Anda di halaman 1dari 4

MASJID SULTAN ‘SIGI KOLANO’ TIDORE, MALUKU UTARA

Masjid ini terletak di Jl. Sultan Syaifuddin RT.03 RW.02 Kelurahan Soa Sio, Tidore Kepulauan,
Maluku Utara. Masjid Sultan Tidore dikenal dengan sebutan ‘Sigi Kolano’, berasal dari dua kata yaitu ‘Se-
igi’ yang berarti dia berhamba (rumah berhamba, rumah tempat menghambakan diri), sedangkan
‘Kolano’ berasal dari kata ‘Koko la nonao’. Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’ atau disebut juga Masjid Besar
didirikan pada tahun 1700 – 1710 M pada masa pemerintahan Sultan Hamzah Fahruddin (1674 – 1705
M) yang kemudian dilanjutkan oleh Sultan Abdul Fadhil Mansyur (1705 – 1708 M) dan Sultan
Hasanuddin Kaicil Garcia (1708 – 1728 M). Ketiga Sultan inilah yang mendirikan dan menyelesaikan
pembangunan Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’ yang menghabiskan waktu selama sepuluh tahun.

Tahun 1725 – 1750 M untuk pertama kalinya Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’ diperbaiki dengan
menggunakan jasa seseorang yang bernama Barham asal Soasio yang tinggal di dusun Cobo. Renovasi
kedua ditahun 1750 – 1884 M oleh Ahmad asal Gamtufkane. Pada tahun 1884 – 1914 M dilakukan
renovasi ketiga, renovasi keempat pada tahun 1979 dan renovasi besar-besaran pada tahun 2006 – 2010
M. Sigi Kolano yang sekarang berada di Soasio merupakan Masjid keempat setelah tiga Masjid
sebelumnya dibangun di Toloa. Awal mula Masjid ini dibangun sangat sederhana bentuknya, yang
penting dapat digunakan Sholat berjama’ah lima waktu, sholat Jum’at dan Sholat dua hari raya. Zaman
telah berubah, Sultan Muhammad Thohir Muizzuddin (1810 – 1821 M) telah mengubah dan menata
kembali bentuk dan model dari Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’, Tidore.

BANGUNAN UTAMA

Bentuk bangunan Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’ memanjang mengikuti arah gunung, karena Tidore
memiliki prinsip Arsitektur ‘Langkie Se Jiko Sorabi’ yaitu selalu mengutamakan ruang tunggu.
Pendopo/serambi pada Masjid Sultan dikenal dengan sebutan ‘Gandaria’. Bangunan Utama Masjid
Sultan ‘Sigi Kolano’ terdiri atas ruang utama yang berfungsi sebagai ruang sholat, mihrob, gandaria,
tempat wudhu, kolam air wudhu dan toilet. Selaim bangunan utama Masjid, terdapat pula bangunan
dan elemen pendukung lainnya yaitu pagar utama, pagar keliling yang membatasi kompleks Masjid (tofu
dofu) dan makam.

BANGUNAN UTAMA MASJID

Ukuran bangunan utama Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’ Tidore adalah 548,8 m 2. Atap Masjid
menjulang ke udara empat lapis/susun dengan kubah di puncaknya. Di atas atap kubah terdapat tiang
alif seperti ciri arsitektur Islam pada umumnya. Bangunan utama terdiri atas sejumlah ruang yang
mendukung fungsi Masjid sebagai tempat ibadah.

Ruang inti Masjid yang berfungsi sebagai ruang sholat bentuknya bujursangkar yang
melambangkan kesederhanaan duniawi dengan ukuran 21,5 m x 21,5 m. Ruang utama dilengkapi satu
buah pintu di timur, menyambut para jama’ah yang datang dari arah depan Masjid. Bentuk bangunan
Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’ Tidore yang berbentuk bujursangkar itu terbagi atas tiga bagian yakni bagian
atap, badan dan lantai atau pondasi.

TIANG SAKA/SOKO GURU

Struktur penyangga (tiang) yang dipakai pada awalnya terbuat dari kayu besi. Setelah 296 tahun,
tiang saka guru ini dimakan usia sekarang mulai mengalami pelapukan, akhirnya dilakukan renovasi pada
tahun 2006 dengan menggantinya dari tiang kayu menjadi tiang beton tanpa mengubah model awalnya.
Sama dengan Masjid Sultan di empat kesultanan lainnya, empat saka guru (tiang) ini melambangkan
sumber kekuatan dalam kehidupandi dunia yaitu syariat, tarekat, hakikat dan ma’rifat. Keempat tiang
saka guru tersebut masing-masing dihubungkan dengan balok induk dan balok anak. Saka guru ini
berdiri di atas umpak batu dengan bentuk persegi tanpa ornament dan dicat warna kuning keemasan.

