Anda di halaman 1dari 21

PIXELLA

KASUS PENYUSUNAN RENCANA LABA JANGKA PENDEK


UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 20X6

TUJUAN
Setelah menyelesaikan kasus ini, peserta diharapkan mampu:
1. memahami penganggaran sebagai suatu proses perencanaan laba.
2. menyusun perencanaan laba yang dimulai dari penyusunan rencana penjualan
sampai dengan penyusunan proyeksi laba rugi.
3. mengetahui urutan proses penyusunan perencanaan laba.
4. mendapatkan data relevan untuk menyusun perencanaan-perencanaan berikutnya.

A. GAMBARAN RINGKAS PIXELLA

P
ixella adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi dan menjual
bros sebagai asesori tanda panitia perkawinan. Pada awalnya, perusahaan ini
termasuk perusahaan skala bisnis kecil. Namun saat ini, perusahaan ini telah dapat
dikategorikan sebagai perusahaan skala bisnis menengah oleh Kantor Wilayah
Departemen Perdagangan dan Perindustrian Propinsi DIY. Sebelum mendirikan perusahaan,
Ny. Yulia, pemilik perusahaan ini, telah memiliki pengalaman kerja selama 5 tahun sebagai
supervisor pada sebuah perusahaan asesoris di Yogyakarta. Ia memutuskan keluar dari
perusahaan dan mulai mendirikan bisnis sendiri, yaitu bisnis manufaktur yang memproduksi
dan menjual bros yang masih ada kaitannya dengan industri asesoris.
Sejak menjadi karyawati, Ny. Yulia memiliki keinginan yang kuat untuk maju dan
bercita-cita memiliki bisnis sendiri, memimpin, dan mengelolanya dengan penuh motivasi.
Pengalaman kerja yang dimiliki sebagai supervisor selama 8 tahun pada sebuah perusahaan
asesoris dan pengalaman menjalankan bisnis selama 5 tahun, semakin memperkuat motivasi
dan keinginannya untuk mewujudkan cita-citanya. Ia juga memiliki keyakinan bahwa
hubungan yang telah dibina selama 8 tahun tersebut dengan para mitra kerjanya
(perusahaan-perusahaan catering dan salon-salon rias pengantin), akan sangat membantu
pengembangan bisnisnya kelak di kemudian hari.
Dengan sejumlah modal sendiri (ekuiti) yang dimiliki dan sebagian utang jangka
panjang dari sebuah bank pemerintah, Ny. Yulia membeli sebidang tanah yang terletak di
pinggiran kota Yogyakarta arah timur untuk meningkatkan omzet penjualannya. Meskipun
perusahaan telah menunjukkan peningkatan profitabilitas selama beberapa tahun, namun
Ny. Yulia tidak dapat mengukur apakah perusahaannya telah mencapai kinerja seperti yang
diinginkan. Perusahaan tidak dapat membandingkan pencapaian hasil dengan rencananya,
karena selama beberapa tahun perusahaan beroperasi tanpa rencana dan target laba yang

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 1


jelas. Hal ini disebabkan oleh ketidakpahaman Ny. Yulia di bidang-bidang akuntansi dan
manajemen (keuangan, pemasaran, produksi-operasi, dan sumberdaya manusia). Terlebih
lagi, ia juga tidak pernah memiliki pengalaman bagaimana menyusun perencanaan dan
pengendalian laba suatu bisnis yang baik dan benar. Menyadari kekurangan-kekuarangan
dan ketidakpahaman pada berbagai bidang tersebut, ia mulai mencari dan mempekerjakan
beberapa orang yang dianggap memenuhi persyaratan di bidang-bidang tersebut.
Tahun-tahun berikutnya, ia bersama dengan para staf terpilih telah bekerja keras
mengadakan pembaruan-pembaruan pada berbagai bidang, misalnya:
 peningkatan kedisplinan dan kinerja sumberdaya manusia melalui pelatihan dan
workshop;
 peningkatan kesejahteraan para pekerja melalui sistem kompensasi yang fair untuk
semua karyawan, termasuk asuransi dan tabungan hari tua;
 penggunaan teknologi madya yang dapat diterapkan untuk aktivitas produksi;
 ekspansi pasar di luar daerah Yogyakarta, yaitu di daerah Surakarta dan Semarang;
 perubahan struktur organisasi yang jelas, terutama yang menyangkut wewenang dan
tanggungjawab manajemen pada berbagai tingkatan organisasi;
 penerapan feedforward, feedback, follow-up, dan replanning secara terus menerus melalui
saluran komunikasi, baik dari manajemen tingkat atas maupun dari bawah;
 penggunaan sistem akuntansi pertanggungjawaban oleh semua tingkatan manajemen
sesuai dengan departemen, fungsi, atau bagiannya;
 peningkatan koordinasi yang terus menerus dan konsisten pada semua fungsi
manajemen sesuai dengan perubahan struktur organisasi;
 penggunaan prinsip pengecualian, jika perusahaan memandang penting untuk kemajuan
perusahaan di masa yang akan datang;
 penyusunan sistem perencanaan dan pengendalian laba tahunan.
Dalam waktu hampir tiga tahun sejak pembaruan-pembaruan dilakukan, Ny. Yulia
beserta para manajer menilai bahwa pembaruan-pembaruan yang telah dilaksanakan
dengan commitment tinggi oleh semua personil yang ada di dalam organisasi, ternyata
memberikan hasil yang cukup memuaskan. Tahun terus berjalan, kinerja perusahaan
semakin memberi keyakinan bahwa kedua produk yang telah dihasilkan (Bros Warna dan
Bros Natural) telah dapat diterima oleh masyarakat. Ny. Yulia memiliki gagasan mengajukan
pinjaman jangka panjang kepada sebuah bank setempat untuk ekspansi produk baru (Bros
Glazur). Meskipun gagasannya tersebut memperoleh dukungan para manajer dan manajer,
namun mereka juga mengingatkan bahwa ekspansi produk baru bukan sesuatu program
yang mudah untuk dilaksanakan. Ekspansi produk baru memerlukan berbagai pertimbangan
penting karena gagasan tersebut menyangkut koordinasi semua fungsi di dalam organisasi.
Ny. Yulia dan para manajer (Lihat Gambar 1 Struktur Organisasi Pixella)
memerlukan waktu cukup lama mendiskusikan beberapa masalah yang dianggap penting
dalam melaksanakan gagasan ekspansi produk baru. Beberapa masalah penting tersebut
antara lain adalah:

