Anda di halaman 1dari 23

MODUL III

RANGKAIAN LISTRIK
RANGKAIAN RL PADA RLC SERI

Disusun Oleh:
Kelompok XII

Firman Maolana 210491100001


Ahmad Zuhair Subeki 210491100025
Afif Maulana Agung Izzulhaq 210491100056

LABORATORIUM MEKATRONIKA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2022
MODUL III
RANGKAIAN LISTRIK
RANGKAIAN RL PADA RLC SERI

3.1. Tujuan Praktikum


Setelah menyelesaikan praktikum rangkaian listrik tentang rangkaian RL
pada RCL seri praktikan diharapkan mampu:
1. Mahasiswa dapat mempelajari efek perubahan frekuensi terhadap
impedansi pada rangkaian RL seri.
2. Mahasiswa dapat mempelajari efek perubahan frekuensi terhadap arus
pada rangkaian RL seri.

3.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan saat praktikum rangkaian listrik tentang
rangkaian RL pada RCL seri sebagai berikut
1. Software multisim
2. Laptop atau komputer

3.3. Dasar Teori


Setelah melakukan praktikum rangkaian listrik tentang rangkaian RL pada
RCL seri didapatkan dasar teori yang meliputi:
3.3.1. Impedansi Rangkaian Rl Seri
Impedansi listrik atau secara singkat sering disebut dengan impedansi
adalah ukuran hambatan listrik pada sumber arus bolak-balik (ac atau alternating
current). Impedansi listrik juga sering disebutkan sebagai jumlah hambatan listrik
sebuah komponen elektronik terhadap aliran arus dalam rangkaian pada frekuensi
tertentu. Impedansi dan resistansi memiliki persamaan yaitu hambatan listrik yang
dimiliki oleh sebuah komponen terhadap arus listrik dan sama-sama
menggunakan ohm (Ω) sebagai satuan unit pengukurannya. Namun berbeda
dengan resistansi, jumlah hambatan listrik pada impendansi akan berubah seiring
dengan perubahan frekuensi sinyal. Ini menandakan bahwa tahanan atau
hambatan suatu komponen akan bervariasi tergantung pada frekuensi sinyal yang
masuk ke komponen tersebut. Berikut merupakan contoh rangkaian RL seri dapat
dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Rangkaian RL seri

3.3.2. Arus Terhadap Frekuensi Rangkaian Rl


Frekuensi adalah ukuran jumlah tiap satu putaran per peristiwa dalam jeda
waktu yang telah ditentukan. Dalam menghitung frekuensi ini perlu menetapkan
terlebih dahulu jarak waktu, menghitung jumlash kejadian dan membagi hitungan
jumlah kejadian panjang jarak waktu yang ada. Frekuensi tidak hanya digunakan
pada bidang fisika dan eletronika saja, namun juga dalam konteks kedokteran
hingga dalam konteks statistika. Dalam ilmu eletronika, frekuensi adalah jumlah
gelombang listrik yang dihasilkan tiap detik. Herts menyebutkan bahwa frekuensi
adalah banyaknya gelombang yang dihasilkan setiap satu detik. Jadi, supaya lebih
mudah, 1 hertz = 1 gelombang per detik [2].
3.3.3. Function Generator
Function generator atau generator fungsi adalah alat uji elektronik yang
dapat membangkitkan berbagai bentuk gelombang. Bentuk gelombang yang dapat
dihasilkan oleh function generator diantaranya seperti bentuk gelombang sinus
(sine wave), gelombang kotak (square wave), gelombang gigi gergaji (saw tooth
wave), gelombang segitiga (triangular wave) dan gelombang pulsa (pulse). Fungsi
ini sedikit berbeda dengan rf signal generator ataupun audio signal generator
yang pada umumnya hanya fokus pada pembangkitan bentuk gelombang sinus.
Adapun gambar function generator dapat dilihat pada Gambar 3..

