Anda di halaman 1dari 23

PERTUMBUHAN UANG DAN

INFLASI

Oleh:
Kelompok 12
 TEORI KLASIK MENGENAI INFLASI

Tingkat Harga dan Nilai Uang


Indeks Harga Konsumen(IHK) dan metode pengukuran lain menghitung kenaikan tingkat
harga
Tingkat harga dari keseluruhan perekonomian dapat dilihat dalam dua cara yaitu ketika tingkat
harga barang naik, orang akan membayar lebih banyak untuk membeli barang tersebut atau
kenaikan pada tingkat harga dapat dilihat tingkat harga sebagai ukuran dari nilai uang.
Jumlah Uang Beredar, Permintaan Uang dan Keseimbangan Moneter
Dalam Ilmu Ekonomi, Penawaran dan Permintaan sama halnya seperti Penawaran dan
Permintaan Barang dan Jasa yang menentukan harganya. Penawaran dan Permintaan uang
akan menentukan nilai dari uang Untuk mengembangkan teori kuantitas uang adalah dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang menjadi penentu jumlah penawaran uang dan
permintaan uang antara lain:

 Perhatikan Jumlah Uang Beredar

 Perhatikan Permintaan Uang


Pengaruh dari Injeksi Moneter
Pada gambar tersebut, Injeksi Moneter akan bergeser ke kanan pada kurva penawaran yaitu
dari MS1 ke MS2 dan posisi keseimbangan akan bergerak dari titik A ke titik B. Akibatnya
Nilai Uang mengalami penurunan dan keseimbangan tingkat harga mengalami peningkatan.
Dengan kata lain, ketika terjadi peningkatan jumlah uang yang beredar yang menjadi lebih
banyak hasilnya adalah peningkatan tingkat harga yang membuat Nilai Uang menjadi kurang
berharga.
. Penjelasan mengenai bagaimana tingkat harga ditentukan dan mengapa hal tersebut dapat
mengalami perubahan dari waktu ke waktu disebut sebagai Teori Kuantitas(Quantity Theory of
Money).
Menurut teori kuantitas uang, kuantitas uang yang tersedia dalam perekonomian akan
menentukan nilai dari uang dan pertumbuhan kuantitas uang merupakan penyebab Inflasi.
 DIKOTOMI KLASIK DAN NETRALITAS MONETER
Hume dan Para Ekonom lainnya menunjukkan bahwa variabel ekonomi harus dibagi menjadi
2 kelompok yaitu variabel nominal(nominal variables) yang diukur dalam unit moneter dan
variabel rill(real variables) yang diukur dalam unit fisik.
PDB nominal merupakan variabel nominal karena mengukur nilai mata uang dari keluaran
produksi barang dan jasa sedangkan PDB rill merupakan variabel rill karena mengukur jumlah
total Barang dan Jasa saat ini.
Pemisahan antara variabel rill dan variabel nominal dinamakan sebagai Dikotomi
Klasik(classical dichotomy)
Dikotomi klasik menjadi sangat berguna dikarenakan adanya perbedaan kekuatan yang
mempengaruhi variabel rill dan nominal. Menurut analisis klasik, variabel nominal
dipengaruhi oleh perkembangan sistem moneter perekonomian, sedangkan uang tidak
memiliki relevan untuk menjelaskan variabel rill secara luas.
Ketidakrelevanan perubahan moneter terhadapvariabel rill disebut dengan netralitas
moneter(monetary neutrality).
Uang adalah tolak ukur yang digunakan untuk mengukur transaksi ekonomi, ketika Bank
Sentral menggandakan jumlah uang beredar maka semua harga akan menjadi dua kali lipat dan
nilai satuan hitung akan turun menjadi setengahnya.
 KECEPATAN PERPUTARAN UANG DAN PERSAMAAN
KUANTITAS

