pada kondisi
P P P belum berdeformasi.
V V V VA = P, HA = V, MA = V.H
B B B
(b) Immediate P-D effect.
VA = P, HA = V,
H
MA = V.H + P.D1
(c) Akumulasi P-D effect.
A A A
VA = P, HA = V,
(a) (b) (c)
MA = V.H + P.(D1 + D2)
Gambar 5.4: P-D effect 21
Sumber : [12]
P-D effect akan signifikan pada kasus :
Bangunan tinggi > 10 tingkat, atau > 40 m
Sistem struktur dengan pengaruh beban
gravitasi yang besar.
Bangunan soft-story.
22
Lanjutan
Konfigurasi
Struktur
[18] Siddiq, Suwandojo . 1995 . Teknologi Gempa – Perencanaan dan Pelaksanaan Struktur Bangunan Tahan Gempa . 23
Bandung : Puslitbang Permukiman - Departemen PU . p. 55.
Lanjutan Konfigurasi Struktur
Soft story Set back Top heavy
Balok kuat kolom lemah
Dinding geser tidak menerus Soft story Soft story Balok kuat kolom lemah
Gambar 5.6: Contoh ke-1 konfigurasi struktur yang kurang berperilaku baik
terhadap beban seismik
Sumber : [16] Suwandojo Siddiq . 1993 . Struktur Beton Bertulang Daktail dan Ketentuan Menurut
Standar Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Gedung 1991 SK SNI T-15 1991-03. Bandung :
Puslitbang Permukiman – Departemen PU . p .6 24
Sumber : [18] Suwandojo Siddiq . 1995 .
Teknologi Gempa – Perencanaan dan Pelaksanaan Struktur
Bangunan Tahan Gempa.
Bandung: Puslitbang Permukiman – Departemen PU . p. 55
Gambar 5.7:
Lanjutan Konfigurasi Struktur
25
Bandung: Puslitbang Permukiman – Departemen PU . p. 56
Konfigurasi Struktur yang Kurang Cocok untuk
Daerah Seismik :
5.8.h: Set-back
Departemen PU . p. 34.
4. Bracing:
5. Kombinasi rigid frame dan
X-brace, V-brace, K-brace shear wall
Gambar 5.9.a: Contoh mekanisme penahan gempa 30
pada struktur gedung
6. Bandul penyeimbang gaya inersia
(passive control system)
Sumber : [29] film Tokyo Sky City
(c) (d)
(a): Bantalan kombinasi lapisan karet alam dan baja
yang dipasang berselang-seling
(b) (b): Posisi bantalan pada sistem base isolation
(c): Defleksi gedung tanpa base isolation
(d): Defleksi gedung dengan base isolation
7. Base-isolation
(pemasangan bantalan karet-baja isolasi pada fondasi)
Gambar 5.10:
Model
simpangan
massa struktur
gedung
Sumber : [12] 34
CONTOH KONFIGURASI
STRUKTUR TAHAN GEMPA
Contoh konfigurasi struktur yang paling baik adalah:
1. Berkaidah kolom-kuat-balok-lemah,.
2. Memiliki denah sederhana dan simetris.
3. Sebaiknya tidak memiliki hal-hal berikut (contoh
konfigurasi struktur berikut kurang cocok untuk
daerah gempa) : set back, perbedaan beban antar
tingkat yang besar, struktur secara parsial atau secara
keseluruhan tidak memiliki sistem penahan beban
lateral.
4. Tidak memiliki : top-heavy, pemutusan balok,
kekakuan tingkat tidak seragam, soft story bukaan
yang lebar pada dinding geser, serta P-D effect yang
berlebihan.
35
CONTOH KONFIGURASI DENAH
dilatasi struktur :
pemisahan massa
struktur berdasarkan
sumbu kekakuannya
(namun massa-massa
tersebut saling
berinteraksi menjadi satu
kesatuan struktur)
maksud :
bentuk struktur
sederhana agar struktur
dapat meredam energi
gempa lebih kecil (jika
dibandngkan struktur
denah tak sederhana)
sehingga struktur dapat
meminimisasi torsi Gambar 5.11: Bentuk denah sederhana
36
[18] Siddiq, Suwandojo . 1995 . Teknologi Gempa – Perencanaan dan Pelaksanaan Struktur Bangunan Tahan Gempa .
Bandung : Puslitbang Permukiman - Departemen PU . p. 31.
UNTUK PENAHAN GEMPA
39
7. Teknologi, peralatan, dan keahlian
Disesuaikan dengan tipe konstruksi agar
pekerjaan konstruksi efisien dan tepat guna.
Konstruksi dibuat dengan :
1. Didisain oleh tenaga ahli yang kompeten,
2. Detail struktur yang benar dan
memperhatikan kaidah perilaku struktur,
3. Metode yang tepat dan memperhatikan
kaidah perilaku struktur,
4. Mutu kerja yang baik, prosedur kerja yang
benar,
5. Dikerjakan oleh tenaga kerja yang kompeten.
6. Pengawasan yang baik terhadap mutu,
waktu, dan biaya,
40
8. Kondisi daerah
Perhatikan tingkat ekonomi, fungsi
bangunan, polusi.
41
MACAM PEMBEBANAN
PADA STRUKTUR GEDUNG
1. DL (Dead Load)
= beban mati.
2. LL (Live Load)
= beban hidup.
3. E (Earthquake)
= beban gempa.
4. R (Rain) = beban hujan.
5. W (Wind) = beban angin.
6. S (Snow) = beban salju.
7. Beban gelombang air laut.
8. Beban tekanan tanah.
Contoh:
Portal (terdiri atas balok, kolom,
fondasi).
43
KOMPONEN NON-STRUKTURAL
Definisi:
Komponen bangunan yang TIDAK
direncanakan dan diperhitungkan
untuk memikul beban pada struktur.
Contoh:
dinding partisi, kusen, tangga,
jendela, pintu, lantai tingkat .
44
FILOSOFI BANGUNAN TAHAN GEMPA
Tabel 5.2: Filosofi Bangunan Tahan Gempa
45