Waktu memiliki sifat terus berjalan, jam demi jam terus melaju tanpa seorang pun dapat menghentikannya, dan tidak ada
satu orang pun diantara kita yang bisa menghentikan waktu walau hanya sedetik.
Tanpa terasa bulan sekarang (dalam kalender Hijirah) sudah memasuki bulan Sya’ban, itu pertanda bahwa bulan depan
kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, bulan penuh pahala dan bulan penuh kebaikan.
Bagaimana pun keadaan kita, apakah kita siap atau tidak siap, maka bulan Ramadhan pastilah akan datang, dan tentu
beruntunglah orang yang sudah mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan, karena dengan persiapan tentu saja
hasilnya akan lebih baik.
Secara umum, ketika kita menghadapi sebuah ibadah, ada 3 hal yang perlu kita pikirkan,
Pertama, apa yang harus kita persiapkan sebelum ibadah
Kedua, apa yang harus kita lakukan ketika beribadah,
Dan yang ketiga, apa yang harus kita lestarikan pasca-ibadah.
Di kesempatan kali ini, kita akan membicarakan, apa yang seharusnya dipersiapkan seorang muslim sebelum
memasuki ramadhan.
Kaum muslimin yang berbahagia,
Ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan menjelang ramadhan
BERDO’A SUPAYA UMUR KITA SAMPAI KE BULAN RAMADHAN & PERBANYAK ISTIGHFAR
Rasulullah saw, mengajarkan kepada kita tentang sebuah do’a menjelang Ramadhan, yaitu: (ya Allah berkahilah kami di
bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan usia kami di bulan Ramadhan).
Menjelang bulan Ramadhan, biasanya mulai semakin populer hadits dari Abu Hurairah RA berikut ini.
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan, maka akan diampuni semua dosa-
dosanya yang telah lampau.” [Terdapat pada riwayat shahih dalam dua kitab shahih; Shahih Bukhori, no. 2014, dan shahih
Muslim, no. 760, dari ]
Persiapan secara keimanan berupa pengendalian diri sejak sekarang untuk tidak melakukan maksiat, seperti menjaga
pandangan dan lain-lain. Semoga dengan kebiasaan untuk menahan diri pada bulan Sya’ban, akan memudahkan kita
menahan diri di bulan Ramadhan sehingga ibadah shaumnya jadi sempurna.
PELAJARI FADHILAH-FADHILAH DI BULAN RAMADHAN, yang fardhu memang sudah sepatutnya kita kerjain baik saat
Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Nggak usah ditanya. Begitu pula yang sunnah, pun memang sepatutnya kita kerjain
baik saat Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Nah, namun, mumpung di Ramadhan ini “reward” dari amalan sunnah
tersebut lebih lebih, maka ada baiknya kita lebih getol mengerjakannya.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ketika datang ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. (HR. Muslim)
TERMASUK MEMBAYAR HUTANG SHAUM / meng-qadha’ kewajiban puasa Ramadhan sebelumnya yang belum Anda
tunaikan, Bagi Anda yang tahun lalu ada bolong puasanya, tidak full sebulan Ramadhan; maka tentunya wajib meng-
qadha’-nya. Dan yang namanya kewajiban itu tak boleh ditunda-tunda, harus disegerakan. Mumpung masih bulan Sya’ban.
Kalau ada orang yang nunda-nunda tanpa udzur syar’i, dia berdosa.
Ingat hadits dari A`isyah RA, bahwa dia berkata,”Aku tidaklah meng-qadha` sesuatu pun dari apa yang wajib atasku dari
bulan Ramadhan, kecuali di bulan Sya’ban hingga wafatnya Rasulullah SAW.” [HR. At-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan
Ahmad, hadits sahih). (Terdapat hadits-hadits yang semakna dalam lafazh-lafazh lain sebagaimana diriwayatkan oleh al-
Bukhari dan Muslim. Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, hal. 871-872, hadits no. 1699].
