Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lilis Devi Anggraeni

NIM : D1B022009
Kelas : D Aj
Tugas Nutrisi Ruminansia

Protozoa membutuhkan ketersediaan substansi organik sebagi energi dan sumber


nitrogen untuk pertumbuhan. Kehadiran protoza di dalam rumen terjadi karena adanya
kontak fisik antar ternak melalui saliva selama ruminansi, atau kontaminasi dari pakan dan
air. Protozoa sangat rentan dengan penurunan suhu yang tiba-tiba dan kondisi aerob dan
tidak membentuk cystic. Entodinuim adalah protozoa bersilia yang muncul di rumen pada
umur 15 – 20 hari, Polyplastron, Eudiplodinium, dan Epidinium muncul pada umur 20 – 25
hari dan terkhir Isotricha muncul setelah umur 50 hari pada domba. Seperti bakteri, protoza
juga berada pada tiga lokasi, yaitu fluid phase, melekat pada pakan dan jaringan lepas, dan
melekat pada dinding rumen. Kemampuan penyimpanan seperti itu mengizinkan protozoa
bersilia untuk mengatur sintesis dan degradasi polisakarida serta mempertahankan
ketersediaan nutrien untuk metabolismenya sendiri. Sama halnya dengan Entodinium,
beberapa holotrichs juga memiliki organ tambahan yang disebut hydrogenosome, yang
ditandai dengan adanya enzim-enzim yang merubah piruvat menjadi asetat dan hidrogen.
Jumlahnya meningkat dengan perimbangan pati tertentu, tetapi jika proporsi konsentrat
dalam ransum melebihi 75%, konsentrasi protozoa ini akan menurun dan jika diberikan adlib
dari ransum diatas, protozoa mungkin menghilang semua. Menghilangnya protozoa dapat
ditunjukkan dari terbentuknya propionat yang berlebihan dalam rumen dan tingginya
keasaman dari rumen. Sangat sedikit dari Entodinium ini dapat bertahan hidup pada pH
lebih kecil dari 5.5. Protozoa juga, akan menghilang jika temak diberikan ransum dalam
bentuk pellet secara ad lib. dan memberikan waktu retensi rata-rata lebih pendek dari
partikel-pertikel padat dalam rumen.
Terjadi kenaikan jumlah propionate, total konsentrasi VFA menurun akibat
defaunasi, namun terjadi peningkatan molar propionat. Kenaikan kandungan propionat
terkait erat dengan produksi metan pada fermentasi rumen. Propionat terbentuk dari 2 jalur
yakni melalui jalur akrilat dan suksinat. Baik kedua jalur ini dalam membentuk propionat
selalu membutuhkan hidrogen. Dilihat dari kurangnya terbentuk metan, menyebabkan
banyak hidrogen digunakan untuk pembentukan asam propionat. Sementara kondisi asam
asetat dan butirat pada pakan dengan 1,5% MCFA belum menyebabkan perubahan jumlah.
Hal yang sama juga berlaku pada total VFA-nya, belum memberikan pengaruh yang berarti.
Kadar VFA tergantung pada pemberian jenis dan proporsi substrat serta perbedaan
penambahan jenis dan bentuk asam lemak. Pada kondisi normal, rasio molar asetat dan
propionat adalah 3,125. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan perlakuan yang
mengandung MCFA sampai dengan 1,5% belum memberikan pengaruh terhadap kenaikan
jumlah asam asetat dan butirat.
Hidrogenasi bertujuan utama untuk mengubah asam lemak tidak jenuh menjadi
asam lemak jenuh, yang dapat meningkatkan titik leleh lemak/minyak sehingga dapat
mengubah wujudnya dari cair menjadi padat. Hidrogenasi dilakukan dengan cara
mereaksikan minyak panas dengan gas hidrogen yang dikatalisi dengan nikel. Proses
hidrogenasi di industri minyak dan lemak pada umumnya terdiri atas dua macam, yaitu
proses hidrogenasi parsial dan hidrogenasi keseluruhan. Hidrogenasi parsial, artinya tidak
seluruh ikatan rangkap diadisi, sedangkan hidrogenasi keseluruhan berarti seluruh ikatan
rangkap dihidrogenasi seluruhnya sampai jenuh. Proses hidrogenasi parsial pada minyak dan
lemak dapat menyebabkan terjadinya isomerasi asam lemak dari konfigurasi cis menjadi
trans sehingga dapat terbentuk asam lemak trans.
Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa fenolik
yang banyak terdapat pada bermacam-macam tumbuhan, antara lain: pinang, akasia, gabus,
bakau, pinus dan gambir. Umumnya tanin tersebar hampir pada seluruh bagian tumbuhan
seperti pada bagian kulit kayu, batang, daun, dan buah. Istilah tanin pertama sekali
diaplikasikan pada tahun 1796 oleh Seguin. Tanin merupakan senyawa aktif metabolit
sekunder yang diketahui mempunyai beberapa khasiat diantaranya yaitu sebagai astringent,
anti diare, antibakteri dan antioksidan. Tanin berbentuk serpihan mengkilat berwarna
kekuningan sampai coklat muda atau serbuk amorf, tidak berbau, atau sedikit berbau khas.
Tanin biasanya disebut juga asam tanat atau galotanat. Secara kimia, tanin dibagi menajdi
empat golongan yaitu tannin terhidrolisis, tannin terkondensasi, tannin kompleks,
pseudotanin. Tannin memiliki pernan biologis yang kompleks mulai dari pengendap protein
hingga pelengkat logam. Tannin juga sapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Tanin
mempunyai aktivitas antioksidan menghambat pertumbuhan tumor dan menghambat
enzim seperti reverse transkriptase dan DNA topoisomerase. Kegunaan lain tanin dibidang
industri adalah untuk penyamak kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Arora SP. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Cetakan Kedua. Yogyakarta:
Gadjah Mada Univ. Press.

Baraka, T. (2012). Rumen methanogen and protozoal communities of Tibetan sheep


and Gansu Alpine Finewool sheep grazing on the Qinghai–Tibetan Plateau, China. Journal of
American Science, 8(2), 448–462. https://doi.org/10.1186/s12866-018-1351-0.
Christine F. Mamuaja. 2017. Lipida. Cetakan Pertama. Manado: Universitas Sam
Ratulangi. Press.

Moss, A.R., J.P. Jouany, & J. Newbold, 2000. Methane production by ruminants: Its
contribution to global warming. Annales de Zootechnie 49: 231-253.

Anda mungkin juga menyukai