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 2


 Masalah pemasaran: Estimasi kebutuhan pelanggan lama dan calon pelanggan baru
terhadap produk baru, penentuan harga, promosi, dan distribusi.
 Masalah produksi: Pernyiapan tenaga teknis untuk memproduksi produk baru,
penambahan kapasitas mesin yang memadai, penyediaan bahan
baku, layout mesin, dan penentuan lokasi baru jika lokasi lama
tidak dimungkinkan lagi.
 Masalah keuangan: Pemilihan sumber pendanaan yang tepat untuk ekspansi produk
baru, pemilihan mesin seperti yang diharapkan oleh bagian
produksi, dan pengelolaan aktiva lancar, khususnya bahan baku
dan aktiva lancar lainnya.
 Masalah SDM: Perencanaan tenaga kerja yang dapat mendukung ekspansi
produk baru, pelatihan, pengaturan jam kerja, dan kompensasi.
 Masalah sosial: Pembuangan limbah dan pembaruan perijinan baik kepada
pemerintah maupun kepada masyarakat sekitar.
Kesimpulan yang telah disepakati bersama adalah bahwa ekspansi produk baru tetap
dilaksanakan dengan beberapa catatan penting, antara lain: (a) Kompetisi untuk industri
bros dirasakan semakin ketat, (b) Pengenalan produk baru hanya difokuskan pada pelanggan
lama saja dan di daerah distribusi yang sama, (c) Perusahaan akan membuat keputusan
investasi jika produk baru benar-benar dinilai telah masuk tahap pertumbuhan, (d)
Perusahaan akan membuat keputusan pendanaan jika keputusan investasi telah mendapat
persetujuan.

Asumsikan:
Lima tahun telah berlalu, Pixella telah memproduksi dan memasarkan produk baru
(Bros Glazur). Produk baru telah diterima oleh konsumen dan telah masuk dalam tahap
pertumbuhan (growth). Saat ini, akhir Agustus 20X5, Pixella sedang dalam proses
penyiapan penyusunan rencana laba jangka pendek untuk tahun yang berakhir 31
Desember 20X6.

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 3


Manajer
Utama*

Manajer Manajer Manajer


Pemasaran* Pabrik* Keuangan*

Manajer Penjualan Perencanaan dan


Daerah Yogyakarta Pengendalian Laba
(PPL)

Manajer Penjualan
Manajer Bagian
Daerah Surakarta
Administrasi

Manajer Penjualan Manajer Bagian


Daerah Semarang Akuntansi

Manajer Kantor Pusat Manajer Bagian


Keuangan
(Departemen-departemen Jasa) (Departemen-departemen Produksi)

Manajer Dep. Manajer Manajer Manajer Manajer Dep. Manajer


Umum Pabrik Dep. Dep. Dep. Penghalus Dep.
Listrik Reparasi Pencetak Pelapis

* Komite Eksekutif
Gambar 1. Struktur Organisasi Pixella

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 4


B. PROSES PENYUSUNAN RENCANA LABA JANGKA PENDEK UNTUK
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X6
Sebelum tahun anggaran 20X5 berakhir, Perusahaan Pixella telah mulai menyusun
proyeksi neraca dan proyeksi laba rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X5.
Proyeksi neraca dan laba rugi berikut ini disusun berdasarkan pada realisasi sampai dengan
akhir September 20X5 dan estimasi mutasi yang akan terjadi selama tiga bulan sisa tahun
anggaran 20X5, yaitu bulan Oktober, November, dan Desember 20X5.
Pixella
Proyeksi Neraca untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X5 (Tentatif)
AKTIVA
Aktiva Lancar:
Kas 64.314.000
Piutang dagang 5.535.000
Cadangan kerugian piutang -335.000 5.200.000
Persediaan barang jadi 60.556.200
Persediaan barang dalam proses 5.344.000
Persediaan bahan baku 9.885.000
Perskot asuransi 5.143.000
Persediaan supplies 821.000 151.263.200
Aktiva Tetap:
Tanah 45.808.000
Gedung, mesin, dan peralatan 14.981.000
Akumulasi depresiasi -5.150.000 55.639.000
Aktiva Lain:
Penyisihan dana gedung dan mesin 77.702.800
Jumlah Aktiva 284.605.000

UTANG DAN EKUITI


Utang Lancar:
Utang dagang 25.632.000
Utang jasa audit 11.339.000
Biaya bunga yang belum dibayar 12.170.000
Utang pajak kekayaan 17.061.000
Utang pajak penghasilan 21.657.000 87.859.000
Utang Jangka Panjang 100.584.000
Ekuiti 96.162.000
Jumlah Utang & Modal Sendiri 284.605.000

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 5


Pixella
Proyeksi Laba Rugi per Daerah Penjualan (Tentatif)
untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X5
Yogyakarta Surakarta Semarang Keseluruhan
Penjualan Rp338.531.000 Rp365.658.000 Rp307.233.000 Rp1.011.422.000
Harga pokok penjualan 184.706.000 200.290.000 167.244.000 552.241.000
Laba kotor 153.825.000 165.368.000 139.989.000 459.181.000
Biaya-biaya:
Biaya penjualan Rp65.541.000 Rp67.409.000 Rp63.771.000 Rp196.721.000
Biaya adm. Umum 49.694.000 53.697.000 45.129.000 148.520.000
Jumlah biaya 115.235.000 121.106.000 108.900.000 345.241.000

Laba operasi bersih (EBIT) Rp38.590.000 Rp44.262.000 Rp31.089.000 Rp113.940.000

Pixella
Proyeksi Laba Rugi per Jenis Barang (Tentatif)
untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X5
Bros Warna Bros Natural Bros Glazur Keseluruhan
Penjualan Rp337.208.000 Rp347.216.000 Rp326.998.000 Rp1.011.422.000
Harga pokok penjualan 167.598.000 189.875.000 194.769.000 552.242.000
Laba kotor 169.610.000 157.341.000 132.229.000 459.180.000
Biaya-biaya:
Biaya penjualan Rp65.571.000 Rp67.554.000 Rp63.595.000 Rp196.720.000
Biaya adm. Umum 49.505.000 51.002.000 48.012.000 148.518.000
Jumlah biaya 115.076.000 118.556.000 111.607.000 345.238.000

