LAPORAN
KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
a. Pasien
Umur : 3 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan Terakhir :-
No. RM 351575
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 54 Tahun
Pendidikan : SMS
40
41
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
satu hari yang lalu disertai batuk berdahak, demam serta nyeri
dada.
tuntas.
kembali.
jalan.
bulan.
42
Genogram Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
: Tinggal serumah
: Pasien
sampai sekarang.
tahun lebih.
c. Pengkajian Biologis
mengganggu aktivitasnya
a) Aktivitas
b) Istirahat
pada saat sakit pasien lebih banyak berisitrahat dan hanya bisa
c) Tidur
3. Cairan
1 tahun lebih.
4. Nutrisi
dan pada saat sakit makannya sudah mulai teratur dengan makan
5. Eliminasi
a) Pernafasan
mengatur
46
b) Kardiovaskuler
7. Personal hygiene
8. Sex : -
1) Psikologi
2) Hubungan sosial
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) GCS : E4 M6 V5
3) Tanda-Tanda Vital
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,8℃
Pernafasan : 37x/menit
4) Pertumbuhan fisik
Berat Badan : 32 kg
pendengaran baik.
3) Dada
ada lesi.
4) Abdomen
yaitu 5.
5 5
55
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 29 Mei 2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Darah
Rutin
WBC 21.14 4.0-10.0 10ˆ3/uL
LYM 0.40 0.6-3.5 10ˆ3/uL
MON 0.34 0.1-0.9 10ˆ3/uL
GRA 20.40 1.3-6.7 10ˆ3/uL
HGB 9.2 11.0-17.9 g/dL
HCT 29.6 40-50 %
MCV 54.7 80.0-96.0 fL
MCH 17.0 23.2-38.7 Pg
PLT 514 150-400 10ˆ3/uL
PCT 0.467 0.15-0.50 %
Kesan : Leukositosis sedang, Anemia mikrositik hipokrom disertai
trombositosis reaktif.
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Kimia Darah
SGOT 78 6-30 IU/dL
SGPT 51 7-32 IU/dL
Albumin 2.50 3.3-5.0 g/dL
Bilirubin 0.45 <1.0 mg/dL
Total
Ureum 25 <50 mg/dL
Kreatinin 0.81 L:0.7-1.1, P:0.6-0.9 mg/dL
Glukosa 91 70-140 mg/dL
Darah 2 jam
Asam 5.3 L:3.4-7.0, P:2.4-5.7 mg/dL
Urat
Kesan : Peningkatan enzim-enzim Transaminase, Hipoalbuminemia.
50
Penyimpangan KDM
Micobakterium
Nyeri pleuritik
Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif
Gangguan Rasa Nyaman Neri
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Ibu Pasien mengatakan sesak 1. Pasien nampak sesak dengan
sejak satu hari yang lalu disertai pernapasan 36x/m.
batuk berdahak, demam, serta 2. KU lemah
nyeri dada. 3. Pasien mengunakan alat bantu
2. Ibu Pasien mengatakan ada nyeri pernafasan yaitu memakai O2 9
P : Pasien mengatakan nyeri liter/menit dengan NRM.
dada saat batuk. 4. Pasien nampak batuk berdahak dan
Q : Pasien mengatakan nyeri sangat gelisah.
seperti ditekan. 5. TTV :
R : Pasien mengatakan nyeri dada TD : 100/80 mmHg
sebelah kiri. N :
S : Skala nyeri 4 (nyeri sedang), 80x/m
diukur menggunakan Pain S :
Measurement Scale. 36,8℃
T : Pasien mengatakan nyeri P :
dirasakan selama kurang lebih 5 36x/m
menit dan dirasakan hilang 6. Terdengan ronchi di bagian apex
timbil. paru sinistra (kiri).
3. Pasien mengatakan pola tidurnya 7. Pasien nampak meringis dan
saat ini tidak baik karena sering memegang bagian dada saat
terbangun di malam hari batuk.
dikarenakan nyeri di daerah dada. 8. Terpasang infus NaCL 20 tpm
4. Pasien mengatakan tidurnya 9. Hasil lab :
sangat terganggu dan tidak WBC : 21,14 10ˆ3/Ul
nyenyak. LYM : 0,40 10ˆ3/Ul
5. Pasien mengatakan tidur GRA : 20,40 10ˆ3/uL
malam sekitar 2-4 jam dan HCT : 29,6%
siang sekitar 3 jam. SGOT : 78 IU/dL
SGPT : 51 IU/dL
10. Foto Thorax : TB paru lama aktif
53
ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. DS : Penumpukan secret atau Bersihan jalan napas
a. Pasien mengatakan batuk eksudat tidak efektif
berdahak sejak satu hari
yang lalu. Penurunan ekspansi paru
DO :
a. Pasien nampak batuk Batuk+sesak
berdahak.
