1.1 Hasil
1.1.1 Pengkajian
I. Biodata
Nama : An. A Nama orang Tua : Ny. D
Pendidikan : TK
2. RPS: Pasien mengalami batuk, demam dan sesak nafas sejak 3 hari lalu,
sudah dibawa ke Dokter dan diberi obat batuk dan demam tetapi kondisi
ruam merah di wajah, dada dan perut sehingga oleh keluarga dibawa ke
1
2
hanya mual muntah dan pusing seperti keluhan wanita hamil pada
umumnya
b. Natal : bayi lahir normal dengan berat 3000 gram dan PB 49 cm,
kondisi setelah lahir normal dan baik, tidak ada masalah pernafasan
e. Anak pernah menderita penyakit seperti saat ini sejak usia 3 tahun
5. Genogram Keluarga:
? ? ?
39 35
22 37 34
29 29
6
3
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
X = Meninggal dunia
= Menikah
= klien
b. Diit Khusus : tidak ada diet khusus, dari rumah sakit diberikan diet
e. Jumlah makanan yang dimakan : saat sakit hanya memakan 1/3 porsi
1) Masukan
Infus : 500 cc
Injeksi obat 20 mg
2) Keluaran:
kateter)
3. Pola Eliminasi :
a. URI
1) Kebiasaan : Frekuensi 4-5 kali dalam sehari, waktu pagi siang dan
b. ALVI
dengan usia, anak sudah dapat melakukan aktivitas fisik seperti orang
baik
5
b. Pernafasan
usia 3 tahun
c. Sirkulasi
jantung
5. Pola tidur / istirahat: anak tidur 8-9 jam sehari, siang tidur pukul 12 sampai
pukul 1, sedangkan malam hari tidur pukul 21 sampai dengan pukul 5 pagi
7. Persepsi diri / konsep diri : anak merasa dirinya lemah, sering sakit, tidak
Bahasa Indonesia
c. Hubungan dengan orang lain: baik dengan teman sebaya maupun orang
tua
d. Dampak sakit terhadap diri: anak menjadi takut untuk melakukan olahrga
temannya
memahami seksualitas
d. Penggunaan alkohol dan obat resep dokter serta obat ilegal untuk
e. Efek penyakit terhadap tingkat stres : anak hanya cemas saat asma
kambuh
Anak beragama Islam, sudah diajarkan sholat oleh orang tua meskipun
Orang tua juga mengajarkan anak untuk berbagi dengan orang lain .
3) PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
Suhu : 37,6 0C
RR : 26 x/menit
BB : 24 Kg
TB : 122 cm
LILA : 21 cm
2. Head To Toe
3) Gigi dan mulut : Gigi seri susu tanggal 2 atas, gigi seri bawah
b. Dada
+ -
+ -
sempurna
2) Sirkulasi :
terdengar regular
9
c. Abdomen :
d. Genitalia:
f. Ektremitas :
2) Warna : kemerahan
2. Pemeriksaan Penunjang
+ -
ditandai dengan pasien mengatakan sesak nafas, alergi debu dan dingin,
mengembang sempurna.
Tabel 4. 3
Diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
Diagnosa: Tujuan : Setelah Manajemen Jalan Napas (I.
Pola nafas tidak dilakukan asuhan 01011)
efektif keperawatan diharapkan a. Observasi
berhubungan pola nafas membaik 1) Monitor
dengan Kriteria hasil: pola napas (frekuensi,
penyempitan jalan 1. Dispneu menurun kedalaman, usaha
nafas 2. Penggunaan otot bantu napas)
menurun 2) Monitor bunyi
3. Pernafasan cuping napas tambahan (mis.
hidung menurun Gurgling, mengi,
4. Frekuensi nafas weezing, ronkhi
membaik kering)
5. Kedalaman nafas 3) Monitor
membaik sputum (jumlah,
6. Diameter thoraks warna, aroma)
anteroposterior b. Terapeutik
meningkat 1) Pertahanka
12
1.1.5 Implementasi
Tabel 4. 4 Implementasi
Diagnosa Implementasi Implementasi Implementasi
Keperawatan 5 Juni 2022 6 Juni 2022 7 Juni 2022
Pola nafas tidak 10.15 1) Melakukan 14.00 1) Melakukan 12.30 1) Melakukan
efektif monitor pola napas (frekuensi, monitor pola napas (frekuensi, monitor pola napas
berhubungan kedalaman, usaha napas) kedalaman, usaha napas) (frekuensi, kedalaman, usaha
dengan Evaluasi tindakan: Evaluasi tindakan: napas)
penyempitan RR: 26x/menit RR: 24x/menit Evaluasi tindakan:
jalan nafas. Nafas cepat dangkal Nafas cepat dangkal RR: 22x/menit
Ada retraksi otot pernafasa Ada retraksi otot pernafasan Nafas normal
2) Melakukan 2) Melakukan Tidak ada retraksi otot
monitor bunyi napas tambahan monitor bunyi napas tambahan pernafasan
Evaluasi tindakan: Evaluasi tindakan: Pasien tidak sesak nafas
Wheezing (+) Wheezing (↓) 2) Melakukan
3) Mempertahan 3) Memposisikan monitor bunyi napas
kan kepatenan jalan napas semi-Fowler tambahan
dengan head-tilt dan chin-lift Evaluasi tindakan: Evaluasi tindakan:
Evaluasi tindakan: Pasien tidur dengan kepala Wheezing (↓), Ronchi
Jalan nafas paten diganjal 2 bantal 3) Memposisikan
4) Memposisikan 4) Memberikan semi-Fowler
semi-Fowler minum hangat Evaluasi tindakan:
Evaluasi tindakan: Evaluasi tindakan: Pasien tidur dengan kepala
Pasien tidur dengan kepala Pasien minum air putih hangat diganjal 2 bantal
diganjal 2 bantal 5) Mengevaluasi 4) Memberikan
5) Memberikan pelaksanaan tripod position minum hangat
minum hangat oleh anak Evaluasi tindakan:
Evaluasi tindakan: Evaluasi tindakan: Pasien minum susu hangat
Pasien minum teh hangat Anak bisa melakukan Tripod 8) Mengevaluasi
6) Mengajarkan position yang dipertahankan pelaksanaan tripod position
tripod position selama 15 menit, RR menurun oleh anak
Evaluasi tindakan: menjadi 22x/menit Evaluasi tindakan:
14
1.1.6 Evaluasi
Tabel 4. 5 Evaluasi
Diagnosa Hari 1 Hari 2 Hari 3
Pola nafas tidak efektif berhubungan Pukul 13.30 Pukul 15.30 Pukul 15.30
dengan penyempitan jalan nafas. S : Pasien mengatakan batuk dan S : Pasien mengatakan batuk dan S : Pasien mengatakan batuk
sesak nafas. sesak nafas. berkurang tapi sudah tidak sesak.