Laba operasi bersih (EBIT) Rp54.534.000 Rp38.785.000 Rp20.622.000 Rp113.942.000

Setiap tahun, komite eksekutif yang terdiri atas Manajer Utama, Manajer Pemasaran,
Manajer Pabrik, dan Manajer Keuangan selalu menyusun rencana laba jangka panjang dan
jangka pendek. Proyeksi rencana laba strategis jangka panjang disusun meliputi periode
waktu empat tahunan, yaitu tahun anggaran 20X6 s.d. 20X9. Rencana laba tersebut disusun
sesuai dengan tujuan-tujuan umum, sasaran-sasaran khusus, dan strategi jangka panjang
perusahaan. Rencana laba ini masih bersifat sangat umum dan hanya menunjukkan
ringkasan data saja. Karena sifatnya yang masih sangat umum tersebut, rencana laba ini
dianggap kurang begitu formal dan hanya menjadi ikatan sementara saja. (Rencana laba
jangka panjang tidak ditunjukkan dalam kasus ini)
Untuk menyusun rencana penjualan tahun 20X6, Pixella menggunakan dua
pendekatan ramalan penjualan, yaitu: (1) ramalan penjualan yang disusun oleh forecaster
team dari pusat dan (2) ramalan penjualan yang disusun oleh masing-masing manajer daerah

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 6


penjualan. Kedua pendekatan estimasi tersebut ditempuh oleh perusahaan untuk
memperoleh gambaran proyeksi penjualan yang lebih realistis.
1. Rencana Penjualan: Estimasi Penjualan, dan Rencana Biaya Penjualan
Rencana penjualan taktis jangka pendek disusun menggunakan dasar partisipasi
secara aktif dari departemen, fungsi, dan bagian yang terkait. Pada bulan September 20X5,
Bagian Perencanaan dan Pengendalian Laba (PPL) mengumpulkan data penjualan historis
selama lima tahun yang lalu (20X1 s.d. 20X5) dari departemen akuntansi. Data penjualan
tersebut telah dikelompokkan menurut daerah penjualan, periode, dan jenis barang. Data
tersebut dimasukkan ke dalam special form yang telah disiapkan oleh bagian PPL. Pada
tanggal 15 September 20X5, bagian PPL memberikan special form tersebut kepada para
manajer daerah penjualan.
Setelah mempelajari dan mempertimbangkan data historis yang telah diterima, para
manajer daerah penjualan menyusun rencana penjualan tahun 20X6, yang dirinci ke dalam
empat periode triwulanan (khusus Triwulan 1 dirinci lagi menjadi tiga periode bulanan).
Pada tanggal 15 Oktober 20X5, mereka mengirimkan rencana penjualan yang telah disusun
kepada Manajer Pemasaran dan disertai dengan saran-saran yang mereka anggap penting
untuk mencapai rencana mereka. Rencana penjualan tersebut antara lain memuat: (1)
volume penjualan, (2) harga jual per unit, (3) program-program promosi dan iklan di semua
daerah termasuk biayanya, (4) jumlah tenaga penjual, dan (5) biaya-biaya penjualan.
Manajer pemasaran mempelajari secara cermat estimasi penjualan yang telah
diperoleh dari para manajer daerah penjualan dan kemudian membandingkannya dengan
hasil peramalan yang telah disusun oleh forecaster team dari pusat. Perbedaan hasil estimasi
penjualan yang berasal dari dua sumber mengharuskan manajer pemasaran perlu
bekerjasama dengan para manajer daerah penjualan dan forecaster team. Mereka secara
bersama mulai menyusun rencana penjualan sementara.
Pada tanggal 1 November 20X5, manajer pemasaran segera mengajukan rencana
penjualan tentatif sebagai hasil kerjasama antara para manajer daerah dan team forecaster
kepada Manajer Utama. Sesudah rencana penjualan tentatif diterima, Manajer Utama segera
mengadakan pertemuan dengan komite eksekutif. Pada pertemuan tersebut, Manajer
Pemasaran mempresentasikan secara rinci rencana penjualan dan rencana biaya penjualan
dengan berbagai asumsi. Dengan pertimbangan berbagai pendapat manajemen, potensi
daerah, dan lain-lain, Manajer Utama memandang bahwa penyusunan rencana penjualan
tahun yang akan datang sebaiknya mempertimbangkan estimasi penjualan yang berbasis
pada data penjualan historis (lihat Tabel 1).
Dari hasil rencana penjualan yang telah disetujui, Manajer Utama memberikan
beberapa catatan: a) Kebijakan pendistribusian barang (lihat Tabel 2) untuk Triwulan 1, b)
Rencana penentuan harga jual per unit berdasarkan laba kontribusi per jenis produk (lihat
Tabel 3), dan c) Rencana biaya penjualan (lihat Tabel 4). Rencana biaya penjualan tersebut
masih dianggap relevan untuk tahun 20X6.

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 7


Tabel 1. Data Unit Penjualan Historis Pixella Tahun 20X1 s.d. 20X5
Daerah Yogyakarta Daerah Surakarta Daerah Semarang
Bros Bros Bros Bros Bros Bros Bros Bros Bros
Periode
Warna Natural Glazur Warna Natural Glazur Warna Natural Glazur
20X1:
Triwulan 1 1.060 1.520 1.510 1.490 1.120 1.110 1.200 1.240 1.180
Triwulan 2 1.110 1.340 1.240 1.310 1.240 1.140 1.000 1.300 1.190
Triwulan 3 1.120 1.310 1.310 1.370 1.140 1.020 1.040 1.510 1.200
Triwulan 4 1.140 1.410 1.410 1.450 1.160 1.220 1.010 1.240 1.240
20X2:
Triwulan 1 1.120 1.510 1.420 1.620 1.220 1.020 1.220 1.210 1.150
Triwulan 2 1.110 1.330 1.160 1.420 1.310 1.200 1.120 1.310 1.180
Triwulan 3 1.120 1.260 1.210 1.440 1.190 1.010 1.150 1.380 1.210
Triwulan 4 1.160 1.400 1.230 1.510 1.280 1.210 1.140 1.260 1.240
20X3:
Triwulan 1 1.030 1.580 1.480 1.580 1.240 1.040 1.340 1.220 1.170
Triwulan 2 1.120 1.410 1.280 1.410 1.320 1.210 1.120 1.380 1.190
Triwulan 3 1.130 1.400 1.320 1.430 1.200 1.030 1.160 1.400 1.210
Triwulan 4 1.180 1.540 1.410 1.510 1.280 1.210 1.140 1.260 1.240
20X4:
Triwulan 1 1.100 1.560 1.560 1.610 1.150 1.100 1.240 1.220 1.190
Triwulan 2 1.100 1.380 1.240 1.410 1.270 1.190 1.160 1.340 1.260
Triwulan 3 1.140 1.250 1.410 1.430 1.120 1.100 1.180 1.410 1.310
Triwulan 4 1.240 1.410 1.420 1.520 1.240 1.200 1.160 1.260 1.340
20X5:
Triwulan 1 1.120 1.610 1.600 1.590 1.220 1.100 1.340 1.310 1.190
Triwulan 2 1.140 1.440 1.340 1.390 1.340 1.200 1.120 1.380 1.210
Triwulan 3 1.180 1.410 1.410 1.410 1.210 1.100 1.140 1.410 1.280
Triwulan 4 1.220 1.580 1.520 1.510 1.310 1.200 1.160 1.330 1.300