b. Pasien nampak gelisah. Bersihan jalan napas tidak
c. Terdengar ronchi di efektif
bagian apex paru sinistra
(kiri).
d. Foto Thorax : TB paru
lama aktif
e. Pernapasan : 36x/menit
2. DS : Kerusakan parenkim paru Nyeri akut
a. Pasien mengatakan nyeri
saat batuk. Pleuritis dan penebalan
b. Pasien mengatakan nyeri pleura
seperti ditekan.
c. Pasien mengatakan nyeri Gesekan pleura dengan
dada sebelah kiri. dinding paru
d. Pasien mengatakan skala
nyeri 4. Nyeri pleuritik
e. Pasien mengatakan
nyerinya hilang timbil. Gangguan rasa nyaman
D
O
:
a. Pasien nampak meringis.
3. DS : Nyeri pleuritik Gangguan pola tidur
a. Pasien mengatakan pola
tidurnya saat ini tidak Gangguan rasa nyaman
baik karena sering
terbangun di malam hari Nyeri
dikarenakan nyeri dada.
Pasien sering terjaga
54
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Tn. A No. RM : 351575
Umur Klien : 23 Tahun Dx. Medis : TB Paru
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial Klien : An. C No. RM : 351575
Umur Klien : 3 Tahun DX. Medis : TB Paru
tambahan.
11. Monitor sputum
Hasil : Produksi sputum sudah mulai
berkurang
Terapeutik :
12. Berikan pasien posisi nyaman misalnya
semi fowler atau fowler
Hasil : Pasien diposisikan semi fowler
13. Berikan minum air hangat
Hasil : Pasien selalu minum air hangat
Edukasi :
14. Ajarkan teknik batuk efektif
Hasil : Pasien mengerti cara melakukan
batuk efektif
Kolaborasi :
15. Kolaborasi pemberian oksigen pada
pasien
Hasil : Pasien diberikan oksigen 10
liter/menit dengan menggunakan NRM
6 Sabtu D.0077 Nyeri Akut Observasi : Nurma
11 Juni 2021 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
09.00 WIB frekuensi, dan kualitas nyeri.
Hasil :
- P : Pasien mengatakan nyeri
sudah mulai berkurang
- Q : Pasien mengatakan nyeri
seperti ditekan.
- R : Pasien mengatakan nyeri dada
64
sebelah kiri.
- S : Skala nyeri 2
- T : Pasien mengatakan nyeri
dirasakan kurang lebih sekitar 5
menit dan dirasakan hilang
timbul.
2. Identifikasi skala nyeri.
Hasil : Pasien mengatakan skala nyeri 2
3. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri.
Hasil : Pasien mengatakan nyeri
dirasakan saat batuk berlebih.
Terapeutik :
4. Berikan teknik non farmakologis
Hasil : Pasien diberikan terapi murottal,
seperti mendengarkan ayat suci Al-
quran.
Edukasi :
5. Jelaskan strategi mengatasi nyeri.
Hasil : Pasien mengatakan paham cara
mengatasi nyeri saat muncul.
65
E. EVALUASI KEPERAWATAN
5 Bersihan jalan napas tidak efektif Sabtu S : Pasien mengatakan batuk berdahak sudah tidak ada Nurma
16 O : Pasien nampak sudah lebih nyaman dan tidak batuk
September berdahak.
2023 WIB A : Masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi,
akan tetapi intervensi tetapi dipertahankan untuk
kenyamanan pasien
P : Pertahankan intervensi
1. Monitor pola pernapasan pasien
2. Berikan posisi yang nyaman misalnya semi
fowler atau fowler
3. Berikan minum air hangat
4. Kolaborasi pemberian oksigen pada pasien
68
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
menurun serta pengobatan TB yang tidak tuntas. Hal ini sejalan dengan
nafsu makan, pasien merasa lemah, serta nyeri di baian dada. Pasien
69
2. Analisis diagnosis keperawatan
produksi secret yang berlebih. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada
bronkus. Sifat batuk pada pasien TB Paru biasanya dimulai dari batuk
36x/m, terdengar ronchi di bagian apex paru sinistra. Hal ini sejalan
dengan
71
atas. Hal ini diakibatkan karena adanya bakteri yang merusak daerah
al., 2021). yaitu penerapan fisioterapi dada dan batuk efektif untuk
bersihan jalan napas agar tetap paten (Andra & Yassie, 2013).
