Anda di halaman 1dari 55

ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU

INSTALASI GAWAT DARURAT


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Memberikan pelayanan gawat darurat paripurna secara cepat
tepat dan akurat
Tujuan 1. Agar pasien cepat tertangani sesuai dengan kriteria
kegawatdaruratannya.
2. Agar pasien mendapat pelayanan sesuai dengan hak
dan kewajibannya sebagai pengguna jasa layanan.
3. Agar tercipta pelayanan yang tepat dan mudah.
4. Agar tercipta tertib administrasi pertolonganpasien di
Instalasi Gawat Darurat.
Kebijakan Surat Keputusan Direktur Nomor............................ tentang
Kebijakan Pelayanan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Skrining awal
a. Petugas IGD atau security melakukan skrining apakah
pasien masuk ke IGD atau masuk ke rawat jalan
b. Bila pasien ke IGD Petugas IGD atau petugas satpam
mengantarkan pasien masuk ke IGD
2. Triase
a. Proses triase dilakukan pada semua pasien baru
b. Perawat IGD dan Dokter IGD melakukan triase pada
pasien baru
c. Pasien yang datang dengan diantar oleh ambulance
atau pasien dengan kategori resusitasi/emergency
dilakukan pemeriksaan triase dengan cara walk in
triase
d. Perawat IGD yang bertugas melakukan triase
memberikan tanda apakah pasien masuk criteria
emergency atau resusitasi
e. Jika tidak didapatkan tanda Resusitasi atau
Emergency, perawat triase melakukan pemeriksaan
saturasi oksigen dan mengukur Heart Rate
f. Jika didapatkan tanda emergency, atau pasien butuh
resusitasi, perawat triase langsung mengantar pasien
ke ruang resusitasi
g. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan tanda vital
dan jika diperlukan pemeriksaan penunjang
(Laboratorium, Radiologi dan EKG)
h. Jika didapatkan tanda urgent, dokter IGD melakukan
konsultasi kepada Dokter Spesialis yang bertugas
i. Pasien dengan kategori False Emergency dapat
menunggu pemeriksaan maksimal dalam waktu 120
menit
j. Pasien dengan kategori False Emergency dapat
menunggu pemeriksaan maksimal dalam waktu 120
menit
k. Pasien Non Urgent dan False Emergency yang datang
pada saat jam poliklinik UPT RSUD Lamaddukelleng
Wajo
ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU
INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
di arahkan ke poliklinik.
l. Pasien non urgent dan false emergency yang berusia
> 65 tahun dan < 3 tahun diberikan penandaan khusus
pada kartu tunggu, agar mendapatkan pelayanan lebih
dahulu.
m.Dokter jaga IGD mengisi form triase

3. Pendaftaran pasien
a. Pada saat pasien dilakukan pemeriksaan triase,
keluarga dianjurkan untuk melakukan pendaftaran
pasien
b. Petugas pendaftaran mengambil data pasien
c. Petugas pendaftaran mengantar status pesien de
dalam Ruang Gawat darurat dan meletakkan di folder
pasien baru Ruang Gawat Darurat

4. Evaluasi awal pasien


a. Dokter Jaga IGD menerima serah terima pasien dan
menandatangani form triase di kolom tanda tangan
dokter jaga
b. Dokter melakukan anamnesa singkat
c. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
d. Dokter melakukan diagnosa kerja yang membuat
pasien datang ke IGD
e. Dokter melakukan tata laksana awal
f. Pada kondisi resusitasi pasien dilakukan resusitasi
oleh Tim Jaga IGD sesuai dengan kasusnya
Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Security
KRITERIA PASIEN MASUK
INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Kategori pasien dengan kondisi gawat darurat yang
mendapatkan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
Tujuan 1. Memberikan pelayanan gawat darurat paripurna secara
cepat tepat dan akurat
2. Memberikan prioritas penanganan untuk kasus gawat
darurat
3. Meningkatkan keselamatan pasien, staf dan lingkungan
4. Meningkatkan turn over pasien Instalasi Gawat Darurat
5. Mencegah kondisi Overcrowding di Instalasi Gawat
Darurat
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur Nomor
……………………………………. tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor.............................tentang Pemberlakuan
Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Pasien yang memenuhi kriteria sebagai pasien gawat
darurat adalah :
a. Nyeri dada (AMI)
b. Perdarahan yang tidak dapat dihentikan
c. Nyeri yang tidak tertahankan
d. Batuk darah atau muntah darah
e. Sesak nafas atau kesulitan bernafas
f. Pusing yang disertai adanya kelemahan otot atau
penglihatan kabur
g. Diare dan muntah dengantandadehidrasi
h. Penurunan kesadaran yang tiba-tiba
i. Korban kecelakaan atau kekerasan
j. Kejang
k. RetensioUrine
l. Akut Abdomen
2. Setiap pasien yang masuk IGD akan melalui proses
triase untuk dipilah berdasarkan kriteria
kegawatdaruratannya
3. Pasien yang memenuhi kriteria resusitasi dan kriteria
emergency akan segera dibawa ke Ruang Resusitasi
dan Ruang Emergency sesuai dengan label pasien
(SPO Triage Instalasi Gawat Darurat)
4. Penanganan pasien yang datang dengan keluhan yang
tidak masuk dalam kriteria gawat darurat dan tanda vital
stabil (non urgent) akan mendapat penanganan sesuai
dengan masalah dan dilakukan observasi maksimal 2
(dua) jam,
KRITERIA PASIEN MASUK
INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
selanjutnya akan dipulangkan untuk berobat jalan di
poliklinik atau menjalani perawatan end of life care,
contohnya pada pasien kronis dengan perbaikan
keadaan umum
5. Pasien walk in clinic akan mendapatkan penanganan di
Instalasi Gawat Darurat dalam waktu <2 jam dan
maksimal 6 jam.
6. Kriteria kegawatdaruratan pasien masuk IGD untuk
obstetri mengacu pada SPO pelayanan gawat darurat
obstetri.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap
PEMERIKSAAN SKRINING
DI TRIASE PRIMER/PERTAMA
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Melakukan penilaian awal kegawatdaruratan pada setiap pasien
baru datang
Tujuan 1. Agar pasien mendapat penanganan sesuai dengan
tingkat kegawatdaruratan.
2. Untuk mencegah morbiditas dan mortalitas pasien.
3. Pasien dapat tertangani dengan baik.
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur Nomor ...................................
tentang Kebijakan Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ...................................tentang Pemberlakuan
Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Perawat IGD/ Triase merespon cepat kedatangan
pasien
2. Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 2 menit :
a. Perawat IGD/ triase melakukan penilaian kesadaran
dengan menggunakan kriteria AVPU:
 A : Awake
 V : Respon to Verbal
 P : Respon to Pain
 U : Unrespon
b. Perawat memasang pulse oksimetri untuk
pemeriksaan sirkulasi (Circulation), jika didapatkan:
 Heart Rate (-), cek pulsasi segera lakukan
Resusitasi Jantung Paru
 Heart Rate Bradikardia/ Trakardia segera antar
pasien ke Ruang Resusitasi
 SpO2 <90% segera antar pasien ke Ruang
Resusitasi
3. Perawat IGD/Triase melakukan penilaian jalan napas
pasien (Airway):
 Bebas
 Ada suara tambahan
 Tidak ada aliran/obstruksi jalan napas total
4. Perawat IGD/Triase melakukan penilaian Pernapasan
(Breathing) dengan menghitung Frekwensi Napas jika
didapatkan pasien dengan:
 Henti napas/Bradipnea (Frekwensi Napas
≤10x/menit) pasien langsung dibawa ke Ruang
Resusitasi
 Takipnea Berat (Frekwensi Napas ≥24 x/menit
pasien langsung dibawa ke Ruang Emergency
sesuai dengan
PEMERIKSAAN SKRINING
DI TRIASE PRIMER/PERTAMA
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
label pasien.
5. Petugas Triase menanyakan keluhan utama pasien jika
terdapat keluhan yang potensial mengancam nyawa
(kejang, lumpuh sebelah/hemiparase, atau nyeri dada)
maka pasien langsung di antar ke Ruang Resusitasi
Emergency
6. Hasil pemeriksaan skrining awal identitas pasien ditulis
dalam Form Triase.
7. Jika ditemukan pasien dengan kondisi mengancam
nyawa maka pemeriksaan dilakukan bersamaan
dengan mengantar pasien ke Ruang Gawat darurat/
Ruang Resusitasi (Walk in Triage)
8. Jika pada skrining awal tidak didapatkan tanda-tanda
mengancam nyawa maka perawat triase melakukan
serah terima pasien dengan dokter Jaga Triase untuk
dilakukan pemeriksaan Fisik Lengkap pada triase
sekunder
1. Instalasi Gawat Darurat
Unit Terkait
2. Seluruh Departemen Medik