Sekarang, tiang saka guru yang berasal dari kayu telah berubah menjadi tiang/kolom beton
dengan ukuran kaki 130 x 130 cm, setinggi 30 cm. Kaki kolom dicat warna kuning keemasan. Kemudian
kolom mengecil menjadi 70 cm x 70 cm setinggi 80 cm, bagian ini diselimuti marmer abu-abu tua ukuran
60 cm x 60 cm. Kemudian dibuat relief setinggi 20 cm dan dicat warna kuning keemasan. Selanjutnya
kolom mulai mengecil menjadi 50 cm x 50 cm menjulang ke atas dengan ketinggian 8,0 m. Tiang saka
guru ini diselimuti oleh ubin marmer berwarna coklat muda ukuran 60 cm x 60 cm.

ATAP

Salah satu unsur arsitektural yang sangat menonjol pada bangunan Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’
Tidore adalah bentuk atap yang meruncing kea tap berlapis-lapis. Bentuknya limasan dan pada puncak
atap terdapat kubah berbentuk kerucut. Pada ujung kubah terdapat tulisan Alif yang melambangkan
puncak dari kekuatan Sang Maha Pencipta. Atap Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’ tidore bersusun empat yang
melambangkan empat huruf yang tidak bisa terpisahkan yaitu : naik kepada Allah, turun kepa Nabi
Muhammad, Alif Lam Laam Ha Mim Dal. Susunan pertama dikenal dengan nama ‘Lam Awal’, susunan
kedua ‘Lam Akhir’. Sedangkan susunan ketiga dan keempat disebut ‘Tasjid membawa Alif’ dan ‘Ha
Domiir’. Dahulu seluruh konstruksi rangka atap ruang utama terbuat dari kayu besi. Namun renovasi
tahun 1914 M seluruh konstruksi rangkap atap diganti dari kayu menjadi beton bertulang.

DINDING

Dinding ruang utama yang merupakan dinding pemikul memisahkan ruang utama dengan ruang-
ruang lainnya. Pada awal dibangunnya Masjid Sultan Tidore dindingnya telah terbuat dari pasangan batu
dengan campuran hasil pembakaran batu kapur maupun batu karang kalero dengan air ditambah putih
telur sebagai bahan perekat. Dinding Masjid membentuk tembok massif setebal 65 cm dengan tinggi
5,30 M dan dilapisi ubin marmer berwarna krem dengan ukuran 60 cm x 60 cm. Pada dinding bagian
atas di sisi timur dan barat ruang sholat utama terdapat lubang angina berukuran 50 cm x 90 cm. Di
tengah lubang angina tersebut dibuat ornament tumbuhan dengan tulisan kaligrafi ditengahnya, dan
dicat warna hijau. Jumlah lubang angina pada sisi utara dan selatan masing-masing berjumlah 15 buah.

PINTU DAN JENDELA

Pintu utama menggunakan 2 daun pintu panil tanpa dihias ukiran kecuali ayat-ayat suci Al-
Qur’an. Ukuran pintu utama pada ruang sholat adalah 190 cm x 215 cm. Setiap daun pintu dan kusennya
terbuat dari kayu gofasa. Pada bagian atas pintu terdapat lubang angina berbentuk 4 persegi panjang
dengan panjang 165 cm x 65 cm pada pintu. Lubang angina ini dilengkapi dengan tulisan kaligrafi yang
berbunyi ‘Allohu’, ‘Muhammad’, ‘Laa ilaaha illalloh Muhammad Rasululloh’ dan ornament berbentuk
tumbuhan berupa suluran daun. Sama seperti kusen pada pintu, kusen pada lubang angina juga dicat
warna coklat tua dan jalusinya berwarna coklat.

Ruang sholat utama ‘Sigi Kolano’ dilengkapi 10 pasang atau 20 buah jendela yang
melambangkan sifat 20. 4 pasang jendela terletak di sisi depan Masjid, sementara di utara dan selatan
masing-masing tiga pasang jendela. Ukuran jendelanya lebar 2 m dengan tinggi 2,3 m. terbuat dari kayu
gofasa warnanya sama seperti pintu masuk utama. Ada dua jenis jendela pada Sigi Kolano yaitu jendela
dengan daun jendela berpanil seluruhnya dengan tulisan kaligrafi di tengahnya. Jenis kedua adalah
jendela berpanil di bawah dan kaca di atasnya.

MIHROB

Mihrob Masjid Sultan ‘Sigi Kolano’ Tidore berada di sisi barat dan menghadap ketimur.
Bentuknya 4 persegi panjang dengan ukuran 140 cm x 270 cm. Pintu ceruk mihrob dilengkapi sepasang
pilar atau tiang semu berbahan beton yang terhubung dengan lengkungan setengah lingkaran yang
bagian atasnya dilengkapi ‘kapitel’. Ceruk tersebut dibangun dengan arah orientasi mengarah ke kiblat.
Lebar pintu ceruk adalah 130 cm, tinggi 240 cm, berwarna hijau.