Tabel 2. Rencana Distribusi Penjualan Barang Pixella untuk Triwulan 1 (dalam unit) Tahun 20X6
Yogyakarta Surakarta Semarang
Triwulan 1 Bros Bros Bros Bros Bros Bros Bros Bros Bros
Th 20X6 Warna Natural Glazur Warna Natural Glazur Warna Natural Glazur
Januari 30% 30% 40% 30% 30% 40% 30% 30% 40%
Februari 40% 30% 30% 40% 30% 30% 40% 30% 30%
Maret 30% 40% 30% 30% 40% 30% 30% 40% 30%

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 8


Tabel 3 Rencana Penentuan Harga Jual per Unit Barang Tahun 20X6
Bros Warna Bros Natural Bros Glazur
Daerah Yogyakarta * * *
Daerah Surakarta ** ** **
Daerah Semarang *** *** ***
Catatan:
*) Rencana penentuan harga jual di Yogyakarta berdasarkan gross profit margin 50% untuk Bros Warna, 45% untuk Bros Natural, dan
40% untuk Bros Glazur.
**) Rencana penentuan harga jual di Surakarta Rp300 lebih tinggi dari rencana penentuan harga jual di Yogyakarta
***) Rencana penentuan harga jual di Semarang Rp500 lebih tinggi dari rencana penentuan harga jual di Yogyakarta

Tabel 4. Budget Biaya Fleksibel untuk Daerah Penjualan Tahun 20X6


Daerah Yogyakarta Daerah Surakarta Daerah Semarang Kantor Pusat
Variabel Variabel Variabel Variabel
Tetap per Rp1 juta Tetap per Rp1 juta Tetap per Rp1 juta Tetap per Rp1 juta
per bulan penjualan per bulan penjualan per bulan penjualan per bulan penjualan
1. Gaji supervisor Rp1.750.000 -- Rp1.750.000 -- Rp1.750.000 -- Rp1.800.000 --
2. Gaji staf/karyawan 1.715.000 -- 1.715.000 -- 1.715.000 -- 1.715.000 --
3. Perjalanan dinas 315.000 Rp 1.000 285.000 Rp 1.000 280.000 Rp1.000 305.000 Rp1.000
4. Telepon 85.000 -- 80.000 -- 85.000 -- 85.000 --
5. Komisi -- 8.000 -- 8.000 -- 8.000 -- --
6. Pengiriman 55.000 2.000 60.000 2.000 55.000 2.000 -- --
7. Penyusutan -- -- -- -- -- -- 70.000 --
(peralatan kantor)
8. Alat tulis kantor -- -- -- -- -- -- 65.000 1.000
9. Biaya transportasi -- -- -- -- -- -- 75.000 1.500
10. Promosi dan iklan 300.000 -- 350.000 -- 350.000 -- 400.000 --

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 9


2. Rencana Produksi: Rencana Produksi, Rencana Persediaan Barang Jadi, dan Estimasi
Nilai Persediaan Barang Jadi
Komite eksekutif telah menetapkan bahwa rencana tingkat persediaan barang jadi
harus memperhatikan rencana penjualan dan tingkat produksi. Kondisi perusahaan
sedemikian rupa sehingga dimungkinkan tingkat produksi tidak mempengaruhi jumlah
karyawan tetap dan biaya-biaya variabel yang ada. Manajer pabrik, dalam konsultasinya
dengan para manajer pabrik, terutama dengan manajer departemen produksi, kemudian
menyusun rencana produksi dan rencana persediaan secara rinci (menurut jenis barang dan
waktu) untuk memenuhi rencana penjualan. Rencana-rencana tersebut diajukan kepada
komite eksekutif dan telah mendapat persetujuan tentatif dari Manajer Utama (Tabel 5).
Tabel 5. Rencana Persediaan Barang Jadi dan Barang Dalam Proses Tahun 20X6
Bros Warna Bros Natural Bros Glazur
Nilai Nilai Nilai
Unit Persediaan Unit Persediaan Unit Persediaan
Barang Jadi:
Awal Januari 20X6 1.350 (d) 1.540 (d) 1.360 (d)
Awal Februari 20X6 (a) (e) (a) (e) (a) (e)
Awal Maret 20X6 (a) (e) (a) (e) (a) (e)
Awal Triwulan 2 20X6 (b) (e) (b) (e) (b) (e)
Awal Triwulan 3 20X6 (b) (e) (b) (e) (b) (e)
Awal Triwulan 4 20X6 (b) (e) (b) (e) (b) (e)
Akhir Triwulan 4 20X6 (c) (e) (c) (e) (c) (e)
Barang dalam proses (f):
Awal Januari 20X6 130 Rp13.000 120 Rp12.600 140 Rp12.300
Catatan:
(a) Ditetapkan sebesar 2% di atas rencana penjualan bulan bersangkutan (dibulatkan
dalam puluhan unit).
(b) Ditetapkan sebesar 2% di atas rencana rata-rata penjualan per bulan dalam triwulan
bersangkutan (dibulatkan dalam puluhan unit).
(c) Ditetapkan sebesar 2% di atas rencana rata-rata penjualan per bulan dalam setahun
(dibulatkan dalam puluhan unit).
(d) Harga (nilai) per unit persediaan barang jadi:
Bros Warna 1.350 unit terdiri atas 200 unit dengan nilai Rp13.570, 100 unit dengan
nilai Rp13.690, dan 1.050 unit dengan harga Rp13.460
Bros Natural 1.540 unit terdiri atas 200 unit dengan nilai Rp13.400, 500 unit dengan
nilai Rp13.810, dan 840 unit dengan nilai Rp13.640
Bros Glazur 1.360 unit terdiri atas 460 unit dengan nilai Rp15.870, 600 unit dengan
nilai Rp15.620, dan 300 unit dengan nilai Rp15.420
(e) Belum dapat dihitung karena belum ada data biaya produksi.
(f) Persediaan barang dalam proses: Bros Warna 130 unit berada pada Departemen
Penghalus, Bros Natural 120 unit berada pada Departemen Pelapis, dan Bros Glazur
140 unit berada pada Departemen Pelapis. Semua persediaan tersebut dipertahankan
stabil sepanjang tahun anggaran 20X6.