Kriteria hasil: O: O: O:
1. Dispneu menurun RR: 24x/menit cepat dangkal RR: 22x/menit RR: 22x/menit
2. Penggunaan otot bantu menurun Sianosis retraksi otot pernafasan (↓) Wheezing (↓)
3. Pernafasan cuping hidung Ada retraksi otot pernafasan pernafasan cuping hidung (↓) Tidak ada retraksi otot pernafasan
menurun Tidak ada pernafasan cuping Wheezing (↓) Tidak tidak ada pernafasan
4. Frekuensi nafas membaik hidung Sekret keluar setelah batuk cuping hidung
5. Kedalaman nafas membaik Wheezing (+) efektif Sekret keluar setelah batuk
Sekret keluar setelah dilakukan Diameter thoraks anteroposteriorr efektif
nebulizer sedikit mengembang Diameter thoraks anteroposteriorr
Pasien belum bisa batuk efektif A : Masalah teratasi sebagian. mengembang sempurna
Diameter thoraks anteroposteriorr P : Intervensi dilanjutkan no A : Masalah teratasi.
tidak mengembang sempurna 1,2,3,6,7,10,11 P : Intervensi dilanjutkan dengan
A : Masalah belum teratasi. observasi
P : Intervensi dilanjutkan no
1,2,3,6,7,10,11
16
1.2 Pembahasan
maksud memperjelas karena tidak semua yang ada pada teori dapat diterapkan
dengan mudah pada kasus yang nyata. Sub bab ini juga membahas tentang
1.2.1 Pengkajian
sesak nafas, alergi debu dan dingin, sesak saat beraktivitas berat, pasien
Menurut SDKI (Tim Pokja SDKI, 2017), gejala dan tanda pola
nafas tidak efektif adalah batasan mayor (harus ada) yaitu perubahan
frekuensi atau pola nafas dan perubahan nadi (frekuensi, irama, kualitas),
nafas tidak efektif terjadi pada pasien, namun sebagian besar ditemui pada
pasien yaitu mengeluh sesak nafas, peningkatan frekuensi nafas dan irama
sebelum diberikan O2, akan tetapi menurun setelah dipasang O2, terdengar
dangkal, reguler, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada retraksi
mengembang sempurna.
pasien mengalami pola nafas yang tidak efektif (Wijaya & Putri, 2013).
(Muttaqin, 2014).
dengan teori dimana hasil pengkajian dari data subjektif dan objektif
mengarah ke tanda dan gejala mayor dan minor pola nafas tidak efektif
dengan pola nafas tidak efektif adalah dengan monitor frekuensi, irama,
kriteria hasil yang ingin dicapai adalah . Rencana asuhan yang dilakukan
utama adalah frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas serta monitor
19
McGill dan berikan oksigen, jika perlu, kemudian melakukan edukasi dan
sudah sesuai dengan teori yang ada untuk mengatasi masalah pola nafas
tidak efektif, akan tetapi tidak semua intervensi dapat diberikan karena
1.2.4 Implementasi
dikerjakan oleh perawat itu sendiri, kolaborasi sesama tim / kesehatan lain
dan rujukan dari profesi lain. Salah satu evidence based yang dapat
bahu disangga oleh otot (seperti otot pectoralis mayor dan minor)
tangan yang ditopang ke muka/ kepala dan lengan yang ditopang oleh paha
21
serta stabilnya tangan dan lengan sternum, clavicula dan tulang rusuk
al., 2012).
selama 15 menit, pasien menjadi lebih tenang karena sesak nafas menurun
tripod position ini merupakan terapi yang efektif untuk memperbaiki pola
nafas. Tripod position efektif dalam memperbaiki pola nafas tidak efektif,
karena dengan tripod position akan membuat ruang yang lebih lebar bagi
lebih banyak. Hal ini akan membuat anak lebih mudah untuk bernafas
kembali normal.
1.2.5 Evaluasi
kedua Pasien mengatakan batuk dan sesak nafas, RR: 22x/menit cepat
normal, sudah tidak tampak pernafasan cuping hidung, tidak ada retraksi
22
3x24 jam diharapkan pola nafas membaik. Pada langkah ini dilakukan
yang dilakukan oleh perawat sehingga suhu tubuh pasien dalam batas
normal (Mubarak & Chayatin, 2012). Kriteria hasil asuhan pola nafas
kriteria hasil dari asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak
dengan kedalaman normal, tidak ada lagi pernafasan cuping hidung dan
penggunaan otot bantu pernafasan, tidak ada bunyi nafas tambahan yaitu
asuhan tercapai.