Gambar 3.2. Function generator

Function generator dapat menghasilkan frekuensi hingga 20mhz


tergantung pada rancangan produsennya. Frekuensi yang dihasilkan tersebut dapat
kita atur sesuai dengan kebutuhan kita. Selain pengaturan Frekuensi, mengatur
bentuk gelombang, DC offset dan duty cycle (siklus kerja). sebagai pengetahuan,
DC offset digunakan untuk mengubah tegangan rata-rata pada sinyal relatif
terhadap 0v atau ground. sedangkan yang dimaksud dengan duty cycle atau siklus
kerja adalah perbandingan waktu ketika sinyal mencapai kondisi on dan ketika
mencapai kondisi off dalam satu periode sinyal. siklus kerja atau duty cycle adalah
perbandingan lamanya waktu kondisi on dan kondisi off suatu sinyal pada setiap
periode. Fungsi pengaturan duty cycle untuk mengubah rasio tegangan tertinggi ke
tegangan terhadap tegangan terendah pada sinyal gelombang persegi. Berikut ini
merupakan jenis jenis function generator [3].
1. Analogue Function Generator (Generator Fungsi Analog)
Function generator jenis ini adalah function generator yang paling
pertama dikembangkan yaitu sekitar tahun 1950-an. Pada saat tersebut,
penggunakan teknologi digital masih sangat terbatas. Meskipun masih
menggunakan teknologi analog, function generator jenis ini memiliki
beberapa kelebihan yaitu harga yang relatif lebih murah, cara penggunaan
yang lebih mudah dan sederhana.
2. Digital function generator (generato fungsi digital) 
Seperti namanya, function generator jenis ini memanfaatkan
teknologi digital untuk menghasilkan bentuk gelombangnya. Ada beberapa
teknik yang dapat digunakan untuk membangkitkan bentuk gelombang,
namun teknik yang paling umum digunakan adalah teknik direct digital
synthesis (sintesis digital langsung) atau disingkat dengan DDS. Digital
function generator ini mampu menghasilkan bentuk gelombang dengan
tingkat akurasi dan stabilitas yang tinggi karena rangkaian sistem
pewaktunya (clock) dikendalikan oleh kristal (crystal). Digital funciton
generator juga mampu menghasilkan spektral yang murni (high spectral
purity) dan noise fase yang rendah (low phase noise). Dengan beberapa
kelebihan digital function generator yang ditawarkan ini, harga digital
function generator menjadi lebih mahal dan pengoperasian lebih rumit jika
dibandingkan dengan analog function generator.
3. Sweep function generator (generator fungsi sweep) 
function generator jenis ini memiliki kemampuan sweep pada
frekuensinya. Pada umumnya, sweep function generator ini menggunakan
teknologi digital, namun ada juga yang menggunakan versi analog.
Kemampuan sweep pada function generator jenis ini dapat mencapai
100:1 atau bahkan lebih tergantung pada tipe generatornya.

3.4. Tugas Pendahuluan


Adapun tugas pendahuluan modul ketiga tentang rangkaian rl pada rlc seri
dapat dilihat sebagai berikut.
1. Jelaskan sesuai dengan pemahaman anda tentang rangkaian RL Seri!
Jawab:
Rangkaian seri merupakan rangkaian alat-alat listrik yang disusun
secara sejajar. Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang
dihubungkan ke satu daya lewat satu rangkaian. Tegangan sumber daya
yang dibagi pada rangkaian seri dengan jumlah tahanan seri jika besar
tegangan sama. Rangkaian ini dari masing-masing bernilai sama dengan
tegangan total sumber tegangan. Arus listrik mengalir tanpa melalui
cabang. Rangkaian RL seri termasuk resistor dan indikator yang dirangkai
secara seri dengan menghubungkan ke sumber tegangan AC. Berikut
merupakan gambar dari rangkaian RL seri yang ditunjukkan pada Gambar
3.3. dibawah ini.

Gambar 3.3. Rangkaian RL seri.