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 10


3. Rencana Bahan Baku: Rencana Kebutuhan, Rencana Pembelian, Estimasi Nilai
Persediaan, dan Rencana Biaya bahan Baku
Perusahaan menggunakan tiga jenis bahan baku, yaitu Perak, Akrilik, dan Glosi. Bros
Warna diproses melalui dua departemen produksi, yaitu Dep. Pencetak dan Penghalus. Bros
Natural diproses melalui dua departemen, yaitu Dep. Pencetak dan Pelapis. Bros Glazur
diproses melalui tiga departemen, yaitu Dep. Pencetak, Penghalus, dan Pelapis. Setiap unit
Bros Warna diproses menggunakan satu unit Perak pada Dep. Pencetak dan dua unit Akrilik
pada Dep. Penghalus. Setiap unit Bros Natural diproses menggunakan dua unit Perak pada
Dep. Pencetak dan satu unit Akrilik pada Dep. Pelapis. Setiap unit Bros Glazur diproses
menggunakan satu unit Perak pada Dep. Pencetak, satu unit Akrilik pada Dep. Penghalus, dan
satu unit Glosi pada Dep. Pelapis. Tingkat penggunaan bahan baku ditunjukkan pada Tabel 6
dan aliran penggunaan bahan baku ditunjukkan pada Gb. 2.
Manajer pembelian telah memberikan input keputusan tentang estimasi harga
selama tahun anggaran 20X6 sebagai berikut:
 Harga bahan baku perak per unit diperkirakan sangat fluktuatif, tergantung harga pasar
dunia: Januari Rp820, Februari Rp740, Maret Rp760, Triwulan 2 Rp810, Triwulan 3
Rp830, dan Triwulan 4 Rp760.
 Harga bahan baku akrilik per unit diperkirakan adalah Rp640 yang setiap triwulan akan
mengalami kenaikan harga Rp50 per unit;
 Harga bahan baku glosi per unit diperkirakan Rp700 yang setiap bulan mengalami
kenaikan harga Rp20 per unit. Untuk periode triwulan, rencana pembelian bahan ini
menggunakan harga rata-rata selama triwulan yang bersangkutan;
Selain itu, manajer pembelian juga telah memberikan input besarnya tingkat persediaan
masing-masing bahan baku pada setiap akhir bulan dan triwulan (Tabel 7).

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 11


Tabel 6. Tingkat Penggunaan Bahan baku per Bros Tahun 20X6
Unit Kebutuhan Bahan Baku per Bros
Perak Akrilik Glosi
Bros Warna 2 (pada Dep. Pencetak) 1 (pada Dep. Penghalus) --
Bros Natural 1 (pada Dep. Pencetak) 2 (pada Dep. Pelapis) --
Bros Glazur 1 (pada Dep. Pencetak) 1 (pada Dep. Penghalus) 1 (pada Dep. Pelapis)

Perak Akrilik Glosi

2 1 1 1 2 1 1

Departemen
Departemen Departemen Pelapis
1 Bros Warna Pencetak Penghalus 1 Bros Warna

1 Bros Natural 1 Bros Natural

1 Bros Glazur 1 Bros Glazur

Gambar 2. Aliran Penggunaan Bahan Baku

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 12


Tabel 7. Rencana Persediaan Bahan Baku (unit dan nilai) Tahun 20X6
Bahan baku Perak Bahan baku Aklirik Bahan baku Glosi
Nilai Nilai Nilai
Unit Persediaan Unit Persediaan Unit Persediaan
Awal Januari 20X6* 6.000 (d) 5.600 (d) 1.300 (d)
Awal Februari 20X6 (a) (e) (a) (e) (a) (e)
Awal Maret 20X6 (a) (e) (a) (e) (a) (e)
Awal Triwulan 2 20X6 (b) (e) (b) (e) (b) (e)
Awal Triwulan 3 20X6 (b) (e) (b) (e) (b) (e)
Awal Triwulan 4 20X6 (b) (e) (b) (e) (b) (e)
Akhir Triwulan 4 20X6 (c) (e) (c) (e) (c) (e)
Catatan:
(a) Ditetapkan sebesar 5% di atas rencana kebutuhan bahan baku pada bulan yang
bersangkutan (dibulatkan dalam puluhan unit).
(b) Ditetapkan sebesar 5% di atas rencana rata-rata kebutuhan bahan baku per bulan pada
triwulan yang bersangkutan (dibulatkan dalam puluhan unit).
(c) Ditetapkan sebesar 5% di atas rencana rata-rata kebutuhan bahan baku per bulan
dalam setahun (dibulatkan dalam puluhan unit)..
(d) Bahan baku Perak: 1.100 unit @ Rp800; 3.200 unit @ Rp700; 1.700 unit @ Rp800
Bahan baku Aklirik: 1.600 unit @ Rp800; 1.800 unit @ Rp750; 2.200 @ Rp700
Bahan baku Glosi: 400 unit @ Rp900; 400 unit @ Rp1.000; 500 @ Rp950
(e) Belum dapat dihitung karena belum ada data biaya bahan baku.
Metoda penilaian persediaan bahan baku yang digunakan oleh perusahaan adalah
metoda first-in, first-out (FIFO), last-in, first-out (LIFO), dan average (rata-rata) untuk
dibandingkan dan disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Karena rencana ini disusun
sebelum tahun 20X5 berakhir, maka jumlah unit persediaan dan harga masing-masing jenis
bahan baku pada awal Januari 20X6 yang ditunjukkan di atas tentu saja hanya berupa
estimasi tingkat persediaan pada akhir 31 Desember 20X5. Jadi, dasar estimasi yang
digunakan adalah tingkat persediaan dan harga aktual pada saat rencana persediaan ini
disusun, dan kemudian disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi
selama sisa waktu berjalan.
4. Rencana Tenaga Kerja langsung: Rencana Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung dan
Rencana Biaya Tenaga Kerja Langsung
Perusahaan menggunakan tenaga kerja langsung pada masing-masing departemen
produksi. Rencana standar jam tenaga kerja langsung (DLH) per unit barang yang digunakan
pada masing-masing departemen produksi dan tarif upah rata-rata per jam yang telah
disetujui tentatif terlihat pada Tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Rencana Penggunaan DLH per Unit Barang dan Tarip per DLH untuk Tahun
20X6
Bros Warna Bros Natural Bros Glazur
DLH Tarip DLH Tarip DLH Tarip
per unit per DLH per unit per DLH per unit per DLH
Dep. Pencetak 0,20 a) 0,20 a) 0,20 a)
Dep. Penghalus 0,30 b) -- -- 0,20 b)
Dep. Pelapis -- -- 0,30 c) 0,20 c)

