Anda di halaman 1dari 4

NOMOR 1

Pendektan Produksi

- PDB adalah jumlah nilai tambah produk


- Nilai tambah adalah selidih harga jual (output) dengan harga pokok (input)
- Contoh pokok adalah dari bahan baku

Nilai tambah perusahaan Roti

¿ 50−0
¿ Rp50
Nilai tambah perusahaan keju

¿ 35−0
¿ Rp3 5
Nilai tambah perusahaan Pizza

¿ 200− (50+ 35 )
¿ 200− ( 85 )
¿ Rp115
Maka PDB dapat dihitung dengan menjumlahkan keseluruhan nilai tambah

PDB=50+35+115
PDB=Rp200

Pendekatan Pendapatan

- PDB dihitung dengan menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi


- Contoh faktor produksi adalah upah karyawan dan bahan baku
- Perhitungan dilakukan per perusahaan
- Pada kasus tidak terdapat pernyataan besar harga sewa, dan bunga

PDB Perusahaan Roti

Y =w+r +i+ p
Y =0+15+0+ ( 50−0−15 )
Y =15+ 35
Y =5 0
PDB Perusahaan Keju

Y =w+r +i+ p
Y =0+20+0+ (35−0−20 )
Y =20+15
Y =35
PDB Perusahaan Pizza

Y =w+r +i+ p

Y =0+75+0+ ( 200−( 50+35 ) −7 5 )


Y =75+ 40
Y =115
Maka PDB dapat dihitung dengan menjumlahkan keseluruan PDB

Sehingga

PDB=50+35+11 5
PDB=20 0

Pendekatan Pengeluaran

NOMOR 3

Hubungan antara suku bunga dan jumlah uang yang beredar adlah berbanding terbalik. Saat suku
bunga naik maka jumlah uang yang beredar akan menurun dikarenakan orang memiliki tendensi
untuk menyimpan uang mereka di bank. Sehingga harga barang dan jasa rendah maka inflasi juka
rendah. Namun difase demikian kegiatan produksi menurun. Sebaliknya, apabila suku bunga
menurun, maka orang memiliki tendensi untuk berproduksi dan jumlah uang yang beredar
meningkat. Akibatnya dapat membuat inflasi menjadi tinggi. Pada kasus seperti pernyataan di soal,
apabila Bank Indonesia tetap mempertahankan jumlah uang yang beredar, maka hal yang terjadi
adalah orang akan cenderumg menggunakan uang mereka yang lama kelamaan akan menjadi inflasi
dikarenakan tidak ada orang yang menyimpan uang mereka di bank. Agar orang memiliki kemauan
untuk menyimpan uang mereka di bank maka suku bunga diturunkan. Sehingga secara sederhana
jika Bank Indonesia tetap mempertahanklan jumlah uang yang beredar, maka suku bunga akan
mengalami penurunan.

NOMOR 4

(Oktavia, 2014)

Hubungan jumlah uang yang beredar dengan inflasi termasuk dalam Teori Kuantitas Uang
(Quantity of Money) di mana nilai uang ditentuikan oleh supply and demand terhadap uang. Jumlah
uang yang beredar ditentukan oleh bank sentral, dalam kasus ini dapat diartikan Bank Indonesia.
Sementara jumlah uang yang diminta (money demand) ditentukan oleh beberapa faktor
diantaranya, tingkat harga rata-rata dalam perekonomian. Jumlah uang yang diminta oleh
masyarakat untuk melakukan transaksi tergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia.
Semakin tinggi tingkat harga maka semakin besar jumlah uang yang diminta.

Pada grafik diatas, sumbu horizontal menggambarkan jumlah uang yang beredar, Sumbu
vertikal kiri menggambarkan nilai uang, dan sumbu vertikal kanan menggambarkan tingkat harga.
Dari kedua sumbu vertikal dapat dilihat saat nilai uang tinggi, maka tingkat harga akan rendah, dan
sebaliknya.

Kurva demand memiliki kemiringan negatif apabila nilai uang rendah dan harga tinggi, maka
permintaan terhadap uang akan tinggi. Pada titik ekuilibrium, titik A, jumlah uang yang diedarkan
dan jumlah uang yang diminta berada pada titik keseimbangan. Ekuilibrium antara supply and
demand terhadap uang menentukan nilai uang dan tingkat harga barang dan jasa.

Jika bank sentral menambah jumlah uang yang beredar, contohnya dengan mencetak lebih
banyak uang, maka ekuilibrium supply dan demand terhadap uang akan berubah seperti ditunjukkan
pada gambar berikut.
(Oktavia, 2014)

Bertambahnya jumlah uang yang beredar dapat menggeser kurva supply dari MS1 ke MS2.
Akibatnya titik ekuilibrium ikut bergeser dari A ke B. Sehingga dapat menyebabkkan nilai uang turun
dari ½ ke ¼ dan tingkat harga ekuilibrium naik dari 2 ke 4. Maka dapat disimpulkan meningkatnya
jumlah uang yang beredar memicu terjadinya kenaikan harga yang menyebabkan nilai uang menjadi
turun.

Anda mungkin juga menyukai