2. Mengapa rangkaian RL menggunakan tegangan AC?


Jawab:
Karena pada rangkaian ini terdapat resistor yang memiliki sifat
yang sefase dengan arus listrik, sedangkan rangkaian induktor memiliki
sifat yang beda fase dengan arus listrik. Pada rangkaian RL seri ini dari
masing-masing bernilai sama dengan tegangan total.
3. Jelaskan mengenai grafik hubungan antara nilai tegangan dan arus
terhadap waktu pada resistor yang berada di rangkaian RL seri tegangan
AC? dan gambarkan!
Jawab:
Pada grafik ini tegangan dan arus berada pada sefase, yang
mencapai nilai maksimum saat yang sama. Sebuah resistor dihubungkan
pada sumber tegangan bolak-balik besarnya tegangan dengan resistor
sumber. Berikut merupakan gambar dari grafik pada resistor tegangan AC
yang ditunjukkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Grafik pada resistor tegangan AC.


4. Jelaskan mengenai grafik hubungan antara nilai tegangan dan arus
terhadap waktu pada induktor yang berada di rangkaian RL seri tegangan
AC? dan gambarkan!
Jawab:
Tegangan induksi muncul setelah ada perubahan arus pada selang
waktu tertentu. Grafik ini merupakan tegangan yang mendahului arus
dengan beda sudut fase 90° atau arus tegangan sejauh 90°. Tegangan
induktor akan mencapai nilai maksimum lebih cepat seperempat periode
dari pada saat arus mencapai nilai maksimum tegangan. Berikut
merupakan gambar dari grafik pada induktor tegangan AC yang
ditunjukkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Grafik pada induktor tegangan AC

5. Sebuah induktor yang memiliki nilai induktansi sebesar 0.5 H


dihubungkan secara seri dengan hambatan bernilai 560Ω, kemudian
dihubungkan pula pada tegangan AC sebesar V = 100 sin 500t. Tentukan :
a. Reaktansi induktif
b. Impedansi
c. Kuat arus maks
d. Beda fase antara arus dan tegangan
e. Persamaan Arus sesaat
Berikut merupakan perhitungan dari sebuh induktor.
Diket:
L = 0,5H
R = 560Ω
V = 100 sin 500t dengan diperoleh Vm = 100V
w = 500 rad/s
Ditanya:
a. Reaktansi induktif (XL)
b. Impedansi (Z)
c. Kuat arus maks (Vm)
d. Beda fase antara arus dan tegangan (tan θ)
e. Persamaan Arus sesaat (I)
Jawab:
a. Reaktansi induktif
XL = w.L
XL = 500.0,5
XL = 250
b. Impedansi
Z = √(R2 + XL2)
Z = √(5602 + 2502)
Z = √(313600 +62500)
Z = √376100
Z = 613,269
c. Kuat arus maks
Vm = im.Z
Vm = im.613,269
100
im =
613,269
im = 0,163A
d. Beda fase antara arus dan tegangan
tan θ = XL / R
tan θ = 250/560
tan θ = 0,44642
θ = 24,06°
θ = 0,1336
e. Persamaan Arus sesaat
I = im.sin (wt+ θ)
I = 0,613.sin(500t+24,06°)
I = 0,613.sin(500t+0,836π)

3.5. Tugas Praktikum


Adapun berikut merupakan tugas praktikum yang telah dikerjakan oleh
praktikan dalam praktikum rangkaian listrik sebagai berikut.
3.5.1. PERCOBAAN RESPON FREKUENSI RANGKAIAN RL
1. Buatlah rangkian RL seperti Gambar 3.6. dibawah ini.