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 13


Catatan:
a. Departemen pencetak menggunakan 4 tenaga kerja langsung dengan tarif upah yang
berbeda: Kelompok A 2 orang dengan tarif upah Rp10.100 per DLH dan kelompok B 2
orang dengan tarif upah Rp8.650 per DLH.

b. Departemen penghalus menggunakan 4 tenaga kerja langsung dengan tarif upah yang
berbeda: Kelompok A 1 orang dengan tarif upah Rp10.100 per DLH, kelompok B 1 orang
dengan tarif upah Rp8.650 per DLH, dan kelompok C 2 orang dengan tarif upah Rp7.380
per DLH.

c. Departemen pelapis menggunakan 4 tenaga kerja langsung dengan tarif upah yang
berbeda: Kelompok A 1 orang dengan tarif upah Rp10.100 per DLH, kelompok B 1 orang
dengan tarif upah Rp8.650 per DLH, kelompok C 1 orang dengan tarif upah Rp7.380 per
DLH, dan kelompok D 1 orang dengan tarif upah Rp6.970 per DLH.

C. FUNGSI, DEPARTEMEN, DAN BAGIAN


Selain tiga departemen produksi dan tiga fungsi pemasaran yang telah disebutkan,
perusahaan ini masih memiliki delapan departemen, fungsi, dan bagian yang lain sehingga
jumlah pusat pertanggungjawaban yang ada pada perusahaan ini sebanyak 14. Selengkap-
nya, 14 pusat pertanggungjawaban (departemen, fungsi, dan bagian) tersebut adalah sebagai
berikut:
 Tiga departemen jasa (Departemen Umum Pabrik, Listrik, dan Reparasi).
 Tiga departemen produksi (Departemen Pencetak, Penghalus, dan Pelapis).
 Tiga fungsi pemasaran (Daerah Yogyakarta, Surakarta, Semarang).
 Satu kantor pusat.
 Tiga bagian administrasi umum (Bagian administrasi, Akuntansi, dan Keuangan).
 Satu bagian Pemeliharaan Gedung.

1. Activity Base: Fungsi, Departemen, dan Bagian


Komite eksekutif telah memilih activity base yang dianggap tepat bagi departemen
pabrik (departemen produksi dan jasa), dan kemudian masing-masing manajer pusat
pertanggungjawaban tersebut segera menyusun budget biaya berdasarkan jumlah aktivitas
yang direncanakannya (Tabel 9). Activity base yang dianggap paling sesuai untuk semua
departemen, fungsi, dan bagian adalah sebagai berikut:

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 14


Tabel 9. Activity Base Fungsi, Departemen, dan Bagian Tahun 20X6
Fungsi, Departemen, dan Bagian Activity Base
Fungsi Pemasaran:
Daerah Yogyakarta Jumlah Penjualan Daerah Yogyakarta (Rp)
Daerah Surakarta Jumlah Penjualan Daerah Surakarta (Rp)
Daerah Semarang Jumlah Penjualan Daerah Semarang (Rp)
Kantor Pusat Jumlah Semua Penjualan Daerah (Rp)
Departemen Produksi:
Departemen Pencetak Direct Labor Hours (DLH)
Departemen Penghalus Direct Labor Hours (DLH)
Departemen Pelapis Direct Labor Hours (DLH)
Departemen Jasa:
Departemen Umum Pabrik Total Direct Labor Hours (Total DLH)
Departemen Listrik Kilowatt Hours (KWH)
Departemen Reparasi Direct Repair Hours (DRH)
Bagian Administrasi Umum:
Bagian Administrasi Jumlah Semua Penjualan Daerah (Rp)
Bagian Akuntansi Jumlah Semua Penjualan Daerah (Rp)
Bagian Keuangan Jumlah Semua Penjualan Daerah (Rp)
Bagian Pemeliharaan Gedung*
*) Khusus untuk Bagian Pemeliharaan Gedung, sebagian biaya bersifat uncontrollable dan
sebagian biaya lain bersifat controllable dan direncanakan berdasarkan estimasi
langsung oleh manajernya.

2. Rencana Biaya Pemeliharaan Gedung: Divisi Penjualan, Divisi Produksi, dan Divisi
Administrasi Umum
Perusahaan memiliki beberapa gedung yang digunakan untuk divisi-divisi peru-
sahaan. Rencana biaya pemeliharaan gedung ini akan dibebankan pada tiga divisi
berdasarkan persentase luas pemakaian lantai: 40% untuk divisi pabrik, 35% untuk divisi
penjualan, dan 25% untuk divisi administrasi umum. Komite eksekutif membuat estimasi
biaya pemeliharaan gedung untuk tahun 20X6 (Tabel 10) berdasarkan pada pengalaman
tahun-tahun sebelumnya. Sebagian biaya-biaya pemeliharaan gedung tergolong sebagai
biaya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) dan sebagian biaya yang lain tergolong
biaya yang dapat dikendalikan (controllable).
3. Rencana Biaya Departemen Produksi: Departemen Pencetak, Departemen Penghalus,
dan Departemen Pelapis
Komite eksekutif telah memutuskan bahwa semua departemen produksi meng-
gunakan activity base jam tenagakerja langsung (DLH). Oleh karena itu, semua budget biaya
departemen produksi harus memperhatikan jam tenagakerja langsung (DLH). Dengan
metoda least square, pendapat manajemen, dan analisis langsung, manajer pabrik menyusun
formula budget biaya fleksibel dan mengajukannya kepada komite eksekutif. Budget tersebut
telah mendapat persetujuan dari Manajer Utama (Tabel 11).