PENERIMAAN PASIEN
INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Menerima pasien dengan adanya masalah pada
Pengertian
kegawatdaruratan
Tujuan 1. Mengatasi masalah kegawat daruratan pasien
2. Memberikan pelayanan gawat darurat paripurna secara
cepat tepat dan akurat
3. Stabilisasi keadaan umum pasien setelah masalah
kegawatdaruratannya teratasi
4. Menjamin ketepatan waktu tunggu pasien setelah
registrasi yang sesuai dengan kategori kegawatannya.
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatihan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ...................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur Nomor ................................
tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Medik UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng
Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Petugas IGD/Security menerima pasien yang datang ke
IGD UPT RSUD Lamaddukkelleng Wajo
2. Perawat IGD/Triase melakukan pemilahan (Triage)
berdasarkan kategori kegawatdaruratan dengan
panduan form Triase.
3. Keluarga/pengantar pasien melakukan registrasi di
Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI)
4. Petugas TPPRI memberikan penjelasan kepada
pasien/keluarga/pengantar pasien mengenai Hak dan
Kewajiban pasien serta edukasi Pengurusan Jaminan
Kesehatan
5. Keluarga dan Pengantar pasien diberikan kartu tunggu
pasien
6. Setelah melalui proses Triase, Dokter Jaga IGD
melakukan pemeriksaan evaluasi lanjut terhadap pasien
dengan panduan Formulir Evaluasi Lanjut
7. Jika pasien memerlukan penanganan lanjutan maka
Dokter Jaga IGD melakukan Konsultasi Medis
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap

DOKTER JAGA IGD


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/3

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
OPERASIONAL DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
(SPO)
DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Dokter jaga IGD adalah dokter yang bertugas memberikan
Pengertian
pelayanan medis di IGD
Tujuan 1. Memberikan pelayanan medis yang profesional kepada
pasien di IGD yang gawat darurat maupun tidak gawat
darurat
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan medis pasien di
IGD
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ........................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ..................................... tentang Pemberlakuan
Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Dokter jaga IGD dibagi dalam tiga shift, yaitu shift pagi
(jam 08.00 -14.00), shift siang (jam 14.00 -21.00) dan
shift malam (21.00 – 07.00)
2. Dokter jaga IGD wajib datang maksimal 15 menit
sebelum jam pergantian shift.
3. Dokter jaga IGD wajib menandatangani absen datang
pada saat jam pergantian shift
4. Setiap pergantian shift, harus dilakukan operan jaga
pasien oleh dokter IGD kepada dokter IGD shift
selanjutnya dan dilakukan di ruang dokter jaga IGD
5. Operan jaga pasien terutama pada pasien-pasien di
IGD yang gawat, perlu perhatian khusus, dan perlu
monitoring ketat di IGD
6. Tugas Dokter jaga IGD pada pasien gawat, darurat,
maupun gawat darurat:
a. Memeriksa setiap pasien gawat, darurat, maupun
gawat darurat yang di operkan pada operan jaga
b. Memeriksa pasien yang gawat, darurat, maupun
gawat darurat dan memberikan terapi awal dengan
prinsip life saving (mendahulukan Airway, Breathing,
dan Circulation)
c. Memonitoring keadaan pasien gawat, darurat,
maupun gawat darurat sampai Airway, Breathing
dan Circulation stabil di IGD
d. Jika pasien gawat, darurat, maupun gawat darurat
belum stabil, pasien tidak boleh di pindah ke
ruangan

DOKTER JAGA IGD


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/3

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
e. Jika pasien gawat, darurat, maupun gawat darurat
sudah stabil, dokter jaga IGD harus memberikan
terapi
f. Dilanjutkan dengan konsul terlebih dahulu kepada
dokter penanggung jawab pasien/dokter spesialis
yang jaga pada saat itu.
g. Apabila dokter spesialis tidak dapat dihubungi,
dokter jaga IGD wajib menuliskan di CM IGD bahwa
dokter spesialis tidak dapat dihubungi dan
menghubungi dokter spesialis lain yang juga
mempunyai kompetensi yang hampir sama.
h. Apabila masih juga tidak dapat dihubungi, maka
dokter jaga IGD memberikan terapi sementara
sesuai kompetensi dokter umum dan wajib
mencoba lagi menghubungi dokter spesialis kembali
maksimal 1 jam kemudian.
i. Meminta pemeriksaan penunjang cito jika diperlukan
dalam penanganan pasien gawat, darurat maupun
gawat darurat di IGD dan hasil pemeriksaan cito di
IGD harus sudah disertakan pada saat pasien di
pindah ke ruangan.
j. Memonitor keadaan pasien gawat, darurat, maupun
gawat darurat yang di IGD apakah terjadi
perburukan atau perbaikan. Dan melaporkan hasil
monitoring kepada dokter penanggung jawab
pasien/ dokter spesialis secara berkala
k. Menuliskan seluruh hasil pemeriksaan yang didapat
pada pasien serta pemeriksaan penunjang yang
dilakukan di IGD dalam CM IGD disertai tanda
tangan
7. Tugas Dokter jaga IGD pada pasien yang tidak gawat
dan tidak darurat:
a. Memeriksa setiap pasien yang tidak gawat dan tidak
darurat di IGD
b. Memberikan terapi sesuai dengan kompetensi
dokter umum dan apabila diperlukan konsul, maka
konsul kepada dokter penangggung jawab pasien /
dokter spesialis dapat dilakukan.
c. Meminta pemeriksaan penunjang cito sesuai
indikasi dan hasil pemeriksaan cito di IGD harus
sudah disertakan pada saat pasien di pindah ke
ruangan.
d. Menuliskan seluruh hasil pemeriksaan dan terapi
yang diberikan di IGD serta pemeriksaan penunjang
yang dilakukan di IGD dalam CM IGD disertai tanda
tangan
e. Memonitor pasien yang tidak gawat dan tidak
darurat selama pasien berada di IGD

DOKTER JAGA IGD


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
3/3

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
8. Dokter jaga IGD wajib menulis laporan jaga pada buku
laporan jaga IGD dengan lengkap
9. Dokter jaga IGD wajib menandatangani absen pulang
saat pergantian shift
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Intensif Care Unit
4. Rekam Medik
PELAYANAN PASIEN KATEGORI FALSE
EMERGENCY/KLINIK AMBULATORY
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Pasien yang datang ke Instalasi Gawat darurat dengan kondisi
tidak gawat dan tidak darurat yang tidak memerlukan tindakan
darurat.
Tujuan Memberikan pelayanan pasien False Emergency yang
membutuhkan penanganan tidak darurat di ruang false
emergency sesuai dengan kebutuhan dan penanganan kasusnya.
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ....................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur Nomor .....................................
tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Medik UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng
Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Petugas Triase melakukan pemilahan / penyeleksi
pasien yang datang ke IGD sesuai dengan kategori
kegawatdaruratannya di ruang triage atau dengan cara
walk in triage
2. Dokter jaga IGD menentukan pasien dengan kategori
false emergency memiliki prioritas pertolongan keempat
yang boleh menunggu dilakukan pemeriksaan oleh
Dokter Jaga IGD maksimal dalam waktu 120 menit
(SPO Triase)
3. Indikasi tanda-tanda vital pasien kategori false
emergency :
- Pasien dengan GCS 15
- Pasien yang pernafasan tidak terganggu
- Pasien yang sirkulasi tidak terganggu
- TD 120/80
- Nadi normal dan teratur ≥60 - ≤80 kali/menit
- Pernafasan normal, RR 16 – 20 kali/menit
- Suhu ≥37˚C
- Pasien dengan keluhan sakit ringan dan tidak ada
kemungkinan menderita penyakit serius
4. Evaluasi awal pasien false emergency dilakukan di
ruang False Emergency oleh Dokter jaga IGD
5. Sarana dan Prasarana di ruang False Emergency:
- Tempat Tidur Periksa dan Meja Periksa
- Alat Pemeriksaan Medik Sederhana : Stetoskop,
tensimeter, Hammer Reflek, Otoskop
- EKG