MULAI MEMBIASAKAN DIRI DENGAN KEBAIKAN (analogi olahraga ada pemanasan sebelum bertanding)
Sesuatu yang dilakukan dengan mendadak, biasanya hasilnya tidak masksimal. Karena manusia jadi baik, tidak bisa
dilakukan secara instan. Semuanya butuh proses.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
“Siapa yang melatih diri menjaga kehormatan maka Allah akan jaga kehormatannya, siapa yang melatih diri untuk
bersabar, Allah jadikan dia penyabar. Dan siapa yang merasa cukup, Allah akan memberikan kecukupan.” (HR. Bukhari,
Abu Daud, dan yang lainnya)
Umumnya, ketika kita memasuki ramadhan, ada 2 amalan besar yang akan dirutinkan masyarakat, berpuasa di siang hari,
dan membaca al-Quran tadarusan. Dan keduanya butuh kesabaran.
Anda harus biasakan sejak sekarang. Mulai latihan bersabar dengan banyak membaca al-Quran.
Latihan sabar membaca al-Quran, akan memudahkan kita banyak membaca al-Quran ketika ramadhan. Setidaknya, dalam
sehari kita bisa membaca satu juz.
2. P E R S I A P A N J A S A D I Y A H (JASMANI)
Ramadhan adalah bulan ketika kita melakukan kebaikan maka kita akan mendapatkan pahala yang berlipat, ibadah sunnah
akan mendapatkan pahala wajib dan pahala ibadah wajib berlipat-lipat, sangat disayangkan ketika tiba bulan Ramadhan
dan kita dalam kondisi sakit, maka kita tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang berlipat.
Persiapan fisik bisa dilakukan dengan cara berolah raga secara rutin serta sudah membiasakan diri dengan shaum sunnah.
Berhati-hatilah dengan al-haal kondisi yang biasanya bikin Anda jadi sakit. Barangkali dari sekarang Anda bisa berikhtiar
mencegahnya dengan cara istirahat yang cukup, senantiasa konsumsi buah dan sayur; dan sebagainya
Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya
terganggu. Rasul Shalallahu ‘alaihi Wassallam bersabda, “Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang
lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa
miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim)
Maka, untuk meyambut Ramadhan kita harus menjaga kesehatan dan stamina dengan cara menjaga pola makan yang
sehat dan bergizi, dan istirahat cukup.
3. P E R S I A P A N T S A Q A F I Y A H (KEILMUAN)
Rasulullah saw, bersabda:”Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama/contoh)
kami, maka ibadah tersebut tertolak” (HR. Muslim).
Memahami tata cara ibadah yang benar, membawa kita meraih pahala, karena apabila suatu aktifitas ibadah tidak
ditunjang dengan pengetahuan yang baik, maka ibadahnya akan tertolak atau tidak mendapatkan pahala sama sekali.
Persiapan ilmu ini bisa didapat dengan cara membaca atau menghadiri majelis taklim yang membahas tentang
Ramadhan/Shaum.
Menuntut ilmu ibadah hukumnya wajib ’ain. Hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui cara beribadah dengan benar yaitu
sesuai dengan petunjuk Nabi saw sehingga ibadah kita diterima oleh Allah Swt. Mu’adz bin Jabal r.a berkata: ”Hendaklah
kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah
mengomentari atsar tersebut dengan berkata: ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-
perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.
Oleh karena itu, suatu ibadah tanpa dilandasi ilmu, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya. Ibadah tanpa
mengikuti petunjuk Rasulullah saw tidak akan diterima Allah Swt. Rasulullah saw bersabda, ”Barangsiapa yang mengada-
adakan urusan baru dalam urusan (agama) kami ini, yang bukan berasal daripadanya, maka amalannya ditolak” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain, Nabi saw bersabda: ”Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan
berasal dari petunjuk kami, maka amalannya ditolak”. (HR. Muslim)
Ibadah yang dilakukan tanpa petunjuk Rasul saw tidak hanya ditolak, namun juga menuai murka Allah Swt. Rasul saw
bersabda: “Sesungguhnya barangsiapa yang hidup setelahku maka dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib bagi
kalian untuk mengikuti sunnahku dan sunnah para khulafaaurrasyidin yang mendapat petunjuk setelahku, berpegang
teguhlah dengan sunnah-sunnah tersebut, dan gigitlah ia dengan geraham kalian. Dan jauhilah oleh kalian mengada-
adakan urusan baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) itu bid’ah, dan semua bid’ah itu
kesesatan”. (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmizi dan Ibnu Majah).