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 15


Tabel 10 Rencana Biaya Pemeliharaan Gedung 20X6
Januari Februari Maret Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Biaya-biaya tak terkendali:
1. Gaji supervisor Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp1.800.000 Rp5.400.000 Rp5.400.000 Rp5.400.000
2. Penyusutan 750.000 750.000 750.000 2.250.000 2.250.000 2.250.000
3. Asuransi 120.000 120.000 120.000 360.000 360.000 360.000
4. Pajak 240.000 240.000 240.000 720.000 720.000 720.000
Biaya-biaya terkendali:
5. Upah Rp820.000 Rp900.000 Rp900.000 Rp2.600.000 Rp2.400.000 Rp2.400.000
6. Reparasi dan pemeliharaan 500.000 400.000 400.000 1.200.000 1.200.000 1.300.000
7. Listrik 350.000 350.000 350.000 1.050.000 1.050.000 1.050.000
8. Air 200.000 200.000 200.000 600.000 600.000 600.000
9. Telepon 300.000 300.000 300.000 900.000 900.000 900.000
Catatan:
1. Rencana biaya pemeliharaan gedung ini dihitung berdasarkan rata-rata tahunan selama 5 tahun dan dialokasikan 40% untuk divisi
pabrik, 35% untuk divisi penjualan, dan 25% untuk divisi administrasi umum.
2. Alokasi biaya pemeliharaan gedung untuk daerah penjualan di Yogyakarta, Surakarta, Semarang, dan Kantor Pusat ditetapkan sama.
3. Alokasi biaya pemeliharaan gedung untuk bagian administrasi, bagian akuntansi, dan bagian keuangan ditetapkan sama.

Tabel 11. Budget Biaya Fleksibel Departemen-departemen Produksi Tahun 20X6


Departemen-departemen Produksi
Departemen Pencetak Departemen Penghalus Departemen Pelapis
Tetap Variabel Tetap Variabel Tetap Variabel
per bulan per 100 DLH per bulan per 100 DLH per bulan per 100 DLH
1. Gaji supervisor Rp1.950.000 -- Rp1.950.000 -- Rp1.950.000 --
2. Gaji staff/karyawan 1.684.000 -- 1.569.000 -- 1.585.000 --
3. Pemeliharaan peralatan 262.000 Rp1.000 187.000 Rp1.000 180.000 Rp1.000
4. Pemakaian supplies 342.000 2.000 308.000 1.000 283.000 1.000
5. Penyusutan (basis output) -- 20.000 -- 30.000 -- 20.000
6. Asuransi 237.000 -- 232.000 -- 220.000 --
7. Pajak 231.000 -- 222.000 -- 222.000 --

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 16


4. Rencana Biaya Departemen Jasa: Departemen Umum Pabrik, Departemen Listrik, dan
Departemen Reparasi
Sesuai dengan keputusan komite eksekutif, activity base yang digunakan oleh ketiga
departemen jasa tidak sama (lihat Tabel 9). Manajer departemen umum pabrik, yang
menggunakan Jumlah DLH sebagai activity base, dalam membuat rencana biaya
departemennya harus memperhatikan estimasi jumlah jam tenaga kerja langsung.
Sedangkan manajer departemen listrik dan manajer departemen reparasi, dalam membuat
rencana biaya departemennya perlu memperhatikan estimasi banyaknya aktivitas jam
kilowatt (KWH) dan jam reparasi langsung (DRH). Berdasarkan pengalaman tahun-tahun
sebelumnya dan memperhatikan rencana produksi tahun yang akan datang, manajer
departemen listrik dan manajer departemen reparasi menyusun rencana aktivitas 20X6
berdasarkan rata-rata realisasi 20X1 s.d. 20X5 seperti ditunjukkan pada Tabel 12.
Tabel 12. Rencana Kegiatan Departemen Listrik dan Departemen Reparasi
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Departemen Listrik (KWH):
Januari 29.370 25.080 28.950 29.580 29.850
Februari 30.050 30.530 31.380 31.200 30.050
Maret 30.800 30.450 30.350 31.230 31.430
Triwulan 2 91.150 93.080 89.730 92.400 90.600
Triwulan 3 81.150 79.650 81.100 83.180 82.150
Triwulan 4 69.380 68.350 68.750 68.180 69.180
Departemen Reparasi (DRH):
Januari 59 62 58 64 62
Februari 74 78 72 79 71
Maret 70 70 75 78 77
Triwulan 2 227 246 255 259 247
Triwulan 3 214 217 223 230 228
Triwulan 4 209 217 246 225 209

Dengan analisis least square, pendapat manajemen, dan analisis secara langsung, para
manajer departemen jasa mengajukan formula budget biaya fleksibel kepada manajer pabrik.
Selanjutnya, manajer pabrik presentasi dihadapan komite eksekutif. Manajer Utama telah
memberikan persetujuan rencana biaya fleksibel pada Tabel 13.