Gambar 3.6. Rangkaian RL

2. Ukurlah sebuah resistor 10K Ohm dengan ohm meter. Catatlah hasil dari
pengukuran tersebut pada sebuah Tabel 3.1.
3. Aturlah AG dengan Vout = 5 Vpp dan frekuensi = 50 Hz. Ukurlah
tegangan pada sebuah resistor VR dan catat pada sebuah tabel.
4. Aturlah AG sehingga f = 100Hz, cek tegangan keluaran = 5Vpp.
Ukurlah V R dan catat pada sebuah tabel
5. Ulangi langkah yang ke-4 untuk mendapatkan frekuensi seperti pada
sebuah tabel pada tiap frekuensi, l a l u ukurlah VR dan catat hasil
pengukuran pada sebuah tabel setelah pengukuran selesai, matikan AG.
6. Dengan harga terukur dari VR dan R. Kemudian hitung arus pada
rangkaian pada tiap frekuensi. Catat hasil pengukuran pada sebuah tabel
7. Dengan harga hasil perhitungan dari arus I dan tegangan V, hitung
impedansi Z rangkaian pada tiap frekuensi.
Berikut merupakan tabel hasil pengukuran menggunakan multisim yang
ditunjukan pada Tabel 3.1. dibawah ini.

Tabel 3. 1. Hasil percobaan menggunakan multisim


Frekuensi Tegangan Ress Arus
V
F, (Hz) VR, (V) Rangkaian (mA)
50 5 4,998 499,792
100 5 4,998 499,803
150 5 4,998 499,742
200 5 4,998 499,803
250 5 4,997 499,737
300 5 4,997 499,743
350 5 4,998 499,8
400 5 4,998 499,802
450 5 4,998 499,76
500 5 4,997 499,737

Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika V


= 5 dan frekuensi = 50 Hz ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Jika V = 5 dan frekuensi = 50 Hz

Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika V


= 5 dan frekuensi = 100 Hz ditunjukkan pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Jika V = 5 dan frekuensi = 100 Hz

Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika V


= 5 dan Frekuensi = 150 Hz ditunjukkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9. Jika V = 5 dan frekuensi = 150 Hz


Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika V
= 5 dan Frekuensi = 200 Hz ditunjukkan pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10. Jika V = 5 dan frekuensi = 200 Hz

Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika


diketahui V = 5 dan frekuensi = 250 Hz ditunjukkan pada Gambar
3.11.

Gambar 3.11. Jika V = 5 dan frekuensi = 250 Hz

Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika V


= 5 dan frekuensi = 300 Hz ditunjukkan pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12. Jika V = 5 dan frekuensi = 300 Hz


Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika V
= 5 dan frekuensi = 350 Hz ditunjukkan pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13. Jika V = 5 dan frekuensi = 350 Hz

Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika V


= 5 dan frekuensi = 400 Hz ditunjukkan pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14. Diketahui V = 5 dan frekuensi = 400 Hz

Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika V


= 5 dan frekuensi = 450 Hz ditunjukkan pada Gambar 3.15.
Gambar 3.15. Jika V = 5 dan frekuensi = 450 Hz

Berikut merupakan perhitungan menggunakan multisim jika V


= 5 dan frekuensi = 500 Hz ditunjukkan pada Gambar 3.16.

Gambar 3.16. Jika V = 5 dan frekuensi = 500 Hz


Berdasarkan hitungan dengan berbagai rumus berikut merupakan
hasil tabel perhitungan manual yang ditunjukan pada Tabel 3.2. hasil
percobaan rangkain RL.
Tabel 3. 2. Hasil percobaan rangkain RL

Frekuensi Tegangan Ress Arus Rgk Impedansi


V
F, (Hz) VR, (V) (A) Rangkaian (Ω)
50 5 4,99999 0,0004999 10000,000089
100 5 4,99999 0,0004999 10000,0000178
150 5 4,99998 0,0004999 10000,00001
200 5 4,99999 0,0004999 10000,000177
250 5 4,99999 0,0004999 10000,000277
300 5 4,99999 0,0004999 10000,00071
350 5 4,99999 0,0004999 10000,000543
400 5 4,99999 0,0004999 10000,00071
450 5 4,99999 0,0004999 10000,000898
500 5 4,99764 0,0004999 10000,001109