Rasulullah saw juga bersabda: ”Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah Kitabullah (Al-Qur’an). Sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Seburuk-buruk urusan adalah mengada-adakan urusan baru (dalam agama). Dan
setiap bid’ah itu kesesatan.” (HR. Muslim).
Suatu ibadah akan diterima oleh Allah Saw bila dikerjakan dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi saw. Maka,
menjelang Ramadhan ini sudah sepatutnya kita untuk mempersiapkan keilmuan kita dengan membaca kitab/buku
mengenai Fiqh Puasa dan ibadah yang berkaitan dengan Ramadhan seperti shalat tarawih, tadarus Al-Quran, i’tikaf dan
lainnya, agar ibadah kita sesuai Sunnah Nabi saw.
4. P E R S I A P A N M A A L I Y A H (HARTA)
Persiapan harta yang dimaksud bukanlah persiapan harta untuk buka puasa, tetapi adalah untuk sedekah, karena sedekah
di bulan Ramadhan akan mendapat ganjaran yang berlipat-lipat.
Sebaiknya aktivitas ibadah di bulan Ramadhan harus lebih mewarnai hari-hari ketimbang aktivitas mencari nafkah atau
yang lainnya. Pada bulan ini setiap muslim dianjurkan memperbanyak amal shalih seperti infaq, shadaqah dan ifthar
(memberi bukaan). Karena itu, sebaiknya dibuat sebuah agenda maliah (keuangan) yang mengalokasikan dana untuk
shadaqah, infaq serta memberi ifhtar selama bulan ini. Moment Ramadhan merupakan moment yang paling tepat dan
utama untuk menyalurkan ibadah maliah kita. Ibnu Abbas r.a berkata, ”Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassallam adalah orang
yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan.” (H.R Bukhari dan Muslim). Termasuk dalam
persiapan maliah adalah mempersiapkan dana agar dapat beri’tikaf dengan tanpa memikirkan beban ekonomi untuk
keluarga.
______________________________________________________________________________________________
ْ َ ُ ُ َّ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ّ ُ ْ َ ْ َ َ
َّ ّّال َغ ُف ْو ُر َ ْ َْ ُ َُْ
ّ ُ ّّالر ِح ْي
ّ.م ّإنهّّهو,ّ
ِ مك لّّوّّل
ِِ مي ظ
ِ عّّال
ّّاّلل
ر ف
ِ غت سأّو،ذا ّّه
أقولّّقو ِ ِل
Khutbah Kedua
ُ ِيّلَ ّه
َّ ل َّهَاد
ّ َضلِلّّْف ّْ ضلّّلَ ّه ُّ َو َم
ْ ُنّي ِ ل َّ ُم
ّ َللا ُّف ّْ تّأ َ ْع َما ِلنَاّ َم
ّ ِّّنّيَ ْه ِده ِّ ِنّش ُُر ْو ِّر ّأ َ ْنفُ ِسنَاّ َو َسيئَا
ّْ لل ِّم ّ َِّ ِإنّّا ْل َح ْم ّد
ّ لل ِّنَ ْح َمدُهُّّ َونَّ ْست َ ِع ْينُ ّه ُّ َونَ ْست َ ْغف ُِرهُّّ َونَعُ ْو ّذ ُّبِا
ُللا ُّ َوأ َ ْش َه ّد ُّأَنّّ ُم َحمدًاّ َع ْبد ُُّهّ َو َر ُس ْولُ ه ّ ّّل َّ ِإل ّه َّ ِإل ّ ّنّْ َ ّأ َ ْش َه ّد ُّأ
صلَّىّللاّ ُّ َعل ْي ِّهّ َو َسل َّمّت ْس ِل ْي ًماّكثِي ًْرا
َ َ َّ َ َ ّ َو
Itu persiapan pribadi, alangkah baiknya jika secara kolektif kita juga NGAEUAH EUAH… NGARAMEKEUN PERSIAPAN
DENGAN MENYELENGGARAKAN TARHIB RAMADHAN, contohnya ada pawai, ada lomba, dll…