perlahan bagian dada dan punggung pasien secara perlahan dari bawah
vibrasi maka langkah yang terakhir dilakukan yaitu batuk efektif yaitu
duduk kemudian batukkan dengan kuat dari dada (Fauzi et al, 2014).
untuk keluar dan terdengar ronchi di bagian apex paru sinistra. Setelah
73
sebelum makan siang, sore atau sebelum tidur. Tindakan tersebut tidak
yang dilakukan 1 kali dalam sehari setiap pagi hari sebelum sarapan.
ada suara ronchi, dan pernapasan sudah mulai turun dari 36x/menit
tenaga medis lain agar dapat diberikan obat untuk mengencerkan dan
mulai teratasi dan juga sudah memenuhi kriteria hasil yaitu pasien dapat
Paru.
beriman.
intervensi fisioterapi dada dan batuk efektif, yang dimana fisioterapi dada
dan batuk efektif ini sangat efektif untuk menangani masalah bersihan
jalan napas. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Rifki, dkk (2022) yang
batuk efektif juga bisa mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif yang
fisioterapi dada dan batuk efektif terbukti efektif terhadap bersihan jalan
(24x/menit), irama napas sudah mulai teratur, tidak ada ronchi dan pasien
paru- paru terganggu khususnya pada masalah bersihan jalan napas tidak
dari saluran napas kecil dan juga saluran napas besar sehingga sekret
merupakan suatu metode batuk dengan benar yang dimana pasien bis
C. Keterbatasan
yang penulis alami yaitu jam dinas yang terbatas sehingga sulit bagi
PENUTUP
A. Kesimpulan
masalah bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien TB Paru serta
dan juga pasien dari tidak mampu mengeluarkan sputum menjadi mampu
B. Saran
1. Bagi peneliti
Penulis sangat berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat menamah
Peneliti berharap agar hasil dari karya tulis ini mampu menjadi
acuan dan dapat menambah wawasan untuk para tenaga kesehatan lain
78
79
Brunner & Suddarth. (2010). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8).
EGC.
Kurnia, N., Lutfiyatil Fitri, N., & Purwanto, J. (2021). Penerapan Fisioterapi Dada
Dan Batuk Efektif Untuk Mnegatasi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Pada Pasien Tuberkulosis Paru. Jurnal Cendekia Muda, Volume 1(2).
https://doi.org/ISSN : 2807-3649
Nurarif, Huda, A., Kusuma, & Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa medis Edisi Revisi jilid 3. Mediaction.
Pong, O. (2019). Karya Tulis Ilmiah “Asuhan keperawatam Tn. L.K Dengan
Tuberkulosis Paru Di Ruangan Tulip RSUD Prof. Dr. W.Z Johannes
Kupang.”
80
Diagnostik (Edisi I). DPP PPNI.
Rifki, K., Nurhayati, S., & Ludiana. (2022). Penerapan fisioterapi dada dan batuk
efektif untuk mengatasi masalah keperawatan bersihan jalan napas pada
pasien TB Paru di kota Metro. Jurnal Cendekia Muda, Volume 2(4).
https://doi.org/ISSN : 2807-3469
Smeltzer & Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi II). EGC.
Suriadi & Yuliani. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Sagung Seto.
WHO. (2019).
Widodo, W., & Diyah Pusporatri, S. (2020). Literatur Review : Penerapan Batuk
Efektif dan Fisioterapi Dada Untuk Mengatasi Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Napas Pada Klien Yang Mengalami Tuberculosis (TBC). Nursing
Science Journal (NSJ), 1(2), 1–5.
Wilkinson & Ahern. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Edisi 9). Buku
Kedokteran EGC.
81
LAMPIRAN
82
4. Melakukan clapping dengan cara tangan perawat
menepuk punggung pasien secara bergantian
5. Menganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan
sebentar, kedua tangan perawat di punggung
pasien
6. Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi, pada
saat yang bersamaan tangan perawat melakukan
vibrasi
7. Meminta pasien menarik nafas, menahan nafas,
dan membatukkan dengan kuat
8. Menampung lendir dalam sputum pot
9. Melakukan auskultasi paru
10. Menunjukkan sikap hati-hati dan
memperhatikan respon pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
83
RIWAYAT HIDUP
84