Dalam ilmu ekonomi, Perputaran Uang merujuk pada kecepatan dimana mata uang yang sama
berpindah dari dalam seluruh perekonomian dari satu orang ke orang lainnya. Untuk
menghitung perputaran uang
Jika P merupakan tingkat harga(deflator PDB), Y merupakan kuanttas keluaran produksi(PDB
rill) dan M adalah kuantitas uang, maka kecepatan perputaran uang adalah
V = (PxY):M
Dalam perekonomian dapat diambil pemisalan pada memproduksi Pizza yang memproduksi
100 dalam satu tahun, dimana setiap Pizza dijual seharga $10 dan kuantitas uang adalah
sebesar $50 maka perputaran uang adalah
V = ($10x100):$50
= 20
Dalam perekonomian tersebut, masyarakat akan membelanjakan total $1000 per tahun untuk
membeli pizza. Untuk total belanja senilai $1000 yang dengan hanya menggunakan uang
beredar sejumlah $50, maka masing-masing dolar harus berpindah tangan rata-rata sebanyak
20 kali per tahun.
Dengan sedikit penataan ulang aljabar, persamaan dapat ditulis kembali sebagai berikut
MxV=PxY
Persamaan ini menunjukkan bahwa peningkatan kuantitas uang dalam perekonomian harus
tercermin dalam salah satu dari tiga variabel yang lain yaitu: Tingkat harga,
Kuantitas Keluaran Produksi
Perputaran Uang.
Pajak Inflasi
Ketika Pemerintah meningkatkan pendapatan dengan mencetak uang, maka hal ini dapat
dkatakan untuk menarik Pajak Inflasi(Inflation Tax).
Pajak Inflasi tidak sama seperti halnya pajak-pajak lainnya dikarenakan tidak ada yang
menerima tagihan dari pemerintah untuk membayar pajak tersebut.
pajak inflasi lebih sulit untuk dideteksi.
 Efek Fisher
Sebuah penerapan penting dari prinsip ini berkenaaan dengan pengaruh uang pada tingkat suku
bunga. Suku bunga merupakan variabel penting karena menghubungkan perekonomian saat ini
dengan perekonomian mendatang melalui pengaruhnya terhadap tabungan dan investasi. .
Tingkat suku bunga rill adalah tingkat bunga nominal yang dikurangi dengan tingkat inflasi.
Penawaran dan Permintaan dana pinjaman menentukan tingkat suku bunga rill dan berdasarkan
teori kuantitas uang, pertumbuhan jumlah uang beredar menentukan tingkat inflasi.
Dikarenakan tingkat suku bunga rill tidak terpengaruh, maka tingkat suku bunga nominal harus
melakukan penyesuaian terhadap satu per satu perubahan inflasi. Penyesuaian tingkat suku bunga
nominal dengan tingkat inflasi dikenal dengan Efek Fisher(Fisher Effect).
Efek fisher sangat penting untuk memahami perubahan tingkat suku bunga nominal dari waktu
ke waktu.
 
 BIAYA INFLASI

 Hubungan Jatuhnya Daya beli dengan Kekeliruan Terhadap Inflasi


Inflasi pendapatan akan sejalan dengan inflasi harga. Oleh karen itu, inflasi tidak dengan
sendirinya mengurangi daya beli rill pada masyarakat.
Apabila Bank Sentral menurunkan tingkat Inflasi dari 6 persen menjadi 0 persen, maka
kenaikan gaji tahunan para pekerja akan turun dari 10 persen menjadi 4 persen.

Pekerja mungkin saja merasa kekurangan karena disebabkan Inflasi, namun pendapatan nilai
yang mereka peroleh tidak akan naik dengan lebih cepat.
Biaya Kulit Sepatu
Inflasi seperti halnya pajak yang dibebankan kepada para pemegang uang.
Pajak hanya merupakan transfer sumber daya dari rumah tangga kepada pemerintah namun,
sebagian besar pajak memberikan tingkat insentif untuk mengubah perilaku guna menghindari
pembayaran pajak, dan distorsi dari insentif ini menyebabkan kerugian bobot mati(deadweight
toss) bagi masyarakat secara keseluruhan.
Biaya untuk mengurangi kepemilikan uang disebut sebagai Biaya Kulit Sepatu (shoeleather
cost).
Biaya Menu