MIMBAR DAB GUBAH

Bentuk mimbar ‘Sigi Kolano’ menyerupai sebuah tandu besar yang terbuat dari bahan kayu pada
tangganya dan sisi kiri kanan serta atas mimbar terbuat dari kayu dengan motif tumbuhan. Denah
mimbar 4 persegi panjang dengan ukuran 150 cm x 120 cm dan tinggi 260 cm.

Mimbar dibagi menjadi 3 bagian. Bagian dasar berupa 3 anak tangga, bagian tengah berupa
dudukan dan sandaran, dan bagian atas berupa atap limasan kubah yang ditopang sepasang tiang dari
dasar mimbar. Seluruh bagian mimbar dicat berwarna cokelat kayu dengan tirai terpasang di depan
serta 4 buah bendera symbol kesultanan Tidore yang berwarna putih, hijau, merah dan kuning.

Seperti halnya di Masjid Sultan lainnya, di sebelah kiri mimbar terdapat tandu besar tempat
sultan sholat yang dikenal dengan nama ‘gubah’. Tandu gubah dibuat lebih sederhana daripada tandu
mimbar yang terbuat dari kayu dan dicat berwarna coklat kayu. Pada sisi kiri, kanan dan belakang bawah
tandu diukir dengan motif tunbuhan setinggi 80 cm. Sekeliling tandu tempat sultan sholat dipasang tirai
dengan maksud agar jama’ah tidak merasa terganggu saat sholat bila bertatapan mata dengan sultan.
Ukuran tandu tempat sholat sultan adalah 150 cm x 100 cm dengan tinggi 220 cm. Sama seperti mihrob,
mimbar dan gubah (tempat shoalt sultan) juga berada di sisi barat dan menghadap ke timur.

LANTAI

Lantai ruang utama pada bangunan Masjid merupakan lantai tertinggi dalam kompleks Masjid
Sultan ‘Sigi Kolano’ Tidore, mencerminkan posisi tersuci dalam hirarki ruang tempat ibadah karena
paling tinggi. Lantai ruang utama Masjid dan gandaria/serambi, dilapisi marmer putih berukuran 60 cm x
60 cm.

SERAMBI

Bentuk serambi adalah 4 persegi panjang dengan ukuran 22 m x 5 m. Atap serambi Masjid
ditopang 8 tiang, yang melambangkan 8 huruf takbirotul ihrom. Tiang-tiang tersebut berdiameter 50 cm,
dengan kaki kolom berukuran 55 x 55 cm. Makin ke atas, tiang makin mengecil sekarang berukuran
diameter 40 cm. Kapitel pada kepala tiang adalah 50 x 50 cm. Tinggi tiang adalah 2,6 m berbahan beton
tanpa ukiran. Bagian atas dan bawah tiang terdapat kapitel tanpa ornament hiasan. Warna dominan
pada serambi adalah putih pada bagian kepala dan kaki, tiang berwarna hijau muda. Ada 8 anak buah
tangga setengah lingkaran untuk menuju ke serambi yang melambangkan 8 buah kalimat dalam
‘iqomah’. Pada ujung kiri serambi terdapat 6 buah anak tangga.
KOLAM WUDHU

Air yang mengalir pada kolam di Masjid Sultan Tidore berasal dari mata air yang sekarang kini
tidak pernah mongering. Kolam tempat wudhu berbentuk segi delapan dengan ukuran rata-rata tiap sisi
adalah 146,75 cm dengan kedalaman 50 cm. Pembersiahan dan pengurasan air kolam tempat wudhu
dilakukan setiap hari jum’at sebelum pelaksanaan sholat jum’at.

GAPURA UTAMA

Gapura utama terletak di sisi timur kompleks, membujur dari utara ke selatan. Pintu pada
gapura utama berbahan besi dengan 2 daun pintu. Gapura utama ditopang oleh 4 pilar, dimana 2 buah
pilar berdiameter 30 cm dengan ketinggian 1,65 m, sedangkan 2 buah pilar lagi berdiameter 35 cm
dengan ketinggian 3,1 m. Sementara lebar bentangan gapura utama adalah 2,5 m. Bagian atas pintu
gapura utama berbentuk setengah lingkaran yang bila diamati berbentuk huruf Allah yang berjumlah 17
buah, melambangkan 17 roka’at dalam sholat 5 waktu. Gerbang utama ini memiliki lantai 2, dimana
diletakkan sebuah beduk. Beduk ini terbuat dari kayu utuh yang dilubangi. Panjang beduk 130 cm
dengan diameter 70 cm.

Anda mungkin juga menyukai