Anda di halaman 1dari 4

Summary Sesi 4

Kewirausahaan Islam
Andi Shafaa Karina Panguriseng/2006468245

Idea generation & Business Opportunity Recognition


Menjadi pelaku wirausaha memerlukan kemampuan tertentu, termasuk kemampuan menciptakan
dan mengimplementasikan ide, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Kemampuan-
kemampuan ni saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Untuk memecahkan sebuah masalah,
seseorang dituntut untuk mampu berpikir kreatif. Kreatif sendiri pada dasarnya adalah kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk memecahkan masalah. Dalam berpikir kreatif, seorang
wirausahawan dituntut untuk mampu menciptakan dan mengimplementasikan ide-ide yang dapat
menjadi solusi dari masalah yang dihadapi.

Menurut Seel (2012: 2690), masalah adalah sebuah tugas, situasi, atau seseorang yang sulit untuk
dihadapi atau dikontrol karena kompleksitas dan intransparansinya. Jika konsep ini
diimplementasikan dalam konteks kewirausahaan, maka masalah adalah keadaan atau situasi
wirausaha yang sulit untuk dihadapi karena hal-hal kompleks tertentu. Masalah yang timbul dalam
kegiatan wirausaha tidak boleh dibiarkan begitu saja, tetapi harus diatasi dan dipecahkan. Untuk
itu, dibutuhkan kemampuan problem solving. Seel (2012: 2690) menjelaskan bahwa menurut
psikolog Gestalt, problem solving dilakukan dengan berdasar kepada merestruktirisasi sebuah
masalah untuk mendapatkan insight ke dalam solusi masalah tersebut. Dalam hal ini, psikolog
setuju bahwa problem solving dapat dilihat sebagai proses mengolah informasi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, masalah yang dihadapi dalam kegiatan wirausaha dapat
diselesaikan dengan melakukan pemikian kreatif. Pemikiran kreatif adalah keseluruhan aktivitas
kognitif yang digunakan oleh individu-individu menurut objek, masalah dan kondisi tertentu, atau
jenis upaya terhadap peristiwa dan masalah tertentu berdasarkan kapasitas individu (Birgili, 2015:
72). Pemikiran kreatif memiliki tiga dimensi (Arslan, 2007; Rhodes, 1961; Sternberg, 2009 dalam
Birgli, 2015):
1. synthetizing, yaitu dimensi yang terdiri dari berbagai aktivitas, seperti mendapatkan
manfaat dari pemikiran analog, menyimpulkan hasil dari bagian-bagian kecil, dan
mempresentasikan saran otentik untuk solusi dari masalah,
2. articulation, yaitu dimensi yang melibatkan pembentukan pengetahuan lama dan baru atau
ekspansi pengetahuan yang ada saat ini dengan bantuan pengetahuan baru, mengonstruksi
hubungan tidak biasa untuk menghasilkan solusi otenik dan membuat pemikiran menjadi
konkret dengan bantuan imajinasi dan penggunaan material, dan
3. imagination, yaitu dimensi yang terdiri mengonstruksikan hubungan antara pemikiran
valid dan dapat diandalkan, mempresentasikan cara fleksibel tentang pepmikiran dengan
bantuan imajinasi, untuk muncul dengan insight yang berbeda selama proses memproduksi
ide.

Berpikir kreatif bukan merupakan hal yang aka nada dan dikuaai begitu saja oleh manusia. Setiap
orang dapat melatih kemampuan berpikir kreatifnya. Menurut Berlinsky (2022), cara melatih
pemikiran kreatif meliputi:
1. melakukan brainstorming,
2. membuat skenario role-play,
3. melakukan reframing isu,
4. membuat aliran pekerjaan se-kreatif mungkin,
5. berpemikiran terbuka dan fleksibel, dan
6. menghindari menggunakan ego dalam roses berpikir kreatif.

Melakukan kegiatan berpikir kreatif sangat erat kaitannya dengan penciptaan ide. Dalam
berwirausaha, ide yang biasanya muncul adalah ide yang berkaitan dengan bisnis. Menurut
Mwangi dan Apindi (2022), ide bisnis dapat diperoleh melalui sepuluh sumber:
1. pengalaman kerja yang telah lalu,
2. hobi, bakat, dan ketertarikan,
3. survei pelanggan,
4. brainstorming,
5. konsultasi dengan ahli,
6. analisis market gap,
7. keluarga dan teman,
8. riset,
9. tren terkini, dan
10. media massa.
Referensi
Arslan, M. (2007). Ögretim ilke ve yöntemleri. Anı Publishing, Ankara.
Berlinsky, Laura. (2022). 5 Creative Thinking Methods That Can Help You Make Better Decisions.
Diakses pada 20 September 2022. https://fairygodboss.com/articles/creative-thinking-how-
to-develop-great-ideas-at-work.
Birgili, Bengi. (2015). Creative and Critical Thinking Skills in Problem-based Learning
Environments. Journal of Gifted Education and Creativity. 2(2): 71—80. DOI:
10.18200/JGEDC.2015214253.
Rhodes, M. (1961). An analysis of creativity. The Phi Delta Kappan. 42(7): 305—310.
Seel, N. M. (2012). Problems: Definition, Types, and Evidence. Encyclopedia of the Sciences of
Learning, 2690–2693. doi:10.1007/978-1-4419-1428-6_914
Sternberg, R. J. (2009). Academic intelligence is not enough WICS: An expended model for
effective practice in school and later in life. Retrieved from:
https://www.clarku.edu/research/mosakowskiinstitute/conferences/mar12/papers
/Sternberg.pdf.

Anda mungkin juga menyukai