Di samping persiapan secara individual, kita juga hendaknya melakukan persiapan secara kolektif, di antaranya adalah
melakukan tarhib Ramadhan. Tarhib Ramadhan adalah mengumpulkan kaum muslimin di masjid atau di tempat lain untuk
diberi pengarahan seputar puasa Ramadhan, adab-adabnya, syarat dan rukunnya, hal-hal yang membatalkannya atau
amal ibadah lainnya yang dapat kita lakukan secara maksimal di bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana yang dilakukan
Rasulullah Saw ketika memasuki bulan Ramadhan, beliau memberikan penjelasan mengenai puasa dan keutamaan
Ramadhan kepada para shahabat.
Akhirnya, marilah kita sambut bulan Ramadhan yang sudah di ambang pintu ini dengan gembira dan suka cita. Marilah kita
mempersiapkan diri untuk beribadah dengan optimal pada Ramadhan ini. Kita berdoa dan berharap kepada Allah Swt
semoga ibadah kita selama ini dan di bulan Ramadhan nanti diterima. Dan semoga kita dipertemukan dengan Ramadhan
kali ini dan dapat meraih berbagai keutamaannya
_______________________________________________________________________________________________
Marilah kita bertaubat, marilah kita bersihkan hati dan jiwa kita dari:
1. Kekufuran, kemunafikan, kesyirikan, riya, sihir, dan seba-gainya.
2. Kesombongan, keangkuhan, ujub, egois, mementingkan diri sendiri, (bakhil, kikir).
3. Hasad, iri, dengki, putus asa, marah, dan dendam. & Marilah kita jaga mulut kita dari:
1. Dusta, bohong, adu domba, ghibah, gosip, berbicara tanpa ada manfaat atau berlebihan, mengejek, menghina,
mengumpat, durhaka, bicara jorok, menuduh, bersumpah palsu, dan khianat.
2. Bergurau, banyak tertawa, banyak lelucon, sehingga kurang sekali berdzikir.
Marilah kita jaga tangan dan seluruh anggota tubuh kita dari perbuatan zhalim yang merusak diri sendiri dan orang lain,
seperti memakan riba, mencuri, korupsi, membunuh, berjudi, mabuk-mabukan, suap-menyuap, berzina, bermusuhan,
boros, berfoya-foya, tidak mempedulikan fakir miskin dan anak yatim.
Marilah kita menjauhkan diri dari cara-cara mencari nafkah yang batil atau yang haram, kita jauhi riba, dan segala bentuk
jual beli yang batil, menipu, curang, dan sebagainya, sehingga kita hanya mencari dan mendapatkan nafkah, rizki yang
halalan thayyibah, mu-barakah, sebagai bekal beramal shalih sebanyak-banyaknya di dunia, dan di akhirat, sehingga kita
dimasukan Alloh sebagai golongan bertaqwa yang berhadiah surga. Amin yaa robbal ‘aalamin.
Do’a: #INNALLOHA WAMALAAIKATAHU YUSOLLUNA ALANNABI… DST
#(sholawat tahiyat) AAMIIN YAA ROBBAL ‘AALAMIIN
#Alhamdulillaahirobbil’aalamiin Allohumma innii asaluka, Biannii ashaduka antalloh, Laailaa antal ahadusshomad lamyalid
walam yuulad walam yakullahuu kufuwan ahad