PELAYANAN PASIEN KATEGORI FALSE


EMERGENCY/KLINIK AMBULATORY
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Intensive Care Unit
TINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANA
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan
korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan
keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana)
yang tersedia.
Tujuan Bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan
korban sebanyak mungkin.
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ........................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor .......................................... tentang
Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Penderita datang diterima petugas IGD.
2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan
singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat
kegawatannya oleh dokter.
3. Namun bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari
50 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang
triase (di depan gedung IGD).
4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan
memberi kode warna :
- MERAH; Pasien mengalami cedera mengancam
jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila
ditolong segera. Misalnya: Tension pneumothorax,
distress pernafasan (RR <30x/mnt), perdarahan
internal vasa besar, dan sebagainya
- KUNING; Pasien memerlukan tindakan defintif
tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya:
Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada
ekstremitas dengan perdarahan terkontrol, luka
bakar <25% dari luas permukaan tubuh, dan
sebagainya
- HIJAU; Pasien mendapat cedera minimal, dapat
berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari
pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan
lecet, luka bakar superfisial.
- HITAM; Pasien menglami cedera mematikan dan
akan meninggal meski mendapat pertolongan.
Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh
tubuh, kerusakan organ vital, dan sebagainya
TINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANA
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
5. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan
dengan urutan warna : merah, kuning, hijau, hitam.
6. Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung
diberikan pengobatan diruang tindakan IGD. Tetapi bila
memerlukan tindakan medis lebih lanjut,
penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi
atau dirujuk ke rumah sakit lain.
7. Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang
memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat
dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran
setelah pasien dengan kategori triase merah selesai
ditangani.
8. Penderita/korban dengan kategori triase hijau dapat
dipindahkan ke  rawat jalan, atau bila sudah
memungkinkan untuk dipulangkan, maka
penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.
9. Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung
dipindahkan ke kamar jenazah.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Intensive Care Unit

KERJASAMA DENGAN INSTALASI LABORATORIUM


KLINIK DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Instalasi penunjang di UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelng Kabupaten Wajo yang dalam hal ini adalah
Instalasi Laboratorium Klinik. Dalam Rangka peningkatan mutu
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat maka perlu kiranya
peraturan dan tata cara kerjasama yang jelas.
Tujuan 1. Meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien yang
dating di instalasi Gawat Darurat.
2. Mempercepat hasil pemeriksaan dan penilaian yang
bersifat “ cito “.
Kebijakan 1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
3. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ......................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
Prosedur 1. Instalasi Laboratorium Klinik memberi prioritas
pelayanan pemeriksaan laboratorium bagi pasien di
IGD.
2. Pemeriksaan Laboratorium akan dikerjakan secara
“cito”.
3. Permintaan pemeriksaan laboratorium dibuat dengan
menggunakan blanko dan stempel dari IGD, dan
ditandatanngani oleh dokter yang bertugas di IGD saat
itu.
4. Petugas IGD menghubungi petugas laboratorium untuk
pengambilan sample pada pasien.
5. Petugas laboratorium melakukan pengambilan sample
pada pasien di IGD sesuai permintaan pemeriksaan
pada blanko.
6. Hasil pemeriksaan laboratorium harus tertulis, yang
sudah selesai diantarkan oleh petugas laboratorium ke
IGD secepatnya dengan mencocokkan identitas yang
tertera pada hasil pemeriksaan laboratorium dengan
identitas pasien di depan Dokter Jaga dan Petugas IGD.
7. Untuk kondisi urgent, hasil laboratorium dapat
diinformasikan melalui telpon sebelum ada hasil tertulis,
dimana masing- masing petugas menyebutkan identitas
pasien untuk konfirmasi.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Laboratorium Klinik

EVAKUASI PASIEN BARU DATANG


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Memberikan kemudahan pelayanan dan kelancaran alur evakuasi
di Instalasi Gawat Darurat
Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
2. Agar pasien cepat tertangani sesuai dengan kriteria
kegawat daruratannya.
3. Untuk mengoptimalkan proses penanganan pasien
yang dating di IGD.
4. Untuk menjaga dan meningkatkan keselamatan pasien.
Kebijakan Surat Keputusan Direktur Nomor................................. tentang
Kebijakan Pelayanan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. a. Perawat IGD dan Security merespon cepat
kedatangan setiap pasien baru
b. Perawat IGD menanyakan surat rujukan kepada
pengantar pasien, jika ada surat rujukan langsung
diserahkan kepada petugas triase.
2. Jika pasien dating dengan ambulance
a. Perawat IGD/Triase harus langsung menilai kondisi
pasien dan membantu petugas Ambulance untuk
melakukan evakuasi dari ambulance
b. Perawat IGD/ Triase mencari brankar atau kursi roda
sesuai dengan kebutuhan pasien
c. Pasien dibawa ke triase
3. Jika pasien dating dengan kendaraan lain:
a. Perawat melihat keadaan pasien dan langsung
memberitahu petugas lain jika:
- Jika pasien non trauma tidak sadar
- Pasien trauma
b. Petugas mencari brankar bagi pasien yang datang
dengan kondisi berbaring
c. Petugas mencari kursi roda jika pasien datang
dengan duduk
d. Petugas membantu pasien yang masih dapat
berjalan ke triase atau duduk di kursi tunggu pasien
4. Jika pasien datang dari poliklinik/unit lain di UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Lamaddukkelng Kabupaten Wajo
petugas pengantar pasien mengantar sampai ke triase
dan melakukan serah terima dengan perawat triase
5. Evakuasi pasien trauma dipimpin oleh Dokter Jaga IGD
6. Jika pasien datang karena bencana eksternal maka
evakuasi pasien dilakukan oleh perawat triase dibantu
oleh security
7. Pasien yang datang sengan terkena bahan-bahan
Berbahaya (B3) maka pemandu memakai APD lengkap
sebelum mengevakuasi pasien ke Ruang Dekontaminasi.
EVAKUASI PASIEN BARU DATANG
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
OPERASIONAL DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
(SPO) DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.
NIP : 19780617 200902 2 003
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Security

KEMATIAN SEWAKTU TIBA


DI INSTALASI GAWAT DARURAT (DEATH ON ARRIVAL)
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
OPERASIONAL DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
(SPO) DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.
NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Adalah Kematian yang sudah terjadi pada pasien yang dating di
Instalasi Gawat Darurat
Tujuan Membuat tata cara pencatatan dan pelaporan secara terpadu dan
seragam pada kasus pasien yang datang sudah dalam keadaan
meninggal dunia.
Kebijakan Pelayanan medis pasien di IGD dilakukan oleh dokter umum,
termasuk menentukan pasien meninggal.
Prosedur 1. Dokter IGD harus dapat meyakini bahwa pasien sudah
benar- benar dalam keadaan meninggal. Jika dirasa perlu
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan EKG.
2. Jika dari pihak keluarga menginginkan surat penyebab
kematian, maka pasien dikirim/ dirujuk ke Rumah Sakit
lain yang mempunyai fasilitas laboratorium forensik.
3. Pada kasus dimana ada kecurigaan adanya kematian
yang tidak wajar seperti :
a. Kasus Kriminal.
b. Kasus Penganiayaan/rudapaksa.
c. Kecelakaan Lalu lintas.
Yang memerlukan penanganan dari pihak yang berwenang
maka perlu dikirimkan/ dirujuk ke Rumah Sakit yang
mempunyai fasilitas Kedokteran Forensik untuk pemeriksaan
selanjutnya.
Unit Terkait 1. Dokter Jaga IGD
2. Instalasi Pemulasaran Jenazah

PELAYANAN PASIEN URGENT DI RUANG URGENT


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
OPERASIONAL DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
(SPO)
DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Pasien yang datang ke Instalasi Gawat darurat dengan kondisi
darurat tidak gawat yang membutuhkan pertolongan maksimal
dalam waktu 30 menit di Ruang Urgent
Tujuan Memberikan pelayanan pasien urgent yang membutuhkan
penanganan darurat di ruang urgent (ruang observasi atau ruang
tindakan) sesuai dengan kebutuhan penanganan kasusnya oleh
integrated Multidiciplinary Emergency Team (IMET)
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur Nomor
…………………………………. tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ........................................... tentang
Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Petugas Triage melakukan pemilahan/ penyeleksian
pasien yang datang ke Instalasi Gawat darurat sesuai
dengan kategori kegawatdaruratannya di Ruang Triage
atau dengan cara walk in triage (SPO Triage)
2. Indikasi tanda-tanda vital pasien kategori urgent, yaitu:
pasien dengan GCS > 12
- Pasien yang pernafasanannya terganggu dan
membutuhkan terapi dengan oksigen
- Pasien yang sirkulasinya terganggu (Nadi tidak
teratur)
- TD ≥ 160/100 atau TD ≥ 180/110
- Nadi 120 – 150 kali / menit
- RR 24 – 32 kali / menit
- Suhu ≥ 37˚ C
3. Contoh kasus pasien kategori Urgent : cidera kepal
ringan dengan riwayat pingsan, asma ringan-sedang,
COPD, pneumonia, perdarahan saluran cerna tanpa
komplikasi, riwayat kejang, kolik renal, skala nyeri 4-7
(nyeri kepala dan punggung), skala nyeri 8 – 10 (trauma
ringan) dan dispneu ringan-sedang.
4. Dokter dan Perawat Triase melakukan serah terima
dengan Dokter Jaga IGD
5. Dokter Tim Jaga IGD melakukan evaluasi awal (SPO
IMET Square)
6. Dokter Tim Jaga IGD melakukan serah terima dengan
Dokter Jaga Ruang Urgent.