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 17


Tabel 13. Budget Biaya Fleksibel Departemen-departemen Jasa Tahun 20X6
Departemen-departemen Jasa
Departemen Umum Pabrik Departemen Listrik Departemen Reparasi
Tetap Variabel Tetap Variabel Tetap Variabel
per bulan per 1.000 DLH per bulan per 1.000 KWH per bulan per DRH
1. Gaji supervisor Rp2.050.000 -- Rp1.950.000 -- Rp1.925.000 --
2. Gaji staff/karyawan 675.000 -- 825.000 -- 750.000 --
3. Pemeliharaan peralatan -- -- 290.000 Rp 10.000 -- --
4. Bahan bakar -- -- -- 20.000 -- Rp10.000
5. Pemakaian supplies -- -- -- -- -- --
6. Perjalanan dinas 335.000 Rp10.000 -- -- -- --
7. Telepon 75.000 -- -- 280.000 --
8. Penyusutan (basis waktu) 300.000 -- 320.000 -- 270.000 --
9. Asuransi 185.000 -- 175.000 -- 275.000 --
10. Pajak 200.000 -- 230.000 -- -- --
11. Alat tulis kantor 125.000 20.000 -- -- -- --

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 18


5. Rencana Overhead: Alokasi Biaya Departemen-departemen langsung dan Biaya
Pemeliharaan Gedung, Rencana Tarif Overhead Departemen-departemen Produksi,
dan Rencana Biaya Overhead
Untuk menentukan besarnya tarif overhead setiap departemen produksi, komite
eksekutif memutuskan menggunakan pertimbangan alokasi pembebanan biaya berdasarkan
data historis dan management judgement seperti ditunjukkan pada Tabel 14.
Tabel 14. Rencana Pembebanan Biaya Overhead Tahun 20X6
Pembebanan
Pemeliharaan Departemen Departemen Departemen
Gedung* Umum Pabrik Listrik (KWH) Reparasi (DRH)
Departemen Jasa:
1. Dep. Um. Pabrik 10% -- -- --
2. Dep. Listrik 8% 12% -- --
3. Dep. Reparasi 10% 10% 16% --
Departemen Produksi:
1. Dep. Pencetak 26% 29% 32% 40%
2. Dep. Penghalus 23% 26% 25% 30%
3. Dep. Pelapis 23% 23% 27% 30%
Jumlah 100% 100% 100% 100%
* 40% yang dibebankan pada divisi pabrik ini selanjutnya dibebankan kembali pada
departemen-departemen ini.

6. Rencana Biaya Divisi Administrasi Umum: Bagian Administrasi, Bagian Akuntansi, dan
Bagian Keuangan
Komite eksekutif juga telah membuat keputusan bahwa activity base yang digunakan
oleh ketiga bagian administrasi umum (Bagian Administrasi, Akuntansi, dan Keuangan)
adalah jumlah rupiah penjualan. Oleh karena itu, masing-masing manajer bagian administrasi
umum dalam membuat rencana biayanya harus memperhatikan estimasi jumlah rupiah
penjualan. Dengan metoda least square, pendapat manajemen, dan analisis langsung, manajer
keuangan menyusun formula budget biaya fleksibel dan mengajukannya kepada komite
eksekutif. Rencana-rencana biaya tersebut telah mendapat persetujuan dari Manajer Utama
(Tabel 15).

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 19


Tabel 15. Budget Biaya Fleksibel Bagian Administrasi Umum Tahun 20X6
Bagian-bagian Administrasi Umum
Bagian Administrasi Bagian Akuntansi Bagian Keuangan
Variabel Variabel Variabel
Tetap per Rp1 juta Tetap per Rp1 juta Tetap per Rp1 juta
per bulan jumlah penjualan per bulan jumlah penjualan per bulan jumlah penjualan
1. Gaji supervisor Rp1.850.000 -- Rp1.850.000 -- Rp1.850.000 --
2. Gaji staf/karyawan 1.750.000 -- 1.750.000 -- 1.750.000 --
3. Perjalanan dinas 275.000 -- 315.000 -- 315.000 --
4. Telepon 95.000 -- 95.000 -- 95.000 --
5. Penyusutan 85.000 -- 75.000 -- 65.000 --
6. Asuransi 75.000 -- 75.000 -- 150.000 --
7. Pajak 75.000 -- 115.000 -- 40.000 --
8. Alat tulis kantor -- Rp1.000 -- Rp500 -- Rp1.500
9. Jasa lawyer 305.000 -- -- -- -- --
10. Kerugian piutang -- -- -- -- -- 5.000
11. Jasa audit 325.000 -- -- -- -- --

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 20


D. PERMINTAAN
Susunlah rencana-rencana laba tahun 20X6 berikut ini dengan mengisi formulir-
formulir yang telah disediakan.
1. Formulir 1 s.d. 3. Pola penjualan historis Daerah Yogyakarta
2. Formulir 4 s.d. 6. Pola penjualan historis Daerah Surakarta
3. Formulir 7 s.d. 9. Pola penjualan historis Daerah Semarang
4. Formulir 10 s.d. 12. Estimasi penjualan Daerah Yogyakarta
5. Formulir 13 s.d. 15. Estimasi penjualan Daerah Surakarta
6. Formulir 16 s.d. 18. Estimasi penjualan Daerah Semarang
7. Formulir 19. Rencana penjualan
8. Formulir 21. Rencana produksi
9. Formulir 22. Rencana kebutuhan bahan baku untuk bagian pembelian
10. Formulir 23. Rencana kebutuhan bahan baku untuk departemen produksi
11. Formulir 24. Rencana pembelian bahan baku
12. Formulir 25. Rencana biaya dan persediaan bahan baku – FIFO
13. Formulir 26. Ringkasan rencana biaya penggunaan bahan baku – FIFO
14. Formulir 27. Rencana jam tenaga kerja langsung
15. Formulir 28. Rencana tarif upah tenaga kerja langsung
16. Formulir 29. Rencana biaya tenaga kerja langsung
17. Formulir 30. Rencana biaya pemeliharaan gedung
18. Formulir 31. Rencana biaya departemen-departemen produksi
19. Formulir 32. Rencana volume kegiatan departemen listrik dan departemen reparasi
20. Formulir 33. Rencana biaya departemen-departemen jasa
21. Formulir 34. Rencana tarif overhead
22. Formulir 35. Rencana biaya overhead
23. Formulir 36. Rencana harga pokok produksi
24. Formulir 37. Rencana harga pokok penjualan dan persediaan barang jadi – FIFO
25. Formulir 38. Ringkasan rencana harga pokok penjualan - FIFO
26. Formulir 39. Rencana harga jual barang per unit
27. Formulir 19. Rencana penjualan
28. Formulir 20. Rencana biaya penjualan
29. Formulir 40. Rencana biaya administrasi umum
30. Formulir 41. Proyeksi laba rugi (keseluruhan)
31. Formulir 42. Proyeksi laba rugi (per jenis barang)
32. Formulir 43. Proyeksi laba rugi (per daerah penjualan)

Tim Penganggaran STIE YKPN Yogyakarta 21

Anda mungkin juga menyukai