Diketahui :
L= 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 50Hz
Ditanya :
Tegangan pada resistor, Arus rangkaian, Impedensi rangkaian?
Jawab :
ω = 2πf = 2. 3,14 .50 = 314
XL = ωL = 314. 0,03 x 10-3 = 9,42 x 10-3
Z = √R2 + XL2 = √100002 + 0,009422= √100000000 + 0,0000888
Z = √100000000,0000888
Z = 10000,000089Ω
V 5
I = =
Z 10000,000089
I = 0,0004999A
R
VR = V
R + XL
10000
VR = 5
10000+0,00942
VR = 4,99999V
Diketahui :
L= 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 100Hz
Ditanya :
Tegangan pada resistor, Arus rangkaian, Impedensi rangkaian?
Jawab :
ω = 2πf = 2. 3,14 .100 = 628
XL = ωL = 628. 0,03 x 10-3 = 0,01884Ω
Z = √R2 + XL2 = √100002 + 0,018842
Z = √100000000 + 0,000355
Z = √100000000,000355
Z = 10000,0000178Ω
V
I =
Z
5
I =
10000,000355
I = 0,0004999A
R
VR = V
R + XL
10000
VR = 5
10000+0,1884
VR = 4,9999V
Diketahui :
L = 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 150Hz
Ditanya :
Tegangan pada resistor, Arus rangkaian, Impedensi rangkaian?
Jawab :
ω = 2πf = 2. 3,14 .150 = 942
XL = ωL = 942. 0,03 x 10-3 = 1,413Ω
Z = √R2 + XL2
Z = √100002 + 1,4132
Z = √100000000 + 1,996569
Z = √100000001,996569
Z = 10000,0001Ω
V
I =
Z
5
I =
10000,0001
I = 0,000499A
R
VR = V
R + XL
10000
VR = 5
10000+1,413
VR = 4,99998V
Diketahui :
L = 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 200Hz
ω = 2πf = 2. 3,14 .200 = 1256
XL = ωL = 1256. 0,03 x 10- 3= 0,03768Ω
Z = √R2 + XL2 = √100002 + 0,037682 = √100000000 + 0,00141978
= √100000000,001411978 = 10000,000177Ω
V 5
I = = = 0,000499A
Z 10000,000177
R 10000
VR = V= 5 = 4,99905818V
R + XL 10000+1,884
Diketahui :
L = 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 250Hz
Ditanya :
Tegangan pada resistor, Arus rangkaian, Impedensi rangkaian?
Jawab :
ω = 2πf = 2. 3,14 .250 = 1570
XL = ωL = 1570. 0,03. 10-3 = 2,355Ω
Z = √R2 + XL2
Z = √100002 + 2,3552
Z = √100000000 + 5,546025
Z = √100000005,546025
Z = 10000,000277Ω
V
I =
Z
5
I =
10000,000277
I = 0,000499A
R
VR = V
R + XL
10000
VR = 5
10000+2,355
VR = 4,999882278V
Diketahui :
L = 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 300Hz
Ditanya :
Tegangan pada resistor, Arus rangkaian, Impedensi rangkaian?
Jawab :
ω = 2πf = 2. 3,14 .300 = 1884
XL = ωL = 1884. 0,03. 10-3 = 2,826Ω
Z = √R2 + XL2
Z = √100002 + 2,8262
Z = √100000000 + 7,986276
Z = √100000007,986276
Z = 10000,00071Ω
V
I =
Z
5
I =
10000,00071
I = 0,000499A
R
VR = V
R + XL
10000
VR = 5
10000+2,826
VR = 4,99985874V
Diketahui :
L = 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 350Hz
ω = 2πf = 2. 3,14 .350 = 2198
XL = ωL = 2198. 0,03. 10-3 = 3,297Ω
Z = √R2 + XL2 = √100002 + 3,2972 = √100000000 + 10,870209
= √100000010,870209 = 10000,000543Ω
V 5
I = = = 0,000499A
Z 10000,000543
R 10000
VR = V= 5 = 4,999835204V
R + XL 10000+3,297
Diketahui :
L = 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 400Hz
Ditanya :
Tegangan pada resistor, Arus rangkaian, Impedensi rangkaian?
Jawab :
ω = 2πf = 2. 3,14 .400 = 2512
XL = ωL = 2512. 0,03. 10-3 = 3,768Ω
Z = √R2 + XL2
Z = √100002 + 3,7682
Z = √100000000 + 14,187824
Z = √100000014,187824
Z = 10000,00071Ω
V
I =
Z
5
I =
10000,00071
I = 0,000499A
R
VR = V
R + XL
10000
I = 5
10000+3,768
I = 4,99811671V
Diketahui :
L = 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 450Hz
Ditanya :
Tegangan pada resistor, Arus rangkaian, Impedensi rangkaian?
Jawab :
ω = 2πf = 2. 3,14 .450 = 2826
XL = ωL = 2826. 0,03. 10-3 = 4,239Ω
Z = √R2 + XL2
Z = √100002 + 4,2392
Z = √100000000 + 17,969121
Z = √100000017,969121
Z = 10000,000898Ω
V
I =
Z
5
I =
10000,000898
I = 0,000499A
R
VR = V
R + XL
10000
VR = 5
10000+4,239
VR = 4,97889447V
Diketahui
L = 0,03uH = 0,03 x 10-3
R = 10k Ω
f = 500Hz
Ditanya :
Tegangan pada resistor, Arus rangkaian, Impedensi rangkaian?
Jawab :
ω = 2πf = 2. 3,14 .500 = 3140
XL = ωL = 3140. 0,03. 10-3 = 0,094Ω
Z = √R2 + XL2
Z = √100002 + 0,0942
Z = √100000000 + 0,008836
Z = √100000000,83600
Z = 10000,001109Ω
V
I =
Z
5
I =
10000,001109
I = 0,000499A
R
VR = V
R + XL
10000
VR = 5
10000+4,710
VR = 4,997646117V
3.6. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ketiga tentang
rangkaian RL pada RLC seripercobaan rangkaian RL dengan tegangan 5v dan
input diantaranya frekuensi 50Hz – 500Hz pada metode perhitungan aplikasi
multisim dan perhitungan manual dapat ditemukan perbedaan dalam hasil
perhitungan antara perhitungan aplikasi multisim dan perhitungan manual.
Keakuratan dalam perhitungan tegangan resistor dan arus rangkaian dalam
aplikasi multisim dan perhitungan manual lebih akurat menggunakan aplikasi
multisim dikarenakan adanya resistansi pada resistor yang tidak terhitung oleh
perhitungan manual, kemudian hasil yang didapat dari kedua perhitungan tersebut
mengalami sedikit perubahan nilai pada hasil terkahir pada nilai komanya dalam
hasil perhitungan pencarian nilai Vr, arus, dan impedansi, nilai tersebut bisa
mengalami kenaikan dan bisa juga mengalami penurunan hasil belakang koma
jika frekuensinya dinaikkan dari frekuensi lima puluh sampai lima ratus, otomatis
nilai impedasinya akan naik namun dalam perhitungan impedansi rangkaian pada
perhitungan aplikasi multisim tidak dapat diketahui, oleh karena itu dapat
diketahui dalam perhitungan manual. Perhitungan manual dapat digunakan untuk
menyelesaikan jika perhitungan secara aplikasi tidak dapat memenuhi syarat.
3.7. Daftar Pustaka
[1] Leto, Chrisyantus. 2014. “Pengembangan kontrol alat eletronik pada SMK
XYZ”. Jurnal SISFOKOM, Vol 03, No.01: hal.16.
[2] Permata, Endi. 2020. “Maintenance preventive pada transformator
stepdown avo5 dengan kapasitas 150kv di PT. Krakatau daya listrik”. Jurnal
teknik eletro, Vol. 03, No. 01: Hal. 486.
[3] Kho, Dickson. 2022. “Pengertian Function Generator dan Jenis-jenisnya”. 7
Mei 2020. https://teknikelektronika.com/pengertian function generator jenis
generator fungsi/. Dikases pada 4 oktober 2022 pukul 10.56 WIB.

Anda mungkin juga menyukai