PELAYANAN PASIEN URGENT DI RUANG URGENT


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2
UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
7. Dokter Jaga Ruang Urgent melakukan pemeriksaan
pasien dan mengisi formulir evaluasi lanjut
8. Dokter Jaga Ruang Urgent berkolaborasi dengan
perawat untuk melakukan tatalaksana kepada pasien
9. Pasien yang memerlukan tindakan invasif dapat
dilakukan di Ruang Urgent (SPO Tindakan Invasif diluar
Kamar Operasi)
10. Pasien yang memerlukan konsultasi atau tatalaksana
oleh Dokter Jaga Lini Kedua, Dokter Jaga dapat
dipanggil dengan respon time maksimal 30 menit
11. Dokter jaga dan perawat jaga melakukan observasi
terhadap pasien dalam waktu maksimal 6 jam
12. Dokter Jaga dan Perawat Jaga melakukan koordinasi
dengan Bad Management untuk perawatan pasien
selanjutnya.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Tempat Pendaftararan Pasien Rawat Inap
PENERIMAAN PASIEN DARI INSTALASI RAWAT JALAN
KE INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Suatu proses penerimaan pasien dengan indikasi gawat darurat
dari dokter di Instalasi Rawat Jalan (IRJ) ke Instalasi Gawat
Darurat (IGD)
Tujuan 1. Penanganan kasus kegawatdaruratan
2. Agar pasien mendapat penatalaksanaan lebih lanjut
3. Aspek legal
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ....................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
Prosedur 1. Dokter di Instalasi rawat jalan membuat pengantar
medis pasien untuk penanganan gawat darurat
2. Dokter jaga IGD yang menangani pasien memastikan
pasien dalam kondisi gawat darurat
3. Keluarga / pengantar pasien mendaftarkan di Tempat
Pendaftaran Pasien Rawat Inap
4. Pasien diperiksa oleh Dokter Jaga IGD
5. Pasien diarahkan ke ruang gawat darurat
6. Pasien ditangani oleh Tim Jaga IGD sesuai indikasi
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap
PELAYANAN PASIEN KATEGORI EMERGENT
DI RUANG EMERGENCY
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian - Pasien yang datang ke Instalasi Gawat darurat dengan
kategori Emergent (Gawat darurat) yang membutuhkan
pertolongan dalam waktu maksimal 10 menit untuk
menghindari kerusakan organ permanen.
- Pemberian pertolongan dilakukan di ruang Emergency
Tujuan Memberikan pelayanan pasien gawat darurat paripurna dengan
respon time cepat di ruang emergen oleh tim jaga IGD
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ....................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur Nomor ..................................
tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Medik UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng
Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Petugas Triase melakukan pemilahan/menyeleksi
pasien yang datang ke IGD sesuai dengan kategori
kegawatdaruratannya di ruang triage atau dengan cara
walk in triase (SPO Triase)
2. Indikasi tanda-tanda vital pasien kategori emergency:
- Pasien yang kesadarannya menurun (GCS < 13)
- Pasien yang pernafasan terganggu (Dispnea/
Takhipnea)
- Pasien dengan sirkulasi terganggu (Nadi teraba
lemah / tidak teratur, akral dingin & pucat)
- TD ≥ 200/120 mmHg atau TD ≤ 90/60 mmHg
- Nadi ≥ 120 kali / menit (Dewasa ) Nadi ≥ 140 kali
( Anak)
- RR ≥ 32 kali / menit
- Suhu ≥ 39˚C atau disertai dengan kejang
- Pasien dengan keluhan sakit ringan dan ada
kemungkinan menderita penyakit serius
3. Contoh kasus pasien kategori emergency : cedera
kepala, multipel trauma, cedera pada leher atau
spinallcord injury, reaksi anaflaksis, nyeri dada, asma
berat, PPOK, overdosis, stroke, hipoglikemia,
hiperglikemia, KAD, abortus spontan, rupture uteri, dan
trauma kimia pada mata.
4. Dokter jaga melakukan pemeriksaan pasien dan
mengisi formulir evaluasi lanjut
5. Dokter jaga IGD berkolaborasi dengan perawat untuk
melakukan tata laksana kepada pasien
PELAYANAN PASIEN KATEGORI EMERGENT
DI RUANG EMERGENCY
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
6. Dokter jaga IGD dan perawat berkoordinasi untuk
perawatan pasien selanjutnya.
7. Sarana dan prasarana ruang emergency terdiri dari:
- Suction
- Naso gestric tubeloro gastric tube
- Nasal kanul O2 dewasa dan anak
- Mask O2 dewasa dan anak
- Vital sign monitor
- Ventilator
- Oksigen medis
- Vena sectio set
- Stetoskop
- Termometer
- EKG
- Infuse pump dan syringe pump
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Intensive Care Unit
5. TPPRI
INTEGRATED MULTIDIPLINARY EMERGENCY TEAM
(IMET)
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Integrated Multidiciplinary Emergency Team (IMET) adalah tim
yang terdiri atas dokter jaga dan perawat untuk menangani kasus
kegawatdaruratan yang kompleks
Tujuan Memberikan sistem pelayanan gawat darurat peripurna yang
cepat, tepat dan akurat
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ......................................tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ...........................................tentang
Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Integrated Multidiciplinary Emergency Team (IMET)
terdiri atas Dokter Bedah, Dokter Penyakit dalam,
Dokter Anestesi, Dokter Kebidanan dan Kandungan,
serta Dokter Anak dan Perawat
2. Dokter yang bertugas sebagai IMET adalah konsulen
Jaga dari masing-masing disiplin ilmu tersebut diatas
3. PPDS yang bertugas sebagai dokter jaga dalam
Integrated Multidiciplinary Emergency Team (IMET)
adalah PPDS yang sudah melewati tahun kedua
4. IMET berada di bawah Manajemen IGD dan
mempunyai autoritas penuh dalam pelayanan pasien di
Ruang Gawat Darurat
5. Semua yang terlibat dalam tim harus bekerjasama dan
berkomunikasi dengan baik dalam melakukan
pelayanan terhadap pasien
6. Dokter Jaga dapat mengambil keputusan cepat.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Seluruh Departemen Medik

KONSULTASI MEDIS
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Pertemuan dua atau lebih tenaga profesional dari disiplin ilmu
yang berbeda untuk mendiskusikan diagnosis, prognosis dan
terapi terhadap suatu kasus
Tujuan Memberikan kemudahan pelayaan dan kelancaran alur pasien di
Instalasi Gawat Darurat
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ............................................. tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ...................................... tentang Pemberlakuan
Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Pelayanan pasien di IMET adalah multidisiplin yang
terintegrasi dengan pembagian tanggungjwab utama,
sebagai berikut :
a. Trauma : Dokter Jaga Bedah
b. Non Trauma : Dokter Jaga Penyakit Dalam
Kasus Non : Dokter Jaga Anak
Trauma Anak
c. Obstetri dan : Dokter Jaga Obstetri dan
Ginekologi Ginekologi
d. Resusitasi dan : Dokter Jaga Anestesi
Anestesi
2. Konsultasi medis pasien oleh Dokter Jaga IMET
(Integrated Multidisiplinary Emergency Team) dilakukan
melalui supervisi langsung oleh Konsulen Jaga (SPO
IMET)
3. Konsultasi antar spesialsi di IGD menggunakan status
IMET dilakukan setelah pasien diperiksa oleh Tim IMET
4. Konsultasi medis verbal melalui telepon hanya
dilakukan untuk konsultasi sub spesialis atas instruksi
konsulen jaga dalam bentuk TBAK
5. Bentuk konsultasi medis di IGD adalah konsultasi sub
spesialistik berdasarkan Daftar Jaga Konsulen Divisi
yang bersangkutan dan Divisi Subspesialis akan
menjawab konsultasi di IGD
6. Jika dibutuhkan tindakan atau pemeriksaan dengan
menggunakan alat yang tidak tersedia di IGD maka
formulir konsultasi dan formulir transfer diagnostik diisi
oleh Divisi yang menjawab konsultasi. Pasien baru akan
dikirim setelah mendapatkan konfirmasi ketersediaan
dan kesiapan unit

KONSULTASI MEDIS
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
yang akan melakukan
7. Pasien dari IGD yang akan dilakukan tindakan atau
pemeriksaan di unit lain, beban biaya akan ditagihkan
ke IGD dengan memberikan nota tagihan biaya ke IGD
selambatnya 6 jam setelah pasien selesai dilakukan
tindakan/pemeriksaan.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Seluruh Departemen Medik
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap
5. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap
6. Bagain pemasaran