Biaya penyesuaian harga ini disebut sebagai Biaya Menu (menu cost), sebuah istilah yang
berasal dari biaya sebuah restoran untuk mencetak menu yang baru.
Yang termasuk kedalam daftar biaya menu adalah biaya untuk menentukan harga baru, biaya
pencetakan daftar harga dan katalog baru, biaya pengiriman daftar harga dan katalog baru
kepada pengecer dan pelanggan, biaya iklan dari harga baru dan bahkan biaya yang berurusan
dengan sikap kecewa pelanggan akibat perubahan harga tersebut.
 Variabilitas Harga Relatif dan Kesalahan dalam Alokasi Sumber Daya
Ketika sebuah restoran mencetak menu baru dengan harga yang baru pada setiap bulan dan
kemudian membiarkan harga tidak berubah selama setahun ini. Apabila tidak terdapat Inflasi,
Harga relatif dari restoran dibandingkan dengan harga lainnya dalm perekonomian akan yang
konstan selama setahun.
Sebaliknya apabila tingkat inflasi adalah 12 persen per tahun, harga relatif restoran tersebut
secara otomatis akan turun sebesar 1 persen setiap bulannya. Harga relatif restoran tersebut
akan tinggi pada bulan-bulan di awal tahun, namun setelah itu akan dicetak menu baru dan
harga relatif menjadi rendah dalam bulan-bulan berikutnya.
Ketika Inflasi mendistorsi harga relatif, keputusan konsumen akan terdistorsi dan pasar
menjadi kurang mampu mengalokasikan sumber daya mencapai penggunaan terbaik
Distorsi Pajak akibat Inflasi
Salah satu contoh bagaimana inflasi dapat mendorong keinginan untuk menabung berkaitan
dengan pemberlakuan pajak terhadap keuntungan kapital (capital gains). Laba yang
didapatkan ketika menjual suatu aset yang melebihi harga pembelian aset tersebut. Contoh lain
adalah penetapan pajak atas pendapatan bunga.
Pajak penghasilan memperlakukan bunga nominal yang diperoleh pada tabungan sebagai
pendapatan meskipun bagian dari tingkat suku bunga nominal ini hanya mengompensasi
adanya inflasi.
Pajak atas keuntungan modal nominal dan pajak atas pendapatan bunga nominal merupakan
dua buah contoh mengenai bagaimana kode pajak berinteraksi dengan adanya inflasi.
Kebingungan dan ketidaknyamanan
Dikarenakan inflasi menyebabkan dolar pada waktu yang berbeda memiliki nilai rill yang
berbeda, melakukan komputasi laba perusahaan dengan selisih antara pendapatan dan biaya
akan menjadi semakin rumit dalam perekonomian yang memiliki inflasi.

Oleh karena itu, dalam berbagai hal, inflsi mebuat investor menjadi kurang mampu untuk
memilah antara perusahaan yang berkembang dan perusahaan yang tidak berkembang
Biaya Khusus dari Inflasi yang tak terduga: Redistribusi kekayaan yang
sewenang-wenang(Arbiter)
Biaya Inflasi yang tak terduga ini menjadi penting dalam melakukan berbagai pertimbangan
bersama-sama dengan fakta lainnya: inflasi akan menjadi sangat volatil dan tidak pasti ketika
inflasi rata-rata tinggi.
Hubungan antara tingkat dan volabilitas inflasi mengacu pada biaya lain dari inflasi.
Apabila suatu negara menerapkan kebijakan moneter dengan tingkat inflasi yang tinggi, maka
negara tersebut akan menanggung tidak hanya biaya inflasi yang telah diperkirakan tetapi
juga redistribusi kekayaan yang arbriter terkait dengan inflasi yang tak terduga
Inflasi Buruk, tapi Deflasi Mungkin akan lebih buruk
Beberapa ekonom berpendapat bahwa deflasi pada jumlah kecil dan dapat diprediksi mungkin
menjadi suatu hal yang menguntungkan. Milton Friedman menunjukkan bahwa deflasi akan
menurunkan tingkat bunga nominal yang lebih rendah akan mengurangi biaya dari yang
memegang uang. Menurut pendapatnya biaya kulit sepatu dari memegang uang akan dapat
diminimalkan dengan tingkat suku bunga nominal yang mendekati nol dan nantinya akan
mendorong deflasi sama dengan tingkat suku bunga rill.
Kaidah mengenai felasi moderat ini disebut sebagai aturan Friedman (Friedman rules). Namun
demikian terdapat pula biaya dari adanya deflasi yang mana beberapa diantaranya
mencerminkan biaya inflasi.
 KESIMPULAN
Biaya Inflasi sulit untuk dideteksi, biaya-biaya ini termasuk biaya kulit sepatu, biaya menu,
peningkatan variabilitas harga relatif, perubahan yang tidak diinginkan dalam kewajiban pajak,
kebingungan dan ketidaknyamanan dan redistribusi kekayaan sewenang-wenang (arbiter).
Semua ekonom menyepakati bahwa biaya-biaya ini akan menjadi besar selama hiperinflasi.
Akan tetapi, ukuran biaya ini pada inflasi yang moderat saat kenaikan harga kurang dari 10
persen per tahun menjadi hal yang masih diperdebatkan. Namun karena ekonomi melakukan
transisi agar tingkat inflasi lebih rendagperubahan pada kebijakan moneter akan memiliki efek
pada variabel rill dalam jangka pendek yang krusial.
 
Sesi Bertanya
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai