PRELIMINARY SURVEY
Elektroklorinasi adalah proses kimia yang menggunakan air, garam dan energy listrik untuk
memproduksi sodium hypochlorite (NaOCl). Brine water/air laut di pakai sebagi feed water yang di
lewatkan cell dimana arus DC dilewatkan untuk memulai proses elektrolisa. Sodium hypochlorite
akan diproduksi secara instan sebagai disinfectant kuat. Kemudian larutan ini di dosing ke intake
sekitar 1 ppm chlorine untuk mencegah pembentukan algae, and bio fouling di condenser.
Di electrolizer arus DC dilewatkan melalui anode dan katode gap yang di dalamnya terdapat aliran
air laut yang berfungsi sebagai konduktor untuk arus listrik tersebut, dan selanjutnya terjadi proses
electrolisa. Sebagai hasil dari reaksi chlorine (CL2) yang diproduksi di sisi anode, sodium hydroksida
(NaOH) dan hydrogen (H2) gas (by product) di produksi di katoda.
Dan chlorine selanjutnya terbentuk reaksi lanjutan dengan hydroksida untuk membentuk sodium
hypochlorite dan reaksi dapat disederhakan sebagai berikut :
Cl2 + 2 NaOH ===== NaCl + NaClO + H2O. dan larutan yang terbentuk mempunyai pH antara 8
dan 8.5.
Verifikasi dilapangan
Tanggal 4 September 2017, mulai jam 10:00 – 16:00 team kami berada dilapangan untuk melakukan
pengamatan, identifikasi dan pengambilan data operasi EC Plant. Dari hasil verifikasi ada beberapa
laporan/temuan yang yang bisa dijadikan rujukan awal untuk mengambil kesimpulan awal terhadap
kerusakan atau malfungsi yang terjadi.
2
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
System yang terpasang adalah 2 x OxiMax MCC60000/6 Electrochlorination Plant (EC Plant) yang
mendapatkan feed water air laut dari Cooling Water (CW) system dan merubahnya menjadi sodium
hypochlorite (NaOCl). Hasil produksi NaOCl kemudian dikembalikan lagi ke inlet CW system. Sodium
Hypochlorite tersebut digunakan sebagi disinfectant di CW dan memastikan perlindungan di CW
system (pipelines, condenser dll) yang terlalui aliran sodium hypochlorite tersebut dari algae dan
biofouling.
Performance Data
3
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
Finding :
Process
Arus tidak naik pada saat potensiometer (10 step) di sodium hypochlorite board di naikan ke level
yang lebih tinggi. (Susunan serial hidrolis pada cell hypochlorite, 6 series tiap train).
Kondisi sekarang system tetap dijalankan dengan kondisi arus maksimal yang bisa tercapai (tidak
terecord pada posisi maksimal berapa ampere - design 3500 A DC).
Pengamatan Visual :
Dari hasil pengamatan visual terhadap kondisi cell anode-cathode tidak terlihat adanya kerusakan
secara fisik (keropos, bengkok, lepas dll), hanya sedikit scale (kapur) terdapat di beberapa bagian
Cell.
4
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
Analisa Awal.
System Sodium Hypochlorite Generator bisa berfungsi dengan Tiga (3) komponen pokok :
1. Rectifier
2. Anode – Cathode Cells (electrolizer)
3. Air laut (feed water)
Dari ketiga komponen ini ada dua komponen yang terverifikasi menunjukan tidak ada masalah.
Rectifier :
Tidak terecord adanya error rectifier pada system local control panel dan PLC. Untuk system ini
sudah terprogram apabila terdapat failure pada rectifier akan terecord pada system.
Air Laut :
Dari pengamatan, tidak ada variable baru yang secara significant bisa merubah kualitas air laut pada
seawater intake (industry besar, perubahan lingkungan laut yang drastis, lalu lintas kapal yang
berubah drastic, banjir/influent yang mempengaruhi feed water)
Jika kedua komponen di atas (rectifier dan air laut) menunjukan hasil yang bagus maka kemungkinan
besar ada failure pada cell elektrolisa khususnya pada katalis yang tidak aktif, sehingga reaksi tidak
bisa terjadi walaupun terdapat beda potensial.
Hampir bisa dipastikan katalis mengalami deaktivasi karena sesuatu hal, bisa karena abrasi aliran
atau kontaminasi pada air laut yang banyak mengandung unsur besi atau mangan, atau karena
umur pakai katalis itu sendiri.
Electro Chlorination plant ini di desain dengan keluaran arus rectifier berkisar 3500 Ampere,
electrolyzer akan memproduksi NaOCl maximum strength 2000 mg/l dan maksimum Cl2 output di
60 kg/jam.
Kondisi awal operasi adalah 67.5 VDC, seri 6 electrolizer, dengan ampere 3500 ADC, menghasilkan
total klorine sebesar max 2000 ppm. Desain lifetime untuk electrolyzer cells dari manufacture adalah
5-8 tahun dengan jaminan garansi 5 tahun beroperasi.
Kondisi saat ini setelah 6-7 tahun COD (operasi di tahun 2010/2011) akhirnya system ini mengalami
degradasi (Current tidak bisa naik). Permasalahan ini jelas mempengaruhi performance produksi
klorin,
Output arus listrik dari rectifier adalah factor kunci yang menentukan output klorin. Turunnya arus
otomatis akan menurunkan juga konsentrasi NaOCl dan produksi klorin. Berlaku sebaliknya.
5
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
Kesimpulan awal :
Untuk mempertahankan performance dan meningkatkan realibility dari system Electro Chlorination
Plant perlu dilakukan :
1. Assessment menyeluruh terhadap semua komponen pada system, melakukan perbaikan dan
penggantian untuk komponen yang sudah tidak berfungsi dengan baik.
2. Mengganti Electrolizer Cell dikarenakan Katalis anode sudah mengalami deaktifasi, bisa
karena umur atau abrasi aliran fluida dari kontaminan CaCO3. Hal ini mutlak dilakukan untuk
mengembalikan fungsi sesuai desain awal.
3. Perbaikan sarana pendukung ( pagar untuk area chlorin plant – area terbatas, penggantian
grating/ditch cover berkarat, etc)
4. Training untuk operator tentang O&M Electro Chlorination Plant
6
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
PHOTOGRAPH
ELECTROLYZER CELLS
7
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
PUMPS
8
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
STRAINER
9
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
RECTIFIER
10
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
CONTROL PANEL
11
PLTU LAMPUNG 2 X 100 MW
SSR01/LAM/IX/2017
H2 DEGASSING
12