OBSERVASI PASIEN DI IGD


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Melakukan penilaian dan pengawasan kepada pasien yang sudah
diatasi kegawat daruratannya.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien
2. Melakukan penilaian ulang kondisi pasien
Kebijakan 1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatihan PPGD/GELS
3. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor .............................................. tentang Kebijakan
Pelayanan
5. Surat Keputusan Direktur
Nomor ........................................ tentang Pemberlakuan
Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Dokter jaga memutuskan pasien yang memerlukan
observasi
2. Observasi dilakukan oleh perawat dan dokter jaga
3. Observasi dilakukan tiap 30-60 menit sesuai dengan
tingkat kegawatdaruratannya. Hal-hal yang perlu
diobservasi :
a. Keadaan umum pasien
b. Kesadaran pasien
c. Airway (jalan napas)
d. Tanda-tanda vital
4. Apabila dalam masa observasi keadaan pasien
memburuk maka perawat yang melakukan observasi
akan melaporkan kepada Dokter Jaga
5. Dokter Jaga melakukan Re-Assesment terhadap kondisi
pasien
6. Observasi kepada pasien di Ruang Emergent dilakukan
maksimal dalam waktu 6 (enam) jam selanjutnya
penderita dialihkan ke ruang rawat akut/kamar
operasi/unit rawat inap terpadu/ rumah sakit lain.
7. Observasi kepada pasien di ruang urgent dan non
urgent dilakukan maksimal dalam waktu 6 (enam) jam
untuk kemudian diputuskan apakah penderita boleh
pulang atau dialihkan ke ruang rawat akut/kamar
operasi/unit rawat inap terpadu/rumah sakit lain.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Bedah Sentral
4. TPPRI

PERAWATAN JENAZAH
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Adalah perawatan pasien yang meninggal sesaat setelah
penanganan kegawatdaruratan di Instalasi Gawat Darurat UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelng Kabupaten Wajo
Tujuan 1. Mempersiapkan jenazah sebelum dipindah kekamar
jenazah
2. Mempersiapkan jenazah sebelum dibawa pulang oleh
keluarganya
Kebijakan 1. Pasien dinyatakan meninggal oleh Dokter IGD
2. Pemeriksaan penunjang EKG dilakukan sebagai data
pendukung
3. Perawatan jenazah dikerjakan oleh paramedis IGD
Prosedur 1. Segera setelah pasien dinyatakan meninggal dunia oleh
dokter, semua peralatan medis dilepas dari tubuh jenazah
2. Jenazah dibersihkan
3. Menutup mulut jenazah dengan mengikat tali verban
melewati puncak kepala dan bawah dagu
4. Tangan kanan dan kiri, jenazah ditelungkupkan di depan
dada dengan posisi siku 90 derajat, kemudian kedua
pergelangan diikat dengan tali verban
5. Kedua kaki jenazah diluruskan, kemudian dilakukan
pengikatan dengan tali verban pada lutut, pergelangan kaki
dan ibu jari kaki
6. Jenazah ditutup dengan kain dari ujung kepala sampai ujung
kaki
7. Apabila ditemukan kematian tidak wajar, dokter IGD
melakukan pemeriksaan visum luar.
8. Segera menghubungi Petugas Instalasi Pemulasaran
Jenazah.
9. Melakukan serah terima jenazah kepada Petugas Instalasi
Pemulasaran Jenazah.
Unit Terkait 1. Dokter Jaga IGD
2. Perawat IGD
3. Instalasi Pemulasaran Jenazah

MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI


DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Resusitasi adalah upaya mengembalikan fungsi napas dan atau
sirkulasi berhenti oleh sebab yang datangnya tiba-tiba atau pada
seseorang yang bilamana kedua fungsi tersebut pulih maka ia
akan hidup normal selanjutnya.
Tujuan Memastikan resusitasi dilakukan dan dihentikan pada keadaan
yang tepat
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ............................................. tentang Kebijakan
Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor......................................... tentang Pemberlakuan
Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Resusitasi dimulai jika terjadi henti kegagalan dan atau
sirkulasi henti nafas atau henti jantung
2. Tindakan resusitasi dalam hal ini mencakup Bantuan
Hidup Lanjut
3. Tindakan resusitasi dan prosedur resusitasi mengikuti
Standar Prosedur Operasional memulai dan mengakhiri
resusitasi di Instalasi Gawat darurat.
4. Resusitasi tidak dilakukan pada :
a. Kematian normal
b. Stadium terminal penyakit yang tidak dapat
disembuhkan lagi
c. Apabila hampir pasti fungsi serebral tidak akan
dapat pulih kembali setelah ½-1 jam dan
normotermia
d. Pasien dengan kriteria Do Not Resuscitate (DNR )
5. Resusitasi dapat diakhiri pada :
a. Fungsi sirkulasi dan ventilasi telah kembali spontal
efektif dan tekanan sistolik > 60mmHg
b. Jika dalam waktu > 30 menit dilakukan Resusitasi
yang adekuat namun pasien belum menunjukkan
tanda-tanda kehidupan
c. Penolong telah terlalu lelah
d. Pasien telah dinyatakan meninggal oleh Dokter
e. Diketahui kemudian bahwa pasien berada dalam
penyakit terminal yang tidak dapat disembuhkan lagi
6. Semua Tindakan resusitasi didokumentasikan secara
tertulis

MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI


DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
OPERASIONAL DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
(SPO)
DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Intensive Care Unit
5. Administrasi Keuangan
6. P3RN

PELAYANAN PASIEN KATEGORI RESUSITASI


DI RUANG RESUSITASI
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Proses penanganan pasien yang datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan kategori Resusitasi (Gawat darurat) yang
mengancam nyawa yang membutuhkan pertolongan Life Saving
SEGERA
Tujuan Memberikan pelayanan pasien Life Saving dengan cepat di ruang
resusitasi oleh Tim Jaga IGD
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatihan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur
Nomor ........................................ tentang Kebijakan
Pelayanan
Prosedur 1. Petugas Triage memberikan tanda Alert (Code
Blue/Trauma Alert/Non Trauma Alert Obstetri Alert)
2. Penanganan pasien di Ruang Resusitasi dilakukan oleh
Tim Jaga IGD
3. Pasien dengan ketegori resusitasi, yaitu :
a. Pasien yang tidak sadar atau kesadarannya
menurun (CGS <13)
b. Pasien sumbatan jalan napas (Apnoe/Frekuensi
napas <10 kali/menit, sianosis, stridor)
c. Pasien dengan gangguan sirkulasi (Henti Jantung,
Nadi tidak teraba/ tidak teratur, Akral dingin TD ≤
80/palpasi, Frekwensi Nadi ≥ 150 kali/menit atau
nadi ≤ 50 kali/ menit
d. Suhu ≥ 40˚C
e. Kejang
4. Sarana dan Prasarana ruang resusitasi terdiri dari:
- Nasopharingeal dan nasotrakheal tube
- Oropharingeal dan Orothracheal tube
- Laringoscope set dewasa dan anak
- Tracheostomi set dan Cricothracheostomi set
- Bag Valve Mask dewasa dan anak
- EKG
- Vena Section dewasa dan anak
- Ventilator dewasa dan anak
- Ventilator transport
- Chest Tube
- Vital Sign Monitor
- Defibrilator
- Oksigen Medis
- Infusion Pump dan Syringe Pump
- Stetoskop
PELAYANAN PASIEN KATEGORI RESUSITASI
DI RUANG RESUSITASI
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
- Termometer
Resusitasi Kit terdiri dari:
- Nasal kanul dewasa dan anak
- Simple Mask dewasa dan anak
- Non Re-breathing mask dewasa, anak dan bayi
- Paket infuse dewasa dan anak
- Paket kateter dewasa dan anak
- Paket NGT dewasa dan anak
- Obat-obatan emergency
5. Tim Jaga IGD melakukan pelayanan medis resusitasi
berupa penanganan Life Saving Resusitasi Jantung
Paru (RJP)
6. Pasien dengan kategori Do Not Resucitate (DNR)
dilakukan tatalaksana sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional DNR
7. Administrasi pasien diselesaikan di Bagian Kasir
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap
PENGELOLAAN OBAT EMERGENCY
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Kegiatan pengelolaan obat emergency di ruang perawatan untuk
pasien yang sifatnya gawat darurat dan segera
Tujuan 1. Menyegerakan dan memberikan pelayanan yang cepat
kepada pasien yang mengalami kegawat daruratan
2. Terciptanya pelayanan yang cepat dan tepat
3. Memberikan pelayanan secara optimal
4. Menjaga ketersediaan obat emergensi
Kebijakan Keputusan Direktur UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelng Kabupaten Wajo
Nomor…………..tanggal……………Tahun tentang
PedomanPelayanan Farmasi di UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelng Kabupaten Wajo.
Prosedur 1. Kebutuhan obat emergency disusun oleh panitia Farmasi
dan terapi berkoordinasi dengan komite medik.
2. Perbekalan farmasi emergency yang sudah ditetapkan
ditempatkan dalam troli khusus dalam keadaan terkunci
disertai dengan keterangan nama obat, jenis, jumlah obat,
dan kadaluarsa.
3. Dilakukan pemeriksaan secara rutin untuk
memantau ketersediaan, kerusakan dan kadaluarsa
4. Perbekalan farmasi yang hampir kadaluarsa diganti dari
Instalasi Farmasi dengan perbekalan farmasi baru yang
kadaluarsanya lebih panjang
5. Dilakukan pencatatan penggunaan perbekalan farmasi untuk
keperluan emergency
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan
2. ICU
3. IGD
PENANGANAN PASIEN BARU
PADA SAAT BRANKAR KOSONG
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Memberikan kemudahan pelayanan dan kelancaran pasien baru
di Instalasi Gawat Darurat
Tujuan 1. Agar pasien tertangani secara cepat dan tepat.
2. Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien.
Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
2. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
3. Surat Keputusan Direktur Nomor .................... tentang
Kebijakan Pelayanan
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ..................................... tentang Pemberlakuan
Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Perawat dan atau Dokter IGD melakukan pemeriksaan
triase dan menentukan kategori triase
2. Jika pasien dinyatakan dalam :
a. Kondisi gawat darurat dan memerlukan tindakan
resusitasi segera maka Dokter IGD melakukan
resusitasi di kendaraan yang membawa pasien
b. Kondisi emergency maka dokter IGD melaporkan
segera kepada Dokter Jaga IMET Square untuk
melakukan pemeriksaan di Ruang Triase atau
kendaraan yang membawa pasien sehingga dapat
memberikan innisial terapi segera.
c. Kondisi urgen dan membutuhkan brankard maka
Dokter Jaga IGD melakukan edukasi kepada
keluarga pasien untuk menunggu penanganan
sesuai dengan waktu tunggu kategori urgen (30
menit) dan melakukan triase ulang (retriase) setelah
melewati waktu tunggu
3. Jika pasien menunggu waktu tunggu yang telah
ditentukan sesuai level triase maka petuguas triase
melakukan retriase
4. Dokter Jaga IMET Square melakukan pemeriksaan di
Ruang Tunggu/Ruang Triase/Kendaraan yang
membawa pasien dan melakukan innisial terapi
5. Petugas pemandu melaporkan kepada perawat primer
untuk mencarikan brankar yang sedang terpakai oleh
pasien di Ruang Gawat Darurat
6. Perawat primer berkoordinasi dengan konsulen jaga
untuk melakukan retriase terhadap pasien lama dan
menentukan prioritas penggunaan brankar untuk pasien
baru sesuai dengan SPO Prioritas Penggunaan Brankar

PENANGANAN PASIEN BARU


PADA SAAT BRANKAR KOSONG
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Dokter Jaga IGD
4. Perawat IGD
5. Dokter Jaga IMET
OPERASI CITO DI IGD
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Tindakan operasi yang harus segera dilakukan di Kamar Operasi
IGD demi keselamatan pasien.
Tujuan Memberikan pelayanan tindakan operasi cito di Kamar Operasi
IGD agar dapat terkoordinir dengan baik.
Kebijakan 1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
3. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ......................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
5. Surat Keputusan Direktur Nomor
…………………………..... tentang Pemberlakuan
Pedoman Pelayanan Medik UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Dokter jaga IGD/dokter konsulan bagian lain, konsul
kepada dokter operator (Bedah Umum, Bedah Ortopedi,
Bedah Saraf, Bedah Urologi, Bedah Onkologi, Bedah
Mulut, Obsgyn, THT dan Mata).
2. Dokter Operator menentukan bahwa penderita tersebut
akan dilakukan Cito Operasi.
3. Dokter operator konsultasi dengan dokter Anestesi.
4. Dokter operator/dokter jaga IGD/perawat IGD
meberitahukan pada keluarga bahwa penderita akan
dilakukan Cito operasi (sekaligus minta persetujuan
operasi).
5. Dokter operator melalui perawat IGD/pengawas jaga
agar menghubungi petugas kamar operasi IGD
(perawat IGD)/tim jaga dan dokter anestesi sesuai
jadwal jaga cito.
6. Petugas ruangan rawat inap/IGD menyiapkan penderita
yang akan dilakukan cito operasi.
7. Petugas kamar operasi menyiapkan kamar operasi dan
instrument.
8. Petugas ruangan rawat inap / IGD mengirim pasien ke
kamar operasi lengkap dengan baju operasi untuk
pasien.
9. Petugas kamar operasi mengontrol kelengkapan bahan
dan alat serta informed consent.
10. Bila kamar operasi sudah siap, segera hubungi dokter
anestesi dan dokter operator.
11. Perawat IGD transfer pasien ke kamar operasi.

OPERASI CITO DI IGD


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Unit Terkait 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Pengawas Jaga
4. SMF Terkait
KERJASAMA DENGAN INSTALASI RADIOLOGI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Instalasi penunjang di UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelng Kabupaten Wajo yang dalam hal ini adalah
instalasi Radiologi untuk pemeriksaan Radiologi. Dalam Rangka
peningkatan mutu pelayanan di Instalasi Gawat Darurat maka
perlu kiranya peraturan dan tata cara kerjasama yang jelas.
Tujuan 1. Meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien yang
dating di instalasi Gawat Darurat.
2. Mempercepat hasil pemeriksaan dan penilaian yang
bersifat “ cito “.
Kebijakan 1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
3. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ....................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
5. Surat Keputusan Direktur Nomor ....................................
tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Medik UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng
Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Instalasi Radiologi (IR) memberikan prioritas pelayanan
pemeriksaan radiologi bagi penderita di IGD.
2. Pemeriksaan Radiologi dikerjakan secara “cito”.
3. Permintaan pemeriksaan radiologi dibuat dengan
menggunakan formulir rutin dengan setempel dari IGD,
dan ditandatangani oleh dokter yang bertugas pada
saat itu.
4. Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan Radiologi
harus di dampingi oleh perawat IGD sampai depan
ruang pemeriksaan dan melakukan serah terima pasien
dengan petugas radiologi.
5. Setelah hasil pemeriksaan Radiologi selesai, diambil
oleh perawat IGD secepatnya, dengan mencocokan
identitas pasien yang tertera pada hasil Radiologi di
hadapan petugas Radiologi, kemudian dicatat pada
buku bukti pengambilan hasil Radiologi baik IGD
maupun Radiologi.
6. Hasil Radiologi segera diserahkan pada dokter jaga IGD
yang bertugas saat itu.
7. Kemudian dokter jaga tersebut mencocokan ulang
identitas dari hasil Radiologi dengan identitas penderita.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Radiologi

SERAH TERIMA PASIEN DARI IGD/RAWAT JALAN


KE RUANG RAWAT INAP
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Adalah prosedur penyerahan pasien yang masuk melalui
IGD/Rawat Jalan dan akan dirawat di ruang rawat inap oleh
perawat IGD/Rawat Jalan kepada perawat ruangan, berlangsung
di ruang rawat inap
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam pelaksanaan
serah terima pasien dari IGD/Rawat Jalan ke ruangan rawat inap
Kebijakan Keputusan Direktur nomor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Prosedur 1. Perawat IGD/Rawat Jalan menyampaikan identitas pasien
(nama, tanggal lahir dan atau nomor rekam medik (minimal 2)
2. Perawat IGD/Rawat Jalan menyebutkan diagnosa medis dan
nama DPJP (bila sudah diketahui nama DPJP), sambil
menunjukkan bukti form “catatan pasien pindah ruang
perawatan”
3. Perawat IGD/Rawat Jalan menjelaskan keadaan umum dan
keluhan pasien saat masuk
4. Perawat IGD/Rawat Jalan menyampaikan program yang telah
dilaksanakan (terapi, pemeriksaaan penunjang)
5. Perawat IGD/Rawat Jalan menyampaikan obat yang dibawa
pasien dari rumah (apabila ada) dengan menunjukkan bukti
form rekonsiliasi obat
6. Perawat ruangan melakukan validasi (read back) kepada
perawat IGD/Rawat Jalan: identitas pasien dengan melihat
gelang identitas, diagnosa medis, DPJP, keadaan umum
pasien dan keluhan pasien saat masuk, program yang sudah
dilakukan dan program selanjutnya
7. Perawat ruangan tanda tangan di form rekam medik
sebagai bukti serah terima pasien
Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap
2. ICU
3. Rekam Medis

TRANSFER PASIEN IGD KE RUANG PERAWATAN


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Pemindahan pasien dari IGD ke unit perawatan inap yang masih
termasuk dalam ruang lingkup UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelng Kabupaten Wajo.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Menjamin kesinambungan perawatan pasien antara
IGD dengan ruang rawat inap di dalam ruang lingkup
UPT Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelng
Kabupaten Wajo
2. Menjamin keselamatan pasien saat dilakukan proses
pemindahan dari IGD ruang perawatan.
3. Media komunikasi formal antar petugas kesehatan
(dokter) sehingga pelayanan yang perlu diberikan pada
pasien tidak ada yang terlewatkan
Kebijakan SK Direktur Nomor : ........... tentang Kebijakan Pelayanan UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
bahwa semua pasien yang dilakukan transfer harus dalam kondisi
stabil
Prosedur 1. Dokter IGD memberikan penjelasan pada
pasien/keluarga pasien mengenai alasan dilakukannya
pemindahan ke ruang perawatan.
2. Dokter/perawat IGD menghubungi unit rawat yang dituju
agar tenaga medis di tempat tersebut menyediakan ruang
rawat dan peralatan rawat sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Dokter/perawat IGD melengkapi dokumen rekam medis
pasien IGD dan meminta persetujuan dilakukannya proses
pemindahan pasien ke ruang rawat selanjutnya.
4. Setelah mendapat kepastian bahwa unit perawatan yang
dituju siap menerima pasien, perawat memimpin jalannya
proses pemindahan pasien.
5. Level dan kategori pasien pasien transfer serta kualifikasi
petugas pendamping:
Kualifikasi
Level Kategori Petugas
Pendamping
Perawat PK I
(memiliki
Pasien yang hanya kompetensi PPGD)
Level 0 membutuhkan ruang Pekarya/Supir
perawatan Ambulance
(memiliki
Kompetensi BLS)

TRANSFER PASIEN IGD KE RUANG PERAWATAN


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Kualifikasi
Level Kategori Petugas
Pendamping
Kondisi pasien yang Perawat PK I
beresiko mengalami (memiliki
perburukan, pasien kompetensi PPGD)
yang baru dipindahkan
Level 1 dari HND/ICU, pasien
yang dapat ditangani di Pekarya/Supir
ruang IGD dengan Ambulance
dukungan tim perawat (memiliki
khusus
Pasien yang Perawat PK II
memerlukan observasi (memiliki
ketat dan intervensi kompetensi PPGD)
Level 2 khusus, pasien yang
Pekarya/Supir
mengalami kegagalan
Ambulance
sistem organ, pasien
(memiliki
perawatan post operatif
Pasien yang Dokter (memiliki
mengalami kegagalan kompetensi ACLS)
multi organ dan Perawat PK III
memerlukan bantuan (memiliki
Level 3
hidup jangka panjang kompetensi PPGD)
ditambah dengan Pekarya/Supir
kebutuhan akan alat Ambulance
bantu pernafasan (memiliki

6. Seluruh obat, peralatan yang menyertai pasien dan hasil


pemeriksaan diagnostik (x-ray, laboratorium, EKG, dan lain-
lain) disertakan dalam proses pemindahan pasien.
7. Selama proses pemindahan, perawat IGD/ pendamping
mengevaluasi keadaan pasien dan memastikannya tetap
stabil
8. Perawat IGD/pendamping melakukan serah terima pasien di
Nurse Station dan meminta tanda tangan perawat di unit
tujuan.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Intensive Care Unit
4. Hemodialisa

TRANSFER PASIEN DARI IGD KE ICU


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
OPERASIONAL DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
(SPO) DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Pasien yang dirawat inap sebagai kelanjutan dari hasil
pemeriksaan di IGD yang memerlukan pemantauan dan terapi
intensif.
Tujuan 1. Untuk meningkatkan fungsi pelayanan medis di UPT
RSUD Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
pemeriksaan pasien yang dirawat dari IGD ke ICU
Kebijakan Surat Keputusan Direktur UPT RSUD Lamaddukkelleng
Kabupaten Wajo Tentang Panduan Transfer Pasien
Prosedur 1. Pasien yang masuk ke ICU, dari IGD telah
dikonsultasikan dengan dokter DPJP utama dan Dokter
Penanggung Jawab Ruangan ICU. Konsultasi sifatnya
tertulis, tetapi dapat juga didahului secara lisan
(misalnya lewat telepon) kemudian didokumentasikan di
dalam berkas rekam medik.
2. Transportasi/pemindahan pasien ke ICU dilakukan oleh
perawat IGD. Pasien atau keluarga diberi penjelasan
tentang indikasi masuk ICU dan segala konsekuensinya
dengan menandatangani informed consent (surat
persetujuan).
3. Petugas (perawat atau dokter) IGD melapor kepada
petugas/perawat ICU (melalui telepon) mengenai pasien
yang akan dimasukkan dalam ruang ICU, antara lain:
- Identitas pasien
- Diagnosis pasien
- Telah disetujui oleh DPJP utama dan Dokter
Penanggung Jawab Ruangan ICU
4. Sebelum pasien dipindahkan/ditrnasfer ke ICU, petugas
dari tempat asal pasien memeriksa kembali keadaan
umum pasien, tanda-tanda vital dan memastikan pasien
dalam kondisi stabil dan aman selamatransport di jalan
dari IGD ke ruang ICU, dan dilakukan pemasangan
kateter urine dan NGT bila belum terpasang (bila ada
indikasi).
5. Perawat IGD mengisi lembar transfer pasien antar
ruangan.
6. Perawat IGD menyiapkan pasien dan kelengkapannya.
7. Perawat IGD mengantar pasien ke Icu sesuai dengan
prosedur mengantar pasien gawat yang benar.
8. Setelah pasien masuk ke ICU, petugas ICU
merawat/mengatasi kegawatan sesuai dengan
penatalaksanaan kegawatan dan segera memberitahu
kepada dokter penanggungjawab ICU.
9. Petugas IGD melakukan serah terima pasien dengan
perawat ICU, yang diserahterimakan adalah:
a. Kelengkapan catatn medik dan keperawatan pasien
b. Tindakan medik dan keperawatan yang telah
diberikan
c. Masalah yang perlu diperhatikan dalam perawatan
dan
TRANSFER PASIEN DARI IGD KE ICU
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
pengobatan beserta hasil pemeriksaan
10. Penatalaksaan pasien selanjutnya berdasarkan instruksi
dari dokter ICU.
11. Perawat IGD memberikan pesan agar menghubungi
kembali perawat IGD apabila terdapat hal-hal yang
belum jelas.
12. Selanjutnya perawatan terhadap pasien menjadi
tanggung jawab perawat dan dokter ICU.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. ICU

PEMAKAIAN AMBULANCE IGD


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1
UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Adalah alat transportasi yang digunakan untuk operasional
pelayanan di IGD
Tujuan Tercapainya pelayanan penderita gawat darurat secara cepat,
tepat dan cermat.
Kebijakan SK Direktur Utama nomor: ……………………...... tentang
Kebijakan Pelayanan UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Perawat IGD menerima panggilan darurat / kasus yang
memerlukan pertolongan ambulans
2. Perawat IGD mencatat identitas pelapor dan identitas pasien
(nama, alamat, no telepon) dan data tersebut diserahkan ke
bagian informasi
3. Petugas informasi memastikan laporan tersebut dengan
menghubungi no telepon pelapor
4. Perawat IGD menghubungi sopir ambulans.
5. Perawat pendamping membuat / mengisi laporan keadaan
pasien selama transportasi, pada lembar catatan pasien
yang mencakup identitas, waktu dan keadaan pasien.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Supir Ambulance
TRANSFER PASIEN DARI IGD KE RUMAH SAKIT LAIN
(RUJUKAN)
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/3

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Pasien dirujuk ke rumah sakit lain apabila memerlukan
pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas khusus yang tidak
tersedia di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelng
Kabupaten Wajo.
Indikasi :
1. Pengobatan dan atau tindakan tertentu yang diperlukan
tidak bias dilakukan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelng Kabupaten Wajo.
2. Fasilitas, baik peralatan maupun tenaga professional
(ahli) yang tidak dimiliki atau peralatan yang dimiliki
sedang dalam keadaan rusak.
3. Ruang rawat inap penuh.
4. Atas permintaan pasien dan atau keluarga untuk pindah
di Rumah Sakit yang dituju.
Tujuan 1. Mengirimkan penderita yang dirujuk atau dipindah rawat
ke Rumah Sakit lain secara cepat, cermat dan aman
bagi pasien.
2. Menjalin kerjasama yang baik dan efisien dengan
Rumah Sakit lain.
Kebijakan 1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
106/Menkes/SK/I/2004 tentang Tim Sistem
Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) dan
Pelatigan PPGD/GELS
3. SK Menkes RI No.856/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit
4. Surat Keputusan Direktur
Nomor ....................................... tentang Kebijakan
Pelayanan
5. Surat Keputusan Direktur Nomor ..................................
tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Medik UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng
Kabupaten Wajo
Prosedur 1. Pasien yang akan dirujuk/transfer harus dalam keadaan
stabil.
2. Atas salah satu atau lebih indikasi tersebut diatas,
dokter IGD yang memeriksa menginstruksikan untuk
merujuk pasien ke Rumah Sakit lain.
3. Dokter menulis surat rujukan ke Rumah Sakit yang
dituju disertai dengan alas an rujukan.
Petugas IGD menginput dan mengirimkan data serta
resume medis pasien melalui sistem rujukan online
(SISRUTE Terintegrasi) ke rumah sakit tujuan rujukan.

TRANSFER PASIEN DARI IGD KE RUMAH SAKIT LAIN


(RUJUKAN)
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/3

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Prosedur 4. Petugas IGD menginput dan mengirimkan data serta
resume medis pasien melalui sistem rujukan online
(SISRUTE Terintegrasi) ke rumah sakit tujuan rujukan.
5. Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan, bila perlu
ambulance lengkap dengan peralatan penunjang hidup
dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan
sesuai kebutuhan, kondisi dan kasus pasien.
Persiapan oleh petugas IGD:
a. Resume perawatan pasien
b. Hasil pemeriksaan penunjang
c. Form transfer/serah terima
d. Form monitor pasien
e. Peralatan medis penunjang yang digunakan selama
transfer sesuai kondisi pasien
f. ambulance
6. Kalau memungkinkan, dokter atau perawat dapat
menghubungi dokter atau perawat di Rumah Sakit yang
dituju melalui telepon untuk penyampaian informasi dan
untuk mempersiapkan pasien.
7. Setelah mendapat balasan melalui SISRUTE
Terintegrasi ataupun melalui telepon/pesan dari Rumah
Sakit tujuan rujukan, petugas IGD menyelesaikan
proses administrasi pasien dan menghubungi pihak
ambulance agar siap di depan pintu IGD. Pasien
dipindahkan ke ambulance.
8. Pasien gawat (dalam keadaan stabil) harus didampingi
oleh dokter dan atau perawat yang telah menguasai dan
mampu melakukan teknik life saving serta bertanggung
jawab dalam melakukan observasi dan pemantauan
kegawatan pasien sampai ke Rumah Sakit rujukan.
9. Petugas yang mengantar melakukan serah terima
pasien kepada petugas Rumah Sakit Rujukan.
10. Level dan kategori pasien pasien transfer serta
kualifikasi petugas pendamping :

Kualifikasi Petugas
Level Kategori
Pendamping
Perawat PK I (memiliki
Pasien yang hanya kompetensi PPGD)
Level 0 membutuhkan ruang Pekarya/supir ambulance
perawatan (memiliki kompetensi
BLS)

TRANSFER PASIEN DARI IGD KE RUMAH SAKIT LAIN


(RUJUKAN)
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
3/3

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Kondisi pasien yang Perawat PK I (memiliki
beresiko mengalami kompetensi PPGD)
pemburukan, pasien
yang baru
dipindahkan dari
Level 1
HND/ICU, pasien Pekaryasupir ambulance
yang dapat ditangani (memiliki kompetensi
diruang IGD dengan BLS)
dukungan tim
perawat khusus
Pasien yang Perawat PK II (memiliki
memerlukan kompetensi PPGD)
observasi ketat dan
intervensi khusus,
pasien yang
Level 2 Pekarya/sopir ambulance
mengalami
(memiliki kompetensi
kegagalan sistem
BLS)
organ, pasien
perawatan post
operatif
Pasien yang Dokter (memiliki
mengalami kompetensi ACLS)
kegagalan multi Perawat PK III (memiliki
organ dan kompetensi PPGD)
memerlukan
Level 3
bantuan hidup
Pekarya/ supir
jangka panjang
ambulance (memiliki
ditambah dengan
kompetensi BLS)
kebutuhan akan alat
bantu pernafasan.

11. Seluruh obat, peralatan yang menyertai pasien dan


hasil pemeriksaan diagnostik (x-ray, laboratorium,
EKG,dan lain-lain) disertakan dalam proses
pemindahan pasien.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Intensive Care Unit
4. Ambulance
5. Kasir

RUANG DEKONTAMINASI
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/1

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
OPERASIONAL DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
(SPO) DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.
NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Dekontaminasi adalah untuk pelaksanaan
pembersihan/dekontaminasi bagi pasien yang terpapar oleh
bahan kimia atau cairan, kotoran dan sebagainya dilakukan
sebelum pasien masuk ke ruang IGD
Tujuan 1. Sebagai acuan dalam melakukan dekontaminasi saat
terjadi bencana.
2. Sebagai sarana dalam melakukan proses
dekontaminasi apabila ada korban bencana yang
masuk ke IGD.
Kebijakan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan;
2. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit IGD,
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan
Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan
Kementerian kesehatan RI tahun 2012
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit
4. SK Direktur UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo Nomor . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . tentang Pedoman Ruang Dekontaminasi IGD
Prosedur 1. Setelah memakai alat proteksi diri petugas medik
melakukan dekontaminasi, pastikan korban dalam
keadaan stabil atau telah dilakukan stabilisasi fungsi
vitalnya.
2. Buka seluruh pakaian korban (mengurangi 70-80%
kontaminant).
3. Cuci pasien dari ujung kepala sampai ujung kaki dalam
1 menit dengan 6 galon air/4-5 ember air, dan
diperlukan area 22 inches2 (66 cm2 ) per orang.
4. Lakukan pencucian tubuh pasien secepat mungkin.
5. Gunakan cairan pembersih. Cairan baru 0,5% Sodium
Hypochlorite HTHchlorite efektif untuk kontaminant
biologi atau kimia.
6. Selesai pembersihan pasien, baru dilakukan prosedur
tindakan IGD
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Kesling
3. K3RS

PELAYANAN VISUM ET REPERTUM (VeR) HIDUP


No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
1/2

UPT RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
OPERASIONAL DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO

(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Pengertian Visum et Repertum adalah suatu keterangan medis tentang
kondisi seseorang yang dapat digunakan sebagai alat bukti dalam
kasus hukum.
Tujuan Untuk membantu proses peradilan
Kebijakan Keputusan Direktur UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo Nomor . . . . . . . . . . . . . .
tentang Kebijakan Pelayanan Medis
Prosedur 1. Pasien datang ke Rumah Sakit yang diantar atau tidak
diantar oleh penyidik kepolisian dan membawa
permintaan Visum et Repartum.
2. Dokter Jaga IGD meneliti SPV, setelah meneliti
kebenaran surat, petugas menulis tanggal, jam
penerimaan, nama dan tanda tangan
3. Pasien atau keluarga pasien ke bagian pendaftaran
untuk mendaftar dan mendapatkan berkas rekam medik
4. Pasien diukur tanda vital oleh perawat sebelum
dilakukan pemeriksaan visum oleh Dokter Jaga
5. Dokter Jaga melakukan pemeriksaan pada pasien
sesuai dengan kondisi pasien dan tetap menjaga
privacy pasien
6. Untuk pasien yang datang ke rumah sakit tanpa
membawa Surat Permintaan Visum (SPV) tetapi
mungkin membutuhkan pelayanan visum maka tetap
dicatat semua luka-luka atau temuan dalam rekam
medis dan didokumentasikan dengan baik. Jika SPV
terkait pasien bisa dikeluarkan visum sementara dan
visum lanjutan saat pasien keluar dari rumah sakit atau
meninggal. Namun, jika penyidik tidak mau visum
sementara dapat langsung dibuatkan visum definitifnya.
Pasien tersebut seperti:
- Pasien dengan trauma
- Pasien dengan keracunan/diduga keracunan
- Pasien tidak sadar dengan riwayat trauma yang
tidak jelas
- Pasien dengan kejahatan kesusilaan/pemerkosaan
7. Bagi pasien yang tidak membawa SPV dan
membutuhkan visum segera, maka dianjurkan untuk
pasien/keluarga agar membuat SPV setelah
pemeriksaan dan tetap menyetorkan SPV ke petugas
IGD untuk dilampirkan di rekam medik pasien.
8. Hasil pemeriksaan visum ditulikan oleh Dokter Jaga IGD
pada rekam medik dan buku bedah.
9. Pasien/keluarga pasien menyelesaikan administrasi
10. Hasil visum dapat diambil oleh pihak penyidik di
Poli/Ruang Medical Check Up setelahnya dalam bentuk
berkas print hasil VeR dan dimasukkan di dalam amplop
tertutup.
PELAYANAN VISUM ET REPERTUM (VeR) HIDUP
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
2/2
UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
KABUPATEN WAJO
Tanggal Terbit: DITETAPKAN :
DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LAMADDUKKELLENG
STANDAR PROSEDUR KABUPATEN WAJO
OPERASIONAL
(SPO)

drg. ANDI ELA HAFID, S.KG.,M.Kes.


NIP : 19780617 200902 2 003
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Pemulasaran Jenazah
3. TPPRI
4. Komite Medik
5. Medical Check Up

Anda mungkin juga menyukai